Browsing by Author "Dra. Popon Sutarsih, M.Pd."
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item PERILAKU ASERTIF ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS I KECAMATAN SANANWETAN KOTA BLITAR(Perpustakaan, 2025-10-21) Sophia Laurencia Intan Fernanda, NRP. 21.04.282; Drs. Edi Suhanda, M.Si.; Dra. Popon Sutarsih, M.Pd.Sophia Laurencia Intan Fernanda, NRP. 21.04.282. Perilaku Asertif Anak Yang Berkonflik dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Kota Blitar. Dibimbing oleh EDI SUHANDA dan POPON SUTARSIH Perilaku asertif merupakan suatu bentuk hubungan atau interaksi sesama manusia dengan orang lain, dalam berperilaku asertif individu dapat meningkatkan kualitas hubungan dengan orang lain. Individu dapat mengekspresikan perasaan dengan senang tanpa cemas dan tetap menghargai norma-norma yang berlaku. Penelitin ini bertujuan untuk melihat gambaran empiris tentang 1) Pengungkapan Perasaan Positif, 2) Afirmasi Diri, 3) Pengungkapan Perasaan Negatif anak yang berkonflik dengan hukum di LPKA Kelas 1 Kota Blitar. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan survei deskriptif. Populasi penelitian ini berjumlah 173 anak dan untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus slovin sehingga mendapatkan sebesar 60 responden yang akan mengisi kuesioner. Teknik yang digunakan untuk penentuan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan penyebaran kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi. Pada penelitian ini perilaku asertif berada di kategori sedang dengan skor 8.321, pengungkapan perasaan negatif berada pada kategori rendah dengan skor 3.722, afirmasi diri berada pada kategori sedang dengan skor 3.235, dan pengungkapan perasaan positif berada pada kategori tinggi dengan skor 1.274. Pada hasil yang telah didapat peneliti mengusulkan program “Suara Anak Tangguh” dengan bertemakan “Pelatihan Asertivitas dan Dukungan Psikososial Terpadu bagi Anak Yang Berkonflik dengan Hukum” yang bertujuan anak yang berkonflik dengan hukum mampu mengekspresikan perasaan, pikiran, serta kebutuhan secara terbuka serta tetap menghargai orang lain dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam LPKA Kelas 1 Kota Blitar maupun di luar LPKA Kelas 1 Kota Blitar. Kata kunci: Perilaku Asertif, Anak Yang Berkonflik dengan Hukum, LPKA Kelas 1 Kota BlitarItem STRATEGI COPING STRESS SISWA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH DI SMK NEGERI 15 KOTA BANDUNG(Perpustakaan, 2025-10-21) Rahayu Annisa Putri, NRP. 21.04.141; Dr. Nurjanah, M.Pd.; Dra. Popon Sutarsih, M.Pd.Rahayu Annisa Putri, NRP. 21.04.141. Strategi Coping Stres Siswa dalam Menghadapi Ujian Akhir Sekolah di SMK Negeri 15 Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Nurjanah dan Popon Sutarsih Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa mengenai kesehatan mental, pengaruh emosi terhadap proses belajar, serta pengetahuan tentang strategi coping. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi strategi coping stres yang digunakan oleh siswa kelas XII di SMK Negeri 15 Bandung dalam menghadapi Ujian Akhir Sekolah (UAS). Latar belakang penelitian ini didasari oleh meningkatnya tekanan akademik yang berdampak pada kondisi psikologis siswa, seperti stres, kecemasan, hingga depresi, yang apabila tidak ditangani dengan tepat dapat mengganggu prestasi belajar dan kesejahteraan psikososial mereka. Isu utama dalam penelitian ini adalah ketidaksiapan siswa dalam mengelola stres secara konstruktif, serta minimnya pemahaman terhadap strategi coping yang adaptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dipilih melalui teknik purposive sampling, yaitu tiga siswa kelas XII dari jurusan berbeda yang memiliki pengalaman relevan dalam menghadapi ujian akhir. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Teori coping yang digunakan merujuk pada konsep Lazarus dan Folkman, yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping (EFC). Hasil penelitian menunjukkan variasi strategi coping yang digunakan siswa. Pada PFC, terdapat strategi seperti perencanaan belajar dan pengelolaan waktu, meski sebagian menunjukkan perilaku impulsif. Pada EFC, siswa menggunakan berpikir positif, spiritualitas, hiburan, serta pengendalian diri. Namun coping maladaptif seperti menghindari masalah juga masih ditemukan. Sebagai tindak lanjut, peneliti mengusulkan program “Pelatihan Regulasi Emosi dan Strategi Coping” melalui social group work berbasis educational group, untuk membekali siswa keterampilan mengelola emosi dan menerapkan strategi coping adaptif agar mampu menghadapi tekanan akademik dan sosial secara sehat serta menjaga kesehatan mental dan resiliensi. Kata Kunci: Strategi Coping Stres, Siswa SMK, Ujian Akhir SekolahItem TINGKAT KECEMASAN PADA ANAK DARI KELUARGA BROKEN HOME DI KELURAHAN DAGO(Perpustakaan, 2025-10-26) ANDINA DWI HANDARI, NRP 21.04.278; Drs. Edi Suhanda, M.Si.; Dra. Popon Sutarsih, M.Pd.ANDINA DWI HANDARI, NRP 21.04.278, Tingkat Kecemasan Pada Anak dari Keluarga Broken Home di Kelurahan Dago. Dosen Pembimbing: EDI SUHANDA dan POPON SUTARSIH Kecemasan merupakan suatu perasaan yang muncul secara alami ketika seseorang mengalami kekhawatiran, ketakutan, atau rasa tidak nyaman terhadap situasi tertentu yang dianggap mengancam, atau tidak pasti, baik itu berkaitan dengan kejadian yang sedang berlangsung maupun yang belum terjadi. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran Tingkat Kecemasan pada Anak dari Keluarga Broken Home di Kelurahan Dago yang mencakup: (1) karakteristik responden; (2) aspek psikis; (3) aspek somatik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif. Alat yang digunakan yaitu kuesioner dilengkapi dengan studi dokumentasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan area sampling, validitas instrumen diuji menggunakan korelasi Pearson instrumen dalam penelitian ini menggunakan instrumen baku dari HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale), dan uji reliabilitas alat ukur menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian mengenai tingkat kecemasan pada aspek psikis menunjukkan kategori sedang, dengan skor 55,63%, yang mencerminkan adanya tekanan emosional seperti kekhawatiran, ketegangan, dan rasa takut. Sementara itu, aspek somatik juga berada dalam kategori sedang, dengan skor 50,35%, ditandai oleh gejala fisik seperti nyeri otot dan keluhan fisik lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa masih kurangnya kemampuan anak dalam mengelola emosinya, maka dalam penelitian ini peneliti merekomendasikan suatu program pemecahan masalah yaitu “Senyum Tenang: Program Terapi EFT, Relaksasi, dan Realitas untuk Anak Tangguh”. Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan tingkat kecemasan yang dialami oleh anak-anak dari keluarga broken home di Kelurahan Dago, baik yang berkaitan dengan aspek psikis maupun somatik. Kata kunci: Kecemasan, anak, broken home.