Browsing by Author "Pribowo"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
Item Efektivitas Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial di Sentra Satria Baturraden(Perpustakaan, 2024-08-12) NUR SALSABILA PUTERI, 20.04.131; Aep Rusmana; PribowoNUR SALSABILA PUTERI, 20.04.131. Efektivitas Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial di Sentra Satria Baturraden, Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Pribowo. Penelitian tentang Efektivitas Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial di Sentra Satria Baturraden bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang efektivitas program asistensi rehabilitasi sosial di Sentra Satria Baturraden yang meliputi karakteristik responden, pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, tercapainya tujuan, dan perubahan nyata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan 30 responden sebagai pelaksana program asistensi rehabilitasi sosial di Sentra Satria Baturraden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun uji validitas yang digunakan merupakan validitas konstruk dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cornbach. Instrumen yang digunakan merupakan skala likert. Ketiga aspek efektivitas berada pada kategori efektif yaitu aspek pemahaman program dengan skor 603 (83,75%), aspek tercapainya tujuan dengan skor 917 (84,91%), dan aspek perubahan nyata dengan skor 1.041 (82,62%). Aspek ketepatan sasaran berada kategori sangat efektif dengan skor 482 (89,62%). Hasil penelitian pada aspek ketepatan sasaran mendapatkan skor terendah yaitu 313 (57,96%) dan berada pada kategori kurang efektif. Hal ini menggambarkan perlunya peningkatan pada aspek ketepatan waktu dari pelaksanaan program asistensi rehabilitasi sosial di Sentra Satria Baturraden. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program “Pelatihan Manajemen Waktu Sentra Satria Baturraden” melalui educational group dengan tujuan menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pelaksana program agar dapat meningkatkan ketepatan waktu sehingga tercapai efektivitas program. Kata Kunci: Efektivitas program,Asistensi Rehabilitasi Sosial, Pelaksana ProgramItem Efektivitas Program Pembinaan Terhadap Warga bina pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. 2023.(Perpustakaan, 2024-02-19) RAY ARIZ JAUHAR, 19.04.037.; Pribowo; Endah Dwi WinarniABSTRAK RAY ARIZ JAUHAR, 19.04.037. Efektivitas Program Pembinaan Terhadap Warga bina pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. 2023. Pembimbing: Pribowo dan Endah Dwi Winarni Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empirik mengenai efektivitas program pembinaan terhadap warga bina pemasyarakatan, dalam mengukur efektivitas menggunakan pendekatan tujuan, indikator pencapaian tujuan berdasarkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;kesadaran hukum, aturan berbangsa dan bernegara; keterampilan kerja; dan kesehatan jasmani dan rohani di Lapas kelas IIB Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Kuantitatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 54 orang yang merupakan warga binaan Lapas Kelas IIB Sumedang yang sedang mengikuti program pembinaan. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari data primer yang diperoleh langsung di lapangan melalui angket yang diberikan kepada responden. Alat yang digunakan dalam Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi IBM SPPS ver. 26 dan Microsoft Excel 2022. Hasil dari penelitian ini pelaksanaan program pembinaan efektif dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keempat indikator tujuan yang digunakan sebagai alat ukur, teridentifikasi skor dan persentase pada masing-masing tujuan berada pada skor tinggi dan persentase diatas 80% sehingga dapat disimpulkan bahwa program pembinaan yang dilaksanakan oleh lapas Sumedang efektif dalam mencapai tujuan. Hasil analisis data yang diperoleh dari efektivitas program pembinaan terhadap warga bina pemasyarakatan di Lapas Kelas IIB Sumedang sebesar 87,8% dan dikategorikan efektif. Dari hasil tersebut terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan perbaikan serta Rekomendasi bagi pelaksana, dimana direkomendasikan Program Penyuluhan Pentingnya Kesehatan Fisik dan Mental Serta Regulasi Emosi kepada Warga Binaan di Lapas Kelas IIB Sumedang. Kata Kunci: Efektivitas, Program Pembinaan, Warga Binaan, Lembaga Pemasyarakataan ABSTRACT RAY ARIZ JAUHAR, 19.04.037. The Effectiveness of the Coaching Program on Prisoners in Class IIB Sumedang Penitentiary, Bandung Social Welfare Polytechnic. 2023. Advisors: Pribowo and Endah Dwi Winarni This study aims to obtain an empirical picture of the effectiveness of the coaching program for convicts, in measuring effectiveness using a goal approach, goal achievement indicators based on the of devotion to God Almighty, awareness of law, the rules of the nation and state, attitude and behavior, woek skill, and physical and spiritual health quality at Class IIB Sumedang Correctional Institution. This study uses a descriptive method with a Quantitative approach. The population and sample in this study amounted to 54 people who were inmates of Class IIB Sumedang Correctional Institution who were participating in the coaching program. The data source in this study was taken from primary data obtained directly in the field through questionnaires given to informants. The tool used in data processing in this study uses the IBM SPPS ver. 26 and Microsoft Excel 2022 applications. The results of this study are that the implementation of the program is effective in achieving previously set goals based on the four goal indicators used as measuring instruments, identified scores and percentages on each goal are at high scores and percentages above 80% so it can be concluded that the development program implemented by Sumedang prison is effective in achieving its goals. The results of data analysis obtained from the effectiveness of the development program for community development residents at Class IIB Sumedang Correctional Institution amounted to 93.6% and were categorized as effective. From these results there are several things that can be improved and Recommendations for implementers, where it is recommended that the Counseling Program on the Importance of Physical and Mental Health and Emotion Regulation for convicts in Class IIB Sumedang Correctional Institution. Keywords: Effectiveness; Coaching Program; Convicts; correctional institutionItem Keberfungsian Sosial Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al-Furqon Cisarua Kabupaten Bandung Barat.(Perpustakaan, 2024-03-13) Yusuf Fadlielah Katili, 19.04.238.; Pribowo; Endah Dwi WinarniABSTRAK Yusuf Fadlielah Katili, 19.04.238. Keberfungsian Sosial Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Al-Furqon Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Dibimbing oleh Pribowo dan Endah Dwi Winarni. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang (1) Karakteristik informan, (2) kemampuan melaksanakan peran sosial, (3) kemampuan untuk pemenuhan kebutuhan, (4) kemampuan pemecahan masalah di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al-Furqon Cisarua Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini menggunakan metode yaitu pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive, dan mendapatkan hasil berjumlah empat informan terdiri dari tiga anak, satu pengurus Lembaga Kesejahteraan sosial Anak. Pemeriksa keabsahan data menggunakan uji kredibilitas melalui perpanjangan keikutsertaan, meningkatkan kecermatan,triangulasi, bahan pendukung (referensi) dan mengecek data (member check). Hasil penelitian menunjukan bahwa keberfungsian sosial anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al-Furqon masih terdapat kurangnya pemenuhan kebutuhan dasar kurang maksimal untuk dilakukan oleh pihak LSKSA Al-Furqon yaitu dari fasilitas berupa kamar mandi dari Al Furqon.Pemecahan masalah pada anak cenderung berdiam diri ketika masalah terjadi daripada berkonsultasi dengan petugas panti atau sesama anak asuh sehingga masalah yang dihadapi tidak dapat terselesaikan dengan baik.Menjalankan peranan yang ada anak telah menjalankan peranan sebagai anak asuh di LKSA Al-Furqon dengan baik hal ini terlihat dari anak asuh yang dijadikan Informan telah mengikuti aturan dan program yang dijalankan dari pihak LKSA Al-Furqon. Program yang diusulkan yaitu “mengoptimalkan problem solving decision making dengan pendekatan biopsikososial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Al-Furqon. program ini bertujuan untuk meningkatkan keberfungsian sosial sehingga anak dapat menghadapi dan menyelesaikan berbagai masalah di kehidupan sehari-hari dalam membuat keptusan yang bijaksana ketika mengahadapi masalah dengan lebih baik. Kata Kunci: Keberfungsian Sosial; Anak; Pekerja Sosial; SosialItem Kepercayaan Diri Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang(Perpustakaan, 2024-10-16) Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144.; Aep Rusmana; PribowoABSTRACT Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144. Self-Confidence of Correctional Clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang, Supervised by Aep Rusmana and Pribowo Self-confidence is the belief in one’s own abilities, unaffected by others, enabling one to act according to their own will, feel joyful, optimistic, sufficiently tolerant, and responsible. Strong self-confidence allows individuals to take appropriate risks, face failures with optimism, and interact confidently with others. This study aims to determine the level of self-confidence of correctional clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang based on the following aspects: 1) confidence in one’s abilities, 2) optimism, 3) objectivity, 4) responsibility, and 5) rationality and realism. The method used is descriptive quantitative research. Data collection techniques used are: 1) questionnaires and 2) documentation studies. The research was analyzed using descriptive statistical data analysis with SPSS Software. The reliability test of the self-confidence instrument was calculated using the Cronbach Alpha formula and yielded a coefficient value of 0.924. The results of the study on 32 correctional clients showed that the level of self-confidence was at the highest category, namely in the “medium” category with 59.38% (19 correctional clients). Furthermore, in the “low” category, there were 18.75% (6 correctional clients), “high” category 9.38% (3 correctional clients), “very high” category 6.25% (2 correctional clients), and “very low” category 6.25% (2 correctional clients). Based on the average value of 135.9375, the self-confidence of correctional clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang falls into the “medium” category. Based on the results of the study, the researcher proposes a Work and Entrepreneurship Training Program for Correctional Clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang. Keywords: Self-Confidence, Correctional Clients, Correctional Center ABSTRAK Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144. Kepercayaan Diri Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang, Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Pribowo. Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Kepercayaan diri yang kuat memungkinkan individu untuk mengambil risiko yang sesuai, mengatasi kegagalan dengan optimisme, dan berinteraksi dengan orang lain dengan percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang dilihat dari aspek: 1) keyakinan atas kemampuan diri sendiri, 2) optimisme, 3) objektivitas, 4) bertanggungjawab, dan 5) rasional dan realistis. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner dan 2) studi dokumentasi. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif menggunakan Software SPSS. Uji reliabilitas instrumen kepercayaan diri dihitung menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh nilai koefisien 0,924. Hasil penelitian terhadap 32 klien pemasyarakatan menunjukan bahwa tingkat kepercayaan diri berada pada kategori paling tinggi yaitu pada kategori , “sedang” sebanyak 59,38% (19 klien pemasyarakatan). Selanjutnya pada kategori “rendah” sebanyak 18,75% (6 klien pemasyarakatan) “tinggi” sebanyak 9,38% (3 klien pemasyarakatan),“sangat tinggi” sebanyak 6,25% (2 klien pemasyarakatan) dan “sangat rendah” sebanyak 6,25% (2 klien pemasyarakatan). Berdasarkan nilai rata-rata sebesar 135,9375, kepercayaan diri klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang berada pada kategori “sedang”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Pelatihan Kerja dan Wirausaha Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang. Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Klien Pemasyarakatan, Balai PemasyarakatanItem Keterbukaan Diri Anak di Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung,(Perpustakaan, 2024-09-12) GANEVI LEDYSTALENA RETNO KINANTI, NRP. 2004186.; Pribowo; Wiwit WidiansyahGANEVI LEDYSTALENA RETNO KINANTI, NRP. 20.04.186. Keterbukaan Diri Anak di Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung, Dibimbing oleh Pribowo dan Wiwit Widiansyah. Penelitian ini dilakukan di Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung dengan tujuan untuk untuk mengkaji dan memperoleh gambaran empiris tentang keterbukaan diri anak di Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung yang dikaji melalui aspek tujuan, ukuran, valensi, kecermatan dan kejujuran serta keakraban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei dengan pendekatan kuantitatif. Sumber data primer penelitian ini yaitu data yang diperoleh peneliti melalui kuesioner, sedangkan sumber data sekunder penelitian ini diperoleh melalui studi dokumentasi serta dokumen lain yang relevan dengan topik penelitian. Populasi dari penelitian ini yaitu seluruh anak asuh yang tinggal di dalam Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung sebanyak 25 anak. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rating scale. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan uji validitas permukaan (face validity) dan uji validitas isi (content validity). Hasil uji reliabilitas dilakukan kepada 30 responden yang dihitung dengan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha dengan bantuan SPSS versi 27 dengan hasil skor reliabilitas sebesar 0,816. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterbukaan diri anak di Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung berada pada kategori sedang dengan skor aktual sebesar 1.893 dari skor ideal 3.000. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya peningkatan keterbukaan diri anak di Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung sebagai upaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal anak di Panti Asuhan Tambatan Hati Kota Bandung. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merancang program yaitu program Memikat Hati dengan menggunakan metode Social Group Work. Kata Kunci: Keterbukaan Diri, Anak, Panti Asuhan ABSTRACT GANEVI LEDYSTALENA RETNO KINANTI, NRP. 20.04.186. Self-Disclosure of Children at the Tambatan Hati Orphanage Bandung City, Supervised by Pribowo and Wiwit Widiansyah. This research was conducted at the Tambatan Hati Orphanage, Bandung City with the aim of studying and obtaining an empirical picture of children's selfdisclosure Tambatan Hati Orphanage in Bandung City, which was studied through the aspects of purpose, size, valence, accuracy and honesty and closeness. The method used in this research is a survey with a quantitative approach. The primary data source for this research is data obtained by researchers through questionnaires, while the secondary data source for this research is obtained through documentation studies and other documents relevant to the research topic. The population of this research was all 25 foster children living in the Tambatan Hati Orphanage in Bandung City. Sampling used a saturated sampling technique. The measuring instrument used in this research is rating scale. The validity test in this research used face validity and content validity. The results of the reliability test were carried out on 30 respondents which were calculated using the Cronbach's Alpha formula with the help of SPSS version 27 with a reliability score of 0.816. The results of the research show that children's self-disclosure at the Tambatan Hati Orphanage in Bandung City is in the medium category with an actual score of 1,893 from an ideal score of 3,000. The results of this research indicate that there is a need to increase children's self-disclosure at the Bandung City Tambatan Hati Orphanage as an effort to improve children's interpersonal communication at the Bandung City Tambatan Hati Orphanage. Based on the results of this research, the researchers designed a program, namely Memikat Hati program, using the method Social Group Work. Keywords: Self-Disclosure, Children, OrphanageItem Konsep Diri Remaja di Satuan Pelayanan Sosial Bina Mandiri Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-03-14) MUHAMAD ARIEF IKHTIARDY NASUTION, 19.04.023.; Pribowo; Endah Dwi Winarni.ABSTRAK MUHAMAD ARIEF IKHTIARDY NASUTION, 19.04.023. Konsep Diri Remaja di Satuan Pelayanan Sosial Bina Mandiri Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh Pribowo dan Endah Dwi Winarni. Penelitian ini meneliti tentang konsep diri remaja di Satuan Pelayanan Sosial Bina Mandiri Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapat gambaran secara empiris tentang konsep diri dilihat dari: 1) aspek diri fisik, 2) aspek diri etik-moral, 3) aspek diri pribadi, 4) aspek diri keluarga, 5) aspek diri sosial. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh atau sensus. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian terhadap 25 responden menunjukkan secara garis besar bahwa responden remaja yang berada di Satuan Pelayanan Sosial Bina Mandiri memiliki konsep diri yang positif. Remaja dengan konsep diri positif idealnya memiliki arti bahwa dirinya mampu menerima dan menghargai diri sendiri apa adanya, termasuk kelebihan serta kekurangan yang dimiliki. Merasa percaya diri terhadap kemampuan diri dalam menghadapi tantangan, serta mengatasi rintangan. Lebih bahagia, optimis, serta mampu mengelola tekanan dan stres yang terjadi dalam hidup. Membentuk hubungan yang sehat dengan orang lain di sekitar. Mampu mengatasi sebuah kegagalan, kritik, atau penolakan tanpa merasa terlalu terpengaruh secara berlebihan/negatif. Namun yang terjadi kepada responden remaja sebagian masih perlu adanya penguatan dan/atau menghilangkan sikap-sikap negatif yang seharusnya tidak ada dalam konsep diri positif. Seperti halnya menghilangkan sikap berbohong dan penguatan akan nilai kejujuran. Selain itu, sikap mudah menyerah dan rasa rendah diri merupakan sikap yang harus dihilangkan, karena sangat bertolak belakang dengan konsep diri positif yang ideal. Kemudian mencari penyebab utama mengapa responden memiliki sikap-sikap yang disebutkan di atas dan perlu adanya tindak lanjut yang akan sangat berpengaruh kepada kehidupan yang lebih baik responden di masa depan. Kata Kunci: Konsep Diri, Remaja, Pelayanan SosialItem Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi di Kota Bekasi(Perpustakaan, 2024-08-08) DIMAS SAPUTRA, 20.04.003; Pribowo; Denti KardetiDIMAS SAPUTRA, 20.04.003. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Terlantar di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi di Kota Bekasi, dibimbing oleh Denti Kardeti dan Pribowo Bonus demografi dan keterbatasan jumlah lembaga kesejahteraan sosial lanjut usia di Indonesia menjadi dasar Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi memberikan pelayanan sosial kepada lansia terlantar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang: 1) bentuk pelayanan sosial lanjut usia terlantar, 2) fungsi pelayanan sosial lanjut usia terlantar, 3) aspek aksesibilitas pelayanan sosial lanjut usia terlantar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teori yang dikemukan oleh Alfred J Kahn menyatakan bentuk pelayanan sosial seperti; perawatan jangka panjang, perawatan pribadi jangka panjang, dan perumahan berkumpul. Fungsi dalam pelayanan sosial seperti fungsi sosialisasi dan pengembangan, fungsi terapi, pertolongan, rehabilitasi termasuk perlindungan dan perawatan pengganti, serta fungsi akses, informasi, dan nasihat. Aksesibilitasi memperhatikan kompeksitas birokrasi modern, keanekaragaman pengetahuan, diskriminasi, dan jarak geografis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelayanan sosial yang dilakukan dengan komprehensif kepada lanjut usia terlantar. Bentuk pelayanan mencakup layanan residensial, komunitas, dan keluarga yang sejalan dengan kerangka teori Alfred J. Kahn yakni perawatan jangka panjang. Fungsi pelayanan sosial diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas hidup para lansia dengan terapi dan bantuan yang diberikan. Aksesibilitas pelayanan diberikan dengan jangkauan yang luas dan beragam profesi yang terlibat. Hambatan dalam pelayanan sosial lansia terlantar seperti sumber daya manusia, wilayah kerja yang luas serta kebijakan pemerintah daerah yang belum mendukung kesejahteraan sosial lanjut usia. Kata Kunci: Pelayanan Sosial, Bentuk Pelayanan Sosial, Fungsi Pelayanan Sosial, Aksesibilitas Pelayanan SosialItem Pengasuhan Anak oleh Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang(Perpustakaan, 2024-08-12) ANNES VIDYA KRISTIANTI PUTRI, 2004367; Pribowo; Wiwit WidiansyahANNES VIDYA KRISTIANTI PUTRI, 2004367. Pengasuhan Anak oleh Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Dibimbing oleh Pribowo dan Wiwit Widiansyah. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pedurungan yang dilatar belakangi oleh fenomena pengasuhan anak yang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan mengenai pengasuhan anak oleh perempuan rawan sosial ekonomi di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang yang dikaji melalui aspek parental responsiveness dan parental demandingness. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer penelitian ini yaitu data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dan observasi, sedangkan sumber data sekunder penelitian ini diperoleh melalui studi dokumentasi serta dokumen lain yang relevan dengan topik penelitian. Informan dari penelitian ini yaitu perempuan rawan sosial ekonomi di Kecamatan Pedurungan yang memiliki tanggungan anak sebanyak 7 orang dan lingkungan sekitar PRSE sejumlah 7 orang. Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terdapat masalah dalam pemenuhan kebutuhan emosional antara seorang pengasuh (PRSE) dengan anak yang disebabkan oleh faktor kurangnya pengetahuan PRSE tentang pengasuhan dan kurangnya keterampilan PRSE dalam pengelolaan emosi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya edukasi dan penyuluhan mengenai pengasuhan dan pengembangan keterampilan pengelolaan emosi PRSE. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merancang program yaitu program yang diberi nama Sinar Cerah dengan menggunakan metode Social Group Work. Kata Kunci: Pengasuhan Anak, PRSE, Kecamatan PedurunganItem Pengembangan Community-based Co-Sponsorhsip Scheme (C2S2) dalam Mendorong Integrasi Komunitas Tuan Rumah dan Komunitas Pengungsi di Kalideres Jakarta Barat.(Perpustakaan, 2024-10-21) ANGGITA SUWANDANI 2101030; Aribowo; PribowoANGGITA SUWANDANI. Pengembangan Community-based Co-Sponsorhsip Scheme (C2S2) dalam Mendorong Integrasi Komunitas Tuan Rumah dan Komunitas Pengungsi di Kalideres Jakarta Barat. Dibimbing oleh: Aribowo dan Pribowo. Pengungsi harus membangun kembali jaringan sosial dan sistem pendukung di negara baru tempat mereka berada untuk mencapai kehidupan yang berarti. Lebih dari 12.000 pengungsi di Indonesia menghadapi tantangan integrasi komunitas yang sebenarnya merupakan solusi sementara atas masa transit yang berkepanjangan. Kebutuhan akan adanya teknologi khusus untuk mendorong integrasi antara dua komunitas yang berbeda menjadi penting untuk dapat menjawab tantangan penanganan krisis pengungsi di Indonesia. Community-based Co-Sponsorhsip Scheme (C2S2) dikembangkan untuk menjawab tantangan yang ada. C2S2 adalah skema sponsorship berbasis komunitas untuk mendorong integrasi dari dua sisi, yaitu komunitas pengungsi dan komunitas tuan rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan C2S2 sebagai teknologi pendorong integrasi komunitas tuan rumah dan komunitas pengungsi di Kalideres. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) dengan metode kualitatif. Informan terdiri dari representatif dari kedua komunitas, dengan Kalideres sebagai lokus penelitian. Tahapan penelitian dimulai dari mengidentifikasi kondisi desain awal, mengembangkan desain awal, implementasi desain, melakukan refleksi, dan penyempurnaan desain. Hasil identifikasi kebutuhan menunjukkan bahwa desain awal C2S2 perlu untuk 1) menambahkan pengelola sebagai pihak yang bertanggungjawab; 2) mengganti istilah sponsor menjadi community; 3) menambahkan dua cara memperoleh sponsor; dan 4) megubah bentuk layanan sponsorship menjadi beragam. Selanjutnya, implementasi desain dilakukan untuk melihat apakah C2S2 mampu mendorong integrasi antara komunitas tuan rumah dan komunitas pengungsi di Kalideres. Berdasarkan hasil implementasi desain, terjadi tanda-tanda integrasi antara kedua komunitas, baik secara sosial, fisiki, dan psikologis. Kata Kunci: Pengungsi Luar Negeri, Komunitas Tuan Rumah, Integrasi Komunitas, Sponsor KomunitasItem Penyesuaian Diri Siswa terhadap Pembelajaran Tatap Muka pada Pasca Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di SMA Negeri 3 Klaten. Program Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan, 2023,(Perpustakaan, 2024-03-13) ISNAINI ROHMAH ADININGSIH, 19.04.142.; Pribowo; Endah Dwi WinarniABSTRAK ISNAINI ROHMAH ADININGSIH, 19.04.142. Penyesuaian Diri Siswa terhadap Pembelajaran Tatap Muka pada Pasca Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat di SMA Negeri 3 Klaten. Program Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan, 2023, Dosen Pembimbing Pribowo dan Endah Dwi Winarni. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empiris tentang penyesuaian diri siswa SMA Negeri 3 Klaten terhadap pembelajaran tatap muka pada pasca pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif menggunakan survei deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Negeri 3 Klaten. Sampel penelitian sebanyak 189 siswa kelas XI dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan studi dokumentasi. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur rating scale. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada 30 responden. Hasil uji validitas menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment dengan nilai tiap item diatas 0,303 dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai 0,929. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis data kuantitatif dalam bentuk tabel dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa kelas XI memiliki tingkat penyesuaian diri pada tingkat sedang hingga tinggi dengan rincian skor aspek persepsi terhadap realitas sebesar 6.370 atau 74,89%, skor aspek kemampuan menghadapi tekanan dan kecemasan sebesar 4.772 atau 63,12%, aspek gambaran diri yang positif sebesar 5.531 atau 73,16%, aspek kemampuan mengekspresikan emosi sebesar 4.648 atau 70,26%, dan aspek hubungan interpersonal sebesar 5.652 atau 74,76%. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan rekomendasi alternatif program yaitu Program Pengembangan Kapasitas Penyesuaian Diri Siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka yang bertujuan untuk meningkatkan penyesuaian diri siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Klaten. Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan dan edukasi mengenai penyesuaian diri dan tanya jawab. Kata kunci: Penyesuaian Diri, Siswa, Pembelajaran Tatap Muka ABSTRACT ISNAINI ROHMAH ADININGSIH, 19.04.142. Students' Self-Adjustment to Face-to-Face Learning After the Revocation of the Implementation of Restrictions on Community Activities at SMA Negeri 3 Klaten. Supervised by Pribowo and Endah Dwi Winarni. The purpose of this study was to find out an empirical description of the adjustment of students at SMA Negeri 3 Klaten to face-to-face learning after the lifting of restrictions on community activities. The research method used in this study is a quantitative research method using a descriptive survey. The population in this study were all students of SMA Negeri 3 Klaten. The research sample was 189 students of class XI with the sampling technique used was purposive sampling with certain criteria. Data collection techniques used were questionnaires and documentation studies. Measuring tool used is a measuring tool rating scale. Validity and reliability tests were carried out on 30 respondents. The results of the validity test using the correlation techniquePearson Product Moment with the value of each item above 0.303 and the reliability test uses Cronbach's Alpha with a value of 0.929. The data analysis technique uses quantitative data analysis techniques in tabular form with a frequency distribution. The results showed that the students in class XI had a moderate to high level of adjustment with details of the score on the perception of reality aspect of 6,370 or 74.89%, the score on the aspect of ability to deal with pressure and anxiety of 4,772 or 63.12%, the aspect of self-image the positive aspect was 5,531 or 73.16%, the ability to express emotions was 4,648 or 70.26%, and the interpersonal relationship aspect was 5,652 or 74.76%. Based on the results of the research that has been done, the researchers provide recommendations for alternative programs, namely the Capacity Development Program for Self-Adjustment of Students in Face-to-Face Learning which aims to improve the self-adjustment of class XI students at SMA Negeri 3 Klaten. The activities carried out are counseling and education regarding self-adjustment and question and answer. Keywords: Self-Adjustment, Students, Face-to-Face LearningItem Peran Pekerja Sosial dalam Pelayanan Sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-12) ELANG HAFIZH SANTOSA. 2004004; Aep Rusmana; PribowoELANG HAFIZH SANTOSA. 2004004. Peran Pekerja Sosial dalam Pelayanan Sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung. Pembing: Aep Rusmana dan Pribowo Peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional yang membantu individu, kelompok, atau komunitas untuk meningkatkan atau memulihkan kapasitas mereka dalam menjalankan fungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat yang mendukung tujuan mereka. Penelitian ini memiliki tujuan yang antara lain sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai enabler dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Bandung. 2. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai advocate dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung. 3. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai broker dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Bandung. 4. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai fasilitator dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya pekerja sosial yang berada di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung (SATPEL PSA Bandung) belum sepenuhnya menjalankan peran pekerja sosial sebagai enabler, advocate, fasilitator, dan broker. Hal ini dapat dilihat pada tema fasilitator masih terdapat permasalahan yaitu pelayanan bimbingan sosial dan konseling dapat dikatakan kurang berjalan sebagaimana mestinya, tidak terdapat ruangan khusus untuk pelaksanaan pelayanan bimbingan sosial & konseling, dan pekerja sosial jarang memonitoring kegiatan yang dilakukan oleh anak asuh. Untuk menjawab permasalahan yang ada peneliti membuat usulan program yaitu Peningkatan Kapasitas Pekerja Sosial (PENSI PEKSOS). Dengan adanya program ini agar pekerja sosial dapat mengoptimalkan peran pekerja sosial dalam pelayanan sosial. Kata Kunci: Peran, Pekerjaan Sosial, dan Pelayanan SosialItem Peran Pekerja Sosial Dalam Pelayanan Sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I Cipayung Jakarta Timur.(Perpustakaan, 2024-09-06) ILHAM NUGRAHA.; Pribowo; Wiwit WidiyansyahILHAM NUGRAHA. The Role of Social Workers in Social Services at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I Cipayung Jakarta Timur. Di bimbing oleh Pribowo dan Wiwit Widiyansyah. Roles, also known as roles, are a collection of traits applied and demonstrated by an individual towards others within a position in an organizational group or environmental area. The role attached to someone should be distinguished from their position or place in society. Roles refer to function, adaptation, and processes. From this, we can conclude that everyone in performing their roles occupies a place or status in society. Social work is a professional activity aimed at assisting individuals, groups, and communities to improve or enhance their social functioning and create a society that enables them to achieve goals. The purpose of this study is to ascertain: 1) The role functions of Social Workers in elderly social services. 2) The adaptation of Social Workers' roles in elderly social services. 3) The processes of Social Workers' roles in elderly social services. The method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques including observation, interviews, and documentary studies. Toensure datavalidity,thestudy uses 1)Credibility testsincluding(1) Prolonged engagement (2) Persistent observation (3) Triangulation and (4) Reference materials, as well as 2) Dependability and 3) Objectivity tests. The results of this study indicate that social workers at the Tresna Werdha Budi Mulia I Social Care Home in East Jakarta have not fully fulfilled their roles as Social Workers, evidenced by issues in function and adaptation such as insufficient routine checks and supervision, and adaptation to residents with mental disorders. To address these issues,the researcher proposes a program: the Development of SocialWork Guidelines in Elderly Care. This program aims to optimize the role of Social Workersinsocialserviceswithinthecarehome. Keywords : Role, Social Worker, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I CipayungJakartaTimur,Older,SocialServices ABSTRAK ILHAM NUGRAHA. Peran Pekerja Sosial Dalam Pelayanan Sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I Cipayung Jakarta Timur. Dibimbing oleh Pribowo dan Wiwit Widiyansyah. Peran atau disebut role merupakan kumpulan dari sifat yang diterapkan dan diperagakan oleh suatu individu kepada seseorang dengan posis disebuah kumpulan organisasi atau kawasan lingkungan. peran yang melekat pada seseorangharusdibedakandengan posisiatautempatnyadalammasyarakat.Peran mengacu pada fungsi, adaptasi, dan proses. Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa setiap orang dalam menjalankan perannya menempati suatu tempat atau status dalam masyarakat.pekerjaan sosial merupakan kegiatan profesional untuk membantu individu, kelompok, dan masyarakat guna meningkatkan atau memperbaiki kemampuan berfungsi sosial serta menciptakan masyarakat yang memungkinkan untuk mencapai tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Fungsi peran Pekerja Sosial dalam pelayanan sosial lansia. 2) Adaptasi peran Pekerja Sosial dalam pelayanan sosial lansia. 3) Proses peran Pekerja Sosial dalam pelayanan sosial lansia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk memeriksa keabsahan data digunakan 1) Uji kredibilitas yang meliputi (1) Perpanjangan keikutsertaan (2) Ketekunan pengamatan (3) Triangulasi dan (4) Bahan referensi, dan juga 2) keteralihan serta 3) Uji objektivitas. Hasil penelitian ini adalah bahwasanya pekerja sosial di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia I Cipayung Jakarta Timur belum sepenuhnya memenuhi perannya sebagai Pekerja Sosial, terlihat pada aspek fungsi dan adaptasi yang masih memiliki permasalahan yaitu kurangnya pengecekan dan pengawasan rutin, serta adaptasi terhadap warga binaan sosial yang memiliki gangguan kejiwaan. Untuk menjawab permasalahan tersebut peneliti membuat usulan program yaitu Penyusunan Pedoman Kerja Pekerjaan Sosial Dalam Penanganan Lanjut Usia. Program ini ditujukan agar dapatmengoptimalkanperanPekerjaSosialdalampelayanansosialdidalampanti. Kata kunci: Peran, Pekerja Sosial, Panti Sosial Tresna Werdha, Lanjut Usia, Pelayanan SosialItem Peran Pengasuh Dalam Membentuk Kemandirian Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, Juni 2023,(Perpustakaan, 2024-02-23) FAINE NYDIA MERIHTA, 19.04.140.; Pribowo; Endah Dwi WinarniABSTRAK FAINE NYDIA MERIHTA, 19.04.140. Peran Pengasuh Dalam Membentuk Kemandirian Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, Juni 2023, Dibimbing oleh Pribowo dan Endah Dwi Winarni Anak perlu diajarkan kemandirian agar dapat mempersiapkan anak untuk belajar betanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri kelak, selain itu kemandirian juga dapat melatih anak untuk belajar menentukan pilihannya sendiri karena kemandirian anak tidak terbentuk dengan sendirinya, sehingga peran orang tua sangat penting untuk melatih kemandirian anak. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan atau field research, yang artinya, peneliti terjun langsung di lapangan yakni Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal agar memperoleh data yang akurat dan dapat dipahami sesuai dengan tujuan penelitian ini. Peneliti dalam penelitian ini fokus pada peran pengasuh dalam membentuk kemandirian anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengkaji bagaimana peran pengasuh dalam mendidik, membimbing, dan memberikan rasa aman pada anak asuh. Pada analisis hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa peran pengasuh dalam membentuk kemandirian anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal ini dengan menerapkan program wajib yang ada di Panti, pendidikan karakter anak dengan pendisiplinan dan memberikan pemahaman extra kepada anak asuh tentang pengambilan keputusan yang benar. Beberapa permasalahan yang ada terjadi karena kemandirian anak yang belum tercapai sepenuhnya khususnya pada anak – anak remaja usia 14 – 16 tahun dan adanya keterbatasan pengurus. Hal tersebut juga disebabkan karena kurangnya Sumber Daya Manusia di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung ini sehingga masih kurang efektif untuk membentuk kemandirian anak. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengusulkan sebuah program yaitu dengan memberikan peningkatan dalam aspek pengetahuan, keterampilan, kreativitas yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap pola asuh anak tersebut. Kata Kunci: Kemandirian Anak, Peran Pengasuh, Anak, Program ABSTRACT FAINE NYDIA MERIHTA, 19.04.140. Peran Pengasuh Dalam Membentuk Kemandirian Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Al – Hilal Kota Bandung. Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, Juni 2023, Dibimbing oleh Pribowo dan Endah Dwi Winarni Children need to be taught independence so that they can prepare children to learn to be responsible for their own lives in the future, besides that independence can also train children to learn to make their own choices because children's independence is not formed by itself, so the role of parents is very important to train children's independence. This type of research uses field research or field research, which means that researchers work directly in the field, namely the Al-Hilal Children's Orphanage in order to obtain accurate and understandable data in accordance with the objectives of this study. Researchers in this study focused on the role of caregivers in establishing children's independence at the Al-Hilal Children's Social Institution in Bandung City. The purpose of this study is to examine how the role of caregivers in educating, guiding, and providing a sense of security to foster children. In the analysis of the results of this study, it can be concluded that the role of caregivers in shaping children's independence at the Al-Hilal Children's Orphanage is by implementing mandatory programs in the orphanage, character education for children with discipline, and providing extra understanding to foster children about decision making Correct. Some of the existing problems occur because the child's independence has not been fully achieved, especially in adolescents aged 14-16 years and there are limited administrators. This is also due to the lack of human resources at the Al-Hilal Children's Social Institution in the city of Bandung, so it is still ineffective in forming child independence. Based on the results of this study, the researcher proposes a program that is by providing improvements in aspects of knowledge, skills, creativity which will also affect the child's upbringing. Keywords: Children's Independence, Role of Caregivers, Children, ProgramItem Perundungan Siswa di Sekolah Menengah Atas 16 kota Bandung,(Perpustakaan, 2024-10-15) SHELY NURZAITUN, 20.04.322.; Pribowo; Denti KardetiSHELY NURZAITUN, 20.04.322. Perundungan Siswa di Sekolah Menengah Atas 16 kota Bandung, Dibimbing oleh Pribowo dan Denti Kardeti. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas 16 Kota Bandung dengan tujuan untuk mengkaji dan mendeskripsikan mengenai perundungan siswa di Sekolah Menengah Atas 16 Kota Bandung melalui aspek Perundungan Verbal, Aspek Perundungan fisik dan Aspek perundungan Relasional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer data penelitian ini yaitu data yang diperoleh peneliti melalui wawancara dan observasi, sedangkan sumber data sekunder penelitian ini diperoleh melalui studi dokumentasi serta dokumen lain yang relevan dengan topik penelitian. Informan dari penelitian ini yaitu siswa di sekolah menengah atas 16, guru kelas dan guru Bk Sekolah Menengah Atas 16 Kota Bandung. Pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan credibility, transferability, dependability, dan confirmability. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih terdapat masalah dalam perundungan dikarenakan kurangnya perasaan empati terhadap sesama dan juga kurangnya pengawasan guru kepada siswa. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa perlu adanya sosialisasi mengenai peningkatan perasaan empati terhadap sesama siswa dan pengembangan kapasitas bagi guru untuk meningkatkan pengawasan guru terhadap siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merancang program yaitu program sosialisasi empati dan peningkatan pengawasan guru terhadap siswa dengan menggunakan metode Social Group Work. Kata Kunci: Perundungan, Sekolah Menengah Atas, Kota Bandung, Verbal, Fisik, Relasional ABSTRACT SHELY NURZAITUN, 20.04.322, Bullying of Students at Senior High School 16 in Bandung City, Supervised by Pribowo and Denti Kardeti. This research was conducted at Senior High School 16 in Bandung City with the aim of examining and describing the bullying of students at Senior High School 16 in Bandung City through the aspects of verbal bullying, physical bullying, and relational bullying. The method used in this study is qualitative descriptive with a qualitative approach. The primary data sources for this research include data obtained through interviews and observations, while secondary data sources are obtained through documentation studies and other relevant documents related to the research topic. Informants for this research are students from Senior High School 16, class teachers, and guidance counselors from Senior High School 16 in Bandung City. Data validity in this study is examined using credibility, transferability, dependability, dan confirmability. The research findings indicate that there are still issues with bullying due to a lack of empathy among students and insufficient supervision from teachers. The results suggest the need for socialization regarding the enhancement of empathy among students and the development of teachers’ capacity to improve supervision. Based on these findings, the researcher has designed a program, namely a program for socializing empathy and improving teacher supervision of students, using the Social Group Work method. Keywords: Bullying, Senior High School, Bandung City, Verbal, Physical, Relational