Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si"

Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    COPING STRATEGY ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DALAM MENJALANI PEMBINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS II KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) TIARA DEVI CRISTINA SIHOMBING, NRP. 21.02.055; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd.
    TIARA DEVI CRISTINA SIHOMBING, NRP. 21.02.055. Coping Strategy Anak Berhadapan Dengan Hukum Dalam Menjalani Pembinaan Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung. Dosen Pembimbing: YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Penelitian ini berjudul Coping Strategy Anak Berhadapan dengan Hukum dalam Menjalani Pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung. Coping strategy adalah cara individu dalam menghadapi tekanan melalui pendekatan pemecahan masalah, pengaturan emosi, maupun pendekatan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk coping strategy yang digunakan oleh Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) serta merancang program intervensi yang memperkuat regulasi emosi dan spiritualitas mereka. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif deskriptif, dengan jumlah responden sebanyak 139 anak binaan laki-laki di LPKA Kelas II Bandung. Data dikumpulkan melalui kuesioner berskala Likert dan dianalisis menggunakan distribusi frekuensi untuk mengkaji tiga aspek coping: problem-focused, emotional-focused, dan religious-focused coping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emotional-focused coping berada pada kategori tinggi, sedangkan problem focused dan religious-focused coping berada pada kategori sedang. Anak cenderung merespons tekanan secara emosional, namun belum sepenuhnya adaptif. Selain itu, nilai-nilai religius belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber penguatan diri. Sebagai tindak lanjut, peneliti menyusun program “Penguatan Emotional dan Religious ABH melalui Terapi Psikososial” dengan metode pekerjaan sosial kelompok dan pendekatan kelompok edukatif. Program ini menggunakan tiga teknik utama, yaitu katarsis, Emotional Freedom Technique (EFT), dan terapi mental spiritual. Kata Kunci: Anak Berhadapan dengan Hukum, Coping Strategy, Emotional, Religious, Terapi Psikososial
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA YANG DIBERIKAN BAGI ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-09-22) Magdalena Br Sihite, NRP. 21.02.060; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    Magdalena Br Sihite, NRP. 21.02.060, Dukungan Sosial Keluarga yang Diberikan Bagi Anak Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kota Bandung. Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) merupakan subjek yang rentan mengalami tekanan psikologis dan sosial selama menjalani masa pidana di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Dalam konteks tersebut, dukungan sosial keluarga memiliki peranan krusial dalam menjaga kestabilan emosional, memperkuat ketahanan mental, serta menunjang proses rehabilitasi sosial anak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih minimnya keterlibatan keluarga dalam mendampingi ABH, khususnya dalam aspek dukungan instrumental dan emosional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga kepada ABH, yang mencakup dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional; mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam proses pemberian dukungan tersebut; serta menggambarkan upaya pencegahan hambatan dan harapan keluarga terhadap keberlangsungan pemberian dukungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap ABH dan keluarga di LPKA Kelas II Kota Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk dukungan sosial yang diberikan keluarga belum optimal, terutama dalam aspek instrumental dan emosional yang terganggu oleh keterbatasan ekonomi, jauhnya jarak domisili, dan dinamika relasi keluarga yang kurang harmonis. Kondisi ini berdampak pada rendahnya semangat, perasaan keterasingan, serta lemahnya motivasi ABH dalam mengikuti program pembinaan. Sebagai respon terhadap temuan tersebut, peneliti merancang program intervensi “Family Support Group” sebagai bentuk penguatan kapasitas keluarga dalam memberikan dukungan sosial secara berkelanjutan. Program ini dilaksanakan secara periodik dengan melibatkan keluarga, pekerja sosial, serta pihak LPKA melalui pendekatan edukatif, partisipatif, dan berbasis kebutuhan emosional anak. Kata Kunci: Dukungan Sosial, Keluarga, Anak Berhadapan dengan Hukum
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PELAKSANAAN REHABILITASI BERBASIS MASYARAKAT (RBM) BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-21) DESTRIANTI RIZKIA SUHERMAN, NRM. 21.02.004; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    DESTRIANTI RIZKIA SUHERMAN, NRM. 21.02.004. Pelaksanaan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) Bagi Penyandang Disabilitas Di Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung, Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH. Rehabilitasi berbasis masyarakat (RBM) merupakan kristalisasi model model mutakhir dan meliputi semua tindakan yang dilakukan pada tingkatan masyarakat termasuk penyandang disabilitas dan keluarganya. Penyandang disabilitas merupakan seseorang yang memiliki keterbatasan fisik, mental atau intelektual dalam jangka waktu yang lama dan memiliki kesulitan dalam berbaur terhadap masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pelaksanaan rehabilitasi berbasis masyarakat terhadap penyandang disabilitas di kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung yang mencakup 1) Profil RBM Kecamatan Bandung Wetan Kota Bandung, 2) Kegiatan rehabilitasi medis yang dilaksanakan oleh RBM Kecamatan Bandung Wetan, 3) Kegiatan rehabilitasi pendidikan yang dilaksanakan oleh RBM Kecamatan Bandung Wetan, 4) Kegiatan rehabilitasi pelatihan/vokasional yang dilaksanakan oleh RBM Kecamatan Bandung Wetan, 5) Kegiatan rehabilitasi sosial yang dilaksanakan oleh RBM Kecamatan Bandung Wetan, 6) Faktor pendukung dan penghambat kegiatan RBM di Kecamatan Bandung Wetan, 7) Harapan dari pengurus RBM di Kecamatan Bandung Wetan, 8) Upaya yang sudah dilakukan oleh pengurus RBM di Kecamatan Bandung Wetan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang informan yang terdiri dari 3 penyandang disabilitas, 2 pengurus RBM dan 1 aparat pemerintah Kecamatan Bandung Wetan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya rehabilitasi bagi penyandang disabilitas melalui RBM telah berjalan, namun masih bersifat terbatas dan belum optimal. Adanya beberapa hambatan seperti ketersediaan sumber daya yang terbatas, keterbatasan akses dan kurangnya sistem koordinasi yang terstruktur. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu “Peningkatan Pengelolaan Pengurus Dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) di Kecamatan Bandung Wetan”. Kata Kunci: Rehabilitasi Berbasis Masyarakat, Penyandang Disabilitas, Kecamatan Bandung Wetan
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PELAYANAN REHABILITASI BAGI ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI SENTRA HANDAYANI JAKARTA
    (Perpustakaan, 2025-09-22) Sahla Zulfika NRM 21.02.045; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    SAHLA ZULFIKA, NRM. 21.02.045. Pelayanan Rehabilitasi Bagi Anak Berhadapan Dengan Hukum di Sentra Handayani Jakarta. Dosen Pembimbing: YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menganalisis pelayanan rehabilitasi bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Handayani Jakarta. ABH merupakan anak-anak yang terlibat dalam permasalahan hukum sebagai pelaku, korban, atau saksi tindak pidana dan memerlukan layanan rehabilitasi untuk pemulihan fungsi sosial mereka. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari ABH, pekerja sosial, penyuluh sosial, instruktur vokasional, dan pengelola rehabilitasi sosial Sentra Handayani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sentra Handayani menyelenggarakan layanan rehabilitasi yang meliputi rehabilitasi medis, pendidikan, vokasional, dan sosial. Rehabilitasi medis berfokus pada pemulihan kondisi fisik dan psikologis anak; rehabilitasi pendidikan dilakukan melalui program kejar paket dan SLB-E, rehabilitasi vokasional berupa pelatihan keterampilan kerja seperti otomotif, menjahit, dan kuliner; serta rehabilitasi sosial dilakukan melalui konseling, terapi psikososial, dan penguatan karakter. Meskipun program sudah berjalan, pelaksanaan layanan masih menghadapi hambatan seperti rendahnya kedisiplinan ABH, keterbatasan partisipasi dalam kegiatan, serta kurangnya kesadaran anak terhadap pentingnya rehabilitasi. Sebagai tindak lanjut, peneliti merekomendasikan usulan program Peningkatan Kapasitas Manajemen Pelayanan Rehabilitasi Bagi SDM Sentra Handayani Jakarta. Kata Kunci: Anak Berhadapan dengan Hukum, Rehabilitasi, Pelayanan Sosial
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    REINTEGRASI SOSIAL ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-09-22) Ashley Anggelin Howard NRP. 21.02.054; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    ASHLEY ANGGELIN HOWARD, NRP. 21.02.054. Reintegrasi Sosial Anak Berhadapan dengan Hukum di Balai Pemasyarakatan Kelas I Bandung. Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Permasalahan kurangnya dukungan emosional dan fisik dari keluarga dapat memicu anak terlibat permasalahan hukum. Proses reintegrasi sosial menjadi upaya penting untuk mempersiapkan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif berupa observasi, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan tujuh informan yaitu tiga anak yang sedang menjali masa reintegrasi sosial, tiga Pembimbing Kemasyarakatan, dan satu Kepala seksi Bimbingan Klien Anak (BKA). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pembimbingan kepribadian ABH dalam proses reintegrasi sosial; 2) Pembimbingan kemandirian ABH dalam proses reintegrasi sosial; 3) Mempersiapkan ABH sebelum kembali ke masyarakat; 4) Penilaian terhadap perilaku ABH selama di Balai Pemasyarakatan; 5) Faktor penghambat yang dapat mempengaruhi proses reintegrasi sosial; 6) Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan dalam proses reintegrasi sosial; 7) Harapan ABH dalam proses reintegrasi sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembimbingan kepribadian bertujuan membentuk sikap, perilaku, dan pola pikir positif. Pembimbingan kemandirian dan proses mempersiapkan ABH sebelum kembali ke masyarakat dengan pembekalan mental, emosional, dan keterampilan sosial dilakukan untuk mendukung reintegrasi serta berperan penting terhadap penilaian perilaku anak. Faktor penghambat proses reintegrasi sosial meliputi, munculnya kurangnya pengelolaan emosi, kurangnya kepercayaan diri pada anak, dan ketakutan akan stigma masyarakat. Upaya mengatasinya dilakukan melalui pemberian motivasi, pendekatan kepada keluarga, edukasi masyarakat, dan memberikan pelatihan keterampilan kerja berkelanjutan. Harapan ABH dalam proses reintegrasi sosial menunjukkan keinginan kuat dapat diterima kembali oleh lingkungan sosial dan membuktikan perubahan positif. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program “Penguatan Pengelolaan Emosi Anak Berhadapan dengan Hukum Melalui Terapi Psikososial dan Self Help Group” Kata Kunci: Reintegrasi Sosial, Anak Berhadapan dengan Hukum, Penguatan Pengelolaan Emosi
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    RESILIENSI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM MENGHADAPI STIGMA MASYARAKAT DI KOTA TASIKMALAYA
    (Perpustakaan, 2025-11-23) Fawwaz Ilham Kuswandi NRM. 21.02.025; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    Fawwaz Ilham Kuswandi, NRM. 21.02.025: Resiliensi Korban Penyalahgunaan NAPZA Dalam Menghadapi Stigma Masyarakat di Kota Tasikmalaya. Dibimbing Oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH Korban penyalahgunaan NAPZA, adalah suatu keadaan psikologis dan fisik korban yang berawal dari interaksi dirinya dan drugs, dengan karakteristik perilaku serta respon lainnya yang selalu terdapat dorongan untuk memakai drugs secara terus menerus atau periodik dan dapat mengalami efek psikoaktif, dan terkadang untuk menghindari ketidaknyamanan. Penyalahgunaan NAPZA berdampak pada fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagimana Resiliensi Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Menghadapi Stigma Masyarakat di Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian ini adalah korban penyalahgunaan NAPZA pasca rehabilitasi dan masyarakat Kota Tasikmalaya. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan ketahanan psikologis yang kuat, masih terdapat tantangan pada dukungan sosial eksternal, terutama berkaitan dengan stigma sosial yang terus berulang. Hasil penelitian ini pun menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran terhadap sumber daya untuk meminta pertolongan dan lemahnya keterampilan dalam mengelola emosi atau mengambil tindakan mandiri saat menghadapi tekanan. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan resiliensi korban penyalahgunaan NAPZA serta meningkatkan kesadaran masyarakat Kota Tasikmalaya terhadap stigma pada korban penyalahgunaan NAPZA. Kata kunci : Korban Penyalahgunaan NAPZA, Resiliensi, Stigma pada korban penyalagunaan NAPZA
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    STRES YANG DIALAMI KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG
    (Perpustakaan, 2025-11-23) MOCHAMAD GAMA RYNALDIE, NRM. 21.02.006; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    MOCHAMAD GAMA RYNALDIE, NRM. 21.02.006. Stres yang dialami oleh Korban Penyalahgunaan NAPZA di Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH. Penyalahgunaan NAPZA merupakan permasalahan sosial yang serius dan kompleks, terutama di kalangan generasi muda. Korban penyalahgunaan NAPZA kerap mengalami berbagai gangguan baik secara biologis, psikologis, maupun sosial, termasuk stres yang signifikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat stres yang dialami oleh korban penyalahgunaan NAPZA di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 35 responden yang merupakan korban penyalahgunaan NAPZA, diperoleh melalui teknik sampling jenuh. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner berbasis skala DSRS (Daily Stress Response Scale) dan SIAS (Social Interaction Anxiety Scale) untuk mengukur aspek stres biologis, psikologis, dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas korban penyalahgunaan NAPZA mengalami tingkat stres pada kategori sedang. Aspek stres yang paling menonjol adalah aspek psikologis, disusul aspek sosial dan biologis. Temuan ini menunjukkan bahwa stres merupakan dampak nyata yang dialami korban, dan membutuhkan penanganan serius melalui pendekatan rehabilitasi yang komprehensif. Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi berkelanjutan oleh tenaga profesional, khususnya pekerja sosial, guna mendampingi proses pemulihan dan mendorong keberfungsian sosial para korban. Kata kunci: Stres, Penyalahgunaan NAPZA, Rehabilitasi Sosial, Korban, Kecamatan Tanjungsari
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    STUDI FENOMENOLOGI TENTANG PENYEBAB RELAPSE PADA KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI BADAN NARKOTIKA NASIONAL KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-11-23) REGITHA AMANDA CAHYANIE, NRP. 21.02.078; Dr. Yuti Sri Ismudiyati, M.Si; Dra. Enung Huripah, M.Pd
    REGITHA AMANDA CAHYANIE, NRP. 21.02.078. Studi Fenomenologi Tentang Penyebab Relapse Pada Korban Penyalahgunaan NAPZA di Badan Narkotika Nasional Kota Bandung, Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan ENUNG HURIPAH. Permasalahan penyalahgunaan NAPZA masih menjadi tantangan besar di banyak negara, termasuk di Kota Bandung. Meskipun banyak korban penyalahguna NAPZA telah menjalani rehabilitasi, fenomena relapse atau kekambuhan masih sering terjadi. Relapse ini umumnya dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang saling berkaitan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam faktor-faktor penyebab relapse, hambatan yang dirasakan korban, serta harapan mereka dalam proses pemulihan di Badan Narkotika Nasional Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk menggali pengalaman pribadi para informan yang pernah mengalami relapse setelah menjalani masa abstinensi. Melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, ditemukan bahwa faktor internal yang dominan meliputi kondisi emosional negatif seperti cemas, sedih, marah, overthinking, hingga rasa hampa. Selain itu, muncul juga dorongan atau craving yang kuat, kurangnya strategi coping yang efektif, efikasi diri yang rendah, serta kepercayaan terhadap manfaat semu NAPZA. Dari sisi eksternal, tekanan sosial dari lingkungan pergaulan, konflik interpersonal dengan keluarga atau pasangan, kemudahan akses terhadap NAPZA, serta kurangnya dukungan sosial turut mendorong terjadinya relapse. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pencegahan relapse tidak cukup hanya dengan pendekatan medis, tetapi juga perlu menyentuh aspek psikologis, sosial, dan lingkungan secara menyeluruh. Lembaga terkait perlu membangun sistem dukungan yang melibatkan keluarga, komunitas, dan kelompok sebaya secara aktif dalam proses pemulihan korban penyalahguna NAPZA. Kata Kunci: Relapse, Korban Penyalahguna NAPZA, Faktor Internal, Faktor Eksternal, Badan Narkotika Nasional

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback