YUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303Ami MaryamiDyah Asri Gita Pratiwi2024-09-072024-09-072024-09-07https://repository.poltekesos.ac.id/handle/123456789/861YUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303: Burnout Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan Pelayanan Kepada Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi. Burnout pembimbing kemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang terjadi karena kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya konsentrasi serta beban kerja yang berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1) karakteristik informan, (2) kelelahan fisik, (3) kelelahan emosional (4) kelelahan mental. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling untuk menentukan informan yaitu pembimbing kemasyarakatan. Pada pengumpulan data, digunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembimbing kemasyarakatan merasakan kelelahan fisik seperti gangguan pencernaan, gangguan tidur, sakit kepala, dan gangguan makan. Kelelahan emosional seperti merasa gagal, merasa bersalah dan menyalahkan, mudah marah, dan mudah benci. Kelelahan mental seperti enggan bekerja, menunda pekerjaan, tidak puas, putus asa, dan kehilangan harga diri. Penelitian ini mengungkapkan adanya beban kerja lebih yang dirasakan oleh pembimbing kemasyarakatan, pengendalian emosional yang belum bisa dilakukan dengan baik oleh pembimbing kemasyarakatan, dan rasa stres kerja yang dialami saat mendapatkan banyaknya pekerjaan. Rekomendasi program “Penguatan pada Pembimbing Kemasyarakatan dalam Mengelola Emosi di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang” diusulkan untuk meminimalisir terjadinya Burnout di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Kata kunci: Burnout, Pembimbing Kemasyarakatan, Kelelahan Fisik, Kelelahan Emosional, dan Kelelahan Mental ABSTRACT YUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303: Burnout among Community Supervisors in Providing Services to Correctional Clients at the Class I Correctional Facility in Semarang. Ami Maryami and Dyah Asri Gita Pratiwi. Burnout among probation officers at the Class I Correctional Facility in Semarang occurs due to both physical and mental exhaustion, including the development of a negative self-concept, lack of concentration, and a heavy workload. This study aims to describe and analyze: (1) the characteristics of the informants, (2) physical exhaustion, (3) emotional exhaustion, and (4) mental exhaustion. This research uses a qualitative descriptive method. The technique used is purposive sampling to determine the informants, namely probation officers. Data collection techniques include in-depth interviews, observation, and document study. The results of the study indicate that probation officers experience physical exhaustion such as digestive disorders, sleep disturbances, headaches, and eating disorders. Emotional exhaustion includes feelings of failure, guilt and blame, irritability, and hatred. Mental exhaustion is characterized by reluctance to work, procrastination, dissatisfaction, hopelessness, and loss of self-esteem. This study reveals the additional workload felt by probation officers, the inability of probation officers to manage emotions effectively, and the work stress experienced when faced with a large volume of tasks. The "Strengthening Probation Officers in Managing Emotions at the Class I Correctional Facility in Semarang" program is recommended to minimize burnout at the Class I Correctional Facility in Semarang. Keywords: Burnout, Community Supervisors, Physical Exhaustion, Emotional Exhaustion, Mental ExhaustionBurnoutPembimbing KemasyarakatanKelelahan FisikKelelahan Emosionaldan Kelelahan MentalBurnout Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan Pelayanan Kepada Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang.-Peksos-Technical Report