Pola Kemitraan Badan Usaha Milik Desa dalam Pengembangan Unit Usaha Wisata di Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
Loading...
Date
2024-08-06
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Perpustakaan
Abstract
KHANSA DWISDA HAFIZHAH, 20.04.269. Partnership Pattern of Village Owned Enterprises in the Development of Tourism Business Units in
Kendalbulur Village, Boyolangu District, Tulungagung Regency.
Supervised by Dwi Yuliani and Ayi Hayani.
The partnership pattern is a form of cooperation between the parties
involved in it. In developing tourism, the right partnership pattern is needed to
achieve goals more quickly and achieve more benefits. The research aims to
describe how the partnership pattern of BUM Desa Larasati, Kendalbulur Village,
Boyolangu District, Tulungagung Regency in the development of tourism business
units, viewed from the aspects of goals, benefits, and the position of the partnering
parties based on Ambar Teguh Sulistiyani's partnership theory (2017). The method
used is descriptive qualitative with data collection techniques through in-depth
interviews, Focus Group Discussion (FGD), participatory observation, and
documentation studies. Determination of informants was carried out using
purposive techniques and there were 13 informants who were the village
government, BUM Desa Larasati, Tourism Awareness Group (Pokdarwis) and
Village Tourism Business Unit, as well as partners namely the Tulungagung
University Research and Community Service Institute (LPPM UNITA), Patin
Condong Raos Processing and Marketing Group (Poklahsar), and Sunday Morning
stall traders. The results showed that in terms of the classification of partnership
patterns based on the biological phenomenon of organism life, the partnership
between BUM Desa Larasati and LPPM UNITA is a conjugation partnership, while
with Poklahsar and stall traders is a mutualism partnership. While in terms of the
principles of organizational life, the partnership between BUM Desa Larasati and
LPPM UNITA is a linear union of partnership, while with the two others is a linear
collaborative of partnership. The problems found were the discontinuation of
partnership activities due to tourism stagnation and the lack of clarity of roles,
rights, and obligations in the memorandum of understanding which confused the
partners about how they could help recover tourism. Therefore, the researcher
proposed SEDAP BEUT MAS “Semangat Dalam Pemulihan Wisata dengan
Bermitra untuk Desa Maju Sejahtera” program in the form of team building by
Community Social Workers, starting with increasing the capacity of partnership
human resources and it is hoped that there will be an renewed of the memorandum
of understanding by involving potential partners according to the tourism recovery
strategy initiated.
Keywords: Partnership Patterns, Village-Owned Enterprises, Development of
Tourism Business Unit
ABSTRAK
KHANSA DWISDA HAFIZHAH, 20.04.269. Pola Kemitraan Badan Usaha
Milik Desa dalam Pengembangan Unit Usaha Wisata di Desa
Kendalbulur Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.
Dibimbing oleh Dwi Yuliani dan Ayi Hayani.
Pola kemitraan merupakan bentuk kerjasama antara pihak-pihak yang
terlibat didalamnya. Dalam mengembangkan wisata diperlukan pola kemitraan
yang tepat untuk mencapai tujuan secara lebih cepat dan menghasilkan manfaat
yang lebih besar. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pola
kemitraan BUM Desa Larasati Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu,
Kabupaten Tulungagung dalam pengembangan unit usaha wisata ditinjau dari
aspek tujuan, manfaat, dan kedudukan pihak-pihak yang bermitra berdasarkan teori
kemitraan Ambar Teguh Sulistiyani (2017). Metode yang digunakan yakni metode
kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara
mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi partisipatif, dan studi
dokumentasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan teknik purposive dan
terdapat 13 informan yang merupakan pihak pemerintah desa, BUM Desa Larasati,
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Unit Usaha Wisata, serta pihak mitra
yakni Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tulungagung
(LPPM UNITA), Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Patin
Condong Raos, dan pedagang lapak Sunday Morning. Hasil penelitian
menunjukkan jika ditinjau dari penggolongan pola kemitraan berdasarkan
fenomena biologis kehidupan organisme, kemitraan antara BUM Desa Larasati
dengan LPPM UNITA merupakan pola kemitraan konjugasi, sedangkan dengan
Poklahsar dan pedagang lapak merupakan pola kemitraan mutualisme. Sedangkan
ditinjau dari asas kehidupan organisasi, kemitraan antara BUM Desa Larasati
dengan LPPM UNITA merupakan linear union of partnership, sedangkan dengan
dua lainnya merupakan linear collaborative of partnership. Permasalahan yang
ditemukan yakni terhentinya aktivitas kemitraan karena stagnasi kepariwisataan
serta kurang jelasnya peran, hak, dan kewajiban dalam nota kesepahaman yang
membuat bingung pihak mitra mengenai cara yang dapat mereka lakukan untuk
membantu pemulihan wisata. Maka dari itu, peneliti mengusulkan program SEDAP
BEUT MAS “Semangat Dalam Pemulihan Wisata dengan Bermitra untuk Desa
Maju Sejahtera” berupa team building oleh Pekerja Sosial Masyarakat, diawali
dengan peningkatan kapasitas SDM kemitraan dan diharapkan akan ada pembaruan
nota kesepahaman bersama dengan melibatkan mitra potensial sesuai strategi
pemulihan wisata yang digagas.
Kata Kunci: Pola Kemitraan, Badan Usaha Milik Desa, Pengembangan Unit
Usaha Wisata
Description
Keywords
Pola Kemitraan, Badan Usaha Milik Desa, Pengembangan Unit Usaha Wisata