Social Protection and Empowerment

Undergraduate Theses on Program Study of Social Protection and Empowerment

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 137
  • Item
    Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Memberikan Akses Pendidikan bagi Anak Keluarga Penerima Manfaat di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) RANA FAIRUS AMNA, 20.03.065.; ARIBOWO; ADMIRAL NELSON ARITONANG
    RANA FAIRUS AMNA, 20.03.065. Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Memberikan Akses Pendidikan bagi Anak Keluarga Penerima Manfaat di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Dosen Pembimbing : ARIBOWO dan ADMIRAL NELSON ARITONANG Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial bersyarat bagi Keluarga Miskin (KM) yang bertujuan untuk membuka akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan. Penelitian ini menganalisis implementasi PKH menggunakan teori George C. Edward III dengan fokus pada aspek komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek komunikasi dalam PKH fokus pada pemenuhan kewajiban anak KPM untuk bersekolah, namun dikarenakan ada kebijakan baru mengakibatkan komunikasi yang dilakukan antara pihak sekolah dan pendamping menurun, pendamping hanya memonitoring disaat ada aduan dari pihak sekolah saja sehingga menghambat pemantauan pendidikan. Aspek sumber daya menekankan bahwa calon pendamping harus memiliki gelar D3 Kesejahteraan Sosial, dedikasi penuh, pelatihan dan sertifikasi berkala diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan program bagi para SDM PKH. Selain itu sistem penyaluran dana masih menghadapi tantangan selama periode pencairan dua bulan sekali. Disposisi dalam PKH menunjukkan tanggung jawab bersama semua pihak terkait, hal ini dilihat dari para pendamping berinisiatif membantu beasiswa dan menyelesaikan permasalahan pendidikan. Struktur birokrasi PKH diatur oleh Kementerian Sosial, sedangkan peran pendamping lapangan lebih bersifat operasional dan administratif. Berdasarkan analisis tersebut, peneliti mengusulkan program Forum Dialog Pendidikan sebagai wadah diskusi untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam pelaksanaan PKH, guna meningkatkan efektivitas dan pemahaman KPM. Kata Kunci : Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Akses pendidikan ABSTRACT RANA FAIRUS AMNA, 20.03.065. Implementasi Program Keluarga Harapan dalam Memberikan Akses Pendidikan bagi Anak Keluarga Penerima Manfaat di Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung. Dosen Pembimbing : ARIBOWO dan ADMIRAL NELSON ARITONANG The Program Keluarga Harapan (PKH) is a conditional social assistance program for poor families (KM) which aims to open access to health and education facilities. This study analyzed the implementation of PKH using George C. Edward III theory with a focus on aspects of communication, resources, disposition and bureaucratic structures. The method used is descriptive qualitative with data collection techniques through interviews and documentation studies. The results showed that the communication aspects in the PKH focused on fulfilling KPM children's obligations to go to school, but there is a new policy resulting in communication carried out between the school and declining companion, the companion only monitors when there is a complaint from the school so that it hampered the monitoring of education The aspect of resources emphasizes that prospective companions must have a D3 Social Welfare degree, full dedication, training and periodic certification are needed to optimize the program implementation for PKH HR. In addition, the fund distribution system still faces challenges during the disbursement period every two months. Disposition in PKH shows responsibility for all parties involved, this is seen from the companions taking the initiative to help scholarships and resolve education issues. The PKH bureaucratic structure is regulated by the Ministry of Social Affairs, while the role of field companion is more operational and administrative. Based on the analysis, researchers proposed the education dialogue forum program as a discussion forum for overcoming various problems in implementing PKH, in order to increase the effectiveness and understanding of KPM. Keywords: Implementation of Program Keluarga Harapan in Access to education
  • Item
    Resiliensi Masyarakat terhadap Bencana Banjir di Perumahan Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan Kota Bekasi.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) GLADYS LUCKY SALSABILLA, 20.03.062.; ADMIRAL NELSON ARITONANG; ARIBOWO
    GLADYS LUCKY SALSABILLA, 20.03.062. Resiliensi Masyarakat terhadap Bencana Banjir di Perumahan Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan Kota Bekasi. Dosen Pembimbing: ADMIRAL NELSON ARITONANG dan ARIBOWO. Resiliensi adalah kemampuan suatu sistem untuk mengantisipasi risiko, membatasi dampak yang mungkin terjadi, dan bangkit kembali dengan cepat melalui strategi adaptasi dan evolusi Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang: 1. Karakteristik responden, 2. Pemahaman masyarakat terhadap besarnya tekanan sosial yang dihadapi, 3. Kemampuan masyarakat dalam mengorganisasi dirinya sendiri, 4. Kemampuan masyarakat dalam belajar dan melakukan adaptasi. Penelitian ini berlokasi di Perumahan Pondok Hijau Permai Kelurahan Pengasinan Kecamatan Rawalumbu Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling, dengan responden berjumlah 78 Responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan resiliensi masyarakat di perumahan pondok hijau permai dilihat dari aspek besarnya tekanan sosial berada pada kategori sedang dengan skor 1.980 . Aspek kemampuan masyarakat dalam mengorganisasi dirinya sendiri berada pada kategori sedang dengan skor 2.526. Aspek kemampuan masyarakat dalam belajar dan melakukan adaptasi berada pada kategori sedang dengan skor 2.790. Berdasarkan hasil dari seluruh aspek, resiliensi masyarakat terhadap bencana banjir masih tergolong sedang dengan skor 7.296. Berdasarkan analisis masalah ditemukan bahwa pada aspek pemahaman masyarakat terhadap besarnya tekanan sosial yang dihadapi memiliki skor paling rendah yaitu 1.980 dan pada pernyataan 9 mengenai pemahaman yang cukup tentang pentingnya dukungan sosial memiliki nilai terendah pada aspek tersebut.Maka dari itu, diperlukan sebuah program yang dapat meningkatkan resiliensi masyarakat. Program yang diusulkan oleh peneliti adalah ”Resiliensi Banjir Berbasis Komunitas: Peningkatan Kesadaran dan Persiapan” Kata Kunci: Resiliensi Masyarakat, Bencana banjir, Pondok Hijau Permai ABSTRACT GLADYS LUCKY SALSABILLA, 20.03.062. Community Resilience to Flood Disaster in Pondok Hijau Permai Housing, Pengasinan Village, Bekasi City. Supervisors: ADMIRAL NELSON ARITONANG and ARIBOWO Resilience is the ability of a system to anticipate risks, limit the impact that may occur, and bounce back quickly through adaptation and evolution strategies This study aims to obtain an empirical picture of: 1. Characteristics of respondents, 2. Community understanding of the magnitude of social pressures faced, 3. Community ability to organize themselves, 4. Community ability to learn and adapt. This research is located in Pondok Hijau Permai Housing, Pengasinan Village, Rawalumbu Subdistrict, Bekasi City. This research uses descriptive method with quantitative approach. The sampling technique in this study was simple random sampling, with 78 respondents. The data collection techniques used were questionnaires and documentation studies. The results showed that community resilience in Pondok Hijau Permai housing seen from the aspect of the amount of social pressure was in the moderate category with a score of 1,980. The aspect of the community's ability to organize itself is in the moderate category with a score of 2,526. The aspect of the community's ability to learn and adapt is in the moderate category with a score of 2,790. Based on the results of all aspects, community resilience to flood disasters is still classified as moderate with a score of 7,296. Based on the problem analysis, it was found that the aspect of community understanding of the magnitude of the social pressure faced had the lowest score of 1,980 and in statement 9 regarding sufficient understanding of the importance of social support had the lowest score in that aspect. Therefore, a program is needed that can increase community resilience. The program proposed by the researcher is "Community-Based Flood Resilience: Awareness Raising and Preparation" Keywords: Community Resilience, Flood Disaster, Pondok Hijau Permai
  • Item
    Pengetahuan Keluarga dalam Penanganan Balita Stunting di Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal Kota Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) AFIFAH NUR SAADAH., 20.03.016.; Ellya Susilowati; Harapan Lumban Gaol
    AFIFAH NUR SAADAH., 20.03.016. Pengetahuan Keluarga dalam Penanganan Balita Stunting di Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Ellya Susilowati dan Harapan Lumban Gaol. Kekurangan gizi pada periode ini dapat menyebabkan stunting, yaitu gangguan pertumbuhan yang mempengaruhi tinggi badan dan perkembangan anak secara keseluruhan. Upaya yang perlu dilakukan antara lain memastikan asupan gizi yang seimbang, menjaga kebersihan, dan memantau pemeriksaan kesehatan secara rutin. Oleh karena itu keluarga harus memiliki pengetahuan yang baik untuk mendukung perawatan yang efektif dan pencegahan stunting. Di Kelurahan Kebonwaru terdapat 40 anak di yang mengalami stunting, hal ini dikarenakan praktik dalam pemberian makanan dengan menu seimbang dan bergizi pada anak masih kurang, selain itu kurangnya pengetahuan keluarga mengenai stunting menjadi salah satu faktor utama masih tingginya kasus anak stunting di Kelurahan Kebonwaru ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai penanganan balita stunting di Kelurahan Kebonwaru Kecamatan Batununggal Kota Bandung, yang dilihat dari enam aspek pengetahuan terdiri dari tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, tiga aspek terakhir dari pengetahuan dijadikan satu aspek yaitu perawatan lanjutan. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga terjaring sembilan informan yang berasal dari keluarga yang memiliki balita stunting, kader Posyandu, kader PKK, dan Ahli gizi Puskesmas. Sumber data dalam penelitian berasal dari data primer dan sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Minimnya pengetahuan keluarga mengenai stunting yang disebabkan kurangnya informasi mengenai stunting itu sendiri 2) Kurangnya keterampilan keluarga dalam mengolah makanan sehat dan bergizi namun tidak harus yang mahal 3) Masih terdapatnya keluarga yang tidak membawa anak untuk imunisasi ke Puskesmas 4) Pola pengasuhan pada anak yang belum optimal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penulis mengusulkan suatu program intervensi yaitu Program PEKA Stunting (Peningkatan Kapasitas Keluarga Bebas Anak Stunting) di Kelurahan Kebonwaru. Kata Kunci: Pengetahuan, Stunting, Balita ABSTRACT AFIFAH NUR SAADAH., 20.03.016. Family Knowledge in Handling Stunting Toddlers in Kebonwaru Village, Batununggal District, Bandung City. Supervisor: Ellya Susilowati and Harapan Lumban Gaol. Malnutrition during this period can cause stunting, which is a growth disorder that affects a child's height and overall development. Efforts that need to be made include ensuring balanced nutritional intake, maintaining cleanliness, and monitoring regular health checks. Therefore, families must have good knowledge to support effective care and prevention of stunting. In Kebonwaru Village, there are 40 children who are stunted, this is because the practice of providing children with a balanced and nutritious diet is still lacking, apart from that, the lack of family knowledge about stunting is one of the main factors in the still high number of cases of stunted children in Kebonwaru Village. This research aims to determine the extent of family knowledge regarding handling stunting toddlers in Kebonwaru Village, Batununggal District, Bandung City, which is seen from six aspects of knowledge consisting of knowing, understanding, application, analysis, synthesis and evaluation, the last three aspects of knowledge are combined into one aspect. namely follow-up care. This research method uses descriptive qualitative. Data collection was carried out using a purposive sampling technique so that nine informants were selected who came from families with stunted toddlers, Posyandu cadres, PKK cadres, and Community Health Center nutritionists. The data sources in the research come from primary and secondary data with data collection techniques through interviews, observation and documentation studies. The research results show that 1) The lack of family knowledge about stunting is caused by a lack of information about stunting itself 2) The lack of family skills in preparing healthy and nutritious food but not necessarily expensive ones 3) There are still families who do not take their children for immunization to the Community Health Center 4) Parenting patterns for children are not optimal. Based on the results of this research, the author proposes an intervention program, namely the PEKA Stunting Program (Increasing the Capacity of Families Free of Stunting Children) in Kebonwaru Village. Keywords: Knowledge, Stunting, Toddlers.
  • Item
    Implementasi Program Bantuan Sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar (PKD) Melalui Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) Di Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) FIOLA FITRIAL, 20.03.111,; HELLY OCKTILIA; MILLY MILDAWATI
    FIOLA FITRIAL, 20.03.111, Implementasi Program Bantuan Sosial Pemenuhan Kebutuhan Dasar (PKD) Melalui Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) Di Kelurahan Pesanggrahan Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. HELLY OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI. Implementasi mnerujuk pada pelaksanaan suatu program berdasarkan dengan rancangan dan tujuan yang telah disepakati. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai 1) karakteristik responden, 2) kesesuaian tujuan program dengan kebutuhan responden, 3) kesesuaian pelaksana program dalam menjalankan tugas dan kewajibannnya melayani responden, 4) kesesuaian sasaran program dengan responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Jumlah responden adalah 30 orang penyandang disabilitas penerima manfaat Program Pemenuhan Kebutuhan Dasar (PKD) melalui Kartu Penyandang Disabilitas Jakarta (KPDJ) di Kelurahan Pesanggrahan . Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan skala likert. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity) dan uji validitas melalui IBM SPSS Statistic 25, serta uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi Program PKD melalui KPDJ pada aspek kesesuaian program dengan persentase 85,14%, aspek kesesuaian pelaksana mendapatkan nilai paling rendah dengan persentase 65,44%, dan aspek kesesuaian sasaran mendapatkan nilai paling tinggi dengan persentase 91,60%. Pendamping sosial yang kurang informatif selama menjadi pendamping merupakan faktor utama kesesuaian pelaksana tidak terimplementasi dengan baik. Oleh karena itu, diusulkan program “Pendamping Cerdas untuk Akses Berkualitas” (PENTAS), melalui kegiatan peningkatan kapasitan dan penyuluhan sosial. Kata Kunci: Impelementasi Program, Penyandang Disabilitas, Kartu Penyandang Disabiltias Jakarta (KPDJ) ABSTRACT FIOLA FITRIAL, 20.03.111, Implementation of the Basic Needs Fulfillment Social Assistance Program (PKD) through the Jakarta Disability Card (KPDJ) in Pesanggrahan Village, Pesanggrahan District, South Jakarta. HELLY OCKTILIA and MILLY MILDAWATI. The implementation of a program is based on the design and objectives that have been agreed. This study aims to obtain an overview of 1) the characteristics of the respondents, 2) the suitability of the program objectives with the needs of the respondents, 3) the suitability of the program implementers in carrying out their duties and obligations to serve the respondents, 4) the suitability of the program goals with the respondents.The method used in this study is descriptive quantitative research. The data sources in this study are primary and secondary data sources. The number of respondents is 30 people with disabilities who are beneficiaries of the Basic Needs Fulfillment Program (PKD) through the Jakarta Disability Card (KPDJ) in Pesanggrahan Village. The data collection technique is by questionnaire and documentation study. This research instrument uses a Likert scale. The validity tests used are face validity tests and validity tests through IBM SPSS Statistic 25, as well as reliability tests with Cronbach's Alpha. The results of the study show that the implementation of the PKD Program through KPDJ in the aspect of program suitability with a percentage of 85.14%, the aspect of the suitability of the implementer gets the lowest score with a percentage of 65.44%, and the aspect of target suitability gets the highest score with a percentage of 91.60%. Social companions who are not informative while being companions are the main factor in the suitability of the implementers is not implemented properly. Therefore, the "Smart Companion for Quality Access" (PENTAS) program is proposed, through capacity building activities and social counseling. Keywords: Program Implementation, Persons with Disabilities, Jakarta Disability Card (KPDJ)
  • Item
    Modal Sosial dalam Usaha Mikro di Desa Bunisari, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) ULFA MAR ATUL KHUSNA, 20.03.021.; LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI; DEDE KUSWANDA
    ULFA MAR ATUL KHUSNA, 20.03.021. Social Capital in Micro Business in Bunisari Village, Malangbong District, Garut Regency. Supervisors: LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI and DEDE KUSWANDA Bunisari Village is located in Malangbong Subdistrict, Garut Regency and has a variety of micro businesses. Micro businesses in Bunisari Village are experiencing problems, namely weak competitiveness. From these problems, it is necessary to explore social capital. This social capital research identifies how relationships and interactions between individuals and groups in Bunisari Village can be utilized to strengthen micro businesses through aspects of social capital including: 1) bonding social capital. 2) bridging social capital. 3) linking social capital. From each of these aspects, there are elements of social capital that are studied, including: 1) participation in a network, 2) reciprocity, 3) trust, 4) social norms, 5) values, 6) proactive action. The method used in the research is a descriptive qualitative approach. The techniques used were in-depth interviews, focus group discussion, and documentation studies. Informants consisted of 12 micro-entrepreneurs, 5 members of MSME groups, 9 village officials, and 2 villagers. The results showed that the bonding social capital aspect in all informants was good, while bridging social capital was not optimal. The problem with bridging social capital is the lack of reciprocity between business actors, MSME group members, and the village government. The lack of reciprocity is due to infrequent communication. Another problem is the lack of trust of business actors in MSME groups and village governments. The problem with linking social capital is that business actors and MSME group members lack relationships with external parties. In addition, the village government in building networks with external parties has not been optimally successful. From these problems, it is necessary to overcome the problems. In the bridging social capital aspect, intensive approaches are needed from business actors, MSME groups, and village governments, while in the linking social capital aspect, increased collaboration between actors, MSME groups, and village governments is needed to expand external networks. The Bunisari Village Networking and Collaboration Program is designed to develop relationships and expand internal and external networks between various parties. Keywords: Social Capital, Micro Business, Network ABSTRAK ULFA MAR ATUL KHUSNA, 20.03.021. Modal Sosial dalam Usaha Mikro di Desa Bunisari, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing: LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI dan DEDE KUSWANDA Desa Bunisari berada di Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut memiliki berbagai macam usaha mikro. Usaha mikro di Desa Bunisari mengalami permasalahan yaitu lemahnya daya saing. Dari permasalahan tersebut, diperlukan pendalaman terkait modal sosial. Penelitian modal sosial ini mengidentifikasi bagaimana hubungan dan interaksi antarindividu serta kelompok di Desa Bunisari dapat dimanfaatkan untuk memperkuat usaha mikro melalui aspek modal sosial meliputi: 1) bonding social capital. 2) bridging social capital. 3) linking social capital. Dari masing-masing aspek tersebut terdapat unsur modal sosial yang dikaji meliputi: 1) partisipasi dalam suatu jaringan, 2) resiprositas, 3) kepercayaan, 4) norma sosial, 5) nilai-nilai, 6) tindakan proaktif . Metode yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam, diskusi kelompok fokus, dan studi dokumentasi. Informan terdiri dari 12 pelaku usaha mikro, 5 anggota kelompok UMKM, 9 aparat desa, dan 2 warga desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek bonding social capital pada semua informan baik, sedangkan bridging social capital belum optimal. Permasalahn pada bridging social capital kurangnya timbal balik diantara pelaku usaha, anggota kelompok UMKM, dan pemerintah desa. Kurangnya timbal balik disebakan komunikasi yang jarang dilakukan. Permasalahan lainnya adalah kurangnya kepercayaan pelaku usaha terhadap kelompok UMKM dan pemerintah desa.. Adapun permasalahan linking social capital adalah pelaku usaha dan anggota kelompok UMKM kurang memiliki relasi dengan pihak eksternal. Selain itu, pemerintah desa dalam membangun jaringan dengan pihak eksternal belum berhasil optimal. Dari permasalahan tersebut dibutuhkan kebutuhan untuk mengatasi permasalahan. Pada aspek bridging social capital dibutuhkan pendekatan intensif dari pelaku usaha, kelompok UMKM, dan pemerintah desa, sedangkan pada aspek linking social capital dibutuhkan peningkatan kolaborasi antara pelaku, kelompok UMKM, dan pemerintah desa untuk memperluas jaringan eksternal. Program Jaring Relasi dan Kolaborasi Desa Bunisari dirancang untuk mengembangkan relasi dan memperluas jaringan internal dan eksternal antara berbagai pihak. Kata Kunci: Modal Sosial, Usaha Mikro, Jaringan
  • Item
    Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Daerah Rawan Bencana Sesar Lembang Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) WIDATUL AFIFAH. 20.03.059.; SUHARMA; FACHRY ARSYAD
    WIDATUL AFIFAH. 20.03.059. Public preparedness in the face of earthquake disaster in the district of Rawan Disaster Sesar Lembang village Ciburial Prefecture of Cimenyan District of Bandung. SUHARMA and FACHRY ARSYAD. Ciburial Village is one of the villages in Cimenyan Sub-district, Bandung Regency, which is located in the zone passed by the Lembang fault, making this area prone to earthquakes with moderate to high strength. This study aims to determine community preparedness in facing earthquake disasters in the Lembang fault disaster-prone area of Ciburial Village. This research uses a descriptive survey method with a quantitative approach. The sample withdrawal in this study used proportionate stratified random sampling technique, so that a total sample of 93 respondents was obtained. The data analysis technique used descriptive statistics with the help of Microsoft excel and SPSS Version 25. The results showed that community preparedness in dealing with earthquake disasters was in the moderately prepared category. In the aspect of knowledge about earthquake disasters is in the knowing category. In the aspect of emergency response plans for earthquake disasters, the readiness of the community is in the moderately prepared category. In the aspect of earthquake disaster warning systems, community readiness is in the moderately prepared category. In the aspect of resource mobilization, community readiness is in the moderately prepared category. Based on the results of the study, a program design "WASPADA SADAYANA (village community preparedness time against the dangers of earthquake disaster)" was formed which is directed at efforts to increase community preparedness in the face of earthquake disasters. Keywords: Public Preparedness, Disasters, Earthquake ABSTRACT WIDATUL AFIFAH. 20.03.059. Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Di Daerah Rawan Bencana Sesar Lembang Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. SUHARMA dan FACHRY ARSYAD. Desa Ciburial merupakan salah satu desa di Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung yang berada pada zona yang dilewati oleh sesar Lembang yang menyebabkan wilayah ini rawan terhadap bencana gempa bumi dengan kekuatan sedang hingga tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di daerah rawan bencana sesar Lembang Desa Ciburial. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportionate stratified random sampling, sehingga diperoleh total sampel sebanyak 93 responden. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif dengan bantuan Microsoft Excel dan SPSS Versi 25. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi berada pada kategori cukup siap. Pada aspek pengetahuan tentang bencana gempa bumi berada pada kategori mengetahui. Pada aspek rencana tanggap darurat bencana gempa bumi kesiapan masyarakat berada pada kategori cukup siap. Pada aspek sistem peringatan bencana gempa bumi kesiapan masyarakat berada pada kategori cukup siap. Pada aspek mobilisasi sumber daya kesiapan masyarakat berada pada kategori cukup siap. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dibentuk suatu rancangan program “WASPADA SADAYANA (waktu kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap bahaya bencana gempa)” yang diarahkan pada usaha peningkatan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di daerah rawan bencana sesar Lembang Desa Ciburial. Kata kunci : Kesiapsiagaan Masyarakat, Bencana, Gempa Bumi
  • Item
    Kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) dalam Memberikan Layanan Rujukan Terpadu di Dinas Sosial Kota Magelang.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) ANANDA DEVIYA SURRAHMAN, 20.03.040,; DEDE KUSWANDA; LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI
    ANANDA DEVIYA SURRAHMAN, 20.03.040, Kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) dalam Memberikan Layanan Rujukan Terpadu di Dinas Sosial Kota Magelang. Dosen Pembimbing: DEDE KUSWANDA dan LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI Kinerja dari Pusat Kesejahteraan Sosial dalam penelitian ini adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh Pusat Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya yaitu pelayanan rujukan terpadu . Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial dalam memberikan layanan rujukan terpadu di dinas sosial koata magelang. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sedangkan pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian ini tentang kinerja dari Pusat Kesejahteraan Sosial dalam memberikan layanan rujukan terpadu dengan menggunakan lima aspek, yaitu kualitas kerja (quality of work), hubungan komunikasi (communication), ketepatab bekerja (promptness), kemampuan kerja (capability), inisiatif (initiative). Dari lima aspek, terlihat ada satu aspek yang memang kurang memenuhi, yaitu aspek komunikasi lemahnya komunikasi Pusat Kesejahteraan Sosial dan jajarannya Program yang di usulkan adalah Peningkatan kinerja Pusat Kesejahteraan Sosial melalui pelatihan komunikasi efektif. Program ini bersifat penyempurnaan terhadap kinerja dari Pusat Kesejahteraan Sosial. Kata Kunci : Kinerja pelayanan rujukan terpadu, Pusat Kesejahteraan Sosial, Komunikasi Efektif. ABSTRACT ANANDA DEVIYA SURRAHMAN, 20.03.040, Performance of Social Welfare Centers (Puskesos) in Providing Integrated Referral Services at the Social Service of Magelang City. Supervisor: DEDE KUSWANDA dan LINA FAVOURITA SUTIAPUTRI Performance refers to the quality and quantity of work achieved by Puskesos in carrying out its duties, specifically in providing integrated referral services. The purpose of this study is to provide an overview of the performance of Puskesos in providing integrated referral services. The research method used is qualitative research with a descriptive qualitative approach. The data sources used in this study are primary and secondary data. Data collection methods include in-depth interviews and document studies. The findings of this study on the performance of Puskesos in providing integrated referral services are based on five aspects: quality of work, communication, promptness, work ability, and initiative. Of the five aspects, one aspect is found to be lacking: weak communication between Puskesos and its staff. The proposed program is to improve the performance of Puskesos through effective communication and teamwork training. This program is intended to enhance the performance of Puskesos. Keywords: Performance of integrated referral services, Social Welfare Centers, Effective Communication.
  • Item
    Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024.; TETA RIASIH; ROSILAWATI
    ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. The Role of Family Hope Program (PKH) Companions in the Nusantara Economic Heroes Program (PENA) in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI The role of companions is a fundamental factor in the success of the PENA program in enhancing the independent graduation of PKH beneficiary families. Banjar Regency, South Kalimantan Province, is one of the regions implementing the PENA Program at BBPPKS Banjarmasin, targeting 152 beneficiary families (KPM) from the Nusantara Economic Heroes Program (PENA). Field facts indicate that the role of PENA program companions has not been optimally carried out. This research aims to provide a comprehensive description of the role of PKH companions in the PENA Program in Banjar Regency, South Kalimantan Province, based on the aspects of the companion's role as facilitator, broker, and mediator. This research uses a qualitative design with a descriptive method, and informants are determined through purposive sampling techniques. The informants in this study include PENA Companions, PENA KPM, and BBPPKS Banjarmasin. Data collection techniques were conducted through in-depth interviews, observation, and documentation studies. The research results show that the role of the companion as a facilitator is not optimal due to the distance between the companion's residence and the KPM as well as a lack of motivation provided to the KPM. The role of the companion as a broker is also hindered by the companion's limited knowledge of assistance application mechanisms and bureaucracy, thus slowing down the aid process. Moreover, the role of the companion as a mediator is constrained by the companion's limited problem-solving abilities in resolving KPM issues. Based on these issues, the researcher proposes the "KIAT PENA" program to enhance the capacity of PENA KPM companions in the accompaniment process of PENA KPM in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Keywords: Role of Companions, PENA Program, Beneficiary Families (KPM) ABSTRAK ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Peran pendamping merupakan suatu hal yang menjadi dasar kesuksesan suatu program PENA dalam meningkatkan graduasi mandiri KPM PKH. Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang melaksanakan Program PENA di BBPPKS Banjarmasin dengan target sasaran sebanyak 152 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berasal dari Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Fakta di lapangan menyatakan bahwa peran pendamping program PENA ini belum optimal dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif terkait peran pendamping PKH dalam Program PENA di Kabupatan Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan aspek peran pendamping sebagai fasilitator, broker, dan mediator. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi Pendamping PENA, KPM PENA, dan BBPPKS Banjarmasin. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping sebagai fasilitator belum optimal dikarenakan keterbatasan jarak tempat tinggal pendamping dengan KPM serta kurangnya pemberian motivasi kepada KPM. Peran pendamping sebagai broker juga terkendala dengan keterbatasan pengetahuan pendamping dalam mekanisme pengajuan bantuan dan birokrasi sehingga memperlambat proses pertolongan. Selain itu, peran pendamping sebagai mediator juga terkendala dengan keterbatasan kemampuan problem solving pendamping dalam menyelesaikan permasalahan KPM. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “KIAT PENA” dengan tujuan meningkatkan kapasitas pendamping KPM PENA dalam proses pendampingan KPM PENA di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Kata Kunci: Peran Pendamping, Program PENA, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
  • Item
    Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Mengatasi Stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) ADINDA RATNA NOVIYANTI, 20.03.068.; HELLY OCKTILIA; MILLY MILDAWATI
    ADINDA RATNA NOVIYANTI, 20.03.068. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam Mengatasi Stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur. Pembimbing HELLY OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mengatasi stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur yang mencakup tentang: 1) Karakteristik informan, 2) Pelaksanaan peran pendamping PKH sebagai Motivator, 3) Pelaksanaan peran pendamping PKH sebagai Fasilitator, 4) Peran pendamping PKH sebagai Edukator dalam mengatasi stunting di Kecamatan Cakung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan sebanyak delapan orang yang terdiri atas (3) pendamping PKH (3) keluarga penerima manfaat, koordinator kota Jakarta Timur, Seksi Jaminan, perlindungan dan rehabilitas sosial. Sumber data primer dan sumber data sekunder yang diperoleh dengan pengumpulan data dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknis analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran pendamping PKH dalam mengatasi stunting belum maksimal. Permasalahan yang ditemukan: 1) Latar belakang pendidikan yang berbeda antar anggota pendamping PKH, 2) Namun dalam pelaksanaan peran pendamping PKH sebagai Edukator dan Motivator belum maksimal, 3) KPM masih banyak yang belum mengikuti kegiatan P2K2. Kata kunci: Peran, Pendamping, PKH, Stunting ABSTRACT ADINDA RATNA NOVIYANTI, 20.03.068. The Role of the Family Hope Program (PKH) Companion in overcoming Stunting in Cakung District, East Jakarta City. Supervisors HELLY OCKTILIA and MILLY MILDAWATI. This study aims to determine the role of Family Hope Program (PKH) facilitators in overcoming stunting in Cakung District, East Jakarta City, which includes: 1) Characteristics of informants, 2) Implementation of the role of PKH facilitators as Motivators, 3) Implementation of the role of PKH facilitators as Facilitators, 4) The role of PKH facilitators as Educators in overcoming stunting in Cakung District, East Jakarta City. This study uses a qualitative method. The number of informants is eight people consisting of (3) PKH facilitators (3) beneficiary families, East Jakarta City coordinator, Social Security, Protection and Rehabilitation Section. Primary data sources and secondary data sources obtained by data collection using purposive sampling. Data collection techniques used are interviews, observations, and documentation studies. Data validity checks using triangulation techniques. Data analysis techniques are carried out by means of data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the study indicate that the role of PKH facilitators in overcoming stunting is not optimal. Problems found: 1) Different educational backgrounds among PKH companion members, 2) However, the implementation of the role of PKH companions as educators and motivators has not been maximized, 3) Many KPMs have not participated in P2K2 activities. Keywords: Role, Companion, PKH, Stunting
  • Item
    Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) MUHAMMAD FAUZAN DWIATMADJA, 20.03.095.; Teta Riasih; Rosilawati
    MUHAMMAD FAUZAN DWIATMADJA, 20.03.095. Pemberdayaan Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung. Dosen Pembimbing: Teta Riasih dan Rosilawati Pemberdayaan penyandang disabilitas sensorik netra di Café More Sentra Wyata Guna Bandung merupakan salah satu program vokasional yang ada di Sentra Wyata Guna Bandung melalui strategi pendekatan yang meliputi tahap pemungkinan, tahap penguatan, tahap perlindungan, tahap penyokongan, dan tahap pemeliharaan. Penelitian ini bertujuan untuk dapat mendeskripsikan strategi pendekatan dalam pemberdayaan sosial yang dilakukan kepada para penyandang disabilitas sensorik netra di Café More Sentra Wyata Guna Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini yaitu fasilitator sebagai pihak pengelola dan barista Café More sebagai penerima manfaat. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pemeriksaan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses pemberdayaan yang telah dilakukan sudah dilaksanakan dengan baik, namun masih terdapat kendala yang dialami dalam proses penyediaan pengembangan fasilitas dan tidak adanya seorang mentor sebagai pelatih barista dalam program pemberdayaan penyandang disabilitas sensorik netra di Café More Sentra Wyata Guna Bandung. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dalam hal ini peneliti membuat usulan program yaitu “Peningkatan Kapasitas Barista di Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung”. Kata Kunci: Pemberdayaan Sosial, Penyandang Disabilitas. ABSTRACT MUHAMMAD FAUZAN DWIATMADJA, 20.03.095. Empowerment of people with visual sensory disabilities at Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung. Supervisors: Teta Riasih and Rosilawati Empowerment of persons with visual sensory disabilities at Café More Sentra Wyata Guna Bandung is one of the vocational programs at Sentra Wyata Guna Bandung through an approach strategy which includes the enabling stage, strengthening stage, protection stage, support stage, and maintenance stage. This research aims to be able to describe the approach strategy in social empowerment carried out to persons with visual sensory disabilities at Café More Sentra Wyata Guna Bandung. The method used in this research is a qualitative approach with descriptive methods. The data sources used are primary and secondary data sources using purposive sampling techniques. Informants in this study were facilitators as managers and Café More baristas as beneficiaries. Data collection techniques in this study used in-depth interviews and documentation studies. Data validity checking uses credibility testing with source and technique triangulation. Data analysis techniques use data reduction, data presentation, and conclusion checking. The results showed that the empowerment process that has been carried out has been carried out well, but there are still obstacles experienced in the process of providing facility development and the absence of a mentor as a barista trainer in the empowerment program for people with visual sensory disabilities at Café More Sentra Wyata Guna Bandung. Based on these problems, in this case the researchers made a program proposal, namely "Barista Capacity Building at Cafe More Sentra Wyata Guna Bandung". Keywords: Social Empowerment, Persons with Disabilities
  • Item
    Implementasi Program Tagana Masuk Sekolah dalam Mitigasi Bencana di SMPN 3 Kabupaten Subang, Program Sarjana Terapan Sosial, Juli 2024,
    (Perpustakaan, 2024-10-10) AZIZAH NISA AZZAHRAH, 20.03.047.; Helly OCKTILIA; MILLY MILDAWATI
    AZIZAH NISA AZZAHRAH, 20.03.047. Implementasi Program Tagana Masuk Sekolah dalam Mitigasi Bencana di SMPN 3 Kabupaten Subang, Program Sarjana Terapan Sosial, Juli 2024, Dosen Pembimbing: Helly OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI Implementasi merupakan proses penerapan atau pelaksanaan rencana kebijakan yang telah dirancang sebelumnya yang meliputi komunikasi, sumberdaya, disposisi dan struktur birokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Tagana Masuk Sekolah di SMPN 3 Cipunagara Kabupaten Subang. Studi ini juga berupaya memberikan gambaran rinci mengenai implementasi Program Tagana Masuk Sekolah di SMPN 3 Cipunagara Kabupaten Subang, mencakup: (1) aspek komunikasi, (2) aspek sumberdaya, (3) aspek disposisi, dan (4) aspek struktur birokrasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Melalui pendekatan kualitatif, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terkait implementasi program yang telah dilaksanakan. Pemilihan informan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan di teliti. Teknik analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer hasil wawancara secara mendalam (in-depth interview) dan data sekunder, reduksi data, dan sajian data kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan program masih memiliki beberapa permasalahan yang ditemukan khusunya pada aspek sumberdaya dan aspek struktur birokrasi. Adapun usulan program yang dibuat oleh peneliti untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan Program Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan serta Pengembangan Jaringan Kerjasama dalam Program Tagana Masuk Sekolah di Kabupaten Subang. Kata Kunci: Tagana Masuk Sekolah, Mitigasi, Implementasi ABSTRACT AZIZAH NISA AZZAHRAH, 20.03.047. Implementation of the Tagana School Entry Program in Disaster Mitigation at SMPN 3 Subang Regency. Thesis Social Applied Undergraduate Program, July 2024, Lecture: Helly OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI Implementation is the process of implementing or executing a previously designed policy plan which includes communication, resources, disposition and bureaucratic structure. This research aims to find out how the Tagana School Entry Program is implemented at SMPN 3 Cipunagara, Subang Regency. This study also seeks to provide a detailed description of the implementation of the Tagana School Entry Program at SMPN 3 Cipunagara, Subang Regency, including: (1) communication aspects, (2) resource aspects, (3) disposition aspects, and (4) bureaucratic structure aspects. This research uses a qualitative method with a descriptive design. Through a qualitative approach, researchers can gain a deeper understanding regarding the implementation of the programs that have been implemented. Selection of informants using the Purposive Sampling technique is sampling using certain considerations according to the desired criteria to be able to determine the number of samples to be studied. The data analysis technique is carried out by collecting primary data from in-depth interviews and secondary data, data reduction, and presenting the data and then drawing conclusions. The results of the research show that in implementing the program there are still several problems found, especially in the resource aspect and bureaucratic structure aspect. The proposed program made by researchers to overcome this problem is the Knowledge and Skills Improvement Program and Collaboration Network Development in the Tagana School Entry Program in Subang Regency. Keyword : Tagana Goes to School, Disaster, Implementation
  • Item
    Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari pada BBPPKS Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) AKHMAD SULTHON, 20.03.025.; Suharma; Fachry Arsyad
    AKHMAD SULTHON, 20.03.025. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari pada BBPPKS Bandung. Pembimbing: Suharma dan Fachry Arsyad Program bantuan sosial merupakan alternatif untuk mengatasi kemiskinan, namun disisi lain terdapat fenomena ketergantungan terhadap bantuan yang dberikan. Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) merupakan program merupakan salah satu program dari Kementerian Sosial RI dengan maksud untuk mengurangi ketergantungan terhadap Bantuan Sosial melalui usaha yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari kondisi sosial ekonomi keluarga penerima manfaat program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari yang diukur melalui aspek dari kondisi sosial ekonomi yaitu: (1) partisipasi sosial; (2) pendidikan; (3) kesehatan; (4) pendapatan; (5) pekerjaan; (6) rumah tinggal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif pendekatan deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) wawancara mendalam; (2) observasi; dan (3) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi keluarga penerima manfaat program PENA Berdikari secara keseluruhan sesuai dengan aspek dari kondisi sosial ekonomi. Namun, dalam beberapa aspek ditemukan permasalahan diantaranya: 1) Kurangnya Keterlibatan Penerima Manfaat Program PENA Berdikari dalam organisasi sosial dan 2) Kurangnya Dukungan Orang Tua dalam Bentuk Pendidikan Informal Terhadap Pendidikan Anak. Berdasarkan hasil analisa masalah tersebut peneliti memberikan usulan program dalam rangka meningkatkan kondisi sosial ekonomi terutama pada aspek partisipasi dan pendidikan KPM PENA Berdikari. Adapun nama program usulan “Peningkatan Kapasitas KPM Program PENA”. Tujuan umum dari usulan program yaitu meningkatkan aspek partisipasi sosial dan pendidikan pada kondisi sosial ekonomi dari KPM PENA Berdikari. Diharapkan usulan program mampu meningkatkan kondisi sosial ekonomi penerima manfaat dimana hal ini selaras dengan tujuan dari program PENA. Kata Kunci: Kondisi Sosial Ekonomi, Program PENA, PENA Berdikari ABSTRACT AKHMAD SULTHON, 20.03.025. Socio Economic Condition Beneficiary Families Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari Program at BBPPKS Bandung Supervisors: Suharma dan Fachry Arsyad Social assistance programs are an alternative to overcome poverty, but on the other hand there is a phenomenon of dependence on the assistance provided. The Pahlawan Ekonomi Nusantara Program (PENA) is one of the programs of the Indonesian Ministry of Social Affairs with the intention of reducing dependence on Social Assistance through sustainable businesses. This research aims to obtain an overview of the socio-economic conditions of the beneficiary families of the Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Berdikari program as measured by the aspects of socio-economic conditions, including: (1) social participation; (2) education; (3) health; (4) income; (5) employment; (6) housing. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive approach. The total number of informants in this research is 6 people with the technique of determining informants using purposive sampling. The data collection techniques used are: (1) in-depth interviews; (2) observation; and (3) study documentation. The results showed that the socio-economic conditions of the beneficiary families of the PENA Berdikari program were overall in accordance with the aspects of socio-economic conditions. However, in some aspects, problems were found including: 1) Less involvement in social organizations and 2) Less of Informal Education for Children's Education. Based on the results of the problem analysis, researchers propose a program to improve socio-economic conditions, especially in the aspects of participation and education of PENA Berdikari beneficiaries. The name of the proposed program is “Increasing the Capacity of KPM PENA Berdikari”. The general objective of the proposed program is to improve aspects of social participation and education in the socio-economic conditions of KPM PENA Berdikari. It is hoped that the proposed program will be able to improve the socioeconomic conditions of the beneficiaries, which is in line with the objectives of the PENA program. Keywords: Socio Economic Conditions, PENA Program, PENA Berdikari
  • Item
    Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) Pada Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) LIDIA AGNES CLARITA, 20.03.053.; SUHARMA; FACHRY ARSYAD
    LIDIA AGNES CLARITA, 20.03.053. Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) Pada Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Dosen Pembimbing: SUHARMA dan FACHRY ARSYAD. Program Keluarga Harapan (PKH), merupakan salah satu program yang ditujukan untuk menngkatkan kondisi sosial ekonomi Keluarga Penerima Manfaat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memberika gambaran yang komperhensif tentang: (1) kondisi pendidikan Keluarga Penerima Manfaat, (2) keterlibatan terhadap kegiatan kemasyarakatan Keluarga Penerima Manfaat, (3) kondisi pekerjaan Keluarga Penerima Manfaat, dan (4) kondisi rumah tempat tinggal Keluarga Penerima Manfaat program Keluarga Harapan di Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif deskriptif. Sumber yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah 1.221 keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) Pada Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati Kelurahan Binong, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik menurut Slovin. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Alat ukur penelitian rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah validitas muka (face validity), uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha > 0,60 (reliabel) dengan bantuan Software Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonomi Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) terletak pada kelas menengah dengan skor rata-rata jawaban mayoritas responden pada semua kondisi memiliki nilai 2.875, hal tersebut masih dapat ditingkatkan dalam rangka memberikann kesejahteraan serta kemandirian ekonomi secara lebih baik. Oleh karena itu, disusulkan program “Langkah Maju Bersama”. Kata kunci : Keluarga Penerima Manfaat, Kondisi Pendidikan, Keterlibatan Kemasyarakatan, Pekerjaan, Kondisi Tempat Tinggal ABSTRCT LIDIA AGNES CLARITA, 20.03.053. Socioeconomic Conditions of Beneficiary Program Keluarga Harapan (PKH) in Binong Jati Creative Knitting Tourism Village, Binong Village, Batununggal District, Bandung City. Supervisors: SUHARMA and FACHRY ARSYAD. Program Keluarga Harapan (PKH), is one of the programs aimed at improving the socio-economic conditions of beneficiary families. The purpose of this study is to provide a comprehensive picture of: (1) the education condition of the beneficiary families, (2) the involvement in community activities of the beneficiary families, (3) the employment condition of the beneficiary families, and (4) the housing condition of the beneficiary families in the Kampung Wisata Kreatif Rajut Binong Jati, Binong Village, Batununggal Subdistrict, Bandung City. The research method used was descriptive quantitative. The sources used were primary and secondary sources. The population in this study were 1,221 beneficiary families of the Family Hope Program (PKH) in the Binong Jati Creative Knitting Tourism Village, Binong Village, Batununggal District, Bandung City. The sampling technique in this study was the technique according to Slovin. Data collection techniques using questionnaires and documentation studies. Rating scale research measurement tool. Data collection techniques using questionnaires and documentation studies. Rating scale research measurement tool. The validity test used is face validity, the reliability test uses Cronbach's Alpha> 0.60 (reliable) with the help of Statistical Product and Service Solution (SPSS) software. The results showed that the socio-economic conditions of the Beneficiary Families of the Family Hope Program (PKH) are located in the middle class with the average score of the majority of respondents' answers in all conditions having a value of 2,875, this can still be improved in order to provide better welfare and economic independence. Therefore, the “Step Forward Together” program is proposed. Keywords: Beneficiary Families, Education Condition, Community Involvement, Employment, Living Conditions
  • Item
    Pemberdayaan Keluarga Miskin Melalui Program Urban Farming di Kecamatan Rancasari Kota Bandung,
    (Perpustakaan, 2024-10-10) JAZZICA LUTFI LEMBONG, 20.03.066.; HELLY OCKTILIA; MILLY MILDAWATI
    JAZZICA LUTFI LEMBONG, 20.03.066. Pemberdayaan Keluarga Miskin Melalui Program Urban Farming di Kecamatan Rancasari Kota Bandung, SKRIPSI Program Sarjana Terapan Sosial, Juni 2024, Dosen Pembimbing: HELLY OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI. Penelitian ini berjudul Pemberdayaan Keluarga Miskin Melalui Program Urban Farming di Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Kemiskinan di kota metropolitan seperti Bandung menjadi masalah yang kompleks untuk dipecahkan. Upaya pemerintah untuk menekan angka kemiskinan di Kecamatan Rancasari Kota Bandung melalui Urban Farming. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran program Urban Farming dalam menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan, meningkatkan kemampuan keluarga miskin dalam membangun kemdanirian, dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif. Melalui pendekatan kualitatif, peneliti dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terkait strategi pemberdayaan yang telah di laksanakan. Pemilihan informan menggunakan teknik Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel dengan menggunakan beberapa pertimbangan tertentu sesuai dengan kriteria yang diinginkan untuk dapat menentukan jumlah sampel yang akan di teliti. Teknik analisis data dilakukan dengan cara pengumpulan data primer hasil wawancara secara mendalam (in- depth interview) dan data sekunder, reduksi data, sajian data kemudian penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaannya masih memiliki beberapa permasalahan yang ditemukan khususnya pada pendampingan dan peserta yang mengikuti program urban farming ini. Adapun usulan program yang dibuat oleh peneliti untuk mengatasi permasalah tersebut yaitu dengan program Peningkatan Kapasitas Bagi Peserta Urban Farming Dalam Bercocok Tanam di Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Kata Kunci: Urban Farming, Masyarakat Miskin, Pemberdayaan ABSTRACT JAZZICA LUTFI LEMBONG, 20.03.066. Empowerment Of Poor Families Through The Urban Farming Program In Rancasari District, Bandung City, Thesis Social Applied Undergraduate Program, June 2024, Lecture: HELLY OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI. This research is entitled Empowerment Poor Families Through the Urban Farming Program in Rancasari District, Bandung City. Poverty in a metropolitan city like Bandung is a complex problem to solve. The government's efforts to reduce poverty rates in Rancasari District, Bandung City through Urban Farming. This research aims to obtain an overview of the Urban Farming program in creating an enabling atmosphere or climate, increasing the ability of poor families to build independence, dan creating mutually beneficial partnerships. This research uses a qualitative method with a descriptive design. Through a qualitative approach, researchers can gain a deeper understdaning of the empowerment strategies that have been implemented. Selection of informants using the Purposive Sampling technique is sampling using certain considerations according to the desired criteria to be able to determine the number of samples to be studied. The data analysis technique is carried out by collecting primary data from in-depth interviews dan secondary data, data reduction, data presentation dan then drawing conclusions. The results of the research show that in its implementation there are still several problems found, especially in the assistance dan participants who take part in this urban farming program. The proposed program made by researchers to overcome this problem is the Capacity Building program for Urban Farming Participants in Cultivation in Rancasari District, Bandung City. Keyword: Urban Farming, Poor People, Empowerment
  • Item
    Implementasi Penanggulangan Bencana berbasis Masyarakat melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang, Politeknik Kesejahteraan Sosial, Skripsi Program Sarjana Terapan Sosial, Juni 2024,
    (Perpustakaan, 2024-10-10) ELIYA PERMATASARI, 20.03.060.; HELLY OCKTILIA; MILLY MILDAWATI
    ELIYA PERMATASARI, 20.03.060. Implementasi Penanggulangan Bencana berbasis Masyarakat melalui Kampung Siaga Bencana di Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang, Politeknik Kesejahteraan Sosial, Skripsi Program Sarjana Terapan Sosial, Juni 2024, Dosen Pembimbing: HELLY OCKTILIA dan MILLY MILDAWATI. Desa Sukakerti merupakan salah satu desa yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi. Hal ini mendasari terbentuknya kampung siaga bencana di desa Sukakerti. Kampung siaga bencana di desa Sukakerti telah terbentuk sejak September 2023. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan berbagai aspek penerapan penanggulangan bencana berbasis masyarakat di kampung siaga bencana: 1) Komunikasi; 2) Sumber daya; 3) Disposisi; 4) Struktur birokrasi. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Penentuan subjek penelitian ini menggunkaan teknik purposive dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion. Pemeriksaan validitas data menggunakan triangulasi. Hasil penelitian dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian daya dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui kampung siaga bencana di desa Sukakerti kecamatan Cisalak kabupaten Subang masih memiliki beberapa masalah. Sumber daya, yang terdiri dari sumber daya manusia, anggaran, peralatan, dan kewenangan, adalah satu dari keempat aspek yang diteliti yang masih belum mencapai tingkat optimal. Berdasarkan analisis masalah dan kebutuhan yang ditemukan, peneliti merekomendasikan sebuah program yaitu “Revitalisasi kampung siaga bencana desa Sukakerti”. Kata kunci: Implementasi, Penanggulangan Bencana, Kampung Siaga Bencana ABSTRACT ELIYA PERMATASARI, 20.03.060. Implementation of Community-based Disaster Management through Disaster Preparedness Village in Sukakerti Village, Cisalak District, Subang Regency, Social Welfare Polytechnic, Bachelor of Applied Social Sciences Program, June 2024, Lecturers: HELLY OCKTILIA and MILLY MILDAWATI. Sukakerti Village is one of the villages that has a high level of disaster vulnerability. This underlies the formation of a disaster preparedness village in Sukakerti village. The disaster preparedness village in Sukakerti village has been established since September 2023. The purpose of this research is to explain various aspects of the implementation of community-based disaster management in the disaster preparedness village: 1) Communication; 2) Resources; 3) Disposition; 4) Bureaucratic structure. The type of approach used is a descriptive qualitative approach. Determination of the subject of this research using purposive and snowball sampling techniques. The data collection techniques used were indepth interviews, observation, documentation studies and focus group discussions. Data validity checks using triangulation. The results were analyzed using data reduction, power presentation and conclusion drawing. The results showed that the implementation of community-based disaster management through disaster preparedness villages in Sukakerti village, Cisalak sub-district, Subang district still has several problems. Resources, which consist of human resources, budget, equipment and authority, are one of the four aspects studied that still have not reached the optimal level. Based on the analysis and needs found, the researcher recommends a program, namely "Revitalization of the Sukakerti village disaster preparedness village". Keywords: Implementation, Disaster Management, Disaster Preparedness Village
  • Item
    Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam Penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) FITRI FADILLAH, 20.03.013.; SURADI; ATIRISTA NAINGGOLAN
    FITRI FADILLAH, 20.03.013. The Effectiveness of the Integrated Service and Referral System (SLRT) Program in Handling Poverty in Pacitan District. Supervised by SURADI and ATIRISTA NAINGGOLAN This research aims to evaluate the effectiveness of the Integrated Service and Referral System (SLRT) program in addressing poverty in Pacitan Regency based on aspects of target accuracy, socialization, objectives, and monitoring. The SLRT program is designed to provide social services by identifying problems and needs of the poor and vulnerable, and to provide access to social security programs. This study uses a qualitative descriptive method with informants selected through purposive sampling. Data were collected through in-depth interviews, observation, and document studies, and their validity was tested using technique and source triangulation. The results showed that the target accuracy aspect was effective because SLRT succeeded in accommodating complaints and providing access to social security programs to the poor and vulnerable. However, the socialization aspect was less effective because the implementation of socialization did not directly involve the beneficiaries. The objective aspect was effective with the realization of access for the poor to multiple programs. The monitoring aspect was not effective due to the lack of community involvement. In conclusion, the effectiveness of the SLRT program in addressing poverty has not been fully achieved due to constraints in the socialization and monitoring aspects. To address these issues, the researchers propose the "SLRT Team Effectiveness Improvement Program in Socialization and Monitoring Activities through Online Platforms" with the aim of enhancing the capacity of the SLRT team in providing services and access to social security programs for the poor. Keywords: Integrated Service and Refferral System (SLRT), Poverty, Access ABSTRAK FITRI FADILLAH, 20.03.013. Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam Penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan. Dibimbing oleh SURADI dan ATIRISTA NAINGGOLAN Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi Efektivitas Program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) dalam penanganan Kemiskinan di Kabupaten Pacitan berdasarkan aspek ketepat sasaran, sosialisasi, tujuan, dan pemantauan, Program SLRT dirancang untuk memberikan pelayanan sosial dengan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan masyarakat miskin dan rentan miskin, serta memberikan akses terhadap program jaminan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan informan yang dipilih melalui purposive sampling. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, serta diuji kelayakannya menggunakan triangulasi teknik dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek ketapat sasaran sudah efektif, karena SLRT berhasil menampung keluhan dan memberikan akses program jaminan sosial kepada masyarakat miskin dan rentan miskin. Namun, aspek sosialisasi masih kurang efektif, karena pelaksanaan sosialisasi belum melibatkan masyarakat penerima manfaat secara langsung. Aspek tujuan sudah efektif dengan terealisasikannya akses masyarakat miskin terhadap multi program. Aspek pemantauan belum efektif karena minimnya keterlibatan masyarakat. Kesimpulannya, efektivitas program SLRT dalam penanganan kemiskinan belum sepenuhnya tercapai karena kendala pada aspek sosialisasi dan pemantauan. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mengusulkan ”Program Peningkatan Efektivitas Tim SLRT dalam Kegiatan Sosialisasi dan Pemantauan melalui Platform Online” dengan tujuan meningkatkan kapasitas tim SLRT dalam memberikan layanan dan akses kepada masyarakat miskin terhadap program jaminan sosial. Kata Kunci: Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu(SLRT), Kemiskinan, Akses
  • Item
    Peran Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Tingkat Kabupaten dalam Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Ancaman Bencana Banjir di Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) ERLANG ADHI NEGARA, 20.03.116.; DECKY IRIANTI; VERSANUDIN HEKMATYAR
    ERLANG ADHI NEGARA, 20.03.116. The Role of Taruna Siaga Bencana (TAGANA) in Community Preparedness for Flood Disaster Threats in Purwoasri Village, Kebonagung District, Pacitan Regency. Supervised by DECKY IRIANTI and VERSANUDIN HEKMATYAR. Flooding is one of the most frequent disasters in Indonesia and is the responsibility of both the government and the community to address. Purwoasri Village in Kebonagung District, Pacitan Regency, has a high flood disaster risk index, making community involvement through the formation of Taruna Siaga Bencana (TAGANA) essential. TAGANA are trained social volunteers or Social Welfare Workers (TKS) from the community who are active in flood disaster management. This study aims to provide a comprehensive overview of the role of TAGANA in community preparedness for floods in Purwoasri Village, based on Minister of Social Affairs Regulation Number 29 of 2012 concerning TAGANA. The research employs a descriptive qualitative method with purposive sampling to select informants, including TAGANA members, village officials, and residents of Purwoasri Village. Data collection was conducted through observation, in-depth interviews, and documentation studies. The results show that the role of TAGANA in Purwoasri Village is not yet optimal, with issues such as lack of disaster data updates, passive participation of TAGANA members in outreach activities, limited number of TAGANA members, insufficient understanding of disaster management among KSB administrators, and the absence of standard operating procedures (SOP) for flood management. To address these issues, the researcher proposes the "TAGANA BERDAYA Program" aimed at enhancing the capacity of TAGANA and disaster stakeholders in Purwoasri Village, Kebonagung District, Pacitan Regency, in disaster management. Keywords: TAGANA, Community Preparedness, Flood Disaster ABSTRAK ERLANG ADHI NEGARA, 20.03.116. Peran Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Tingkat Kabupaten dalam Kesiapsiagaan Masyarakat Menghadapi Ancaman Bencana Banjir di Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Dibimbing oleh DECKY IRIANTI dan VERSANUDIN HEKMATYAR Banjir merupakan salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia dan menjadi tanggung jawab pemerintah serta masyarakat untuk menanggulanginya. Desa Purwoasri di Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan, memiliki indeks potensi rawan bencana banjir yang tinggi, sehingga keterlibatan masyarakat melalui pembentukan Taruna Siaga Bencana (TAGANA) sangat diperlukan. TAGANA adalah relawan sosial terlatih atau Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS) yang berasal dari masyarakat dan aktif dalam penanggulangan bencana banjir. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran komprehensif mengenai peran TAGANA dalam kesiapsiagaan masyarakat menghadapi banjir di Desa Purwoasri berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 29 Tahun 2012 tentang TAGANA. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik purposive sampling untuk menentukan informan, yang meliputi anggota TAGANA, perangkat desa, dan masyarakat Desa Purwoasri. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran TAGANA di Desa Purwoasri belum optimal, dengan masalah yang mencakup kurangnya pembaruan data kebencanaan, keaktifan anggota TAGANA dalam sosialisasi, keterbatasan jumlah anggota, kurangnya pemahaman pengurus KSB mengenai penanggulangan bencana, serta ketiadaan SOP penanggulangan banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti mengusulkan “Program TAGANA BERDAYA” dengan tujuan meningkatkan kapasitas TAGANA dan pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana di Desa Purwoasri, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Kata kunci : TAGANA, Kesiapsiagaan Masyarakat, Bencana Banjir
  • Item
    Pelaksanaan Tugas Pengurus Kampung Siaga Bencana di Desa Gunturmekar Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) MUHAMMAD RIDHWAN HAKIM, 20.03.057; DECKY IRIANTI; VERSANUDIN HEKMATYAR
    MUHAMMAD RIDHWAN HAKIM, 20.03.057, Pelaksanaan Tugas Pengurus Kampung Siaga Bencana di Desa Gunturmekar Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. DECKY IRIANTI dan VERSANUDIN HEKMATYAR Bencana alam adalah kerusakan yang timbul pada pola pola kehidupan normal yang berdampak negatif bagi kehidupan manusia, struktur sosial, serta munculnya kebutuhan masyarakat. Kampung Siaga Bencana merupakan wadah penanggulangan bencana berbasis masyarakat yang dijadikan kawasan/tempat untuk program penanggulangan bencana. Kampung Siaga Bencana sendiri dibentuk dengan maksud untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman dan risiko bencana dengan cara menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan bencana berbasis masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam dan manusia yang ada pada lingkungan setempat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan tugas pengurus Kampung Siaga Bencana (KSB) di Desa Gunturmekar, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang. Desa ini termasuk dalam kawasan rawan bencana dengan topografi perbukitan yang membuatnya rentan terhadap gempa bumi dan tanah longsor. Berdasarkan Permensos Nomor 128 Tahun 2011, tugas pengurus Kampung Siaga Bencana meliputi merencanakan dan menyusun kegiatan kerja, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, menyampaikan laporan pelaksanaan, dan melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mengeksplorasi secara mendalam implementasi tugas- tugas tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengurus Kampung Siaga Bencana Gunturmekar telah melaksanakan beberapa tugas sesuai ketentuan, seperti pembentukan lumbung sosial dan kerjasama dengan organisasi masyarakat setempat. Namun, terdapat kendala dalam pelaksanaan program karena minimnya anggaran dan dukungan sumber daya lokal. Peneliti kemudian memberikan uslan program yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengurus Kampung Siaga Bencana Gunturmekar dalam menjalankan tugas-tugasnya. Studi ini memberikan wawasan mengenai pentingnya partisipasi aktif masyarakat dan penguatan jejaring kerja dalam penanggulangan bencana berbasis komunitas. Kata Kunci: Kampung Siaga Bencana, Desa Gunturmekar, Penanggulangan Bencana, Pelaksanaan Tugas, Metode Kualitatif ABSTRACT MUHAMMAD RIDHWAN HAKIM, 20.03.057, Implementation of Disaster Preparedness Village Management Tasks in Gunturmekar Village, Tanjungkerta District, Sumedang Regency. DECKY IRIANTI and VERSANUDIN HEKMATYAR Natural disasters are damage that arises to normal life patterns that negatively impact human life, social structures, and the emergence of community needs. Disaster Preparedness Village is a community-based disaster management forum that is used as an area/place for disaster management programs. The Disaster Preparedness Village itself was formed with the intention of providing protection to the community from disaster threats and risks by organizing community-based disaster prevention and management activities through the use of natural and human resources in the local environment This research aims to determine the implementation of the duties of the Disaster Preparedness Village (KSB) management in Gunturmekar Village, Tanjungkerta District, Sumedang Regency. This village is included in a disaster-prone area with a hilly topography that makes it vulnerable to earthquakes and landslides. Based on the Minister of Social Affairs Regulation Number 128 of 2011, the duties of the Disaster Preparedness Village management include planning and compiling work activities, evaluating the implementation of activities, submitting implementation reports, and coordinating with stakeholders. This study uses a descriptive qualitative method to explore in depth the implementation of these tasks. The results of the study show that the management of the Gunturmekar Disaster Preparedness Village has carried out several tasks according to the provisions, such as the establishment of social barns and cooperation with local community organizations. However, there are obstacles in the implementation of the program due to the lack of budget and support for local resources. The researcher then provided a program that aims to increase the capacity of the Gunturmekar Disaster Preparedness Village management in carrying out their duties. This study provides insight into the importance of active community participation and strengthening work networks in community-based disaster management. Keywords: Disaster Preparedness Village, Gunturmekar Village, Disaster Management, Task Implementation, Qualitative Method
  • Item
    Implementasi Mitigasi Bencana Pada Program Bersatu Sigap Bencana (BEGANA) PLTGU PT Cikarang Listrindo, Tbk Dalam Menghadapi Ancaman Banjir Di Desa Labansari Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) DENNIA PUTRI HUMAIRA, 20.03.012.; Suharma, S.Sos., MP., Ph.D; Fachry Arsyad, M. Kesos
    DENNIA PUTRI HUMAIRA, 20.03.012. Implementation of disaster mitigation in the United Disaster Alert Program of PT Cikarang Listrindo, Tbk PLTGU in facing the threat of flooding in Labansari Village, East Cikarang District, Bekasi Regency. Suharma, S.Sos., MP., Ph.D & Fachry Arsyad, M. Kesos. This study aims to analyze the implementation of the Bersatu Sigap Bencana (BEGANA) program implemented by PT Cikarang Listrindo, Tbk in facing the threat of flooding in Labansari Village, East Cikarang District, Bekasi Regency. Labansari Village often faces flood risks that have a significant impact on community life and company operations. The BEGANA program was designed as a corporate social responsibility initiative to improve community preparedness and capacity in dealing with flood disasters. The research method used is a qualitative approach with data collection techniques through in-depth interviews, field observations, and document analysis. The results showed that the BEGANA program has succeeded in increasing community awareness and knowledge related to disaster mitigation, as well as providing facilities and infrastructure needed to respond to emergency situations. However, some challenges are still encountered, such as the lack of coordination between the company and the local government, as well as limited resources that affect the implementation of the program. This study concludes that the implementation of the BEGANA program by PT Cikarang Listrindo, Tbk has had a positive impact in improving the preparedness of the Labansari Village community against the threat of flooding. In the future, improvements are needed in the aspects of coordination and resource allocation so that the program can run more effectively and sustainably. Recommendations from this study include strengthening cooperation between the company, government, and community as well as developing a more structured contingency plan. Translated with DeepL.com (free version) Kata kunci: BEGANA, PT Cikarang Listrindo, flood, disaster mitigation, preparedness, Labansari Village. ABSTRAK DENNIA PUTRI HUMAIRA, 20.03.012. Implementasi Mitigasi Bencana Pada Program Bersatu Sigap Bencana (BEGANA) PLTGU PT Cikarang Listrindo, Tbk Dalam Menghadapi Ancaman Banjir Di Desa Labansari Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Suharma, S.Sos., MP., Ph.D & Fachry Arsyad, M. Kesos. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi program Bersatu Sigap Bencana (BEGANA) yang dilaksanakan oleh PT Cikarang Listrindo, Tbk dalam menghadapi ancaman banjir di Desa Labansari, Kecamatan Cikarang Timur, Kabupaten Bekasi. Desa Labansari sering menghadapi risiko banjir yang berdampak signifikan pada kehidupan masyarakat dan operasional perusahaan. Program BEGANA dirancang sebagai inisiatif tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana banjir.Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi lapangan, dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program BEGANA telah berhasil meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terkait mitigasi bencana, serta menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan untuk merespons situasi darurat. Namun, beberapa tantangan masih ditemui, seperti kurangnya koordinasi antara perusahaan dan pemerintah setempat, serta keterbatasan sumber daya yang mempengaruhi pelaksanaan program. Penelitian ini menyimpulkan bahwa implementasi program BEGANA oleh PT Cikarang Listrindo, Tbk telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat Desa Labansari terhadap ancaman banjir. Untuk ke depannya, diperlukan perbaikan dalam aspek koordinasi dan alokasi sumber daya agar program dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Rekomendasi dari penelitian ini termasuk penguatan kerjasama antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat serta pengembangan rencana kontijensi yang lebih terstruktur. Kata kunci: Implementasi, Mitigasi, Begana, Ancaman Banjir
  • Item
    Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage.
    (Perpustakaan, 2024-10-10) RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP.20.03.038; TETA RIASIH; ROSILAWATI
    RAJENDRA PANGGITA VASTHU NRP.20.03.038 (Community Preparedness for Earthquake Disasters in Gedebage District) Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI Preparedness activities are essential in reducing losses, whether material, non-material, or immaterial, from the occurrence of a disaster. Preparedness is one of the activities in the disaster management process, where the entire community can recognize the threats around them and have a plan to face disasters. Based on the 2021 Disaster Risk Assessment (KRB) of Bandung City, Gedebage District is identified as a high-risk area for significant earthquake threats compared to other areas. However, to date, the community in Gedebage District has not shown signs of preparedness for an earthquake disaster. The research design used is quantitative, with descriptive statistical analysis techniques to describe the level of community preparedness in facing an earthquake disaster in Gedebage District. The aspects measured are (a) knowledge about earthquake disasters; (b) preparedness policies and guidelines; (c) emergency response plans; (d) earthquake disaster warning systems; (e) resource mobilization. The population and sample were selected using simple random sampling, with a total of 99 respondents out of 12,217 households in Gedebage District. Data collection techniques included distributing questionnaires, observation, and documentation studies. Research results indicate that overall, the preparedness of the Gedebage District community falls into the "Almost Ready" category. This condition shows that disaster management in the Gedebage District is not yet optimal. The proposed program is "Community Preparedness Program of Gedebage District in Facing Earthquake Disasters (KEMAS HEPI) The activities of this program include: (a) Audience and Coordination Forum; (b) Policy and Guideline Formulation; (c) Creation of Pocket Books, Posters, and Educational Videos; (d) Outreach and Simulation Activities." Keywords: Community Preparedness, Earthquake, Disaster Management ABSTRAK RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP.20.03.038 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Kegiatan kesiapsiagaan menjadi hal yang penting dalam mengurangi kerugian baik secara materi, nonmateri, dan immateriil dari terjadinya suatu bencana. Kesiapsiagaan adalah salah satu kegiatan dalam proses manajemen bencana, di mana suatu kondisi seluruh masyarakat dapat mengenali ancaman yang ada disekitarnya dan memiliki rencana untuk menghadapi bencana. Berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Kota Bandung tahun 2021, menunjukkan bahwa Kecamatan Gedebage menjadi wilayah yang berisiko terjadi ancaman bencana gempa bumi yang besar dibandingkan wilayah lainnya. Sampai saat ini masyarakat di Kecamatan Gedebage belum menunjukkan tanda – tanda kesiapan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu menggambarkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di Kecamatan Gedebage. Adapun aspek yang diukur yaitu (a) pengetahuan tentang bencana gempa bumi; (b) kebijakan dan panduan kesiapsiagaan; (c) rencana tanggap darurat; (d) sistem peringatan bencana gempa bumi; (e) mobilisasi sumber daya. Populasi dan sampel menggunakan simple random sampling berjumlah 99 responden dari 12.217 kepala keluarga di Kecamatan Gedebage. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner, oberservasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Gedebage masuk pada kategori “Hampir siap” Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen bencana di Kecamatan Gedebage belum maksimal. Adapun program yang diusulkan yaitu “Program Kesiapan Masyarakat Kecamatan Gedebage dalam Menghadapi bencana Gempa Bumi (KEMAS HEPI) bentuk kegiatan dari program ini yaitu (a) Forum Audiensi dan Koordinasi; (b) Pembentukan Kebijakan dan Panduan; (c) Pembuatan Buku saku, Poster, dan Video Edukasi; (d) Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi, ” Kata kunci: Kesiapsiagaan Masyarakat, Gempa Bumi, Penanggulangan Bencana