Browsing by Author "Ami Maryami"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
Item Burnout Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan Pelayanan Kepada Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang.(Perpustakaan, 2024-09-07) YUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiYUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303: Burnout Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan Pelayanan Kepada Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi. Burnout pembimbing kemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang terjadi karena kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya konsentrasi serta beban kerja yang berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1) karakteristik informan, (2) kelelahan fisik, (3) kelelahan emosional (4) kelelahan mental. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling untuk menentukan informan yaitu pembimbing kemasyarakatan. Pada pengumpulan data, digunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembimbing kemasyarakatan merasakan kelelahan fisik seperti gangguan pencernaan, gangguan tidur, sakit kepala, dan gangguan makan. Kelelahan emosional seperti merasa gagal, merasa bersalah dan menyalahkan, mudah marah, dan mudah benci. Kelelahan mental seperti enggan bekerja, menunda pekerjaan, tidak puas, putus asa, dan kehilangan harga diri. Penelitian ini mengungkapkan adanya beban kerja lebih yang dirasakan oleh pembimbing kemasyarakatan, pengendalian emosional yang belum bisa dilakukan dengan baik oleh pembimbing kemasyarakatan, dan rasa stres kerja yang dialami saat mendapatkan banyaknya pekerjaan. Rekomendasi program “Penguatan pada Pembimbing Kemasyarakatan dalam Mengelola Emosi di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang” diusulkan untuk meminimalisir terjadinya Burnout di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Kata kunci: Burnout, Pembimbing Kemasyarakatan, Kelelahan Fisik, Kelelahan Emosional, dan Kelelahan Mental ABSTRACT YUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303: Burnout among Community Supervisors in Providing Services to Correctional Clients at the Class I Correctional Facility in Semarang. Ami Maryami and Dyah Asri Gita Pratiwi. Burnout among probation officers at the Class I Correctional Facility in Semarang occurs due to both physical and mental exhaustion, including the development of a negative self-concept, lack of concentration, and a heavy workload. This study aims to describe and analyze: (1) the characteristics of the informants, (2) physical exhaustion, (3) emotional exhaustion, and (4) mental exhaustion. This research uses a qualitative descriptive method. The technique used is purposive sampling to determine the informants, namely probation officers. Data collection techniques include in-depth interviews, observation, and document study. The results of the study indicate that probation officers experience physical exhaustion such as digestive disorders, sleep disturbances, headaches, and eating disorders. Emotional exhaustion includes feelings of failure, guilt and blame, irritability, and hatred. Mental exhaustion is characterized by reluctance to work, procrastination, dissatisfaction, hopelessness, and loss of self-esteem. This study reveals the additional workload felt by probation officers, the inability of probation officers to manage emotions effectively, and the work stress experienced when faced with a large volume of tasks. The "Strengthening Probation Officers in Managing Emotions at the Class I Correctional Facility in Semarang" program is recommended to minimize burnout at the Class I Correctional Facility in Semarang. Keywords: Burnout, Community Supervisors, Physical Exhaustion, Emotional Exhaustion, Mental ExhaustionItem Dukungan Sosial Masyarkat Terhadap Lanjut Usia Terlantar Di Desa Karangtengah Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk,(Perpustakaan, 2024-02-20) J.MASITOH DENANDA, 19.04.243.; Ami Maryami; Sri Ratna NingrumABSTRAK J.MASITOH DENANDA, 19.04.243. Dukungan Sosial Masyarkat Terhadap Lanjut Usia Terlantar Di Desa Karangtengah Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk, Dosen Pembimbing : Ami Maryami dan Sri Ratna Ningrum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dukungan sosial yang diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar dan mendapatkan gambaran secara empiris tentang (1) karakteristik informan, (2) dukungan emosional, (3) dukungan penghargaan, (4) dukungan instrumental, (5) dukungan informasional dalam dukungan sosial masyarakat terhadap lanjut usia terlantar di Desa Karangtengah, Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive, dan mendapatkan hasil berjumlah lima informan, terdiri dari lima lanjut usia terlantar yang berusia 70 tahun ke atas. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan kredibilitas melalui ketekunan pengamatan, triangulasi sumber, triangulasi teknik, kecukupan referensi, dan kepastian data. Hasil penelitian menunjukkan dukungan sosial masyarakat Desa Karangtengah terhadap lanjut usia terlantar mencangkup : (1) Dukungan emosional yang diberikan dalam bentuk perhatian, empati, dan kepedulian yang dilakukan apabila lanjut usia sedang sakit, sedang sedih, dan sedang menyendiri. (2) Dukungan penghargaan diberikan oleh masyarakat kepada lanjut usia terantar berupa persetujuan akan pendapat dan keinginan lanju usia. (3) Dukungan instrumental yang diberikan yaitu berupa uang, makanan, dan membenahi atap yang bocor. (4) Dukungan informasional diberikan masyarakat kepada lanjut usia terlantar dalam bentuk saran dan nasihat yang dilakukan pada lanjut usia. Program yang diusulkan yaitu “Penguatan Masyarakat Dalam Memberikan Dukungan Sosial Terhadap Lanjut Usia Terlantar di Desa Karangtengah Kecamatan Bagor Kabupaten Nganjuk”. Program ini bertujuan agar masyarakat memberikan empati dan membantu kebutuhan lanjut usia terkait dukungan sosial kepada lanjut usia terlantar sehingga dapat menguatkan dukungan sosial masyarakat kepada lanjut usia terlantar. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Masyarakat, Lanjut Usia TerlantarItem Kesiapan Lembaga Rehabilitasi Sosial dalam Penerimaan Anak Pelaku Tawuran yang Telah Melalui Proses Restorative Justice di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor,(Perpustakaan, 2024-09-10) THANIA PARDEDE, NRP. 20.04.017.; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiTHANIA PARDEDE, NRP. 20.04.017. Readiness of Social Rehabilitation Organizations in Accepting Child Offenders Who Have Gone Through the Restorative Justice Process at Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor, Supervised by Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi The readiness of the organization is the availability of everything to support the success of a process of accepting child perpetrators of brawls in social rehabilitation institutions. This study aims to describe the availability of aspects of the readiness of social rehabilitation organizations in UPTD PPSGBKs Bogor, including 1) Availability of Human Resources, 2) Facilities and Infrastructure, and 3) Relationships between Stakeholders. The research method used is descriptive with a qualitative approach. Determination of informants is selected based on predetermined criteria. Data collection techniques were carried out using in-depth interviews, observation, and documentation studies. Data validity checking techniques use data triangulation, extended observation, and increased persistence. The data analysis technique uses data processing, categorization, and interpretation. This study’s results indicate that social rehabilitation organizations readiness to accept children who have been through a restorative justice process at UPTD PPSGBKs Bogor is quite good. The results of the study state that the availability of human resources facilities and infrastructure is quite available, but in the implementation of acceptance carried out by stakeholders it is found that there is a problem that stakeholders still do not implement the existing acceptance SOP at UPTD PPSGBKs Bogor properly, this is due to the lack of transparency carried out by stakeholders in providing information on the health of candidates for sent children. Efforts can be made to improve stakeholder understanding in sending children to UPTD PPSGBKs Bogor is by doing "Socialization of Standard Operating Procedures (SOP) for Child Admission at UPTD PPSGBKs Bogor". Keywords: Readiness of Rehabilitation Organization, Restorative Justice, Juvenile Candidates Fostered ABSTRAK THANIA PARDEDE, NRP. 20.04.017. Kesiapan Lembaga Rehabilitasi Sosial dalam Penerimaan Anak Pelaku Tawuran yang Telah Melalui Proses Restorative Justice di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor, Dibimbing oleh Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi Kesiapan lembaga merupakan sudah tersedianya segala sesuatu untuk mendukung keberhasilan suatu proses penerimaan anak pelaku tawuran di lembaga rehabilitasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran menegenai ketersediaan aspek kesiapan lembaga rehabilitasi sosial yang ada di UPTD PPSGBKs Bogor, yaitu: 1) Ketersediaan SDM, 2) Ketersediaan Sarana dan Prasarana, 3) Hubungan Antar Stakeholder. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan Teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi, serta studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi data, perpanjangan pengamatan, dan peningkatan ketekunan. Adapun teknik analisa data menggunakan pemrosesan, kategorisasi, serta penafsiran data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kesiapan lembaga rehabilitasi sosial dalam penerimaan anak pelaku tawuran yang telah melalui proses restorative justice di UPTD PPSGBKs Bogor sudah cukup baik. Hasil penelitian menyatakan bahwa ketersediaan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana sudah tersedia cukup, namun dalam pelaksanaan penerimaan yang dilakukan oleh para stakeholder didapati bahwa ada permasalahan bahwa pihak stakeholder masih belum melaksanakan SOP penerimaan yang ada di UPTD PPSGBKs Bogor dengan baik, hal ini disebabkan karena adanya ketidakterbukaan yang dilakukan oleh pihak stakeholder dalam memberikan informasi kesehatan calon anak binaan yang dikirimkan. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki pemahaman stakeholder dalam proses pengiriman anak ke UPTD PPSGBKs Bogor adalah dengan melakukan “Sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) Penerimaan Anak di UPTD PPSGBKs Bogor”. Kata Kunci: Kesiapan Lembaga Rehabilitasi, Restorative Justice, Calon Anak BinaanItem Kondisi Psikososial Anak Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Intervensi di Lembaga Societa Indonesia Kabupaten Cianjur.(Perpustakaan, 2024-09-10) FITRA KARUUNIA FAJAR NRP. 20.004.358.; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiFITRA KARUUNIA FAJAR NRP. 20.004.358. Kondisi Psikososial Anak Korban Penyalahgunaan NAPZA Pasca Intervensi di Lembaga Societa Indonesia Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing: Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi Permasalahan anak korban penyalahgunaan NAPZA menjadi permasalahan yang serius karena dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat. Keterlibatan anak dalam penyalahgunaan NAPZA telah memberikan berbagai macam konsekuensi yang merugikan terhadap anak sebagai individu, konsekuensi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi psikososial anak korban penyalahgunaan NAPZA pasca intervensi di lembaga Societa Indonesia Kabupaten Cianjur, yaitu dengan Menggambarkan karakteristik informan, Menggambarkan kondisi psikologis dengan mengetahui bagaimaana perasaan dan kegiatan keseharian nya, kondisi biologis dengan melihat dan mengamati kondisi fisik informann dan kondisi sosial di lingkungan rumah Bersama teman, keluarga dan tetangga anak korban penyalahgunaan NAPZA pasca intervensi di lembaga Societa Indonesia. Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini sebagian besar menunjukkan peningkatan positif tetapi ditemukan permasalahan yang terjadi yaitu satu dari tiga aspek yang ada diteliti ditemukan bahwa Anak korban penyalahgunaan NAPZA belum bisa mengendalikan dirinya dan belum mampu mengandalikan emosi nya pasca mengikuti rehabilitasi. Maka dari itu diperlukan adanya dukungan pasca rehabilitasi serta evaluasi program rehabiitasi. Solusi untuk mengatasi permasalahan anak-anak korban NAPZA pasca rehabilitasi dapat diwujudkan melalui program kelompok sosialisasi. Program yang akan diberikan adalah “Penguatan Anak Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Pengendalian Diri”. Bertujuan untuk membantu mereka mengubah perilaku negative yang semula belum bisa mengendalikan diri untuk tidak memakai NAPZA dan belum bisa mengendalikan emosi nya menjadi lebih bisa mengendalikan perilaku positif yang dapat diterima oleh masyarakat, serta membekali mereka dengan keterampilan sosial dan pengendalian emosi yang baik. Kata kunci: Anak korban penyalahgunaan NAPZA, Kondisi Psikososial, pasca intervensi. ABSTRACT FITRA KARUNIA FAJAR NRP. 20.04.358. Psychosocial Conditions of Children Victims of Drug Abuse Post-Intervention at the Societa Indonesia Institute, Cianjur Regency. Supervisor : Ami Mayrami and Dyah Asri Gita Pratiwi The problem of child victims of drug abuse is a serious problem because the number continues to increase from year to year. Children's involvement in drug abuse has had various kinds of detrimental consequences for children as individuals and social consequences. This research aims to describe the psychosocial conditions of child victims of drug abuse after intervention at the Societa Indonesia institution in Cianjur Regency, namely by describing the characteristics of the informants, describing the psychological conditions by knowing how they feel and their daily activities, biological conditions by looking at and observing the informants' physical conditions and social conditions. in the home environment with friends, family and neighbors of child victims of drug abuse after intervention at the Societa Indonesia institution. Researchers used descriptive methods with a qualitative approach. The results of this research mostly showed positive improvements but problems were found, namely that one of the three aspects studied was that children who were victims of drug abuse were unable to control themselves and were unable to control their emotions after attending rehabilitation. Therefore, postrehabilitation support and evaluation of the rehabilitation program are needed. Solutions to overcome the problems of child drug victims after rehabilitation can be realized through socialization group programs. The program that will be provided is "Strengthening Child Victims of Drug Abuse in Self-Control". Aims to help them change negative behavior from previously not being able to control themselves not to use drugs and not being able to control their emotions to becoming more able to control positive behavior that is acceptable to society, as well as equipping them with good social skills and emotional control. Keywords: Child victims of drug abuse, psychosocial conditions, post intervention.Item Kondisi Psikososial Residen Penyalahguna NAPZA di Yayasan Penuai Indonesia Kabupaten Cianjur,(Perpustakaan, 2024-02-07) INDAH RATNASARI, 19.04.179.; Ami Maryami; Sri Ratna NingrumABSTRAK INDAH RATNASARI, 19.04.179. Kondisi Psikososial Residen Penyalahguna NAPZA di Yayasan Penuai Indonesia Kabupaten Cianjur, Dibimbing oleh Ami Maryami dan Sri Ratna Ningrum Kondisi psikososial merupakan produk interaksi antara sistem biologis, psikologis, dan sosial yang dapat mempengaruhi perkembangan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi psikososial residen penyalahguna NAPZA di Yayasan Penuai Indonesia Kabupaten Cianjur yang meliputi: 1) Karakteristik Informan, 2) Kondisi Biologis Informan, 3) Kondisi Psikologis Informan, 4) Kondisi Sosial Informan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penentuan informan dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, serta studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji dependability, serta uji confirmability. Adapun teknik analisa data menggunakan pemrosesan, kategorisasi, serta penafsiran data. Hasil penelitian menunjukan bahwa kondisi biologis residen mengalami perubahan positif yang signifikan setelah pelaksanaan program therapeutic community, namun ditemukan permasalahan bahwa kondisi psikologis residen yang masih fluktuatif dan masih memunculkan emosi negatif serta hubungan sosial residen yang masih mudah terpicu konflik. Upaya yang dapat dilakukan untuk menguatkan kondisi psikososial residen penyalahguna NAPZA di Yayasan Penuai Indonesia dapat dilakukan melalui program layanan dukungan sosial yaitu “Program Penguatan Kondisi Psikososial Residen Penyalahguna NAPZA di Yayasan Penuai Indonesia Melalui CBT dan Terapi Psikososial” Kata Kunci: Kondisi Psikososial, Therapeutic Community, ResidenItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PENANGANAN KLIEN “S” YANG MEMILIKI KESULITAN DALAM MENYAMPAIKAN PENDAPAT DAN PERASAANNYA DI SATUAN PELAYANAN GRIYA RAMAH ANAK GARUT(Perpustakaan, 2024-10-25) Ilsya Zerlinda Gunawan NRP. 2104123; Ami Maryami; Evi NurhayatiabstractItem Masyarakat dalam Pencegahan Stunting di Desa Legok Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-05) CORRY SABINA GINTING, NRP.20.04.305; Raden Enkeu Agiati; Ami MaryamiCORRY SABINA GINTING, NRP.20.04.305 Community Behavior in Stunting Preventing in Legok Kaler Village, Paseh District, Sumedang Regency. Supervisor: Raden Enkeu Agiati and Ami Maryami. Community behavior in stunting prevention prevents the capabilities carried out to accelerate stunting reduction. This research aims to obtain an empirical picture: 1) behavior in the First 1000 Days of Life, 2) clean and healthy living behavior, 3) access to clean water, sanitation, and a clean environment, and 4) checking toddlers at the integrated healthcare center or health center. This research method uses quantitative research methods with descriptive surveys. The sources used are primary and secondary secondary. The population in this study was the people of Legok Kaler Village who had 21 stunted children. The sampling technique uses a census. The data collection techniques used are: 1) questionnaire, 2) observation, and 3) documentation study. The research instrument uses a rating scale. The validity test is the face validity test, and the reliability test uses Cronbach's Alpha. The research results show that changes in community behavior in preventing stunting are in the high category. However, the First 1000 Days of Life (HPK) had a low score. Therefore, a Smart Technical Guidance to Prevent Stunting program with an Educational Group is proposed for people who have children at risk of stunting in Legok Kaler Village, Paseh District, Sumedang Regency. Keywords: Stunting, Children, Parental Behavior, Parenting, and the Four Pillars. ABSTRAK CORRY SABINA GINTING, NRP 20.04.305 Masyarakat dalam Pencegahan Stunting di Desa Legok Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Raden Enkeu Agiati dan Ami Maryami. Perilaku masyarakat dalam pencegahan stunting merujuk pada kemampuan yang dilakukan dalam rangka percepatan penurunan stunting. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) perilaku 1000 Hari Pertama Kehidupan, 2) pola hidup bersih dan sehat, 3) akses air bersih, sanitasi dan lingkungan bersih, dan 4) memeriksakan balita ke posyandu atau puskesmas. Metode penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif dengan survei deskriptif. Sumber yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Legok Kaler yang memiliki anak stunting berjumlah 21 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian mengunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), uji reabilitas mengunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan perilaku masyarakat dalam pencegahan stunting berada pada kategori tinggi. Namun demikian, pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) memiliki skor rendah. Oleh karena itu, diusulkan program Bimbingan Teknis Pintar Cegah Stunting dengan Educational Group bagi masyarakat yang memiliki anak dengan risiko stunting di Desa Legok Kaler, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang. Kata Kunci: Stunting, Anak, Perilaku Orangtua, Pengasuhan, dan Keempat PilarItem Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Desa Desa Sukamantri Kecamatan Tajungkerta Kabupaten Sumedang(Perpustakaan, 2024-09-11) Rifki Fauzi Febriansyah, 20.04.317.; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiRifki Fauzi Febriansyah, 20.24.317. Landslide Mitigation in Sukamantri Village, Tanjungekerta District, Sumedang Regency. Supervisor: Ami Maryami and Dyah Asri Gita Pratiwi Disaster mitigation is an effort to reduce the risks and impacts of disasters to the minimum through physical development as well as awareness and increase the capacity of the community to deal with disaster threats. Disaster mitigation in this research is landslide disaster mitigation. This study aims to obtain an empirical picture of 1) informant characteristics, 2) structural disaster mitigation, and 3) non-structural disaster mitigation. The method used in this research is the descriptive qualitative method. Data sources used are primary data sources and secondary data sources with purposive sampling techniques. Data collection techniques used were in-depth interviews, observations, and documentation studies. Data validity checking techniques used are the data credibility, transferability and the dependability tests. Furthermore, this study was analyzed using qualitative analysis. The results of the study show an overview and explanation that landslide disaster mitigation which includes structural mitigation and non-structural mitigation aspects has been carried out by the village government and the community with some that have not been implemented. In contrast, non-structural mitigation has not beencarried out optimally. Structural mitigation has been carried out in various ways including the creation of retaining foundations, drainage channels, early warning, and reforestation. Non structural mitigation has only been carried out in the form ofsocialization activities so that community capacity in mitigation has not been not everyone knowed. In connection with this, the proposed program “Formation of Disaster Concern Community in Sukamantri”. Keywords : Mitigation, Disasters, Landslides ABSTRAK Rifki Fauzi Febriansyah, 20.04.317. Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Desa Desa Sukamantri Kecamatan Tajungkerta Kabupaten Sumedang Dosen Pembimbing: Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi Mitigasi bencana merupakan upaya mengurangi risiko dan dampak bencana seminimal mungkin dengan pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kapasitas masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. Mitigasi bencana pada penelitian ini adalah mitigasi bencana tanah longsor. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran empirik tentang:1) karakteristik informan, 2) mitigasi bencana struktural, dan 3) mitigasi bencana non struktural. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah in-depth interview, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah uji kredibilitas data (credibility), uji keteralihan (transferability) dan uji ketergantungan (dependability).Selanjutnya penelitian ini dianalisis menggunakan analisa kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan gambaran serta penjelasan bahwa mitigasi bencana tanah longsor yang meliputi aspek mitigasi struktural dan mitigasi non struktural telah dilakukan pemerintah desa maupun masyarakat dengan sebagian yang belum dilaksanakan. Mitigasi struktural sudah dilakukan dengan berbagai cara diantaranya yaitu pembuatan pondasi penahan tanah, saluran drainse, peringatan dini, dan reboisasi. Mitigasi non struktural baru dilakukan kegiatan berupa sosialisasi saja sehingga kapasitas masyarakat dalam mitigasi belum semuanya mengetahui. Sehubungan dengan hal itu maka diusulkan program “Pembentukan Komunitas Peduli Bencana Sukamantri”. Kata Kunci : Mitigasi, Bencana, Tanah LongsorItem Pemberdayaan Sosial Ekonomi Eks WTS Melalui Pelatihan Tata Boga di PSKW Andam Dewi Kabupaten Solok.(Perpustakaan, 2024-08-15) Disha Shafira Ermana Putri 2004086; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiDISHA SHAFIRA ERMANA PUTRI, 20.04.086. Pemberdayaan Sosial Ekonomi Eks WTS Melalui Pelatihan Tata Boga di PSKW Andam Dewi Kabupaten Solok. Dosen Pembimbing: Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberdayaan sosial ekonomi eks Wanita Tuna Susila (WTS) melalui pelatihan tata boga di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Andam Dewi Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan tata boga memberikan dampak positif terhadap peningkatan keterampilan memasak, manajemen usaha, dan kepercayaan diri eks WTS. Para peserta pelatihan mendapatkan pengetahuan baru tentang teknik memasak, pengelolaan bahan baku, dan penyusunan menu yang bervariasi, yang mana semua ini berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup mereka. Namun, penelitian ini juga menemukan sejumlah tantangan yang dihadapi oleh para peserta pelatihan. Tantangan tersebut meliputi stigma negatif dari masyarakat, keterbatasan modal usaha untuk memulai bisnis kuliner, serta dampak psikologis dari pengalaman masa lalu yang masih membayangi. Selain itu, dukungan dari keluarga Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini merekomendasikan adanya dukungan berkelanjutan dari instruktur dan pihak panti, serta akses terhadap sumber daya yang memadai, termasuk modal usaha dan layanan psikologis. dan lingkungan sekitar juga berperan penting dalam proses pemberdayaan ini. Maka peneliti melakukan usulan program “Peningkatan Kapasitas Kemitraan Pelatihan Tata Boga”. Program yang dilakukan peniliti diantara pelatihan dan pendampingan, membangun organisasi dan kelembagaan, membangun akses terhadap sumber daya dan informasi. Secara keseluruhan, pelatihan tata boga di PSKW Andam Dewi telah berhasil memberdayakan eks WTS dalam aspek sosial dan ekonomi. Dengan keterampilan yang diperoleh, mereka lebih siap untuk mandiri secara ekonomi dan memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi pengembangan program pemberdayaan serupa di masa mendatang. Kata Kunci: Pemberdayaan Sosial Ekonomi, Eks Wanita Tuna Susila (WTS), Pelatihan Tata Boga ABSTRACT DISHA SHAFIRA ERMANA PUTRI, 20.04.086. Socio-Economic Empowerment of Former Prostitute Women Through Culinary Training at PSKW Andam Dewi, Solok Regency. Lecturers: Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi This research aims to analyze the socio-economic empowerment of former women in sex work (WTS) through culinary training at the Women's Social Work Institution (PSKW) Andam Dewi in Solok Regency, West Sumatra. The research employs a descriptive qualitative method, with data collection techniques including observation, interviews, and documentation. The findings show that culinary training has a positive impact on enhancing cooking skills, business management, and the self-confidence of former WTS. The training participants acquired new knowledge on cooking techniques, raw material management, and menu planning, all of which contributed to improving their quality of life. However, the study also identifies several challenges faced by the training participants. These challenges include societal stigma, limited business capital to start culinary ventures, and the psychological impact of past experiences that continue to affect them. In addition, support from family and the surrounding community also plays a crucial role in this empowerment process. To address these challenges, the research recommends ongoing support from instructors and the institution, as well as access to adequate resources, including business capital and psychological services. Therefore, the researcher proposes a program titled "Capacity Building of Culinary Training Partnerships." The program includes training and mentoring, building organizations and institutions, and establishing access to resources and information.Overall, the culinary training at PSKW Andam Dewi has successfully empowered former WTS in both social and economic aspects. With the skills acquired, they are better prepared to achieve economic independence and possess higher self-confidence to actively participate in society. This research provides important contributions to the development of similar empowerment programs in the future. Keywords: Socio-Economic Empowerment, Former Prostitute Women, Culinary TraininItem Penyesuaian Diri Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Sentra Handayani Jakarta Bambu Apus Jakarta Timur.(Perpustakaan, 2024-09-07) Muhammad Bagus Risqiawan, 20.04.254.; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiMuhammad Bagus Risqiawan, 20.04.254. Penyesuaian Diri Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Sentra Handayani Jakarta Bambu Apus Jakarta Timur. Dosen Pembimbing: Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi Penting untuk anak memiliki kemampuan menyesuaikan diri di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial khususnya Sentra Handayani Jakarta, karena hal ini akan mempengaruhi seberapa baik proses rehabilitasi mereka dan reintegrasi mereka ke masyarakat. Jika penyesuaian diri ini tidak dilakukan dengan baik, maka akan terjadi masalah baru yang akan merugikan bagi anak tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai: (1) karakteristik informan, (2) kemampuan Belajar, (3) kemampuan mengontrol emosi yang berlebihan, (4) kemampuan meminimalisir mekanisme pertahanan diri, (5) kemampuan berpikir rasional dan mengarahkan diri, (6) kemampuan belajar dari pengalaman masa lalu, (7) kemampuan mengurangi rasa frustasi (8) kemampuan bersikap realistis dan objektif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah teknik purposive untuk menentukan lima informan yang terdiri dari anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), pekerja sosial, dan pendamping asrama Sentra Handayani Jakarta. Dalam mengumpulkan data, digunakan teknik wawancara mendalam, observasi berperan serta, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ABH tidak terbuka dan tidak jujur terhadap masalah, ABH belum sepenuhnya sadar akan konsekuensi dari tindakan mereka, ABH tidak menyesal telah melakukan pengalaman di masa lalu. Penelitian ini mengungkapkan bahwa diperlukan terapi psikososial ABH dalam kemampuan meminimalisir mekanisme pertahanan diri, kemampuan berpikir rasional dan mengarahkan diri dan kemampuan belajar dari pengalaman masa lalu di Sentra Handayani Jakarta agar anak mampu terbuka dan jujur terhadap masalah. Dengan demikian anak diharapkan mampu untuk menyesuaikan diri. Rekomendasi program “Penguatan Penyesuaian Diri ABH di Sentra Handayani melalui Terapi Psikososial” diusulkan untuk memperbaiki penyesuaian diri anak selama masa rehabilitasi di Sentra Handayani Jakarta. Kata kunci: Penyesuaian Diri, Anak yang Berhadapan Dengan Hukum, Sentra Handayani ABSTRACT Muhammad Bagus Risqiawan, 20.04.254. Child Self-Adjustment Against the Law at the Handayani Central Jakarta Bambu Apus East Jakarta. Lecturers: Ami Maryami and Dyah Asri Gita It is important for children to have the ability to adjust at the Social Welfare Organizing Institute, especially Sentra Handayani Jakarta, because this will affect how well their rehabilitation process and their reintegration into the community. If this adjustment is not done well, then there will be new problems that will be detrimental to the child. This study aims to describe and analyze: (1) informant characteristics, (2) ability to learn, (3) ability to control excessive emotions, (4) ability to minimize self-defense mechanisms, (5) ability to think rational and direct, (6) ability to learn from past experience, and to learn from experience. (7) ability to reduce frustration (8) ability to be realistic and objective. This study used a qualitative descriptive method. The data source used is a purposive technique to determine five informants consisting of children who are facing the law (ABH), social workers, and a dormitory companion of Sentra Handayani Jakarta. In collecting data, in-depth interview techniques, observations, and documentation studies are used. The results showed that ABH was not open and dishonest to the problem, ABH was not fully aware of the consequences of their actions, ABH did not regret having done any experience in the past. This study revealed that ABH psychosocial therapy is needed in the ability to minimize self-defense mechanisms, rational and self-directed thinking ability and learning ability from past experiences at the Handayani Central Jakarta so that children can be open and honest to problems. Thus the child is expected to be able to adjust. The recommendation of the program "ABH Self-Adjustment Strengthening in Sentra Handayani through Psychosocial Therapy" was proposed to improve children's self-adaptation during rehabilitation at Sentra Handayani Jakarta. Keywords: Self-Adjustment, Children who are facing the law, Sentra HandayaniItem Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Anak Berhadapan dengan Hukum di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor,(Perpustakaan, 2024-08-20) SITI FAUZIAH, 20.04.097.; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiSITI FAUZIAH, 20.04.097. The Role of Social Workers in Assisting Children in Conflict with the Law at UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor, Supervised by Ami Maryami and Dyah Asri Gita Pratiwi "Social workers, as service providers and child companions, should provide services for children throughout the rehabilitation process. The role of social workers in the child rehabilitation process is very much needed to ensure that children can restore their social functioning during their rehabilitation period. This study aims to obtain an in-depth picture of the role of social workers in accompanying children in conflict with the law at the UPTD PPSGBKs Bogor, which includes the roles of facilitator, broker, and mediator. The research method used is descriptive with a qualitative approach. Data collection techniques were carried out using in-depth interviews, observation, and document studies. Data validity testing techniques used triangulation of data, increased perseverance, prolonged observation, and sufficient references. The data analysis technique uses data reduction and data presentation. The results of this study indicate that the role of social workers in accompanying children in conflict with the law at the UPTD PPSGBKs is already available. The results of the study show that in carrying out their role as mediators, social workers have not been able to understand the stages of child development, especially adolescent psychology. This has hindered the process of providing the role of mediator. The researcher also found that social workers in carrying out their role as facilitators often have differences of opinion among social workers, which makes social workers in carrying out their role to children slightly hindered. Efforts that can be made to improve the quality of social workers in carrying out their roles at the UPTD PPSGBKs are to conduct "Strengthening the Role of Social Workers in Accompanying Children in Conflict with the Law at the UPTD PPSGBKs Bogor" Keywords: Role of Social Workers, Assistance, Children in Conflict with the Law ABSTRAK SITI FAUZIAH, 20.04.097. Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Anak Berhadapan dengan Hukum di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor, Dibimbing oleh Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi Pekerja sosial selaku pemberi pelayanan serta pendamping anak sudah seharusnya memberikan dan menyediakan pelayanan bagi anak selama masa rehabilitasi berlangsung, peran pekerja sosial dalam proses rehabilitasi anak sangat dibutuhkan untuk menjamin anak selama masa rehabilitasinya dapat mengembalikan keberfungsian sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai peran pekerja sosial dalam pendampingan anak berhadapan dengan hukum di UPTD PPSGBKs Bogor yang meliputi peran fasilitator, broker, dan mediator. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi data, peningkatan ketekunan, perpanjangan pengamatan dan kecukupan referensi. Adapun teknik analisa data menggunakan reduksi data dan penyajian data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran pekerja sosial dalam pendampingan anak berhadapan dengan hukum di UPTD PPSGBKs telah tersedia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam menjalankan perannya sebagai mediator pekerja sosial belum bisa memahami mengenai tahap perkembangan anak khususnya psikologis remaja, hal tersebut membuat proses pemberian peran mediator sedikit terhambat, peneliti juga menemukan bahwa pekerja sosial dalam menjalankan perannya sebagai fasilitator sering kali memiliki perbedaan pendapat antar pekerja sosial, hal tersebut membuat pekerja sosial dalam menjalankan perannya kepada anak sedikit terhambat. Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pekerja sosial dalam menjalankan perannya di UPTD PPSGBKs adalah dengan melakukan “Penguatan Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Kepada Anak Berhadapan dengan Hukum di UPTD PPSGBKs Bogor” Kata Kunci: Peran Pekerja Sosial, Pendampingan, Anak Berhadapan dengan HukumItem Peran Pekerja Sosial Dalam Pengangkatan Anak Di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-06) MUHAMMAD BADZLAN MAFAZI, 19.04.228.; Ami Maryami; Sri Ratna NingrumABSTRACT MUHAMMAD BADZLAN MAFAZI, 19.04.228. The Role of Social Worker in The Child Adoption at Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung. Ami Maryami and Sri Ratna Ningrum. This research purposes to find out an in-depth picture of the role of social workers in adopting children in the Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung. The purpose of this research is to obtain an empirical picture of the role of social workers in adopting children as administrators, counselors, enablers, brokers, negotiators, mediators and advocates. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive methods. The techniques used are in-depth interviews, documentation studies and field observations. Determining the characteristics of the informants, namely four professional social workers who work at the Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung and handle directly the process of implementing child adoption, one is the Head/Leader of the Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung, and one Prospective Adoptive Parent. The results of research on the role of social workers in adopting children at the Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung show how social workers carry out tasks related to their role in implementing child adoption in accordance with the seven aspects researched and have carried them out well. The research results also show that there are difficulties for Prospective Adoptive Parent in processing a Mental Health Certificate as an administrative requirement for adopting a child. The researcher proposes a program to Strengthen the Role of Social Workers in Work Partners. This program purposes to increase the knowledge and skills of social workers to work in partnership with relevant agencies/stake holders so that it can make it easier for Prospective Adoptive Parent to process administrative requirements. Keywords: Role of Social Worker, Child Adoption, Strengthening The Role, Work Partners ABSTRAK MUHAMMAD BADZLAN MAFAZI, 19.04.228. Peran Pekerja Sosial Dalam Pengangkatan Anak Di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung. Ami Maryami dan Sri Ratna Ningrum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang mendalam mengenai bagaimana peran pekerja sosial dalam pengangkatan anak di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Balita Bandung. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran secara empiris tentang peran pekerja sosial dalam pengangkatan anak sebagai administrator, konselor, enabler, broker, negosiator, mediator, dan Advokat. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik yang digunakan dengan wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi lapangan. Penentuan karakteristik informan yaitu empat orang pekerja sosial profesional yang bekerja di Satpel Griya Ramah Anak Balita Bandung serta menangani secara langsung proses pelaksanaan pengangkatan anak, satu orang Kepala/Pimpinan Satpel Griya Ramah Anak Balita Bandung, dan satu orang Calon Orang Tua Angkat (COTA). Hasil penelitian peran pekerja sosial dalam pengangkatan anak di Satpel Griya Ramah Anak Balita Bandung menunjukkan bagaimana pekerja sosial melaksanakan tugas-tugas terkait perannya dalam pelaksanaan pengangkatan anak sesuai dengan ketujuh aspek yang diteliti dan sudah melaksanakannya dengan baik. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya kesulitan COTA dalam pengurusan Surat Keterangan Kesehatan Jiwa (SKKJ) sebagai persyaratan administratif pengangkatan anak. Penulis mengusulkan program Penguatan Peran Pekerja Sosial Dalam Bermitra Kerja. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial untuk bermitra kerja dengan instansi/stake holder terkait sehingga dapat memudahkan COTA dalam melakukan pengurusan surat-surat persyaratan administratif. Kata Kunci: Peran Pekerja Sosial, Pengangkatan Anak, Penguatan Peran, Bermitra KerjaItem Peran Pekerja Sosial Masyarakat dalam Pendampingan Anak Jalanan di Kota Cimahi(Perpustakaan, 2024-02-26) ANISSAH PRATIWI, 19.04.032.; Ami Maryami; Sri Ratna NingrumABSTRAK ANISSAH PRATIWI, 19.04.032. Peran Pekerja Sosial Masyarakat dalam Pendampingan Anak Jalanan di Kota Cimahi, Dibimbing oleh Ami Maryami dan Sri Ratna Ningrum. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) adalah warga masyarakat yang atas dasar rasa kesadaran dan tanggung jawab serta didorong oleh rasa kesadaran dan tanggung jawab yang didorong oleh rasa kebersamaan, kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial secara sukarela mengabdi untuk membantu pemerintah dan masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik informan, 2) peran PSM dalam pendampingan fisik anak jalanan, 3) peran PSM dalam pendampingan mental spiritual anak jalanan, dan 4) peran PSM dalam pendampingan sosial anak jalanan. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara mendalam, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data 1) miningkatkan ketekunan, 2) triangulasi, 3) kecukupan referensi, 4) pengecekan anggota, dan 5) uraian rinci. Teknik analisa data yang digunakan adalah: 1) pengumpulan data (data collection), 2) reduksi data (data reduction), 3) penyajian data (data display), dan 4) penarikan kesimpulan (verifikasi data). Hasil peneltian menyimpulkan bahwa peran PSM dalam pendampingan anak jalanan di Cimahi adalah sebagai pendamping fisik, pendamping mental spiritual, dan pendamping sosial. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti merancang program “Penguatan Kapasitas Pekerja Sosial Masyarakat dalam Menciptakan Inovasi Kegiatan Anak Jalanan Melalui Focus Group Discussion”. Program ini diharapkan dapat memberikan penguatan kapasitas kepada Pekerja Sosial Masyarakat dalam menciptakan inovasi baru kegiatan anak jalanan. ABSTRACT ANISSAH PRATIWI, 19.04.032. The Role of Community Social Workers in Assisting Street Children in Cimahi City, Supervised by Ami Maryami and Sri Ratna Ningrum. Community Social Workers (PSM) are community members who, based on a sense of awareness and responsibility and are driven by a sense of togetherness, kinship, and social solidarity, voluntarily serve to assist the government and the community in implementing social welfare. This study aims to obtain an empirical description of 1) the characteristics of informants, 2) the role of PSM in physical assistance for street children, 3) the role of PSM in mental and spiritual assistance for street children, and 4) the role of PSM in social assistance for street children. The method used is descriptive with a qualitative approach. Data collection techniques used were: 1) in-depth interviews, 2) observation, and 3) documentation study. Checking the validity of the data 1) increasing persistence, 2) triangulation, 3) adequacy of references, 4) member checking, and 5) detailed descriptions. Data analysis techniques used are 1) data collection (data collection), 2) data reduction (data reduction), 3) data presentation (data display), and 4) concluding (data verification). The results of the study concluded that the role of PSM in accompanying street children in Cimahi is as a physical companion, mental spiritual companion, and social companion. Based on the results of this study, the researchers designed a program "Strengthening the Capacity of Community Social Workers in Creating Innovations in Street Children's Activities Through Focus Group Discussions". This program is expected to provide capacity building for Community Social Workers in creating innovations for street children's activities.Item Persepsi Siswa dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Samarinda Tentang Pembangunan Ibu Kota Nusantara.(Perpustakaan, 2024-09-09) ZIKRI MAULANA. NRP. 20.04.001; Ami Maryami; Irniyati SamosirZIKRI MAULANA. NRP. 20.04.001 Perceptions of Students and Teachers at State Vocational High School 5 Samarinda Regarding the Development of the Archipelago Capital City. Ami Maryami dan Irniyati Samosir. The development of Nusantara's capital brings significant changes to governance, infrastructure, and the community's environment. Samarinda, as the center of education and culture in East Kalimantan, is significantly impacted. This development affects various segments of society, including students and teachers at SMKN 5 Samarinda. This study aims to empirically describe the knowledge (cognitive), feelings (affective), and behavior (conative) of students and teachers towards the development of the Nusantara capital. This research is conducted using qualitative methods, with techniques including in-depth interviews, observations, and documentation studies. The research results show that the perceptions of SMKN 5 Samarinda students and teachers about the development of the Nusantara Capital encompass cognitive, affective, and conative aspects. Students have a uniformly basic yet brief understanding, while teachers possess more in-depth knowledge. Students feel excited about job opportunities but are concerned about environmental impacts. In contrast, teachers are divided between optimism about modernization and concerns about development disparities. Although students are optimistic, they have not actively prepared themselves, whereas teachers strive to provide guidance and motivation. The main issue faced by students is the lack of sufficient information about the development of the Nusantara Capital and their unpreparedness to respond to its social, economic, and environmental impacts. To address these issues, the researcher proposes the "Socialization Program About the Development of the Nusantara Capital at SMKN 5 Samarinda" using the Community Development method. This program aims to strengthen students' understanding of the development of the Nusantara Capital. KEYWORDS: Perception, Students, Teachers, Development of the Archipelago Capital City. ABSTRAK ZIKRI MAULANA. NRP. 20.04.001: Persepsi Siswa dan Guru Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Samarinda Tentang Pembangunan Ibu Kota Nusantara. Dosen Pembimbing : Ami Maryami dan Irniyati Samosir. Pembangunan ibu kota Nusantara membawa perubahan besar pada pemerintahan, infrastruktur, dan lingkungan masyarakat. Kota Samarinda, sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan di Kalimantan Timur, terkena dampak signifikan. Pembangunan ini mempengaruhi berbagai segmen masyarakat, termasuk siswa dan guru di SMKN 5 Samarinda. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai pengetahuan (kognitif), perasaan (afektif), dan perilaku (konatif) Siswa dan Guru terhadap pembangunan ibu kota nusantara. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun teknik yang digunakan yaitu melakukan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Persepsi siswa dan guru SMKN 5 Samarinda tentang pembangunan Ibu Kota Nusantara mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif. Siswa memiliki pemahaman dasar yang seragam namun singkat, sementara guru memiliki pengetahuan lebih mendalam. Siswa merasa senang akan peluang kerja tetapi khawatir tentang dampak lingkungan, sedangkan guru terbagi antara optimisme akan modernisasi dan kekhawatiran tentang ketimpangan pembangunan. Meskipun siswa optimis, mereka belum mempersiapkan diri secara aktif, sedangkan guru berupaya memberikan arahan dan motivasi. Masalah utama yang dihadapi siswa adalah kurangnya informasi yang cukup tentang pembangunan IKN dan ketidaksiapan merespons dampak sosial, ekonomi, dan lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mengusulkan program "Sosialisasi Tentang Pembangunan Ibu Kota Nusantara di SMKN 5 Samarinda" dengan menggunakan metode Community Development. Program ini bertujuan memperkuat pemahaman siswa tentang pembangunan IKN. KATA KUNCI : Persepsi, Siswa, Guru, Pembangunan Ibu Kota Nusantara.