Browsing by Author "Eri Susanto, S.IP., M.Eng"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAl EKONOMI DALAM BERTAHAN HIDUP DI KELURAHAN BANYUANYAR KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA(Perpustakaan, 2025-10-19) AFRISCA LINTANG ANUGRAH PRATIWI, NRP. 21.04.224; Drs. Wawan Heryana, M.Si; Eri Susanto, S.IP., M.EngAFRISCA LINTANG ANUGRAH PRATIWI, NRP. 21.04.224. Copping Strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Bertahan Hidup di Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Drs. Wawan Heryana, M.Si dan H. Eri Susanto, S.IP., M.Eng Perempuan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) di Kelurahan Banyuanyar menghadapi tantangan kompleks dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari peran ganda sebagai pencari nafkah sekaligus pengurus rumah tangga, diskriminasi sosial, hingga keterbatasan akses ekonomi. Kondisi tersebut mendorong PRSE untuk merumuskan strategi bertahan hidup yang adaptif demi memenuhi kebutuhan keluarga dan mempertahankan keberlangsungan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara rinci strategi bertahan hidup yang digunakan oleh PRSE, meliputi strategi aktif, pasif, dan jaringan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling, melibatkan tiga PRSE dari total dua puluh dua PRSE yang terdata di Kelurahan Banyuanyar. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi langsung, dan studi dokumentasi. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman yang meliputi tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sementara keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi aktif dilakukan PRSE dengan memanfaatkan keterampilan, tenaga, bakat, dan pengetahuan untuk memperoleh penghasilan, seperti berdagang, bekerja di sektor informal, atau menawarkan jasa. Strategi pasif dilakukan melalui pengelolaan keuangan yang ketat, pengurangan pengeluaran rumah tangga, serta penyesuaian pola konsumsi untuk menekan biaya hidup. Strategi jaringan dijalankan dengan memanfaatkan hubungan kekerabatan, dukungan tetangga, serta bantuan pihak luar yang peduli, baik berupa bantuan finansial, informasi peluang kerja, maupun dukungan moral dan emosional. Temuan ini menegaskan bahwa kombinasi strategi aktif, pasif, dan jaringan menjadi kunci bagi PRSE dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Namun, keterbatasan modal, minimnya pelatihan keterampilan, dan kurangnya akses ke pekerjaan formal masih menjadi hambatan signifikan. Oleh karena itu, diperlukan intervensi pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal, penguatan kapasitas individu, dan perluasan jejaring sosial untuk mendukung kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan PRSE. Kata Kunci: Coping Strategy, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, Pemberdayaan EkonomiItem INTERAKSI SOSIAL ANAK JALANAN DENGAN LINGKUNGAN TEMPAT TINGGALNYA DI KELURAHAN PEJATEN TIMUR KECAMATAN PASAR MINGGU KOTA JAKARTA SELATAN(Perpustakaan, 2025-09-22) Agkhvan Triyuuloh NRM. 21.04.026; Dr. Aep Rusmana, M.Si; Eri Susanto, S.IP., M.EngAGKHVAN TRIYUULOH, NRM. 21.04.026. Interaksi Sosial Anak Jalanan dengan Lingkungan Tempat Tinggalnya di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan. Dibimbing oleh AEP RUSMANA dan ERI SUSANTO. Interaksi sosial merupakan sebuah proses yang dilakukan anak jalanan dengan lingkungan tempat tinggalnya dan menghasilkan hubungan sosial yang dinamis. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai; 1) karakteristik informan, 2) proses asosiatif, dan 3) proses disosiatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan penelitian berjumlah sembilan orang dengan rincian anak jalanan, orang tua, teman dan tetangga yang ditentukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan 1) uji kredibilitas, 2) uji keteralihan, 3) uji kebergantungan dan 4) uji kepastian. Hasil penelitian menunjukkan interaksi sosial asosiatif dan disosiatif berupa 1) kerja sama seperti tolong menolong dalam pekerjaan rumah, kerja bakti ketika banjir, membersihkan sekitar lingkungan, tolong menolong dengan tetangga, membelikan jajanan teman, dan kerja sama dalam mengerjakan tugas sekolah; 2) akomodasi seperti mediasi menjadi penengah ketika orang tuanya bertengkar dan seperti mendapatkan dukungan serta keterlibatan sosial saat tidak sekolah dari temannya; 3) asimilasi seperti keterbukaan bercerita ke orang tuanya mengenai kegiatan di sekolah, bercerita ke teman mengenai hal-hal yang terjadi saat ngamen di jalan, serta menghargai tetangga meliputi menyapa, bersalaman, mengucap permisi, dan bertanya saat bertemu; 4) persaingan tidak terjadi; 5) kontravensi seperti menolak saat diperintah oleh orang tuanya; serta 6) pertentangan seperti pribadi meledek, bercanda dengan teman dan rasa mendongkol ke ayahnya. Program yang diusulkan berfokus pada peningkatan pembiasaan komunikasi antara anak dan keluarga yaitu program “Habitasi Relasi Membangun Komunikasi Intim (HARMONI)” menggunakan metode case work dengan teknik penyuluhan serta konseling. Program ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama dalam keluarga sebagai unit sosial terkecil, dan secara lebih luas mendorong tumbuhnya individuindividu yang mampu menjalin interaksi sosial yang sehat di lingkungan tempat tinggalnya. Kata Kunci: Interaksi Sosial, Anak Jalanan, Lingkungan Tempat TinggalItem MOTIVASI KEHIDUPAN PENGEMIS DI KAWASAN KELURAHAN NGADIREJO KECAMATAN KOTA KOTA KEDIRI(Perpustakaan, 2025-10-26) REZA NUR ANNISSA AISIAH, NRP. 21.04.065; Dr. Denti Kardeti, M.Si.; Eri Susanto, S.IP., M.EngREZA NUR ANNISSA AISIAH, NRP. 21.04.065 Motivasi Kehidupan Pengemis di Kawasan Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kota Kota Kediri. Dibimbing oleh DENTI KARDETI and ERI SUSANTO Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alasan dan faktor-faktor yang mendorong seseorang memilih menjadi pengemis. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai lima orang pengemis di Kelurahan Ngadirejo, Kota Kediri, serta dua lembaga yang berkaitan, yaitu Dinas Sosial dan Kelurahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kondisi kehidupan para pengemis, baik dari sisi dalam diri mereka (faktor intrinsik) maupun dari luar (faktor ekstrinsik), serta merancang program pemberdayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan menjadi pengemis dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti pendidikan yang rendah, pengalaman hidup yang sulit, tidak adanya keterampilan kerja, serta dorongan ekonomi yang mendesak. Selain itu, lingkungan yang memberikan kebebasan, kurangnya dukungan keluarga, dan nilai budaya yang menanamkan sikap pasrah juga memperkuat mereka untuk tetap bertahan sebagai pengemis. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar pengemis masih memiliki harapan untuk hidup lebih baik, tetapi belum mendapat program bantuan yang tepat. Berdasarkan temuan ini, peneliti merancang program “Gerbang Mandiri”, yaitu program pemberdayaan yang mencakup pelatihan keterampilan, bantuan usaha, pembinaan mental dan spiritual, serta pendampingan secara langsung. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masalah pengemis tidak bisa diselesaikan hanya dengan penertiban, tetapi perlu pendekatan yang menyeluruh dan kerja sama banyak pihak. Diperlukan juga penelitian lanjutan di wilayah lain agar hasilnya dapat digunakan secara lebih luas dalam pengembangan pelayanan sosial dan kebijakan kesejahteraan masyarakat. Kata Kunci: Motivasi, Kehidupan Pengemis, Kelurahan Ngadirejo