Pola Kemitraan Badan Usaha Milik Desa dalam Pengembangan Unit Usaha Wisata di Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung.

Abstract

KHANSA DWISDA HAFIZHAH, 20.04.269. Partnership Pattern of Village Owned Enterprises in the Development of Tourism Business Units in Kendalbulur Village, Boyolangu District, Tulungagung Regency. Supervised by Dwi Yuliani and Ayi Hayani. The partnership pattern is a form of cooperation between the parties involved in it. In developing tourism, the right partnership pattern is needed to achieve goals more quickly and achieve more benefits. The research aims to describe how the partnership pattern of BUM Desa Larasati, Kendalbulur Village, Boyolangu District, Tulungagung Regency in the development of tourism business units, viewed from the aspects of goals, benefits, and the position of the partnering parties based on Ambar Teguh Sulistiyani's partnership theory (2017). The method used is descriptive qualitative with data collection techniques through in-depth interviews, Focus Group Discussion (FGD), participatory observation, and documentation studies. Determination of informants was carried out using purposive techniques and there were 13 informants who were the village government, BUM Desa Larasati, Tourism Awareness Group (Pokdarwis) and Village Tourism Business Unit, as well as partners namely the Tulungagung University Research and Community Service Institute (LPPM UNITA), Patin Condong Raos Processing and Marketing Group (Poklahsar), and Sunday Morning stall traders. The results showed that in terms of the classification of partnership patterns based on the biological phenomenon of organism life, the partnership between BUM Desa Larasati and LPPM UNITA is a conjugation partnership, while with Poklahsar and stall traders is a mutualism partnership. While in terms of the principles of organizational life, the partnership between BUM Desa Larasati and LPPM UNITA is a linear union of partnership, while with the two others is a linear collaborative of partnership. The problems found were the discontinuation of partnership activities due to tourism stagnation and the lack of clarity of roles, rights, and obligations in the memorandum of understanding which confused the partners about how they could help recover tourism. Therefore, the researcher proposed SEDAP BEUT MAS “Semangat Dalam Pemulihan Wisata dengan Bermitra untuk Desa Maju Sejahtera” program in the form of team building by Community Social Workers, starting with increasing the capacity of partnership human resources and it is hoped that there will be an renewed of the memorandum of understanding by involving potential partners according to the tourism recovery strategy initiated. Keywords: Partnership Patterns, Village-Owned Enterprises, Development of Tourism Business Unit ABSTRAK KHANSA DWISDA HAFIZHAH, 20.04.269. Pola Kemitraan Badan Usaha Milik Desa dalam Pengembangan Unit Usaha Wisata di Desa Kendalbulur Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Dibimbing oleh Dwi Yuliani dan Ayi Hayani. Pola kemitraan merupakan bentuk kerjasama antara pihak-pihak yang terlibat didalamnya. Dalam mengembangkan wisata diperlukan pola kemitraan yang tepat untuk mencapai tujuan secara lebih cepat dan menghasilkan manfaat yang lebih besar. Penelitian bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pola kemitraan BUM Desa Larasati Desa Kendalbulur, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung dalam pengembangan unit usaha wisata ditinjau dari aspek tujuan, manfaat, dan kedudukan pihak-pihak yang bermitra berdasarkan teori kemitraan Ambar Teguh Sulistiyani (2017). Metode yang digunakan yakni metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan teknik purposive dan terdapat 13 informan yang merupakan pihak pemerintah desa, BUM Desa Larasati, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Unit Usaha Wisata, serta pihak mitra yakni Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Tulungagung (LPPM UNITA), Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Poklahsar) Patin Condong Raos, dan pedagang lapak Sunday Morning. Hasil penelitian menunjukkan jika ditinjau dari penggolongan pola kemitraan berdasarkan fenomena biologis kehidupan organisme, kemitraan antara BUM Desa Larasati dengan LPPM UNITA merupakan pola kemitraan konjugasi, sedangkan dengan Poklahsar dan pedagang lapak merupakan pola kemitraan mutualisme. Sedangkan ditinjau dari asas kehidupan organisasi, kemitraan antara BUM Desa Larasati dengan LPPM UNITA merupakan linear union of partnership, sedangkan dengan dua lainnya merupakan linear collaborative of partnership. Permasalahan yang ditemukan yakni terhentinya aktivitas kemitraan karena stagnasi kepariwisataan serta kurang jelasnya peran, hak, dan kewajiban dalam nota kesepahaman yang membuat bingung pihak mitra mengenai cara yang dapat mereka lakukan untuk membantu pemulihan wisata. Maka dari itu, peneliti mengusulkan program SEDAP BEUT MAS “Semangat Dalam Pemulihan Wisata dengan Bermitra untuk Desa Maju Sejahtera” berupa team building oleh Pekerja Sosial Masyarakat, diawali dengan peningkatan kapasitas SDM kemitraan dan diharapkan akan ada pembaruan nota kesepahaman bersama dengan melibatkan mitra potensial sesuai strategi pemulihan wisata yang digagas. Kata Kunci: Pola Kemitraan, Badan Usaha Milik Desa, Pengembangan Unit Usaha Wisata

Description

Keywords

Pola Kemitraan, Badan Usaha Milik Desa, Pengembangan Unit Usaha Wisata

Citation

Collections