Browsing by Author "Muhammad Ananta Firdaus"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item Dukungan Sosial Teman Sebaya ODHA di Kelompok Puzzle Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-03-13) AHMAD RAYHAN, 19.04.056; Nono Sutisna; Muhammad Ananta FirdausABSTRAK AHMAD RAYHAN, NRP 19.04.056, Dukungan Sosial Teman Sebaya ODHA di Kelompok Puzzle Kota Bandung. Dosen Pembimbing : Nono Sutisna dan Muhammad Ananta Firdaus. Dukungan sosial mengacu pada berbagai sumber daya yang disediakan oleh hubungan antar pribadi seseorang. Dukungan sosial memiliki efek positif pada kesehatan yang mungkin terlihat bahkan ketika tidak berada di bawah tekanan yang besar. Dalam hal ini dukungan sosial antar teman sebaya sesama ODHA. Peneliti ini menggunakan metode penelitian statistik deskripstif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan penyebaran kuisioner, wawancara tidak terstruktur, dan studi dokumentasi dengan total sampel yaitu sebanyak 25 responden. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) Karakteristik informan 2) Aspek Dukungan Informasi (Appraisal Support) 3) Aspek Dukungan Nyata (Tangiable Support) 4) Aspek Dukungan Penghargaan (Self-esteem Support) 5) Aspek Dukungan Penerimaan (Belonging Support). Hasil Penelitian menunjukan dukungan sosial teman sebaya ODHA di Kelompok Puzzle adalah dalam kategori sedang dan cukup baik. Dari keempat aspek tersebut aspek dukungan nyata dan dukungan penerimaan menjadi aspek dengan total skor terendah dibanding dengan dukungan lainnya yaitu berada dirata-rata kelas sedang. Program yang peneliti usulkan adalah “Peningkatan Dukungan Sosial Teman Sebaya ODHA di Kelompok Puzzle Kota Bandung.” yang bertujuan untuk meningkatkan pemberian dukungan sosial yang teman sebaya berikan kepada ODHA di Kelompok Puzzle. Kata Kunci: Dukungan Sosial, Teman Sebaya, ODHAItem Kelekatan Pengasuh dengan Anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut(Perpustakaan, 2024-03-14) NATASYA DENAYA, NRP 19.04.086; Nono Sutisna; Muhammad Ananta FirdausABSTRAK NATASYA DENAYA, NRP 19.04.086, Kelekatan Pengasuh dengan Anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut. Dosen Pembimbing : Nono Sutisna dan Muhammad Ananta Firdaus Kelekatan adalah suatu hubungan emosional untuk mencari kedekatan antara satu individu dengan individu lainya. Dalam hal ini hubungan yang ditujukan adalah anak dan orang tua atau pengasuh alternatif. Hubungan yang memberikan rasa aman dan bertahan lama. Peneliti ini menggunakanakan metode penelitian deskripstif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) Karakteristik informan 2) Aspek Kehangatan 3) Aspek Rasa Aman 4) Aspek Kepercayaan 5) Aspek Afeksi Positif 6) Aspek Ketanggapan Hasil Penelitian menunjukan kelekatan pengasuh dengan anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut cukup lekat dan baik. Dari kelima aspek tersebut aspek kepercayaan menjadi permasalahan yang ada antara pengasuh dan informan dimana informan tidak sepenuhnya mempercayai pengasuh untuk menjadi pendengar yang baik, Permasalahan selanjutnya berada di aspek afeksi positif, pengasuh tidak selalu memberikan apresiasi dengan penuh semangat kepada informan hanya mengapresiasi ketika rajin ibadah dan mendapat nilai bagus di sekolah. Program yang peneliti usulkan terkait kelekatan pengasuh dengan anak yang bertujuan untuk meningkatkan kelekatan pengasuh dengan anak di Panti Asuhan Bina Insani Utama Garut adalah program “Naratas Bagja (Merintis Kebahagiaan Lahir Batin)” Kata Kunci: Kelekatan, Pengasuh, AnakItem Kelekatan Warga Binaan Sosial dengan Pendamping Asrama di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya I.(Perpustakaan, 2024-08-20) ATIKAH APRILIA MOENARTO, 20.04.051.; Yana Sundayani; Muhammad Ananta FirdausATIKAH APRILIA MOENARTO, 20.04.051. Kelekatan Warga Binaan Sosial dengan Pendamping Asrama di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya I. Dosen Pembimbing: Yana Sundayani dan Muhammad Ananta Firdaus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai Kelekatan Warga Binaan Sosial (remaja) dengan Pendamping Asrama di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya I (Pusat Remaja), dan memperoleh gambaran mengenai: 1) Karakteristik responden, 2) Kepercayaan Responden dengan Pendamping Asrama, 3) Komunikasi Responden dengan Pendamping Asrama, dan 4) Keterasingan Responden dengan Pendamping Asrama. Metode yang dugunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1) kuesioner, dan 2) Studi Dokumentasi. Uji validitas menggunakan validitas muka (face validity) dengan perhitungan pearson dan uji realibilitas menggunakan cronbach’s alpha. Hasil penelitian terhadap 46 responden menunjukkan bahwa kelekatan warga binaan sosial dengan pendamping asrama berada pada kategori sedang, dengan presentase (69,02%). Aspek kepercayaan dengan presentase (63,7%) dan komunikasi dengan presentase (67,6%) menjadi aspek yang memiliki tingkat sedang dan aspek keterasingan berada pada kategori tinggi dengan presentase (75,6%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program GTA (Get The Attachment) yang bertujuan untuk meningkatkan kelekatan. Kata Kunci: Kelekatan, Remaja, Pusat RemajaItem Kemandirian Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bany Salim Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang.(Perpustakaan, 2024-10-15) TRI AJI BASKORO, 20.04.013; Yana Sundayani; Muhammad Ananta FirdausTRI AJI BASKORO, 20.04.013 Kemandirian Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bany Salim Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang. Dosen Pembimbing: Yana Sundayani dan Muhammad Ananta Firdaus Kemandirian Anak yaitu kemampuan seorang anak yang dapat melakukan segala aktivitasnya sendiri dan mampu berdiri sendiri dalam bermacam hal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai Kemandirian Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak dan memperoleh gambaran mengenai: (1) Karakteristik informan; (2) Aspek Kemandirian Emosional, Kemandirian Ekonomi, Kemandirian Intelektual, dan Kemandirian Sosial anak asuh di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bany Salim. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan purposive untuk menentukan sebelas informan yang terdiri dari delapan orang anak, satu pengasuh, satu kepala, dan satu sekretaris Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bany Salim. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil menunjukkan bahwa anak-anak asuh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bany Salim sudah mampu memiliki kemandirian ekonomi dan mampu mencapai kemandirian sosial. Penelitian ini menemukan beberapa masalah seperti terdapat anak asuh yang masih belum mampu mencapai kemandirian emosional seperti tidak bisa mengendalikan emosinya dan dalam mencapai kemandirian intelektual anak asuh masih belum mampu untuk bertanggung jawab dengan tugas-tugasnya dengan konsekuensi mendapatkan hukuman administrasi dan hukuman fisik. Hukuman fisik ini tidak sesuai dengan Standar Nasional Pengasuhan Untuk Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak sehingga peneliti merekomendasikan sebuah program yaitu Peningkatan Kemandirian Anak melalui Pembelajaran Practical Life di LKSA Bany Salim. Kata Kunci : Kemandirian Anak, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bany Salim ABSTRACT TRI AJI BASKORO, 20.04.013 Children's Independence at the Bany Salim Children's Social Welfare Institution Kramatwatu Sub-district, Serang district. Supervisors: Yana Sundayani and Muhammad Ananta Firdaus Child Independence is the ability of a child who is able to do all his own activities and is able to stand on his own in various things. This study aims to find out more deeply about Child Independence in Children's Social Welfare Institutions and obtain an overview of: (1) Characteristics of informants; (2) Aspects of Emotional Independence, Economic Independence, Intellectual Independence, and Social Independence of foster children at the Bany Salim Children's Social Welfare Institution. This study used a qualitative descriptive method. This study used purposive to determine eleven informants consisting of eight children, one caregiver, one head, and one secretary of the Bany Salim Children's Social Welfare Institute. The data collection technique used in-depth interview techniques, observation, and documentation studies. The results show that the children under the care of the Bany Salim Children's Social Welfare Institution have been able to meet economic independence and are able to achieve social independence. This study found several problems such as there are foster children who are still unable to achieve emotional independence such as not being able to control their emotions and in achieving intellectual independence, foster children are still unable to take responsibility for their duties with the consequences of getting administrative and physical punishments. This corporal punishment is not in accordance with the National Standards for Parenting for Children's Social Welfare Institutions, so the researcher recommends a program, namely Improving Children’s Independence through Practical Life Learning at Bany Salim Children's Social Welfare Institution Keywords: Child Independence, Bany Salim Children's Social Welfare InstitutionItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI UPAYA PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL DALAM PENGUBAHAN IRRATIONAL THINKING DALAM KONTEKS NEGATIVE ABSOLUTE THINKING KLIEN Y TERHADAP LINGKUNGAN DI SENTRA TERPADU PANGUDI LUHUR BEKASI(Perpustakaan, 2024-10-29) Maura Rizki Ramadhan NRP: 2104050; Muhammad Ananta FirdausItem Penerimaan Diri Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-06) TASSA APRILIA, 19.04.102,; Nono Sutisna; Muhammad Ananta FirdausABSTRAK TASSA APRILIA, NRP 19.04.102, Penerimaan Diri Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung. Dosen Pembimbing : Nono Sutisna dan Muhammad Ananta Firdaus Menerima kondisi disabilitas sensorik netra bukanlah hal yang mudah, karna adanya penolakan pada diri terhadap kondisi yang di alami terlebih ketika lingkungan juga kurang mendukung sehingga individu memiliki gambaran negative tentang dirinya dan seringkali menyalahkan diri sendiri yang berakibat pada kecemasan. Selain itu Individu yang kurang dapat menerima kondisi disabilitas yang dimiliki akan cenderung memiliki rasa rendah diri dan tidak memiliki kepercayaan akan dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan kecemasan pada dirinya. Seseorang yang memiliki tingkat penerimaan diri yang rendah tentunya akan merasa bahwa dirinya tidak memiliki kemampuan untuk dapat mengatasi karna tidak memiliki keyakinan pada dirinya sehingga menimbulkan kecemasan dimasa mendatang.Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran lebih mendalam yang mencakup : 1) karakteristik informan, 2) aspek bertanggung jawab, 3)aspek orientasi keluar diri, 4) aspek menyadari keterbatasan, 5) aspek menerima sifat kemanusiaan, dan 6) aspek percaya kemampuan diri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah empat orang, penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : 1) wawancara mendalam, 2) observasi dan 3) studi dokumentasi. Sumber data primer berasal dari Disabilitas Sensorik Netra dan sumber data skunder jurnal, buku, internet. Hasil penelitian ini menunjukan penyandang Disabilitas Sensorik Netra pada aspek menyadari keterbatasan informan masih kurang untuk menerima dirinya dan ragu dalam proses untuk menerima keadaanya, aspek menerima sifat kemanusian informan selalu mencoba menghindar merasa bahwa adanya sebuah penolakan yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya. Simpulan dari hasil penelitian terkait penerimaan diri Disabilitas Sensorik Netra yakni hasil tersebut sebagai acuan yang bertujuan untuk membantu peningkatan penerimaan diri bagi penyandang Disabilitas Sensorik Netra agar dapat menerima dirinya terlepas dari kekurangan atau kemampuan keterbatasan yang dimiliki oleh Disabilitas Sensorik Netra itu sendiri. Implikasi peneliti yakni dari hasil penelitian dapat direkomendasikan program yaitu, Program peningkatan penerimaan diri bagi penyandang Disabilitas Sensorik Netra untuk dapat menerima dirinya terlepas dari kekurangan atau kemampuan keterbatasan yang dimiliki oleh Disabilitas Sensorik Netra itu sendiri. Kata Kunci : Penerimaan Diri, Disabilitas Sensorik Netra,Sentra ABSTRACT TASSA APRILIA, NRP 19.04.102, Self-Acceptance of Blind Disability at Sentra Wyata Guna Bandung. Supervisors: Nono Sutisna and Muhammad Ananta Firdaus Accepting the condition of sensory-visual disability is not an easy thing, because there is self-rejection of the conditions experienced, especially when the environment is also not supportive so that individuals have a negative image of themselves and often blame themselves which results in anxiety. In addition, individuals who are unable to accept the condition of their disability will tend to have low self-esteem and do not have confidence in themselves so that it can cause anxiety in them. Someone who has a low level of self-acceptance will certainly feel that he does not have the ability to be able to overcome because he does not have confidence in himself, which causes anxiety in the future. responsible, 3) self-oriented aspect, 4) aware of limitations aspect, 5) accepting human nature aspect, and 6) self-confidence aspect. This study uses a descriptive qualitative method. Informants in this study amounted to four people, the determination of informants using purposive sampling technique. Data collection techniques used are: 1) in-depth interviews, 2) observation and 3) documentation study. Primary data sources come from blind persons and secondary data sources are journals, books, the internet. The results of this study indicate that persons with disabilities are blind in the aspect of realizing the limitations of the informant, they are still lacking in accepting themselves and are hesitant in the process of accepting their situation, in the aspect of accepting the human nature of the informant, they always try to avoid feeling that there is a rejection given by the surrounding environment. The conclusions from the results of the research related to self-acceptance of blind disabilities are that these results serve as a reference that aims to help increase self-acceptance for people with visual disabilities so that they can accept themselves regardless of their deficiencies or limitations possessed by the blind disabled themselves. The researcher's implication is that from the results of the study a program can be recommended, namely, a program to increase self-acceptance for people with visual disabilities to be able to accept themselves regardless of their deficiencies or limitations possessed by the blind disabled themselves. Keywords: Self-Acceptance, Visual Sensory Disabilities, CentralItem Penerimaan Diri Ibu yang Memiliki Anak Cerebral Palsy di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung.(Perpustakaan, 2024-08-15) PUTRI WULAN SARI, 20.04.044.; Yana Sundayani; Muhammad Ananta FirdausPUTRI WULAN SARI, 20.04.044. Self-Acceptance of Mothers with Cerebral Palsy Children in Anak Bunda Istimewa Foundation, Bandung City. Supervised by Yana Sundayani and Muhammad Ananta Firdaus Self-acceptance is the level of an individual's ability and desire to live with all of his or her characteristics (Hurlock (2006). This research aims to find out more deeply about Self-Acceptance in Mothers with Cerebral palsy Children in Anak Bunda Istimewa Foundation at Bandung City and obtained an overview of: (1) Characteristics of informants; (2) Stages of self-acceptance for Mothers; and (3) Factors that influence self-acceptance in Mothers. This research used a descriptive qualitative method. This research uses techniques purposive sampling to determine six informants consisting of four Mothers, one foundation supervisor, and one therapist in Anak Bunda Istimewa Foundation at Bandung City. Data collection techniques use in-depth interview techniques, observation and documentation studies. The research results show that Mothers with Cerebral palsy Children able to achieve self-acceptance, it reflected in the mother's receptive attitude, which has made peace and accepted the child's condition, focuses on the child's needs, and is grateful for the child's presence which is achieved through several stages of self acceptance referring to the Kubler-Ross theory (2005), consisting stages denial, anger, bargaining, depression, and acceptance. However, each informant has different dynamics of self-acceptance because each stage of self-acceptance does not have to be experienced sequentially, there are even informants who do not experience any of these stages. This dynamic is influenced by several factors, namely: (1) social support factors; (2) religious background factors; (3) educational factors; and (4) factors influencing success. This research found several problems such as mothers having psychological burdens in caring for children with cerebral palsy and mothers having limited knowledge in training children with cerebral palsy at home, so the researchers recommended a program, namely the Capacity Building for Mother's in Self-Acceptance and Parenting of Cerebral Palsy Children Program. Keywords: Self-Acceptance, Mother, Cerebral palsy Children, Anak Bunda Istimewa Foundation at Bandung City ABSTRAK PUTRI WULAN SARI, 20.04.044. Penerimaan Diri Ibu yang Memiliki Anak Cerebral Palsy di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung. Dosen Pembimbing: Yana Sundayani dan Muhammad Ananta Firdaus Penerimaan diri yaitu suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala karakteristik dirinya (Hurlock (2006). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih mendalam mengenai Penerimaan Diri Pada Ibu yang Memiliki Anak Cerebral palsy di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung dan memperoleh gambaran mengenai: (1) Karakteristik informan; (2) Tahapan penerimaan diri ibu; dan (3) Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan diri ibu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan enam informan yang terdiri dari empat orang ibu, satu orang pembina yayasan, dan satu orang Terapis di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak Cerebral palsy mampu mencapai penerimaan diri, tergambar dari sikap ibu yang sudah berdamai dan menerima keadaan anak, fokus pada kebutuhan anak, dan mensyukuri kehadiran anak yang dicapai melalui beberapa tahapan penerimaaan diri mengacu pada teori Kubler Ross (2005), terdiri dari tahap denial, tahap anger, tahap bargaining, tahap depression, dan tahap acceptance, namun setiap informan memiliki dinamika penerimaan diri yang berbeda-beda karena setiap tahapan penerimaan diri tidak harus dialami secara berurutan, bahkan ada pula informan yang tidak mengalami salah satu tahapan tersebut. Dinamika ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: (1) faktor dukungan sosial; (2) faktor latar belakang agama; (3) faktor Pendidikan; dan (4) faktor pengaruh keberhasilan. Penelitian ini menemukan ebebrapa permasalahan seperti Ibu memiliki beban psikologis dalam mengasuh anak Cerebral palsy dan Ibu memiliki keterbatasan pengetahuan dalam melatih anak Cerebral palsy di rumah sehingga peneliti merekomendasikan sebuah program yaitu Program Pengembangan Kapasitas Ibu dalam Penerimaan Diri dan Pengasuhan Anak Cerebral palsy. Kata Kunci : Penerimaan Diri, Ibu, Anak Cerebral palsy, Yayasan Anak Bunda Istimewa BandunGItem Resiliensi Anak Asuh di Yayasan Bening Nurani Kabupaten Sumedang, Tahun 2024(Perpustakaan, 2024-09-09) ADISTY HERAWATI, NRP. 20.04.068; Yana Sundayani; Muhammad Ananta FirdausADISTY HERAWATI, NRP. 20.04.068. Resiliensi Anak Asuh di Yayasan Bening Nurani Kabupaten Sumedang, Tahun 2024 Dosen Pembimbing: Yana Sundayani dan Muhammad Ananta Firdaus Resiliensi merupakan kemampuan untuk bertahan dan bangkit dari peristiwa yang dapat menyebabkan keterpurukan, tuntunan orang tua dalam mendukung anak agar tidak memilih jalan yang salah merupakan kunci utama bagi anak dalam membentuk resilien yang tinggi, namun tidak semua anak memiliki orang tua yang dapat memberi arahan dan kasih sayang selama masa perkembangannya seperti anak asuh yang tidak dapat tinggal dengan orang tua biologisnya dan berada dalam perawatan Yayasan Bening Nurani. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) kegigihan, 3) kekuatan dan 4) optimisme. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik stratified random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Uji validitas menggunakan validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha (α). Hasil penelitian terhadap 73 anak asuh menunjukkan bahwa resiliensi anak asuh di Yayasan Bening Nurani berada pada kategori rendah dengan perolehan keseluruhan aspek skor rill sebanyak 4.183 (45,84%) dari skor maksimum sebanyak 9.125 yang terdiri dari aspek kegigihan dengan perolehan skor rill 1.422 (48,69%) dari skor maksimum 2.920, aspek kekuatan dengan perolehan skor rill 1.643 (45,01%) dari skor maksimum 3.650, dan aspek optimisme dengan perolehan skor rill 1.118 dari skor maksimum 2.555 .Aspek dominan yang menjadi permasalahan dan memiliki skor rill terendah dari ketiga aspek tersebut adalah optimisme dengan perolehan skor rill hanya 1.118 (43,75%) dari total skor maksimum sebanyak 2.555. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Peningkatan Resiliensi Anak Asuh Yayasan Bening Nurani sebagai upaya dalam peningkatan resiliensi anak asuh. Program ini menggunakan metode social group work dengan teknik tipe kelompok recreational skill group dan dinamika kelompok. Kata Kunci: Resiliensi, Anak Asuh. ABSTRACT ADISTY HERAWATI, NRP. 20.04.068. Resilience of Foster Children at the Bening Nurani Foundation, Sumedang District, Polytechnic of Social Welfare Bandung, 2024. Supervisors: Yana Sundayani and Muhammad Ananta Firdaus Resilience is the ability to survive and recover from tragedy that can cause downturn, parental guidance in supporting children to not choose the wrong decision is the main key for children in forming high resilience, but not all children have parents who can provide direction and affection during their development such as foster children who cannot live with their biological parents and in the care of the Bening Nurani Foundation. This study aims to obtain an empirical picture of: 1) respondent characteristics, 2) persistence, 3) strength and 4) optimism. The method used is quantitative research with descriptive. The sampling technique used was stratified random sampling technique. The data collection techniques used are questionnaires and documentation studies. The validity test using face validity and the reliability test using cronbach's alpha (α). The results of the study on 73 foster children showed the resilience of foster children at the Bening Nurani Foundation was in the low category with overall real score 4,183 (45.84%) of maximum score 9,125 consisting the tenacity aspect with real score 1,422 (48,69%) of maximum score 2,920, the strength aspect with real score 1,643 (45,01%) of maximum score 3,650, and the optimism aspect with real score of 1,118 (43,75%) of maximum score 2,555. The dominant aspect that is a problem and has the lowest real score of the three aspects is optimism aspect. The researcher proposed the Bening Nurani Foundation Foster Children Resilience Improvement Program as effort to improve the resilience of foster children. This program uses the social group work method with recreational skill group type techniques and dynamics group. Keywords: Resilience, Foster Child.Item Strategi Koping Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Bertahan Hidup di Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut kota Palangkaraya.(Perpustakaan, 2024-10-15) HENDRIKA RONALDO, 20.04.309.; Yana Sundayani; Muhammad Ananta FirdausHENDRIKA RONALDO, 20.04.309. Coping Strategies of Economically Vulnerable Women for Survival in Langkai Village, Pahandut District, Palangkaraya City. Supervised by Yana Sundayani and Muhammad Ananta Firdaus. This research aims to deeply understand the coping strategies employed by economically vulnerable women for survival in Langkai Village, Pahandut District, Palangkaraya City. The study is based on the theory of Lazarus and Folkman (1984), which classifies forms and aspects of coping into problem-focused coping and emotion-focused coping. This research carefully examines the types of coping used by economically vulnerable women to survive. The research method used is descriptive qualitative. The results indicate that economically vulnerable women employ coping strategies that are categorized into two forms and aspects of coping. Furthermore, the findings reveal significant weaknesses in the ability of economically vulnerable women to develop survival skills and manage their emotional levels. The results also indicate the presence of problems and needs in the efforts of economically vulnerable women to survive. As a response to these conditions, the researcher proposes an empowerment program called "Kuat Bersama" (Strong Together). The "Kuat Bersama" program is designed with the aim of developing the capacity of economically vulnerable women to survive and is expected to have a positive impact on helping and restoring the social functioning of economically vulnerable women in Langkai Village, Pahandut District, Palangkaraya City. Keywords : PRSE, Survival, Coping Strategies. ABSTRAK HENDRIKA RONALDO, 20.04.309. Strategi Koping Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Bertahan Hidup di Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut kota Palangkaraya. Dibimbing oleh Yana Sundayani dan Muhammad Ananta Firdaus. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam strategi koping yang dilakukan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Bertahan Hidup di Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya. Penelitian ini berdasarkan pada teori Lazarus dan Folkman (1984) yang mengklasifikasikan bentuk dan asepkaspek koping yaitu problem focused coping dan emotion focused coping. Penelitian ini secara cermat mengkaji bagaimana bentuk koping yang digunakan perempuan rawan sosial ekonomi dalam bertahan hidup. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa perempuan rawan sosial ekonomi menggunakan strategi koping yang kemudian terbagi kedalam dua bentuk koping dan aspek-aspek koping. Selain itu, hasil penelitian juga mengungkapkan adanya kelemahan yang signifikan dalam kemampuan perempuan rawan sosial ekononomi untuk mengembangkan keterampilan dalam bertahan hidup dan memanajemen tingkat emosionalnya. Hasil dari penelitian juga telah mengindikasikan adanya masalah dan kebutuhan dalam upaya perempuan rawan sosial ekonomi untuk bertahan hidup. Sebagai bentuk respon terhadap kondisi tersebut, peneliti mengusulkan program pemberdayaan yang diberi nama ”Kuat Bersama”. Program ”Kuat Bersama” di rancang dengan tujuan mengembangkan kapasitas yang dimiliki perempuan rawan sosial ekonomi dalam bertahan hidup dan diharapkan dapat memberikan dampak yang positif untuk membantu dan memulihkan keberfungsian sosial yang dimiliki perempuan rawan sosial ekonomi dalam bertahan hidup di Kelurahan Langkai Kecamatan Pahandut Kota Palangkaraya. Kata Kunci : PRSE, Bertahan Hidup, Strategi Koping.