Browsing by Author "DEDE KUSWANDA."
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Peran Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Dalam Perlindungan Anak Korban Tindak Kekerasan Fisik Di Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu.(Perpustakaan, 2024-01-23) HERWIN KURNIAWAN, 19.03.047.; SURADI; DEDE KUSWANDA.ABSTRACT HERWIN KURNIAWAN, 19.03.047. The Role Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) In Child Protection Victims Of Physical Violence At The Upper Indragiri District Social Services. Supervised by SURADI and DEDE KUSWANDA. The study refers to the satuan bakti pekerja sosial in child protection of victims of physical violence in the upper indragiri county social services. The study aims to know the role of satuan bakti pekerja sosial in the physical protection of children in the social services of the upper indragiri district, particurally from the characteristics of the informant to serve as advocacy, liaison, companion, facilitator, motivation and educator. This research uses a qualitative approach with descriptive method. For how to determine the data is done by purposive technique while for data collection techniques by in-depth interview, observation and documentation studies, for verifying data by testing a way of verifying data credibility, takeover tests, dependency confirmation tests, whereas for data sources come from primary and secondary data sources. Research shows a satuan bakti pekerja sosial run into all roles according to the manual guidelines satuan bakti pekerja sosial neither acts as advocacy, liaison, borderer, facilitator, motivation and educator. But when performing the role of the facilitator is less than optimal, the ability satuan bakti pekerja sosial which is expected in counseling build trust helping to exhume victim’s case information and victim’s administrative actions. For it to strengthen satuan bakti pekerja sosial in performing these abilities, there are programs for enhanced capacity training counseling, with social group work methods filled with individual counseling materials to supplement skill knowledge. Keywords: Role, Sakti Peksos, Child Abuse Of Physical Violence vi ABSTRAK HERWIN KURNIAWAN, 19.03.047. Peran Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos) Dalam Perlindungan Anak Korban Tindak Kekerasan Fisik Di Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu. Dibimbing oleh SURADI dan DEDE KUSWANDA. Penelitian ini mengenai Peran Sakti Peksos Dalam Perlindungan Anak Korban Tindak Kekerasan Fisik Di Dinas Sosial Kabupaten Indragiri Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sakti peksos dalam perlindungan anak korban tindak kekerasan fisik di dinas sosial kabupaten indragiri hulu, khususnya mulai dari karakteristik informan berperan sebagai advokasi, penghubung (broker), pendamping (borderer), fasilitator, motivasi (motivator) dan pendidik (educator). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Untuk cara menentukan data dilakukan dengan teknik purposive sedangkan untuk teknik pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi, untuk pemeriksaan keabsahan data dengan cara uji kredibilitas data, uji keteralihan, uji ketergantungan dan uji kepastian, sedangkan untuk sumber data berasal dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian menunjukan sakti peksos sosial menjalankan ke semua peran sesuai dengan petunjuk pedoman buku panduan sakti peksos baik bertindak sebagai advokasi, penghubung, pendamping, fasilitator, motivasi dan pendidik. Namun pada saat melaksanakan peran fasilitator kurang optimal, kemampuan satuan bakti pekerja sosial yang diharapkan dalam melakukan konseling membangun kepercayaan membantu penggalian informasi kasus korban dan tindakan asesmen korban. Untuk itu untuk memperkuat satuan bakti pekerja sosial dalam melakukan kemampuan tersebut diadakan program peningkatan kapasitas berupa pelatihan konseling, dengan metode social group work diisi dengan materi materi konseling individual untuk menambah wawasan pengetahuan keterampilan satuan bakti pekerja sosial. Kata Kunci: Peran, Sakti Peksos, Anak Korban Tindak Kekerasan FisikItem Resiliensi Anak Asuh di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Ciumbuleuit Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-08-21) ADELITA PUTRI SAMSUDIN, 20.03.098.; LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI; DEDE KUSWANDA.ADELITA PUTRI SAMSUDIN, 20.03.098. Resiliensi Anak Asuh di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Ciumbuleuit Kota Bandung. Dibimbing oleh LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI dan DEDE KUSWANDA. Resiliensi merupakan hasil dari kesuksesan individu dalam menghadapi masalah daripada menghindari masalah. Kemampuan individu untuk bangkit dari situasi yang membuatnya tertekan dan mampu mengatasi tantangan dengan cara yang positif disebut sebagai kemampuan resiliensi. Resiliensi menurut Grotberg memiliki tiga aspek, yaitu aspek dukungan eksternal (i have), aspek kekuatan individu (i am), dan aspek kemampuan interpersonal (i can). Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran mengenai 1) Dukungan eksternal (I Have) pada anak asuh di Satuan pelayanan perlindungan sosial anak Ciumbuleuit Kota Bandung, 2) Kekuatan individu (I Am) pada anak asuh di Satuan pelayanan perlindungan sosial anak Ciumbuleuit Kota Bandung, dan 3) Kemampuan interpersonal (I Can) pada anak asuh di Satuan pelayanan perlindungan sosial anak Ciumbuleuit Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik wawancara dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang, dengan rincian 3 anak asuh, 1 pekerja sosial, dan 1 pengasuh. Kriteria informan untuk anak asuh yaitu terbagi menjadi tiga kriteria, anak negara (anak yang sejak lahir tidak memiliki orang tua / keluarga), anak yang masih memiliki orang tua / keluarga namun tinggal di satuan pelayanan, dan anak yang tidak memiliki orang tua / keluarga dan tinggal di satuan pelayanan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga aspek resiliensi, anak memenuhi aspek dukungan eksternal (i have) dan aspek kekuatan individu (i am). Sementara itu untuk aspek kemampuan interpersonal (i can), anak belum dapat memenuhi keseluruhan indikator dalam aspek tersebut. Sehingga program yang diusulkan untuk permasalahan ini adalah “Peningkatan Kemampuan Interpersonal (i can) dalam Upaya Meningkatkan Resiliensi Anak Asuh di PSA Ciumbuleuit Kota Bandung.” Dengan sasaran anak asuh di Satuan pelayanan perlindungan sosial anak Ciumbuleuit Kota Bandung. Kata Kunci: Resiliensi, Anak Terlantar, Perlindungan SosialItem Sikap Calon Pekerja Migran terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.(Perpustakaan, 2024-01-03) MUTIARA ANNISSA, 19.03.017.; SURADI; DEDE KUSWANDA.ABSTRAK MUTIARA ANNISSA, 19.03.017. Sikap Calon Pekerja Migran terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Dibimbing oleh SURADI dan DEDE KUSWANDA. Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan suatu hal, sikap dapat diartikan juga sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari seorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran empiris mengenai 1) Kognitif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, 2) Afektif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, dan 3) Konatif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah calon pekerja migran di Desa Ngunut yang berjumlah 34 orang sehingga dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Sikap calon pekerja migran terhadap program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memperoleh penilaian sebesar 2.470 yang termasuk kedalam kategori negatif. Pada aspek kognitif, afektif, dan konatif masing-masing juga terdapat pada kategori negatif. Namun, setelah dianalisis kembali bahwa aspek kognitif mendapatkan hasil yang paling negatif. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya sosialisasi mengenai program jaminan sosial ketenagakerjaan kepada calon pekerja migran. Maka dari itu program yang diusulkan untuk permasalahann ini adalah “Penyadartahuan Calon Pekerja Migran terhadap program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan” dengan sasaran setiap calon pekerja migran di Desa Ngunut yang akan pergi bekerja ke luar negeri. Kata Kunci : Sikap, Calon Pekerja Migran, Program BPJS KetenagakerjaanItem Sikap Calon Pekerja Migran terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Ngunut Kecamatan NMUTIARA ANNISSA, 19.03.017. Sikap Calon Pekerja Migran terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Dibimbing oleh SURADI dan DEDE KUSWANDA. gunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur.(Perpustakaan, 2024-01-03) MUTIARA ANNISSA, 19.03.017.; Dibimbing oleh SURADI; DEDE KUSWANDA.ABSTRAK MUTIARA ANNISSA, 19.03.017. Sikap Calon Pekerja Migran terhadap Program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan di Desa Ngunut Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung Jawa Timur. Dibimbing oleh SURADI dan DEDE KUSWANDA. Sikap pada umumnya sering diartikan sebagai suatu tindakan yang dilakukan individu untuk memberikan tanggapan suatu hal, sikap dapat diartikan juga sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari seorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran empiris mengenai 1) Kognitif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, 2) Afektif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan, dan 3) Konatif calon pekerja migran tentang program jaminan sosial ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah calon pekerja migran di Desa Ngunut yang berjumlah 34 orang sehingga dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus. Adapun teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Sikap calon pekerja migran terhadap program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan memperoleh penilaian sebesar 2.470 yang termasuk kedalam kategori negatif. Pada aspek kognitif, afektif, dan konatif masing-masing juga terdapat pada kategori negatif. Namun, setelah dianalisis kembali bahwa aspek kognitif mendapatkan hasil yang paling negatif. Salah satu penyebabnya adalah masih kurangnya sosialisasi mengenai program jaminan sosial ketenagakerjaan kepada calon pekerja migran. Maka dari itu program yang diusulkan untuk permasalahann ini adalah “Penyadartahuan Calon Pekerja Migran terhadap program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan” dengan sasaran setiap calon pekerja migran di Desa Ngunut yang akan pergi bekerja ke luar negeri. Kata Kunci : Sikap, Calon Pekerja Migran, Program BPJS Ketenagakerjaan