Scientific Work
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Scientific Work by Author "Ellya Susilowati"
Now showing 1 - 20 of 22
Results Per Page
Sort Options
Item AKSI HANTING: AKSI PENGUBAHAN PERILAKU CEGAH STUNTING(Poltekesos, 2021) Ellya Susilowati; Dwi Yuliani; Susilawati; Tuti KartikaAksi HANTING: adalah singkatan dari aksi pengubahan perilaku cegah stunting. Isu stunting merupakan prioritas untuk ditangani dan menjadi salah satu target agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang kedua yaitu mencari solusi berkelanjutan untuk menghilangkan kelaparan dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030. .Permasalahan stunting atau gagal tumbuh pada anak juga masih menjadi permasalahan mendasar dalam pembangunan manusia Indonesia. Buku ini juga menggambarkan kontribusi Praktik Pekerjaan Sosial dalam melakukan intervensi kepada masyarakat dalam pencegahan stunting di wilayah pedesaan/kelurahan dengan sasaran kelompok rentan stunting yaitu ibu hamil, ibu menyusui, pengasuh Balita, remaja putri, dan kader .Item Analisis Pengelolaan Sumber Dana Bantuan Sosial(Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, 2023) Ellya Susilowati; Suharma; Lina Favourita; Teta Riasih; Atirista NainggolanBantuan sosial merupakan pemenuhan hak dari warga rentan, berisiko sehingga mendapatkan perlindungan sosial dan terhindar dari kemiskinan serta permasalahan sosial lainnya. Bantuan sosial dapat berupa berupa uang, barang, atau jasa kepada seseorang, keluarga, kelompok atau masyarakat miskin, tidak mampu, dan/atau rentan terhadap risiko sosial (Permensos no. 1 Th.2019 tentang Penyaluran Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan Kementrian Sosial). Risiko sosial merupakan kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam dan bencana alam, yang jika tidak diberikan belanja bantuan sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar (Pasal 1 angka 16 Permendagri No. 32 Tahun 2011). Bantuan sosial dapat berbentuk bantuan langsung yaitu secara tunai atau berbentuk barang, peneyediaan aksesibilitas, penguatan kelembagaan, dan bantuan pangan non tunai (BPNT). Sumber bantuan sosial dapat berasal dari masyarakat, dunia usaha dan pemerintah. Pengelolaan bantuan sosial menjadi aspek penting sehingga dapat mengefektifkan pelaksanaan bantuan sosial. Buku referensi ini mengantarkan bagaimana pengelolaan bantuan sosial yang dimulai dari pemahaman tentang kemisikinan sebagai dasar terjadinya bantuan sosial, paradigma bantuan sosial, penggalangan dana, konsep 'giving' dalam penggalangan dana, pengumpulan uang dan barang, manajemen bantuan sosial, kebijakan bantuan sosial dan bantuan sosial bagi kelompok rentan.Item Bab 7 - Layanan Psikososial Anak Korban Kekerasan Seksual(IDEA Press Yogyakarta, 2022) Ellya Susilowatikekerasan seksual terhadap anak merupakan masalah sosial substansial yang mempengaruhi sejumlah besar anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Bagi banyak anak, meskipun tidak semua, hal itu dapat mengakibatkan berbagai masalah psikologis dan perilaku, dan beberapa di antaranya dapat berlanjut hingga dewasa. Oleh sebab itu layanan psikososial untuk korban kekerasan seksual merupakan intervensi yang perlu dilakukan sehingga dapat mencegah trauma atau pasca traumatic stress disorder (PTSD). Hal ini karena layanan psikosial sangat diperlukan disamping layanan medis, terutama mencegah gangguan kesehatan baik fisik, mental dan perilaku anak dalam jangka panjang. Berbagai terapi psikososial untuk mengatasi trauma anak korban kekerasan seksual perlu diperkenalkan dan dipraktikan. Perhatian tidak hanya diberikan pada anak namun juga pada orang lanjut usia terutama yang berkaitan dengan pelayanan sosial kepada mereka.Item Cognitive Behaviour Therapy to Overcome Trauma of A Child Sexual Abuse Victim in Bandung-Indonesia(© Secholian Publication (Kuala Lumpur, Malaysia) unless otherwise stated, 2019) Ellya Susilowati; Krisna DewiCognitive Behavior Therapy (CBT) is a micro social work intervention technique that can reduce trauma experience by victims of sexual violence, including children. The purpose of this study was to examine and analyze the application of CBT interventions in dealing with the trauma as experienced by a 10-year-old girl, a victim of sexual violence, who gets help from the Child Protection Agency (LPA) in Bandung. This study used experimental approach with Single Subject Design (SSD) with A-B measurement technique to show the impact of the interventions result. Trauma indications that are intervened with the CBT model are the fear of being alone, nightmare, and sadness when hearing the words related to rape or sexual violence. CBT interventions carried out in this study are performed by providing psychoeducation, relaxation, helping the victim to express feelings, teaching coping skills, and in vivo exposure. The results of CBT interventions indicated changes in the reduction in frequency of trauma indications in children who are victims of sexual violence. This proves that CBT interventions can be performed to reduce the trauma experienced by the 10-year-old victim of sexual violence. The recommendation that can be suggested based on the results of this study are; CBT should be carried out with a more complete session and give reinforcement to parents about mentoring traumatic child victims of sexual violenceItem Conceptualizing the Role of Organizational Performance and Good Corporate Governance in Social Welfare Institutions Banten - Indonesia(International Journal of Innovative Science and Research Technology, 2021-03) Mochamad Soelton; Firda Apriani; Tri Wahyono; Ellya Susilowati; Harefan Arief; Eko Tama Putra SaratianIn an organization, human capital is an important factor for the activities’ effectiveness for a company or organization. Every company whatever its shape and type, will require human resources who have the ability to think, the task is also in accordance with the needs of the company. This study aims to examine and analyze organizational learning, organizational commitment, organizational citizenship behavior on organizational performance and good corporate governance in social welfare institutions (LKS) in the district of Tangerang City, with the using quantitative method. The object of research is caregivers in social welfare institutions in social welfare institutions (LKS) in Tangerang City district, with a total population of 30 caregivers. Nonprobability sampling technique is used with a sample size of 30 caregivers representing the entire population. The data analysis used in this study is a Structural Equation Model (SEM) analysis tool using the Smart-PLS Version 3.0 software. The results of this study are that organizational learning and organizational citizenship behavior have a significantly positive influence on organizational performance and good corporate governance, organizational commitment has a significantly positive influence on good corporate governance, and organizational commitment has a significantly negative effect on good corporate governance.Item E-Case Management in Handling Child Victims of Violence in Indonesia(Universidade Estadual de Maringa, 2021) Ellya SusilowatiThis study aims to examine the case e-management design needs in handling child victims of violence in Indonesia, so that child handling can be done quickly and accurately. With e-case management, a communication system will be established between stakeholders involved in handling child victims of violence such as health services, legal services, social welfare services and child protection. This study uses literature studies including case management in handling child victims of violence, the principles of case management of child handling, and the design of e-management of IT use cases. The results of the study indicate that the electronic design of child case management (e-case management) contains information flow about client data, assessment results, plans for handling client children, and referral systems related to handling child victims of violence oriented to the best interests of children.Item Gender Dalam Perencanaan Partisipatif(Widina Media Utama, 2022-04) Ellya SusilowatiKesetaraan gender dan keberdayaan semua perempuan termasuk anak perempuan menjadi tujuan ke-5 dari 17 tujuan dalam Social Development Goals. Hal ini mengindikasikan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki peluang dan kesempatan yang sama untuk berperan dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Indonesia telah banyak memiliki program kesetaraan gender, namun indeks ketimpangan gender masih cukup tinggi yaitu 0,400 (BPS, 2021). Isu ketimpangan dan diskriminasi masih menjadi persoalan termasuk keterlibatan perempuan dalam penyusunan proses dan dokumen perencanaan pembangunan khususnya yang berpihak pada pemenuhan kebutuhan perempuan. Trend pembangunan saat ini adalah dengan pendekatan pembangunan partisipatif yang dimulai dari tingkat desa melalui musyawarah rencana pembangunan (Musrenbang). Berikut akan dijelaskan bagaimana isu gender dalam perencanaan partisipatif.Item Implementasi Fungsi Suportif Supervisi Pekerja Sosial Penanganan Masalah Sosial Anak di Indonesia(Poltekesos, 2019-10) Ellya Susilowati; Dwi YulianiBerikut ini hasil penelitian tentang implementasi fungsi suportif dalam pelaksanaan supervisi praktik pekerjaan sosial dengan anak di indonesia.Item Knowledge and Skills of Social Workers in Handling Children in Conflict with Law in Indonesia(© Secholian Publication (Kuala Lumpur, Malaysia) unless otherwise stated, 2018-09-04) Ellya SusilowatiThis study aims to examine how the knowledge and skill of Social Workers in handling Children against Law (ABH) in Indonesia. Social Worker is a profession mandated by Law No. 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System has some duties, among others, such as assisting the recovery process and changes in Children behavior; giving consideration to law enforcement officers for handling children social rehabilitation; accompany the delivery of Children to their parents, government agencies or community institutions; and approach the community to be willing to accept the children in their social environment. This study used a qualitative approach with descriptive methods for six social workers who carried out tasks in Cianjur regency, West Java. Data collection techniques used interviews, observation and documentation studies. The results indicated that the knowledge and skills of Social Workers in carrying out the tasks of handling ABH still had some limitations, especially in the application of working skills with ABH. The recommendations of this study are: 1) Education and Training Center in the ABH training for Social Workers needs to increase knowledge and skills about social rehabilitation; 2) Children social workers conduct regular discussions and sharing on the competence of social work related to the handling ABHItem Pekerjaan Sosial Di Era Disrupsi(Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung, 2022) Ellya Susilowati; Nike Vonika; Fachry Arsyad; M. Ananta FirdausDisrupsi yang terjadi tentunya menyentuh berbagai bidang baik itu sosial, politik, budaya, tata pemerintahan, pendidikan, dunia hiburan dan lain- lain. Tulisan yang diangkat dalam buku ini mengangkat perihal disrupsi yang terjadi pada profesi pekerjaan sosial. Tulisan pertama dan kedua mengulas bagaimana pekerja sosial dapat beradaptasi atau merespon situasi gangguan yang terjadi. Yang mana hal ini berdampak pada esensi bagaimana pekerjaan sosial menjalankan profesinya. Tulisan ketiga membahas bagaimana mengenai disrupsi yang diakibatkan karena bencana alam yang dapat menyebabkan gangguan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Kemudian tulisan terakhir membahas mengenai pemanfaatan perkembangan teknologi informasi untuk penyelenggaraan pemerintahan dengan tujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat sehingga juga berdampak lebih lanjut pada peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.Item Pelayanan Lanjut Usia Berbasis Masyarakat Di Indonesia(IDEA Press, 2021-08-22) Ellya SusilowatiChapter ini menjelaskan tentang pelayanan bagi lanjut usia berbasis masyarakatItem Penerapan Teknologi Pengembangan Masyarakat Pada Program Desa Sabilulungan(Journal Poltekesos, 2019-07-28) Ellya SusilowatiTeknologi pengembangan masyarakat merujuk pada teknologi yang dikembangan pada Participatory Rural Appraisal (PRA)dan Methodology for Participatory Assesment (MPA) yang diterapkan pada proses pengembangan masyarakat mulai dari persiapan sosial, asesmen, perencanaan, intervensi sampai dengan monitoring dan evaluasi. Penerapan teknologi pengembangan masyarakat merupakan transformasi teknologi pengembangan masyarakat dalam proses pemberdayaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana penerapan teknologi pengembangan masayarakat pada program Desa Sabilulungan di Kabupaten Bandung. Metoda kajian yang digunakan partisipasi action research yaitu melibatkan 20 orang perwakilan masyarakat dalam penerapkan teknologi pengembangan masyarakat pada proses pelaksanaan program Desa Sabibilungan berketahanan Sosial Masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan Focus Group Discussion (FGD), wawancara mendalam, dan observasi terhadap proses penerapan teknologi pengembangan masyarakat. Hasil kajian menunjukkan bahwa teknologi pengembangan masyarakat dapat diterapkan oleh Tim Kerja Masyarakat pada proses pengembangan program Desa Sabilulungan. Teknologi yang diterapkan yaitu 1) Teknologi pemetaan sosial ;2) methodology for participatory assesment (MPA); 3) teknologi Diagram Venn untuk pemetaan sosial, pemetaan kelembagan masyarakat; 4) Technology of Partisipation (ToP) untuk perencanaan dan 5) teknologi monitoring dan evaluasi secara partisipatif. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar teknologi pengembangan masyarakat dapat di input dalam design program-program pengembangan masyarakat. Kata kunci: Penerapan, Teknologi pengembangan masyarakat, Pemberdayaan, Desa Berketahanan Sosial MasyarakatItem Penjangkauan dan Pendampingan Penyalahguna Narkotika(Idea Press, 2020-04-25) Ellya SusilowatiPenyalahguna narkotika merupakan komunitas tersembunyi dan eksklusif, karena mereka masih memiliki stigma dan diskriminasi serta rentan terhadap permasalahan hukum. Permasalahan sosial lainnya dari penyalahguna narkotika adalah kehilangan pekerjaan, manjemen uang yang buruk dan tidak memilik tempat tinggal. Disamping itu mereka juga mengabaikan perawatan kesehatan berkaitan dengan status mereka (Campbell, & Lloyd, 2012). Hal ini mengakibatkan penyalahguna narkotika kurang dapat akses kepada layanan rehabilitasi sosial maupun layanan medis. Kelompok ini apabila tidak ditangani akan meningkatkan jumlah korban penyalahguna narkotika, masalah sosial dan masalah kesehatan mental masyarakat. Oleh karena itu, strategi penjangkauan (outreach) menjadi salah satu alternative untuk memudahkan proses penanganan korban penyalahgunaan Narkotika, baik bersifat pencegahan maupun rehabilitasi didalam suatu wilayah tertentu.Item Peranan Keluarga Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Indonesia(PT RajaGrafindo Persada, 2020-08-01) Ellya SusilowatiChapter ini menjelaskan tentang peranan keluarga dalam menghadapi pandemi Covid19 di Indonesia, dimana pada saat itu semua anggota keluarga berada dirumah sehingga terdapat tantangan bagi keluarga menghadapi era pandemi Covid19.Item Perubahan Sosial Pada Anak Pasca Covid-19(Refika, 2020-08-01) Ellya SusilowatiBab ini menjelaskan tentang perubahan sosial pada anak pasca Covid-19Item Praktik Pekerjaan Sosial Dengan Anak(Poltekesos, 2020) Ellya SusilowatiBuku ini ditulis sebagai tambahan referensi bagi mahasiswa Pekerjaan Sosial, Kesejahteraan Sosial maupun Pekerja Sosial yang akan melakukan praktik atau bekerja dengan anak dalam rangka memberikan pertolongan kepada anak. Penulisan buku ini diinspirasi dimana penulis sejak tahun 2007 mengajar mata kuliah Praktik Pekerjaan Sosial dengan Anak baik pada program diploma empat/sarjana terapan maupun program Magister Terapan di Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.Item Social Protection Of Child Victims Of Terrorism Network In Indonesia(Vegueta. Anuario de la Facultad de Geografía e Historia, 2023) Ellya Susilowati; Helly Ocktilia; Atirista NainggolanChildren of victims of terrorist networks are at risk of being stigmatized, neglected and exposed to terrorism so they need special social protection from the government. This study aims to describe how the social protection of child victims of terrorism networks in Indonesia includes access to meeting basic needs, education, health services, and special protection services. This research was conducted through a survey of ex-terror convicts as parents of children through a Google form link which was distributed by snowball from their network group which was filled in by 34 respondents. To complete the data, Focus Group Discussions (FGD) were also carried out for ex-terrorism groups in five regions in Indonesia through the Social Welfare Institutions (LKS) who coached them. This research also conducted interviews with child social workers, teachers at schools for children who were victims of terrorism, bureaucrats who treat children who are victims of terrorism, heads of foundations, and children who have been exposed to terrorism and are currently receiving social rehabilitation services, as well as parents of children. The results of the study show the following: (1) there are almost 50% of children with problems related to where they live, because they often move around due to the stigma in society; (2) there are still 21% of children under five who do not have access to health services because their families are afraid of services: (3) 58% have barriers to education costs; (4) 14.70% did not have birth certificates; and 62% had the trauma of seeing their father being arrested in plain sight. The conclusion of this study is that children born to families of terrorist networks tend to experience growth and development disorders and their rights as children are not fulfilled. Recommendations for the results of this study gave birth to a service model design for children of victims of terrorism networks in Indonesia.Item Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2018(Poltekesos Bandung, 2020) Ellya Susilowati; Dwi Yuliani; Suharma; Ignatius Praptoraharjo; Dkk.Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2018 sebagai sebuah survei nasional rumah tangga yang representatif dapat memberikan manfaat bagi upaya untuk memahami besaran, sebaran, dan faktor determinan kekerasan terhadap anak di Indonesia. Hasil SNPHAR tahun 2018 ini dapat dijadikan dasar bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak. Selain itu, SNPHAR tahun 2018 juga dapat dijadikan acuan dasar untuk mengembangkan arah kebijakan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak, serta rehabilitasi bagi korban kekerasan, baik korban kekerasan fisik, emosional, dan seksual. Dari sisi ilmiah, hasil survei ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan survei yang terkait kekerasan terhadap anak di Indonesia. Laporan hasil SNPHAR tahun 2018 ini menjadi penting dan strategis sebagai evidence-based yang dapat dijadikan rujukan berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, praktisi, akademisi dalam perlindungan anak karena memuat berbagai informasi hasil survei tentang prevalensi tindak kekerasan terhadap anak yang meliputi prevalensi kekerasan fisik, emosional, dan seksual serta tumpah tindih kekerasan ketiganya, baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan di Indonesia. Dalam laporan hasil SNPHAR ini juga diuraikan faktor risiko dan faktor pelindung dari tindak kekerasan, memperkirakan dampak dari tindak kekerasan dan mendokumentasikan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak yang telah dilakukan agar dapat dimanfaatkan untuk upaya pengembangan kebijakan dan program penghapusan kekerasan pada masa yang akan datang.Item Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja 2021(2022-08) Ellya Susilowati; Dwi Yuliani; Suharma; Ignatius Praptoraharjo; Dkk.Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) tahun 2021 sebagai sebuah survei nasional rumah tangga yang representatif dapat memberikan manfaat bagi upaya untuk memahami besaran, sebaran, dan faktor determinan kekerasan terhadap anak di Indonesia. Hasil SNPHAR tahun 2021 ini dapat dijadikan dasar bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak. Selain itu, SNPHAR tahun 2021 juga dapat dijadikan acuan dasar untuk mengembangkan arah kebijakan pemerintah dalam pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak, serta rehabilitasi bagi korban kekerasan, baik korban kekerasan fisik, emosional, dan seksual. Dari sisi ilmiah, hasil survei ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan survei yang terkait kekerasan terhadap anak di Indonesia. Laporan hasil SNPHAR tahun 2021 ini menjadi penting dan strategis sebagai evidence-based yang dapat dijadikan rujukan berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat, praktisi, akademisi dalam perlindungan anak karena memuat berbagai informasi hasil survei tentang prevalensi tindak kekerasan terhadap anak yang meliputi prevalensi kekerasan fisik, emosional, dan seksual serta tumpah tindih kekerasan ketiganya, baik pada anak laki-laki maupun anak perempuan di Indonesia. Dalam laporan hasil SNPHAR ini juga diuraikan faktor risiko dan faktor pelindung dari tindak kekerasan, memperkirakan dampak dari tindak kekerasan dan mendokumentasikan upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak yang telah dilakukan agar dapat dimanfaatkan untuk upaya pengembangan kebijakan dan program penghapusan kekerasan pada masa yang akan datang.Item The Implementation of Social Work Practice with Children in Indonesia (A Case Study of Social Work Practice with Children by Social Workers)(© Secholian Publication (Kuala Lumpur, Malaysia) unless otherwise stated, 2017-09-01) Ellya Susilowati; Krisna Dewi; Meiti SubardhiniThis study aimed at examining the implementation of social work practice with children in Indonesia. The research used qualitative method with a case study on nine informants who were Social Workers carrying out the task of handling children cases in the city of Bandung, Indonesia. The results showed that Social Workers had started to implement social work practice with children in handling 44 cases of children, but, according to social work practice standards with children as defined by NASW (2013) and based on pragmatic perspectives of social work with children according to Petr.CG 2004), it was not optimal. The implementation of social work practice with children was seen from aspects of practice: 1) building relationships with children should had been done with a consideration to the children’s ages; 2) assessment with children should had already used 'tools' assessment; 3) preparation of intervention plans was less involving children and families; 4) interventions was less responding to the needs of children and less applying behavior change techniques; and 5) the evaluation had not been implemented and supervised. Based on the research findings it is recommended for: 1) Training Center to provide training on the perspective of social work practice with children for Child Social Workers; and 2) Directorate of Child Welfare of the Ministry of Social Affairs to facilitate the implementation of supervision on child social work practice by supervisors; 3) Child Study Center to conduct further study on child social work practice based on clusters of child problems