Peran Pendamping dalam Meningkatkan Graduasi Mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Antapani Kota Bandung.

Abstract

SITI NADIAH, 20.03.048. The Role of Facilitators in Improving Independent Graduation of Beneficiary Families (KPM) of the Family Hope Program (PKH) in Antapani District, Bandung City. Supervised by ATIRISTA NAINGGOLAN and SURADI Program Keluarga Harapan is the provision of conditional social assistance to poor and vulnerable families and/or individuals who are registered in the integrated data of the poor handling program. The successful implementation of the Program Keluarga Harapan (PKH) relies heavily on the role of PKH social assistants. PKH social assistants play a role and function in facilitation, mediation, advocacy, education, and motivation for KPM PKH, which is needed to accelerate the achievement of one of the PKH goals, namely creating behavior change and independence of KPM PKH. This study aims to provide a comprehensive description of the role of assistants in increasing the independent graduation of KPM PKH in Antapani District, Bandung City. This research uses a qualitative design with descriptive methods, and informants are determined through purposive sampling techniques. Informants in this study include PKH social assistance recipients, PKH program implementers, and operational responsibility in the implementation of PKH in Bandung City. Data collection techniques were conducted through interviews, observation and documentation studies. The results showed that the companion's role as a mediator carried out its duties in mediating, building networks and assisting in the accessibility of resources needed by KPM PKH. The companion's role as an advocator carried out its duties in resolving conflicts and providing assistance to KPM PKH. The companion's role as a facilitator is not optimal because the companion is not routine in monitoring KPM PKH and the difficulty of the companion to invite KPM in utilizing access to health facilities. The facilitator's role as an educator is not optimal because the facilitator does not master the five modules contained in P2K2 and the facilitator is difficult to change the mindset of KPM which is very dependent on PKH assistance. The facilitator's role as a motivator is not optimal because the facilitator has difficulty in increasing the presence of KPM to be involved in P2K2 meetings. Based on these problems, the researchers proposed a program "Increasing the Capacity of PKH Facilitators through Gerlang (Gerakan Pendamping Cemerlang)" with the aim of increasing the capacity of PKH facilitators in optimizing their role in increasing KPM PKH graduation in Antapani District. Keywords: Facilitator Role, Independent Graduation, Beneficiary Family (KPM) ABSTRAK SITI NADIAH, 20.03.048. Peran Pendamping dalam Meningkatkan Graduasi Mandiri Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Dibimbing oleh ATIRISTA NAINGGOLAN dan SURADI Program Keluarga Harapan adalah pemberian bantuan sosial bersyarat kepada keluarga dan/atau seseorang miskin dan rentan yang terdaftar dalam data terpadu program penanganan fakir miskin. Keberhasilan pelaksanaan Program Keluarga Harapan (PKH) sangat bergantung pada peran pendamping sosial PKH. Pendamping sosial PKH berperan dan berfungsi dalam fasilitasi, mediasi, advokasi, edukasi, dan motivasi bagi KPM PKH, yang diperlukan untuk mempercepat tercapainya salah satu tujuan PKH, yaitu menciptakan perubahan perilaku dan kemandirian KPM PKH. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif tentang peran pendamping dalam meningkatkan graduasi mandiri KPM PKH di Kecamatan Antapani Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik Purposive Sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi Penerima bantuan sosial PKH, Pelaksana Program PKH, dan Penanggungjawab operasional dalam pelaksanaan PKH di Kota Bandung. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Peran pendamping sebagai mediator melaksanakan tugasnya dalam melakukan mediasi, membangun jaringan dan membantu dalam aksesibilitas sumber daya yang diperlukan oleh KPM PKH. Peran pendamping sebagai advokator melaksanakan tugasnya dalam menyelesaikan konflik dan melakukan pendampingan kepada KPM PKH. Peran pendamping sebagai Fasilitator belum optimal dikarenakan pendamping tidak rutin dalam melakukan pemantauan kepada KPM PKH dan sulitnya pendamping untuk mengajak KPM dalam pemanfataan pada Akses pada fasilitas Kesehatan. Peran pendamping sebagai edukator belum optimal dikarenakan pendamping tidak menguasai kelima modul yang terdapat dalam P2K2 dan pendamping sulit untuk mengubah pola pikir KPM yang sangat bergantung kepada bantuan PKH. Peran pendamping sebagai motivator belum optimal dikarenakan pendamping kesulitan dalam meningkatkan kehadiran KPM untuk terlibat dalam pertemuan P2K2. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “Peningkatan Kapasitas Pendamping PKH melalui Gerlang (Gerakan Pendamping Cemerlang)” dengan tujuan meningkatkan kapasitas pendamping PKH dalam mengoptimalkan perannya meningkatkan graduasi KPM PKH di Kecamatan Antapani. Kata kunci: Peran Pendamping, Graduasi Mandiri, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Description

Keywords

Peran Pendamping, Graduasi Mandiri, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)

Citation

Collections