Muhammad Ariezal Al Fariz, 20.04.184SusilawatiArini Dwi Deswanti2024-09-062024-09-062024-09-06https://repository.poltekesos.ac.id/handle/123456789/850Muhammad Ariezal Al Fariz, 20.04.184. Tingkat Kecemasan Anak Asuh Dari Keluarga Broken Home Di Panti Asuh Muhammadiyah Sumur Bandung. Dosen Pembimbing : Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Kecemasan adalah kondisi emosional yang ditandai dengan munculnya ketidaknyamanan dalam diri seseorang khususnya korban broken home yang dapat berdampak serius pada perkembangan anak baik itu di aspek fisik, tingkah laku, dan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan tingkat kecemasan anak asuh dari keluarga broken home di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumur Bandung. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini terdiri 22 anak asuh yang berasal dari keluarga broken home di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumur Bandung. Data dikumpulkan melalui kuisioner yang diisi oleh 22 anak asuh, serta hasil studi dokumentasi sebagai data pendukung. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi pearson dan face validity (validitas muka). Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach. Instrumen penelitian ini melihat tingkat kecemasan berdasarkan aspek fisik, tingkah laku, dan kognitif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada aspek fisik yang termasuk dalam kategori sedang sejumlah 11 responden atau 50%, tinggi sejumlah 10 responden atau 45,45%, dan sangat tinggi sejumlah 1 responden atau 4,55% . Pada aspek tingkah laku yang termasuk dalam kategori sedang sejumlah 7 responden atau 31,82%, dan tinggi sejumlah 15 responden atau 68,18. Pada aspek kognitif yang termasuk dalam kategori rendah sejumlah 4 responden atau 18,18% sedang sejumlah 7 responden atau 31,82%, tinggi sejumlah 10 responden atau 45,45%, dan sangat tinggi sejumlah 1 responden atau 4,55%. Secara keseluruhan aspek, yang termasuk dalam kategori rendah sejumlah 1 responden atau 4,55%, sedang sejumlah 9 responden atau 40,91%, dan tinggi sejumlah 12 responden atau 54,44%. Sebagai tindak lanjut hasil penelitian, diusulkan program ”penurunan kecemasan melalui terapi EFT (Emocional Freedom Therapy)” dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan dengan memberikan peningkatan kebutuhan emosional serta menggunakan metode pekerjaan sosial dengan kelompok (social groupwork). Kata Kunci : Kecemasan, broken home, penurunan kecemasan ABSTRACT Muhammad Ariezal Al Fariz, 20.04.184. Anxiety Level of Foster Children from Broken Home Families at Muhammadiyah Sumur Bandung Foster Home. Supervisor: Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Anxiety is an emotional condition characterized by the emergence of discomfort in a person, especially victims of broken homes, which can have a serious impact on the development of children both in physical, behavioral, and cognitive aspects. This study aims to describe the anxiety level of foster children from broken home families at the Muhammadiyah Sumur Bandung Orphanage. Researchers used a quantitative research approach with descriptive research. The population of this study consisted of 22 foster children who came from broken home families at the Muhammadiyah Sumur Orphanage in Bandung. Data were collected through questionnaires filled out by 22 foster children, as well as the results of documentation studies as supporting data. The data sources used in this study were primary and secondary data sources. The validity test technique used is Pearson correlation and face validity. The reliability test technique used was Cronbach's Alpha. This research instrument looks at the level of anxiety based on physical, behavioral, and cognitive aspects. The results showed that the level of anxiety in the physical aspect which was included in the moderate category was 11 respondents or 50%, high was 10 respondents or 45.45%, and very high was 1 respondent or 4.55%. In the behavioral aspect, which is included in the moderate category, there are 7 respondents or 31.82%, and 15 respondents or 68.18. In the cognitive aspect, which is included in the low category, there are 4 respondents or 18.18%, 7 respondents or 31.82%, 10 respondents or 45.45%, and a very high number of 1 respondent or 4.55%. Overall aspects, which are included in the low category are 1 respondent or 4.55%, medium are 9 respondents or 40.91%, and high are 12 respondents or 54.44%. As a follow-up to the research results, a program “reducing anxiety through EFT therapy (Emotional Freedom Therapy)” is proposed with the aim of reducing anxiety by providing increased emotional needs and using social groupwork methods. Keywords: Anxiety, broken home, anxiety reduction.Kecemasanbroken homepenurunan kecemasanTingkat Kecemasan Anak Asuh Dari Keluarga Broken Home Di Panti Asuh Muhammadiyah Sumur Bandung-Peksos-Technical Report