Browsing by Author "Aep Rusmana"
Now showing 1 - 18 of 18
Results Per Page
Sort Options
Item Coping Strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-08-01) TIARA ZAHRA WIDYAPUTRI, 20.04.297.; Aep Rusmana; Eri SusantoTIARA ZAHRA WIDYAPUTRI, 20.04.297. Coping Strategy Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung. Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Eri Susanto. Penelitian tentang coping strategy perempuan rawan sosial ekonomi penting untuk memahami feminisasi kemiskinan. Penelitian ini dapat mengungkap tantangan mereka, menginformasikan kebijakan yang lebih baik, dan mendukung pemberdayaan ekonomi perempuan, yang pada akhirnya berkontribusi pada pengentasan kemiskinan secara lebih efektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan karakteristik PRSE, permasalahan PRSE dalam memenuhi kebutuhan keluarga, coping strategy PRSE yang berorientasi pada emotional focused coping dan problem focused coping dalam menghadapi kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga, serta harapan PRSE guna membangun coping strategy dalam menghadapi tantangan memenuhi kebutuhan keluarga. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus jamak (collective or multiple case study) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara in-depth, observasi, dan studi dokumentasi. Keabsahan data diuji melalui uji kredibilitas dan member check dengan teknik triangulasi, yang kemudian dianalisis secara kualitatif melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa PRSE di Kelurahan Dago adalah janda cerai berusia 21-46 tahun dengan latar belakang pendidikan minim dan bekerja sebagai pedagang dan buruh pabrik. Mereka menghadapi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan pendidikan anak. Coping strategy PRSE sudah terbangun, namun aspek emosi, khususnya kontrol diri dan penerimaan, masih kurang optimal. Pada aspek pemecahan masalah, sub-aspek usaha untuk mengubah keadaan diikuti analisis perlu ditingkatkan guna terciptanya kemampuan menyelesaikan masalah dengan solusi yang tidak menimbulkan konsekuensi negatif. . Berdasarkan temuan tersebut, peneliti merekomendasikan pengembangan program yang dapat membantu PRSE meningkatkan coping stratgey dengan menggunakan perspektif pekerja sosial feminisme. Program ini diharapkan dapat memperkuat kemampuan PRSE dalam menghadapi tantangan sosial ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup mereka serta keluarganya. Kata Kunci : Coping Strategy, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi (PRSE), Feminisme Kemiskinan, Kebutuan KeluargaItem Dampak Penggunaan Minuman Keras Terhadap Perilaku Anggota Klub Motor Binter Merzy Di Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-14) ARIANE F.Z ELANGGA, 18.04.170.; Yana Sundayani; Aep RusmanaABSTRAK ARIANE F.Z ELANGGA, 18.04.170. Dampak Penggunaan Minuman Keras Terhadap Perilaku Anggota Klub Motor Binter Merzy Di Kelurahan Sukamaju Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Yana Sundayani dan Aep Rusmana Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana dampak penggunaan minuman keras terhadap perilaku anggota klub motor terhadap penyalahgunaan minuman keras, yang meliputi tiga aspek dalam dampak penggunaan minuman keras menurut Martono yaitu 1) gangguan kesehatan fisik 2) perasaan, dan 3) perilaku sosial. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan studi dokumentasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling (pengambilan sampel didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu) dengan jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 36 responden. Alat ukur yang digunakan di dalam penelitian menggunakan skala likert dengan lima alternatif jawaban. Uji validitas pada penelitian menggunakan validitas muka (Face Validity). Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS IBM 25. Berdasarkan hasil analisa masalah dan kebutuhan dapat diketahui bahwa diperlukan peningkatan kesadaran akan dampak dari penyalahgunaan minuman keras di klub motor binter mery, maka dari itu peneliti mengusulkan program “Spirit Of Burning Skull Peningkatan Pemahaman anggota Klub BRC-mc terhadap Dampak Minuman Keras dan Cara Menanggulangi Minuman Keras”. Metode yang digunakan dalam program menggunakan Group Work. Tujuan program ini diharapkandapat meningkatkan kesadaran pada anggota mengenai pentingnya mengetahui dan tidak menganggap remeh dari Dampak Penggunaan Minuman Keras Terhadap Perilaku Anggota Klub Motor Binter Merzy. Kata Kunci : Dampak, Perilaku, Pengunaan Minuman Keras, Klub MotorItem Efektivitas Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial di Sentra Satria Baturraden(Perpustakaan, 2024-08-12) NUR SALSABILA PUTERI, 20.04.131; Aep Rusmana; PribowoNUR SALSABILA PUTERI, 20.04.131. Efektivitas Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial di Sentra Satria Baturraden, Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Pribowo. Penelitian tentang Efektivitas Pelaksanaan Program Asistensi Rehabilitasi Sosial di Sentra Satria Baturraden bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang efektivitas program asistensi rehabilitasi sosial di Sentra Satria Baturraden yang meliputi karakteristik responden, pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatan waktu, tercapainya tujuan, dan perubahan nyata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan 30 responden sebagai pelaksana program asistensi rehabilitasi sosial di Sentra Satria Baturraden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun uji validitas yang digunakan merupakan validitas konstruk dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cornbach. Instrumen yang digunakan merupakan skala likert. Ketiga aspek efektivitas berada pada kategori efektif yaitu aspek pemahaman program dengan skor 603 (83,75%), aspek tercapainya tujuan dengan skor 917 (84,91%), dan aspek perubahan nyata dengan skor 1.041 (82,62%). Aspek ketepatan sasaran berada kategori sangat efektif dengan skor 482 (89,62%). Hasil penelitian pada aspek ketepatan sasaran mendapatkan skor terendah yaitu 313 (57,96%) dan berada pada kategori kurang efektif. Hal ini menggambarkan perlunya peningkatan pada aspek ketepatan waktu dari pelaksanaan program asistensi rehabilitasi sosial di Sentra Satria Baturraden. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program “Pelatihan Manajemen Waktu Sentra Satria Baturraden” melalui educational group dengan tujuan menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pelaksana program agar dapat meningkatkan ketepatan waktu sehingga tercapai efektivitas program. Kata Kunci: Efektivitas program,Asistensi Rehabilitasi Sosial, Pelaksana ProgramItem Keberdayaan Masyarakat dalam Program Pengelolaan Sampah menjadi Eco-enzyme di Dusun Margacinta Desa Margamekar Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-08-06) AMELIA ANNISA DEWI, 20.04.310.; Aep Rusmana; Eri SusantoAMELIA ANNISA DEWI, 20.04.310. Keberdayaan Masyarakat dalam Program Pengelolaan Sampah menjadi Eco-enzyme di Dusun Margacinta Desa Margamekar Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Eri Susanto. Permasalahan mengenai sampah tidak hanya ditemukan di perkotaan, namun terjadi juga di perdesaan. Masih banyak wilayah di perdesaan yang tidak memiliki TPA dan keterbatasan pengetahuan sehingga masyarakat biasanya masih membuang sampah sembarangan, salah satu contohnya adalah Desa Margamekar di Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai bagaimana Keberdayaan Masyarakat dalam program pengelolaan sampah menjadi eco-enzyme di Dusun Margacinta Desa Margamekar Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner, observasi dan studi dokumentasi. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka (face validity). Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukkan bahwa skor aktual keseluruhan aspek yang diperoleh adalah sebesar 4760 atau 83,3% dari total skor ideal sebesar 5.712. Hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di Dusun Margacinta Desa Margamekar Kabupaten Sumedang selalu menjaga kebersihan lingkungan setelah mendapat pemberdayaan. Namun terdapat hasil standar deviasi dan hasil observasi menunjukkan adanya permasalahan pada pernyataan dengan aspek yang bernilai dibawah batas bawah normal yaitu terdapat pada aspek partisipasi, kesadaran kritis, akses, dan kontrol. Berdasarkan penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Mencintai Lingkungan dengan eco-enzyme dengan metode Community Work dan reward and punishment menggunakan teknik kolaborasi. Kata Kunci: Permasalahan Sampah, Pemberdayaan Masyarakat, Eco-enzymeItem Kecemasan Keluarga Korban Bencana Gempa Bumi di Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-26) NABILA AZZAHRA, 1904258.; Aep Rusmana; Nurhayani Lubis.ABSTRAK NABILA AZZAHRA, 1904258. Kecemasan Keluarga Korban Bencana Gempa Bumi di Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Aep Rusmana dan Nurhayani Lubis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran Kecemasan Keluarga Korban Bencana Gempa Bumi di Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur yang mencakup aspek emosional, aspek kognitif dan aspek fisiologis. Kecemasan adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa gelisah, khawatir dan takut dalam situasi tertentu atau tanpa alasan yang jelas. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Deskriptif Kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga korban bencana alam gempa bumi di Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur sebanyak 45 orang dengan teknik pengambilan sampel Area random sampling. Adapun Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka, dan uji reliabilitas alat ukur menggunakan alpha cronbach. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecemasan keluarga korban bencana alam gempa bumi di Desa Sukamanah Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur berada pada kategori sedang dengan skor 4374, dua aspek dari kecemasan yaitu aspek kognitif dengan skor 1464 dan aspek fisiologis dengan skor 1273 berada pada kategori sedang. Sedangkan, aspek emosional berada pada kategori berat dengan skor 1637. Kondisi emosional sebagian responden masih sangat rapuh dan belum stabil. Oleh karena itu, maka diusulkan program “Pelatihan Peningkatan Regulasi Emosi Keluarga Korban Bencana Alam Gempa Bumi di Desa Sukamnah Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur”. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan regulasi emosi agar dapat menurunkan gejala kecemasan pada aspek emosional responden dan pada akhirnya diharapkan dapat menurunkan tingkat kecemasan responden sebagai kepala keluarga korban bencana alam gempa bumi di Desa Sukamanah, Kecamatan Cianjur, Kabupaten Cianjur. Kata Kunci: Kecemasan, Keluarga, Korban Bencana Alam, Gempa Bumi ABSTRACT NABILA AZZAHRA, 1904258. Anxiety of Families of Earthquake Victims in Sukamanah Village, Cugenang District, Cianjur Regency, Thesis, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Aep Rusmana and Nurhayani Lubis. This study aims to obtain an overview of the Anxiety of Families of Earthquake Victims in Sukamanah Village, Cugenang District, Cianjur Regency which includes emotional aspects, cognitive aspects and physiological aspects. Anxiety is a condition in which a person feels anxious, worried and afraid in certain situations or for no apparent reason. The research method used is Quantitative Descriptive method. The sample in this study was the head of the family of victims of the earthquake natural disaster in Sukamanah Village, Cugenang District, Cianjur Regency as many as 45 people with the sampling technique Area random sampling. The validity test of the measuring instrument uses face validity, and the reliability test of the measuring instrument uses alpha cronbach. The data collection techniques using questionnaires and documentation studies. The results of this study indicate that the level of anxiety of families of victims of natural disasters of earthquakes in Sukamanah Village, Cugenang District, Cianjur Regency is in the moderate category with a score of 4374, two aspects of anxiety, namely cognitive aspects with a score of 1464 and physiological aspects with a score of 1273 are in the moderate category. Whereas, emotional aspects are in the severe category with a score of 1637. The emotional condition of some respondents is still very fragile and unstable. Therefore, the program "Training to Improve Emotion Regulation of Families of Earthquake Victims in Sukamnah Village, Cugenang District, Cianjur Regency" is proposed. The aim is to improve the ability of emotion regulation in order to reduce symptoms of anxiety in the emotional aspects of respondents and ultimately it is expected to reduce the level of anxiety of respondents as the head of the family of victims of natural disasters of earthquakes in Sukamanah Village, Cianjur District, Cianjur Regency. Keywords: Anxiety, Family, Natural Disaster Victims, EarthquakeItem Kecemasan Warga Binaan Pemasyarakatan Saat Menjalani Masa Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Garut. Deosen(Perpustakaan, 2024-02-23) ARIF ARIYANTO, 18.04.264.; Aep Rusmana; Yana Sundayani.ABSTRACT ARIF ARIYANTO, 18.04.264. Anxiety of Correctional Families While Serving Their Prison in Class II B Correctional Institutions in Garut. Supervisor: Aep Rusmana and Yana Sundayani. This study aims to find out how the prisoners feel when they are serving their sentences in the Class II B Penitentiary in Garut, which includes three aspects of anxiety according to Calhoun and Acocella, namely 1) Aspects of Emotional Reactions 2) Aspects of Physiological Reactions and 3) Aspects of Cognitive Reactions. The research design uses a quantitative approach. Data collection techniques using questionnaires and documentation studies. Determination of the sample in this study namely Probability Sampling using Simple Random Sampling the number of respondents in this study were 182 respondents. The research measurement tool used is the HARS (Hamilton Rating Scale) which has been modified with four alternative answers. Test the validity of this study using Face Validity (face validity). The reliability test used the Alpha Cronbach formula with the help of SPSS 26. The results showed that the golden age of correctional inmates while serving their sentence in Class II B Correctional Institutions in Garut was in the medium category. The emotional reaction aspect is in the moderate category 35.67%, the physiological reaction aspect is in the moderate category 32.16%, and the cognitive reaction aspect is in the moderate category 32.17%. Based on the results of the analysis of problems and needs, it can be seen that it is necessary to reduce anxiety in prisoners, therefore the researchers propose the PEKERJA program (Anxiety Reduction with Working Groups). The method used in the program is social group work with the type of recreational skill group. The aim of this program is expected to reduce the anxiety of penitentiary inmates while serving their sentence. Keyword: Anxiety, Corretional Inmates, Criminal Period ABSTRAK ARIF ARIYANTO, 18.04.264. Kecemasan Warga Binaan Pemasyarakatan Saat Menjalani Masa Pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Garut. Deosen Pembimbing: Aep Rusmana dan Yana Sundayani. Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana kecemasan warga binaan pemasyarakatan saat menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Garut, yang meliputi tiga aspek dalam kecemasan menurut Calhoun dan Acocella yaitu 1) Aspek Reaksi Emosional 2) Aspek Reaksi Fisiologis dan 3) Aspek Reaksi Kognitif. Desain penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan studi dokumentasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini yaitu Probability Sampling dengan menggunakan Simple Random Sampling jumlah responden dalam penelitian ini adalah 182 responden. Alat ukur penelitian yang digunakan yaitu HARS (Hamilton Rating Scale) yang telah dimodifikasi dengan empat alternatuf jawaban. Uji validitas penelitian ini menggunakan Face Validity (validitas muka). Uji reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS 26. Hasil penelitian menunjukan bahwa keemasan warga binaan pemasyarakatan saat menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Garut berada pada kategori sedang. Aspek reaksi Emosional berada pada kategori sedang 35,67%, aspek reaksi fisiologis berada pada kategori sedang 32,16%, dan aspek reaksi kognitif berada pada kategori sedang 32,17%. Berdasarkan hasil analisa masalah dan kebutuhan dapat diketahui bahwa itu peneliti mengusulkan program PEKERJA (pengurangan Kecemasan dengan Kelompok Kerja). Metode yang digunakan dalam program yaitu Social group Work dengan tipe recreational Skill Group. Tujuan program ini diharapkan dapat mengurangi kecemasan warga binaan pemasyarakatan saat menjalani masa pidana diperlukan pengurangan kecemasan pada warga binaan pemasyarakatan. Kata Kunci: Kecemasan, Warga Binaan Pemasyarakatan, Masa PidanaItem Kepercayaan Diri Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang(Perpustakaan, 2024-10-16) Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144.; Aep Rusmana; PribowoABSTRACT Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144. Self-Confidence of Correctional Clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang, Supervised by Aep Rusmana and Pribowo Self-confidence is the belief in one’s own abilities, unaffected by others, enabling one to act according to their own will, feel joyful, optimistic, sufficiently tolerant, and responsible. Strong self-confidence allows individuals to take appropriate risks, face failures with optimism, and interact confidently with others. This study aims to determine the level of self-confidence of correctional clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang based on the following aspects: 1) confidence in one’s abilities, 2) optimism, 3) objectivity, 4) responsibility, and 5) rationality and realism. The method used is descriptive quantitative research. Data collection techniques used are: 1) questionnaires and 2) documentation studies. The research was analyzed using descriptive statistical data analysis with SPSS Software. The reliability test of the self-confidence instrument was calculated using the Cronbach Alpha formula and yielded a coefficient value of 0.924. The results of the study on 32 correctional clients showed that the level of self-confidence was at the highest category, namely in the “medium” category with 59.38% (19 correctional clients). Furthermore, in the “low” category, there were 18.75% (6 correctional clients), “high” category 9.38% (3 correctional clients), “very high” category 6.25% (2 correctional clients), and “very low” category 6.25% (2 correctional clients). Based on the average value of 135.9375, the self-confidence of correctional clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang falls into the “medium” category. Based on the results of the study, the researcher proposes a Work and Entrepreneurship Training Program for Correctional Clients at Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang. Keywords: Self-Confidence, Correctional Clients, Correctional Center ABSTRAK Galang Irsan Rosandi Lodaya, 2004144. Kepercayaan Diri Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang, Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Pribowo. Kepercayaan diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri seseorang sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, dan bertanggung jawab. Kepercayaan diri yang kuat memungkinkan individu untuk mengambil risiko yang sesuai, mengatasi kegagalan dengan optimisme, dan berinteraksi dengan orang lain dengan percaya diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepercayaan diri klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang dilihat dari aspek: 1) keyakinan atas kemampuan diri sendiri, 2) optimisme, 3) objektivitas, 4) bertanggungjawab, dan 5) rasional dan realistis. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner dan 2) studi dokumentasi. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif menggunakan Software SPSS. Uji reliabilitas instrumen kepercayaan diri dihitung menggunakan rumus Alpha Cronbach dan diperoleh nilai koefisien 0,924. Hasil penelitian terhadap 32 klien pemasyarakatan menunjukan bahwa tingkat kepercayaan diri berada pada kategori paling tinggi yaitu pada kategori , “sedang” sebanyak 59,38% (19 klien pemasyarakatan). Selanjutnya pada kategori “rendah” sebanyak 18,75% (6 klien pemasyarakatan) “tinggi” sebanyak 9,38% (3 klien pemasyarakatan),“sangat tinggi” sebanyak 6,25% (2 klien pemasyarakatan) dan “sangat rendah” sebanyak 6,25% (2 klien pemasyarakatan). Berdasarkan nilai rata-rata sebesar 135,9375, kepercayaan diri klien pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang berada pada kategori “sedang”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Pelatihan Kerja dan Wirausaha Klien Pemasyarakatan di Balai Pemasyarakatan Kelas II Subang. Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Klien Pemasyarakatan, Balai PemasyarakatanItem Kesiapan Keluarga dalam Menerima Anak yang Berkonflik dengan Hukum di Sentra Handayani Jakarta,(Perpustakaan, 2024-08-06) CHETRIN ANASTASYA BR TARIGAN, 2004103.; Aep Rusmana; Eri Susanto.CHETRIN ANASTASYA BR TARIGAN, 2004103. Kesiapan Keluarga dalam Menerima Anak yang Berkonflik dengan Hukum di Sentra Handayani Jakarta, Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Eri Susanto. Anak adalah generasi penerus bangsa yang harus dijaga bagi setiap orang tua, kehadiran seorang anak sangat dinanti-nantikan. Anak yang berhadapan hukum atau yang disingkat ABH adalah anak yang umurnya sekurang-kurangnya berusia 12 tahun dan belum mencapai umur 18 tahun dan belum menikah. Anak tersebut disangka, dituduh, melakukan tindakan pidana. Penelitian ini bertujuan untuk memperolah tentang: 1) karakteristik responden, 2) kondisi fisik, mental dan emosional, 3) kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan, dan 4) keterampilan, dan pengetahuan. Metode yang digunakan penelitian kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data kuesioner yang kemudian diolah dengan menggunakan Statistical Package of the Sosial Science (SPSS). Hasil dari penelitian menunjukan bahwa aspek kesiapan fisik, mental dan emosional memiliki skor terrendah yaitu 65,75% pada kreteria ini dengan memperoleh nilai 1,060 termasuk kedalam kategori interval ”rendah dan tinggi” namun mendekati rendah, dengan jumlah skor ideal 1,612. Rata rata pada aspek pertama adalah sebesar 162,3% dengan total nilai tertinggi adalah 118 dan skor terendah sebesar 89 pada aspek kesiapan fisik, mental dan emosional. Pada ketiga aspek sangat mempengaruhi kesiapan orang tua sehingga peneliti mengusulkan satu program untuk membantu aspek kesiapan fisik, mental dan emosional yaitu memberi penyuluhan kepad orang tua melalui program SIGAP ABH (Kesiapan Keluarga Penerimaan Anak yang Berkonflik dengan Hukum) tujuan dari program ini memberi penyuluhan kesiapan kepada keluarga agar keluarga lebih memahami hal tentang kesiapan dalam menerima anak berhadapan hukum. Kata Kunci : Anak Berhadapan Hukum, Keluarga, KesiapanItem Komnikasi Antarpribadi Siswa SLB dengan Temannya di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung,(perpustakaan, 2024-01-08) LAILI NADIFA, 1904160.; Aep Rusmana; Nurhayani LubisABSTRAK LAILI NADIFA, 1904160. Komnikasi Antarpribadi Siswa SLB dengan Temannya di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Aep Rusmana dan Nurhayani Lubis Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang komunikasi antarpribadi siswa disabilitas rungu wicara dengan temannya di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukapura Kota Bandung, yang dilihat dari aspek penyampaian pesan nonverbal, proses komunikasi antarpribadi siswa disabilitas rungu wicara dan aspek gangguan (noise) dalam komunikasi antarpribadi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang informan yang terdiri dari guru pengajar dan wali kelas siswa disabilitas rungu wicara. Penentuan informan ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan, wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, uji keteralihan, uji kebergantungan dan uji kepastian. Dan Teknik analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi antarpribadi siswa disabilitas dengan temannya di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukapura Kota Bandung sudah optimal, namun masih sering terjadi mis komunikasi dan masih sering kurang tepat dalam menempatkan kata-kata saat berkomunikasi melalui whatsapp. Berdasarkan hal tersebut, makan diusulkan “Program Pelatihan Bahasa Isyarat dan Penggunaan Whatsapp dalam Meningkatkan Kemampuan Siswa Disabilitas Rungu Wicara Berkomunikasi Antarpribadi dengan Temannya di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukapura Kota Bandung”. Tujuan dari progam ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan komunikasi antarpribadi dengan temannya di Sekolah Luar Biasa Negeri Sukapura Kota Bandung. Kata Kunci: Komunikasi Antarpribadi, Siswa Disabilitas Rungu Wicara, Sekolah Luar Biasa (SLB) ABSTRACT LAILI NADIFA, 1904160. Interpersonal Communication of SLB Students with Friends at the Sukapura State Special School in Bandung City, Thesis, Bandung Social Welfare Polytechnic, Aep Rusmana and Nurhayani Lubis This study aims to obtain an overview of the interpersonal communication of students with hearing disabilities and their friends at the Sukapura State Special School in Bandung, which is seen from the aspect of delivering nonverbal messages, the process of interpersonal communication of students with hearing disabilities and aspects of noise in interpersonal communication. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. Informants in this study were 3 informants consisting of teaching teachers and homeroom teachers for students with hearing disabilities. Determination of this informant using a purposive technique. Data collection techniques using in-depth interviews, observation, and documentation studies. Data validity checking techniques use credibility tests, transferability tests, dependency tests and certainty tests. And the data analysis technique uses data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study showed that interpersonal communication between students with disabilities and their friends at the Sukapura State Special School in Bandung was optimal, however, miscommunication often occurred and the placement of words was often inaccurate when communicating via WhatsApp. Based on this, it is proposed "Sign Language Training Program and the Use of Whatsapp in Improving the Ability of Students with Deaf Speech Disabilities to Communicate Interpersonally with Their Friends at the Sukapura State Special School, Bandung City". The purpose of this program is to improve students' ability to communicate interpersonally with their friends at the Sukapura State Special School, Bandung. Keywords: Interpersonal Communication, Students with Deaf Speech Disabilities, Special Schools (SLB)Item Kontrol Sosial Guru Dalam Pencegahan Kenakalan Siswa di SMA Pasundan 1 Cianjur.(Perpustakaan, 2024-03-07) FADYA SALSABILLA RAMADANTI, 1904246.; Aep Rusmana; Hartono Laras.ABSTRACT FADYA SALSABILLA RAMADANTI, 1904246. Teacher's Social Control in Preventing Student Delinquency in Pasundan 1 Cianjur High School. Supervisors: Aep Rusmana and Hartono Laras. Social control in this study refers to the efforts or actions of teachers in preventing juvenile delinquency in students. The objectives in the study were to examine 1) the characteristics of respondents, 2) teachers educate students, 3) teachers invite students, 4) teachers force students. This research is motivated by the rampant juvenile delinquency that occurs in schools so that it is necessary to prevent and handle this problem. The method used in this research is descriptive method with quantitative approach. The data sources used are primary sources and secondary sources. The population in this study amounted to 81 students with the sampling technique used was Proportionate stratified random sampling. while the data collection techniques used were questionnaires and documentation studies with rating scale measuring instruments, testing the validity of the research was face validity test and reliability test using Alpha Cronbach. The results obtained show that the teacher's social control in preventing delinquency is in the moderate category where the aspects of educating and inviting are in the high category and the aspect of forcing is in the moderate category. Therefore, the proposed program is "SERASI (Seminar and Workshop on Prevention of Juvenile Delinquency in Students) at Pasundan 1 Cianjur High School". Keywords: Social Control, Teacher, Student Delinquency ABSTRAK FADYA SALSABILLA RAMADANTI, 1904246. Kontrol Sosial Guru Dalam Pencegahan Kenakalan Siswa di SMA Pasundan 1 Cianjur. Dosen Pembimbing: Aep Rusmana dan Hartono Laras. Kontrol sosial dalam penelitian ini merujuk pada upaya atau tindakan guru dalam pencegahan kenakalan siswa. Tujuan dalam penelitian adalah mengkaji 1) karakteristik responden, 2) guru mendidik siswa, 3) guru mengajak siswa, 4) guru memaksa siswa. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh maraknya kenakalan siswa yang terjadi di sekolah sehingga perlu adanya pencegahan dan penanganan atas permasalahan ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendeketan kuantitaif. Sumber data yang digunakan adalah sumber primer dan sumber sekunder. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 81 siswa dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Stratified random sampling. adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan studi dokumentasi dengan alat ukur rating scale, pengujian validitas pada penelitian yaitu uji validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kontrol sosial guru dalam pencegahan kenakalan berada dalam kategori sedang dimana pada aspek mendidik dan mengajak berada pada kategori tinggi dan aspek memaksa berada pada kategori sedang. Oleh karena itu, program yang diusulkan adalah “SERASI (Seminar dan Workshop Pencegahan Kenakalan Remaja Pada Siswa) di SMA Pasundan 1 Cianjur”. Kata Kunci : Kontrol Sosial, Guru, Kenakalan SiswaItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PENANGANAN KLIEN “R” YANG KURANG MENJAGA KEBERSIHAN DI SENTRA HANDAYANI JAKARTA(Perpustakaan, 2024-10-25) Nasar NRP. 2004169; Aep RusmanaabstractItem Pelayanan Sosial Anak Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Terhadap Anak Terlantar Di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak (P2SGRA) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-10-05) MEIDA FAHREZAWATI, NRP.17.04.320; Aep Rusmana; Ayi HaryaniMEIDA FAHREZAWATI, NRP.17.04.320 Pelayanan Sosial Anak Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Terhadap Anak Terlantar Di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak (P2SGRA) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Ayi Haryani. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji mengenai Pelayanan Sosial Anak Berbasis Lembaga Kesejahteraan Sosisl Anak (LKSA) terhadap Terlantar di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak (P2SGRA) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat. Adapun aspek yang diteliti yaitu mengenai martabat anak sebagai manusia, perlindungan anak, identitas, partisipasi, makanan dan pakaian, pendidikan dan kesehatan, privasi, pengaturan waktu, kegiatan pekerjaan, tata tertib dan disiplin anak. .Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Pemilihan narasumber dilakukan secara purposive sampling terhadap 7 orang informan yakni 1 orang Ketua Tim Kerja Pemenuhan Pelayanan Kebutuhan Dasar, 2 orang Peksos, 1 Pengasuh dan 3 Anak Asuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan uji credibility, transferability, dependability, confirmability dan dianalisis menggunakan analisis kualitatif yakni analisis sebelum dan saat di lapangan. Hasil penelitian di UPTD P2SGRA menunjukan bahwa, (1) martabat anak sebagai manusia diberikan oleh lembaga dalam bentuk kebijakan yang melarang adanya tindakan diskriminasi yang dapat menjatuhkan harga diri anak, (2) perlindungan anak yang diberikan berupa kebijakan, prosedur pelaporan, pencegahan, lingkungan yang aman, kerahasiaan laporan mengenai laporan kekerasan anak, (3) perkembangan anak diberikan melaui dukungan kegiatan, materi, kemandirian menejemen waktu, (4) identitas anak diberikan dalam bentuk dokumen dan pemahaman identitas diri, (5) relasi anak diberikan melalui dukungan fasilitas dan kebijakan yang mengatur pertemuan anak dengan orangtua, teman, pengasuh, (6) partisipasi anak diberikan dengan memberikan kesempatan bersuara dan memilih (7) makanan dan pakaian yang sesuai standar,(8) akses terhadap pendidikan dan kesehatan memenuhi standar namun kurang dukungan orangtua, (9) privasi atau kerahasiaan pribadi anak yang terjaga, (10) pengaturan waktu anak, (11) kegiatan atau pekerjaan anak di LKSA di mana lembaga melarang anak melakukan pekerjaan yang mengganggu perkembangan anak, (12) tata tertib dan sanksi tersusun dengan baik. Terdapat 3 permasalahan ditemukan yaitu kurangnya kerjasama orangtua dengan lembaga dalam melaksanakan peran dan tanggung jawab pengasuhan anak, intensitas pertemuan orang tua dengan anak yang terlalu sering dapat mengganggu kemandirian anak, dan belum maksimalnya program pembinaan orang tua. Maka dari itu, dilakukan upaya penangan masalah melalui program “Kolaborasi Pengasuhan antara Orang tua dengan LKSA” melalui metode COCD dengan teknik Capacity Building, Dinamika Kelompok, ice breaking dan Simulasi. Kata Kunci: Pelayanan Sosial, Anak Terlantar, UPTD P2SGRA. ABSTRACT MEIDA FAHREZAWATI, NRP.17.04.320 Child Social Services Based Child Social Welfare Institution (LKSA) Against Child Abduction at UPTD Child Friendly Greek Social Services Centre (P2SGRA) of the Social Department of the West Java Province. Guided by Aep Rusmana and Ayi Haryani. The aim of this research is to examine child social services based on Child Social Welfare Institutions (LKSA) for abandoned children at the UPTD Child Friendly Home Social Service Center (P2SGRA) of the West Java Provincial Social Service. The aspects studied are regarding children's dignity as human beings, child protection, identity, participation, food and clothing, education and health, privacy, time management, work activities, rules and discipline of children. .The method used is descriptive qualitative. The selection of sources was carried out by purposive sampling of 7 informants, namely 1 Head of the Work Team for Fulfillment of Basic Needs Services, 2 Social Workers, 1 Caregiver and 3 Foster Children. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. Test the validity of the data using credibility, transferability, dependability, confirmability tests and analyzed using qualitative analysis, namely analysis before and while in the field. The results of research at UPTD P2SGRA show that, (1) the dignity of children as human beings is provided by institutions in the form of policies that prohibit acts of discrimination that can lower children's self-esteem, (2) child protection is provided in the form of policies, reporting procedures, prevention, and a safe environment. safe, confidentiality of reports regarding reports of child violence, (3) child development is provided through support with activities, materials, independence in time management, (4) child identity is provided in the form of documents and understanding of selfidentity, (5) child relationships are provided through support from facilities and policies which regulates children's meetings with parents, friends, caregivers, (6) children's participation is provided by giving them the opportunity to speak and choose (7) food and clothing that meets standards, (8) access to education and health meets standards but lacks parental support, (9 ) the child's privacy or personal confidentiality is maintained, (10) the child's time management, (11) the child's activities or work at LKSA where the institution prohibits the child from doing work that interferes with the child's development, (12) the rules and sanctions are well structured. There were 3 problems found, namely the lack of cooperation between parents and institutions in carrying out the roles and responsibilities of caring for children, the intensity of parentchild meetings which are too frequent which can disrupt the child's independence, and the parent development program has not been maximized. Therefore, efforts were made to handle the problem through the "Collaborative Parenting between Parents and LKSA" program using the COCD method with Capacity Building techniques, Group Dynamics, ice breaking and Simulation. Keywords: Social Services, Homeless Child, UPTD P2SGRAItem Pendampingan Anak Jalanan di Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung,(Perpustakaan, 2024-03-14) MUHAMMAD NIZAR SAYYID, 19.04.175.; Aep Rusmana; Nurhayani LubisABSTRAK MUHAMMAD NIZAR SAYYID, 19.04.175. Pendampingan Anak Jalanan di Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung, Dosen Pembimbing: Aep Rusmana dan Nurhayani Lubis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran mengenai bagaimana pendampingan sosial anak jalanan di Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung yang meliputi karakteristik informan, persiapan pendampingan, pelaksanaan pendampingan dan evaluasi pendampingan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang yang ditentukan dengan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi dan teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendampingan sosial anak jalanan di Rumah Singgah Dinas Sosial terdiri dari karakteristik informan, persiapan pendampingan, pelaksanaan pendampingan dan evaluasi pendampingan. Namun hal ini terlihat dari adanya hambatan pada aspek persiapan dan pelaksanaan. Faktor menyebabkan terjadinya hal tersebut yaitu pada persiapan pendampingan, sikap manipulatif anak jalanan terhadap pendamping, dan rentang fokus yang terbatas anak jalanan dalam proses kegiatan persiapan, yaitu saat melakukan kontrak dan asesmen. Anak jalanan menampilkan perilaku yang berpura-pura dan memberikan informasi yang tidak jelas atau berbohong dan pada pelaksanaan pendampingan rentang fokus anak jalanan yang terbatas dan bermalas-malasan, akan tetapi setelah diupayakan mengatasinya, hambatan tersebut dapat diatasi . Berdasarkan analisis masalah, analisis kebutuhan dan analisis sistem sumber maka program yang direkomendasikan adalah “Program Pelatihan Pendampingan Anak Jalanan di Rumah Singgah Dinas Sosial Kota Bandung”. Kata Kunci : Pendampingan Sosial, Anak Jalanan, Rumah Singgah Dinas Sosial BandungItem Pengasuhan Anak Di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-15) NURUL QORIYAH, 19.04.080.; Aep Rusmana; Nurhayani LubisABSTRAK NURUL QORIYAH, 19.04.080. Pengasuhan Anak Di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Aep Rusmana dan Nurhayani Lubis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam tentang Pengasuhan Anak di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang yang meliputi aspek pemenuhan kasih sayang, aspek pemenuhan kelekatan, aspek pemenuhan keselamatan dan aspek perencanaan penetapan dan berkelanjutan (permanensi), yang mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pengasuhan Anak. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji credibility (kepercayaan), uji transferability (keterahlihan), uji dependability (kebergantungan), dan uji confirmability (kepastian), dan teknik analisis datanya menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan anak di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang belum optimal. Menurut informasi dari ketiga informan, pengasuh sudah melaksanakan pengasuhan anak dengan sebaik mungkin, namun masih terdapat beberapa aspek pengasuhan yang belum optimal. Oleh karena itu, diusulkan “Program Pelatihan Keterampilan Pengasuhan Anak Di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang”. Tujuannya untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas pengasuhan anak di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang, agar pengasuh mengerti bahwa pengasuhan sangat berpengaruh dalam tumbuh kembang anak, dan pengasuh menyadari untuk memberikan pengasuhan yang optimal kepada anak serta mampu menyeimbangkan perannya sebagai pemberi pengasuhan anak (pengasuh) dan pegawai di kantor. Kata Kunci : Pengasuhan, Anak Asuh, Pusat Pelayanan AnakItem Peran Keluarga Dalam Pola Makan Anak Stunting di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang(Perpustakaan, 2024-08-08) ANDIKA MUHARRAM SYAH 20.04.174; Aep Rusmana; Eri SusantoANDIKA MUHARRAM SYAH 20.04.174. Peran Keluarga Dalam Pola Makan Anak Stunting di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Eri Susanto dan Aep Rusmana. Peran merujuk pada aktivitas-aktivitas keluarga dalam pengasuhan anak terkait dengan pola makan anak stunting. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang peran keluarga terhadap pola makan anak stunting yang melitputi: 1) karakteristik responden, 2) peran keluarga sebagai motivator, 3) peran keluarga sebagai edukator, 4) peran keluarga sebagai fasilitator. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif melalui pendekatan deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan metode iterasi dan sampel yang dihasilkan sebanyak 60 responden, sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: angket/kuesioner berjumlah 30 butir pernyataan, dan studi dokumentasi. Alat ukur yang digunakan yaitu uji validitas muka (face validity). Hasil penelitian menunjukan bahwa peran keluarga dalam pola makan anak stunting berada pada kategori yang baik. Walaupun semua peran dalam kategori yang baik, terdapat permasalahan pada peran fasilitator, keluarga kurang mampu memenuhi segala kebutuhan makanan yang bergizi untuk tumbuh kembang anak. Permasalahan kedua pada peran motivator, kurangnya dukungan yang diberikan keluarga kepada anaknya dalam memastikan anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan berkualitas, sehingga memperburuk kondisi stunting. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti merumuskan usulan program “Peningkatan Keterampilan Keluarga tentang Pentingnya Gizi Seimbang bagi Anak Stunting di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang”. Kata Kunci: Peran keluarga, Pola Makan, StuntingItem Peran Pekerja Sosial dalam Pelayanan Sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-12) ELANG HAFIZH SANTOSA. 2004004; Aep Rusmana; PribowoELANG HAFIZH SANTOSA. 2004004. Peran Pekerja Sosial dalam Pelayanan Sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung. Pembing: Aep Rusmana dan Pribowo Peran dapat diartikan sebagai orientasi dan konsep dari bagian yang dimainkan oleh suatu pihak dalam oposisi sosial. Pekerjaan sosial adalah aktivitas profesional yang membantu individu, kelompok, atau komunitas untuk meningkatkan atau memulihkan kapasitas mereka dalam menjalankan fungsi sosial dan menciptakan kondisi masyarakat yang mendukung tujuan mereka. Penelitian ini memiliki tujuan yang antara lain sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai enabler dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Bandung. 2. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai advocate dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung. 3. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai broker dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Bandung. 4. Mengetahui bagaimana Peran Pekerja Sosial sebagai fasilitator dalam pelayanan sosial di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu bahwasanya pekerja sosial yang berada di Satuan Pelayanan Perlindungan Sosial Anak Kota Bandung (SATPEL PSA Bandung) belum sepenuhnya menjalankan peran pekerja sosial sebagai enabler, advocate, fasilitator, dan broker. Hal ini dapat dilihat pada tema fasilitator masih terdapat permasalahan yaitu pelayanan bimbingan sosial dan konseling dapat dikatakan kurang berjalan sebagaimana mestinya, tidak terdapat ruangan khusus untuk pelaksanaan pelayanan bimbingan sosial & konseling, dan pekerja sosial jarang memonitoring kegiatan yang dilakukan oleh anak asuh. Untuk menjawab permasalahan yang ada peneliti membuat usulan program yaitu Peningkatan Kapasitas Pekerja Sosial (PENSI PEKSOS). Dengan adanya program ini agar pekerja sosial dapat mengoptimalkan peran pekerja sosial dalam pelayanan sosial. Kata Kunci: Peran, Pekerjaan Sosial, dan Pelayanan SosialItem Peran Tokoh Masyarakat dalam Membantu Ketahanan Hidup Penyandang Disabilitas di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang(Perpustakaan, 2024-08-12) FADHILLA PUTRI KOMALA DJALIEL, 20.04.041; Aep Rusmana; Eri SusantoFADHILLA PUTRI KOMALA DJALIEL, 20.04.041. Peran Tokoh Masyarakat dalam Membantu Ketahanan Hidup Penyandang Disabilitas di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh Aep Rusmana dan Eri Susanto. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran tokoh masyarakat dalam membantu ketahanan hidup di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang yang meliputi : 1) karakteristik responden, 2) peran tokoh masyarakat sebagai pengendali sosial, 3) peran tokoh masyatakat sebagai agen perubahan, 4) faktor pendukung peran tokoh masyarakat dan 5) faktor penghambat peran tokoh masyarakat. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penarikan sampel menggunakan simple random sampling sehingga diperoleh sampel sebanyak 75 responden. Teknik pengumpulan data yaitu : observasi, angket/kuesioner, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian dari jawaban 75 responden menunjukkan bahwa peran tokoh masyarakat dalam membantu ketahanan hidup penyandang disabilitas di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang sudah sangat baik, melihat: (1) Peran tokoh masyarakat sebagai pengendali sosial dapat dikatakan sangat baik; (2) Peran tokoh masyarakat sebagai agen perubahan sudah sangat baik; (3) Faktor pendukung peran tokoh masyarakat sangat baik; (4) Faktor penghambat peran tokoh masyarakat sangat baik dikarenakan responden dapat menghadapi hambatan yang ada. Namun berdasarkan keempat aspek tersebut, sebagian responden sebagai tokoh masyarakat masih kurang baik dalam menjalankan perannya sebagai tokoh masyarakat di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang dengan simpulan bahwa tokoh masyarakat di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang masih kurang optimal dalam menjalankan perannya sebagai tokoh masyarakat. Oleh karena itu, diperlukannya upaya untuk meningkatkan optimalisasi peran tokoh masyarakat dalam membantu ketahanan hidup penyandang disabilitas. Berdasarkan hasil analisis penelitian, analisis masalah, analisis kebutuhan dan sistem sumber, maka peneliti merekomendasikan suatu alternatif program yaitu “TOMAS PALUTAS” (Tokoh Masyarakat Paseh Peduli Disabilitas) : Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tokoh masyarakat mengenai penyandang disabilitas guna mengoptimalisasi perannya sebagai tokoh masyarakat dalam membantu ketahanan hidup penyandang disabilitas di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Kata Kunci: peran, tokoh masyarakat, penyandang disabilitasItem Peran Wali Pemasyarakatan dalam Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Kota Bandung. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung 2024.(Perpustakaan, 2024-09-07) ALYA GHINA FALIHAH, 20.04.222.; Aep Rusmana; Eri SusantoALYA GHINA FALIHAH, 20.04.222. Peran Wali Pemasyarakatan dalam Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Kota Bandung. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung 2024. Pembimbing: Aep Rusmana dan Eri Susanto. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empirik mengenai karakteristik informan, peran Wali Pemasyarakatan sebagai Fasilitator, peran Wali Pemasyarakatan sebagai Komunikator, peran Wali Pemasyarakatan sebagai Motivator, dan harapan informan akan peran Wali Pemasyarakatan di Lapas Perempuan Kelas IIA Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 6 orang informan yang terdiri dari Petugas Pemasyarakatan yang menjadi Wali Pemasyarakatan dan WBP yang menjadi anak walinya. Penentuan informan ini menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun penelitian ini menggunakan Uji Kredibilitas, Transferability, Dependability, dan Confirmability. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data, yaitu mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran Wali Pemasyarakatan dalam pembinaan WBP di Lapas Perempuan Kelas IIA Kota Bandung pada dasarnya belum cukup optimal karena kurangnya kompetensi dan keterampilan Wali Pemasyarakatan, kurang memberikan fasilitas WBP untuk menyampaikan keluhan, dan WBP kurang mendapatkan informasi dari Wali Pemasyarakatan. Berangkat dari gambaran hasil penelitian tersebut, diusulkan Program “Peningkatan Peran Wali Pemasyarakatan sebagai Fasilitator, Komunikator, dan Motivator dalam Pembinaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Kota Bandung” dengan menggunakan metode social group work. Kata Kunci: Peran Wali Pemasyarakatan, Pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan ABTRACT ALYA GHINA FALIHAH, 20.04.222. The Role of Correctional Guardians in the Guardians of Correctional Assisted Citizens in the Class IIA Women's Correctional Institution in Bandung City. Bandung Social Welfare Polytechnic 2024. Supervisors: Aep Rusmana and Eri Susanto. This study aims to obtain an empirical picture of the characteristics of informants, the role of Correctional Guardians as facilitators, the role of Correctional Guardians as communicators, the role of Correctional Guardians as motivators, and informant’s expectations of the role of Correctional Guardians in Class IIA Women's Prison in Bandung City. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The informants in this study were 6 informants consisting of Correctional Officers who became Correctional Guardians and WBP who became their guardian children. Determination of this informant using purposive technique. Data collection techniques in this study used in-depth interviews, observation, and documentation studies. This research uses Credibility, Transferability, Dependability, and Confirmability Tests. This research uses data analysis techniques, namely reducing data, presenting data, and drawing conclusions. The results showed that the role of Correctional Guardians in fostering WBP in Class IIA Women's Prison in Bandung City is basically not optimal enough due to the lack of competence and skills of Correctional Guardians, not providing WBP facilities to submit complaints, and WBP lack of information from Correctional Guardians. Departing from the description of the research results, the proposed program "Improving the Role of Correctional Guardians as Facilitators, Communicators, and Motivators in Coaching at Class IIA Women's Correctional Institution Bandung City" using the social group work method. Keywords: Role of Correctional Guardians, Guidance of Prisoners, Correctional Institutions