Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "Dr. Epi Supiadi, M.Si."

Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PENDAMPINGAN SOSIAL DALAM PROSES DETOKSIFIKASI KORBAN PENYALAHGUNA NAPZA DI PANTI DISABILITAS MENTAL BAROKAH BHAKTI SUMEDANG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) RIFQI RAFIFAHRI HIDAYAT, NRP. 21.04.018; Dr. Epi Supiadi, M.Si.; Dra. Eni Rahayuningsih, MP.
    RIFQI RAFIFAHRI HIDAYAT, NRP. 21.04.018. Pendampingan Sosial dalam Proses Detoksifikasi Korban Penyalahguna NAPZA di Panti Disabilitas Mental Barokah Bhakti Sumedang. Dibimbing oleh EPI SUPIADI dan ENI RAHAYUNINGSIH Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya) merupakan permasalahan kompleks yang berdampak pada aspek fisik, psikologis, dan sosial individu. Proses detoksifikasi menjadi tahapan awal yang krusial dalam rehabilitasi, namun tidak cukup dilakukan hanya dengan pendekatan medis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pendamping sosial dalam proses detoksifikasi korban penyalahguna NAPZA di Panti Disabilitas Mental Barokah Bhakti Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendamping sosial memiliki peran penting dalam empat aspek: fasilitasi (enabling), penguatan (empowering), perlindungan (protecting), dan pendukungan (supporting). Pendamping memberikan dukungan emosional, spiritual, sosial, dan edukatif kepada klien selama proses detoksifikasi. Meskipun demikian, tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia profesional, beban kerja yang tinggi, dan belum optimalnya fasilitas menjadi kendala dalam implementasi pendampingan. Oleh karena itu, dibutuhkan penguatan kapasitas pendamping sosial dan sinergi lintas sektor agar proses detoksifikasi dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Kata Kunci: Pendampingan Sosial, Detoksifikasi, Penyalahgunaan NAPZA, Rehabilitasi, Pekerja Sosial
  • No Thumbnail Available
    Item
    Peran Pendamping PKH dalam Pelaksanaan Program PKH di Kanagarian Tabek Panjang Kecamatan Baso.
    (Perpustakaan, 2024-03-13) REZKY ANANDA PUTRA; Dr. Epi Supiadi, M.Si.; Dra. Yeane Ellen Merry Tungga, MSW
    ABSTRAK REZKY ANANDA PUTRA: Peran Pendamping PKH dalam Pelaksanaan Program PKH di Kanagarian Tabek Panjang Kecamatan Baso. Dosen Pembimbing: Dr. Epi Supiadi, M.Si. dan Dra. Yeane Ellen Merry Tungga, MSW Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang peran pendamping PKH dalam pelaksanaan program PKH di Kanagarian Tabek Panjang Kecamatan Baso. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tentang peran fasilitatif, peran edukatif, peran dalam hal-hal teknis, dan peran dalam menghadapi tantangan yang dimiliki oleh Pendamping PKH dalam pelaksanaan program PKH di Kanagarian Tabek Panjang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan survey deskriptif. Sumber data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data primer yang didapat langsung dari kegiatan pendamping PKH. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sampel penelitian yang diambil adalah pendamping PKH, Keluarga Penerima Manfaat PKH dan perangkat nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendamping PKH mempunyai berbagai peran yang harus dilaksanakannya demi mewujudkan kesejahteraan Keluarga Penerima Manfaat PKH. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mengajukan program yang dapat membantu KPM dalam mengatasi permasalahan mereka sehingga kesejahteraan KPM dapat terjamin melalui program-program tersebut. Kata Kunci: PKH, Peran Pendamping PKH, Keluarga Penerima Manfaat PKH, Kanagarian
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    PERSEPSI TERHADAP TAWURAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 19 BANDUNG JAWA BARAT
    (Perpustakaan, 2025-10-19) Nurfian Ramdani. NRP. 21.04.271; Dr. Epi Supiadi, M.Si.; Dra. Popon Sutarsih, M.Pd
    Nurfian Ramdani. NRP. 21.04.271. Persepsi Terhadap Tawuran Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 19 Bandung Jawa Barat. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Popon Sutarsih. Tawuran merupakan bentuk kenakalan remaja yang melibatkan perkelahian secara massal antar kelompok, sekolah, geng, atau bahkan suku. Fenomena ini menjadi masalah sosial serius karena menimbulkan dampak negatif bagi pelaku, lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat luas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai “Persepsi Terhadap Tawuran Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 19 Bandung Jawa Barat”, yang mencakup: 1) karakteristik responden, 2) persepsi siswa terhadap faktor penyebab tawuran, 3) persepsi siswa terhadap dampak dari tawuran, dan 4) persepsi siswa terhadap upaya penanganan tawuran oleh berbagai pihak. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan skala Likert kepada 86 siswa sebagai responden. Uji validitas instrumen menggunakan validitas muka (face validity), sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan rumus Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian dari ketiga aspek tawuran menunjukkan skor aktual sebesar 11.947 (77,16%) dari skor ideal 15.480 dengan garis kontinum berada pada kategori “tinggi”. Namun demikian, masih terdapat permasalahan dalam persepsi siswa terhadap faktor penyebab tawuran, yang memiliki skor paling rendah yaitu sebesar 2.482 dari skor ideal 3.440 dengan garis kontinum berada pada aktegori “sedang”. Berdasarkan hasil temuan tersebut, peneliti mengusulkan program “BERSATU” (Belajar Resolusi Konflik dan Solidaritas Tanpa Tawuran) sebagai bentuk intervensi sosial untuk menumbuhkan kesadaran, keterampilan resolusi konflik, dan solidaritas yang sehat di kalangan pelajar. Kata Kunci: Persepsi Siswa, Kenakalan Remaja, Tawuran

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback