Sekar Tresna HendraningsihAriwibowoTeta Riasih2023-08-012023-08-012023-08-01https://repository.poltekesos.ac.id/handle/123456789/173ABSTRACT SEKAR TRESNA HENDRANINGSIH, 19.03.056. Bridging Social Capital of Kingkilaban Youth Organization in Improving The Community’s Economy in Balewangi Village, Cisurupan District, Garut Regency TETA RIASIH and ARIBOWO Bridging social capital is a type of social capital that created vertical relationships that involve differences in status and position as well as horizontal relationships that involve the exchange of values, principles and culture through relationships and networks that become a bridge between one party and another so that a transfer of resources occured. Bridging social capital in the relationship between Kingkilaban youth organization and the Balewangi Village government and community leaders is an opportunity for youth to improve the social welfare by creating jobs and economic activities. This study desribes: 1) Relations on structural aspects which include vertical and horizontal relationships bridging social capital and 2) Relations on the cognitive aspect of mutual trust between the Kingkilaban youth organization and the Balewangi Village government and community leaders to be able to find out how to use bridging social capital in improving the economy of the people of Balewangi Village. The research was conducted using several techniques, including: 1) In-depth interviews, 2) Observations, and 3) Venn diagrams. The research that has been done shows that bridging social capital can established well if there are six factors, namely: 1) Value of usefulness, 2) Similarity of goals, visions and expectations; 3) Existence of initiative and validation of existence, 4) Distribution of roles according to ability, 5) Resources exchange, and 6) Active participation of each party. These six factors have been fulfilled in the relationship between the Kingkilaban organization and community leaders, but in the relationship with the Balewangi Village government there are still two factors need to be developed,those are the expected role that has not been fulfilled and the participation of the village party that has not been fully felt so that these two things need to be repaired to improvethe relationship. The Pemuda Bergerak Pemuda Berdaya Program was designed to strengthen relations through collaboration between the Kingkilaban youth organization and the Balewangi Village government. Keywords: Bridging Social Capital, Relation, Structural Aspect, Cognitive Aspect ABSTRAK SEKAR TRESNA HENDRANINGSIH, 19.03.056. Bridging Social Capital pada Organisasi Kepemudaan Kingkilaban dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut TETA RIASIH dan ARIBOWO Bridging social capital merupakan jenis modal sosial yang memungkinkan terciptanya hubungan secara vertikal yang melibatkan perbedaan status dan kedudukan serta hubungan horizontal yang melibatkan pertukaran nilai, prinsip, serta budaya melalui relasi dan jejaring yang menjadi jembatan antara pihak satu dan lainnya sehingga dapat terjadi transfer sumber daya. Bridging social capital pada hubungan antara para pemuda dalam organisasi kepemudaan Kingkilaban dan pemerintah Desa Balewangi serta tokoh masyarakat merupakan peluang bagi para pemuda untuk dapat mewujudkan cita-cita meningkatkan kesejahteraan dengan menciptakan lapangan kerja dan kegiatan ekonomi secara mandiri di Desa Balewangi. Penelitian ini mengkaji tentang: 1) Relasi pada aspek struktural yang mencakup hubungan secara vertikal dan horizontal bridging social capital dan 2) Relasi pada aspek kognitif pada rasa saling percaya (trust) antara organisasi kepemudaan Kingkilaban dengan pemerintah Desa Balewangi dan para tokoh masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan bridging social capital dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Balewangi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain: 1) In-depth interview, 2) Observasi, dan 3) Diagram venn. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bridging social capital dapat terjalin dengan baik apabila terdapat enam faktor, yaitu: 1) Nilai kebermanfaatan, 2) Kesamaan tujuan, visi, dan harapan; 3) Adanya inisiatif dan validasi eksistensi, 4) Pembagian peran sesuai kemampuan, 5) Pertukaran sumber daya, serta 6) Partisipasi aktif dari masing-masing pihak. Keenam faktor tersebut telah terpenuhi pada relasi antara organisasi Kingkilaban dengan tokoh masyarakat, namun pada relasi dengan pemerintah Desa Balewangi masih terdapat dua faktor, yaitu adanya peran yang diharapkan (expected role) belum terpenuhi serta partisipasi pihak desa yang belum sepenuhnya dirasakan sehingga dua hal tersebut perlu diperbaiki untuk meningkatkan relasi antara organisasi Kingkilaban dan pemerintah Desa Balewangi. Program Pemuda Bergerak Desa Berdaya dirancang sebagai sarana untuk memperkuat relasi melalui kerja sama antara organisasi kepemudaan Kingkilaban dan pemerintah Desa Balewangi. Kata Kunci: Modal Sosial Bridging, Relasi, Aspek Struktural, Aspek KognitifBRIDGING SOCIAL CAPITAL PADA ORGANISASIKEPEMUDAAN KINGKILABAN DALAM MENINGKATKANPEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA BALEWANGI,KECAMATAN CISURUPAN, KABUPATEN GARUT(Lindayasos)Other