Browsing by Author "ENI RAHAYUNINGSIH"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.(Perpustakaan, 2023-10-29) YOGA SA’ADAN ARFASA, 19.04.241.; ENI RAHAYUNINGSIH; NURJANAHYOGA SA’ADAN ARFASA, 19.04.241. Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. ENI RAHAYUNINGSIH dan NURJANAH Burn out merupakan isu yang banyak sekali terjadi pada karyawan Perusahaan tidak terlepas dari pendamping sosial program keluarga harapan, tidak hanya memberikan efek negatif terhadap diri sendiri namun Burn out juga dapat mempengaruhi kualitas kerja sehingga terjadi pengurangan rasa kecintaan terhadap pekerjaan dan rasa terpaksa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran deskriptif tentang terjadinya Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak lima orang informan yang merupakan pendamping sosial program keluarga harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat memberikan dampak negatif yang cukup signifikan dikarenakan tekanan dari berbagai faktor dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Pendamping Sosial. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan program “Preventive Burn Out Meeting” yang selanjutnya disingkat “Sprouting”. Program “Sprouting” program tersebut berfokus terhadap pemecahan masalah terkait terjadinya kejenuhan pada pendamping sosial program keluarga harapan dengan metode Social Group Work dengan teknik Recreational Skill Group. Kata Kunci: Burn Out, Pendamping Sosial, Program Keluarga HarapanItem Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Rentan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta.(Perpustakaan, 2024-08-01) NURUL HABIBAH INDRAWATI. 19.04.215.; NURJANAH; ENI RAHAYUNINGSIHNURUL HABIBAH INDRAWATI. 19.04.215. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Rentan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta. Dibimbing oleh NURJANAH dan ENI RAHAYUNINGSIH Kebutuhan Spiritual adalah kebutuhan rohani manusia dalam kaitannya dengan aspek-aspek transendental di luar dirinya, kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sang Pencipta, keluhan untuk beragama dalam berbagai bentuk dan manifestasinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai: karakteristik informan, pemenuhan kebutuhan ibadah, pemenuhan kebutuhan bimbingan agama dan bimbingan rohani, serta pemenuhan kebutuhan pendidikan budi pekerti informan. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang yang terdiri atas Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Rentan kategori Warga Binaan Pemasyarakatan pidana seumur hidup, pidana mati, penyandang disabilitas dan lanjut usia serta petugas pemasyarakatan. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual Warga Binaan Pemasyarakatan Kelompok Rentan khususnya Warga Binaan Pemasyarakatan penyandang disabilitas dan lanjut usia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Yogyakarta masih kurang terpenuhi dalam beberapa aspek seperti aspek kebutuhan bimbingan agama dan bimbingan rohani, serta aspek kebutuhan pendidikan budi pekerti. Namun pada aspek kebutuhan ibadah sudah dapat terpenuhi dengan baik. Walaupun Warga Binaan Pemasyarakatan penyandang disabilitas dan lanjut usia melaksanakan ibadah secara mandiri. Berdasarkan hasil analisis masalah, kebutuhan, dan sumber, maka peneliti merancang sebuah rencana program pemecahan masalah yaitu, “Peningkatan Kapasitas Spiritual WBP Kelompok Rentan di Lapas Kelas II A Yogyakarta”. Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan spiritual WBP kelompok rentan di Lapas Kelas II A Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program ini adalah metode Social Group Work dengan menggunakan tipe group Educational Group. Analisis kelayakan program menggunakan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) Kata Kunci : Pemenuhan, Kebutuhan Spiritual, Kelompok RentanItem PENYESUAIAN PERKAWINAN PASANGAN MUDA YANG DIJODOHKAN DI DESA MARGALAKSANA, KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT.(perpustakaan, 2024-01-04) FEBRIANI PAULINA HUTAPEA, 18.04.265.; ENI RAHAYUNINGSIH; AYI HARYANIABSTRAK FEBRIANI PAULINA HUTAPEA, NRP. 18.04.265. PENYESUAIAN PERKAWINAN PASANGAN MUDA YANG DIJODOHKAN DI DESA MARGALAKSANA, KECAMATAN CIPEUNDEUY KABUPATEN BANDUNG BARAT. DIBIMBING OLEH ENI RAHAYUNINGSIH DAN AYI HARYANI Penyesuaian perkawinan yang dijodohkan adalah proses adaptasi antara suami dan istri yang menikah melalui proses perjodohan, dimana suami dan istri dalam hidup bersama sebagai keluarga. Aspek-aspek yang diteliti meliputi: 1) karakteristik informan, 2) kesepakatan, 3) kedekatan, 4) kepuasan, 5) kesepahaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam mengenai penyesuaian perkawinan pasangan muda yang dijodohkan. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (in- depth interview), observasi dan studi dokumentasi di Desa Margalaksana, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat. Informan dalam penelitian ini berjumlah tiga pasangan muda yang dijodohkan dan dua orang tua informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasangan muda yang dijodohkan tidak memiliki pengetahuan mengenai pernikahan, kesepakatan atau komitmen dengan pasangan mengenai keuangan dan kurangnya penyesuaian seksual dengan pasangan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merancang program “Gerakan Keluarga Harapan Tahun 2023” untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan, pasangan muda dalam penyesuaian perkawinannya. Kata Kunci: Penyesuaian Perkawinan, Pasangan Muda, Perjodohan. ABSTRACT FEBRIANI PAULINA HUTAPEA, NRP. 18.04.265. MARITAL ADJUSTMENT OF YOUNG MARRIED COUPLES IN MARGALAKSANA VILLAGE, CIPEUNDEUY SUB-DISTRICT, WEST BANDUNG DISTRICT. SUPERVISED BY ENI RAHAYUNINGSIH AND AYI HARYANI. Matchmaking marital adjustment is the process of adaptation between husband and wife who marry through the matchmaking process, where husband and wife live together as a family. The aspects studied include: 1) informant characteristics, 2) dyadic consesus, 3) dyadic cohesion, 4) dyadic satisfaction, 5) understanding. The purpose of this study is to examine more deeply the marital adjustment of young couples who are matched. The method used is a descriptive method with a qualitative approach. Data collection techniques used by researchers using in-depth interview techniques, observation and documentation studies in Margalaksana Village, Cipeundeuy District, West Bandung Regency. The informants in this study amounted to three young couples who were arranged marriages and two informants' parents. The results showed that young couples who were arranged marriages did not have knowledge about marriage, agreement or commitment with their partners regarding finances and lack of sexual adjustment with their partners. Based on the results of the study, the researcher designed the "Family Hope Movement 2023" program to improve the knowledge, understanding, and ability of young couples in their marital adjustment. Keywords: Marital Adjustment, Young Couples, Arranged marriage.Item PERSEPSI WARGA BINAAN SOSIAL TERHADAP KEGIATAN PEMBINAAN DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR.(Perpustakaan, 2024-02-23) AMELIA YOSEPHINE SITEPU. 19.04.266.; NURJANAH; ENI RAHAYUNINGSIHABSTRAK AMELIA YOSEPHINE SITEPU. 19.04.266. PERSEPSI WARGA BINAAN SOSIAL TERHADAP KEGIATAN PEMBINAAN DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG JAKARTA TIMUR. Dibimbing oleh NURJANAH dan ENI RAHAYUNINGSIH Persepsi adalah Proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu baik berupa pengetahuan, pengalaman terhadap suatu objek kemudian memberikan penilaian kepada objek tersebut, dikarenakan persepsi bertautan dengan cara mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakan indera. Dalam hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera. Tujuan dari penulis ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik responden, aspek pengetahuan, aspek pengalaman, dan aspek penilaian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kulitatif. Informan dalam penilitian ini berjumlah lima orang yang terdiri dari Warga Binaan sosial kualifikasi Anak jalanan, Pekerja Sosial, dan Pendamping lapangan. Teknik pengumpulan data digunakan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi Warga Binaan Sosial Terhadap Kegiatan Pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Jakarta Timur masih kurang terpenuhi dalam beberapa aspek seperti aspek pengetahuan dan penilaian. Namun pada aspek pengalaman sudah terpenuhi dengan baik. Berdasarkan hasil analisis masalah, pengetahuan, pengalaman dan penilaian yang belum terpenuhi didalam panti, maka penulis mengajukan program yang berjudul “Gerakan Meningkatkan Ilmu Anak Jalanan” (GEMILANG). Program ini bertujuan untuk membantu meningkatkan dan mengubah persepsi warga binaan sosial khususnya anak jalanan yang masuk kedalam Panti sosial dengan menggunakan metode yang digunakan adalah Social Group Work dengan menggunakan tipe kelompok Eucational Group. Kata Kunci : Persepsi, Warga Binaan Sosial, Anak Jalanan, Pembinaan. ABSTRACT AMELIA YOSEPHINE SITEPU. 19.04.266. PERCEPTIONS OF SOCIAL ASSISTED CITIZENS TOWARDS DEVELOPMENT ACTIVITIES AT BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CIPAYUNG SOCIAL INSTITUTION, EAST JAKARTA. Guided by NURJANAH and ENI RAHAYUNINGSIH Perception is the process of giving meaning to the environment by an individual Both in the form of knowledge, experience of an object then gives an assessment to the object, because perception is intertwined with getting special knowledge about events at a certain moment, perception occurs whenever the stimulus moves the senses. In this case, perception is defined as the process of knowing or recognizing objective objects and events with the help of the senses. The purpose of this author is to obtain an overview of respondents' characteristics, aspects of knowledge, aspects of experience, and aspects of assessment. This study used a descriptive method with a cutative approach. The informants in this study amounted to five people consisting of qualified social fostered citizens, street children, social workers, and field assistants. Data collection techniques are used with in-depth interviews, observations, and documentation studies. The results showed that the perception of social assisted citizens towards coaching activities at the Bina Insan Bangun Daya 2 Cipayung Social Institution in East Jakarta was still poorly fulfilled in several aspects such as knowledge and assessment aspects. But the experience aspect has been fulfilled well. Based on the results of problem analysis, knowledge, experience and assessment that have not been fulfilled in the panti, the author proposed a program entitled "Movement to Improve Street Children's Science" (GEMILANG). This program aims to help improve and change the perception of social assisted residents, especially street children who enter social institutions using the method used is Social Group Work using the Eucational Group group type. Keywords: perception, social fostered citizens, street children, coaching.