Peran Pendamping dalam Meningkatkan Graduasi Mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Antapani Kota Bandung.
Loading...
Date
2024-08-01
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Perpustakaan
Abstract
SITI NADIAH, 20.03.048. The Role of Facilitators in Improving Independent
Graduation of Beneficiary Families (KPM) of the Family Hope Program (PKH)
in Antapani District, Bandung City. Supervised by ATIRISTA NAINGGOLAN
and SURADI
Program Keluarga Harapan is the provision of conditional social assistance
to poor and vulnerable families and/or individuals who are registered in the
integrated data of the poor handling program. The successful implementation of
the Program Keluarga Harapan (PKH) relies heavily on the role of PKH social
assistants. PKH social assistants play a role and function in facilitation, mediation,
advocacy, education, and motivation for KPM PKH, which is needed to accelerate
the achievement of one of the PKH goals, namely creating behavior change and
independence of KPM PKH. This study aims to provide a comprehensive
description of the role of assistants in increasing the independent graduation of
KPM PKH in Antapani District, Bandung City. This research uses a qualitative
design with descriptive methods, and informants are determined through purposive
sampling techniques. Informants in this study include PKH social assistance
recipients, PKH program implementers, and operational responsibility in the
implementation of PKH in Bandung City. Data collection techniques were
conducted through interviews, observation and documentation studies. The results
showed that the companion's role as a mediator carried out its duties in mediating,
building networks and assisting in the accessibility of resources needed by KPM
PKH. The companion's role as an advocator carried out its duties in resolving
conflicts and providing assistance to KPM PKH. The companion's role as a
facilitator is not optimal because the companion is not routine in monitoring KPM
PKH and the difficulty of the companion to invite KPM in utilizing access to health
facilities. The facilitator's role as an educator is not optimal because the facilitator
does not master the five modules contained in P2K2 and the facilitator is difficult
to change the mindset of KPM which is very dependent on PKH assistance. The
facilitator's role as a motivator is not optimal because the facilitator has difficulty
in increasing the presence of KPM to be involved in P2K2 meetings. Based on these
problems, the researchers proposed a program "Increasing the Capacity of PKH
Facilitators through Gerlang (Gerakan Pendamping Cemerlang)" with the aim
of increasing the capacity of PKH facilitators in optimizing their role in increasing
KPM PKH graduation in Antapani District.
Keywords: Facilitator Role, Independent Graduation, Beneficiary Family (KPM)
ABSTRAK
SITI NADIAH, 20.03.048. Peran Pendamping dalam Meningkatkan Graduasi
Mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan
(PKH) di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Dibimbing oleh ATIRISTA
NAINGGOLAN dan SURADI
Program Keluarga Harapan adalah pemberian bantuan sosial bersyarat kepada
keluarga dan/atau seseorang miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu
program penanganan fakir miskin. Keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga
Harapan (PKH) sangat bergantung pada peran pendamping sosial PKH.
Pendamping sosial PKH berperan dan berfungsi dalam fasilitasi, mediasi, advokasi,
edukasi, dan motivasi bagi KPM PKH, yang diperlukan untuk mempercepat
tercapainya salah satu tujuan PKH, yaitu menciptakan perubahan perilaku dan
kemandirian KPM PKH. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran
komprehensif tentang peran pendamping dalam meningkatkan graduasi mandiri
KPM PKH di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan
desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik
Purposive Sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi Penerima bantuan
sosial PKH, Pelaksana Program PKH, dan Penanggungjawab operasional dalam
pelaksanaan PKH di Kota Bandung. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Peran pendamping sebagai mediator melaksanakan tugasnya dalam melakukan
mediasi, membangun jaringan dan membantu dalam aksesibilitas sumber daya yang
diperlukan oleh KPM PKH. Peran pendamping sebagai advokator melaksanakan
tugasnya dalam menyelesaikan konflik dan melakukan pendampingan kepada KPM
PKH. Peran pendamping sebagai Fasilitator belum optimal dikarenakan
pendamping tidak rutin dalam melakukan pemantauan kepada KPM PKH dan
sulitnya pendamping untuk mengajak KPM dalam pemanfataan pada Akses pada
fasilitas Kesehatan. Peran pendamping sebagai edukator belum optimal
dikarenakan pendamping tidak menguasai kelima modul yang terdapat dalam P2K2
dan pendamping sulit untuk mengubah pola pikir KPM yang sangat bergantung
kepada bantuan PKH. Peran pendamping sebagai motivator belum optimal
dikarenakan pendamping kesulitan dalam meningkatkan kehadiran KPM untuk
terlibat dalam pertemuan P2K2. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti
mengusulkan program “Peningkatan Kapasitas Pendamping PKH melalui
Gerlang (Gerakan Pendamping Cemerlang)” dengan tujuan meningkatkan
kapasitas pendamping PKH dalam mengoptimalkan perannya meningkatkan
graduasi KPM PKH di Kecamatan Antapani.
Kata kunci: Peran Pendamping, Graduasi Mandiri, Keluarga Penerima
Manfaat (KPM)
Description
Keywords
Peran Pendamping, Graduasi Mandiri, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)