Social Worker
Permanent URI for this collection
Browse
Recent Submissions
Item Sikap Siswa Terhadap Pergaulan Bebas di SMA PGII 1 Kota Bandung.(Perpustakaan, 2025-01-13) DEVITA PUTRI OCTIVA, 20.04.150.; Pebimbing EPI SUPIADI; YEANE EM TUNGGADEVITA PUTRI OCTIVA, 20.04.150. Sikap Siswa Terhadap Pergaulan Bebas di SMA PGII 1 Kota Bandung. Pebimbing EPI SUPIADI dan YEANE EM TUNGGA. Sikap siswa terhadap pergaulan bebas di SMA PGII 1 Kota Bandung, mencakup: 1) karakteristik responden, 2) Aspek Kognitif, 3) Aspek afeksi, dan 4) Aspek Konasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif. Sampel yang digunakan sebanyak 72 responden penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner atau angket, dan 2) studi dokumentasi. Adapun alat ukur yang digunakan uji validitas dan uji reliabilitas, maupun pengolahan hasil penelitian menggunakan bantuan Microsoft Excel dan SPSS. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sikap Siswa Terhadap Pergaulan Bebas termasuk dalam kategori “Tinggi” dalam garis kontinum. Urutan skor terbaik dari setiap aspek ditempati oleh aspek kognitif yang masuk kedalam kategori tinggi dalam garis kontinumnya, kemudian aspek afeksi yang termasuk kedalam kategori tinggi namun dibawah aspek kognitif, dan terakhir adalah aspek konasi yang termasuk kedalam kategori tinggi namun paling rendah skornya dibandingkan yang lain. Hasil penelitian ini kemudian dianalisis permasalahan dan kebutuhannya sehingga dirancang sebuah program yang dapat meningkatkan sikap siswa terhadap pergaulan bebas khususnya aspek konasi melalui program Pelatihan Asertif pada siswa-siswi di SMA PGII 1 Kota Bandung. Kata Kunci: Sikap, Pergaulan Bebas, SiswaItem SIKAP GENERASI Z TERHADAP GAYA HIDUP CHILDFREE DI KELURAHAN TELUK PUCUNG KOTA BEKASI SKRIPSI(Perpustakaan, 2025-01-13) PUTRI FARAH SAHIDAH 20.04.328; Dr. Epi Supiadi, M.Si; Dra. Yeane EM. Tungga. MSWPUTRI FARAH DAHIDAH, 20.04.328. Sikap Generasi Z Terhadap Gaya Hidup Childfree Di Kelurahan Teluk Pucung Kota Bekasi. Dosen Pembimbing EPI SUPIADI dan YEANE ELLEN MERRY TUNGGA. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis sikap Generasi Z terhadap gaya hidup chilldfree di Kelurahan Teluk Pucung Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif dan menggunakan sampel sebanyak 189 responden berjenis kelamin perempuan serta berusia 20-24 tahun. Aspek sikap dalam penelitian ini mencakup: 1) Aspek Kognitif, 2) Aspek Afektif, dan 3) Aspek Konatif. Teknik dalam pengumpulan data adalah menggunakan kuesioner atau angket serta studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas Generasi Z setuju dengan pilihan gaya hidup childfree dengan skor aspek kognitif yang lebih tinggi dibandingkan aspek afektif dan aspek konatif. Faktor-faktor seperti kebebasan pribadi, jenjang karir, serta adanya pengaruh media sosial memainkan peran penting dalam membentuk sebuah pandangan Generasi Z terhadap gaya hidup childfree. Sikap ini tentunya mencerminkan pergeseran nilai dan prioritas yang lebih modern serta kesadaran isu global seperti overpopulasi dan krisis lingkungan. Hasil penelitian ini kemudian dianalisis sehingga dirancang sebuah program melalui sebuah dialog dan diskusi bersama serta memberikan sosialisasi dampak jangka panjang, edukasi kesehatan reproduksi, dan ruang bersama pekerja sosial terhadap kesehatan mental melalui program Pilihan Sehat Hidup Sejahtera oleh Generasi Z usia 20-24 tahun di Kelurahan Teluk Pucung Kota Bekasi. Kata kunci: childfree, sikap, Generasi Z, gaya hidupItem PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN STUNTING DI KABUPATEN BURU SELATAN(Perpustakaan, 2025-01-13) ANANTA MUTIARA NYIO 20.04.096; Tuti Kartika, Ph.D; Ahmad Yaneri, SST, M.KesosItem Motivasi Belajar Siswa yang Kecanduan Game Online di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Alamy Kabupaten Subang. Dosen Pembimbing: Krisna Dewi Setianingsih dan Popon Sutarsih.(Perpustakaan, 2024-11-18) MOCHAMAD IVAN FEBRIAN FAJAR, 20.04.243.; Krisna Dewi Setianingsih; Popon SutarsihABSTRAK MOCHAMAD IVAN FEBRIAN FAJAR, 20.04.243. Motivasi Belajar Siswa yang Kecanduan Game Online di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Alamy Kabupaten Subang. Dosen Pembimbing: Krisna Dewi Setianingsih dan Popon Sutarsih. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran motivasi belajar siswa yang kecanduan game online di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Alamy Kabupaten Subang yang meliputi ketekunan dalam belajar, ulet dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar, berprestasi dalam belajar, dan mandiri dalam belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Sumber data diperoleh menggunakan purposive sampling yaitu dua informan siswa, orang tua siswa, teman siswa dan guru. Hasil penelitian motivasi belajar siswa yang kecanduan game online di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Alamy Kabupaten Subang menunjukan bahwa ketekunan siswa dalam belajar kedua siswa tersebut lebih banyak menghabiskan waktu bermain game online sehingga belum optimal dalam me lakukan aktivitas belajar, keuletan dalam menghadapi kesulitan dan kemandirian belajar siswa masih memerlukan orang lain untuk mengingatkan dan membantu mareka, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar kedua siswa hanya memperhatikan mata pelajaran yang diminati saja, dan prestasi dalam belajar kedua siswa belum sesuai . Untuk itu, perlu adanya peningkatan pada motivasi belajar siswa. Sesuai dengan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan sebuah program yaitu: “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa yang Kecanduan Game Online di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Alamy Subang” Kata Kunci: Motivasi Belajar, Siswa, Game OnlineItem Sikap Masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap.(Perpustakaan, 2024-10-23) RAIHAN SYA’BANUR RASYID. 18.04.164.; DWI YULIANI; AYI HARYANIABSTRAK RAIHAN SYA’BANUR RASYID. 18.04.164. Sikap Masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap. Dibimbing oleh DWI YULIANI dan AYI HARYANI Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Berbeda dari penyakit medis lainnya, HIV/AIDS juga dianggap sebagai penyakit sosial, dikarenakan penyakit tersebut lekat dengan cap negatif atau stigma serta perilaku diskriminatif dari masyarakat kepada penderitanya. Hal ini lah yang menjadi cerminan dari Sikap yang dimiliki masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Sikap yang dimiliki masyarakat Kelurahan Karangtalun terhadap ODHA, yang di dalamnya mencakup: karakteristik responden, pengetahuan (Kognitif), perasaan (Afektif), dan perilaku (Konatif). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survey deskriptif. Populasi di dalam penelitian ini merupakan masyarakat Kelurahan Karangtalun sebanyak 8.184 orang dengan kriteria usia 18-56 tahun dan ditentukan menggunakan sampel sebanyak 100 orang dengan teknik cluster sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuisioner dan studi dokumentasi. Alat pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan menggunakan uji validitas isi dan uji reliablitas Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap yang dimiliki masyarakat Kelurahan Karangtalun berada pada kategori atau tingkatan Tinggi dengan Skor Hasil 11.528. Jumlah tersebut diperoleh dari penjumlahan Skor Hasil dari masing-masing aspek Sikap, meliputi: aspek Kognitif dengan skor 5.098 yang berada pada kategori Tinggi, aspek Afektif dengan skor 3.252 yang berada pada kategori Sedang, dan aspek Konatif dengan skor 3.178. Hasil tersebut menujukkan bahwa masyarakat Kelurahan Karangtalun memiliki potensi untuk menghasilkan Sikap yang positif terhadap ODHA. Tetapi bila dilihat dari hasil perolehan skor pada masing-masing aspek Sikap, aspek Afektif berada pada kategori Sedang dibandingkan dengan 2 aspek lainnya yang berada pada kategori Tinggi. Sehingga dengan adanya hal tersebut, peneliti mengusulkan program yang bernamakan “Peningkatan Afek melalui MAPAHA (Masyarakat Pahami HIV/AIDS)” dengan tujuan untuk meningkatkan afek atau perasaan melalui kegiatan penyuluhan sosial dan penyebaran informasi. Kata Kunci: Sikap, Masyarakat, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ABSTRACT RAIHAN SYA’BANUR RASYID. 18.04.164. Attitude of the Community Residents Towards People Living with HIV/AIDS (PLWHA) in Karangtalun Sub-District, North Cilacap District, Cilacap Regency. Under the direction of DWI YULIANI and AYI HARYANI HIV/AIDS is disease that significantly compromise the immnune system of those who have been affected by it. Unlike other medical illnesses, HIV/AIDS is considered as social issue due to negative stigma and discriminative behaviors that community oftenly directs towards those who living with HIV/AIDS. These conditions reflect the overall attitude of the community towards People Living with HIV/AIDS (PLWHA) which also known as Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) in Indonesia. Due to the conditions, the researcher initiates to conduct a research in order to illustrate the community’s attitude who lives as residents in Karangtalun Sub-District towards PLWHA, which focusing on various dimensions, such as: respondent characteristics, knowledge (Cognitive), emotional feelings (Affective), and behavioral responses (Conative). This research is conducted by utilizing quantitative approach and descriptive survey design. The target population consists of 8.184 individuals aged between 18 and 56 years old who live in Karangtalun Sub-District as local residents. Among them, the researcher selected 100 individuals through cluster sampling technique. In this research, the researcher gained data, gathered via questionnaries and documentation studies by utilizing: Likert scale as its measurement tool, content validity as its validity test, and Alpha Cronbach as its reliability test. Based on data, findings indicate that the community’s attitude in Karangtalun Village falls within a High category, with a total score of 11.528. This score comprises of several aspects, such as: Cognitive (5.098, High), Affective (3.252, Moderate), and Conative (3.178). These suggest that the Karangtalun residents significantly possess a huge possibilty to foster positive attitude towards PLWHA. Despite of huge positive possibility, however, the results show that Affective aspect is at Moderate level. The researcher initiates to propose a program in order to improve emotional response through social outreach and information dissemination publicly onto Karangtalun residents. This program is purposely named “Affects Enhancement through MAPAHA”. Keywords: Attitude, Community, People Living with HIV/AIDS (PLWHA)Item Sikap Siswa SMA Pasundan 8 Bandung terhadap Kekerasan Seksual. Program Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan, 2024,(Perpustakaan, 2024-10-16) LIA SAFITRI, 19.04.066.; Abas Basuni; Didiet WidiowatiABSTRAK LIA SAFITRI, 19.04.066. Sikap Siswa SMA Pasundan 8 Bandung terhadap Kekerasan Seksual. Program Studi Pekerjaan Sosial Program Sarjana Terapan, 2024, Dosen Pembimbing Abas Basuni dan Didiet Widiowati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empiris tentang sikap siswa SMA Pasundan 8 Bandung terhadap kekerasan seksual. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif menggunakan survei deskriptif. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMA Pasundan 8 Bandung. Sampel penelitian sebanyak 182 siswa siswa kelas XI dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dengan pertimbangan tertentu. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi dokumentasi, Alat ukur yang digunakan adalah skala likert. Uji validitas dan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan nilai 0.696. Teknik analisis data menggunakan teknik data kuantitatif dalam bentuk tabel dengan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para siswa kelas XI memiliki sikap positif terhadap kekerasan seksual dengan rincian skor aspek pengetahuan (kognitif) sebesar 6.517 atau 81.38%, aspek perasaan (afektif) sebesar 7.024 atau 80.40%, dan aspek kecenderungan berperilaku (konatif) sebesar 7.329 atau 83.89%, hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa cenderung menjauhi dan tidak mendukung terhadap kekerasan seksual. Namun, berdasarkan hasil analisis masalah dan kebutuhan mengenai sikap siswa SMA Pasundan 8 Bandung terhadap kekerasan seksual, menunjukkan bahwa masih terdapat aspek yang memiliki skor rendah yaitu pada aspek perasaan (afektif). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan rekomendasi alternatif program yaitu program penyuluhan pencegahan dan dampak kekerasan seksual. Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan, edukasi mengenai kekerasan seksual dan tanya jawab bersama siswa. Kata kunci: Sikap, Remaja, Kekerasan Seksual ABSTRACT LIA SAFITRI, 19.04.066. Attitudes of Pasundan 8 Bandung High School Students towards Sexual Violence. Social Work Study Program Applied Undergraduate Program, 2024, Supervisor Abas Basuni and Didiet Widiowati. The purpose of this study was to find out an empirical description of the attitudes of students at Pasundan 8 Bandung High School towards sexual violence. The research method used in this research is a quantitative research method using descriptive surveys. The population in this study were all students at SMA Pasundan 8 Bandung. The research sample was 182 class XI students with the sampling technique used was purposive sampling with certain considerations. The data collection technique used was a questionnaire and documentation study. The measuring instrument used was a Likert scale. The validity and reliability test used Cronbach's Alpha with a value of 0.696. The data analysis technique uses quantitative data techniques in table form with frequency distribution. The results showed that class XI students had a positive attitude towards sexual violence with details of the score of knowledge aspect (cognitive) of 6.517 or 81,38%, the feeling aspect (affective) of 7.024 or 80,40%, and the aspect of behavioral tendencies (conative) of 7.329 or 83,89%, these result indicate that students tend to stay away and not support sexual violence. However, based on the results of the problem and needs analysis regarding the attitudes of Pasundan 8 Bandung High School students towards sexual violence, it shows that there are still aspects that have low scores, namely the feeling (affective) aspect. Based on the results of the research conducted, researchers provide alternative program recommendations, namely an outreach program on the prevention and impact of sexual violence. The activities carried out were counseling, education about sexual violence and questions and answers with students. Keywords: Attitudes, Adolescent, Sexual ViolenceItem Kepedulian sosial masyarakat Terhadap Lansia Terlantar Di Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-10-16) Angga Sukma Jati, 19.04.090.; Bambang Indrakentjana; Popon SutarsihABSTRAK Angga Sukma Jati, 19.04.090. Kepedulian sosial masyarakat Terhadap Lansia Terlantar Di Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung Jawa Barat. Dibimbing oleh Bambang Indrakentjana dan Popon Sutarsih. Tujuan penetlitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kepedulian sosial masyrakat terhadap lansia terlantar yang ada di Kelurahan Sadang Serang, yang meliputi pemahaman, empati serta kerjasama masyarakat terhadap lansia terlantar penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan penfekatan deskriptif serta melibatkan 4 informan yang dipilih melalui purposif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan study dokumentasi. Penelitian ini menunjukkan masih kurangnya kepedulian sosial masyarakat terhadap lansia terlantar di Kelurahan Sadang Serang, Kecamatan Coblong, terutama dalam sub aspek sandang, pangan, papan, dan kesehatan. Permasalahan ini disebabkan oleh kurangnya edukasi dan pemahaman masyarakat mengenai lansia terlantar. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti menyarankan program edukasi kepada masyarakat melalui penyuluhan sosial dan pengembangan program kepedulian sosial berkelanjutan. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian sosial masyarakat dan memperbaiki kondisi lansia terlantar di Kelurahan Sadang Serang. Hasil penelitian menunjukan bahwa masih banyaknya masyarakat yang tidak memiliki kepedulian sosial terhadap lansia terlantar, dan hasil pene;itian juga menunjukan bahwa masih banyak lansia terlantar yang tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya. Kata kunci : Kepedulian sosial, masyarakat, lansia terlantar ABTRACT Angga Sukma Jati, 19.04.090. Community Social Concern For Neglected Elderly People In Sadang Serang Village, Coblong District, Bandung City, West Java. Supervised By Bambang Indrakentjana And Popon Sutarsih. The aim of this research is to find out how social concern the community has for neglected elderly people in Sadang Serang Village, which includes understanding, empathy and community cooperation towards neglected elderly people. This research is a qualitative method, with a descriptive approach and involving 4 informants selected purposively. Data collection was carried out by interviews, observation and documentation studies. This research shows that there is still a lack of community social awareness towards neglected elderly people in Sadang Serang Village, Coblong District, especially in the sub-aspects of clothing, food, shelter and health. This problem is caused by a lack of public education and understanding regarding neglected elderly people. To overcome this problem, researchers suggest an educational program for the community through social education and the development of sustainable social care programs. It is hoped that this program can increase community social awareness and improve the condition of neglected elderly people in Sadang Serang Village. The research results show that there are still many people who do not have social concern for neglected elderly people, and the research results also show that there are still many neglected elderly people whose basic needs are not met. Keywords: Social care, community, neglected elderlyItem Kepedulian Sosial Guru Terhadap Kenakalan Remaja di MTs Al-Musaddadiyah Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-10-16) THARISA PUTRI HADIANI, 20.04.112.; Denti Kardeti; Hartono LarasABSTRAK THARISA PUTRI HADIANI, 20.04.112. Kepedulian Sosial Guru Terhadap Kenakalan Remaja di MTs Al-Musaddadiyah Desa Jayaraga Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing : Denti Kardeti dan Hartono Laras. Kepedulian sosial adalah keinginan dan tindakan secara sadar untuk membantu seseorang keluar dari situasi tertentu agar dapat mengatasinya. Penelitian kepedulian sosial guru terhadap kenakalan remaja di MTs Al-Musaddadiyah Garut bertujuan untuk memperoleh gambaran lebih dalam tentang 1) karakteristik informan 2) kepedulian sosial guru terhadap aspek pemahaman 3) kepedulian sosial guru terhadap aspek empati 4) kepedulian sosial guru terhadap aspek kesadaran 5) kepedulian sosial guru terhadap aspek kemampuan. Penelitian ini dilakukan kepada responden yang berjumlah 24 orang dengan teknik sampling jenuh (sensus) serta karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dan kelompok usia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah menyebar angket, studi dokumen, dan wawancara. Uji validitas yang digunakan adalah validitas muka dan pengujian reliabilitas menggunakan metode alpha cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepedulian sosial guru di MTs Al-Musaddadiyah Garut berada pada kategori tinggi. Hal ini diperoleh melalui perolehan skor pada 5 aspek kepedulian sosial. Akan tetapi kepedulian sosial guru terhadap kenakalan remaja pada aspek empati masih belum optimal sehingga peneliti mengusulkan program untuk meningkatkan kepedulian sosial guru pada aspek empati menggunakan metode pekerjaan sosial dengan kelompok (social groupwork) melalui tipe kelompok edukasi (educational group). Analisis kelayakan program yang diusulkan menggunakan teknik analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats). Kata Kunci: Kepedulian sosial, guru, kenakalan remaja. ABSTRACT THARISA PUTRI HADIANI, 20.04.112. Teachers' Social Concern for Juvenile Delinquency at MTs Al-Musaddadiyah Jayaraga Village, Tarogong Kidul District, Garut Regency. Supervisors: Denti Kardeti and Hartono Laras. Social concern is a conscious desire and action to help a person get out of a certain situation in order to overcome it. The research on teachers' social concern for juvenile delinquency at MTs Al-Musaddadiyah Garut aims to obtain a deeper picture of 1) the characteristics of informants, 2) the teacher's social concern for the understanding aspect, 3) the teacher's social concern for the empathy aspect, 4) the teacher's social concern for the awareness aspect, 5) the teacher's social concern for the ability aspect. This study was conducted on 24 respondents with a saturated sampling technique (census) and respondent characteristics based on gender and age group. This study uses descriptive research methods and quantitative approaches. The data sources used are primary data sources and secondary data sources. The data collection techniques carried out are distributing questionnaires, document studies, and interviews. The validity test used is advance validity and reliability testing using the alpha cronbach method. The results of the study show that the level of social concern of teachers at MTs Al-Musaddadiyah Garut is in the high category. This was obtained through the acquisition of scores on 5 aspects of social concern. However, teachers' social concern for juvenile delinquency in the empathy aspect is still not optimal, so the researcher proposes a program to increase teachers' social concern in the empathy aspect using the social groupwork method through the type of educational group. The feasibility analysis of the proposed program uses SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) analysis techniques. Keywords: Social concern, teachers, juvenile delinquencyItem “Dukungan Keluarga Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukm di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung”.(Perpustakaan, 2024-10-16) ILHAM RAMADHAN (NRP 18.04.204); Epi Supiadi; Yeane Ellen Merry TunggaABSTRAK ILHAM RAMADHAN (NRP 18.04.204) “Dukungan Keluarga Terhadap Anak Berhadapan Dengan Hukm di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung”. Dosen Pembimbing : Epi Supiadi dan Yeane Ellen Merry Tungga Skripsi ini memuat hasil penelitian mengenai dukungan keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Karakteristik anak berhadapan dengan hukum, Dukungan psikologis dari orang tua terhadap anak berhadapan dengan hukum, Dukunngan emosional dari orang tua terhadap anak berhadapan dengan hukum, Dukungan penghargaaan keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum, Dukungan informatif keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Objek dalam penelitian ini merupakan populasi yang dijadikan sampel yaitu anak yang berhadapan dengan hukum. Menggunakan teknik probability sampling, menentukan jumlah sampel menggunakan rumus perhitungan sampel dari Slovin menjadikan sample sebanyak 86 orang. Hasil penelitian menunjukan dukungan keluarga terhadap anak berhadapan dengan hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung berada pada kategori sedang. Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Anak Berhadapan Dengan Hukum, Lembaga Pembinaan Kelas Khusus Anak. ABSTRACK ILHAM RAMADHAN (NRP 18.04.204) “Family Support for Children Dealing with Laws at the Class II Children’s Special Guidance Institute Bandung”. Supervisor : Yeane Ellen Merry Tungga dan Epi Supiadi This thesis presents the results of research on family support for children in conflict with the law at the Class II Juvenile Rehabilitation Center in Bandung. The aim of this research is to determine the characteristics of children in conflict with the law, the psychological support from parents for children in conflict with the law, the emotional support from parents for children in conflict with the law, the family's appreciation support for children in conflict with the law, and the informative support from the family for children in conflict with the law. The method used in this research is descriptive quantitative. The objects in this research are the population used as the sample, which is children in conflict with the law. Using probability sampling techniques and determining the sample size using Slovin's formula, a sample size of 86 individuals was obtained. The research results indicate that family support for children in conflict with the law at the Class II Juvenile Rehabilitation Center in Bandung is in the medium category. Keywords: Family Support, Children in Conflict with the Law, Juvenile Rehabilitation CenterItem Kepercayaan Diri Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang(Perpustakaan, 2024-10-16) Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144.; Aep Rusmana; PribowoABSTRACT Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144. Self-Confidence of Correctional Clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang, Supervised by Aep Rusmana and Pribowo Self-confidence is the belief in one’s own abilities, unaffected by others, enabling one to act according to their own will, feel joyful, optimistic, sufficiently tolerant, and responsible. Strong self-confidence allows individuals to take appropriate risks, face failures with optimism, and interact confidently with others. This study aims to determine the level of self-confidence of correctional clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang based on the following aspects: 1) confidence in one’s abilities, 2) optimism, 3) objectivity, 4) responsibility, and 5) rationality and realism. The method used is descriptive quantitative research. Data collection techniques used are: 1) questionnaires and 2) documentation studies. The research was analyzed using descriptive statistical data analysis with SPSS Software. The reliability test of the self-confidence instrument was calculated using the Cronbach Alpha formula and yielded a coefficient value of 0.924. The results of the study on 32 correctional clients showed that the level of self-confidence was at the highest category, namely in the “medium” category with 59.38% (19 correctional clients). Furthermore, in the “low” category, there were 18.75% (6 correctional clients), “high” category 9.38% (3 correctional clients), “very high” category 6.25% (2 correctional clients), and “very low” category 6.25% (2 correctional clients). Based on the average value of 135.9375, the self-confidence of correctional clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang falls into the “medium” category. Based on the results of the study, the researcher proposes a Work and Entrepreneurship Training Program for Correctional Clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang. Keywords: Self-Confidence, Correctional Clients, Correctional Center ABSTRAK Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144. Kepercayaan Diri Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang, Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Pribowo. Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Kepercayaan diri yang kuat memungkinkan individu untuk mengambil risiko yang sesuai, mengatasi kegagalan dengan optimisme, dan berinteraksi dengan orang lain dengan percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang dilihat dari aspek: 1) keyakinan atas kemampuan diri sendiri, 2) optimisme, 3) objektivitas, 4) bertanggungjawab, dan 5) rasional dan realistis. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner dan 2) studi dokumentasi. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif menggunakan Software SPSS. Uji reliabilitas instrumen kepercayaan diri dihitung menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh nilai koefisien 0,924. Hasil penelitian terhadap 32 klien pemasyarakatan menunjukan bahwa tingkat kepercayaan diri berada pada kategori paling tinggi yaitu pada kategori , “sedang” sebanyak 59,38% (19 klien pemasyarakatan). Selanjutnya pada kategori “rendah” sebanyak 18,75% (6 klien pemasyarakatan) “tinggi” sebanyak 9,38% (3 klien pemasyarakatan),“sangat tinggi” sebanyak 6,25% (2 klien pemasyarakatan) dan “sangat rendah” sebanyak 6,25% (2 klien pemasyarakatan). Berdasarkan nilai rata-rata sebesar 135,9375, kepercayaan diri klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang berada pada kategori “sedang”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Pelatihan Kerja dan Wirausaha Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang. Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Klien Pemasyarakatan, Balai PemasyarakatanItem Evaluasi Kinerja Pendamping Program Pahlawan Ekonomi Nusantra Kementerian Sosial dalam Wirausaha di Kabupaten Bandung Barat.(Perpustakaan, 2024-10-16) M ALSHEVA SETYA ARDHANA PUTRA, 20.04.067.; AEP RUSMANA; ERI SUSANTOABSTRAK M ALSHEVA SETYA ARDHANA PUTRA, 20.04.067. Evaluasi Kinerja Pendamping Program Pahlawan Ekonomi Nusantra Kementerian Sosial dalam Wirausaha di Kabupaten Bandung Barat. Dibimbing oleh AEP RUSMANA dan ERI SUSANTO. Kinerja Pendamping adalah merupakan salah satu penentuan pencapaian tujuan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara dan terkait dengan kompetensi yang dimiliki pendamping program pahlawan ekonomi nusantara. Berdasarkan hal tersebut peneliti mendorong mencoba mengambarkan dan menjelaskan kompetensi yang dimiliki pendamping berdasarkan kinerja hasil kerjanya di Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan menggambarkan proses kinerja pendamping terhadap program pena dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia, namun penulis berfokus pada satu wilayah yakni Kabupaten Bandung Barat, Kemiskinan adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan hidup secara memadai baik secara jasmani, rohani, maupun sosial, dapat berakibat pada kemiskinan, ketertinggalan, kelaparan, ketunaan sosial, keterasingan, dan perubahan lingkungan. Penanggulangan kemiskinan dapat dicapai melalui keempat jalur strategis, yaitu ekspansi kesempatan, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kapasitas, dan proteksi sosial, dapat menjadi landasan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini mengambil respoden yang terdiri dari kelompok pelaksana program dan kelompok penerima program Metodepengumpulan data dilakukan dengan cara teknik angket, dokumentasi, observasi. Analisis data bersifat deskritif. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pelaksanaan Pendamping Terhadap Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) di Kabupaten Bandung Barat 2024 telah berjalan 60 % dapat di katakan cukup baik hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat kurang mampu terbantu dengan adanya program tersebut, sama halnya dengang output dan outcome yang ingin di capai oleh pendamping terhadap program tersebut telah sesuai visi dan misinya dan terlaksanan dengan baik. Kata Kunci :Evaluasi Kinerja Pendamping, PENA, Wirausaha ABSTRACT M ALSHEVA SETYA ARDHANA PUTRA, 20.04.067. Companion of the Nusantara Economic Heroes Program in Entrepreneurship in West Bandung District. Supervised by AEP RUSMANA and ERI SUSANTO. Companion performance is one of the determinants of achieving the goals of the Archipelago Economic Hero Program and is directly tied to the competence of the companion of the Archipelago Economic Hero Program. Based on this, researchers are encouraged to try to describe and explain the competencies possessed by companions based on their work performance in West Bandung Regency.This research is a quantitative study which aims to describe the performance process of companions to the pen program in overcoming poverty in Indonesia, but the author focuses on one area, namely West Bandung Regency. poverty, underdevelopment, hunger, social disadvantage, alienation and environmental change. Poverty reduction can be achieved through four strategic pathways, namely expansion of opportunities, community empowerment, capacity building and social protection, which can be the basis for achieving sustainable development and improving welfare. public. This research took respondents consisting of a group of program implementers and a group of program recipients. Data collection methods were carried out using interview, observation and documentation techniques. Interview techniques were carried out unstructured, using questions as instruments, data collection and observation were used to observe and understand phenomena related to research, with the results of observations recorded by the author. Data analysis is descriptive. The results of the research show that the Implementation of the Facilitator for the Archipelago Economic Heroes Program (PENA) in West Bandung Regency 2024 has gone well, this is proven by the large number of underprivileged communities helped by the program, as well as the output and outcomes that the companion wants to achieve. The program is in accordance with its vision and mission and is being implemented well. Keywords: Companion Performance, PENA, EntrepreneurshipItem Efektivitas Layanan Terpadu Dalam Menangani Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-16) RUTH BUNGARIA LUMBAN GAOL, 20.04175.; DENTI KARDETI; HARTONO LARASABSTRAK RUTH BUNGARIA LUMBAN GAOL, 20.04175. Efektivitas Layanan Terpadu Dalam Menangani Korban Kekerasan Terhadap Perempuan Dan Anak di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bandung, Dibimbing oleh DENTI KARDETI dan HARTONO LARAS. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang efektivitas layanan terpadu dalam menangani korban kekerasan terhadap perempuan dan anak di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Kota Bandung yang aspek-aspeknya meliputi: 1) pencapaian tujuan; 2) integrasi; 3) adaptasi. Jenis pendekatan dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan validitas data menggunakan triangulasi dan diskusi dengan pakar. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelayanan terpadu terhadap korban kekerasan yang diberikan UPTD PPA Kota Bandung masih belum efektif, dari tiga aspek yang diteliti, terdapat dua aspek yang belum efektif yakni pada aspek integrasi dan adaptasi dari layanan terpadu dalam menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak. Berdasarkan analisis dan kebutuhan ditemukan, peneliti merekomendasikan sebuah program berupa “Peningkatan Kapasitas Pegawai UPTD PPA Kota Bandung Tentang Kecepatan Pemberian Layanan dan Sosialisasi di UPTD PPA Kota Bandung”. Kata kunci: Layanan Terpadu, Efektivitas, Korban Kekerasan, Perempuan dan Anak ABSTRACT RUTH BUNGARIA LUMBAN GAOL, 20.04175. The Effectiveness of Integrated Services in Handling Victims of Violence Against Women and Children at the Regional Technical Implementation Unit for the Protection of Women and Children in Bandung City, Supervised by DENTI KARDETI dan HARTONO LARAS. This study aims to describe the effectiveness of integrated services in dealing with victims of violence against women and children in the Bandung City Regional Technical Implementation Unit for the Protection of Women and Children (UPTD PPA), whose aspects include: 1) goal achievement; 2) integration; 3) adaptation. The type of approach and method used in this research is a qualitative approach with descriptive methods. The data collection techniques used were observation, indepth interviews, and documentation studies. Data validity checks using triangulation and discussion with experts. The results of this study were analyzed using data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that integrated services for victims of violence provided by UPTD PPA Bandung City were still not effective, from the three aspects studied, there were two aspects that were not effective, namely in the aspects of integration and adaptation of integrated services in dealing with violence against women and children. Based on the analysis and needs found, the researcher recommends a program in the form of "Increasing the Capacity of UPTD PPA Bandung City Employees Regarding the Speed of Service Delivery and Socialization at UPTD PPA Bandung City". Keywords: Integrated Services, Effectiveness, Victims of Violence, Women and ChildrenItem PERAN PEKERJA SOSIAL PADA PROSES PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL DI SENTRA “NIPOTOWE” PALU.(Perpustakaan, 2024-10-16) ANISA HILDA ROSANIA, 2004129.; Suhendar; NurjanahABSTRAK ANISA HILDA ROSANIA, 2004129. PERAN PEKERJA SOSIAL PADA PROSES PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL DI SENTRA “NIPOTOWE” PALU. Pembimbing: Suhendar dan Nurjanah. Peran pekerja sosial pada proses pengembangan kemandirian penyandang disabilitas intelektual di Sentra “Nipotowe” Palu ditentukan oleh perilaku yang diharapkan oleh Sentra “Nipotowe” Palu terhadap pekerja sosialnya. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran: 1) Peran pekerja sosial sebagai pemungkin, 2) Peran pekerja sosial sebagai pendidik, 3) Peran pekerja sosial sebagai Pemberdaya, 4) Peran pekerja sosial sebagai group facilitator, dan 5) Peran pekerja sosial sebagai penghubung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian sebanyak lima orang yaitu: dua orang pekerja sosial, dua orang penerima manfaat,dan satu orang pengasuh. Penentuan informan menggunakan teknik Purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksa keabsahan data yang digunakan adalah: 1) Uji kredibilitas, 2) Uji Ketergantungan, 3) Uji Kepastian. Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja sosial sudah melaksanakan peran sebagai pendidik, pemungkin, pemberdaya, group facilitator, dan penghubung pada proses pengembangan kemandirian penyandang disabilitas intelektual di Sentra “Nipotowe” Palu. Namun terdapat hambatan dan kendala dari peran pekerja sosial pendidik dan pemungkin. Oleh karena itu diusulkan program “Pengembangan metode pembelajaran efektif terhadap pekerja sosial di Sentra “Nipotowe” Palu” dengan menggunakan metode social group work dengan tipe kelompok educational group. Kata kunci: Peran pekerja sosial, Kemandirian, Disabilitas Intelektual ABSTRACT ANISA HILDA ROSANIA, 2004129. THE ROLE OF SOCIAL WORKERS IN THE PROCESS OF DEVELOPING INDEPENDENCE OF PERSONS WITH INTELLECTUAL DISABILITIES IN THE "NIPOTOWE" CENTER, PALU. Supervisors: Suhendar and Nurjanah. The role of social workers in the process of developing independence for people with intellectual disabilities at the Palu "Nipotowe" Center is determined by the behavior that the Palu "Nipotowe" Center expects of its social workers. The aim of the research is to obtain an overview of: 1) The role of social workers as enablers, 2) The role of social workers as educators, 3) The role of social workers as empowerers, 4) The role of social workers as group facilitators, and 5) The role of social workers as liaisons. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. There were five research informants, namely: two social workers, two beneficiaries and one caregiver. Determining informants using purposive techniques. Data collection techniques use in-depth interviews, observation and documentation studies. The data validity checks used are: 1) Credibility test, 2) Dependability test, 3) Confirmation test. The research results show that social workers have carried out their roles as educators, enablers, empowerers, group facilitators and liaisons in the process of developing independence for people with intellectual disabilities at the "Nipotowe" Center in Palu. However, there are obstacles and obstacles to the role of educational and enabling social workers. Therefore, the program "Development of effective learning methods for social workers at the "Nipotowe" Center in Palu" is proposed using the social group work method with an educational group type. Keywords: Role of social workers, independence, intellectual disabilityItem Pengaruh Pengalaman Bullying Terhadap tingkat Kepercayaan Diri Siswa di Salah Satu Sekolah Swasta Kab.Bandung Barat.(Perpustakaan, 2024-10-16) PUTRI ZAHRAH SALSABILA, 20.04.323.; susilawati; Arini Dwi DeswantiABSTRACT PUTRI ZAHRAH SALSABILA, 20.04.323 The Influence of Bullying Experiences on Students Self-Confidence Levels in One of the Private Schools in West Bandung Regency, Supervised by Susilawati and Arini Dwi Deswanti Bullying is an act of using power to harm a person or group of people, whether verbally, physically or psychologically, which is intentionally carried out by a person or group of people repeatedly and from time to time against a victim. Bullying can affect students' self-confidence to become low. This research aims to obtain an empirical picture of: 1) Knowing the level of bullying experienced by victims in one of the private schools in West Bandung district, 2) Knowing the level of self-confidence in victims in one of the private schools in West Bandung district, 3) Knowing the influence of the level of bullying on the self-confidence of victims in one of the private schools in West Bandung district. The research method used is quantitative descriptive census. This research uses the entire research population or census. This research uses the entire research population or census. The data collection techniques used were: 1) questionnaires and 2) interviews. Test the validity of the measuring instrument using content validity. The research results were analyzed using normality test, linearity test, X and Y correlation coefficient, simple linear regression test, coefficient of determination. The results of research on 30 bullying victims showed that the experience of bullying had an influence on the students' level of self-confidence. Bullying that occurs at this school is in the medium category in the physical, verbal and relational aspects and self-confidence is in the medium category in the aspects of believing in one's abilities, optimistic, responsible and rational and realistic, while in the objective aspect it is in the low category. Based on this research, the researcher designed a proposed training and education program related to bullying behavior in the school using the social group work method with Education, Interpretation, Collaboration techniques. Keywords: Bullying, Self-Confidence, Teenangers ABSTRAK PUTRI ZAHRAH SALSABILA, 20.04.323. Pengaruh Pengalaman Bullying Terhadap tingkat Kepercayaan Diri Siswa di Salah Satu Sekolah Swasta Kab.Bandung Barat, Dibimbing oleh susilawati dan Arini Dwi Deswanti Bullying merupakan salah satu tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik maupun relasional yang disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban. Bullying dapat memengaruhi kepercayaan diri siswa menjadi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang : 1) Mengetahui tingkatan Bullying yang dialami korban di salah satu sekolah swasta kabupaten Bandung Barat, 2) Mengetahui tingkatan kepercayaan diri pada korban di salah satu sekolah swasta kabupaten Bandung Barat, 3) Mengetahui seberapa pengaruh tingkatan bullying terhadap kepercayaan diri korban di salah satu sekolah swasta kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif secara sensus. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi penelitian atau sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner dan 2) wawancara. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas isi (content validity). Hasil penelitian dianalisis dengan uji normalitas, uji linieritas, koefisien korelasi X dan Y, Uji regresi linier sederhana, koefisien determinasi. Hasil penelitian terhadap 30 korban bullying menunjukkan bahwa adanya pengaruh pengalaman bullying terhadap tingkat kepercayaan diri siswa tersebut. Bullying yang terjadi pada sekolah tersebut berada kategori sedang pada aspek fisik, verbal dan relasional serta kepercayaan diri dikategori sedang pada aspek percaya akan kemampuan diri sendiri, optimis, bertanggung jawab dan rasional dan realitis sedangkan pada aspek objektif dikategori rendah. Berdasarakan penelitian tersebut, peneliti merancang usulan program pelatihan dan edukasi terkait dengan perilaku bullying di sekolah tersebut dengan menggunakan Metode social group work dengan teknik Edukasi, Interpretasi, Kolaborasi. Kata Kunci : Bullying, Kepercayaan Diri, RemajaItem Tingkat Kedisiplinan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumur Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) RAFI RABBANI, 20.04.324.; Susilawati; Arini Dwi DeswantiRAFI RABBANI, 20.04.324. Tingkat Kedisiplinan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumur Bandung. Dibimbing oleh Susilawati dan Arini Dwi Deswanti. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai tingkat Kedisiplinan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumur Bandung mencakup 1) ketertiban, 2) kemampuan pengendalian diri dan 3) kemampuan berkonsentrasi. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selain itu menggunakan observasi dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data pendukung yaitu data anak asuh dan profil lembaga. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel jenuh. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif terhadap 39 responden menunjukkan bahwa pada aspek ketertiban yaitu sebanyak 24 (61,5%) anak asuh memiliki tingkat ketertiban yang tinggi, dan sebanyak 15 (38,5%) memiliki tingkat ketertiban yang sedang, pada penyataan no 7 dengan pernyataan tidur tepat waktu sebelum pukul 22.00 WIB merupakan nilai paling rendah pada aspek ketertiban yaitu sebesar 77. Pada aspek kemampuan pengendalian diri yaitu sebanyak 17 (43,6%) responden memiliki tingkat yang tinggi, lalu sebanyak 21 (53,8%) memiliki tingkat yang sedang, dan sebanyak 1 (2,6%) memiliki tingkat kemampuan pengendalian diri yang rendah, pada penyataan no 1 dengan pernyataan menyelesaikan tugas sekola h terlebih dahulu sebelum bermain merupakan nilai paling rendah pada aspek kemampuan pengendalian diri yaitu sebesar 79. Pada aspek kemampuan berkonsentrasi sebanyak 20 (51,2%) responden memiliki tingkat yang tinggi, dan sebanyak 16 (41%) memiliki tingkat yang sedang, dan sebanyak 3 (7,8%) memiliki tingkat kemampuan berkonsentrasi yang rendah, pada penyataan no 3 dengan pernyataan fokus saat memimpin do’a merupakan nilai paling rendah pada aspek kemampuan berkonsentrasi yaitu sebesar 83. Hasil tersebut menunjukkan bahwa anak asuh membutuhkan motivasi dan diberikan peringatan terhadap aturan yang berlaku. Berdasarkan hasil temuan tersebut, peneliti mengusulkan Program Peningkatan Kedisiplinan dengan Token Ekonomi menggunakan metode modifikasi tingkah laku dan reward and punishment menggunakan teknik token ekonomi. Kata Kunci: Kedisiplinan, Anak Asuh, Panti Asuhan ABSTRACT RAFI RABBANI, 20.04.324. The Level of Discipline of Foster Children at the Muhammadiyah Sumur Children's Home in Bandung. Supervised by Susilawati and Arini Dwi Deswanti. This study aims to obtain an empirical picture of the level of Discipline of Foster Children at the Muhammadiyah Sumur Bandung Children's Home includes 1) order, 2) self-control ability and 3) ability to concentrate. The method used is descriptive quantitative. The data collection technique used a questionnaire. In addition, it uses observation and documentation studies to obtain supporting data, namely data on foster children and institutional profiles. The sampling technique used saturated samples. The validity test of the measuring instrument uses face validity. Data analyzed using descriptive statistics on 39 respondents showed that in the aspect of order, namely as many as 24 (61.5%) foster children have a high level of order, and as many as 15 (38.5%) have a moderate level of order, on statement no. 7 with the statement sleeping on time before 22.00 WIB is the lowest value in the aspect of order, which is 77. In the aspect of self-control ability, 17 (43.6%) respondents have a high level, then 21 (53.8%) have a moderate level, and as many as 1 (2.6%) have a low level of self-control ability, in statement no. 1 with the statement completing school assignments first before playing is the lowest value in the aspect of self-control ability which is 79. In the aspect of the ability to concentrate as many as 20 (51.2%) respondents have a high level, and as many as 16 (41%) have a moderate level, and as many as 3 (7.8%) have a low level of ability to concentrate, on statement no. 3 with a statement of focus when leading prayers is the lowest value in the aspect of the ability to concentrate which is 83. These results indicate that foster children need motivation and are given warnings about the rules that apply. Based on these findings, the researcher proposes a Discipline Improvement Program with Economic Tokens using behavior modification methods and reward and punishment using token economy techniques. Keywords: Discipline, Foster Child, OrphanageItem Strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa Tenjolaya Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) SITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128; Ramli; Eni RahayuningsihSITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128 Strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa Tenjolaya Kabupaten Bandung. Dosen pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih. Strategi dalam konteks penelitian ini berfokus pada aspek ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarga menggunakan aspek yang meliputi: 1) strategi aktif, 2) strategi pasif, 3) strategi jaringan. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi menerapkan ketiga aspek tersebut yaitu strategi aktif, dengan melakukan mencari alternatif sumber pendapatan sebagai buruh herbal, buruh cuci gosok, membuka usaha warung dan asisten rumah tangga. Strategi pasif yang dilakukan adalah melakukan penghematan dengan mengurangi pengeluaran seperti biaya sandang, pangan dan papan. Sedangkan strategi jaringan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu seperti meminjam uang kepada tetangga dan memanfaatkan bantuan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif metode deskriptif. Teknik dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Kriteria informan penelitian adalah 5 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dan 1 Fasilitator Desa Tenjolaya. Dalam sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang muncul adalah terkait dengan kesulitan para Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi kurang memaksimalkan potensi diri karena keterbatasan modal, sehingga untuk itu peneliti membuat usulan program untuk . mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti mengusulkan program Meningkatkan Kapasitas Berwirausaha Perempuan Rawan Sosial Ekonomi melalui Pelatihan Keterampilan Kuliner di Desa Tenjolaya dengan metode Community Organization dan Community Development dengan Teknik kolaborasi dan kampanye. Kata Kunci : Strategi, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, Kebutuhan, Keluarga ABSTRACT SITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128 Strategies of Socio-Economically Vulnerable Women in Meeting Family Needs in Tenjolaya Village, Bandung Regency. Supervising lecturers: Ramli and Eni Rahayuningsih. The strategy in the context of this research focuses on economic aspects. This research aims to understand the strategies of socio-economically vulnerable women in meeting their family's needs using aspects that include: 1) active strategies, 2) passive strategies, 3) network strategies. Socio-economically vulnerable women implement all three aspects, namely active strategies, by seeking alternative sources of income as herbal laborers, laundry workers, opening small businesses, and working as domestic helpers. The passive strategy employed is to save by reducing expenses such as clothing, food, and housing costs. Meanwhile, the networking strategy used in this research involves borrowing money from neighbors and utilizing social assistance. The method used in this research is a qualitative approach with a descriptive method. The techniques used in this research include interviews, observations, and document studies. The criteria for research informants are 5 women at risk of socio-economic issues and 1 facilitator from Tenjolaya village. The data sources used are primary data sources and secondary data sources. The research findings indicate that the issues arising are related to the difficulties faced by socio-economically vulnerable women in meeting their daily needs, and that these women are not fully maximizing their potential due to limited capital. Therefore, the researcher has proposed a program to address these problems. Researchers propose a program to Enhance the Entrepreneurial Capacity of Socio-Economically Vulnerable Women through Culinary Skills Training in Tenjolaya Village using Community Organization and Community Development methods with collaboration techniques and campaigns. Keywords: Strategy, Socio-Economically Vulnerable Women, Needs, FamilyItem Bisnis Model Canvas dan Pemberdayaan Perajin Bambu dalam Pengembangan Usaha di Desa Rancakalong Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-15) ADE ARIANSYAH, 20.04.351; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinADE ARIANSYAH, 20.04.351 Business Model Canvas and Empowerment of Bamboo Crafters in Business Development in Rancakalong Village, Sumedang. Supervisors Didiet Widiowati and Ujang Muhyidin. Business Model Canvas (BMC) is a tool used to design, identify, and describe a business. The business model canvas has nine important aspects in planning and developing a business. The focus of this research is to conduct business model canvas training in an effort to increase the knowledge and ability of bamboo crafters in planning and developing a business with the aim to: 1) obtain the initial condition of the bamboo crafters' business based on the nine aspects of the Business Model Canvas (BMC); 2) Develop a design for empowering bamboo crafters; 3) provide an overview of the implementation of the bamboo crafters empowerment design; 4) Provide an overview of the evaluation results and the process of improving the bamboo crafters empowerment design. The method used in this research is Participatory Action Research (PAR) with a qualitative approach. The data collection techniques in this research are: 1) Interview; 2) Observation; 3) Documentation study and; 4) Focus group discussion. Data validity checks researchers use: 1) Extended observation; 2) Increase persistence; 3) Triangulation of sources, time, and data collection techniques. The result of this research is the increased knowledge and understanding of bamboo crafters about the Business Model Canvas and the creation of a business model for business development, especially in the aspect of resources (key resources) utilizing community assets, and in the aspect of partnerships (key partners) based on penta helix. Keywords: Business Model Canvas, Empowerment, Bamboo Crafters, business development ABSTRAK ADE ARIANSYAH, 20.04.351 Bisnis Model Canvas dan Pemberdayaan Perajin Bambu dalam Pengembangan Usaha di Desa Rancakalong Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Bisnis Model Canvas (BMC) merupakan alat yang digunakan untuk merancang, mengidentifikasi, dan menggambarkan suatu usaha. Bisnis model canvas memiliki sembilan aspek penting dalam merencanakan dan mengembangkan usaha. Fokus penelitian ini adalah melakukan pelatihan bisnis model canvas dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perajin bambu dalam merencanakan dan mengembangkan usaha dengan tujuan untuk: 1) memperoleh bagaimana kondisi awal usaha perajin bambu berdasarkan sembilan aspek Bisnis Model Canvas (BMC); 2) Tersusunnya desain pemberdayaan perajin bambu; 3) memberikan gambaran pelaksanaan desain pemberdayaan perajin bambu; 4) Memberikan gambaran hasil evaluasi dan proses penyempurnaan desain pemberdayaan perajin bambu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Partisipatif atau Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Wawancara; 2) Observasi; 3) Studi dokumentasi dan; 4) Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan: 1) Perpanjangan pengamatan; 2) Meningkatkan ketekunan; 3) Triangulasi sumber, waktu, dan teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman perajin bambu tentang Bisnis Model Canvas serta terpetanya model bisnis untuk pengembangan usaha, khususnya pada aspek sumber daya (key resources) memanfaatkan aset komunitas, dan pada aspek kemitraan (key partners) berdasarkan penta helix. Kata Kunci: Bisnis Model Canvas, Pemberdayaan, Perajin Bambu, pengembangan usahaItem Optimalisasi Fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial Berbasis Digital di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-15) FITRI DWI WULANDARI. NRP 20.04.166; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinFITRI DWI WULANDARI. NRP 20.04.166 Optimization of Digital-based Social Welfare Center Functions in Rancakalong Village Sumedang Regency. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Social services are defined as actions to produce, allocate, and distribute social resources to the public. A Social Welfare Center is a governmental social organization established as a one-stop service center for impoverished and vulnerable communities to access necessary information, referrals, data, and services. This study focuses on understanding the process of community empowerment through the Optimization of Digital-Based Social Welfare Center Functions, facilitated directly by the researcher as a program facilitator and companion. The objectives are: 1) Describing the initial conditions of the Social Welfare Center in implementing digital-based social services in Rancakalong Village, Sumedang Regency; 2) Developing a plan for the digital-based social service model at the Social Welfare Center in Rancakalong Village, Sumedang Regency; 3) Obtaining implementation results and development outcomes of digital-based social services at the Social Welfare Center in Rancakalong Village, Sumedang Regency; 4) Improving the perfection of digital-based social services at the Social Welfare Center in Rancakalong Village, Sumedang Regency. The research method used is Participatory Action Research (PAR) with a qualitative approach. Data collection techniques include: 1) In-depth interviews; 2) Observation; 3) Documentary study; 4) Focus Group Discussions (FGD). The researcher ensures data validity through techniques such as prolonged engagement, persistent observation, and triangulation of sources and data collection methods. The outcome of this study indicate that initially, the Social Welfare Center's functions were not operating optimally. Therefore, a plan was developed to optimize its functions through digital-based activities aimed at enhancing the capabilities of administrators and refining as well as developing digital-based services. Based on these research findings, the researcher proposes the establishment of an Official Website for the Social Welfare Center of Rancakalong Village, which could be utilized for the implementation of empowerment programs in the future. Keywords: Social Services, Social Welfare Centers ABSTRAK FITRI DWI WULANDARI. NRP 20.04.166 Optimalisasi Fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial Berbasis Digital di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Pelayanan sosial diartikan sebagai tindakan memproduksi, mengalokasi, dan mendistribusi sumber daya sosial kepada publik. Pusat Kesejahteraan Sosial adalah organisasi sosial yang dibentuk oleh pemerintah sebagai pusat pelayanan satu pintu bagi masyarakat miskin dan rentan miskin dalam mengakses informasi, rujukan, data, dan layanan yang dibutuhkan masyarakat. Dalam penelitian ini fokusnya adalah untuk memperoleh bagaimana proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui program Optimalisasi Fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial Berbasis Digital yang dilakukan langsung oleh peneliti sebagai fasilitator dan pendamping program dengan tujuan tentang: 1) Menggambarkan kondisi awal Pusat Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan pelayanan sosial berbasis digital di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang; 2) Tersusunnya rencana pengembangan model pelayanan sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang; 3) Memperoleh hasil implementasi dan hasil pengembangan pelayanan sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang; 4) Menyempurnakan penyempurnaan pelayanan sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial berbasis digital Pusat Kesejahteraan Sosial di Desa Rancakalong Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : 1) Wawancara mendalam; 2) Observasi; 3) Studi dokumentasi; 4) Focus Group Discussion (FGD). Pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan Credibility (1) Perpanjangan pengamatan) (2) Meningkatkan ketekunan, dan (3) Triangulasi, baik sumber maupun teknik pengumpulan data), Dependability, Transfermability dan Comfirmability. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu pada awalnya fungsi Pusat Kesejahteraan Sosial belum beroperasi secara optimal, sehingga disusun rencana pengoptimalan fungsi yang berbasis digital melalui kegiatan peningkatan kapabilitas pengurus dan penyempurnaan serta pengembangan layanan berbasis digital. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti mengusulkan program Pembentukan Official Website Pusat Kesejahteraan Sosial Desa Rancakalong yang dapat digunakan untuk pelaksanaan program-program pemberdayaan di kemudian hari. Kata kunci: Pelayanan Sosial, Pusat Kesejahteraan SosialItem Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda.(Perpustakaan, 2024-10-15) ALDI MARANATA 20.04.089.; Tuti Kartika; Ahmad YeneriALDI MARANATA 20.04.089. Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda. Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Kemiskinan merupakan isu krusial yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sumedang pada tahun 202, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan signifikan menjadi 0,53 persen atau sekitar 6.370 jiwa. Angka ini menurun drastis dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar 3,11 persen atau 36.820 jiwa. Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang, angka kemiskinan Kabupaten Sumedang pada tahun 2023 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Barat yang mencapai 0,79 persen. Pemerintah Kabupaten Sumedang berkomitmen untuk terus menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai 0 persen pada tahun 2024. Penurunan signifikan sebesar 82,96 persen dari tahun 2022 ke 2023 menunjukkan keberhasilan berbagai program dan kebijakan yang diterapkan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi sebelumnya adalah keterbatasan program penanggulangan kemiskinan yang secara langsung menyasar masyarakat miskin. Dengan kolaborasi dan integrasi berbagai program, diharapkan angka kemiskinan di Kabupaten Sumedang dapat terus ditekan, memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat miskin. Sebagai bagian dari upaya ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial membentuk Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), sebuah institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan layanan sosial, khususnya bagi masyarakat rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aksesibilitas layanan yang disediakan oleh Puskesos bagi keluarga miskin di Desa Baginda. Menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesos Desa Baginda belum memberikan layanan secara optimal, disebabkan oleh keterbatasan akses dan minimnya informasi yang diketahui oleh keluarga miskin. Sebagai rekomendasi, peneliti mengusulkan program "Sosialisasi Layanan kepada Masyarakat di Desa Baginda" guna meningkatkan aksesibilitas dan pemahaman masyarakat terhadap layanan yang disediakan oleh Puskesos. Kata Kunci : Aksesibilitas, Keluarga Miskin, Pusat Kesejahteraan Sosial ABSTRACT ALDI MARANATA 20.04.089. Accessibility of Poor Families to Social Welfare Centers in Baginda Village. Supervisors: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Poverty is a crucial issue faced by the Sumedang Regency Government in 2023. The extreme poverty rate in Sumedang Regency has significantly decreased to 0.53 percent, or approximately 6,370 people. This figure represents a drastic reduction from the 3.11 percent, or 36,820 people, recorded in 2022. This decrease is the result of various efforts by the Sumedang Regency Government. The extreme poverty rate in Sumedang Regency in 2023 is also lower than the West Java Province average of 0.79 percent. The Sumedang Regency Government is committed to further reducing extreme poverty to zero percent by 2024. The significant reduction of 82.96 percent from 2022 to 2023 indicates the success of various programs and policies implemented. One of the main challenges previously faced was the limited poverty alleviation programs that directly targeted the extremely poor. With the collaboration and integration of various programs, it is hoped that the extreme poverty rate in Sumedang Regency can continue to be reduced, providing optimal services to the extremely poor. As part of this effort, the Indonesian Government, through the Ministry of Social Affairs, established the Social Welfare Center (Puskesos), an institution responsible for providing social services, particularly to vulnerable populations. This study aims to examine the accessibility of services provided by Puskesos for poor families in Baginda Village. Using qualitative methods with in-depth interviews, observations, and document studies, the research findings indicate that Puskesos in Baginda Village has not yet provided optimal services due to limited access and minimal information available to poor families. As a recommendation, the researcher proposes a "Community Service Outreach Program in Baginda Village" to enhance accessibility and understanding of the services provided by Puskesos. Keywords: Accessibility, Poor Families, Social Welfare CentersItem Pendampingan Terhadap Anak Yang Terpisah Dari Orangtuanya Studi Kasus di Perumahan Komplek Fajaraya Estate di Kota Cimahi, Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerja Sosial, Juni 2024,(Perpustakaan, 2024-10-15) TALITA NATHANIA,20.04.318; Benny Setia Nugraha; Edi SuhandaTALITA NATHANIA,20.04.318 Pendampingan Terhadap Anak Yang Terpisah Dari Orangtuanya Studi Kasus di Perumahan Komplek Fajaraya Estate di Kota Cimahi, Ujian Akhir Program Studi, Sarjana Terapan Pekerja Sosial, Juni 2024, Dosen Pembimbing Benny Setia Nugraha dan Edi Suhanda. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis proses pendampingan terhadap anak-anak yang terpisah dari orangtuanya di Kota Cimahi. Anak-anak yang mengalami keterpisahan dari orangtua sering kali menghadapi berbagai tantangan emosional dan sosial, sehingga pendampingan menjadi faktor penting dalam mendukung kesejahteraan mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus untuk memahami dinamika dan intervensi yang dilakukan oleh para pendamping dalam mendukung anak-anak tersebut. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan para pendamping, anak-anak, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan yang efektif memerlukan pendekatan yang holistik, di mana pendamping tidak hanya berfokus pada kebutuhan dasar anak, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada aspek emosional, pendidikan, dan sosial. Selain itu, penelitian ini mengidentifikasi berbagai tantangan yang dihadapi oleh para pendamping, termasuk keterbatasan sumber daya, dukungan psikologis, dan koordinasi dengan lembaga lain. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya peningkatan kapasitas para pendamping melalui pelatihan dan dukungan berkelanjutan, serta perlunya kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, lembaga sosial, dan masyarakat dalam upaya mendukung anak-anak yang terpisah dari orangtuanya. Kesimpulannya, pendampingan yang komprehensif dan berkelanjutan sangat krusial dalam memastikan kesejahteraan anak-anak yang terpisah dari orangtua mereka di Kota Cimahi. Kata Kunci: pendampingan, anak, terpisah dari orangtua ABSTRACT TALITA NATHANIA,20.04.318 (Assistance for Children Separated from Their Parents in case study in the Fajaraya Estate Complex in Cimahi City, Final Examination of the Study Program, Bachelor of Applied Social Work, June 2024, Supervised by.Benny Setia Nugraha and Edi Suhanda) This research aims to explore and analyze the process of assisting children who are separated from their parents in Cimahi City. Children who experience separation from their parents often face various emotional and social challenges, so assistance becomes an important factor in supporting their well-being. This research uses qualitative methods with a case study approach to understand the dynamics and interventions carried out by caregivers in supporting these children. Data was collected through in-depth interviews with children, the research results show that effective mentoring requires a holistic approach, where the mentor not only focuses on the child's basic needs, but also pays special attention to emotional, educational and social aspects. In addition, this research identified various challenges faced by caregivers, including limited resources, psychological support, and coordination with other agencies. The implications of this research are the importance of increasing the capacity of companions through training and ongoing support, as well as the need for stronger collaboration between the government, social institutions and the community in efforts to support children who are separated from their parents. In conclusion, comprehensive and sustainable assistance is very crucial in ensuring the welfare of children separated from their parents in Cimahi City. Keywords: assistance, children, separation from parents