Browsing by Author "SINTA YULIANTI SUYONO"
Now showing 1 - 11 of 11
Results Per Page
Sort Options
Item Coping Strategi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrom Dalam Menyelesaikan Permasalahan Emosi Di Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrom Jawa Barat,(Perpustakaan, 2024-09-06) SUCI PRAMESTI DESTIYANTI, 20.02.017; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOSUCI PRAMESTI DESTIYANTI, 20.02.017. Coping Strategi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrom Dalam Menyelesaikan Permasalahan Emosi Di Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrom Jawa Barat, Dibimbing Oleh ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO Penelitian tentang coping orang tua dalam menyelesaikan permasalahan emosi bertujuan untuk memperoleh gambaran Coping Strategi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrom Dalam Menyelesaikan Permasalahan Emosi Di Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrom Jawa Barat dengan mengkaji lebih dalam tentang 1) karakteristik informan 2) copyng berfokus pada masalah dan 3) copyng berfokus pada emosi. POTADS adalah sebuah organisasi di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan dukungan kepada orang tua dan keluarga mereka yang mempunyai anak down syndrom. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara terstruktur dan observasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa Coping strategi orang tua dengan anak down syndrom dalam menyelesaikan permasalahan emosi di Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrom (POTADS) Jawa Barat cukup baik namun pada aspek trategi coping berfokus pada masalah pada poin penyelesaian masalah secara terencana yaitu ketidak percayaan orang tua dalam perawatan anak down syndrome dan penyesuaian terkait kondisi anak down syndrome kurang maksimal. Bedasarkan permasalahan tersebut, maka diusulkan program yang bernama “ Pemberian dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri orang tua dalam merawat anak dengan down syndrome melalui kampanye” yang bertujuan untuk Meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan orang tua dalam merawat anak dengan down syndrome merupakan tujuan utama dari program ini. Kata Kunci : POTADS Jabar, down syndrom, coping srategiItem Coping Strategy Orang Tua Yang Memiliki Anak Berhadapan Dengan Hukum Dalam Menghadapi Permasalahannya di Sentra Handayani Jakarta.(Perpustakaan, 2024-08-13) SARA ZEFANYA. 20.02.050; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOSARA ZEFANYA. Coping Strategy Orang Tua Yang Memiliki Anak Berhadapan Dengan Hukum Dalam Menghadapi Permasalahannya di Sentra Handayani Jakarta. Dosen Pembimbing : ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO Mengingat kasus pelanggaran hak anak di Indonesia yang terus meningkat hingga sekarang dan didominasi oleh kasus anak berhadapan dengan hukum, tentunya peningkatan ini berdampak pada orang tua yang memiliki anak berhadapan dengan hukum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui coping strategy orang tua anak berhadapan dengan hukum dalam menghadapi permasalahannya khususnya dalam dua aspek yaitu Problem Focused Coping (PFC) dan Emotion Focused Coping (EFC) serta hambatan orang tua dalam menerapkan coping strategy. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil peneltian menunjukan bahwa orang tua yang memeiliki anak berhadapan dengan hukum dalam menghadapi permasalahannya di Sentra Handayani Jakarta cenderung menggunakan startegi pemecahan masalah Emotion Focused Coping (EFC) dimana orang tua dapat mengontrol respon emosional terhadap situasi yang dialami. Permasalahan mengenai kurangnya pengetahuan akan proses hukum anak, permasalahan ekonomi,dan permasalahan jarak juga dialami orang tua yang memiliki anak berhadapan dengan hukum di Sentra Handayani Jakarta. Penelitian ini mengungkapkan sebuah hasil bahwasanya transfer ilmu pengetahuan tentang proses hukum anak dibutuhkan oleh orang tua. Dukungan dan penguatan bagi orang tua untuk menghadapi situasi yang baru juga diperlukan orang tua sebagai upaya meningkatkan coping strategy orang tua yang memiliki anak berhadapan dengan hukum di Sentra Handayani Jakarta. Kata Kunci :Coping Strategy, Orang Tua Anak Berhadapan Dengan HukumItem Faktor Penyebab Korban Penyalahgunaan Napza Pada Penerima Manfaat di Sentra Satria Baturraden Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-09-26) FIQRI ASTRIA RAMADHANI, 20.02.103.; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOFIQRI ASTRIA RAMADHANI, 20.02.103. Faktor Penyebab Korban Penyalahgunaan Napza Pada Penerima Manfaat di Sentra Satria Baturraden Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Dosen Pembimbing: ELLA NURLELA, SINTA YULIANTI SUYONO. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai faktor penyebab penyalahgunaan Napza pada remaja di Sentra “Satria” Baturraden yang mencakup: (1) karakteristik informan; (2) faktor keluarga; (3) faktor ekonomi (4) faktor kepribadian (5) faktor pergaulan; (6) faktor lingkungan sosial dan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 4 orang informan utama dengan 7 orang informan pendukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) wawancara; (2) observasi; dan (3) studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui: (1) uji kredibilitas; (2) uji kofirmabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab penyalahgunaan Napza pada remaja di Sentra Satria Baturraden adalah kurangnya intensitas komunikasi dengan keluarga, pergaulan yang negatif dan tingginya stigma negatif terhadap korban penyalahgunaan Napza di lingkungan sosial dan masyarakat. Hal ini menunjukan perlunya memperbaiki komunikasi antara PM KPN dengan keluarganya dan mempersiapkan PM KPN untuk menghadapi stigma dari masyarat pada saat kembali ke keluarga dan lingkingan sosial masyarakat. Oleh karena itu, peneliti membuat usulan program Keluarga Peduli : Bersama Lawan Napza. Program tersebut bertujuan untuk memperbaiki hubungan PM KPN dengan keluarganya dalam hal intensitas komunikasi, mengurangi stigma negatif dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Napza untuk mengurangi korban penyalahgunaan Napza di lingkungan penerima manfaat korban penyalahgunaan Napza yang ada di Sentra Satria Baturraden. Kata Kunci: Faktor Penyebab, Penyalahgunaan Napza, Penerima Manfaat ABSTRACT FIQRI ASTRIA RAMADHANI, 20.02.103. Factors Causing Drug Abuse Victims Among Beneficiaries at Sentra Satria Baturraden, Banyumas Regency, Central Java Province. Supervisors: ELLA NURLELA, SINTA YULIANTI SUYONO. This research aims to obtain an overview of the factors causing drug abuse among beneficiaries at Sentra Satria Baturraden which includes: (1) informant characteristics; (2) family factors; (3) economic factors (4) personality factors (5) social factors; (6) social and community environmental factors. The method used in this research is a qualitative approach with descriptive methods. The number of informants in this research was 4 main informants with 7 supporting informants. The data collection techniques used were: (1) interviews; (2) observation; and (3) documentation studies. Checking the validity of the data is carried out through: (1) credibility test; (2) confirmability test. The research results show that the factors causing drug abuse among beneficiaries at Sentra Satria Baturraden are a lack of intensity of communication with family, negative relationships and high levels of negative stigma towards drug abuse victims in the social and community environment. This shows the need to improve communication between drug abuse victims and their families and prepare drug abuse victims to face stigma from society when they return to their families and social circles. Therefore, researchers proposed the Caring Family program: Together Against Drugs. The program aims to improve the relationship between drug abuse victims and their families in terms of communication intensity, reduce negative stigma and increase public awareness of drugs to reduce drug abuse victims in the beneficiary environment for drug abuse victims at Sentra Satria Baturraden. Keywords: Causal Factors, Drug Abuse, BeneficiariesItem Implementasi Program ATENSI dalam Pemenuhan Pendidikan bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Handayani Jakarta Timur(Perpustakaan, 2024-08-13) SASKIA RAHMI SAGITA, 20.02.027; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOSASKIA RAHMI SAGITA, 20.02.027. Implementasi Program ATENSI dalam Pemenuhan Pendidikan bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Handayani Jakarta Timur, Dibimbing oleh ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenani implementasi program ATENSI dalam pemenuhan pendidikan bagi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Handayani dengan mengkaji lebih dalam tentang 1) karakteristik informan; 2) karakteristik Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH); 3) pelaksanaan pemenuhan perlengkapan pendidikan; 4) pelaksanaan pemenuhan biaya pendidikan; 4) pelaksanaan akses kejar paket; 5) faktor pendukung; 6) faktor penghambat. ATENSI adalah sebuah program layanan rehabilitasi sosial yang memperhatikan pemenuhan pendidikan untuk anak, termasuk dengan Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, studi dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program ATENSI dalam pemenuhan pendidikan bagi Anak berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Handayani dilaksanakan sesuai dengan Permensos Nomor 7 Tahun 2022 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial dan Pedoman Operasional ATENSI Anak. Namun, hasil temuan penelitian menujukkan bahwa Sentra Handayani kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai guru di Sekolah Luar Biasa (SLB-E) sehingga melibatkan SDM lain yang bukan berprofesi sebagai guru untuk mengajar Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Hal ini dinilai belum sesuai dengan kebutuhan dari Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) dan berdampak pada kurang maksimalnya pemberian pendidikan kepada Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Bedasarkan permasalahan tersebut, maka diusulkan program yang bernama “Pengembangan Jaringan Melalui Kerja Sama dengan Dinas Pendidikan Jakarta Timur dalam Penambahan Tenaga Pendidik di SLB-E Handayani”. Kata kunci: Program ATENSI, Pemenuhan Pendidikan, Anak Berhadapan dengan HukumItem Interaksi Sosial Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Program Masa Pengenalan Lingkungan (MAPENALING) Di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-17) MONIKA EKAKRISTIN CAROLINA MARPAUNG, NRP. 20.02.100; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOMONIKA EKAKRISTIN CAROLINA MARPAUNG, NRP. 20.02.100 Interaksi Sosial Pada Warga Binaan Pemasyarakatan Dalam Program Masa Pengenalan Lingkungan (MAPENALING) Di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung. Dosen Pembimbing: ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO Penelitian ini mengkaji tentang program Masa Pengenalan Lingkungan (MAPENALING) di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung. Mapenaling merupakan program yang ditujukan kepada warga binaan baru, bertujuan agar mereka lebih memahami kondisi di Lapas, menaati peraturan yang ada dan dapat segera beradaptasi dengan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang 1) Karakteristik Informan, 2) Aksi Warga Binaan Pemasyarakatan, 3) Interaksi Warga Binaan Pemasyarakatan, 4) Sentiment Warga Binaan Pemasyarakatan. Metode yang diterapkan adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Data yang digunakan dari sumber primer dan sekunder melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Validitas data diperiksa dengan memperpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan menggunakan teknik triangulasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa warga binaan pemasyarakatan telah kegiatan program MAPENALING dengan baik, namun hambatan terjadi saat warga binaan tidak dapat berinteraksi baik secara verbal, fisik maupun sosial yang disebabkan oleh faktor perbedaan dan latar belakang kasus hukum yang berbeda, ketidak mampuan menahan emosi, serta sifat egois dan kurangnya komunikasi yang efektif menyebabkan interaksi sosial yang semakin memburuk. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan program "Peningkatan Interaksi Sosial Warga Binaan Pada Program Mapenaling Menggunakan Metode Group Work Dengan Recreation Group di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung" yang bertujuan untuk meningkatkan interaksi sosial antara warga binaan pemasyarakatan, membangun kedekatan, kepercayaan dan keterampilan sosial di antara warga binaan pemasyarakatan, serta mengurangi tingkat kecemasan dan emosional negatif melalui kegiatan rekreasi di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Bandung. Kata Kunci : MAPENALING, Warga Binaan, Lembaga Pemasyarakatan ABSTRACT MONIKA EKAKRISTIN CAROLINA MARPAUNG, NRP. 20.02.100 Social Interaction in Correctional Assisted Residents in the Environmental Introduction Period Program (MAPENALING) at the Bandung Class IIA Women's Correctional Institution. Guided by: ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO This study examines the Environmental Introduction Period (MAPENALING) program in the Bandung Class IIA Women's Correctional Institution. Mapenaling is a program aimed at new inmates, aiming to make them better understand the conditions in the prison, obey existing regulations and be able to immediately adapt to the environment. This study aims to examine more deeply about 1) Characteristics of Informants, 2) Actions of Correctional Assisted Residents, 3) Interaction of Correctional Assisted Residents, 4) Sentiment of Correctional Assisted Residents. The method applied is a qualitative approach with a descriptive method. The data used came from primary and secondary sources through purposive sampling techniques. Data were collected through in-depth interviews, observations, and documentation studies. The validity of the data was checked by extending observations, increasing perseverance, and triangulation techniques. Data analysis is carried out through data reduction, data presentation, and conclusion drawn. The results of this study show that the inmates of the correctional facility have carried out the MAPENALING program well, but obstacles occur when the inmates are unable to interact verbally, physically and socially due to MAPENALING program well, but obstacles occur when the inmates are unable to interact verbally, physically and socially due to different factors and different legal case backgrounds, inability to hold back emotions, as well as selfishness and lack of effective communication causing social interaction to worsen. Based on these problems, the researcher proposed the program "Improving Social Interaction of Assisted Citizens in the Mapenaling Program Through Recreation Groups in the Bandung Class IIA Women's Correctional Institution" which aims to increase social interaction between correctional inmates, build closeness, trust and social skills among correctional inmates, and reduce the level of anxiety and negative emotions through recreational activities in the Institution Bandung Class IIA Women's Correctional Facility. Keywords : MAPENALING, Assisted Citizens, Correctional InstitutionsItem Jenis Hubungan Interpersonal Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung,(Perpustakaan, 2024-09-17) DEWANA MALIK HABIBIE, NRP. 20.02.068.; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONODEWANA MALIK HABIBIE, NRP. 20.02.068. Jenis Hubungan Interpersonal Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung, Dibimbing oleh ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai Jenis Hubungan interpersonal Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung. Hubungan Interpersonal adalah hubungan antara dua individu yang berkembang dan berubah sepanjang waktu, dimana keduanya mempengaruhi dan dipengaruhi oleh masing-masing secara saling dan timbal balik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran Jenis Hubungan Interpersonal Lanjut Usia dengan mengkaji lebih dalam tentang 1) Karakteristik Informan; 2) Hubungan Pertemanan Informan; 3) Hubungan Sosial Informan; 4) Hubungan Antar Pribadi Informan. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan Jenis Hubungan Interpersonal Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung terdiri dari jenis Hubungan Pertemanan, Hubungan Sosial, dan Hubungan Antar Pribadi. Namun, hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tindakan senioritas berujung diskriminasi dari lanjut usia senior kepada lanjut usia junior yang disebabkan faktor cemburu sosial dan upaya lanjut usia senior agar tetap menjadi sorotan dan mendominasi dalam lingkungan sosial Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bantung. Hal tersebut dapat menimbukan pengaruh negatif pada jenis hubungan Interpersonal Lanjut Usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung, dan dapat berdampak pada kondisi kesejahteraan psikologis dan emosional lanjut usia junior. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka diusulkan program yang bernama “Sinergi Lansia : Berbagi Kesenangan” untuk membantu mengatasi permasalahan yang terjadi antara lanjut usia senior dan lanjut usia junior di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi Kota Bandung. Kata Kunci: Hubungan Interpersonal, Senioritas, Diskriminasi, Lanjut Usia ABSTRACT DEWANA MALIK HABIBIE, NRP. 20.02.068. Types of Interpersonal Relationships Among the Elderly at Panti Sosial Tresna Werdha Budi Pertiwi, Bandung City. Supervised by ELLA NURLELA and SINTA YULIANTI SUYONO This research was conducted to obtain an overview of the types of interpersonal relationships for elderly people at the Tresna Werdha Budi Pertiwi Social Home, Bandung City. Interpersonal relationships are relationships between two individuals that develop and change over time, where both influence and are influenced by each other mutually and reciprocally. This research aims to obtain an overview of the types of interpersonal relationships in elderly people by examining in more depth 1) the characteristics of the informants; 2) Informant's Friendship Relationship; 3) Informant's Social Relations; 4) Interpersonal Relationships of Informants. This research uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques in the form of in-depth interviews, observation and documentation studies. The results of the research show that the types of interpersonal relationships for elderly people at the Tresna Werdha Budi Pertiwi Social Home in Bandung City consist of the types of friendship relationships, social relationships and interpersonal relationships. However, the research results show that there are acts of seniority that lead to discrimination from senior elderly to junior elderly due to social jealousy factors and efforts by senior elderly to remain in the spotlight and dominate in the social environment of the Tresna Werdha Budi Pertiwi Social Home, Bantung City. This can have a negative influence on the type of interpersonal relationships for seniors at the Tresna Werdha Budi Pertiwi Social Home in Bandung City, and can have an impact on the psychological and emotional well-being of junior seniors. Based on these problems, a program called "Synergy for the Elderly: Sharing Joy" was proposed to help overcome the problems that occur between senior and junior elderly at the Tresna Werdha Budi Pertiwi Social Home in Bandung City. Keywords: Interpersonal Relations, Seniority, Discrimination, ElderlyItem Kondisi Psikososial Remaja yang Mengalami Tindak Kekerasan dalam Hubungan Pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung(Perpustakaan, 2023-08-10) RAMADHANY PRIYANKA CHANDRADEWI, 19.02.033; MOCH. ZAENAL HAKIM; SINTA YULIANTI SUYONOABSTRAK RAMADHANY PRIYANKA CHANDRADEWI, 19.02.033. Kondisi Psikososial Remaja yang Mengalami Tindak Kekerasan dalam Hubungan Pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung. Dibimbing oleh MOCH. ZAENAL HAKIM, Ph.D., dan SINTA YULIANTI SUYONO, S.Sos., MPS.Sp Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang kondisi psikososial remaja yang mengalami tindak kekerasan dalam hubungan pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung yang meliputi: 1) karakteristik informan, 2) kondisi biologis, 3) kondisi psikologis, 4) kondisi sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik penentuan informan menggunakan purposivesampling dan diperoleh empat orang informan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi psikososial remaja yang mengalami tindak kekerasan dalam hubungan pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandungmemiliki masalah dalam aspek kondisi biologis dan kondisi sosial. Hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya aktivitas biologis dan peran remaja di lingkungan sosialnya. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mengusulkan program “Kekasih Anak Bandung” dengan menggunakan metode case work dan teknik advice giving and counseling. Kata Kunci : Kondisi Psikososial, Remaja, Tindak Kekerasan, Pacaran ABSTRACT RAMADHANY PRIYANKA CHANDRADEWI, 19.02.033. Psychosocial Conditions of Adolescents Experiencing Acts of Violence at Regional Technical Implementation Unit for Women's Empowerment and Child Protection in Bandung City. Supervised by MOCH. ZAENAL HAKIM, Ph.D., and SINTA YULIANTI SUYONO, S.Sos., MPS.Sp This study aims to obtain an empirical description of the psychosocial condition of adolescents who experience acts of violence in the Regional Technical Implementation Unit for Women's Empowerment and Child Protection in Bandung City which includes: 1) informant characteristics, 2) biological conditions, 3) psychological conditions, 4) social conditions. This study uses qualitative research methods. Sources of data in this study were obtained from primary data sources and secondary data sources. The technique of buying informants used purposive sampling and obtained four informants according to the established criteria. Data collection techniques with in-depth interviews, observation, and documentation studies.The results showed that the psychosocial condition of adolescents who experienced acts of violence at Regional Technical Implementation Unit for Women's Empowerment and Child Protection in Bandung City had problems in terms of biological conditions and social conditions. This is indicated by the lack of biological activity and the role of adolescents in their social environment. Based on these problems, the researchers proposed a program "Kekasih Anak Bandung" using the case work method and advice giving and counseling. Keywords: Psychosocial Conditions, Adolescents, Acts of Violence, DatingItem Penerimaan Diri Korban Peyalahgunaan NAPZA di Institusi Penerima Wajib Lapor Yayasan Generasi Jabez Indonesia, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, 2024,(Perpustakaan, 2024-10-05) Siti Fatimah Alhasan Bashronie, NRP.20.02.072.; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOSiti Fatimah Alhasan Bashronie, NRP.20.02.072. Self-Acceptance of Drug Abuse Victims at Mandatory Reporting Institution, Generasi Jabez Indonesia Foundation, Thesis, Bachelor of Applied Social Work Program, 2024, by ELLA NURLELA and SINTA YULIANTI SUYONO. The study on Self-Acceptance of Drug Abuse Victims at the Mandatory Reporting Institution, Generasi Jabez Indonesia Foundation aims to provide insights into: 1) informant characteristics, 2) self-awareness of drug abuse victims, and 3) self-acceptance of deficiencies among drug abuse victims at Generasi Jabez Indonesia Foundation. The research method employed is a qualitative descriptive approach involving three informants undergoing drug abuse rehabilitation. Data was collected through in-depth interviews and observations of informant interactions within their environment. Data analysis was conducted using techniques of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The findings indicate that self-acceptance among drug abuse victims is fairly good, although it requires changes in thought patterns and behaviors, increased positive affirmation, improved communication skills, and enhanced self-motivation. Based on the research outcomes, the proposed program is "Enhancing Self-Acceptance of Drug Abuse Victims at the Mandatory Reporting Institution, Generasi Jabez Indonesia Foundation." Keywords: Self-acceptance, NAPZA Abuse Victims ABSTRAK Siti Fatimah Alhasan Bashronie, NRP.20.02.072. Penerimaan Diri Korban Peyalahgunaan NAPZA di Institusi Penerima Wajib Lapor Yayasan Generasi Jabez Indonesia, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, 2024, ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO. Penelitian tentang Penerimaan Diri Korban Penyalahgunaan NAPZA di Institusi Penerima Wajib Lapor Yayasan Generasi Jabez Indonesia bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: 1) karakteristik informan, 2) kesadaran diri korban penyalahgunaan NAPZA, dan 3) penerimaan kekurangan diri korban penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Generasi Jabez Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif dengan tiga informan yang menjalankan rehabilitasi penyalahgunaan NAPZA. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi terhadap interaksi informan dengan lingkungannya. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri pada korban penyalahgunaan NAPZA sudah cukup baik walaupun masih membutuhkan pengubahan pola pikir dan perilaku korban penyalahgunaan NAPZA, peningkatan afirmasi positif, peningkatan keterampilan komunikasi, dan peningkatan motivasi diri korban penyalahgunaan NAPZA. Program yang diusulkan sesuai dengan hasil penelitian adalah “Peningkatan penerimaan diri korban penyalahgunaan NAPZA di Institusi Penerimaan Wajib Lapor Yayasan Generasi Jabez Indonesia”. Kata kunci: Penerimaan diri, Korban Penyalahgunaan NAPZAItem Penerimaan Lingkungan Sosial Terhadap Anak Korban Pelecehan Seksual Pasca Layanan Dari Sentra Abiseka Pekanbaru.(Perpustakaan, 2024-08-15) FIKRI MULYADI. 2002020; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOFIKRI MULYADI. Penerimaan Lingkungan Sosial Terhadap Anak Korban Pelecehan Seksual Pasca Layanan Dari Sentra Abiseka Pekanbaru. Dosen Pembimbing : ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO Penelitian tentang Penerimaan Lingkungan Sosial Terhadap Anak Korban Pelecehan Seksual Pasca Layanan dari Sentra Abiseka Pekanbaru yaitu mengevaluasi penerimaan sosial terhadap anak korban setelah layanan di sentra tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan dan umpan balik yang diterima korban pelecehan seksual di lingkungan sosialnya serta mengetahui harapan korban pelecehan seksual di lingkungan sosialnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Hasil peneltian menunjukan bahwa penerimaan lingkungan kepada anak korban pelecehan seksual pasca layanan di Sentra Abiseka Pekanbaru menunjukkan bahwa perlakuan sosial terhadap mereka sangat bervariasi. Terdapat stigma dan penolakan, yang mengakibatkan isolasi sosial, namun dukungan positif dari juga didapatkan. Umpan balik dari lingkungan sosial juga berbeda, anak korban pelecehan seksual juga memiliki harapan yang mencakup dukungan empatik dari masyarakat dan lembaga untuk memulihkan harga diri dan mengurangi stigma, sehingga membantu proses pemulihan mereka. Sosialisasi Tentang Penerimaan Masyarakat Untuk Penghilangan Stigma Pada Anak Korban Pelecehan Seksual diperlukan untuk meningkatkan penerimaan sosial anak korban pelecehan seksual pasca layanan dari Sentra Abiseka Pekanbaru. Kata Kunci : Penerimaan Sosial, Anak Korban Pelecehan Seksual, Pasca LayananItem Persepsi Moral Anak Pelaku Tindak Kekerasan Seksual di Sentra “Atasena” Magelang.(Perpustakaan, 2023-12-29) KHOLID ANHAR, 1902016.; MOCH ZAENAL HAKIM; SINTA YULIANTI SUYONOABSTRAK KHOLID ANHAR, 1902016. Persepsi Moral Anak Pelaku Tindak Kekerasan Seksual di Sentra “Atasena” Magelang. Dosen pembimbing MOCH ZAENAL HAKIM dan SINTA YULIANTI SUYONO Persepsi merupakan istiah psikologis untuk menunjukan interpertasi individu terhadap suatu objek. Adanya persepsi akan mendorong cara pikir dan dorongan individu terhadap suatu perbuatan. Moralitas merupakan penilaian individu terkait “benar” dan “salah” dari suatu perilaku. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi terhadap moral anak pelaku kekerasan seksual di Sentra “Antasena” Magelang. Metode penelitian mengunakan pendekatan kuantitatif deskriptif. Pengujian validitas alat ukur menggunakan valliditas muka dengan dosen pembimbing dan uji reabilitas menggunakan IBM SPSS Statistic for Windows v.27 didapatkan hasil nilai Alpha Cronbach sebesar 0.739 dari nilai ambang batas 0.70. Jenis pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan metode sensus dengan jumlah 20 responden anak berhadapan dengan hukum sebagai pelaku kekerasan seksual. Aspek persepsi dalam penelitian ini ialah kognisi, afeksi, dan konasi (Walgito, 2004). Hasil penelitian menunjukkan dalam aspek kognisi responden mencapai kategori tinggi dengan capaian sebesar 83.25%, aspek afeksi sebesar 83.75%, dan aspek konasi sebesar 83.23%, artinya responden memiliki pengetahuan, dorongan dan perilaku yang baik dalam menjalankan nilai moralitas. Masalah yang berhasil dianalisa ialah kurangnya kontrol sosial oleh masyarakat, kurangnya penghayatan anak terhadap nilai norma, serta adanya pengaruh teman. Berdasarkan hasil analisis permasalahan diatas, peneliti merancang program monitoring dan konseling keluarga. Program ini berisi kunjungan dan konseling keluarga oleh pekerja sosial dan profesional lainnya. Sasaran program ini ialah klien, keluarga klien, serta lingkungan terdekat klien sebagai fokus intervensi. Metode casework dengan teknik-teknik konseling, reinforcement, support, ventilation, dan advice giving and counseling. Kata kunci: Persepsi, Anak berhadapan dengan hukum, Tindak Kekerasan seksual, Sentra “Antasena” Magelang ABSTRACT KHOLID ANHAR, 1902016. Moral Perception of Child Perpetrators of Sexual Violence in Sentra "Atasena" Magelang. Supervisors MOCH ZAENAL HAKIM and SINTA YULIANTI SUYONO Perception is a psychological term to show individual interpretation of an object. The existence of perception will encourage individual thinking and drive towards an action. Morality is an individual's assessment of the "right" and "wrong" of a behaviour. The purpose of this study was to determine the perception of the morals of child sexual abusers at the Sentra “Antasena” Magelang. The research method uses a descriptive quantitative approach. Testing the validity of measuring instruments using face validity with a supervisor and reliability test using IBM SPSS Statistic for Windows v.27 obtained the results of Cronbach's Alpha value of 0.739 from the threshold value of 0.70. This type of data collection uses a questionnaire with a census method with a total of 20 respondents of children in conflict with the law as perpetrators of sexual abuse. The aspects of perception in this study are cognition, affection, and conation (Walgito, 2004). The results showed that in the cognition aspect, the respondents reached the high category with an achievement of 83.25%, the affection aspect was 83.75%, and the conation aspect was 83.23%, meaning that the respondents had good knowledge, motivation and behaviour in carrying out the value of morality. The problems that were successfully analysed were the lack of social control by the community, the lack of children's appreciation of the value of norms, and the influence of their peers. Based on the results of the problem analysis above, researchers designed a family monitoring and counselling programme. This program contains family visits and counselling by social workers and other professionals. The targets of this programme are the client, the client's family, and the client's immediate environment as the focus of intervention. Casework method with counselling techniques, reinforcement, support, ventilation, and advice giving and counselling. Keywords: Perception, Children in conflict with the law, Sexual abuse, Sentra "Antasena" MagelangItem Self Compassion Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Jawa Barat(Perpustakaan, 2024-08-13) WULAN NUR RAMANDA. 20.02.011; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOWULAN NUR RAMANDA. 20.02.011. Self Compassion Lanjut Usia di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Jawa Barat. Dosen Pembimbing: ELLA NURLELA DAN SINTA YULIANTI SUYONO Penelitian ini mengkaji tentang self compassion lanjut usia di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai: 1) Karakteristik Responden, 2) Tingkat Self Kindness, 3) Tingkat Common Humanity, dan 4) Tingkat Mindfulness yang dimiliki oleh responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini merupakan 35 orang lansia yang berada di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Jawa Barat. Penentuan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik sampling jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari 30 pernyataan. Pengumpulan data juga dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menyebutkan bahwa tingkat self kindness berada pada kategori tinggi dengan total skor 1339 atau 80%. Tingkat Common Humanity berada pada kategori sedang dengan total skor 783 atau 70%. Tingkat mindfulness berada pada kategori tinggi dengan total skor 1155 atau 83%. Secara umum tingkat self compassion lansia di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia berada pada kategori tinggi dengan total skor 3277 atau 78%. Analisis masalah dan analisis kebutuhan yang telah dilakukan, maka peneliti mengusulkan program bernama “Peningkatan Self Compassion Lansia Melalui Kelompok Percakapan Sosial di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Jawa Barat” yang bertujuan untuk meningkatkan self compassion terutama pada aspek common humanity. Kata Kunci: Self Compassion, Lanjut Usia, Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Jawa Barat