Tingkat Resiliensi Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang.

Abstract

ABSTRACT FARHAN DZAKA FADHIL, 1904141. Resiliency Level of Prisoners in Class IIB Correctional Institution Sumedang. Guided by Didiet Widiowati and Abas Basuni This research is motivated by the limited life of prisoners in correctional institutions and the loss of their independence, this situation many of the WBP experience psychological shocks ranging from mild stress to suicide. The study aims to describe the level of resilience of WBP. This study used a quantitative approach with a descriptive method on a sample of 38 respondents. The data collection technique used is a questionnaire in the form of a Resilience Questions-Test which is complemented by observation, and documentation studies. The results of this study obtained scores from seven aspects contained in resilience according to Reivich & Shatte, namely impulse control, optimism, self-efficacy, emotion regulation, casual analysis, empathy, achievement. There is a conclusion that all aspects are high resilience, but the Impulse Control aspect has the lowest score among other aspects, namely 365, and is vulnerable to approaching moderate resilience. Based on the results of this study, the researcher offers a program to improve the resilience of WBP, especially in improving the aspect of impulse control, namely the " Implus Control Management Training for Prisoners in Class IIB Sumedang Correctional Institution" program. This program has the aim of increasing the resilience of WBP and so that WBP are able to improve their ability to control their impulses when they experience emotional changes which ultimately control their thoughts and behavior. Keywords: Resilience Level, Prison-Forstered Citizen, Penitentiary ABSTRAK FARHAN DZAKA FADHIL, 1904141. Tingkat Resiliensi Warga Binaan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Abas Basuni Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan di dalam Lembaga Pemasyarakatan yang terbatas dan hilangnya kemerdekaan mereka, keadaan tersebut banyak di antara WBP yang megalami goncangan psikologis mulai dari stres ringan sampai kepada tindakan bunuh diri. Penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan tingkat resiliensi WBP. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif terhadap sampel WBP sebanyak 38 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner berupa Resilience Questions-Test yang dilengkapi dengan observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian in diperoleh skor dari tujuh aspek yang terdapat dalam resiliensi menurut Reivich & Shatte yaitu pengendalian impuls, optimisme, efikasi diri, regulasi emosi, analisis kasual, empati, pencapaian. Terdapat kesimpulan bahwa seluruh aspek adalah resiliensi tinggi, namun aspek Pengendalian Implus memiliki skor paling rendah diantara aspek yang lain yaitu 365, dan rentan mendekati resiliensi sedang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti menawarkan program untuk meningkatkan resiliensi WBP khususnya pada peningkatan aspek pengendalian implus, yakni program "Pelatihan Manajemen Pengendalian Implus bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang". Program ini mempunyai tujuan meningkatkan resiliensi WBP dan agar WBP mampu untuk meningkatkan kemampuan mengendaliakan implus dirinya ketika mereka mengalami perubahan emosi yang pada akhirnya mengendalikan pikiran dan perilaku mereka. Kata Kunci: Tingkat Resiliensi, Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan

Description

Keywords

Tingkat Resiliensi, Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan

Citation

Collections