Social Protection and Empowerment
Permanent URI for this collection
Undergraduate Theses on Program Study of Social Protection and Empowerment
Browse
Recent Submissions
Item Dukungan Sosial bagi Anak dalam Penyiapan Terminasi di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Kuncup Harapan Kota Bandung.(Perpustakaan, 2025-08-18) LUQYANA PUTRI ARINDA, NRM. 21.03.008.; DECKY IRIANTI; ROSILAWATIABSTRAK LUQYANA PUTRI ARINDA, NRM. 21.03.008. Dukungan Sosial bagi Anak dalam Penyiapan Terminasi di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Kuncup Harapan Kota Bandung. Dibimbing oleh DECKY IRIANTI dan ROSILAWATI Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak berperan sebagai pengganti orang tua untuk sementara bagi anak-anak. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dan hak-hak mereka. Salah satu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang menjalankan fungsi perlindungan dan pengasuhan anak adalah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Kuncup Harapan yang berlokasi di Kota Bandung. Keberadaan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) bersifat sementara karena pada saat tertentu mereka akan menghadapi terminasi, yaitu proses transisi untuk kembali ke keluarga asal atau hidup mandiri. Dalam proses ini, sebagian anak mengalami kecemasan dan kekhawatiran terkait masa depan mereka. Penelitian berjudul Dukungan Sosial bagi Anak dalam Penyiapan Terminasi di LKSA Kuncup Harapan Kota Bandung ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam bentuk-bentuk dukungan yang diberikan kepada anak dalam penyiapan terminasi, baik secara fisik maupun psikis. Fokus penelitian meliputi: (1) karakteristik informan, (2) dukungan emosional atau penghargaan, (3) dukungan nyata atau instrumental, (4) dukungan informasi, serta (5) dukungan persahabatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data meliputi data primer dan sekunder, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini yaitu anak asuh yang akan terminasi, pengasuh dan kepala asrama. Keabsahan data diperiksa melalui triangulasi sumber, waktu, dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dukungan sosial kepada anak dalam penyiapan terminasi di LKSA Kuncup Harapan masih belum berjalan secara optimal. Dukungan emosional atau penghargaan, dukungan informasi, dan dukungan persahabatan masih memerlukan penguatan agar anak lebih siap menghadapi proses penyiapan terminasi. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program Dukungan Sarana Integratif untuk Anak Persiapan Terminasi (DA SIAP) sebagai upaya strategis untuk meningkatkan dan menguatkan kesiapan anak dalam proses terminasi, sekaligus memperkuat aspek dukungan sosial yang selama ini belum terpenuhi secara maksimal. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Anak, TerminasiItem Persepsi Warga Masyarakat terhadap Aplikasi Cek Bansos dalam Penyaluran Bantuan Sosial di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Jawa Tengah,(Perpustakaan, 2025-08-18) Muhamad Khanif Hidayatul Khasan, NRM. 21.03.047; Teta Riasih; Suradi; Eko Gunawan WibisionoABSTRAK Muhamad Khanif Hidayatul Khasan, NRM. 21.03.047 Persepsi Warga Masyarakat terhadap Aplikasi Cek Bansos dalam Penyaluran Bantuan Sosial di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Dibimbing oleh Teta Riasih, Suradi, dan Eko Gunawan Wibisiono Isu utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah tantangan dalam penerimaan dan penggunaan aplikasi Cek Bansos untuk penyaluran bantuan sosial di Desa Kalikidang, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi masyarakat di Desa Kalikidang, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terhadap penggunaan aplikasi Cek Bansos dalam penyaluran bantuan sosial. Penelitian ini mengukur persepsi masyarakat berdasarkan dua aspek utama dalam Model Penerimaan Teknologi (TAM), yaitu kemudahan penggunaan (perceived ease of use) dan kegunaan (perceived usefulness). Pendekatan kuantitatif deskriptif digunakan dengan mengumpulkan data melalui kuesioner yang dibagikan kepada 96 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden merasa aplikasi Cek Bansos mudah digunakan dan sangat berguna, khususnya dalam meningkatkan transparansi dan aksesibilitas bantuan sosial. Namun, meskipun persepsi secara umum positif, ditemukan beberapa tantangan seperti pemahaman yang terbatas terkait informasi dan prosedur penggunaan aplikasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa meskipun aplikasi Cek Bansos memberikan kontribusi signifikan terhadap efisiensi dan transparansi penyaluran bantuan sosial, masih diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi digital dan pengalaman pengguna, terutama di kalangan masyarakat yang lebih tua dan kurang melek teknologi. Kata Kunci: Persepsi Masyarakat, Aplikasi Cek Bansos, Kemudahan Penggunaan, dan Kegunaan AplikasiItem Implementasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) Melalui Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif di Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal(Perpustakaan, 2025-08-18) WINANDA PURNAMASARI SIADARI, NRP. 21.03.048.; TETA RIASIH; SURADI; EKO GUNAWAN WIBISONOABSTRAK WINANDA PURNAMASARI SIADARI, 21.03.048. Implementasi Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (PPKE) Melalui Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif di Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Dosen Pembimbing: TETA RIASIH, SURADI, dan EKO GUNAWAN WIBISONO. Penelitian ini dilatar belakangi oleh salah satu permasalahan kemiskinan, khususnya masalah kemiskinan ekstrem. Permasalahan kemiskinan ekstrem hingga saat ini masih menjadi masalah yang serius khusunya di Desa Balapulang Wetan, salah satu desa yang terletak di Kabupaten Tegal. Pemerintah daerah Kabupaten Tegal melalui dinas sosial melakukan strategi pengentasan kemiskinan ekstrem, yakni melalui Implementasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif. Program ini merupakan strategi sebagai upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan gambaran secara komprehensif Implementasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif di Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tega; berdasarkan (a) Aspek Komunikasi yang dilakukan, (b) Aspek Sumber Daya yang dimiliki, (c) Aspek Disposisi dalam implementasi program, serta (d) Struktur Birokrasi pada implementasi program. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan Purposive sampling sebagai teknik untuk menentukan sumber data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif memberikan dampak positif berupa peningkatan pendapatan penerima manfaat. Pada penerapan Aspek Komunikasi dalam implementasi program, penyaluran komunikasi dilaksanakan dengan baik. Pada Aspek sumber daya, terdapat sumber daya manusia, kewenangan, sumber daya anggaran dan sarana prasarana. Penerapan Aspek disposisi sudah dilakukan dengan baik. Pada aspek struktur birokrasi, pelaksana program telah memahami tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya. Akan tetapi hasil penelitian menujukkan bahwa pada aspek sumber daya dan struktur birokrasi pada implementasi program belum optimal. Pada Aspek Sumber Daya, masih perlu dilakukan peningkatan kualifikasi bagi pelaksana program. Sementara itu, penerapan Aspek Struktur Birokrasi juga belum optimal, ditandai dengan belum adanya SOP pelaksanaan program secara formal dan tertulis sebagai acuan dalam pelaksanaan program. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan Program “Peningkatan Kapasitas Pendamping Sosial” dengan tujuan meningkatkan kapasitas pendamping sosial serta penyusunan SOP sebagai pedoman dalam pelaksanaan program Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif di Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal. Kata Kunci : Implementasi, Program Pemberdayaan Usaha Ekonomi Produktif, Pengentasan Kemiskinan EkstremItem Sikap Penerima Manfaat (PM) Terhadap Graduasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Pasirlayung Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.(Perpustakaan, 2025-08-18) LUKMAN HAKIM, NRP. 21.03.058; LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI; SURADIABSTRAK LUKMAN HAKIM, 21.03.058: Sikap Penerima Manfaat (PM) Terhadap Graduasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Pasirlayung Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Dosen Pembimbing: LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI dan SURADI Sikap Penerima Manfaat (PM) terhadap graduasi merupakan ekspresi kognitif, afektif, dan konatif dalam merespon keluarnya penerima manfaat dari kepesertaan Program Keluarga Harapan (PKH). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: (1) karakteristik responden, (2) aspek pengetahuan (kognitif), (3) aspek perasaan (afektif), dan (4) aspek perilaku (konatif) dalam menghadapi graduasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Sumber data terdiri dari data primer dan sekunder. Populasi penelitian adalah 271 KPM PKH di Kelurahan Pasirlayung dengan penentuan ukuran sampel menggunakan rumus slovin dan pengambilan sampel menggunakan teknik probability sampling dengan simple random sampling dan diperoleh sebanyak 73 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner (angket) dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan skala Likert. Uji validitas dilakukan dengan uji validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil 0,831 > 0,600 (sangat reliabel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum sikap PM terhadap graduasi berada dalam kategori positif dengan persentase 63,57%. Dari ketiga aspek sikap, aspek pengetahuan memiliki skor paling tinggi, sedangkan aspek perilaku menunjukkan skor paling rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa meskipun PM mengetahui makna dan tujuan graduasi, namun masih terdapat keraguan untuk benar-benar siap keluar dari kepesertaan PKH, oleh karena itu, diusulkan program “Mandiri Bareng” yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian sosial dan ekonomi Penerima Manfaat agar tidak bergantung terusmenerus pada bantuan sosial dan memiliki kemampuan dasar dalam manajemen keuangan keluarga. Kata Kunci: Program Keluarga Harapan, Penerima Manfaat, Graduasi, Sikap, Kognitif, Afektif, KonatifItem Implementasi Program Keluarga Oleh Pendamping Dalam Pendidikan Anak Keluarga Penerima Manfaat di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2025-08-18) SHERLYNA DWINEU ASIYAH. NRP. 21.03.019.; Decky Irianti; RosilawatiABSTRAK SHERLYNA DWINEU ASIYAH. 21.03.019. Implementasi Program Keluarga Oleh Pendamping Dalam Pendidikan Anak Keluarga Penerima Manfaat di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. Pembimbing: Decky Irianti dan Rosilawati. Penelitian ini membahas tentang bagaimana pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) menjalankan perannya dalam mendukung pendidikan formal anak-anak dari keluarga penerima manfaat di Desa Ciluncat, Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung. PKH sendiri merupakan bantuan sosial bersyarat yang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan. Penelitian ini dilakukan karena masih ada anak-anak dari keluarga penerima manfaat yang putus sekolah atau hampir putus sekolah, walaupun mereka sudah menerima bantuan dari PKH. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pendamping menjalankan tugasnya, dilihat dari aspek komunikasi, sumber daya yang ada, sikap pendamping itu sendiri, dan juga hubungan antar pihak yang terlibat. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun para pendamping sudah berusaha menjalankan perannya dengan baik, masih ada kendala di lapangan, seperti masih adnya tantangan dalam menyampaikan informasi, keterbatasan akses dan sumber daya, sikap sebagian orang tua yang masih tidak terlalu mementingkan pendidikan anak dan proses birokrasi yang memakan waktu. Dari temuan ini, disarankan adanya penguatan kapasitas bagi pendamping dan kerjasama yang lebih solid antara sekolah, keluarga, dan pemerintah desa agar anak-anak penerima PKH bisa terus melanjutkan sekolahnya dengan lancar. Kata kunci: Program Keluarga Harapan, pendamping PKH, pendidikan formal anak.Item Modal Sosial Para Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Pasar Prapatan Dawuhan Desa Dawuhan Kecamatan Talang Kabupaten Tegal.(Perpustakaan, 2025-03-18) BINA ALFI AMALIA, 18.03.042.; Lina Favourita Sutiaputri, Ph.D; Fachry Arsyad, M.KesosBINA ALFI AMALIA, 18.03.042. Modal Sosial Para Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Pasar Prapatan Dawuhan Desa Dawuhan Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Modal sosial adalah salah satu komponen penting yang dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dalam kehidupan salah satunya dalam hal mempertahankan usaha. Di tengah-tengah perkembangan zaman yang ada, ditambah lagi dengan berbagai kebijakan yang diberlakukan setelah hadirnya pandemi Covid-19, usaha di sektor informal kecil di masyarakat dihadapkan berbagai macam tantangan. Salah satunya juga dirasakan oleh pelaku UMKM di Pasar Prapatan Dawuhan Desa Dawuhan Kecamatan Talang Kabupaten Tegal. Melalui modal sosial yang terdiri atas jaringan, kepercayaan, dan norma, pelaku UMKM di Pasar Prapatan Dawuhan menghadapi situasi yang ada. Penelitian ini dilakukan metode kualitatif yang memberikan gambaran secara deskriptif terkait modal sosial yang dimiliki para pelaku UMKM di Pasar Prapatan Dawuhan yang meliputi jaringan, kepercayaan, dan norma. Informan yang menjadi salah satu sumber penelitian berjumlah lima orang pelaku UMKM yang tediri atas pedagang ikan, pedagang ayam potong, pembuat kue tradisional, dan pedagang sayur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jaringan yang dimiliki oleh pelaku UMKM terdiri atas jaringan dengan pembeli, jaringan dengan pedagang di pasar besar, jaringan dengan rumah makan, jaringan dengan pihak pemilik pasar dan jaringan dengan pemerintah desa. Kepercayaan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh yang dimiliki membantu mereka dalam mempertahankan usaha yang ada. Norma yang dilaksanakan mendorong adanya kerjasama baik di antara pelaku UMKM mau pun dengan pembeli dan pemilik pasar. Temuan menunjukkan bahwa pelaku UMKM memiliki kelemahan pada unsur jaringan terutama jaringan yang menghubungkan mereka dengan konsumen dan pemerintah desa. Sehingga dirumuskan rekomendasi program berupa penguatan jaringan pelaku UMKM melalui digitalisasi. Kata kunci : Modal sosial, Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah.Item Program Pemberian Bimbingan Sosial Kepada Anak Jalanan di Dinas Sosial Kota Tangerang.(Perpustakaan, 2025-03-18) MAULDAN ROBBIISMA FADLI NRP. 1803042; SUHARMA; FACHRY ARSYADMAULDAN ROBBIISMA FADLI: Program Pemberian Bimbingan Sosial Kepada Anak Jalanan di Dinas Sosial Kota Tangerang. Dosen Pembimbing: SUHARMA dan FACHRY ARSYAD Bimbingan Sosial adalah intervensi yang membantu individu untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan sosial, memahami dan menegelola hubungan interpersonal serta mengingkatkan keterampilan sosial dalam berinteraksi dalam bersosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Program Pemberian Bimbingan Sosial kepada Anak Jalanan di Dinas Sosial Kota Tangerang. Informan yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 5 orang terdiri atas 2 orang pihak dinas sosial dan 3 orang anak jalanan yang mendapatkan bimbingan sosial yang berusia 14-16 tahun. Penelitian ini melihat gambaran program bedasarkan tiga aspek. Pertama pemahaman anak jalanan tentang hubungan interpersonal, kedua pengelolaan hubungan interpersonal anak jalanan, dan ketiga keterampilan sosial anak jalanan dalam berinteraksi. Penulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Melalui pendekatan kualitatif, penulis dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terkait bagaimana hasil gambaran secara lengkap, detail dan mendalam tentang bagaimana Program Pemberian Bimbingan Sosial Anak Jalanan Pada Dinas Sosial Kota Tangerang Provinsi Banten. Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penilitian ini, adalah dengan pemilihan informan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa kriteria dengan pertimbangan yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan diteliti. Teknik analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer hasil wawancara secara mendalam (in-depth interview) dan data sekunder, reduksi data, dan sajian data kemudian penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh penulisan menunjukkan bahwa mayoritas anak jalanan dalam aspek keterampilan sosial memiliki motivasi yang kurang dalam mengikuti pelatihan dari Dinas Sosial mayoritas dari mereka mengikuti hal tersebut karena keterpaksaan mereka, kemudian kurangnya motivasi anak jalanan untuk keluar dari jalanan hal ini didukung oleh masih nyamanya mereka berada dijalan, mereka berpendapat bahwa jalanan merupakan hal yang mudah untuk medapatkan sesuatu, faktor keluarga dan ekonomi yang rendah menyebabkan mereka kembali kejalanan. Kata Kunci: Bimbingan Sosial, Anak Jalanan, Dinas SosialItem Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Memberikan Akses Pendidikan bagi Anak Keluarga Penerima Manfaat di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-10) RANA FAIRUS AMNA, 20.03.065.; ARIBOWO; ADMIRAL NELSON ARITONANGRANA FAIRUS AMNA, 20.03.065. Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Memberikan Akses Pendidikan bagi Anak Keluarga Penerima Manfaat di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Dosen Pembimbing : ARIBOWO dan ADMIRAL NELSON ARITONANG Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial bersyarat bagi Keluarga Miskin (KM) yang bertujuan untuk membuka akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan. Penelitian ini menganalisis implementasi PKH menggunakan teori George C. Edward III dengan fokus pada aspek komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek komunikasi dalam PKH fokus pada pemenuhan kewajiban anak KPM untuk bersekolah, namun dikarenakan ada kebijakan baru mengakibatkan komunikasi yang dilakukan antara pihak sekolah dan pendamping menurun, pendamping hanya memonitoring disaat ada aduan dari pihak sekolah saja sehingga menghambat pemantauan pendidikan. Aspek sumber daya menekankan bahwa calon pendamping harus memiliki gelar D3 Kesejahteraan Sosial, dedikasi penuh, pelatihan dan sertifikasi berkala diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program bagi para SDM PKH. Selain itu sistem penyaluran dana masih menghadapi tantangan selama periode pencairan dua bulan sekali. Disposisi dalam PKH menunjukkan tanggung jawab bersama semua pihak terkait, hal ini dilihat dari para pendamping berinisiatif membantu beasiswa dan menyelesaikan permasalahan pendidikan. Struktur birokrasi PKH diatur oleh Kementerian Sosial, sedangkan peran pendamping lapangan lebih bersifat operasional dan administratif. Berdasarkan analisis tersebut, peneliti mengusulkan program Forum Dialog Pendidikan sebagai wadah diskusi untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam pelaksanaan PKH, guna meningkatkan efektivitas dan pemahaman KPM. Kata Kunci : Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Akses pendidikan ABSTRACT RANA FAIRUS AMNA, 20.03.065. Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Memberikan Akses Pendidikan bagi Anak Keluarga Penerima Manfaat di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Dosen Pembimbing : ARIBOWO dan ADMIRAL NELSON ARITONANG The Program Keluarga Harapan (PKH) is a conditional social assistance program for poor families (KM) which aims to open access to health and education facilities. This study analyzed the implementation of PKH using George C. Edward III theory with a focus on aspects of communication, resources, disposition and bureaucratic structures. The method used is descriptive qualitative with data collection techniques through interviews and documentation studies. The results showed that the communication aspects in the PKH focused on fulfilling KPM children's obligations to go to school, but there is a new policy resulting in communication carried out between the school and declining companion, the companion only monitors when there is a complaint from the school so that it hampered the monitoring of education The aspect of resources emphasizes that prospective companions must have a D3 Social Welfare degree, full dedication, training and periodic certification are needed to optimize the program implementation for PKH HR. In addition, the fund distribution system still faces challenges during the disbursement period every two months. Disposition in PKH shows responsibility for all parties involved, this is seen from the companions taking the initiative to help scholarships and resolve education issues. The PKH bureaucratic structure is regulated by the Ministry of Social Affairs, while the role of field companion is more operational and administrative. Based on the analysis, researchers proposed the education dialogue forum program as a discussion forum for overcoming various problems in implementing PKH, in order to increase the effectiveness and understanding of KPM. Keywords: Implementation of Program Keluarga Harapan in Access to educationItem Resiliensi Masyarakat terhadap Bencana Banjir di Perumahan Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan Kota Bekasi.(Perpustakaan, 2024-10-10) GLADYS LUCKY SALSABILLA, 20.03.062.; ADMIRAL NELSON ARITONANG; ARIBOWOGLADYS LUCKY SALSABILLA, 20.03.062. Resiliensi Masyarakat terhadap Bencana Banjir di Perumahan Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan Kota Bekasi. Dosen Pembimbing: ADMIRAL NELSON ARITONANG dan ARIBOWO. Resiliensi adalah kemampuan suatu sistem untuk mengantisipasi risiko, membatasi dampak yang mungkin terjadi, dan bangkit kembali dengan cepat melalui strategi adaptasi dan evolusi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang: 1. Karakteristik responden, 2. Pemahaman masyarakat terhadap besarnya tekanan sosial yang dihadapi, 3. Kemampuan masyarakat dalam mengorganisasi dirinya sendiri, 4. Kemampuan masyarakat dalam belajar dan melakukan adaptasi. Penelitian ini berlokasi di Perumahan Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling, dengan responden berjumlah 78 Responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan resiliensi masyarakat di perumahan pondok hijau permai dilihat dari aspek besarnya tekanan sosial berada pada kategori sedang dengan skor 1.980 . Aspek kemampuan masyarakat dalam mengorganisasi dirinya sendiri berada pada kategori sedang dengan skor 2.526. Aspek kemampuan masyarakat dalam belajar dan melakukan adaptasi berada pada kategori sedang dengan skor 2.790. Berdasarkan hasil dari seluruh aspek, resiliensi masyarakat terhadap bencana banjir masih tergolong sedang dengan skor 7.296. Berdasarkan analisis masalah ditemukan bahwa pada aspek pemahaman masyarakat terhadap besarnya tekanan sosial yang dihadapi memiliki skor paling rendah yaitu 1.980 dan pada pernyataan 9 mengenai pemahaman yang cukup tentang pentingnya dukungan sosial memiliki nilai terendah pada aspek tersebut.Maka dari itu, diperlukan sebuah program yang dapat meningkatkan resiliensi masyarakat. Program yang diusulkan oleh peneliti adalah ”Resiliensi Banjir Berbasis Komunitas: Peningkatan Kesadaran dan Persiapan” Kata Kunci: Resiliensi Masyarakat, Bencana banjir, Pondok Hijau Permai ABSTRACT GLADYS LUCKY SALSABILLA, 20.03.062. Community Resilience to Flood Disaster in Pondok Hijau Permai Housing, Pengasinan Village, Bekasi City. Supervisors: ADMIRAL NELSON ARITONANG and ARIBOWO Resilience is the ability of a system to anticipate risks, limit the impact that may occur, and bounce back quickly through adaptation and evolution strategies This study aims to obtain an empirical picture of: 1. Characteristics of respondents, 2. Community understanding of the magnitude of social pressures faced, 3. Community ability to organize themselves, 4. Community ability to learn and adapt. This research is located in Pondok Hijau Permai Housing, Pengasinan Village, Rawalumbu Subdistrict, Bekasi City. This research uses descriptive method with quantitative approach. The sampling technique in this study was simple random sampling, with 78 respondents. The data collection techniques used were questionnaires and documentation studies. The results showed that community resilience in Pondok Hijau Permai housing seen from the aspect of the amount of social pressure was in the moderate category with a score of 1,980. The aspect of the community's ability to organize itself is in the moderate category with a score of 2,526. The aspect of the community's ability to learn and adapt is in the moderate category with a score of 2,790. Based on the results of all aspects, community resilience to flood disasters is still classified as moderate with a score of 7,296. Based on the problem analysis, it was found that the aspect of community understanding of the magnitude of the social pressure faced had the lowest score of 1,980 and in statement 9 regarding sufficient understanding of the importance of social support had the lowest score in that aspect. Therefore, a program is needed that can increase community resilience. The program proposed by the researcher is "Community-Based Flood Resilience: Awareness Raising and Preparation" Keywords: Community Resilience, Flood Disaster, Pondok Hijau PermaiItem Pengetahuan Keluarga dalam Penanganan Balita Stunting di Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-10) AFIFAH NUR SAADAH., 20.03.016.; Ellya Susilowati; Harapan Lumban GaolAFIFAH NUR SAADAH., 20.03.016. Pengetahuan Keluarga dalam Penanganan Balita Stunting di Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Ellya Susilowati dan Harapan Lumban Gaol. Kekurangan gizi pada periode ini dapat menyebabkan stunting, yaitu gangguan pertumbuhan yang mempengaruhi tinggi badan dan perkembangan anak secara keseluruhan. Upaya yang perlu dilakukan antara lain memastikan asupan gizi yang seimbang, menjaga kebersihan, dan memantau pemeriksaan kesehatan secara rutin. Oleh karena itu keluarga harus memiliki pengetahuan yang baik untuk mendukung perawatan yang efektif dan pencegahan stunting. Di Kelurahan Kebonwaru terdapat 40 anak di yang mengalami stunting, hal ini dikarenakan praktik dalam pemberian makanan dengan menu seimbang dan bergizi pada anak masih kurang, selain itu kurangnya pengetahuan keluarga mengenai stunting menjadi salah satu faktor utama masih tingginya kasus anak stunting di Kelurahan Kebonwaru ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai penanganan balita stunting di Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal Kota Bandung, yang dilihat dari enam aspek pengetahuan terdiri dari tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, tiga aspek terakhir dari pengetahuan dijadikan satu aspek yaitu perawatan lanjutan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga terjaring sembilan informan yang berasal dari keluarga yang memiliki balita stunting, kader Posyandu, kader PKK, dan Ahli gizi Puskesmas. Sumber data dalam penelitian berasal dari data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Minimnya pengetahuan keluarga mengenai stunting yang disebabkan kurangnya informasi mengenai stunting itu sendiri 2) Kurangnya keterampilan keluarga dalam mengolah makanan sehat dan bergizi namun tidak harus yang mahal 3) Masih terdapatnya keluarga yang tidak membawa anak untuk imunisasi ke Puskesmas 4) Pola pengasuhan pada anak yang belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis mengusulkan suatu program intervensi yaitu Program PEKA Stunting (Peningkatan Kapasitas Keluarga Bebas Anak Stunting) di Kelurahan Kebonwaru. Kata Kunci: Pengetahuan, Stunting, Balita ABSTRACT AFIFAH NUR SAADAH., 20.03.016. Family Knowledge in Handling Stunting Toddlers in Kebonwaru Village, Batununggal District, Bandung City. Supervisor: Ellya Susilowati and Harapan Lumban Gaol. Malnutrition during this period can cause stunting, which is a growth disorder that affects a child's height and overall development. Efforts that need to be made include ensuring balanced nutritional intake, maintaining cleanliness, and monitoring regular health checks. Therefore, families must have good knowledge to support effective care and prevention of stunting. In Kebonwaru Village, there are 40 children who are stunted, this is because the practice of providing children with a balanced and nutritious diet is still lacking, apart from that, the lack of family knowledge about stunting is one of the main factors in the still high number of cases of stunted children in Kebonwaru Village. This research aims to determine the extent of family knowledge regarding handling stunting toddlers in Kebonwaru Village, Batununggal District, Bandung City, which is seen from six aspects of knowledge consisting of knowing, understanding, application, analysis, synthesis and evaluation, the last three aspects of knowledge are combined into one aspect. namely follow-up care. This research method uses descriptive qualitative. Data collection was carried out using a purposive sampling technique so that nine informants were selected who came from families with stunted toddlers, Posyandu cadres, PKK cadres, and Community Health Center nutritionists. The data sources in the research come from primary and secondary data with data collection techniques through interviews, observation and documentation studies. The research results show that 1) The lack of family knowledge about stunting is caused by a lack of information about stunting itself 2) The lack of family skills in preparing healthy and nutritious food but not necessarily expensive ones 3) There are still families who do not take their children for immunization to the Community Health Center 4) Parenting patterns for children are not optimal. Based on the results of this research, the author proposes an intervention program, namely the PEKA Stunting Program (Increasing the Capacity of Families Free of Stunting Children) in Kebonwaru Village. Keywords: Knowledge, Stunting, Toddlers.Item Implementasi Program Bantuan Sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar (PKD) Melalui Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) Di Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.(Perpustakaan, 2024-10-10) FIOLA FITRIAL, 20.03.111,; HELLY OCKTILIA; MILLY MILDAWATIFIOLA FITRIAL, 20.03.111, Implementasi Program Bantuan Sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar (PKD) Melalui Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) Di Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. HELLY OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI. Implementasi mnerujuk pada pelaksanaan suatu program berdasarkan dengan rancangan dan tujuan yang telah disepakati. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai 1) karakteristik responden, 2) kesesuaian tujuan program dengan kebutuhan responden, 3) kesesuaian pelaksana program dalam menjalankan tugas dan kewajibannnya melayani responden, 4) kesesuaian sasaran program dengan responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Jumlah responden adalah 30 orang penyandang disabilitas penerima manfaat Program Pemenuhan Kebutuhan Dasar (PKD) melalui Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) di Kelurahan Pesanggrahan . Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan skala likert. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity) dan uji validitas melalui IBM SPSS Statistic 25, serta uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Program PKD melalui KPDJ pada aspek kesesuaian program dengan persentase 85,14%, aspek kesesuaian pelaksana mendapatkan nilai paling rendah dengan persentase 65,44%, dan aspek kesesuaian sasaran mendapatkan nilai paling tinggi dengan persentase 91,60%. Pendamping sosial yang kurang informatif selama menjadi pendamping merupakan faktor utama kesesuaian pelaksana tidak terimplementasi dengan baik. Oleh karena itu, diusulkan program “Pendamping Cerdas untuk Akses Berkualitas” (PENTAS), melalui kegiatan peningkatan kapasitan dan penyuluhan sosial. Kata Kunci: Impelementasi Program, Penyandang Disabilitas, Kartu Penyandang Disabiltias Jakarta (KPDJ) ABSTRACT FIOLA FITRIAL, 20.03.111, Implementation of the Basic Needs Fulfillment Social Assistance Program (PKD) through the Jakarta Disability Card (KPDJ) in Pesanggrahan Village, Pesanggrahan District, South Jakarta. HELLY OCKTILIA and MILLY MILDAWATI. The implementation of a program is based on the design and objectives that have been agreed. This study aims to obtain an overview of 1) the characteristics of the respondents, 2) the suitability of the program objectives with the needs of the respondents, 3) the suitability of the program implementers in carrying out their duties and obligations to serve the respondents, 4) the suitability of the program goals with the respondents.The method used in this study is descriptive quantitative research. The data sources in this study are primary and secondary data sources. The number of respondents is 30 people with disabilities who are beneficiaries of the Basic Needs Fulfillment Program (PKD) through the Jakarta Disability Card (KPDJ) in Pesanggrahan Village. The data collection technique is by questionnaire and documentation study. This research instrument uses a Likert scale. The validity tests used are face validity tests and validity tests through IBM SPSS Statistic 25, as well as reliability tests with Cronbach's Alpha. The results of the study show that the implementation of the PKD Program through KPDJ in the aspect of program suitability with a percentage of 85.14%, the aspect of the suitability of the implementer gets the lowest score with a percentage of 65.44%, and the aspect of target suitability gets the highest score with a percentage of 91.60%. Social companions who are not informative while being companions are the main factor in the suitability of the implementers is not implemented properly. Therefore, the "Smart Companion for Quality Access" (PENTAS) program is proposed, through capacity building activities and social counseling. Keywords: Program Implementation, Persons with Disabilities, Jakarta Disability Card (KPDJ)Item Modal Sosial dalam Usaha Mikro di Desa Bunisari, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-10-10) ULFA MAR ATUL KHUSNA, 20.03.021.; LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI; DEDE KUSWANDAULFA MAR ATUL KHUSNA, 20.03.021. Social Capital in Micro Business in Bunisari Village, Malangbong District, Garut Regency. Supervisors: LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI and DEDE KUSWANDA Bunisari Village is located in Malangbong Subdistrict, Garut Regency and has a variety of micro businesses. Micro businesses in Bunisari Village are experiencing problems, namely weak competitiveness. From these problems, it is necessary to explore social capital. This social capital research identifies how relationships and interactions between individuals and groups in Bunisari Village can be utilized to strengthen micro businesses through aspects of social capital including: 1) bonding social capital. 2) bridging social capital. 3) linking social capital. From each of these aspects, there are elements of social capital that are studied, including: 1) participation in a network, 2) reciprocity, 3) trust, 4) social norms, 5) values, 6) proactive action. The method used in the research is a descriptive qualitative approach. The techniques used were in-depth interviews, focus group discussion, and documentation studies. Informants consisted of 12 micro-entrepreneurs, 5 members of MSME groups, 9 village officials, and 2 villagers. The results showed that the bonding social capital aspect in all informants was good, while bridging social capital was not optimal. The problem with bridging social capital is the lack of reciprocity between business actors, MSME group members, and the village government. The lack of reciprocity is due to infrequent communication. Another problem is the lack of trust of business actors in MSME groups and village governments. The problem with linking social capital is that business actors and MSME group members lack relationships with external parties. In addition, the village government in building networks with external parties has not been optimally successful. From these problems, it is necessary to overcome the problems. In the bridging social capital aspect, intensive approaches are needed from business actors, MSME groups, and village governments, while in the linking social capital aspect, increased collaboration between actors, MSME groups, and village governments is needed to expand external networks. The Bunisari Village Networking and Collaboration Program is designed to develop relationships and expand internal and external networks between various parties. Keywords: Social Capital, Micro Business, Network ABSTRAK ULFA MAR ATUL KHUSNA, 20.03.021. Modal Sosial dalam Usaha Mikro di Desa Bunisari, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing: LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI dan DEDE KUSWANDA Desa Bunisari berada di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut memiliki berbagai macam usaha mikro. Usaha mikro di Desa Bunisari mengalami permasalahan yaitu lemahnya daya saing. Dari permasalahan tersebut, diperlukan pendalaman terkait modal sosial. Penelitian modal sosial ini mengidentifikasi bagaimana hubungan dan interaksi antarindividu serta kelompok di Desa Bunisari dapat dimanfaatkan untuk memperkuat usaha mikro melalui aspek modal sosial meliputi: 1) bonding social capital. 2) bridging social capital. 3) linking social capital. Dari masing-masing aspek tersebut terdapat unsur modal sosial yang dikaji meliputi: 1) partisipasi dalam suatu jaringan, 2) resiprositas, 3) kepercayaan, 4) norma sosial, 5) nilai-nilai, 6) tindakan proaktif . Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam, diskusi kelompok fokus, dan studi dokumentasi. Informan terdiri dari 12 pelaku usaha mikro, 5 anggota kelompok UMKM, 9 aparat desa, dan 2 warga desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek bonding social capital pada semua informan baik, sedangkan bridging social capital belum optimal. Permasalahn pada bridging social capital kurangnya timbal balik diantara pelaku usaha, anggota kelompok UMKM, dan pemerintah desa. Kurangnya timbal balik disebakan komunikasi yang jarang dilakukan. Permasalahan lainnya adalah kurangnya kepercayaan pelaku usaha terhadap kelompok UMKM dan pemerintah desa.. Adapun permasalahan linking social capital adalah pelaku usaha dan anggota kelompok UMKM kurang memiliki relasi dengan pihak eksternal. Selain itu, pemerintah desa dalam membangun jaringan dengan pihak eksternal belum berhasil optimal. Dari permasalahan tersebut dibutuhkan kebutuhan untuk mengatasi permasalahan. Pada aspek bridging social capital dibutuhkan pendekatan intensif dari pelaku usaha, kelompok UMKM, dan pemerintah desa, sedangkan pada aspek linking social capital dibutuhkan peningkatan kolaborasi antara pelaku, kelompok UMKM, dan pemerintah desa untuk memperluas jaringan eksternal. Program Jaring Relasi dan Kolaborasi Desa Bunisari dirancang untuk mengembangkan relasi dan memperluas jaringan internal dan eksternal antara berbagai pihak. Kata Kunci: Modal Sosial, Usaha Mikro, JaringanItem Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Daerah Rawan Bencana Sesar Lembang Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-10) WIDATUL AFIFAH. 20.03.059.; SUHARMA; FACHRY ARSYADWIDATUL AFIFAH. 20.03.059. Public preparedness in the face of earthquake disaster in the district of Rawan Disaster Sesar Lembang village Ciburial Prefecture of Cimenyan District of Bandung. SUHARMA and FACHRY ARSYAD. Ciburial Village is one of the villages in Cimenyan Sub-district, Bandung Regency, which is located in the zone passed by the Lembang fault, making this area prone to earthquakes with moderate to high strength. This study aims to determine community preparedness in facing earthquake disasters in the Lembang fault disaster-prone area of Ciburial Village. This research uses a descriptive survey method with a quantitative approach. The sample withdrawal in this study used proportionate stratified random sampling technique, so that a total sample of 93 respondents was obtained. The data analysis technique used descriptive statistics with the help of Microsoft excel and SPSS Version 25. The results showed that community preparedness in dealing with earthquake disasters was in the moderately prepared category. In the aspect of knowledge about earthquake disasters is in the knowing category. In the aspect of emergency response plans for earthquake disasters, the readiness of the community is in the moderately prepared category. In the aspect of earthquake disaster warning systems, community readiness is in the moderately prepared category. In the aspect of resource mobilization, community readiness is in the moderately prepared category. Based on the results of the study, a program design "WASPADA SADAYANA (village community preparedness time against the dangers of earthquake disaster)" was formed which is directed at efforts to increase community preparedness in the face of earthquake disasters. Keywords: Public Preparedness, Disasters, Earthquake ABSTRACT WIDATUL AFIFAH. 20.03.059. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Daerah Rawan Bencana Sesar Lembang Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. SUHARMA dan FACHRY ARSYAD. Desa Ciburial merupakan salah satu desa di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung yang berada pada zona yang dilewati oleh sesar Lembang yang menyebabkan wilayah ini rawan terhadap bencana gempa bumi dengan kekuatan sedang hingga tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di daerah rawan bencana sesar Lembang Desa Ciburial. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, sehingga diperoleh total sampel sebanyak 93 responden. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS Versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi berada pada kategori cukup siap. Pada aspek pengetahuan tentang bencana gempa bumi berada pada kategori mengetahui. Pada aspek rencana tanggap darurat bencana gempa bumi kesiapan masyarakat berada pada kategori cukup siap. Pada aspek sistem peringatan bencana gempa bumi kesiapan masyarakat berada pada kategori cukup siap. Pada aspek mobilisasi sumber daya kesiapan masyarakat berada pada kategori cukup siap. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dibentuk suatu rancangan program “WASPADA SADAYANA (waktu kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap bahaya bencana gempa)” yang diarahkan pada usaha peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di daerah rawan bencana sesar Lembang Desa Ciburial. Kata kunci : Kesiapsiagaan Masyarakat, Bencana, Gempa BumiItem Kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) dalam Memberikan Layanan Rujukan Terpadu di Dinas Sosial Kota Magelang.(Perpustakaan, 2024-10-10) ANANDA DEVIYA SURRAHMAN, 20.03.040,; DEDE KUSWANDA; LINA FAVOURITA SUTIAPUTRIANANDA DEVIYA SURRAHMAN, 20.03.040, Kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) dalam Memberikan Layanan Rujukan Terpadu di Dinas Sosial Kota Magelang. Dosen Pembimbing: DEDE KUSWANDA dan LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI Kinerja dari Pusat Kesejahteraan Sosial dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh Pusat Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya yaitu pelayanan rujukan terpadu . Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial dalam memberikan layanan rujukan terpadu di dinas sosial koata magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini tentang kinerja dari Pusat Kesejahteraan Sosial dalam memberikan layanan rujukan terpadu dengan menggunakan lima aspek, yaitu kualitas kerja (quality of work), hubungan komunikasi (communication), ketepatab bekerja (promptness), kemampuan kerja (capability), inisiatif (initiative). Dari lima aspek, terlihat ada satu aspek yang memang kurang memenuhi, yaitu aspek komunikasi lemahnya komunikasi Pusat Kesejahteraan Sosial dan jajarannya Program yang di usulkan adalah Peningkatan kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial melalui pelatihan komunikasi efektif. Program ini bersifat penyempurnaan terhadap kinerja dari Pusat Kesejahteraan Sosial. Kata Kunci : Kinerja pelayanan rujukan terpadu, Pusat Kesejahteraan Sosial, Komunikasi Efektif. ABSTRACT ANANDA DEVIYA SURRAHMAN, 20.03.040, Performance of Social Welfare Centers (Puskesos) in Providing Integrated Referral Services at the Social Service of Magelang City. Supervisor: DEDE KUSWANDA dan LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI Performance refers to the quality and quantity of work achieved by Puskesos in carrying out its duties, specifically in providing integrated referral services. The purpose of this study is to provide an overview of the performance of Puskesos in providing integrated referral services. The research method used is qualitative research with a descriptive qualitative approach. The data sources used in this study are primary and secondary data. Data collection methods include in-depth interviews and document studies. The findings of this study on the performance of Puskesos in providing integrated referral services are based on five aspects: quality of work, communication, promptness, work ability, and initiative. Of the five aspects, one aspect is found to be lacking: weak communication between Puskesos and its staff. The proposed program is to improve the performance of Puskesos through effective communication and teamwork training. This program is intended to enhance the performance of Puskesos. Keywords: Performance of integrated referral services, Social Welfare Centers, Effective Communication.Item Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.(Perpustakaan, 2024-10-10) ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024.; TETA RIASIH; ROSILAWATIALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. The Role of Family Hope Program (PKH) Companions in the Nusantara Economic Heroes Program (PENA) in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI The role of companions is a fundamental factor in the success of the PENA program in enhancing the independent graduation of PKH beneficiary families. Banjar Regency, South Kalimantan Province, is one of the regions implementing the PENA Program at BBPPKS Banjarmasin, targeting 152 beneficiary families (KPM) from the Nusantara Economic Heroes Program (PENA). Field facts indicate that the role of PENA program companions has not been optimally carried out. This research aims to provide a comprehensive description of the role of PKH companions in the PENA Program in Banjar Regency, South Kalimantan Province, based on the aspects of the companion's role as facilitator, broker, and mediator. This research uses a qualitative design with a descriptive method, and informants are determined through purposive sampling techniques. The informants in this study include PENA Companions, PENA KPM, and BBPPKS Banjarmasin. Data collection techniques were conducted through in-depth interviews, observation, and documentation studies. The research results show that the role of the companion as a facilitator is not optimal due to the distance between the companion's residence and the KPM as well as a lack of motivation provided to the KPM. The role of the companion as a broker is also hindered by the companion's limited knowledge of assistance application mechanisms and bureaucracy, thus slowing down the aid process. Moreover, the role of the companion as a mediator is constrained by the companion's limited problem-solving abilities in resolving KPM issues. Based on these issues, the researcher proposes the "KIAT PENA" program to enhance the capacity of PENA KPM companions in the accompaniment process of PENA KPM in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Keywords: Role of Companions, PENA Program, Beneficiary Families (KPM) ABSTRAK ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Peran pendamping merupakan suatu hal yang menjadi dasar kesuksesan suatu program PENA dalam meningkatkan graduasi mandiri KPM PKH. Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang melaksanakan Program PENA di BBPPKS Banjarmasin dengan target sasaran sebanyak 152 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berasal dari Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Fakta di lapangan menyatakan bahwa peran pendamping program PENA ini belum optimal dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif terkait peran pendamping PKH dalam Program PENA di Kabupatan Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan aspek peran pendamping sebagai fasilitator, broker, dan mediator. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi Pendamping PENA, KPM PENA, dan BBPPKS Banjarmasin. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping sebagai fasilitator belum optimal dikarenakan keterbatasan jarak tempat tinggal pendamping dengan KPM serta kurangnya pemberian motivasi kepada KPM. Peran pendamping sebagai broker juga terkendala dengan keterbatasan pengetahuan pendamping dalam mekanisme pengajuan bantuan dan birokrasi sehingga memperlambat proses pertolongan. Selain itu, peran pendamping sebagai mediator juga terkendala dengan keterbatasan kemampuan problem solving pendamping dalam menyelesaikan permasalahan KPM. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “KIAT PENA” dengan tujuan meningkatkan kapasitas pendamping KPM PENA dalam proses pendampingan KPM PENA di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Kata Kunci: Peran Pendamping, Program PENA, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)Item Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Mengatasi Stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur.(Perpustakaan, 2024-10-10) ADINDA RATNA NOVIYANTI, 20.03.068.; HELLY OCKTILIA; MILLY MILDAWATIADINDA RATNA NOVIYANTI, 20.03.068. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Mengatasi Stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur. Pembimbing HELLY OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mengatasi stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur yang mencakup tentang: 1) Karakteristik informan, 2) Pelaksanaan peran pendamping PKH sebagai Motivator, 3) Pelaksanaan peran pendamping PKH sebagai Fasilitator, 4) Peran pendamping PKH sebagai Edukator dalam mengatasi stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan sebanyak delapan orang yang terdiri atas (3) pendamping PKH (3) keluarga penerima manfaat, koordinator kota Jakarta Timur, Seksi Jaminan, perlindungan dan rehabilitas sosial. Sumber data primer dan sumber data sekunder yang diperoleh dengan pengumpulan data dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknis analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran pendamping PKH dalam mengatasi stunting belum maksimal. Permasalahan yang ditemukan: 1) Latar belakang pendidikan yang berbeda antar anggota pendamping PKH, 2) Namun dalam pelaksanaan peran pendamping PKH sebagai Edukator dan Motivator belum maksimal, 3) KPM masih banyak yang belum mengikuti kegiatan P2K2. Kata kunci: Peran, Pendamping, PKH, Stunting ABSTRACT ADINDA RATNA NOVIYANTI, 20.03.068. The Role of the Family Hope Program (PKH) Companion in overcoming Stunting in Cakung District, East Jakarta City. Supervisors HELLY OCKTILIA and MILLY MILDAWATI. This study aims to determine the role of Family Hope Program (PKH) facilitators in overcoming stunting in Cakung District, East Jakarta City, which includes: 1) Characteristics of informants, 2) Implementation of the role of PKH facilitators as Motivators, 3) Implementation of the role of PKH facilitators as Facilitators, 4) The role of PKH facilitators as Educators in overcoming stunting in Cakung District, East Jakarta City. This study uses a qualitative method. The number of informants is eight people consisting of (3) PKH facilitators (3) beneficiary families, East Jakarta City coordinator, Social Security, Protection and Rehabilitation Section. Primary data sources and secondary data sources obtained by data collection using purposive sampling. Data collection techniques used are interviews, observations, and documentation studies. Data validity checks using triangulation techniques. Data analysis techniques are carried out by means of data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the study indicate that the role of PKH facilitators in overcoming stunting is not optimal. Problems found: 1) Different educational backgrounds among PKH companion members, 2) However, the implementation of the role of PKH companions as educators and motivators has not been maximized, 3) Many KPMs have not participated in P2K2 activities. Keywords: Role, Companion, PKH, StuntingItem Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-10) MUHAMMAD FAUZAN DWIATMADJA, 20.03.095.; Teta Riasih; RosilawatiMUHAMMAD FAUZAN DWIATMADJA, 20.03.095. Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung. Dosen Pembimbing: Teta Riasih dan Rosilawati Pemberdayaan penyandang disabilitas sensorik netra di Café More Sentra Wyata Guna Bandung merupakan salah satu program vokasional yang ada di Sentra Wyata Guna Bandung melalui strategi pendekatan yang meliputi tahap pemungkinan, tahap penguatan, tahap perlindungan, tahap penyokongan, dan tahap pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mendeskripsikan strategi pendekatan dalam pemberdayaan sosial yang dilakukan kepada para penyandang disabilitas sensorik netra di Café More Sentra Wyata Guna Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini yaitu fasilitator sebagai pihak pengelola dan barista Café More sebagai penerima manfaat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pemeriksaan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemberdayaan yang telah dilakukan sudah dilaksanakan dengan baik, namun masih terdapat kendala yang dialami dalam proses penyediaan pengembangan fasilitas dan tidak adanya seorang mentor sebagai pelatih barista dalam program pemberdayaan penyandang disabilitas sensorik netra di Café More Sentra Wyata Guna Bandung. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam hal ini peneliti membuat usulan program yaitu “Peningkatan Kapasitas Barista di Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung”. Kata Kunci: Pemberdayaan Sosial, Penyandang Disabilitas. ABSTRACT MUHAMMAD FAUZAN DWIATMADJA, 20.03.095. Empowerment of people with visual sensory disabilities at Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung. Supervisors: Teta Riasih and Rosilawati Empowerment of persons with visual sensory disabilities at Café More Sentra Wyata Guna Bandung is one of the vocational programs at Sentra Wyata Guna Bandung through an approach strategy which includes the enabling stage, strengthening stage, protection stage, support stage, and maintenance stage. This research aims to be able to describe the approach strategy in social empowerment carried out to persons with visual sensory disabilities at Café More Sentra Wyata Guna Bandung. The method used in this research is a qualitative approach with descriptive methods. The data sources used are primary and secondary data sources using purposive sampling techniques. Informants in this study were facilitators as managers and Café More baristas as beneficiaries. Data collection techniques in this study used in-depth interviews and documentation studies. Data validity checking uses credibility testing with source and technique triangulation. Data analysis techniques use data reduction, data presentation, and conclusion checking. The results showed that the empowerment process that has been carried out has been carried out well, but there are still obstacles experienced in the process of providing facility development and the absence of a mentor as a barista trainer in the empowerment program for people with visual sensory disabilities at Café More Sentra Wyata Guna Bandung. Based on these problems, in this case the researchers made a program proposal, namely "Barista Capacity Building at Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung". Keywords: Social Empowerment, Persons with DisabilitiesItem Implementasi Program Tagana Masuk Sekolah dalam Mitigasi Bencana di SMPN 3 Kabupaten Subang, Program Sarjana Terapan Sosial, Juli 2024,(Perpustakaan, 2024-10-10) AZIZAH NISA AZZAHRAH, 20.03.047.; Helly OCKTILIA; MILLY MILDAWATIAZIZAH NISA AZZAHRAH, 20.03.047. Implementasi Program Tagana Masuk Sekolah dalam Mitigasi Bencana di SMPN 3 Kabupaten Subang, Program Sarjana Terapan Sosial, Juli 2024, Dosen Pembimbing: Helly OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI Implementasi merupakan proses penerapan atau pelaksanaan rencana kebijakan yang telah dirancang sebelumnya yang meliputi komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Tagana Masuk Sekolah di SMPN 3 Cipunagara Kabupaten Subang. Studi ini juga berupaya memberikan gambaran rinci mengenai implementasi Program Tagana Masuk Sekolah di SMPN 3 Cipunagara Kabupaten Subang, mencakup: (1) aspek komunikasi, (2) aspek sumberdaya, (3) aspek disposisi, dan (4) aspek struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Melalui pendekatan kualitatif, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terkait implementasi program yang telah dilaksanakan. Pemilihan informan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan di teliti. Teknik analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer hasil wawancara secara mendalam (in-depth interview) dan data sekunder, reduksi data, dan sajian data kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program masih memiliki beberapa permasalahan yang ditemukan khusunya pada aspek sumberdaya dan aspek struktur birokrasi. Adapun usulan program yang dibuat oleh peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan Program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan serta Pengembangan Jaringan Kerjasama dalam Program Tagana Masuk Sekolah di Kabupaten Subang. Kata Kunci: Tagana Masuk Sekolah, Mitigasi, Implementasi ABSTRACT AZIZAH NISA AZZAHRAH, 20.03.047. Implementation of the Tagana School Entry Program in Disaster Mitigation at SMPN 3 Subang Regency. Thesis Social Applied Undergraduate Program, July 2024, Lecture: Helly OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI Implementation is the process of implementing or executing a previously designed policy plan which includes communication, resources, disposition and bureaucratic structure. This research aims to find out how the Tagana School Entry Program is implemented at SMPN 3 Cipunagara, Subang Regency. This study also seeks to provide a detailed description of the implementation of the Tagana School Entry Program at SMPN 3 Cipunagara, Subang Regency, including: (1) communication aspects, (2) resource aspects, (3) disposition aspects, and (4) bureaucratic structure aspects. This research uses a qualitative method with a descriptive design. Through a qualitative approach, researchers can gain a deeper understanding regarding the implementation of the programs that have been implemented. Selection of informants using the Purposive Sampling technique is sampling using certain considerations according to the desired criteria to be able to determine the number of samples to be studied. The data analysis technique is carried out by collecting primary data from in-depth interviews and secondary data, data reduction, and presenting the data and then drawing conclusions. The results of the research show that in implementing the program there are still several problems found, especially in the resource aspect and bureaucratic structure aspect. The proposed program made by researchers to overcome this problem is the Knowledge and Skills Improvement Program and Collaboration Network Development in the Tagana School Entry Program in Subang Regency. Keyword : Tagana Goes to School, Disaster, ImplementationItem Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari pada BBPPKS Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-10) AKHMAD SULTHON, 20.03.025.; Suharma; Fachry ArsyadAKHMAD SULTHON, 20.03.025. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari pada BBPPKS Bandung. Pembimbing: Suharma dan Fachry Arsyad Program bantuan sosial merupakan alternatif untuk mengatasi kemiskinan, namun disisi lain terdapat fenomena ketergantungan terhadap bantuan yang dberikan. Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) merupakan program merupakan salah satu program dari Kementerian Sosial RI dengan maksud untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bantuan Sosial melalui usaha yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari kondisi sosial ekonomi keluarga penerima manfaat program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari yang diukur melalui aspek dari kondisi sosial ekonomi yaitu: (1) partisipasi sosial; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) pendapatan; (5) pekerjaan; (6) rumah tinggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif pendekatan deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) wawancara mendalam; (2) observasi; dan (3) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga penerima manfaat program PENA Berdikari secara keseluruhan sesuai dengan aspek dari kondisi sosial ekonomi. Namun, dalam beberapa aspek ditemukan permasalahan diantaranya: 1) Kurangnya Keterlibatan Penerima Manfaat Program PENA Berdikari dalam organisasi sosial dan 2) Kurangnya Dukungan Orang Tua dalam Bentuk Pendidikan Informal Terhadap Pendidikan Anak. Berdasarkan hasil analisa masalah tersebut peneliti memberikan usulan program dalam rangka meningkatkan kondisi sosial ekonomi terutama pada aspek partisipasi dan pendidikan KPM PENA Berdikari. Adapun nama program usulan “Peningkatan Kapasitas KPM Program PENA”. Tujuan umum dari usulan program yaitu meningkatkan aspek partisipasi sosial dan pendidikan pada kondisi sosial ekonomi dari KPM PENA Berdikari. Diharapkan usulan program mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi penerima manfaat dimana hal ini selaras dengan tujuan dari program PENA. Kata Kunci: Kondisi Sosial Ekonomi, Program PENA, PENA Berdikari ABSTRACT AKHMAD SULTHON, 20.03.025. Socio Economic Condition Beneficiary Families Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari Program at BBPPKS Bandung Supervisors: Suharma dan Fachry Arsyad Social assistance programs are an alternative to overcome poverty, but on the other hand there is a phenomenon of dependence on the assistance provided. The Pahlawan Ekonomi Nusantara Program (PENA) is one of the programs of the Indonesian Ministry of Social Affairs with the intention of reducing dependence on Social Assistance through sustainable businesses. This research aims to obtain an overview of the socio-economic conditions of the beneficiary families of the Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari program as measured by the aspects of socio-economic conditions, including: (1) social participation; (2) education; (3) health; (4) income; (5) employment; (6) housing. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The total number of informants in this research is 6 people with the technique of determining informants using purposive sampling. The data collection techniques used are: (1) in-depth interviews; (2) observation; and (3) study documentation. The results showed that the socio-economic conditions of the beneficiary families of the PENA Berdikari program were overall in accordance with the aspects of socio-economic conditions. However, in some aspects, problems were found including: 1) Less involvement in social organizations and 2) Less of Informal Education for Children's Education. Based on the results of the problem analysis, researchers propose a program to improve socio-economic conditions, especially in the aspects of participation and education of PENA Berdikari beneficiaries. The name of the proposed program is “Increasing the Capacity of KPM PENA Berdikari”. The general objective of the proposed program is to improve aspects of social participation and education in the socio-economic conditions of KPM PENA Berdikari. It is hoped that the proposed program will be able to improve the socioeconomic conditions of the beneficiaries, which is in line with the objectives of the PENA program. Keywords: Socio Economic Conditions, PENA Program, PENA BerdikariItem Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) Pada Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-10) LIDIA AGNES CLARITA, 20.03.053.; SUHARMA; FACHRY ARSYADLIDIA AGNES CLARITA, 20.03.053. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) Pada Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Dosen Pembimbing: SUHARMA dan FACHRY ARSYAD. Program Keluarga Harapan (PKH), merupakan salah satu program yang ditujukan untuk menngkatkan kondisi sosial ekonomi Keluarga Penerima Manfaat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberika gambaran yang komperhensif tentang: (1) kondisi pendidikan Keluarga Penerima Manfaat, (2) keterlibatan terhadap kegiatan kemasyarakatan Keluarga Penerima Manfaat, (3) kondisi pekerjaan Keluarga Penerima Manfaat, dan (4) kondisi rumah tempat tinggal Keluarga Penerima Manfaat program Keluarga Harapan di Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif deskriptif. Sumber yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah 1.221 keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) Pada Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik menurut Slovin. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Alat ukur penelitian rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah validitas muka (face validity), uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha > 0,60 (reliabel) dengan bantuan Software Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) terletak pada kelas menengah dengan skor rata-rata jawaban mayoritas responden pada semua kondisi memiliki nilai 2.875, hal tersebut masih dapat ditingkatkan dalam rangka memberikann kesejahteraan serta kemandirian ekonomi secara lebih baik. Oleh karena itu, disusulkan program “Langkah Maju Bersama”. Kata kunci : Keluarga Penerima Manfaat, Kondisi Pendidikan, Keterlibatan Kemasyarakatan, Pekerjaan, Kondisi Tempat Tinggal ABSTRCT LIDIA AGNES CLARITA, 20.03.053. Socioeconomic Conditions of Beneficiary Program Keluarga Harapan (PKH) in Binong Jati Creative Knitting Tourism Village, Binong Village, Batununggal District, Bandung City. Supervisors: SUHARMA and FACHRY ARSYAD. Program Keluarga Harapan (PKH), is one of the programs aimed at improving the socio-economic conditions of beneficiary families. The purpose of this study is to provide a comprehensive picture of: (1) the education condition of the beneficiary families, (2) the involvement in community activities of the beneficiary families, (3) the employment condition of the beneficiary families, and (4) the housing condition of the beneficiary families in the Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati, Binong Village, Batununggal Subdistrict, Bandung City. The research method used was descriptive quantitative. The sources used were primary and secondary sources. The population in this study were 1,221 beneficiary families of the Family Hope Program (PKH) in the Binong Jati Creative Knitting Tourism Village, Binong Village, Batununggal District, Bandung City. The sampling technique in this study was the technique according to Slovin. Data collection techniques using questionnaires and documentation studies. Rating scale research measurement tool. Data collection techniques using questionnaires and documentation studies. Rating scale research measurement tool. The validity test used is face validity, the reliability test uses Cronbach's Alpha> 0.60 (reliable) with the help of Statistical Product and Service Solution (SPSS) software. The results showed that the socio-economic conditions of the Beneficiary Families of the Family Hope Program (PKH) are located in the middle class with the average score of the majority of respondents' answers in all conditions having a value of 2,875, this can still be improved in order to provide better welfare and economic independence. Therefore, the “Step Forward Together” program is proposed. Keywords: Beneficiary Families, Education Condition, Community Involvement, Employment, Living Conditions