Browsing by Author "ATIRISTA NAINGGOLAN"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item Dampak Desa Wisata Terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Keluarga Miskin Di Desa Tepus, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.(Perpustakaan, 2024-09-17) NOUR MALITA AZAHRA RAMADHANY, NRP. 20.03.034.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANNOUR MALITA AZAHRA RAMADHANY, NRP. 20.03.034. Dampak Desa Wisata Terhadap Pengembangan Ekonomi Lokal Keluarga Miskin Di Desa Tepus, Kapanewon Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dosen Pembimbing : SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan dari adanya Desa Wisata Tepus terhadap pengembangan ekonomi lokal keluarga miskin di Desa Tepus berdasarkan tiga aspek meliputi 1) Aspek perubahan tingkat pendapatan, 2) Aspek kesempatan kerja, dan 3) Aspek kemitraan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang responden. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui : 1) Angket atau kuesioner, 2) Wawancara tidak terstruktur, dan 3) Studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desa wisata mengalami peningkatan signifikan di ketiga aspek. Pada aspek perubahan tingkat pendapatan meningkat dari skor 979 sebelum menjadi desa wisata menjadi 1.850 sesudahnya, melampaui skor ideal sebesar 2.296 dan mencapai kategori tinggi. Aspek kesempatan kerja juga mengalami peningkatan dari skor 913 sebelum menjadi desa wisata menjadi 1.834 sesudahnya, melampaui skor ideal sebesar 2.296 dan mencapai kategori tinggi. Demikian pula, aspek kemitraan meningkat dari skor 918 sebelum menjadi desa wisata menjadi 1.970 sesudahnya, melampaui skor ideal sebesar 2.296 dan mencapai kategori tinggi. Namun, pada setiap aspek masih ditemukannya beberapa permasalahan seperti rendahnya pendapatan keluarga miskin, terbatasnya keterampilan yang dimiliki oleh keluarga miskin, dan kemampuan yang dimiliki oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai pengelola desa wisata belum memadai. Beberapa permasalahan tersebut saling berkaitan satu sama lain yang menyebabkan dampak desa wisata masih belum merata dirasakan oleh keluarga miskin di Desa Tepus. Untuk itu, direkomendasikan suatu program berupa “Program Desa Mandiri Sejahtera” untuk mewujudkan Desa Wisata Tepus menjadi desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing yang akan dicapai melalui pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan bagi keluarga miskin, pengembangan ekonomi lokal, serta pengembangan desa wisata yang adil dan berkelanjutan. Kata kunci : Dampak, Pengembangan Ekonomi Lokal, Keluarga Miskin ABSTRACT NOUR MALITA AZAHRA RAMADHANY, NRP. 20.03.034. The Impact of Tourism Villages on Local Economic Development of Poor Families in Tepus Village, Tepus Village, Gunungkidul Regency, Special Region of Yogyakarta. Supervisors: SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN. This study aims to determine the impact of the existence of the Tepus Tourism Village on the local economic development of poor families in Tepus Village based on three aspects including 1) Aspects of changes in income levels, 2) Aspects of employment opportunities, and 3) Aspects of partnerships. This study uses a quantitative approach with descriptive methods. Sampling in this study used simple random sampling technique with a sample size of 82 respondents. Data collection techniques are carried out through: 1) Questionnaires, 2) Unstructured interviews, and 3) Documentation studies. The study results show that tourist villages have experienced significant improvements in all three aspects. In terms of changes, the income level increased from a score of 979 before becoming a tourist village to 1,850 afterward, exceeding the ideal score of 2,296 and reaching the high category. The employment opportunity aspect also increased from a score of 913 before becoming a tourist village to 1,834 afterwards, exceeding the ideal score of 2,296 and reaching the high category. Likewise, the partnership aspect increased from a score of 918 before becoming a tourist village to 1,970 afterward, exceeding the ideal score of 2,296 and reaching the high category. However, in every aspect, several problems are still found, such as the low income of poor families, the limited skills possessed by poor families, and the inadequate capabilities of the Tourism Awareness Group (Pokdarwis) as tourism village managers. Some of these problems are related to each other, which means that the impact of the tourist village is still not evenly felt by poor families in Tepus Village. For this reason, a program in the form of the "Sejahtera Mandiri Village Program" is recommended to make Tepus Tourism Village into an independent, prosperous and competitive village which will be achieved through empowerment and increasing welfare for poor families, developing the local economy, as well as developing fair tourism villages. and sustainable. Keywords : Impact, Local Economic Development, Poor FamiliesItem Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Purworejo.(Perpustakaan, 2024-09-17) VINNY QURROTA AINI, NRP. 2003022,; ATIRISTA NAINGGOLAN; SURADIVINNY QURROTA AINI, NRP. 2003022, Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Di Kabupaten Purworejo. Pembimbing : ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI. Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Purworejo dan Pusat Rehabilitasi YAKKUM untuk memberdayakan penyandang disabilitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas dalam meningkatkan kesejahteraan sosial di Kabupaten Purworejo, dari aspek yaitu aspek pemahaman program, aspek ketepatan sasaran, aspek pencapaian tujuan, aspek pemantauan, dan aspek perencanaan yang matang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah anggota KUBE penyandang disabilitas di Kabupaten Purworejo yang mendapatkan bantuan sosial Usaha Ekonomi Produktif (UEP) tahun 2024 dengan jumlah 4 kelompok yang beranggotakan 40 orang penyandang disabilitas fisik dan seluruh populasi tersebut menjadi sampel penelitian (sampling total/sensus). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner atau angket, studi dokumentasi, dan wawancara. Skala pengukuran yang digunakan adalah rating scale dengan pengujian validitas muka (face validity) untuk uji validitas serta menggunakan metode Alpha Cronbach’s dengan nilai 0,893. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Efektivitas Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial digolongkan pada kategori tinggi. Hal tersebut diketahui berdasarkan kelima aspek penelitian yaitu aspek pemahaman program memperoleh skor 1.409 berada pada kategori tinggi, aspek ketepatan sasaran dengan skor 1.333 berada pada kategori tinggi, aspek pencapaian tujuan dengan skor 1.148 berada pada kategori tinggi, aspek pemantauan program dengan skor 992 berada pada kategori sedang, dan aspek perencanaan dengan skor 1.086 berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut, masih terdapat permasalahan pada aspek pemantauan program, aspek ketepatan sasaran, dan aspek pencapaian tujuan. Sebagai upaya peningkatan efektivitas peneliti memberikan rekomendasi program untuk mengatasi permasalahan melalui Program Inklusi Bersama Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial. Tujuan dari program tersebut yaitu untuk mengoptimalkan dan mengembangkan Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas di Kabupaten Purworejo agar dapat berjalan dengan maksimal dan menciptakan penyandang disabilitas yang mencapai kesejahteraan sosialnya. Kata Kunci : Efektivitas, Program Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Penyandang Disabilitas, Kesejahteraan Sosial ABSTRACT VINNY QURROTA AINI, NRP. 2003022, Effectiveness of the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities to Improving Social Welfare in Purworejo Regency. Supervisors : ATIRISTA NAINGGOLAN and SURADI. The Joint Business Group Program (KUBE) for People with Disabilities is an effort carried out by the Purworejo Regency Government and the YAKKUM Rehabilitation Center to empower people with disabilities. This research aims to determine the effectiveness of the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities in improving social welfare in Purworejo Regency, from aspects namely the program understanding aspect, target accuracy aspect, goal achievement aspect, monitoring aspect, and thorough planning aspect. The approach used in this research is a quantitative approach with descriptive methods. The research population is KUBE members with disabilities in Purworejo Regency who receive Social Assistance for Productive Economic Enterprises (UEP) in 2024 with 4 groups consisting of 40 people with physical disabilities and the entire population is the research sample (total sampling/census). The data collection techniques used were questionnaires, documentation studies, and interviews. The measurement scale used is a rating scale with face validity testing for validity testing and using Cronbach's Alpha method with a value of 0.893. The research results show that the effectiveness of the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities in Improving Social Welfare is classified in the high category. This is known based on the five research aspects, namely the program understanding aspect with a score of 1,409 in the high category, the target accuracy aspect with a score of 1,333 in the high category, the goal achievement aspect with a score of 1,148 in the high category, the program monitoring aspect with a score of 992 in the high category. medium, and the planning aspect with a score of 1,086 is in the high category. Based on these results, there are still problems in the program monitoring aspect, target accuracy aspect, and goal achievement aspect. As an effort to increase effectiveness, researchers provide program recommendations to overcome problems through the Joint Business Group Inclusion Program (KUBE) for Persons with Disabilities in Improving Social Welfare. The aim of this program is to optimize and develop the Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities in Purworejo Regency so that it can run optimally and create persons with disabilities who achieve social welfare. Keywords : Effectiveness, Joint Business Group Program (KUBE) for Persons with Disabilities, Social WelfareItem Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam Penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan.(Perpustakaan, 2024-10-10) FITRI FADILLAH, 20.03.013.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANFITRI FADILLAH, 20.03.013. The Effectiveness of the Integrated Service and Referral System (SLRT) Program in Handling Poverty in Pacitan District. Supervised by SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN This research aims to evaluate the effectiveness of the Integrated Service and Referral System (SLRT) program in addressing poverty in Pacitan Regency based on aspects of target accuracy, socialization, objectives, and monitoring. The SLRT program is designed to provide social services by identifying problems and needs of the poor and vulnerable, and to provide access to social security programs. This study uses a qualitative descriptive method with informants selected through purposive sampling. Data were collected through in-depth interviews, observation, and document studies, and their validity was tested using technique and source triangulation. The results showed that the target accuracy aspect was effective because SLRT succeeded in accommodating complaints and providing access to social security programs to the poor and vulnerable. However, the socialization aspect was less effective because the implementation of socialization did not directly involve the beneficiaries. The objective aspect was effective with the realization of access for the poor to multiple programs. The monitoring aspect was not effective due to the lack of community involvement. In conclusion, the effectiveness of the SLRT program in addressing poverty has not been fully achieved due to constraints in the socialization and monitoring aspects. To address these issues, the researchers propose the "SLRT Team Effectiveness Improvement Program in Socialization and Monitoring Activities through Online Platforms" with the aim of enhancing the capacity of the SLRT team in providing services and access to social security programs for the poor. Keywords: Integrated Service and Refferral System (SLRT), Poverty, Access ABSTRAK FITRI FADILLAH, 20.03.013. Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam Penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan. Dibimbing oleh SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan berdasarkan aspek ketepat sasaran, sosialisasi, tujuan, dan pemantauan, Program SLRT dirancang untuk memberikan pelayanan sosial dengan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat miskin dan rentan miskin, serta memberikan akses terhadap program jaminan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan informan yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, serta diuji kelayakannya menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek ketapat sasaran sudah efektif, karena SLRT berhasil menampung keluhan dan memberikan akses program jaminan sosial kepada masyarakat miskin dan rentan miskin. Namun, aspek sosialisasi masih kurang efektif, karena pelaksanaan sosialisasi belum melibatkan masyarakat penerima manfaat secara langsung. Aspek tujuan sudah efektif dengan terealisasikannya akses masyarakat miskin terhadap multi program. Aspek pemantauan belum efektif karena minimnya keterlibatan masyarakat. Kesimpulannya, efektivitas program SLRT dalam penanganan kemiskinan belum sepenuhnya tercapai karena kendala pada aspek sosialisasi dan pemantauan. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mengusulkan ”Program Peningkatan Efektivitas Tim SLRT dalam Kegiatan Sosialisasi dan Pemantauan melalui Platform Online” dengan tujuan meningkatkan kapasitas tim SLRT dalam memberikan layanan dan akses kepada masyarakat miskin terhadap program jaminan sosial. Kata Kunci: Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu(SLRT), Kemiskinan, AksesItem Implementasi Program Kabupaten Layak Anak dalam Pemenuhan Hak Anak di Kabupaten Belitung.(Perpustakaan, 2024-08-21) VIRA ELIZA, 20.03.017.; ATIRISTA NAINGGOLAN; SURADIVIRA ELIZA, 20.03.017. Implementation of the Child Friendly Regency Program in Fulfilling Children's Rights in Belitung Regency. Supervised by ATIRISTA NAINGGOLAN and SURADI The implementation of the Child-Friendly District (KLA) Program is a step taken by the government to create an environment that ensures the fulfillment of children's rights. Belitung Regency is one of the regencies where violations of children's rights still frequently occur, despite having achieved the status of a Madya-level Child-Friendly District in 2023. This study aims to provide a comprehensive overview of the implementation of the KLA Program in fulfilling children's rights in Belitung Regency based on aspects of communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. This research uses a qualitative design with a descriptive method, and informants are determined through purposive sampling. Informants in this study include technical implementers of the KLA Program at the regency to village levels, as well as program targets who understand the implementation of the KLA Program. Data collection techniques include in-depth interviews, observation, documentation study, and focus group discussions (FGD). The results show that the communication aspect is still not optimal because the socialization of the KLA Program to program implementers in sub-districts and villages is not conducted regularly. The resource aspect also needs improvement because there are still program implementers who do not fully understand the KLA indicators, facilities and infrastructure that do not meet eligibility indicators, unoptimized coordination among implementers, and limited funds for the implementation of the KLA program. The bureaucratic structure aspect also needs attention because the SOP for the KLA Program Implementation is not understood by all implementers. Based on these issues, the researchers propose the program "Capacity Building for KLA Program Organizers Through Time to Sharing for KLA in Belitung Regency" with the aim of enhancing the capacity of KLA Program organizers in optimizing the implementation of the KLA Program in fulfilling children's rights in Belitung Regency. Keywords: Implementation, Child Friendly District Program, Fulfillment of Children's Rights ABSTRAK VIRA ELIZA, 20.03.017. Implementasi Program Kabupaten Layak Anak dalam Pemenuhan Hak Anak di Kabupaten Belitung. Dibimbing oleh ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI Implementasi Program Kabupaten Layak Anak (KLA) adalah langkah yang diambil oleh pemerintah untuk menciptakan lingkungan yang menjamin terpenuhinya hak-hak anak. Kabupaten Belitung merupakan salah satu kabupaten di mana kasus pelanggaran hak anak masih sering terjadi, meskipun telah mendapatkan predikat Kabupaten Layak Anak tingkat Madya pada tahun 2023. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang implementasi Program KLA dalam pemenuhan hak anak di Kabupaten Belitung berdasarkan aspek komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi pelaksana teknis Program KLA di tingkat kabupaten hingga desa serta sasaran program yang memahami implementasi Program KLA. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek komunikasi masih belum optimal karena sosialisasi Program KLA kepada pelaksana program di kecamatan hingga desa tidak dilakukan secara rutin. Aspek sumber daya juga perlu ditingkatkan karena masih terdapat pelaksana program yang kurang memahami indikator KLA, sarana dan prasarana yang belum sesuai dengan indikator kelayakan, koordinasi antar pelaksana yang belum optimal, serta terbatasnya dana untuk pelaksanaan program KLA. Aspek struktur birokrasi juga perlu diperhatikan karena SOP Pelaksanaan Program KLA belum dipahami oleh seluruh pelaksana. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “Peningkatan Kapasitas Penyelenggara Program KLA Melalui Time to Sharing for KLA di Kabupaten Belitung” dengan tujuan meningkatkan kapasitas penyelenggara Program KLA dalam mengoptimalkan pelaksanaan Program KLA dalam pemenuhan hak anak di Kabupaten Belitung. Kata kunci: Implementasi, Program Kabupaten Layak Anak, Pemenuhan Hak AnakItem Implementasi Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung(Perpustakaan, 2024-08-13) IKHSAN SANJAYA, 20.03.086; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANIKHSAN SANJAYA, 20.03.086. Implementasi Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Pembimbing: SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) merupakan kegiatan bantuan sosial untuk membangun jiwa kewirausahaan, meningkatkan kemampuan berwirausaha keluarga miskin, kelompok rentan, kelompok terpencil, dan/atau korban bencana. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang implementasi program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung secara empiris yang terdiri dari (1) proses pelaksanaan; (2) ketercapaian tujuan; (3) dampak program, dan (4) tingkat perubahan yang dialami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif pendekatan deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) wawancara; (2) observasi; dan (3) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program PENA sudah sesuai dengan konsep implementasi Grindle dan petunjuk teknis pelaksanaan program PENA. Namun, dalam pelaksanaannya masih ditemukan beberapa masalah diantaranya 1) Kurangnya pendampingan terhadap penerima manfaat yang meliputi pendampingan usaha dan pendampingan aksesibilitas pemasaran produk, 2) pembekalan dan pelatihan secara daring kurang efektif, dan 3) penerima manfaat belum mempunyai nomor induk berusaha NIB. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti memberikan usulan program untuk meningkatkan peran pendamping PENA dalam melakukan pendampingan kepada penerima manfaat. Nama program yang peneliti usulkan adalah “Peningkatan Kinerja Pendamping PENA dalam Mendampingi Usaha Penerima Manfaat di Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung”. Pendampingan ini bertujuan untuk 1) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pendamping PENA dalam aksesibilitas pemasaran produk, 2) Membangun kemitraan usaha penerima manfaat dalam memperluas pemasaran bagi penerima manfaat, 3)Pelatihan pengemasan produk usaha penerima manfaat, 4)membangun komitmen pendamping PENA dalam melakukan pendampingan, 5) mewujudkan pembelajaran kewirausahan secara interaktif, dan 6)pembekalan pendamping PENA tentang prosedur pengajuan NIB bagi penerima manfaat. Kata Kunci: Implementasi, Program PENA, PendampinganItem Kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Melaksanakan Tugasnya di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi(Perpustakaan, 2023-12-11) SINTA NOVIANTI, 19.03.007; ELLYA SUSILOWATI; ATIRISTA NAINGGOLANAbstrak SINTA NOVIANTI, 19.03.007. Kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Melaksanakan Tugasnya di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi. Dibimbing oleh ELLYA SUSILOWATI dan ATIRISTA NAINGGOLAN. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Kinerja Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Melaksanakan Tugasnya di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, serta untuk memperoleh gambaran tentang aspek-aspek yang meliputi 1) aspek kemampuan teknis, 2) aspek kemampuan konseptual, dan 3) aspek kemampuan hubungan interpersonal yang dilakukan pendamping kepada peserta PKH. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik probability sampling. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah face validity. Untuk pengujian reliabilitas menggunakan pengolahan data program komputer yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan Rating Scale dengan empat kategori yakni 1) selalu, 2) sering, 3) kadang-kadang, dan 4) tidak pernah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: 1) angket/kuisioner, dan 2) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja pendamping PKH memperoleh skor sebanyak 4794 dari skor ideal 5440 yang termasuk kedalam kategori tinggi. Namun, pada setiap aspek masih memiliki beberapa permasalahan seperti dalam melakukan perbaikan data peserta PKH, kunjungan rumah (home visit) kepada peserta PKH, pendamping belum mengenali seluruh peserta PKH, dan pendamping kurang memotivasi peserta PKH. Berdasarkan beberapa permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, masalah tersebut saling berkaitan satu sama lain yang menyebabkan kurang optimalnya pendamping dalam melaksanakan tugasnya. Untuk itu, peneliti merekomendasikan suatu program “Peningkatan Kapasitas Pendamping PKH dalam Melaksanakan Tugasnya di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi”. Kata kunci: Kinerja dan Pendamping PKHItem Mitigasi Bencana melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang.(Perpustakaan, 2024-09-17) RIZKY PUTRA MAHARDHIKA, NRP. 20.03.118.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANRIZKY PUTRA MAHARDHIKA, NRP. 20.03.118. Mitigasi Bencana melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang. Dosen Pembimbing: SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN. Mitigasi bencana dilakukan pada berbagai sektor, salah satunya adalah di tingkat desa. Sebagai bagian dari upaya ini, Kementerian Sosial meluncurkan program Kampung Siaga Bencana. Program ini dirancang untuk memperkuat kapasitas masyarakat desa dalam menghadapi dan mengatasi bencana. Salah satu desa yang menerapkan program ini ialah Desa Sukakerti yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pelaksanaan mitigasi bencana melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti sebagai salah satu lokasi pelaksanaan Kampung Siaga Bencana sejak tahun 2023. Aspek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mitigasi struktural dan mitigasi non struktural. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pemilihan sumber data melalui purposive dan snowball sampling. Mitigasi struktural mencakup tindakan fisik untuk mengurangi risiko bencana, sedangkan mitigasi non-struktural mencakup edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan adanya kendala dalam kemampuan anggota KSB dalam menyebarkan informasi yang efektif dan belum dilaksanakannya penyuluhan di Desa Sukakerti. Berdasarkan temuan ini, disusunlah usulan program untuk meningkatkan kapasitas KSB di Desa Sukakerti melalui pelatihan dan penyuluhan yang lebih intensif yang bernama “Peningkatan Kapasitas Kampung Siaga Bencana Melalui Program KSB Kobarkan di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang”. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana di masa mendatang. Kata Kunci: Bencana, Mitigasi Bencana, Kampung Siaga Bencana. ABSTRACT RIZKY PUTRA MAHARDHIKA, NRP. 20.03.118. Disaster Mitigation through Disaster Preparedness Village in Sukakerti Village, Cisalak Sub-district, Subang Regency. Lecturers: SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN. Mitigation Disaster is carried out in various sectors, including at the village level. As part of this effort, the Ministry of Social Affairs launched the Disaster Preparedness Village program. This program is designed to strengthen the capacity of village communities in face and cope with disasters. One of the villages that implemented this program is Sukakerti Village, which has a high level of disaster vulnerability. This research aims to see the application of disaster mitigation through the Disaster Preparedness Village in Sukakerti Village as one of the locations for the application of Disaster Preparedness Village since 2023. The aspects used in this research are structural mitigation and non-structural mitigation. This research method of qualitative research with the selection of data sources through purposive and snowball sampling. Structural mitigation includes physical measures to reduce disaster risk, while non-structural mitigation includes education and counseling to the community. and counseling to the community. The results showed that there are obstacles in the ability of KSB members to disseminate effective information and the lack of counseling in Sukakerti Village. the implementation of counseling in Sukakerti Village. Based on these findings, a program proposal to increase the capacity of KSB in Sukakerti Village through training and more intensive counseling called “Capacity Building of Disaster Preparedness Village through KSB Kobarkan Program in Sukakerti Village, Cisalak District, Subang Regency”. This program This program is expected to increase community awareness and preparedness in facing future disasters. Keywords: Disaster, Disaster Mitigation, Disaster Preparedness VillageItem Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak dengan Kedisabilitasan Intellectual Development Disorder di Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Agustus 2024,(Perpustakaan, 2024-09-17) NURUL AININ LA DACING, NRP. 20.03.107.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLANNURUL AININ LA DACING, NRP. 20.03.107. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak dengan Kedisabilitasan Intellectual Development Disorder di Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Agustus 2024, Dosen Pembimbing: SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN Pemenuhan kebutuhan dasar anak merupakan merupakan proses memenuhi kebutuhan pada anak yang terdiri dari kebutuhan dasar asuh meliputi kebutuhan fisik-biomedis, asih meliputi kebutuhan emosional dan kasih sayang, dan asah yang meliputi stimulasi, yang berpengaruh pada perkembangan anak dengan kedisabilitasan secara fisik, sosial, maupun mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuhan dasar anak dengan kedisabilitasan di Desa Cipinang Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, mencakup: (1) aspek asuh merupakan pemenuhan kebutuhan dasar yang mencakup pemenuhan terhadap pangan, olahraga, pakaian, perumahan, kesehatan, dan higienitas., (2) aspek asih, merupakan pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri dari kasih sayang, kemandirian, dibantu dan didorong, kesempatan dan pengalaman, rasa memiliki, rasa aman dan harga diri, (3) aspek asah yang merupakan pemenuhan kebutuhan dasar yang terdiri dari pemenuhan kebutuhan akan pendidikan, terapi, dan alat bantu.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Tenik pengumpulan data yang digunakan menggunakan teknik wawancara, obeseravsi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian memberikan gambaran pemenuhan kebutuhan dasar anak dengan kedisabilitasan belum sesuai dengan kebutuhan karena pada aspek asuh terdapat sub aspek pangan dan nutrisi, higienitas dan olahraga rekreasi yang tidak sesuai, pada aspek asih terdapat sub aspek kasih sayang, kemandirian, dibantu didorong dan dimotivasi, memiliki kesempatan dan pengalaman, serta rasa memiliki yang tidak sesuai, pada aspek asah terdapat sub aspek terapi dan alat bermain yang belum sesui. Adapun usulan program yang dibuat oleh peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan Program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Orang Tua dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak dengan Kedisabilitasan Intellectual Development Disorder. Kata Kunci: Orang Tua, Anak dengan Kedisabilitasan, Intellectual Development Disorder, Pemenuhan Kebutuhan Dasar ABSTRACT NURUL AININ LA DACING, NRP. 20.03.107. Fulfilling the Basic Needs of Children with Disabilities Intellectual Development Disorder in Cipinang Village, Cimaung District, Bandung Regency, August 2024, Supervisor: SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN Fulfilling children's basic needs is a process of meeting children's needs which consist of basic needs for care including physical-biomedical needs, love including emotional and affection needs, and foster care which includes stimulation, which influences the development of children with physical, social and mental disabilities. mentally. This research aims to determine the description of the fulfillment of the basic needs of children with disabilities in Cipinang Village, Cimaung District, Bandung Regency, including: (1) the aspect of care is the fulfillment of basic needs which includes the fulfillment of food, exercise, clothing, housing, health and hygiene., ( 2) the compassion aspect, which is the fulfillment of basic needs consisting of love, independence, being helped and encouraged, opportunities and experiences, a sense of belonging, security and self-esteem, (3) the asah aspect which is the fulfillment of basic needs which consists of fulfilling the need for education, therapy, and assistive devices. This research uses qualitative methods with a descriptive design. The data collection techniques used were interview techniques, observation and documentation studies. Data analysis techniques by carrying out data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research provide an illustration that fulfilling the basic needs of children with disabilities is not yet in accordance with the needs because in the care aspect there are sub-aspects of food and nutrition, hygiene and recreational sports which are not appropriate, in the love aspect there are sub-aspects of love, independence, being helped, being encouraged and motivated, having opportunity and experience, as well as a sense of ownership that is not appropriate, in the sharpening aspect there are sub-aspects of therapy and play equipment that are not appropriate. The proposed program made by researchers to overcome this problem is the Program to Increase Parental Knowledge and Skills in Fulfilling the Basic Needs of Children with Intellectual Development Disorders. Keywords: Parents, Children with Disabilities, Intellectual Development Disorder, Fulfillment of Basic NeedsItem Peran Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU) Dalam Pelaksanaan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMPN 1 Parongpong.(Perpustakaan, 2024-09-17) ANDIRA PERMATASARI, NRP. 20.03.120.; ATIRISTA NAINGGOLAN; SURADIANDIRA PERMATASARI, NRP. 20.03.120. Peran Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU) Dalam Pelaksanaan Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di SMPN 1 Parongpong. Dibimbing oleh ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI Program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) merupakan program yang bertujuan untuk menciptakan kemandirian sekolah dalam menghadapi bencana. Program SPAB memiliki tiga pilar sebagai acuan pelaksanaan, yaitu: 1) fasilitas belajar yang lebih aman, 2) manajemen penanggulangan bencana di sekolah dan kesinambungan pendidikan, serta 3) pendidikan pengurangan risiko dan resiliensi. Yayasan Indonesia Bhadra Utama (IBU) adalah Non Government Organization (NGO) yang memiliki program penanggulangan bencana dan merupakan pelaksana Program SPAB di Kabupaten Bandung Barat. Peran adalah kehadiran dalam proses keberlangsungan. Kehadiran Yayasan IBU dalam Program SPAB dilakukan melalui pemenuhan ketiga pilar SPAB. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran empiris dari peran Yayasan IBU dalam Pelaksanaan Program SPAB di SMPN 1 Parongpong yang meliputi: 1) menyiapkan fasilitas sekolah yang aman bencana, 2) melaksanakan perencanaan manajemen penanggulangan bencana, serta 3) melaksanakan pendidikan pengurangan risiko bencana. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dengan penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling yakni fasilitator SPAB selaku pelaksana progam serta guru dan murid selaku penerima manfaat program. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Program SPAB di SMPN 1 Parongpong oleh Yayasan IBU belum optimal karena menemui beberapa kendala. Permasalahan yang dialami yaitu antara lain penanda titik kumpul yang diberikan belum sesuai standar, belum optimalnya pelaksanaan edukasi kebencanaan, serta partisipasi pihak sekolah (guru) belum optimal dalam mendukung pelaksanaan SPAB. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan suatu program sebagai alternatifsolusipemecahan masalah yaitu "Program Peningkatan Kapasitas Tim Pelaksana SPAB Yayasan IBU Dalam Mempersiapkan Sekolah YangAmanBencana". Kata kunci: Peran,Yayasan, Satuan Pendidikan Aman Bencana ABSTRACT ANDIRA PERMATASARI, NRP. 20.03.120. The role of the Indonesian Bhadra Utama Foundation (IBU) in implementing the Disaster Safe Education Unit (SPAB) Program at SMPN 1 Parongpong. Guided by ATIRISTA NAINGGOLANandSURADI The School Disaster Resilience Program (SPAB) aims to foster school independenceindisasterpreparedness. SPAB hasthree implementationpillars: 1) safer learning facilities, 2) disaster management in schools and educational continuity, and 3) risk reduction and resilience education. The Indonesia Bhadra Utama (IBU) Foundation is a non-governmental organization (NGO) focused on disaster management and is an implementer of the SPAB Program in Bandung Barat Regency. The role is the presence in the process of continuity. IBU Foundation involvement in the SPAB Program is through fulfilling the three SPAB pillars. This study aims to provide an empirical overview of IBU Foundation role in implementing the SPAB Program at SMPN 1 Parongpong, which includes: 1) preparing disaster-safe school facilities, 2) implementing disaster management planning, and 3) conducting disaster risk reduction education. The research method used is qualitative with a descriptive approach. Data collection techniques include in-depth interviews, observations, and documentation, with informants selected through purposive sampling, including SPAB facilitators as program implementers, and teachers and students as program beneficiaries. The research results indicate that the implementation of the SPAB Program at SMPN 1 Parongpong by IBU Foundation is not yet optimal due to several challenges. Issues include non-standard assembly point markers, suboptimal disaster education implementation, and insufficient participation from the school (teachers) in supporting SPAB implementation. Based on these issues, the researcher proposes an alternative solution program called “Capacity Building Program for the SPAB Implementation Team of IBU Foundation in PreparingDisaster-SafeSchools”. Keywords: Role,Foundation,DisasterSafeEducationUnit