Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Dr. Decky Irianti, MP"

Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    IMPLEMENTASI PROGRAM BANTUAN PERMAKANAN BAGI LANJUT USIA TUNGGAL OLEH KELOMPOK MASYARAKAT SIDAPURNA DI DESA KASUGENGAN KIDUL KECAMATAN DEPOK KABUPATEN CIREBON.
    (Perpustakaan, 2025-10-26) RIYANFA KHOIRUZAMAN, NRM. 21.03.054; Dr. Decky Irianti, MP; Dr. Helly Ocktilia, MP
    RIYANFA KHOIRUZAMAN, NRM. 21.03.054. Implementasi Program Bantuan Permakanan bagi Lanjut Usia Tunggal oleh Kelompok Masyarakat Sidapurna di Desa Kasugengan Kidul Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon. Dosen Pembimbing : DECKY IRIANTI dan HELLY OCKTILIA Program Bantuan Permakanan bagi Lanjut Usia merupakan kebijakan penting untuk menjamin kesejahteraan lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program tersebut yang dilaksanakan oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) Sidapurna di Desa Kasugengan Kidul, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi, dengan analisis menggunakan kerangka teori implementasi kebijakan George C. Edwards III yang mencakup empat variabel: komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program memiliki kekuatan pada aspek komunikasi yang efektif, disposisi pelaksana yang tinggi, serta struktur birokrasi yang fleksibel. Namun, ditemukan masalah krusial pada aspek sumber daya, yaitu kurangnya tenaga kerja di bagian dapur yang menyebabkan keterlambatan dan berisiko menurunkan kualitas layanan. Berdasarkan temuan tersebut, diusulkan sebuah program intervensi berbasis komunitas bernama "Program Dapur Solidaritas Lansia (PRO SALSA)" sebagai solusi untuk mengatasi masalah kekurangan sumber daya manusia dan memperkuat keberlanjutan program. Kata Kunci: Implementasi, Bantuan Permakanan, Lanjut Usia, Kelompok Masyarakat
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    IMPLEMENTASI PROGRAM KARTU DEPOK SEJAHTERA (KDS) DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK
    (Perpustakaan, 2025-10-19) AZHURA RACHMASYIFA. NRM. 21.03.043; Dr. Decky Irianti, MP; Dra. Atirista Nainggolan MP
    AZHURA RACHMASYIFA. NRM. 21.03.043. Implementasi Program Kartu Depok Sejahtera Di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Dosen Pembimbing: Decky Irianti dan Atirista Nainggolan. Program Kartu Depok Sejahtera merupakan kebijakan perlindungan sosial Pemerintah Kota Depok yang ditujukan untuk membantu masyarakat prasejahtera dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada bidang pendidikan, kesehatan, pangan, dan kesejahteraan sosial. Penelitian ini bmembahas bagaimana implementasi Program Kartu Depok Sejahtera (KDS) di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang : (1) Proses Pelaksanaan, (2) Pencapaian Tujuan, (3) Dampak Program, (4) Peningkatan Kualitas Hidup / Kesejahteraan Keluarga Penerima Manfaat. Motode Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Data diperoleh dengan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling,dengan jumlah enam orang informan yang terdiri dari satu kabid linjamsos, dua koordinator wilayah, dan 3 Penerima manfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum program KDS telah memberikan kontribusi positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain melalui akses layanan kesehatan gratis, bantuan biaya pendidikan, serta dukungan pangan yang mampu meringankan beban ekonomi keluarga. Namun demikian, terdapat kendala dalam implementasi seperti krtidaktepatan data dan sasaran, lemahnya koordinasi dan komitmen pelaksana program, kecemburuan sosial, serta ketergantungan bantuan yang memengaruhi tujuan awal program. Dampak yang dirasakan KPM menunjukkan adanya perubahan positif, meskipun masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan masyarakat terutama terkait pemerataan manfaat dan keberlanjutan program. Penelitian ini merekomendasikan perlunya peningkatan akurasi data, penguatan koordinasi antarinstansi, serta pelibatan masyarakat secara aktif agar program KDS dapat berjalan lebih optimal dan berkelanjutan sebagai instrumen perlindungan sosial daerah. Kata kunci: Implementasi, Kartu Depok Sejahtera, Bantuan Sosial
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Implementasi Program Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) di Kelurahan Pegadungan, Jakarta Barat.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) Farrasati Aulia, NRP.20.03.061.; Dr. Decky Irianti, MP; Versanudin Hekmatyar, S.KPm,.M.Kesos
    Farrasati Aulia, NRP.20.03.061. Implementation of the Jakarta Disability Card Program (KPDJ) in Pegadungan Sub-District, West Jakarta. Dr. Decky Irianti, MP dan Versanudin Hekmatyar, S.KPm,.M.Kesos. The Jakarta Disability Card (Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta, KPDJ) is a social assistance program organized by the Social Service Office of DKI Jakarta Province. This program aims to prevent social vulnerability and support the fulfillment of basic needs and social welfare for people with disabilities. The research analyzes the implementation through three key aspects based on David C. Korten's implementation model: the program's alignment with the beneficiaries' needs, the executing organization's capacity to implement the program, and the target group's ability to meet the program's requirements. The goal of this research is to describe the implementation of the KPDJ Program in Pegadungan Village, West Jakarta, and evaluate its impact on people with disabilities in the area. The research uses a descriptive qualitative approach, with data collected through observation, interviews, and document study. The findings show that the Jakarta Disability Card (KPDJ) successfully meets the beneficiaries' needs, with cash assistance effectively supporting health and education. However, the free transportation facilities have not been fully utilized, and further adjustments are needed for food subsidies and assistive devices. The West Jakarta Social Service Office and social facilitators in Pegadungan Village have effectively managed the program, conducting socialization and data verification efficiently. The program demonstrates flexibility in addressing the needs of people with disabilities and is committed to helping the target group meet the set requirements. This research recommends enhancing socialization efforts so that beneficiaries can fully utilize all available services. Keywords: Implementation, KPDJ, People with Disabilities, Social Aid, Jakarta ABSTRAK Farrasati Aulia, NRP.20.03.061. Implementasi Program Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) di Kelurahan Pegadungan, Jakarta Barat. Dr. Decky Irianti, MP dan Versanudin Hekmatyar, S.KPm,.M.Kesos. Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) merupakan bantuan sosial yang diselenggarakan oleh Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta. Program ini bertujuan untuk mencegah kerentanan sosial dan mendukung pemenuhan kebutuhan dasar dan kesejahteraan sosial bagi penyandang disabilitas. Penelitian ini dianalisis melalui tiga aspek utama implementasi berdasarkan model implementasi David C. Korten yaitu, kesesuaian program dengan kebutuhan penerima manfaat, kesesuaian kemampuan organisasi pelaksana dalam melaksanakan program, dan kesesuaian kelompok sasaran dalam memenuhi persyaratan program. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan Program KPDJ di Kelurahan Pegadungan, Jakarta Barat, dan mengevaluasi dampaknya terhadap penyandang disabilitas di wilayah tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukkan Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) berhasil memenuhi kebutuhan penerima manfaat, dengan bantuan tunai yang efektif untuk kesehatan dan pendidikan. Namun, fasilitas transportasi gratis belum sepenuhnya dimanfaatkan, dan subsidi pangan serta alat bantu memerlukan penyesuaian lebih lanjut. Suku Dinas Sosial Jakarta Barat dan pendamping sosial di Kelurahan Pegadungan menjalankan program dengan baik, melakukan sosialisasi dan verifikasi data secara efektif. Program ini menunjukkan fleksibilitas dalam memenuhi kebutuhan penyandang disabilitas dan berkomitmen untuk membantu kelompok sasaran mencapai persyaratan yang ditetapkan. Penelitian ini merekomendasikan peningkatan peningkatan sosialisasi agar penerima manfaat dapat memanfaatkan seluruh layanan yang tersedia. Kata Kunci: Implementasi, KPDJ, Penyandang Disabilitas, Bantuan Sosial, Jakarta
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    IMPLEMENTASI PROGRAM SINERGITAS MASYARAKAT PEDULI PANTI (SI GEMATI) DALAM PERLINDUNGAN LANJUT USIA DI PANTI PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TURUSGEDE REMBANG JAWA TENGAH
    (Perpustakaan, 2025-10-21) Syaffa Cinta Arifah, NRM.21.03.079; Dr. Decky Irianti, MP; Dra. Atirista Nainggolan, MP
    Syaffa Cinta Arifah, NRM.21.03.079 Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Implementasi Program Sinergitas Masyarakat Peduli Panti (SI GEMATI) dalam Perlindungan Lanjut Usia di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia (PPSLU) Turusgede Rembang, Jawa Tengah. Program ini diinisiasi untuk mengatasi masalah kejenuhan yang dialami oleh lansia di panti, yang berdampak pada kualitas hidup mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melibatkan wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun struktur organisasi Program SI GEMATI telah terbentuk dengan baik, terdapat kendala dalam jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas dan kurangnya sosialisasi kepada stakeholder. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup lansia melalui kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan masyarakat. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pengembangan kapasitas pengurus dan peningkatan komunikasi serta koordinasi dengan unsur pentahelix. Kata Kunci: Implementasi Program, Sinergitas Masyarakat, Perlindungan Lanjut Usia, PPSLU, Kualitas Hidup.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI DESA CIKEDUK KECAMATAN DEPOK KABUPATEN CIREBON
    (Perpustakaan, 2025-10-19) DIMAS SUHARSONO, NRM. 20.03.011; Dr. Decky Irianti, MP; Rosilawati, MPs.SP
    DIMAS SUHARSONO, NRM. 20.03.011. Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Desa Cikeduk, Kecamatan Depok, Kabupaten Cirebon. Pembimbing: DECKY IRIANTI dan ROSILAWATI Penelitian ini mengkaji tantangan dalam mengoptimalkan partisipasi masyarakat untuk pengelolaan sampah di Desa Cikeduk, Kabupaten Cirebon, yang berimplikasi pada isu lingkungan dan sosial. Fokus utama adalah menganalisis tingkat keterlibatan warga dalam lima aspek partisipasi: pemikiran, tenaga, keterampilan, harta benda, dan sosial. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya paradoks, di mana partisipasi masyarakat sangat tinggi dalam aspek tenaga dan sosial yang berbasis informal seperti gotong royong, namun sangat rendah dalam aspek keterampilan dan harta benda yang terkait dengan program formal pemerintah desa. Keterlibatan dalam program iuran sampah formal masih terbatas, terhambat oleh kurangnya pelatihan yang komprehensif dan minimnya transparansi dalam pengelolaan kontribusi. Kondisi ini mencerminkan adanya ketidakselarasan antara sistem pengelolaan sampah formal yang bersifat transaksional dengan modal sosial kuat yang dimiliki masyarakat. Berdasarkan kerangka Green Social Work, diperlukan intervensi yang berfokus pada keadilan lingkungan dan pemberdayaan, melalui penguatan kapasitas masyarakat, transparansi anggaran, serta integrasi nilai-nilai lokal ke dalam program. Peneliti mengusulkan Program “Cikeduk Bersih dan Mandiri”, sebuah Program Penguatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas, yang diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan program partisipatif yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Kata Kunci: Partisipasi masyarakat, pengelolaan sampah, green social work, penataan lingkungan, pemberdayaan
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Pemanfaatan Bridging Social Capital Dalam Kelompok Usaha Bersama (Kube) Motekar Jaya Di Desa Taruna Jaya Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang,
    (Perpustakaan, 2024-08-21) EGIDIA REGITA PUTRI KARYADI 2003014; Dr. Decky Irianti, MP; Versanudin Hekmatyar, M.Kesos
    EGIDIA REGITA PUTRI KARYADI : Utilization of Bridging Social Capital in the Motekar Jaya Joint Business Group (Kube) in Taruna Jaya Village, Darmaraja District, Sumedang Regency, Supervisors: Dr. Decky Irianti, MP and Versanudin Hekmatyar, M.Kesos Social capital is a value or norm shared within a group. It refers to the processes by which people build networks, norms and social trust, and facilitate coordination and mutually beneficial cooperation. In social capital there is a form of bridging social capital that is used to see how relationships are established in a group. bridging social capital is one type of social capital that consists of two aspects, namely structural and cognitive aspects. Structural aspects include horizontal relationships that involve internal conditions within the community such as the exchange of values and culture, as well as vertical relationships that involve dif erences in status and position that exist. Meanwhile, the cognitive aspect involves more emphasis on the trust held by a group. This research examines several things, including: 1) Characteristics of informants in the study, 2) Structural aspects which include horizontal and vertical relationships in bridging social capital in the Motekar Jaya Joint Business Group (KUBE), 3) Cognitive aspects which include emphasis on trust between the government, business partners and the Motekar Jaya Joint Business Group (KUBE) to be able to find out how the utilization of bridging social capital is carried out in achieving the goal of overcoming poverty through group empowerment. This research was prepared using qualitative methods. The techniques used in collecting information are in-depth interviews, observation and Venn diagrams. The results showed that the Motekar Jaya Joint Business Group (KUBE) horizontally has a network with business partners, group assistants and group members because of the similarity in goals and expectations. As well as vertical relationships established with the Social Service, UPT Animal Husbandry and Tarunajaya Village Government. While in the cognitive aspect, the group has a good level of solidarity, mutual support both internally and externally and a mutually beneficial relationship. However, in the process there are still several things that need to be addressed including 1) Reorganization of management and 2) Mentoring that needs to be improved. In connection with this, the “Motekar Jaya Berdaya” program is of ered. Keywords: Bridging Social Capital, Joint Business Group (KUBE), Structural Aspects, Cognitive Aspects, Networks ABSTRAK EGIDIA REGITA PUTRI KARYADI : Pemanfaatan Bridging Social Capital Dalam Kelompok Usaha Bersama (Kube) Motekar Jaya Di Desa Taruna Jaya Kecamatan Darmaraja Kabupaten Sumedang, Dosen Pembimbing : Dr. Decky Irianti, MP dan Versanudin Hekmatyar, M.Kesos Modal sosial adalah suatu nilai atau norma yang dimiliki dalam kelompok. Ia mengacu pada proses-proses antar orang dalam membangun jejaring, norma- norma, dan social trust,serta memperlancar koordinasi juga kerjasama yang saling menguntungkan. Dalam modal sosial terdapat bentuk bridging social capital yang digunakan untuk melihat bagaimana hubungan yang terjalin dalam suatu kelompok. Bridging social capital merupakan salah satu jenis modal sosial yang terdiri atas dua aspek yaitu aspek struktural dan kognitif. Pada aspek struktural meliputi hubungan secara horizontal yang melibatkan kondisi internal dalam komunitas seperti adanya pertukaran nilai dan budaya, serta hubungan secara vertikal yang melibatkan adanya perbedaan status dan kedudukan yang terjalin. Sedangkan, pada aspek kognitif lebih melibatkan penekanan pada kepercayaan (trust) yang dimiliki oleh suatu kelompok. Penelitian ini mengkaji tentang beberapa hal, diantaranya : 1) Karateristik informan dalam penelitian, 2) Aspek struktural yang meliputi hubungan secara horizontal dan vertikal pada bridging social capital dalam kelompok Usaha Bersama (KUBE) Motekar Jaya, 3) Aspek kognitif yang meliputi penekanan pada kepercayaan (trust) antara pemerintahan, mitra usaha dengan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Motekar Jaya untuk dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan bridging social capital dalam mengatasi kemiskinan melalui pemberdayaan secara berkelompok. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun teknik yang digunakan yaitu melakukan wawancara mendalam, observasi dan diagram venn. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Motekar jaya secara horizontal memiliki jaringan dengan mitra usaha, pendamping kelompok dan anggota kelompok karena adanya kesamaan pada tujuan dan harapan. Serta hubungan secara vertikal terjalin dengan Dinas Sosial, UPT Peternakan dan Pemerintahan Desa Tarunajaya. Sedangkan pada aspek kognitif, kelompok memiliki tingkat solidaritas yang baik, saling memberi dukungan baik secara internal dan eksternal serta adanya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Namun, dalam prosesnya masih terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi diantaranya 1) Reorganisasi kepengurusan dan 2) Pendampingan yang perlu lebih ditingkatkan. Sehubung dengan hal tersebut maka ditawarkan program “Motekar Jaya Berdaya”. Kata Kunci : Modal Sosial Bridging, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Aspek Struktural, Aspek Kognitif, Jaringan
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENGEMBANGAN DESA WISATA CIBIRU WETAN KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-19) FIRDY AUFA NAZLA, NRM. 21.03.066.; Dr. Decky Irianti, MP; Rosilawati, MPS.Sp
    FIRDY AUFA NAZLA, NRM. 21.03.066. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata Cibiru Wetan Kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing: DECKY IRIANTI dan ROSILAWATI Desa Wisata Cibiru Wetan dihadapkan pada tantangan kerentanan sosial ekonomi akibat keterbatasan lapangan kerja dan tingginya ketergantungan pada sektor informal. Pengembangan desa wisata menjadi intervensi strategis untuk mengatasi masalah tersebut melalui pemberdayaan berbasis komunitas. Penelitian ini bertujuan menganalisis keberhasilan proses pemberdayaan masyarakat di desa ini menggunakan kerangka empat pilar dari Ife (1995): penyediaan sumber daya, pemberian kesempatan, peningkatan pengetahuan dan keahlian, serta partisipasi masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan berhasil melalui: (1) penyediaan sumber daya berbasis kemandirian finansial (non-APBDes); (2) pemberian kesempatan yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat; (3) peningkatan pengetahuan melalui mekanisme pembelajaran sosial informal ‘Sakola Desa’; dan (4) partisipasi masyarakat yang tinggi didorong rasa memiliki yang kuat. Disimpulkan bahwa sinergi keempat pilar tersebut berhasil mengubah masyarakat dari objek menjadi subjek pembangunan yang mandiri. Namun, keberhasilan ini juga menyingkap adanya kesenjangan kapasitas teknis antarwarga, yang menjadi dasar rekomendasi program penguatan kapasitas secara terstruktur untuk menjamin keberlanjutan program desa wisata serta pemerataan manfaatnya bagi komunitas. Kata Kunci: Pemberdayaan Masyarakat, Desa Wisata, Partisipasi Masyarakat, Pengembangan Komunitas, Pekerjaan Sosial.
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS SENSORIK NETRA MELALUI PROGRAM SENTRA KREASI ATENSI (SKA) DI SENTRA WYATA GUNA KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-21) Vianti Yuanita, NRM. 21.03.009; Dr. Decky Irianti, MP; Rosilawati, S.Sos, MPS.Sp
    Vianti Yuanita, NRM. 21.03.009. Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Melalui Program Sentra Kreasi Atensi (SKA) di Sentra Wyata Guna Kota Bandung. Dibimbing oleh DECKY IRIANTI dan ROSILAWATI Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan program pemberdayaan bagi penyandang disabilitas sensorik netra melalui Sentra Kreasi ATENSI (SKA) di Sentra Wyata Guna Kota Bandung. Fokus penelitian diarahkan pada penerapan konsep pemberdayaan 5P menurut Edi Suharto, yaitu Pemungkinan, Penguatan (pengetahuan dan keterampilan), Perlindungan, Penyokongan (bimbingan dan dukungan), serta Pemeliharaan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap peserta program dan pihak terkait. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program SKA memberikan bimbingan pendidikan, pelatihan keterampilan vokasional seperti pijat dan barista, serta dukungan psikologis yang menekankan partisipasi aktif peserta dalam evaluasi dan pengambilan keputusan. Namun, kendala yang dihadapi antara lain rendahnya kesiapan peserta untuk mandiri setelah masa kontrak berakhir, yang dipengaruhi oleh keterampilan yang masih terbatas serta kecenderungan merasa nyaman berada di lingkungan Sentra. Kondisi tersebut menyebabkan tujuan program sebagai jembatan menuju kemandirian belum sepenuhnya tercapai. Kesimpulan penelitian menegaskan bahwa program SKA berperan penting dalam upaya pemberdayaan penyandang disabilitas sensorik netra, tetapi efektivitasnya masih terhambat oleh keterbatasan keterampilan peserta dan lemahnya dorongan kemandirian. Diperlukan rancangan program alternatif yang lebih adaptif untuk mendorong kemandirian pasca-pelatihan serta penguatan praktik pekerjaan sosial dalam konteks pemberdayaan penyandang disabilitas. Kata kunci: Pemberdayaan, Penyandang Disabilitas Sensorik Netra, Sentra Kreasi ATENSI (SKA)
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PERAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) POLRES BREBES DALAM MENANGANI KEKERASAN FISIK TERHADAP PEREMPUAN DI KABUPATEN BREBES
    (Perpustakaan, 2025-10-19) Aura Haradhilla, NRM. 21.03.049; Dr. Decky Irianti, MP; Dr. Helly Ocktilia, MP
    Aura Haradhilla, NRM. 21.03.049. Peran Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Brebes dalam Menangani Kekerasan Fisik Terhadap Perempuan di Kabupaten Brebes. Dibimbing oleh DECKY IRIANTI dan HELLY OCKTILIA Kekerasan fisik terhadap perempuan masih menjadi masalah serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Brebes. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Brebes memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan dan penegakan hukum bagi korban kekerasan fisik. Penelitian ini mengkaji peran Unit PPA Polres Brebes dalam menangani kekerasan fisik terhadap perempuan, dengan mengacu pada Perkapolri No. 10 Tahun 2007 yang menetapkan dua tugas utama Unit PPA, yaitu perlindungan korban dan penegakan hukum terhadap pelaku. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap empat informan yang terdiri dari tiga informan dari Unit PPA dan satu informan dari Dinas Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Unit PPA telah memberikan pendampingan psikologis dan hukum, perlindungan identitas korban, serta memfasilitasi rumah aman bekerja sama dengan DP3KB, meskipun masih menghadapi kendala berupa keterbatasan sumber daya manusia, ketergantungan pada fasilitas DP3KB, dan minimnya program pemulihan terstruktur. Dalam aspek penegakan hukum, proses penyidikan melibatkan visum, pemeriksaan saksi, dan koordinasi lintas sektor, serta penerapan restorative justice dilakukan bukan untuk kasus berat. Namun, penyelesaian kasus sering terhambat oleh tingginya pencabutan laporan oleh korban akibat tekanan psikologis dan ekonomi, serta keterbatasan jumlah psikolog pendamping. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diusulkan program “Program Pemulihan & Kemandirian di Rumah Aman (PKRA)” berbasis pekerja sosial guna memperkuat pemulihan korban melalui dukungan psikososial, pelatihan keterampilan, dan reintegrasi sosial yang menekankan kolaborasi antarlembaga serta pencegahan kekerasan berulang. Dengan demikian, Unit PPA berperan signifikan dalam perlindungan korban dan penegakan hukum, namun memerlukan penguatan sumber daya manusia, infrastruktur mandiri, dan integrasi peran pekerja sosial untuk optimalisasi layanan. Kata Kunci: Kekerasan fisik terhadap perempuan, Unit PPA, perlindungan korban, penegakan hukum.

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback