Social Worker
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Social Worker by Title
Now showing 1 - 20 of 551
Results Per Page
Sort Options
Item Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia Di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-10-05) RISKA NABILA, NRP 20.04.286; Raden Enkeu Agiati; Bambang IndrakentjanaRISKA NABILA, NRP 20.04.286 Activity Of Daily Living For The Elderly In The Unit Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Services. Supervisors: Raden Enkeu Agiati and Bambang Indrakentjana. The Activity Of Daily Living for the elderly refers to the ability of the elderly to take care of themselves which includes cleaning themselves, doing bathing activities, dressing, and preparing food and drinks as supporting activities in meeting the needs of the elderly taking care of and caring for themselves. This study aims to obtain an empirical description of 1) respondent characteristics, 2) self-cleaning, 3) bathing activities, 4) dressing, 5) preparing food and drinks, and 6) obstacles faced by respondents. The method used in this study is a quantitative method with a descriptive survey. The data sources used are primary and secondary. The population in this study is 35 elderly people. The sampling technique uses a census. The data collection techniques used are: 1) questionnaire, 2) observation, and 3) documentation study. The research instrument uses a rating scale. The validity test used was a face validity test, and a reliability test using Alpha Cronbach. The results of the study showed that overall the Activity Of Daily Living of the elderly in the Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Service Unit got a percentage of 34%, therefore the Activity Of Daily Living in the elderly showed a high condition. In connection with this, for the Activity Of Daily Living in the elderly to remain at a high condition, the program "Strengthening Activity Of Daily Living In The Elderly" is proposed at the Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Service Unit. Keywords: Elderly, Activity Of Daily Living, Caring, Taking Care Self, and Carrying Out Social Functions. ABSTRAK RISKA NABILA, NRP 20.04.286 Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia Di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing: Raden Enkeu Agiati dan Bambang Indrakentjana. Activity Of Daily Living lanjut usia mengacu pada kemampuan lanjut usia untuk merawat dan mengurus diri yang meliputi membersihkan diri, melakukan aktivitas mandi, berpakaian, dan menyiapkan makanan dan minuman sebagai aktivitas penunjang dalam memenuhi kebutuhan hidup lanjut usia mengurus dan merawat dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) membersihkan diri, 3) aktivitas mandi, 4) berpakaian, 5) menyiapkan makanan dan minuman, serta 6) kendala yang dihadapi responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan survei deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Populasi pada penelitian ini 35 orang lanjut usia. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan bahwa Activity Of Daily Living pada lanjut usia di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut mendapatkan persentase sebesar 34% maka dari itu Activity Of Daily Living pada lanjut usia menunjukkan kondisi yang tinggi. Sehubungan dengan hal ini, agar kondisi Activity Of Daily Living pada lanjut usia tetap pada kondisi yang tinggi maka diusulkan program “Penguatan Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia” di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut. Kata Kunci: Lanjut Usia, Activity Of Daily Living, Merawat, Mengurus Diri, dan Melaksanakan Fungsi Sosial.Item ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency.(Perpustakaan, 2024-02-15) ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRACT ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency. Supervised by Didiet Widiowati and Abas Basuni. This research was conducted to obtain an in-depth picture of children's independence through social services provided by the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency. Researchers aim to describe children's independence including: 1) emotional independence, 2) intellectual independence, 3) social independence, and 5) economic independence. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Determination of data sources in this study using a purposive sampling technique. The collection of data used in this research is in-depth interviews, observations, and documentation studies. Data analysis techniques were carried out by data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research show that the independence of adolescent foster children at the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency is classified in the medium category. This is because three of the four aspects of independence, namely intellectual, social and economic, show good results even though there are still several obstacles. While the emotional aspect shows inadequate results. This means that adolescent foster children already have intellectual independence, social independence and economic independence, but there is no visible development in emotional independence. The recommended program is the "Emotionally Independent Adolescent Program" which aims to increase the independence of adolescent foster children in the emotional aspect. Keywords: Independence, Children, Social Services ABSTRAK ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Kemandirian Anak melalui Pelayanan Sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Abas Basuni. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai kemandirian anak melalui pelayanan sosial yang diberikan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Peneliti bertujuan untuk menggambarkan tentang kemandirian anak meliputi: 1) kemandirian emosi, 2) kemandirian intelektual, 3) kemandirian sosial, dan 5) kemandirian ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian anak asuh remaja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh tiga dari empat aspek kemandirian yaitu intelektual, sosial, dan ekonomi menunjukkan hasil yang baik walaupun masih terdapat beberapa hambatan. Sementara pada aspek emosi menunjukkan hasil yang kurang memadai. Artinya, anak asuh remaja sudah memiliki kemandirian intelektual, kemandirian sosial, dan kemandirian ekonomi, namun belum terlihat perkembangan pada kemandirian emosi. Program yang direkomendasikan adalah “Program Remaja Mandiri dalam Emosi” yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak asuh remaja dalam aspek emosi. Kata Kunci: Kemandirian, Anak, Pelayanan SosialItem Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-28) AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient Anak Korban Kekerasan Fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Adversity quotient merupakan kemampuan individu dalam merespon suatu masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) control atau kendali; 2) origin/ownership atau asal usul dan pengakuan; 3) reach atau jangkauan; 4) endurance atau daya tahan anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Adversity quotient diukur dengan menggunakan alat ukur bernama Adversity Response Profile yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Instrumen ini telah melalui uji validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.805. Hasil penelitian terhadap 37 responden menggambarkan bahwa tiga aspek adversity quotient yakni control, reach dan endurance berada pada klasifikasi tinggi garis kontinum, sedangkan aspek origin/ownership berada pada klasifikasi yang sedang pada garis kontinum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek origin/ownership berada pada posisi yang paling rendah apabila dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dengan perolehan skor sebesar 664 poin dari 925 poin skor ideal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun dan mengusulkan sebuah program yang bertujuan untuk memaksimalkan adversity quotient anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) tipe self-help group dan melaksanakan konseling kelompok dengan memanfaatkan model LEAD yang terdiri dari 1) listen atau dengarkan; 2) explore atau menjajaki; 3) analyze atau analisa; 4) do atau lakukan . Kata Kunci : Adversity Quotient, Anak, Korban Kekerasan Fisik. ABSTRACT AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Adversity quotient is an individual's ability to respond to a problem or difficulty they are facing. This study aims to empirically describe: 1) control; 2) origin/ownership; 3) reach; 4) endurance of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. The method used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. The sample was selected using purposive sampling. Data collection was done using questionnaires and documentation studies. Adversity quotient was measured using a measurement tool called the Adversity Response Profile, which has been adopted and modified. This instrument has undergone content validity and reliability testing using Cronbach's alpha, which showed that the questionnaire used obtained a value of a = 0.805. The research results on 37 respondents showed that three aspects of adversity quotient, namely control, reach, and endurance, were classified as high on the continuum, while the aspect of origin/ownership was classified as moderate on the continuum. The research results indicated that the aspect of origin/ownership was in the lowest position compared to the other three aspects, with a score of 664 points out of an ideal score of 925 points. Based on these research findings, the researchers developed and proposed a program aimed at maximizing the adversity quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung using the social group work method in the form of self-help groups and conducting group counseling using the LEAD mode that include 1) listen; 2) explore; 3) analyze; 4) do. Keywords: Adversity Quotient, Child, Physical Abuse VictimItem AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. Peran Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-09) AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274.; Abas Basuni; Sri Ratna NingrumAGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. Peran Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh Abas Basuni dan Sri Ratna Ningrum. Stunting merupakan masalah tumbuh kembang anak yang menjadi perhatian utama di Indonesia, khususnya di Desa Jatimulya, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang peran kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam percepatan penurunan stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang yang mencakup aspek 1) karakteristik informan, 2) peran fasilitatif, 3) peran edukatif, 4) peran teknis, dan 5) peran representatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak delapan orang yang terdiri dari lima orang kader PKK, dua orang tua yang memiliki anak stunting, dan kepala seksi kesejahteraan sosial Desa Jatimulya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader PKK di Desa Jatimulya telah berupaya maksimal dalam menjalankan peran mereka. Peran fasilitatif dilakukan oleh kader PKK dengan aktif mengorganisir kegiatan dan mendukung keluarga dengan anak stunting, meskipun membutuhkan pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas. Peran edukatif masih terkendala oleh keterbatasan pengetahuan kader tentang stunting, yang mengakibatkan kurang maksimalnya penyuluhan kepada masyarakat. Peran teknis mencakup pengumpulan dan pelaporan data stunting yang dilakukan saat kegiatan posyandu dan program Bina Keluarga Balita (BKB), namun terkendala oleh kurangnya partisipasi keluarga dan rusaknya alat pengukuran. Pada pelaksanaan peran representatif, kader PKK berperan sebagai penghubung antar pihak untuk memperjuangkan kebutuhan keluarga terdampak stunting, namun masih perlu meningkatkan kapasitas dalam membangun kemitraan dan kerjasama. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta ketersediaan sistem sumber, maka peneliti merekomendasikan program peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan intensif, pendampingan, dan optimalisasi sumber daya dengan nama “Bersama Atasi Stunting”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader PKK dalam percepatan penurunan stunting, termasuk penyuluhan, pelatihan komunikasi, dan publikasi yang efektif, dengan kerjasama instansi terkait. Kata Kunci: Stunting, Peran, Kader PKK ABSTRACT AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. The Role of Family Welfare Empowerment Cadres in Combating Stunting in Jatimulya Village, North Sumedang District, Sumedang Regency. Supervised by Abas Basuni and Sri Ratna Ningrum. Stunting is a significant child growth and development issue in Indonesia, particularly in Jatimulya Village, Sumedang Regency. This study aims to empirically describe the role of Family Welfare and Empowerment (PKK) cadres in accelerating the reduction of stunting in Jatimulya Village, North Sumedang District, Sumedang Regency, covering aspects of 1) informant characteristics, 2) facilitative roles, 3) educational roles, 4) technical roles, and 5) representative roles. This study uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques include in-depth interviews, observations, and document studies. The informants in this study consisted of eight people: five PKK cadres, two parents with stunted children, and the head of social welfare in Jatimulya Village. The results showed that PKK cadres in Jatimulya Village have made maximum efforts in performing their roles. The facilitative role involves PKK cadres actively organizing activities and supporting families with stunted children, although further training is needed to improve effectiveness. The educational role is still hindered by the cadres' limited knowledge about stunting, resulting in less effective community outreach. The technical role includes collecting and reporting stunting data during posyandu activities and the Bina Keluarga Balita (BKB) program, but it is hampered by a lack of family participation and damaged measurement tools. In the representative role, PKK cadres act as liaisons between parties to advocate for the needs of families affected by stunting, but there is a need to improve capacity in building partnerships and cooperation. Based on the research results, analysis, and availability of resource systems, the researchers recommend a capacity building program for cadres through intensive training, mentoring, and resource optimization named "Together Overcome Stunting." This program aims to enhance PKK cadres' understanding and skills in accelerating stunting reduction, including effective counseling, communication training, and publication, in collaboration with relevant agencies. . Keywords: Stunting, Role, PKK CadreItem Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda.(Perpustakaan, 2024-10-15) ALDI MARANATA 20.04.089.; Tuti Kartika; Ahmad YeneriALDI MARANATA 20.04.089. Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda. Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Kemiskinan merupakan isu krusial yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sumedang pada tahun 202, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan signifikan menjadi 0,53 persen atau sekitar 6.370 jiwa. Angka ini menurun drastis dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar 3,11 persen atau 36.820 jiwa. Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang, angka kemiskinan Kabupaten Sumedang pada tahun 2023 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Barat yang mencapai 0,79 persen. Pemerintah Kabupaten Sumedang berkomitmen untuk terus menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai 0 persen pada tahun 2024. Penurunan signifikan sebesar 82,96 persen dari tahun 2022 ke 2023 menunjukkan keberhasilan berbagai program dan kebijakan yang diterapkan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi sebelumnya adalah keterbatasan program penanggulangan kemiskinan yang secara langsung menyasar masyarakat miskin. Dengan kolaborasi dan integrasi berbagai program, diharapkan angka kemiskinan di Kabupaten Sumedang dapat terus ditekan, memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat miskin. Sebagai bagian dari upaya ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial membentuk Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), sebuah institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan layanan sosial, khususnya bagi masyarakat rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aksesibilitas layanan yang disediakan oleh Puskesos bagi keluarga miskin di Desa Baginda. Menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesos Desa Baginda belum memberikan layanan secara optimal, disebabkan oleh keterbatasan akses dan minimnya informasi yang diketahui oleh keluarga miskin. Sebagai rekomendasi, peneliti mengusulkan program "Sosialisasi Layanan kepada Masyarakat di Desa Baginda" guna meningkatkan aksesibilitas dan pemahaman masyarakat terhadap layanan yang disediakan oleh Puskesos. Kata Kunci : Aksesibilitas, Keluarga Miskin, Pusat Kesejahteraan Sosial ABSTRACT ALDI MARANATA 20.04.089. Accessibility of Poor Families to Social Welfare Centers in Baginda Village. Supervisors: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Poverty is a crucial issue faced by the Sumedang Regency Government in 2023. The extreme poverty rate in Sumedang Regency has significantly decreased to 0.53 percent, or approximately 6,370 people. This figure represents a drastic reduction from the 3.11 percent, or 36,820 people, recorded in 2022. This decrease is the result of various efforts by the Sumedang Regency Government. The extreme poverty rate in Sumedang Regency in 2023 is also lower than the West Java Province average of 0.79 percent. The Sumedang Regency Government is committed to further reducing extreme poverty to zero percent by 2024. The significant reduction of 82.96 percent from 2022 to 2023 indicates the success of various programs and policies implemented. One of the main challenges previously faced was the limited poverty alleviation programs that directly targeted the extremely poor. With the collaboration and integration of various programs, it is hoped that the extreme poverty rate in Sumedang Regency can continue to be reduced, providing optimal services to the extremely poor. As part of this effort, the Indonesian Government, through the Ministry of Social Affairs, established the Social Welfare Center (Puskesos), an institution responsible for providing social services, particularly to vulnerable populations. This study aims to examine the accessibility of services provided by Puskesos for poor families in Baginda Village. Using qualitative methods with in-depth interviews, observations, and document studies, the research findings indicate that Puskesos in Baginda Village has not yet provided optimal services due to limited access and minimal information available to poor families. As a recommendation, the researcher proposes a "Community Service Outreach Program in Baginda Village" to enhance accessibility and understanding of the services provided by Puskesos. Keywords: Accessibility, Poor Families, Social Welfare CentersItem Aksesibilitas Pemenuhan Tumbuh Kembang Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Di Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-11) AULYVIA ANGGRAENI, 20.04.167; Dwi Yuliani; Ayi HaryaniAULYVIA ANGGRAENI, 20.04.167 Aksesibilitas Pemenuhan Tumbuh Kembang Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Di Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Dwi Yuliani dan Ayi Haryani Aksesibilitas pemenuhan tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual yakni kemudahan dan kesamaan hak untuk dapat memenuhi kebutuhan dan layanan khusus untuk dapat mempercepat kemajuan pada kondisi anak. Aksesibilitas yang dimaksud yakni tersedianya sarana prasarana atau tempat layanan tumbuh kembang, jarak rumah dengan layanan tidak begitu jauh, waktu yang ditempuh singkat, serta kemampuan membayar biaya layanan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1) karakteristik anak penyandang disabilitas intelektual, (2) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek fisik, (3) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek kognitif, (4) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek emosi, dan (5) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data yang menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan enam informan yang terdiri dari orangtua anak penyandang disabilitas intelektual, Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Tanjunghurip, Kader Posyandu Desa Tanjunghurip, Kepala Sekolah Luar Biasa Bina Nusatara Sukawening, dan Pemilik Rumah Izzati Therapy Center Sumedang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Anak penyandang disabilitas di Desa Tanjunghurip berjumlah enam orang, dengan dua diantaranya mengalami development delay katagori disabilititas intelektual, (2) Pada aksesibilitas tumbuh kembang fisik anak diakseskan ke puskesmas, bidan, Rumah Izzati Therapy Center Sumedang, paraji (dukun bayi), (3) Pada aksesibilitas tumbuh kembang kognitif terdapat beberapa pilihan yakni PAUD Cibungur dan SLB Bina Nusantara Sukawening, (4) Pada aksesibilitas tumbuh kembang emosi, dianggap masih dapat diberikan oleh orang tua, (5) Aspek sosial anak mendapatkan kesempatan untuk dapat bermain dan berinteraksi dengan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Peneliti mengusulkan program yaitu Program Peningkatan Kapasitas Orang Tua dalam Mengakses Layanan Tumbuh Kembang. Kata Kunci:Item AKSESIBILITAS PENYANDANG DISABILITAS FISIK TERHADAP PELAYANAN SOSIAL DI KECAMATAN CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI(Perpustakaan, 2024-03-07) NABILLA SASHA ANJANI RISMELATI 19.04.273Item Aktivitas Sosial Lanjut Usia di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-12) DESWITA FITRIANI, 20.04.122; Nurrohmi; Rahmat Syarif HidayatDESWITA FITRIANI, 20.04.122. Aktivitas Sosial Lanjut Usia di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung. Dibimbing oleh Nurrohmi dan Rahmat Syarif Hidayat. Aktivitas sosial pada lanjut usia menjadi salah satu permasalahan yang perlu diitingkatkan dan ditangani karena akan berdampak pada kemunduran fisik, psikis, dan sosial mereka. Salah satu cara menciptakan lingkungan lanjut usia yang aktif yaitu adanya aktivitas sosial yang diciptakan lingkungan untuk mereka dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu wilayah yang dikaji oleh peneliti tentang aktivitas sosial yaitu di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Aspek aktivitas sosial yang diteliti meliputi: 1) karakteristik responden, 2) aspek pengetahuan lanjut usia mengenai aktivitas sosial, 3) aspek perilaku lanjut usia dalam aktivitas sosial di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Jumlah responden 53 orang yang ditentukan dengan teknik simple random sampling, dan juga menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% mayoritas responden berjenis kelamin perempuan. Kemudian, hasil dari aspek pengetahuan sebanyak 58% responden memiliki pemahaman terkait aktivitas sosial, aspek perilaku sebanyak 54% responden memiliki perilaku yang baik dan dekat dengan lingkungan masyarakat, dan aspek lingkungan sebanyak 54% responden tidak memiliki kedekatan dengan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan pada setiap aspek memiliki nilai skor terendah. Masalah yang ada pada setiap aspek yaitu: 1) kurang menyadari akan pentingnya hubungan sosial satu sama lain, 2) lanjut usia yang hanya berdiam diri di rumah saja, dan 3) lanjut usia yang kurang memiliki ketertarikan untuk menjalin hubungan sosial dengan lingkungan. Sehingga program yang dirancang oleh peneliti untuk menangani masalah terserbut yaitu “Lanjut Usia Berdaya Bersama Untuk Sejahtera”. Kata Kunci: Aktivitas Sosial, Lanjut Usia.Item Analisis Lingkungan Kerja yang mendukung Capaian Kinerja Sumber Daya Manusia di Sentra Handayani Jakarta.(Perpustakaan, 2024-09-10) FRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028.; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinFRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028. Analisis Lingkungan Kerja yang mendukung Capaian Kinerja Sumber Daya Manusia di Sentra Handayani Jakarta. Dosen Pembimbing: Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin Lingkungan kerja merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam menghadapi tantangan bagi Sentra Handayani Jakarta yang mengalami transformasi dalam memberikan layanan rehabilitasi sosial. Dalam menghadapi perubahan perlu memperhatikan dua aspek yang dapat membantu dalam melakukan pembenahan agar dapat meningkatkan kinerja dari sumber daya manusia di Sentra Handayani Jakarta, yakni lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai: (1) karakteristik informan, (2) bangunan tempat kerja, (3) peralatan kerja yang meadai, (4) fasilitas, (5) perhatian dan dukungan pimpinan, (6) kerja sama antar kelompok, (7) kelancaran komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah teknik purposive untuk menentukan enam informan yang terdiri dari kepala sub bagian tata usaha, perwakilan koordinator kelompok kerja, dan instruktur vokasional di lingkungan kerja Sentra Handayani Jakarta. Dalam mengumpulkan data, digunakan teknik wawancara mandalam, observasi berperan serta, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurangnya kesadaran akan pentingnya kolaborasi untuk mencapai pelayanan multifungsi serta tantangan dalam penyesuaian tugas dan tanggung jawab yang beragam. Penelitian ini mengungkapkan bahwa diperlukan peningkatan kolaborasi dan integrasi layanan di lingkungan kerja Sentra Handayani Jakarta agar dapat meningkatkan pengetahuan akan pentingnya pelayanan multifungsi yang berkualitas serta pemahaman akan pentingnya menentukan prioritas pekerjaan yang diberikan kepada sumber daya manusia di Sentra Handayani Jakarta, sehingga sumber daya manusia yang merupakan pelaksana tugas dapat meningkatkan kinerja serta mencapai tujuan dari Sentra Handayani Jakarta. Kata kunci: lingkungan kerja, sumber daya manusia, kinerja ABSTRAK FRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028. An Analysis of the Working Environment Supporting Performance Achievements Human resources at Sentra Handayani Jakarta. Supervisor: Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin The work environment is an important thing that needs to be considered in facing challenges for Sentra Handayani Jakarta, which is undergoing a transformation in providing social rehabilitation services. In facing changes, it is necessary to pay attention to two aspects that can help in making improvements in order to improve the performance of human resources at Sentra Handayani Jakarta, namely the physical work environment and the non-physical work environment. This study aims to describe and analyze: (1) informant characteristics, (2) workplace buildings, (3) adequate work equipment, (4) facilities, (5) leadership attention and support, (6) cooperation between groups, (7) fluency of communication. The data source used was a purposive technique to determine six informants consisting of the head of the administrative subdivision, a representative of the work group coordinator, and vocational instructors in the Sentra Handayani Jakarta work environment. In collecting data, in-depth interviews, participant observation, and documentation studies were used. The results showed that there was a lack of awareness of the importance of collaboration to achieve multifunctional services as well as challenges in adjusting to diverse tasks and responsibilities. This research reveals that it is necessary to increase collaboration and service integration in the Sentra Handayani Jakarta work environment in order to increase knowledge of the importance of quality multifunctional services and understanding of the importance of prioritizing the work given to human resources at Sentra Handayani Jakarta, so that human resources who are task executors can improve performance and achieve the goals of Sentra Handayani Jakarta. Keywords: work environment, human resources, performanceItem Aspirasi Hidup Anak Jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kecamatan Kuta Kabupaten Badung,(perpustakaan, 2024-01-05) IDA AYU GDE PRADNYAWIDARI DHARMIKA, 19.04.107; Bambang Sugeng; Benny Setia NugrahaABSTRAK IDA AYU GDE PRADNYAWIDARI DHARMIKA, 19.04.107. Aspirasi Hidup Anak Jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, Dosen Pembimbing: Bambang Sugeng dan Benny Setia Nugraha. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai aspirasi hidup yang dimiliki oleh anak jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta. Memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang karakteristik informan, aspek cita-cita, hasrat, dan ketetapan hati dari aspirasi hidup anak jalanan. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif dan teknik yang digunakan menggunakan wawancara, observasi partisipasi pasif, dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini empat orang informan terdiri dari dua orang anak jalanan dan dua orang significant others. Pemeriksaan keabsahadn data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu, kecukupan referensi, dan uji transferabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak jalanan memiliki aspirasi hidup jangka panjang dan jangka pendek yang ingin dicapai, namun memiliki pemahaman yang rendah mengenai bagaimana mencapai jalur yang harus dipersiapkan untuk mencapai aspirasi hidupnya, serta memiliki keyakinan diri yang kurang akan aspirasi hidupnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan program “Pendampingan Sosial Terhadap Anak Jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta” yang dirancang dengan metode social case work. Kata Kunci: aspirasi hidup, anak jalanan, pendampingan sosial ABSTRACT IDA AYU GDE PRADNYAWIDARI DHARMIKA, 19.04.107. Life Aspirations of Street Children at the Bamboo School of Yayasan Kasih Peduli Anak in the Kuta Subdistrict of Badung Regency, Supervisors: Bambang Sugeng and Benny Setia Nugraha. This research was conducted to delve deeper into the life aspirations held by street children at the Bamboo School of Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta. Its objective is to obtain a comprehensive understanding of the characteristics of the informants, their aspirations, desires, and determinations regarding their life aspirations. The method employed is a qualitative approach in the form of descriptive research, utilizing interview techniques, passive participant observation, and documentary studies. The data sources for this research consist of four informants, including two street children and two significant others. Data validity was ensured through source triangulation, technique triangulation, time triangulation, reference adequacy, and transferability tests. The results of this research indicate that street children have both short-term and long-term life aspirations they wish to achieve, although they possess a limited understanding of the necessary pathways to realize their life aspirations. Additionally, they exhibit a lack of self-confidence in their life aspirations. Based on these issues, the researcher proposes a program titled "Social Assistance for Street Children at the Bamboo School of Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta," designed using the social case work method. Keywords: lif aspirations, street children, social assistanceItem Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-21) SERIFA TIFFANY, 19.04.253.; Nurrohmi; RamliABSTRAK SERIFA TIFFANY 1904253. Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Nurrohmi dan Ramli Bimbingan sosial merupakan suatu layanan untuk membantu siswa mengenal dan dapat berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung yang mencakup bimbingan sosial dalam kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis, bimbingan sosial dalam kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat, bimbingan sosial dalam kemampuan kreatifitas dan produktifitas, dan bimbingan sosial dalam kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informasi didapatkan dari berbagai sumber melalui wawancara mendalam (in-depth interview), observasi (observation) dan studi dokumentasi. Informan dipilih dengan teknik purposive dan kriteria informan dengan jumlah informan sebanyak empat orang yang terdiri dari satu informan guru kelas SMALB C, satu orang guru kelas SMPLB C, satu orang anak penyandang disabilitas intelektual, dan satu orang orang tua dari anak penyandang disabilitas intelektual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual sudah berjalan, namun masih terdapat hambatan dalam pemberian bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual. Program yang diusulkan adalah “Peningkatan Kapasitas Guru dan Orang Tua melalui Educational Group di SLBN Sukapura Kota Bandung” yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dan orang tua dalam pemberian bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung. Kata Kunci: Bimbingan Sosial, Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, Sekolah Luar Biasa (SLB) ABSTRACT SERIFA TIFFANY 1904253. Social Guidance for Children with Intellectual Disabilities at SLBN Sukapura Bandung City, Thesis, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Nurrohmi and Ramli Social guidance is a service to help students get to know and be able to relate to their social environment. This study aims to get an overview of Social Guidance for Children with Intellectual Disabilities at SLBN Sukapura Bandung City which includes social guidance in the ability to communicate orally and in writing, social guidance in the ability to receive and express opinions, social guidance in creativity and productivity abilities, and guidance social skills in behavior and social relations. The method used is descriptive method with a qualitative approach. Information was obtained from various sources through in-depth interviews, observation and documentation studies. Informants were selected using purposive techniques and informant criteria with a total of four informants consisting of one teacher informant for SMALB C class, one teacher for SMPLB C class, one child with intellectual disabilities, and one parent of a child with intellectual disabilities. The results of the study show that social guidance for children with intellectual disabilities has been running, but there are still obstacles in providing social guidance for children with intellectual disabilities. The proposed program is "Increasing the Capacity of Teachers and Parents through Educational Groups at SLBN Sukapura Bandung City" which aims to increase the capacity of teachers and parents in providing social guidance for children with intellectual disabilities at SLBN Sukapura Bandung City. Keywords: Social Guidance, Children with Intellectual Disabilities, Special Schools (SLB)Item Bimbingan Vokasional bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Trenggalek.(Perpustakaan, 2024-09-11) TARIZA TRI AZIZAH MUCHTAR. NRP. 20.04.354.; DENTI KARDETI; NIKE VONIKATARIZA TRI AZIZAH MUCHTAR. NRP. 20.04.354. Bimbingan Vokasional bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Trenggalek. Dosen Pembimbing: DENTI KARDETI dan NIKE VONIKA. Bimbingan vokasional merupakan salah satu bentuk pembinaan dalam bidang peningkatan skill dan pengetahuan seseorang. Rutan Trenggalek sebagai salah satu instansi pemerintahan telah melaksanakan bimbingan vokasional tersebut sebagai salah satu bentuk persiapan dari warga binaan pemasyarakatan agar mereka memiliki bekal sebelum kembali ke masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan vokasional yang ada di dalam Rutan Trenggalek dengan memperhatikan konsep bimbingan vokasional yang terdiri dari: 1) Peningkatan pengetahuan diri; 2) Pemberian informasi jenis pekerjaan dalam bimbingan; dan 3) Pencocokan diri dengan jenis pekerjaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dengan enam informan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan bimbingan vokasional yang ada di Rutan Trenggalek belum berjalan sepenuhnya secara konsisten. Beberapa jenis pekerjaan tidak terlaksana dengan baik karena beberapa faktor penghambat jalannya kegiatan. Bimbingan pembuatan reyeng menjadi salah satu pembinaan yang paling aktif berjalan hingga sekarang. Hasil dari penelitian ini kemudian dianalisis permasalahan dan kebutuhannya sehingga dirancangnya suatu program pembuatan modul pembelajaran untuk keberlanjutan pembimbingan dengan nama “Mahir Rugale.” Kata Kunci: Bimbingan Vokasional, Warga Binaan Pemasyarakatan, Modul Pembelajaran ABSTRACT TARIZA TRI AZIZAH MUCHTAR. NRP. 20.04.354. Vocational Guidance for Prisoners at the Class IIB State Detention Center, Trenggalek Regency. Supervisors: DENTI KARDETI dan NIKE VONIKA. Vocational guidance is a form of coaching in the field of improving a person's skills and knowledge. Trenggalek Prison, as a government agency, has implemented vocational guidance as a form of preparation for prisoners so that they have provisions before returning to society. This research aims to find out how vocational guidance is implemented in the Trenggalek Detention Center by paying attention to the concept of vocational guidance which consists of: 1) Increasing selfknowledge; 2) Providing information on types of work in guidance; and 3) Matching yourself to the type of job. This research uses a qualitative approach with descriptive methods with six informants. The results of the research show that the implementation of vocational guidance in the Trenggalek Detention Center has not been running completely consistently. Some types of work are not carried out well because of several factors that hinder the progress of activities. Guidance on making rayeng has become one of the most active forms of guidance to date. The results of this research were then analyzed for problems and needs so that a program for creating learning modules for sustainable mentoring with the name "Mahir Rugale" was designed. Keywords: Vocational Guidance, Prisoners, Learning ModulsItem Bisnis Model Canvas dan Pemberdayaan Perajin Bambu dalam Pengembangan Usaha di Desa Rancakalong Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-15) ADE ARIANSYAH, 20.04.351; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinADE ARIANSYAH, 20.04.351 Business Model Canvas and Empowerment of Bamboo Crafters in Business Development in Rancakalong Village, Sumedang. Supervisors Didiet Widiowati and Ujang Muhyidin. Business Model Canvas (BMC) is a tool used to design, identify, and describe a business. The business model canvas has nine important aspects in planning and developing a business. The focus of this research is to conduct business model canvas training in an effort to increase the knowledge and ability of bamboo crafters in planning and developing a business with the aim to: 1) obtain the initial condition of the bamboo crafters' business based on the nine aspects of the Business Model Canvas (BMC); 2) Develop a design for empowering bamboo crafters; 3) provide an overview of the implementation of the bamboo crafters empowerment design; 4) Provide an overview of the evaluation results and the process of improving the bamboo crafters empowerment design. The method used in this research is Participatory Action Research (PAR) with a qualitative approach. The data collection techniques in this research are: 1) Interview; 2) Observation; 3) Documentation study and; 4) Focus group discussion. Data validity checks researchers use: 1) Extended observation; 2) Increase persistence; 3) Triangulation of sources, time, and data collection techniques. The result of this research is the increased knowledge and understanding of bamboo crafters about the Business Model Canvas and the creation of a business model for business development, especially in the aspect of resources (key resources) utilizing community assets, and in the aspect of partnerships (key partners) based on penta helix. Keywords: Business Model Canvas, Empowerment, Bamboo Crafters, business development ABSTRAK ADE ARIANSYAH, 20.04.351 Bisnis Model Canvas dan Pemberdayaan Perajin Bambu dalam Pengembangan Usaha di Desa Rancakalong Sumedang. Dosen Pembimbing Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin. Bisnis Model Canvas (BMC) merupakan alat yang digunakan untuk merancang, mengidentifikasi, dan menggambarkan suatu usaha. Bisnis model canvas memiliki sembilan aspek penting dalam merencanakan dan mengembangkan usaha. Fokus penelitian ini adalah melakukan pelatihan bisnis model canvas dalam upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan perajin bambu dalam merencanakan dan mengembangkan usaha dengan tujuan untuk: 1) memperoleh bagaimana kondisi awal usaha perajin bambu berdasarkan sembilan aspek Bisnis Model Canvas (BMC); 2) Tersusunnya desain pemberdayaan perajin bambu; 3) memberikan gambaran pelaksanaan desain pemberdayaan perajin bambu; 4) Memberikan gambaran hasil evaluasi dan proses penyempurnaan desain pemberdayaan perajin bambu. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Partisipatif atau Participatory Action Research (PAR) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: 1) Wawancara; 2) Observasi; 3) Studi dokumentasi dan; 4) Diskusi kelompok terfokus (Focus Group Discussion). Pemeriksaan keabsahan data peneliti menggunakan: 1) Perpanjangan pengamatan; 2) Meningkatkan ketekunan; 3) Triangulasi sumber, waktu, dan teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini adalah meningkatnya pengetahuan dan pemahaman perajin bambu tentang Bisnis Model Canvas serta terpetanya model bisnis untuk pengembangan usaha, khususnya pada aspek sumber daya (key resources) memanfaatkan aset komunitas, dan pada aspek kemitraan (key partners) berdasarkan penta helix. Kata Kunci: Bisnis Model Canvas, Pemberdayaan, Perajin Bambu, pengembangan usahaItem Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat.(Perpustakaan, 2023-10-29) YOGA SA’ADAN ARFASA, 19.04.241.; ENI RAHAYUNINGSIH; NURJANAHYOGA SA’ADAN ARFASA, 19.04.241. Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. ENI RAHAYUNINGSIH dan NURJANAH Burn out merupakan isu yang banyak sekali terjadi pada karyawan Perusahaan tidak terlepas dari pendamping sosial program keluarga harapan, tidak hanya memberikan efek negatif terhadap diri sendiri namun Burn out juga dapat mempengaruhi kualitas kerja sehingga terjadi pengurangan rasa kecintaan terhadap pekerjaan dan rasa terpaksa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran deskriptif tentang terjadinya Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah sebanyak lima orang informan yang merupakan pendamping sosial program keluarga harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa Burn Out Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan di Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat memberikan dampak negatif yang cukup signifikan dikarenakan tekanan dari berbagai faktor dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai Pendamping Sosial. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan program “Preventive Burn Out Meeting” yang selanjutnya disingkat “Sprouting”. Program “Sprouting” program tersebut berfokus terhadap pemecahan masalah terkait terjadinya kejenuhan pada pendamping sosial program keluarga harapan dengan metode Social Group Work dengan teknik Recreational Skill Group. Kata Kunci: Burn Out, Pendamping Sosial, Program Keluarga HarapanItem Burnout Karyawan Jasa Konstruksi di Perseroan Terbatas Trontong Media Akses Purwokerto.(Perpustakaan, 2024-01-05) IIN ALMAIDAH, 18.04.173.; YANA SUNDAYANI; ERI SUSANTOABSTRAK IIN ALMAIDAH, 18.04.173. Burnout Karyawan Jasa Konstruksi di Perseroan Terbatas Trontong Media Akses Purwokerto. Dosen Pembimbing : YANA SUNDAYANI dan ERI SUSANTO Penelitian mengenai burnout karyawan jasa konstruksi dilatarbelakangi adanya fenomena sosial yang terjadi di dunia kerja dimana para karyawan mengalami kejenuhan yang mengakibatkan gangguan psikososial dari segi fisik, emosional, dan mental. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai burnout karyawan jasa konstruksi yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kelelahan fisik, aspek kelelahan emosional, dan aspek kelelahan mental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data kuesioner dengan alat ukur skala likert. Pengujian validitas menggunakan validitas muka dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout karyawan jasa konstruksi pada kategori sedang (65,4%). Burnout karyawan jasa konstruksi pada aspek kelelahan fisik berada kategori tinggi (74,4%), aspek kelelahan emosional berada kategori sedang (62,1%), dan aspek kelelahan mental berada kategori sedang (61%). Oleh sebab itu, peneliti mengusulkan suatu program “Pelatihan Manajemen Burnout melalui terapi Emotional Freedom Technique (EFT) di PT Trontong Media Akses Purwokerto”. Program yang ditawarkan telah melalui uji kelayakan dengan menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk menangani terjadiniya burnout. Kata Kunci : Burnout, Karyawan, Jasa Konstruksi ABSTRACT IIN ALMAIDAH, 18.04.173. Burnout among Construction Service Employees at PT Trontong Media Akses Purwokerto. Supervisors: YANA SUNDAYANI and ERI SUSANTO The research on burnout among construction service employees is rooted in the social phenomenon prevalent in the working world, where employees encounter saturation leading to psychosocial disturbances in terms of physical, emotional, and mental well-being. The objective of this research is to gain an understanding of burnout among construction service employees, encompassing three dimensions: physical exhaustion, emotional fatigue, and mental fatigue. The research employs a descriptive method with a quantitative approach. Data is collected through questionnaire administration using the Likert scale measurement tool. Validity is assessed through face validity, while reliability is tested using Cronbach's Alpha. The research findings indicate that burnout among construction service employees falls within the moderate category (65.4%). Specifically, burnout in terms of physical exhaustion is classified as high (74.4%), emotional fatigue falls within the moderate category (62.1%), and mental fatigue also falls within the moderate category (61%). Therefore, the researcher proposes a program titled "Burnout Management Training through Emotional Freedom Technique (EFT) at PT Trontong Media Akses Purwokerto." The proposed program has undergone feasibility testing using SWOT analysis to address burnout occurrences. Keywords : Burnout, Employees, Construction ServiceItem Burnout Karyawan Jasa Konstruksi di Perseroan Terbatas Trontong Media Akses Purwokerto.(Perpustakaan, 2024-02-12) IIN ALMAIDAH, 18.04.173.; YANA SUNDAYANI; ERI SUSANTOABSTRAK IIN ALMAIDAH, 18.04.173. Burnout Karyawan Jasa Konstruksi di Perseroan Terbatas Trontong Media Akses Purwokerto. Dosen Pembimbing : YANA SUNDAYANI dan ERI SUSANTO Penelitian mengenai burnout karyawan jasa konstruksi dilatarbelakangi adanya fenomena sosial yang terjadi di dunia kerja dimana para karyawan mengalami kejenuhan yang mengakibatkan gangguan psikososial dari segi fisik, emosional, dan mental. Tujuan dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai burnout karyawan jasa konstruksi yang terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek kelelahan fisik, aspek kelelahan emosional, dan aspek kelelahan mental. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data kuesioner dengan alat ukur skala likert. Pengujian validitas menggunakan validitas muka dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa burnout karyawan jasa konstruksi pada kategori sedang (65,4%). Burnout karyawan jasa konstruksi pada aspek kelelahan fisik berada kategori tinggi (74,4%), aspek kelelahan emosional berada kategori sedang (62,1%), dan aspek kelelahan mental berada kategori sedang (61%). Oleh sebab itu, peneliti mengusulkan suatu program “Pelatihan Manajemen Burnout melalui terapi Emotional Freedom Technique (EFT) di PT Trontong Media Akses Purwokerto”. Program yang ditawarkan telah melalui uji kelayakan dengan menggunakan analisis SWOT yang bertujuan untuk menangani terjadiniya burnout. Kata Kunci : Burnout, Karyawan, Jasa KonstruksiItem Burnout Orangtua Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung(Perpustakaan, 2024-09-10) LAUNA SAVIRA AULIA, 2004030; Enkeu Agiati; Bambang IndrakentjanaLAUNA SAVIRA AULIA, Burnout Orangtua Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung. Pembimbing: Enkeu Agiati dan Bambang Indrakentjana. Burnout merupakkan istilah yang digunakan untuk menyatakan kondisi penurunan energi mental atau fisik setelah periode stres berkepanjangan, berkaitan dengan pekerjaan. Penelitian meneliti tentang burnout yang terjadi pada orangtua anak dengan kondisi cerebral palsy di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran empiris tentang: 1) burnout secara fisik, 2) burnout secara emosional, dan 3) burnout secara psikis yang dihadapi responden. Metode penelitian ini menggunakan metode adalah penelitian kuantitatif metode survei deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 60 orang responden. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan teknik simple random sampling (SRS). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Intrumen penelitian menggunakan ratting scale. Uji validitas menggunakan uji validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa burnout orangtua anak cerebral palsy menunjukan skor rendah. Namun, terdapat beberapa skor burnout tinggi. Sehubungan dengan hal ini, diusulkan program “Bimbingan Keterampilan bagi Orangtua yang Mengalami Burnout secara Emosional dan Psikis pada Orangtua Anak Cerebral palsy di Yayasan Anak Bunda Istimewa Bandung” untuk mengurangi masalah burnout yang terjadi pada orangtua anak cerebral palsy. Kata Kunci: Burnout, Orangtua, Fisik, Emosional dan Psikis ABSTRACT LAUNA SAVIRA AULIA, Burnout Parents With Cerebral Palsy Children at the Special Mothers Foundation in Bandung. Supervisor: Raden Enkeu Agiati and Bambang Indrakentjana. Burnout is a term used to describe a condition of reduced mental or physical energy after prolonged periods of work-related stress. The study investigated burnout among parents of children with cerebral palsy conditions at the Bandung Special Mothers' Foundation. The aim of the study was to obtain an empirical picture of: 1) physical exhaustion; 2) emotional exhaustion; and 3) psychic burnout that respondents encountered. This research method uses the quantitative research method of a descriptive survey. The data sources used are primary and secondary data sources. The population in this study amounted to 60 respondents. The sampling technique uses simple random sampling (SRS). The data collection techniques used are: 1) questioning, 2) observation, and 3) documentation studies. Instrument research uses a rating scale. Validity tests using face validity and reliability tests using Alpha Cronbach. The results show that burnout parents of children with cerebral palsy show low scores; however, there are some high burnout scores. In connection with this, the proposed program “Skills Guidance for Parents Experiencing Emotional and Psychological Burnout in Parents of Cerebral Palsy Children at the Bandung Special Mothers’ Foundation" aims to reduce the burnout problem that occurs in parents of cerebral palsy children. Keywords: Burnout, Parent, Physical, Emotional and PsychicItem Burnout Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan Pelayanan Kepada Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang.(Perpustakaan, 2024-09-07) YUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303; Ami Maryami; Dyah Asri Gita PratiwiYUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303: Burnout Pembimbing Kemasyarakatan dalam memberikan Pelayanan Kepada Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Ami Maryami dan Dyah Asri Gita Pratiwi. Burnout pembimbing kemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang terjadi karena kelelahan, baik secara fisik maupun mental yang termasuk di dalamnya berkembang konsep diri yang negatif, kurangnya konsentrasi serta beban kerja yang berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis: (1) karakteristik informan, (2) kelelahan fisik, (3) kelelahan emosional (4) kelelahan mental. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik purposive sampling untuk menentukan informan yaitu pembimbing kemasyarakatan. Pada pengumpulan data, digunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pembimbing kemasyarakatan merasakan kelelahan fisik seperti gangguan pencernaan, gangguan tidur, sakit kepala, dan gangguan makan. Kelelahan emosional seperti merasa gagal, merasa bersalah dan menyalahkan, mudah marah, dan mudah benci. Kelelahan mental seperti enggan bekerja, menunda pekerjaan, tidak puas, putus asa, dan kehilangan harga diri. Penelitian ini mengungkapkan adanya beban kerja lebih yang dirasakan oleh pembimbing kemasyarakatan, pengendalian emosional yang belum bisa dilakukan dengan baik oleh pembimbing kemasyarakatan, dan rasa stres kerja yang dialami saat mendapatkan banyaknya pekerjaan. Rekomendasi program “Penguatan pada Pembimbing Kemasyarakatan dalam Mengelola Emosi di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang” diusulkan untuk meminimalisir terjadinya Burnout di Balai Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Kata kunci: Burnout, Pembimbing Kemasyarakatan, Kelelahan Fisik, Kelelahan Emosional, dan Kelelahan Mental ABSTRACT YUANMITA NURRUN NURBUWATI, 20.04.303: Burnout among Community Supervisors in Providing Services to Correctional Clients at the Class I Correctional Facility in Semarang. Ami Maryami and Dyah Asri Gita Pratiwi. Burnout among probation officers at the Class I Correctional Facility in Semarang occurs due to both physical and mental exhaustion, including the development of a negative self-concept, lack of concentration, and a heavy workload. This study aims to describe and analyze: (1) the characteristics of the informants, (2) physical exhaustion, (3) emotional exhaustion, and (4) mental exhaustion. This research uses a qualitative descriptive method. The technique used is purposive sampling to determine the informants, namely probation officers. Data collection techniques include in-depth interviews, observation, and document study. The results of the study indicate that probation officers experience physical exhaustion such as digestive disorders, sleep disturbances, headaches, and eating disorders. Emotional exhaustion includes feelings of failure, guilt and blame, irritability, and hatred. Mental exhaustion is characterized by reluctance to work, procrastination, dissatisfaction, hopelessness, and loss of self-esteem. This study reveals the additional workload felt by probation officers, the inability of probation officers to manage emotions effectively, and the work stress experienced when faced with a large volume of tasks. The "Strengthening Probation Officers in Managing Emotions at the Class I Correctional Facility in Semarang" program is recommended to minimize burnout at the Class I Correctional Facility in Semarang. Keywords: Burnout, Community Supervisors, Physical Exhaustion, Emotional Exhaustion, Mental ExhaustionItem Capacity Building Anggota Pertemuan Peningkatan Kemampuan Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga Di Kampung Gunung Putri Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,(Perpustakaan, 2024-03-13) NAUFAL RAMADHAN, 19.04.263.; YANA SUNDAYANI; ERI SUSANTOABSTRAK NAUFAL RAMADHAN, 19.04.263. Capacity Building Anggota Pertemuan Peningkatan Kemampuan Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga Di Kampung Gunung Putri Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, dibimbing oleh YANA SUNDAYANI dan ERI SUSANTO. Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan salah satu program pemberdayaan pada keluarga miskin, dan mempunyai agenda rutin bulanan yang dinamakan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Pelaksanaan capacity building melalui kegiatan P2K2 di bidang kesehatan dan gizi bertujuan untuk meningkatkan praktik positif untuk mendorong terjadinya perubahan perilaku anggota P2K2 yang termasuk ke dalam penerima manfaat PKH, salah satunya dalam hal penerapan perilaku hidup bersih dan sehat. Penilitan ini bertujan untuk mengkaji: 1) karakteristik anggota P2K2; 2) materi pembelajaran PHBS dalam P2K2; 3) proses kegiatan capacity building P2K2 dalam PHBS; dan 4) perubahan perilaku anggota P2K2 setelah kegiatan P2K2. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Teknik penentuan informan yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: 1) observasi partisipatif; 2) wawancara: dan 3) studi dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data mencakup pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian pertama menujukkan bahwa karakteristik anggota P2K2 merupakan masyarakat yang termasuk ke dalam KPM PKH dengan rentang umur 28 – 52 tahun. Hasil penelitian kedua menunjukkan bahwa modul pembelajaran PHBS bersumber pada Modul 3 P2K2 tentang Kesehatan dan Gizi. Hasil penelitian ketiga menunjukkan bahwa proses pelaksanaan kegiatan P2K2 berjalan sesuai dengan pedoman pelaksanaan P2K2, dimana proses kegiatan telah bejalan secara sistematis yang dimulai dari 1) tahapan koordinasi; 2) tahapan pembukaan; 3) tahapan pelaksanaan; sampai dengan 4) tahapan monitoring dan evaluasi. Hasil penelitian keempat menunjukkan bahwa kegiatan P2K2 memberikan dampak positif dalam perubahan perilaku anggota P2K2 dalam menerapkan PHBS di lingkungan rumah tangga. Namun, masih terdapat kekurangan dalam penerapan kegiatan PHBS oleh anggota P2K2 dikarenakan kurangnya tingkat pemahaman terhadap modul pembelajaran yang diberikan oleh pendamping sosial PKH. Kata Kunci: Capacity Building, Anggota P2K2, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga, Perilaku Hidup Bersih dan SehatItem Coping Strategi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrom Dalam Menyelesaikan Permasalahan Emosi Di Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrom Jawa Barat,(Perpustakaan, 2024-09-06) SUCI PRAMESTI DESTIYANTI, 20.02.017; ELLA NURLELA; SINTA YULIANTI SUYONOSUCI PRAMESTI DESTIYANTI, 20.02.017. Coping Strategi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrom Dalam Menyelesaikan Permasalahan Emosi Di Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrom Jawa Barat, Dibimbing Oleh ELLA NURLELA dan SINTA YULIANTI SUYONO Penelitian tentang coping orang tua dalam menyelesaikan permasalahan emosi bertujuan untuk memperoleh gambaran Coping Strategi Orang Tua Dengan Anak Down Syndrom Dalam Menyelesaikan Permasalahan Emosi Di Persatuan Orang Tua Anak Dengan Down Syndrom Jawa Barat dengan mengkaji lebih dalam tentang 1) karakteristik informan 2) copyng berfokus pada masalah dan 3) copyng berfokus pada emosi. POTADS adalah sebuah organisasi di Indonesia yang bertujuan untuk memberikan dukungan kepada orang tua dan keluarga mereka yang mempunyai anak down syndrom. Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara terstruktur dan observasi. Hasil penelitian disimpulkan bahwa Coping strategi orang tua dengan anak down syndrom dalam menyelesaikan permasalahan emosi di Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrom (POTADS) Jawa Barat cukup baik namun pada aspek trategi coping berfokus pada masalah pada poin penyelesaian masalah secara terencana yaitu ketidak percayaan orang tua dalam perawatan anak down syndrome dan penyesuaian terkait kondisi anak down syndrome kurang maksimal. Bedasarkan permasalahan tersebut, maka diusulkan program yang bernama “ Pemberian dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri orang tua dalam merawat anak dengan down syndrome melalui kampanye” yang bertujuan untuk Meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan orang tua dalam merawat anak dengan down syndrome merupakan tujuan utama dari program ini. Kata Kunci : POTADS Jabar, down syndrom, coping srategi