Komunikasi Asertif Penyandang Disabilitas Fisik di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.

Abstract

ABSTRAK Naila Fadilah, NRM. 21.04.130. Komunikasi Asertif Penyandang Disabilitas Fisik di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh PRIBOWO dan CATUR HERY WIBAWA Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai komunikasi asertif yang dilakukan penyandang disabilitas fisik di Pusat Pelayanan Sosial Griya Harapan Difabel dengan fokus tentang: (1) Penyampaian pendapat (2) Menerima dan memberikan umpan balik positif (3) Menerima dan memberikan umpan balik negatif (4) Menegaskan penolakan dengan asertif (5) Mengajukan permintaan tanpa mengontrol, (6) Mengelola kofrontasi secara konstruktif, dan (7) Perilaku nonverbal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari lima orang, yaitu tiga orang klien/penerima manfaat, satu pekerja sosial, serta satu pembimbing wisma. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan coding melalui aplikasi NVivo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penyandang disabilitas fisik dalam penelitian ini cenderung menyampaikan pendapat hanya dalam situasi yang aman, santai, dan dengan orang-orang terdekat. 2) Sebagian besar disabilitas fisik mampu menerima pujian dengan sikap terbuka, biasanya ditunjukkan melalui senyuman atau ekspresi nonverbal yang positif. 3) Disabilitas fisik menunjukkan keterbukaan dan kesediaan mendengar, terutama bila masukan disampaikan secara sopan dan tidak menghakimi saat menghadapi kritik. 4) Penolakan terhadap permintaan orang lain dilakukan oleh disabilitas fisik secara langsung dan singkat namun, penolakan tersebut umumnya baru muncul jika ada alasan yang dianggap kuat. 5) Disabilitas fisik terbiasa membuat permintaan bantuan untuk hal-hal praktis yang berkaitan dengan keterbatasan fisik mereka. 6) Sebagian besar disabilitas fisik memilih untuk memendam perasaan dan menghindari konfrontasi langsung dalam menghadapi situasi konflik. 7) Perilaku nonverbal disabilitas fisik memperlihatkan gaya komunikasi yang cenderung tertutup, terutama dalam konteks formal atau ketika berhadapan dengan orang baru. Hasil keseluruhan kemampuan komunikasi asertif penyandang disabilitas fisik masih belum berkembang secara optimal dan konsisten di berbagai aspek. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mengusulkan sebuah program edukasi berupa kelas tambahan dengan nama “Kelas Speak UP! Saatnya Percaya diri, Ekspresikan diri, Asertif, dan Komunikatif untuk Partisipasi!”. Kata Kunci: Komunikasi Asertif, Penyandang disabilitas fisik, Pusat Pelayanan Sosial.

Description

Keywords

Komunikasi Asertif, Penyandang disabilitas fisik, Pusat Pelayanan Sosial

Citation

Collections