PERAN UNIT PELAYANAN PEREMPUAN DAN ANAK (PPA) POLRES BREBES DALAM MENANGANI KEKERASAN FISIK TERHADAP PEREMPUAN DI KABUPATEN BREBES

Abstract

Aura Haradhilla, NRM. 21.03.049. Peran Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Brebes dalam Menangani Kekerasan Fisik Terhadap Perempuan di Kabupaten Brebes. Dibimbing oleh DECKY IRIANTI dan HELLY OCKTILIA Kekerasan fisik terhadap perempuan masih menjadi masalah serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Brebes. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Brebes memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan dan penegakan hukum bagi korban kekerasan fisik. Penelitian ini mengkaji peran Unit PPA Polres Brebes dalam menangani kekerasan fisik terhadap perempuan, dengan mengacu pada Perkapolri No. 10 Tahun 2007 yang menetapkan dua tugas utama Unit PPA, yaitu perlindungan korban dan penegakan hukum terhadap pelaku. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap empat informan yang terdiri dari tiga informan dari Unit PPA dan satu informan dari Dinas Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Unit PPA telah memberikan pendampingan psikologis dan hukum, perlindungan identitas korban, serta memfasilitasi rumah aman bekerja sama dengan DP3KB, meskipun masih menghadapi kendala berupa keterbatasan sumber daya manusia, ketergantungan pada fasilitas DP3KB, dan minimnya program pemulihan terstruktur. Dalam aspek penegakan hukum, proses penyidikan melibatkan visum, pemeriksaan saksi, dan koordinasi lintas sektor, serta penerapan restorative justice dilakukan bukan untuk kasus berat. Namun, penyelesaian kasus sering terhambat oleh tingginya pencabutan laporan oleh korban akibat tekanan psikologis dan ekonomi, serta keterbatasan jumlah psikolog pendamping. Untuk mengatasi hambatan tersebut, diusulkan program “Program Pemulihan & Kemandirian di Rumah Aman (PKRA)” berbasis pekerja sosial guna memperkuat pemulihan korban melalui dukungan psikososial, pelatihan keterampilan, dan reintegrasi sosial yang menekankan kolaborasi antarlembaga serta pencegahan kekerasan berulang. Dengan demikian, Unit PPA berperan signifikan dalam perlindungan korban dan penegakan hukum, namun memerlukan penguatan sumber daya manusia, infrastruktur mandiri, dan integrasi peran pekerja sosial untuk optimalisasi layanan. Kata Kunci: Kekerasan fisik terhadap perempuan, Unit PPA, perlindungan korban, penegakan hukum.

Description

Keywords

Kekerasan fisik terhadap perempuan, Unit PPA, perlindungan korban, penegakan hukum.

Citation