Social Worker

Browse

Recent Submissions

Now showing 1 - 20 of 753
  • Item
    PERILAKU PROSOSIAL ANAK DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK NUGRAHA KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) Kevin oliver Christo Lau, NRM. 21.04.236; Drs. Wawan Heryana. M.Pd.; Drs. Catur Hery Wibawa. MM
    Kevin oliver Christo Lau, NRM. 21.04.236. PERILAKU PROSOSIAL ANAK DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK NUGRAHA KOTA BANDUNG dibimbing oleh Wawan Heryana dan Catur Hery Wibawa. Perilaku prososial merupakan bagian penting dalam membentuk interaksi sosial yang sehat dan perkembangan karakter anak, terutama bagi mereka yang tinggal di lembaga pengasuhan seperti Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Dalam lingkungan ini, anak-anak sangat bergantung pada dukungan sosial sebagai sumber utama pembentukan nilai dan emosi. Penelitian ini menggambarkan bagaimana perilaku prososial muncul dalam kehidupan sehari-hari anak-anak di LKSA dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi terhadap tiga informan utama, serta diperkuat dengan triangulasi dari pendamping dan pekerja sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku prososial ditunjukkan melalui enam aspek, yaitu berbagi, menolong, kedermawanan, kerja sama, jujur, dan menyumbang. Bentuk-bentuk perilaku tersebut tampak dalam dukungan emosional, bantuan praktis, pemberian sukarela, keterlibatan dalam aktivitas kolektif, sikap terbuka, serta kontribusi dalam bentuk tenaga, pikiran, atau barang. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku ini mencakup pengalaman hidup, hubungan sosial, dan peran aktif pendamping dalam pembinaan karakter. Penelitian ini menekankan pentingnya peran lingkungan sosial di LKSA dalam membentuk perilaku prososial anak dan menyarankan adanya program pembinaan karakter yang berkelanjutan. Kata kunci: Perilaku Prososial, Anak Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Nugraha
  • Item
    PELAYANAN SOSIAL ANAK JALANAN DI YAYASAN BINA ANAK PERTIWI JAKARTA SELATAN
    (Perpustakaan, 2025-10-26) Rakha Atha Rabbani, NRP. 21.04.014; Diana, SE, MP; Dr. Rahmat Syarif Hidayat, MPS.Sp
    Rakha Atha Rabbani, NRP. 21.04.014. Pelayanan Sosial Anak Jalanan di Yayasan Bina Anak Pertiwi Jakarta Selatan. Dosen Pembimbing: Diana dan Rahmay Syarif Hidayat. Anak jalanan adalah anak yang banyak menghabiskan waktunya di jalan untuk mencari nafkah atau sekadar bertahan hidup. Di Jakarta Selatan, salah satu lembaga yang memberikan perhatian kepada anak-anak jalanan adalah Yayasan Bina Anak Pertiwi, yang telah beroperasi sejak 1998. Yayasan ini berfokus pada pemberian perlindungan sosial dan psikologis, serta memberdayakan anak jalanan agar menjadi mandiri dan produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk dan pelaksanaan pelayanan sosial yang diberikan oleh Yayasan Bina Anak Pertiwi, yang mencakup pendidikan, jaminan sosial, kesehatan, pelatihan kerja, pelayanan personal atau umum, dan kebutuhan dasar anak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari pengurus yayasan dan anak-anak binaan yang menerima pelayanan sosial, dengan 1 orang anak jalanan, 1 orang ketua Yayasan, 1 orang pengurus Yayasan, serta 1 orang tua anak jalanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan sosial yang diberikan oleh yayasan meliputi pendidikan formal dan nonformal, program kesehatan, jaminan sosial, pelatihan kerja, pelayanan personal atau umum, dan pemenuhan kebutuhan dasar anak. Meskipun terdapat tantangan terutama dalam hal akses layanan kesehatan, secara umum program-program yang dilaksanakan telah memberikan dampak positif terhadap kesejahteraan anak jalanan yang dibina oleh yayasan. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti mengusulkan Program Reaktivasi Pelayanan Kesehatan di Yayasan Bina Anak Pertiwi Jakarta Selatan menggunakan metode pekerjaan sosial dengan kelompok (social group work) melalui tipe kelompok edukasi, dengan menggunakan teknik ceramah, simulasi atau role-play, dan diskusi logis. Kata kunci: Pelayanan Sosial, Anak Jalanan, Anak
  • Item
    EFEKTIVITAS BIMBINGAN PSIKOSOSIAL ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH GRIYA BINA KARSA CILEUNGSI BOGOR
    (Perpustakaan, 2025-10-26) GALIH LINTANG YOGISWARA, NRP. 21.04.070; Dr. Pribowo, M.Pd; Irniyati Samosir, S.ST, MPS.Sp
    GALIH LINTANG YOGISWARA, NRP. 21.04.070. Efektivitas Bimbingan Psikososial Anak Berhadapan dengan Hukum di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor. Dosen Pembimbing: PRIBOWO dan IRNIYATI SAMOSIR. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan di dalam setiap peran, kegiatan ataupun program. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman serta gambaran empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) pemahaman program, 3) ketepatan sasaran program, 4) ketepatan waktu program, 5) ketercapaian tujuan program, 6) perubahan nyata program. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan diperoleh dari pengisian kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah 35 anak berhadapan dengan hukum yang ada di UPTD Griya Bina Karsa Bogor. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sensus. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala likert. Uji validitas yang digunakan adalah validitas muka (face validity), uji reliabilitas menggunakan alpha cronbach dengan hasil 0,964 > 0,600 (sangat reliabel). Hasil penelitian terhadap 35 responden menunjukkan bahwa Efektivitas Bimbingan Psikososial Terhadap Pemulihan Anak Berhadapan dengan Hukum di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Bina Karsa Bogor berada pada kategori cukup efektif dengan total skor (80,6%). Hal ini dijelaskan melalui perolehan skor pada 5 aspek yaitu 1) pemahaman program dengan skor (81,40%), 2) ketepatan sasaran program dengan skor (74,17%), 3) ketepatan waktu program dengan skor (77,00%), 4), ketercapaian tujuan program dengan skor (87,54%), 5) perubahan nyata program dengan skor (84,00%). Aspek ketepatan sasaran memiliki skor paling rendah dari kelima aspek efektivitas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program “Peningkatan Kapasitas Pegawai dalam Jenis dan Ragam Bimbingan Psikososial”. Program ini menggunakan metode Social Group Work dengan tipe kelompok Educational Group. Kata kunci: Efektivitas, Psikososial, Anak Berhadapan dengan Hukum
  • Item
    PEMBERDAYAAN PEREMPUAN RAWAN SOSIAL EKONOMI MELALUI PROGRAM SEKOLAH PEREMPUAN, ANAK, DAN MASYARAKAT MARJINAL DI DESA CANDIREJO KECAMATAN LOCERET KABUPATEN NGANJUK
    (Perpustakaan, 2025-10-26) Moh Bima Anugerah, NRM. 21.04.086; Dr. Hartono, S.H, M.Si; Ahmad Yaneri, S.ST, M.Kesos
    Moh Bima Anugerah, NRM. 21.04.086. Pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi melalui Program Sekolah Perempuan, Anak dan Masyarakat Marjinal di Desa Candirejo Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk. Dibimbing oleh HARTONO LARAS dan AHMAD YANERI Pemberdayaan merupakan serangkaian kegiatan untuk memberikan penguatan kekuasaan atau keberdayaan kelompok rawan yang ada di masyarakat, termasuk masyarakat yang mengalami kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE) melalui Program Sekolah Perempuan Anak dan Masyarakat Marjinal (SAPA MAMA) di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret, Kabupaten Nganjuk. SAPA MAMA merupakan program pendidikan nonformal berbasis komunitas yang diinisiasi oleh pemerintah daerah untuk memperkuat kapasitas perempuan marjinal dan mendorong kesetaraan gender. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Fokus penelitian diarahkan pada tiga aspek pemberdayaan, yaitu partisipasi aktif, akses terhadap sumber daya, dan pemberdayaan ekonomi. Informan dalam penelitian ini sebanyak 6 (enam) orang terdiri dari 2 (dua) PRSE, fasilitator daerah, fasilitator desa, sekretaris desa, dan pendamping desa. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan keterlibatan PRSE dalam pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, serta akses terhadap pelatihan kewirausahaan dan informasi. Selain itu, PRSE mengalami penguatan kapasitas sosial melalui perluasan jejaring dan rasa percaya diri. Namun, ditemukan hambatan dalam keberlanjutan program, khususnya terbatasnya akses terhadap pasar dan modal usaha. Untuk menjawab tantangan tersebut, peneliti mengusulkan program lanjutan bernama SAPA PASAR, yang berfokus pada peningkatan kapasitas manajerial, pemasaran digital, serta penguatan jaringan usaha. Program ini diharapkan mampu mendorong kemandirian ekonomi PRSE dan mewujudkan desa yang inklusif dan ramah perempuan. Kata Kunci: Pemberdayaan, PRSE, Program Sekolah Perempuan Anak dan Masyarakat Marjinal
  • Item
    PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM MEMBANTU MENGAKSES PENDIDIKAN TINGGI BAGI PENYANDANG DISABILITAS SENSORIK NETRA DI PANTI SOSIAL BINA NETRA DAN RUNGU WICARA CAHAYA BATIN JAKARTA TIMUR
    (Perpustakaan, 2025-10-26) EGISTA AULIA, NRP. 21.04.126; Drs. Abas Basuni, M.Soc.Admin; Ade Subarkah, MPS.Sp
    EGISTA AULIA, NRP. 21.04.126. Peran Pekerja Sosial dalam Membantu Mengakses Pendidikan Tinggi bagi Penyandang Disabilitas Netra di Panti Sosial Bina Netra dan Rungu Wicara Cahaya Batin Jakarta Timur, Dibimbing oleh ABAS BASUNI dan ADE SUBARKAH Akses pendidikan tinggi merupakan hak setiap warga negara, termasuk penyandang disabilitas netra, namun data menunjukkan bahwa partisipasi pendidikan tinggi bagi penyandang disabilitas masih sangat rendah, hanya mencapai 2,8%. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai hambatan, seperti keterbatasan aksesibilitas, stigma sosial, minimnya informasi pendidikan, serta belum optimalnya dukungan lembaga sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran pekerja sosial dalam membantu penyandang disabilitas sensorik netra dalam mengakses pendidikan tinggi di Panti Sosial Bina Netra dan Rungu Wicara Cahaya Batin Jakarta Timur. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini, yaitu lima orang informan yang terdiri dari dua orang pekerja sosial, satu orang Penyedia Jasa Lainnya Perorangan (PJLP), dan dua orang warga binaan sosial penyandang disabilitas netra. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial menjalankan enam peran, yaitu broker, educator, advokat, konselor, koordinator kasus, dan anggota tim rehabilitasi. Pelaksanaan peran ini nyatanya masih menghadapi kendala, seperti konseling yang tidak terstruktur, komunikasi yang belum sesuai dengan kebutuhan psikososial WBS, serta kurangnya koordinasi dengan kampus dan orang tua. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program Peka Kondisi (Pengembangan Kapasitas Pekerja Sosial dalam Melakukan Konseling dan Komunikasi) sebagai strategi peningkatan kapasitas pekerja sosial dalam konseling yang terstruktur dan komunikasi empatik. Kata Kunci: Pekerja Sosial, Disabilitas Netra, Pendidikan Tinggi.
  • Item
    KETERAMPILAN DAILY LIVING SKILL ANAK ASUH DI LEMBAGA KESEJAHTERAAN SOSIAL ANAK RUMAH PENGHARAPAN BARU LEMBANG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) Anisa Nursaidah, NRP. 21.04.089; Dr. Nurjanah. M.Pd; Dr. Rahmat Syarif Hidayat, MPS.Sp
    Anisa Nursaidah, NRP. 21.04.089. Keterampilan Daily Living Skill Anak Asuh Di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Lembang. Dibimbing oleh Nurjanah dan Rahmat Syarif Hidayat Penelitian ini mengangkat isu mengenai keterampilan kehidupan sehari-hari anak asuh di sebuah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak. Keterampilan kehidupan sehari-hari merupakan semua perilaku yang dilakukan untuk mencapai kemandirian dan kesuksesan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara spesifik tentang tingkatan kemampuan keterampilan kehidupan sehari-hari anak asuh di LKSA Rumah Pengharapan Baru Lembang pada aspek komunikasi, fungsi eksekutif, kebutuhan primer, kebutuhan sekunder, kebutuhan lanjutan, dan kebutuhan lanjutan+. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik sensus dengan responden berjumlah 22 anak berusia 5-12 tahun. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun uji validitas alat ukur menggunakan face validity dan uji realiabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh aspek penelitian menunjukan kategori baik, namun aspek komunikasi mendapatkan skor terendah dari 5 aspek lainnya. Berdasarkan urgensi tersebut, peneliti menjadikan aspek komunikasi sebagai dasar untuk pengajuan program “Peningkatan Keterampilan Komunikasi Anak Asuh dan Pengasuh di LKSA Rumah Pengharapan Baru Lembang”. Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan keterampilan komunikasi anak asuh di LKSA Rumah Pengharapan Baru Lembang khususnya dalam berbicara di depan banyak orang, menyampaikan pendapat, menyampaikan kebutuhan, menyampaikan keinginan, mengekspresikan perasaan dan meningkatkan kedekatan antara anak dan anak asuh. Sasaran program ini adalah 22 orang anak dan 9 orang pengasuh. Program ini dilaksanakan secara partisipatif dengan menggunakan metode group work dengan tipe kelompok recreational skill group. Kata Kunci : Dailly Living Skill, Anak Asuh, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak
  • Item
    DUKUNGAN SOSIAL PENGASUH DI PANTI YATIM INDONESIA KEBON KOPI CIMAHI
    (Perpustakaan, 2025-10-26) IVANA MARNADI ARITONANG, NRP. 21.04.121; Dr. Yana Sundayani, M.Pd; Nike Vonika, M.Kesos
    IVANA MARNADI ARITONANG, NRP. 21.04.121. Dukungan Sosial Pengasuh di Panti Yatim Indonesia Kebon Kopi Kota Cimahi. Dosen Pembimbing : Yana Sundayani dan Nike Vonika. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai Dukungan Sosial Pengasuh di Panti Yatim Indonesia (PYI) Kebon Kopi Kota Cimahi dan memperoleh gambaran mengenai karakteristik informan, aspek dukungan sosial yang diberikan pengasuh, faktor pendukung dalam pemberian dukungan sosial, faktor kendala dalam pemberian dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling untuk menentukan lima informan yang terdiri dari satu pengasuh, dua anak asuh, dan dua orang pengurus panti yaitu kepala cabang dan front office di (PYI) Kebon Kopi Kota Cimahi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuh telah melaksanakan dan memberikan dukungan sosial yaitu dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental dan dukungan informatif. Faktor pendukung dalam pemberian dukungan sosial seperti pemberi dukungan, jenis dukungan, penerima dukungan dan lamanya pemberian dukungan. Selain itu, faktor kendala yaitu internal dan eksternal. Permasalahan yang ditemukan yaitu dalam pemberian dukungan emosional kurang berjalan secara maksimal ditunjukkan ketika anak memperlihatkan sikap yang terlalu mandiri dan tertutup. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan program optimalisasi dukungan sosial pengasuh dalam mendorong keterbukaan anak asuh. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Pengasuh, Panti Yatim Indonesia Kebon Kopi Kota Cimahi.
  • Item
    MOTIVASI KEHIDUPAN PENGEMIS DI KAWASAN KELURAHAN NGADIREJO KECAMATAN KOTA KOTA KEDIRI
    (Perpustakaan, 2025-10-26) REZA NUR ANNISSA AISIAH, NRP. 21.04.065; Dr. Denti Kardeti, M.Si.; Eri Susanto, S.IP., M.Eng
    REZA NUR ANNISSA AISIAH, NRP. 21.04.065 Motivasi Kehidupan Pengemis di Kawasan Kelurahan Ngadirejo Kecamatan Kota Kota Kediri. Dibimbing oleh DENTI KARDETI and ERI SUSANTO Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui alasan dan faktor-faktor yang mendorong seseorang memilih menjadi pengemis. Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai lima orang pengemis di Kelurahan Ngadirejo, Kota Kediri, serta dua lembaga yang berkaitan, yaitu Dinas Sosial dan Kelurahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami kondisi kehidupan para pengemis, baik dari sisi dalam diri mereka (faktor intrinsik) maupun dari luar (faktor ekstrinsik), serta merancang program pemberdayaan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan menjadi pengemis dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti pendidikan yang rendah, pengalaman hidup yang sulit, tidak adanya keterampilan kerja, serta dorongan ekonomi yang mendesak. Selain itu, lingkungan yang memberikan kebebasan, kurangnya dukungan keluarga, dan nilai budaya yang menanamkan sikap pasrah juga memperkuat mereka untuk tetap bertahan sebagai pengemis. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian besar pengemis masih memiliki harapan untuk hidup lebih baik, tetapi belum mendapat program bantuan yang tepat. Berdasarkan temuan ini, peneliti merancang program “Gerbang Mandiri”, yaitu program pemberdayaan yang mencakup pelatihan keterampilan, bantuan usaha, pembinaan mental dan spiritual, serta pendampingan secara langsung. Penelitian ini menyimpulkan bahwa masalah pengemis tidak bisa diselesaikan hanya dengan penertiban, tetapi perlu pendekatan yang menyeluruh dan kerja sama banyak pihak. Diperlukan juga penelitian lanjutan di wilayah lain agar hasilnya dapat digunakan secara lebih luas dalam pengembangan pelayanan sosial dan kebijakan kesejahteraan masyarakat. Kata Kunci: Motivasi, Kehidupan Pengemis, Kelurahan Ngadirejo
  • Item
    PERAN PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN DALAM UPAYA KESIAPAN GRADUASI KELUARGA PENERIMA MANFAAT DI KECAMATAN BAYAN KABUPATEN PURWOREJO JAWA TENGAH
    (Perpustakaan, 2025-10-26) RETNO DWI YULIANTI, NRP. 21.04.253; Dr. Marjuki, M.Sc; Drs. Edi Suhanda, M.Si
    RETNO DWI YULIANTI, NRP. 21.04.253. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan dalam Upaya Kesiapan Graduasi Keluarga Penerima Manfaat di Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Dosen Pembimbing: MARJUKI dan EDI SUHANDA Penelitian ini mengkaji Peran Pendamping Program Keluarga Harapan dalam Upaya Kesiapan Graduasi Keluarga Penerima Manfaat di Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo Jawa Tengah. Latar belakang penelitian ini berangkat dari pentingnya peran pendamping dalam mendukung kemandirian Keluarga Penerima Manfaat agar mampu keluar dari ketergantungan bantuan sosial melalui proses graduasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam peran pendamping Program Keluarga Harapan dalam memfasilitasi, mengedukasi, merepresentasikan, serta memberikan dukungan teknis bagi KPM dalam upaya kesiapan graduasi di Kecamatan Bayan Kabupaten Purworejo. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, serta studi dokumentasi. Informan penelitian terdiri dari empat orang pendamping PKH dan satu koordinator kabupaten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendamping PKH memiliki peran yang signifikan dalam mendukung kesiapan graduasi KPM. Peran fasilitatif diwujudkan melalui pengorganisasian kegiatan dan pendampingan kelompok. Peran edukatif dilakukan dengan penyampaian informasi, peningkatan kesadaran, serta pelatihan keterampilan. Peran representatif tampak dalam advokasi serta pembangunan jejaring dengan berbagai pihak. Peran teknis dilakukan melalui pengumpulan dan pengolahan data, serta pelaporan administratif program. Penelitian ini menyimpulkan bahwa keberhasilan program graduasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi KPM, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh peran strategis pendamping PKH. Oleh karena itu, optimalisasi kapasitas pendamping serta dukungan kebijakan menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan graduasi mandiri. Kata kunci: Peran, Pendamping Program Keluarga Harapan, Program Keluarga Harapan, Graduasi, Keluarga Penerima Manfaat.
  • Item
    PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KENAKALAN SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 15 KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) Ni Komang Bintang Paramita, NRP. 21.04.098; Dr. Epi Supiadi, M.Si; Dra. Eni Rahayuningsih, MP
    Ni Komang Bintang Paramita, NRP. 21.04.098. Pelaksanaan Pendidikan Karakter sebaga Upaya Pencegahan Kenakalan Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 15 Kota Bandung. Dimbing oleh Epi Supiadi dan Eni Rahayuningsih. Penelitian ini mengkaji pelaksanaan pendidikan karakter sebagai upaya pencegahan kenakalan siswa di SMK Negeri 15 Kota Bandung. Latar belakang penelitian ini adalah masih maraknya kenakalan siswa, seperti membolos, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, dan keterlibatan geng motor, meskipun sekolah telah mengimplementasikan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Penelitian bertujuan menganalisis aspek materi, metode, teknik, proses, dan keberhasilan pendidikan karakter dalam membentuk karakter positif siswa. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan empat siswa dan dua guru kesiswaan, observasi partisipatif, serta studi dokumentasi. Analisis data mengikuti model Miles dan Huberman, meliputi reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan materi pendidikan karakter mengacu pada panduan “7 Harkat” dari Dinas Pendidikan Jawa Barat, meliputi wawasan kebangsaan, wawasan global, literasi dan kepedulian lingkungan, Kamis Nyunda, sehat jasmani dan rohani, rumahku istanaku, serta berkunjung dan berbagi. Metode yang diterapkan mencakup eksplorasi, partisipasi, dan refleksi, dengan teknik diskusi, video, kerja kelompok, demonstrasi, dan role play sesuai gaya belajar siswa. Proses pendidikan karakter terintegrasi dalam kurikulum dan kegiatan pengembangan diri. Keberhasilan program berdampak positif bagi siswa yang aktif terlibat, terutama dalam disiplin, tanggung jawab, empati, dan keterampilan sosial, namun belum merata bagi siswa pasif atau kurang motivasi. Penelitian ini mengusulkan program LENTERA untuk merancang strategi intervensi dan kebijakan berbasis sekolah yang disusun secara partisipatif oleh guru kesiswaan, guru BK, dan manajemen sekolah lainnya melalui social group work. Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Kenakalan Siswa, Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Pekerjaan Sosial Pendidikan.
  • Item
    MOTIVASI PENYANDANG DISABILITAS DALAM MENGIKUTI KEGIATAN KETERAMPILAN VOKASIONAL DI SENTRA TERPADU PANGUDI LUHUR BEKASI
    (Perpustakaan, 2025-10-26) ALLEGRA RIFQU NAUFAL ARRAYYAN, NRP. 21.04.028; Dr. Marjuki, M.Sc; Drs. Edi Suhanda, M.Si
    ALLEGRA RIFQU NAUFAL ARRAYYAN, NRP. 21.04.028. Motivasi Penyandang Disabilitas Dalam Mengikuti Kegiatan Keterampilan Vokasional (Pijat) Di Sentra Terpadu Pangdi Luhur Bekasi, Dosen Pembimbing: MARJUKI dan EDI SUHANDA. Motivasi penyandang disabilitas merupakan dorongan internal dan eksternal yang mempengaruhi partisipasi mereka dalam kegiatan keterampilan vokasional. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai: (1) motivasi intrinsik penyandang disabilitas dalam mengikuti pelatihan keterampilan pijat, (2) motivasi ekstrinsik, (3) motivasi sosial, (4) motivasi prestasi, dan (5) motivasi kemandirian. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data meliputi data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi, serta data sekunder dari dokumen pelatihan. Partisipan terdiri atas tiga penyandang disabilitas netra peserta pelatihan pijat, dua pekerja sosial, dan satu instruktur pijat di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dengan instrumen pedoman wawancara semi-terstruktur dan lembar observasi. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi intrinsik peserta mencakup keinginan untuk mandiri secara ekonomi, mengembangkan keterampilan, dan meningkatkan rasa percaya diri. Motivasi ekstrinsik dipengaruhi oleh dukungan keluarga, rekomendasi dari dinas sosial, serta peluang kerja pascapelatihan. Motivasi sosial berkaitan dengan dorongan untuk membangun hubungan positif dengan orang lain. Motivasi prestasi mendorong semangat dalam mengikuti keterampilan, sedangkan motivasi kemandirian terkait keinginan untuk tidak bergantung pada orang lain. Hambatan yang dihadapi meliputi keterbatasan fasilitas, kendala transportasi, dan hambatan fisik. Penelitian ini merekomendasikan program Penguatan Motivasi dan Dukungan Fasilitas Aksesibel guna meningkatkan partisipasi dan keberhasilan penyandang disabilitas dalam pelatihan keterampilan pijat. Kata kunci: motivasi, penyandang disabilitas, keterampilan vokasional.
  • Item
    GRIEVING PADA LANJUT USIA TERLANTAR DI KELURAHAN MALABAR KOTA BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) SYIFA WAHYU HANISA, NRP. 21.04.043; Dr. Kanya Eka Santi, M.SW; Arini Dwi Deswanti, M. Kesos
    SYIFA WAHYU HANISA, NRP. 21.04.043 Grieving pada Lanjut Usia Terlantar di Kelurahan Malabar Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Arini Dwi Deswanti Grieving adalah proses emosional, psikologis, dan sosial yang dialami individu sebagai respon terhadap kehilangan signifikan, seperti pasangan hidup, anggota keluarga, atau peran sosial. Pada lansia terlantar yaitu individu berusia 60 tahun ke atas yang tidak memiliki sumber penghasilan, tempat tinggal layak, maupun dukungan keluarga proses grieving seringkali lebih kompleks akibat keterbatasan ekonomi, isolasi sosial, penurunan kesehatan fisik, dan minimnya akses terhadap layanan kesehatan serta dukungan emosional. Penelitian ini bertujuan mengkaji secara mendalam proses grieving pada lansia terlantar di Kelurahan Malabar, Kota Bandung, serta mengidentifikasi bentuk dukungan sosial yang mereka terima dan program yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap enam informan lansia perempuan berusia 67–72 tahun yang mengalami kehilangan pasangan hidup dan anak. Analisis data dilakukan secara tematik untuk mengungkap dinamika emosional, sosial, dan spiritual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lansia terlantar melewati tahap grieving yang beragam (denial, anger, bargaining, depression, acceptance) dengan durasi dan intensitas berbeda, dipengaruhi oleh dukungan sosial, spiritualitas, serta kondisi kesehatan. Dukungan paling berarti berasal dari tetangga, anak, dan kegiatan keagamaan yang memberikan rasa memiliki. Program intervensi yang diusulkan adalah “Pendampingan dan Penguatan Kepada Lansia Terlantar yang Mengalami Grieving”, berfokus pada edukasi penguatan spiritual, dukungan emosional, dan pemberdayaan sosial berkelanjutan. Rekomendasi penelitian meliputi penguatan jejaring sosial di tingkat kelurahan, peningkatan kapasitas dan peran kader lansia, serta pengembangan program dukungan psikososial berbasis komunitas untuk membantu lansia terlantar mencapai kesejahteraan yang lebih baik secara menyeluruh. Kata Kunci: Lanjut Usia, Grieving, Lansia Terlantar, Dukungan Sosial, Pemberdayaan, proses berduka.
  • Item
    COPING STRATEGY PEREMPUAN RAWAN SOSIAL EKONOMI DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN KELUARGA DI KELURAHAN PEDURENAN KECAMATAN KARANG TENGAH KOTA TANGERANG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) HELGA AGIBA NASHIF KAMPUR, NRP. 21.04.029; Dr. Raden EnkeuAgiati, M.Si.; Dr. Bambang Rustanto, M.Hum.
    HELGA AGIBA NASHIF KAMPUR: NRP. 21.04.029. Coping Strategy Perempuan RawanSosial Ekonomi Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga DiKelurahan Pedurenan Kecamatan Karangtengah Kota Tangerang. Dosen Pembimbung: Raden EnkeuAgiati dan Bambang Rustanto. Coping strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi merujuk pada pengelolaan emosi (Emotional Focused Coping) dan pemecahan masalah (Problem Focused Coping). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai: 1) karakteristik responden, 2) pengelolaan emosi (Emotional Focused Coping) responden dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, dan 3) pemecahan masalah (Problem Focused Coping) responden dalam memenuhi kebutuhan keluarga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatifdengan survey deskriptif. Sumber yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder. Responden dalam penelitian ini adalah 26 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Kelurahan Pedurenan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) Angket, dan 2) studi dokumentasi. Instrumen dalam penelitian menggunakan rating scale. dengan diuji menggunakan uji validitas muka (Face Validity), dan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa coping strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi berada pada kategori tinggi. Sebagai bentuk penguatan terhadap capaian tersebut, diusulkan program “ Kegiatan Rehat Sejenak, Bangkit Bersama Kelurahan Pedurenan Kecamatan Karang Tengah Kota Tangerang” untuk penguatan kapasitas coping strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi. Kata Kunci: Coping Strategy, Pengelolaan Emosi, Pemecahan Masalah,Memenuhi Kebutuhan Keluarga, dan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi
  • Item
    PELATIHAN VOKASIONAL TATA BOGA UNTUK MENUMBUHKAN KEMANDIRIAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS SENSORIK RUNGU WICARA DI SENTRA MULYA JAYA JAKARTA TIMUR
    (Perpustakaan, 2025-10-26) QURRATUL A’YUN SYAHABUDDIN, NRM. 21.04.257; Dr. Denti Kardeti, M.Si; Nandang Susila, AKS., MP
    QURRATUL A’YUN SYAHABUDDIN, NRM. 21.04.257. Pelatihan Vokasional Tata Boga untuk Menumbuhkan Kemandirian bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu Wicara di Sentra Mulya Jaya Jakarta Timur. Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Nandang Susila. Pelatihan vokasional merupakan usaha pemberian keterampilan kepada penerima manfaat agar dapat mampu hidup mandiri dan produktif pada lingkup rehabilitasi. Pelatihan vokasional tata boga sebagai salah satu pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kemandirian serta potensi yang dimiliki penyandang disabilitas agar dapat menunjang kesejahteraan hidup. Penyandang disabilitas yaitu setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya. Perilaku yang dominan muncul terhadap penyandang disabilitas rungu wicara yaitu secara dominan berkaitan dengan hambatan dalam perkembangan bahasa dan komunikasi. Kemandirian merupakan kebebasan individu untuk menjadi orang yang dapat berdiri sendiri, membuat rencana untuk masa depan, masa sekarang, dan masa yang akan datang, serta bebas dari pengaruh orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pelatihan vokasional tata boga untuk menumbuhkan kemandirian pada beberapa aspek, diantaranya yaitu: 1) Aspek Emosi 2) Aspek Ekonomi 3) Aspek Intelektual 4) Aspek Sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumentasi dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Beberapa penerima manfaat telah mampu mengelola emosi sendiri serta tidak tergantung kebutuhan emosi kepada orang lain. (2) Terbukti efektif dalam menumbuhkan kemandirian ekonomi bagi penerima manfaat serta tidak tergantungnya kebutuhan ekonomi pada orang lain. (3) Penerima manfaat masih memerlukan bantuan instruktur dan teman sesama pelatihan tata boga untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi selama pelatihan tata boga. (4) Penerima manfaat mampu untuk mengadakan interaksi dengan orang lain di lingkungan Sentra Mulya Jaya, serta tidak tergantung pada aksi orang lain. Kata Kunci: Vokasional Tata Boga, Kemandirian, Rungu Wicara.
  • Item
    STRATEGI KOPING EKS KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DALAM MENGHADAPI PROSES PEMULIHAN DI MASYARAKAT KECAMATAN BOJONGSOANG KABUPATEN BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) GHIBRAEL ANGLE MUSLY, NRP. 21.04.287; Dra. Yeane E.M. Tungga, MSW; Dr. Denti Kardeti, M.Si
    GHIBRAEL ANGLE MUSLY, NRP. 21.04.287. Strategi Koping Eks Korban Penyalahgunaan Napza Dalam Menghadapi Proses Pemulihan. Di Masyarakat Kecamatan Bojongsoang Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh YEANE ELLEN MARRY TUNGGA dan DENTI KARDETI Strategi koping merupakan metode atau tindakan yang diambil oleh individu untuk mengurangi atau mengatasi masalah yang muncul di luar diri mereka atau di lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan strategi koping yang digunakan oleh eks korban penyalahgunaan NAPZA dalam menghadapi proses pemulihan di masyarakat Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung. Penyalahgunaan Napza menimbulkan dampak serius baik secara fisik, psikis, maupun sosial, sehingga proses pemulihan memerlukan pendekatan yang menyeluruh, termasuk dalam pengembangan strategi koping yang tepat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan studi dokumentasi terhadap tiga informan yang telah menjalani rehabilitasi dengan menggunakan teknik teknik snowball. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa eks korban mengembangkan dua jenis strategi koping, yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping. Pada aspek problem-focused coping, mereka berupaya menyusun perencaaan masalah, upaya menyelesaikan masalah, dan mencari dukungan sosial yang relevan. Sementara pada emotion-focused coping, mereka menunjukkan kemampuan pengendalian diri, upaya memperoleh dukungan, Menerima dan menjalankan masalah dengan rasa tanggung jawab, serta memberi penilaian positif pada masa lalu. Dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan sekitar terbukti menjadi sumber daya penting dalam proses pemulihan mereka. Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pemulihan eks korban penyalahgunaan NAPZA serta perlunya dukungan sosial yang berkelanjutan. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini juga mengusulkan program “Pulih Bersama” sebagai bentuk intervensi sosial yang bertujuan untuk memperkuat proses pemulihan melalui kegiatan pendampingan, pelatihan keterampilan hidup, dan penguatan dukungan sosial secara berkelanjutan. Penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan holistik dalam pemulihan eks korban penyalahgunaan NAPZA serta perlunya dukungan sosial yang berkelanjutan. Kata Kunci: Strategi Koping, Eks Korban Penyalahgunaan Napza, Proses Pemulihan, Usulan Program
  • Item
    KESIAPSIAGAAN GURU DAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI “SESAR LEMBANG” DI SMP NEGERI 2 LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT
    (Perpustakaan, 2025-10-26) SHINTIA HARMAYANTI SIBARANI, NRP. 21.04.094; Drs. Wawan Heryana, M.Pd.; Dyah Asri Gita Pratiwi, M.Kesos.
    SHINTIA HARMAYANTI SIBARANI, NRP. 21.04.094. Kesiapsiagaan Guru dan Siswa dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Sesar Lembang di SMP Negeri 2 Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Dosen Pembimbing : WAWAN HERYANA DAN DYAH ASRI GITA PRATIWI Kesiapsiagaan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi ancaman bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna. SMP Negeri 2 Lembang merupakan salah satu wilayah rawan bencana yang dilalui patahan aktif atau sering disebut sesar lembang, sehingga untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan akibat bencana diperlukan kesiapsiagaan guru dan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kesiapsiagaan guru dan siswa melalui 4 (empat) parameter berikut:1) pengetahuan 2) rencana tanggap darurat 3) sistem peringatan dini 4) mobilisasi sumber daya. Pendekatakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran angket kepada 51 responden guru dan 91 responden siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada guru empat aspek kesiapsiagaan bencana yang terdiri dari pengetahuan, rencana tanggap darurat, sistem peringatan dini dan mobilisasi sumber daya dikategorikan cukup siap. Sedangkan pada siswa tiga dari empat aspek masuk ke dalam kategori siap yaitu aspek pengetahuan, rencana tanggap darurat dan sistem peringatan dini. Sementara aspek mobilisasi sumber daya pada siswa dikategorikan cukup siap. Secara keseluruhan kesiapsiagaan guru dan siswa dapat dikategorikan cukup siap, namun masih terdapat beberapa indikator yang belum optimal. Berdasarkan hal tersebut penulis mengusulkan program “Peningkatan Kesiapsiagaan Komunitas Sekolah Dalam Menghadapi Ancaman Bencana Gempa Bumi di SMP Negeri 2 Lembang Kabupaten Bandung Barat”. Kata Kunci : Kesiapsiagaan Guru dan Siswa, Bencana, Gempa Bumi, Sesar
  • Item
    PERAN PENGAWASAN PEMBIMBING KEMASYARAKATAN TERHADAP KLIEN PENYALAHGUNAAN NAPZA PADA MASA REINTEGRASI DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS I BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) MUHAMMAD NAUFAL RIZKANI, NRP. 21.04.047; Dr. Epi Supiadi, M. Si; Dra. Eni Rahayuningsih, MP
    MUHAMMAD NAUFAL RIZKANI, NRP. 21.04.047. Peran Pengawasan Pembimbing Kemasyarakatan terhadap Klien Penyalahgunaan NAPZA pada Masa Reintegrasi di Balai Pemasyarakatan Kelas I Bandung. Dibimbing oleh EPI SUPIADI dan ENI RAHAYUNINGSIH Pengawasan merupakan fungsi inti dari Pembimbing Kemasyarakatan (PK) untuk memastikan terjadinya perubahan perilaku dan keberhasilan reintegrasi sosial, terutama bagi klien penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan peran pengawasan PK terhadap klien penyalahgunaan NAPZA pada masa reintegrasi sosial, dengan fokus pada empat aspek utama: kewajiban wajib lapor, kunjungan rumah, koordinasi dengan pihak terkait, dan studi berkas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif melalui observasi, studi dokumentasi, dan wawancara mendalam dengan tujuh informan, yaitu dua PK, dua klien, satu penjamin, dan dua pejabat struktural. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan menghadapi berbagai hambatan, seperti ketidakpatuhan klien dalam wajib lapor, minimnya dukungan keluarga, keterbatasan sumber daya manusia, serta lemahnya kolaborasi dengan tokoh masyarakat. Permasalahan tersebut dianalisis menggunakan Teori Supervisi Alfred Kadushin, yang menekankan fungsi administratif, edukatif, dan suportif dalam pelaksanaan pembimbingan sosial oleh PK. Penerapan teori ini menjelaskan bagaimana PK menjalankan pengawasan secara terpadu dan efektif untuk mendukung perubahan perilaku klien selama proses reintegrasi sosial. Berdasarkan hasil tersebut, peneliti merancang program REINCARE (Reintegration Care Program) yang terdiri dari konseling individu dan sesi kelompok dengan pendekatan kelompok pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Program ini menjadi media bagi PK untuk melakukan pengawasan yang aktif, dengan tujuan menurunkan risiko residivisme klien penyalahgunaan NAPZA. Kata kunci: Pengawasan, Pembimbing Kemasyarakatan, Klien Penyalahgunaan NAPZA, Reintegrasi Sosial, Supervisi
  • Item
    PENYESUAIAN SOSIAL ANAK YATIM DI RUMAH PELAYANAN SOSIAL ANAK PAMARDI SIWI SRAGEN JAWA TENGAH
    (Perpustakaan, 2025-10-26) NAZHIROH AULAD MAULINA. NRP. 21.04.064; Dr. Denti Kardeti, M.Si; Dr. Aep Rusmana, M.Si
    NAZHIROH AULAD MAULINA. NRP. 21.04.064. Penyesuaian Sosial Anak Yatim di Rumah Pelayanan Sosial Anak Pamardi Siwi Sragen Jawa Tengah. Dibimbing oleh AEP RUSMANA dan DENTI KARDETI Penelitian ini mengkaji tingkat penyesuaian sosial anak yatim di Rumah Pelayanan Sosial Anak (RPSA) Pamardi Siwi Sragen. Fokus kajian meliputi: 1) karakteristik responden, 2) pengakuan terhadap hak orang lain, 3) partisipasi, 4) kepekaan terhadap kesulitan orang lain, dan 5) mematuhi peraturan. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data meliputi angket, observasi, dan studi dokumentasi. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 20 anak yatim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penyesuaian sosial anak yatim secara umum tergolong tinggi, tetapi aspek partisipasi berada pada tingkat terendah dibandingkan aspek lainnya. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program peningkatan partisipasi sosial anak yatim melalui metode social group work dengan teknik kelompok edukasi sebagai upaya meningkatkan keberfungsian sosial anak di lembaga pengasuhan. Kata kunci: penyesuaian sosial, anak yatim, partisipasi sosial.
  • Item
    KONFLIK ANTAR ANAK BINAAN DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KELAS II BANDUNG
    (Perpustakaan, 2025-10-26) KINANTHI MRIH UTAMI. NRP. 21.04.012.; Drs. Suhendar, MP; Dr. Rahmat Syarif Hidayat, MPS. Sp
    KINANTHI MRIH UTAMI. NRP. 21.04.012. Konflik Antar Anak Binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Dibimbing oleh SUHENDAR dan RAHMAT SYARIF HIDAYAT Konflik merupakan sebuah proses interaktif yang tidak bisa dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik dapat terjadi karena adanya pandangan, kepentingan, dan keyakinan yang berbeda antar individu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris terkait tingkat konflik antar anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Fokus penelitian meliputi: 1) karakteristik responden, 2) komunikasi antar individu pada anak binaan, 3) komunikasi individu dengan kelompok atau sebaliknya pada anak binaan, dan 4) komunikasi antar kelompok pada anak binaan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, studi dokumentasi, dan kuesioner. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka dan uji reliabilitas menggunakan uji statistik dengan rumus alpha cronbach. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 105 orang anak binaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konflik antar anak binaan yang paling sering terjadi adalah yang disebabkan oleh aspek kegagalan komunikasi antar individu dan kegagalan komunikasi antar kelompok pada anak binaan, sedangkan konflik yang terjadi karena aspek kegagalan komunikasi individu dengan kelompok jarang terjadi pada anak binaan. Hasil penelitian tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk merancang usulan “Program Interaksi dan Manajemen Sosial Anak Binaan (PRIMA)” melalui metode social group work dengan teknik socialization group (kelompok sosialisasi) dan sensitivity group (kelompok melatih kepekaan) sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan komunikasi efektif , memperkuat keterampilan manajemen konflik yang sehat, serta mendorong pengembangan keterampilan sosial kolektif di kalangan anak binaan. Kata kunci: konflik, anak binaan, komunikasi
  • Item
    EFIKASI DIRI ANAK BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI SENTRA HANDAYANI JAKARTA TIMUR
    (Perpustakaan, 2025-10-26) Alya Fauziyah, NRM. 21.04.072; Dr. Yana Sundayani, M.Pd; Nike Vonika, M.Kesos
    Alya Fauziyah, NRM. 21.04.072. Efikasi Diri Anak Berhadapan dengan Hukum di Sentra Handayani Jakarta. Dibimbing oleh Yana Sundayani dan Nike Vonika. Efikasi diri berperan besar dalam cara seseorang memandang tugas ataupun tantangan yang akan mempengaruhi kedepannya. Tujuan utama dari penelitian ini untuk memperoleh gambaran empirik secara menyeluruh mengenai kondisi efikasi diri pada anak yang berhadapan dengan hukum di Sentra Handayani Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket kepada 25 ABH yang berada dalam status sebagai pelaku dan saat ini menjadi penerima manfaat di Sentra Handayani. Instrumen penelitian yang digunakan dirancang berdasarkan teori efikasi diri dari Bandura (1997) yang terdiri atas tiga aspek utama, yaitu aspek tingkat (level), aspek kekuatan (strength), dan aspek generalisasi (generality). Hasil dari penelitian ini mengindikasikan bahwa ABH yang berada di Sentra Handayani menunjukkan tingkat efikasi diri yang berada pada kategori sedang, sebagian besar anak menunjukkan keyakinan diri yang cukup baik dalam menghadapi tugas-tugas yang diberikan di sentra, walaupun masih terdapat tantangan dalam menyelesaikan tugas yang dianggap lebih sulit. Aspek kekuatan dalam kemampuan melaksanakan tugas yang diberikan di sentra, mayoritas responden menunjukkan pada kategori sedang. Aspek ini menempati posisi kedua tertinggi setelah aspek tingkat, yang mencerminkan bahwa ABH cenderung memiliki rasa percaya terhadap kemampuannya dirinya walaupun masih belum sepenuhnya. Aspek generalisasi menunjukan bahwa ABH cenderung masih mengalami keraguan dalam mengaplikasikan kemampuan yang mereka miliki ke dalam situasi-situasi yang berbeda. Penulis merancang suatu program yang bertujuan untuk meningkatkan efikasi diri ABH yaitu program Step Out. Kata Kunci: Efikasi Diri, Anak Berhadapan dengan Hukum, Sentra Handayani Jakarta