Browsing by Author "DWI YULIANI"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Kesiapan Penyandang Disabilitas Netra dan Keluarga dalam Menghadapi Reintegrasi Pasca Rehabilitasi Sosial di Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra dan Fisik Fajar Harapan Kalimantan Selatan.(Perpustakaan, 2024-03-18) NOORAINA, 1904217.; DWI YULIANI; AYI HARYANINOORAINA, 1904217. Kesiapan Penyandang Disabilitas Netra dan Keluarga dalam Menghadapi Reintegrasi Pasca Rehabilitasi Sosial di Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Netra dan Fisik Fajar Harapan Kalimantan Selatan. Dosen Pembimbing: DWI YULIANI dan AYI HARYANI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam gambaran kesiapan penyandang disabilitas netra dan keluarga dalam menghadapi reintegrasi pasca rehabilitasi di PRSPDNF Fajar Harapan. Ditinjau dari aspek: (1) Aspek Fisik; (2) Aspek Mental; (3) Aspek Spiritual; (4) Aspek Keterampilan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Penentuan informan dilakukan dengan purposive berjumlah delapan orang. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyandang disabilitas netra dan keluarga masih memiliki ketidaksiapan dalam aspek mental dan keterampilan dalam menghadapi reintegrasi yang ditunjukan dengan masih adanya hambatan dari kedua aspek tersebut. Berupa adanya kondisi mental seperti kekhawatiran dan kecemasan serta kondisi keterampilan berupa tidak adanya kemampuan pijat yang mumpuni untuk bekal reintegrasi. Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis masalah serta ketesediaan sistem sumber, maka peneliti merekomendasikan program yaitu: “Program Peningkatan Kesiapan Penyandang Disabilitas dan Keluarga dalam Menghadapi Reintegrasi melalui Self Help Group dan Educational Group”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapan untuk menghadapi reintegrasi. Peneliti menyadari dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan dan diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi dalam penelitian selanjutnya dan berharap untuk dilakukan penelitian dengan metode lain. Kata Kunci: Penyandang Disabilitas, Keluarga, ReintegrasiItem Pelayanan Sosial Terpadu Pusat Kesejahteraan Sosial Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-08-06) TRI AHMAD SUMARJO; DWI YULIANI; AYI HARYANITRI AHMAD SUMARJO: Integrated Social Services of Tanjunghurip Village Social Welfare Center, Ganeas District, Sumedang Regency, Supervisors: DWI YULIANI and AYI HARYANI Social welfare problems in Indonesia are very diverse, including the problem of poverty, which is still a big problem for some people in Indonesia. The Indonesian government through the Ministry of Social Affairs established an institution that has an important role in efforts to deal with social welfare problems, namely the Social Welfare Center as an institution responsible for the implementation of various social services, especially for vulnerable and needy people. Of course, in carrying out integrated services, puskesos does not stand alone, but establishes relationships and cooperation with various sectors. Through this study, researchers examined how the cooperation, partnership, collaboration and network relationships carried out by Puskesos. This research was compiled using qualitative methods. The techniques used are conducting in-depth interviews, observation and documentation studies. The results showed that the Tanjunghurip Village Social Welfare Center collaborates with BPJS, Baznas, and PMI to distribute assistance that is beneficial to the community. In addition, Puskesos has partnered with the Social Service since before the formation of Puskesos and intensified after its formation, providing a lot of assistance through the Social Service program. Puskesos also collaborates with the community to address social issues through open donations. In addition, Puskesos has a network with the TKSK and Babinsa of Tanjunghurip Village. TKSK provides information for applying for assistance, and Babinsa cooperates in providing social assistance services and information, which has resulted in an assistance program from TNI Headquarters for four KPM in Tanjunghurip Village. However, in the process there are still several things that need to be addressed including 1) Capacity building for puskesos administrators and 2) Socialization of puskesos to the community. In connection with this, the program “Capacity Building for Puskesos Management” is offered. Keywords: Social Welfare Center, Social Services, Cooperation, Relationship ABSTRAK TRI AHMAD SUMARJO: Pelayanan Sosial Terpadu Pusat Kesejahteraan Sosial Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang, Dosen Pembimbing: DWI YULIANI dan AYI HARYANI Permasalahan kesejahteraan sosial di Indonesia sangat beragam. Diantaranya terdapat permasalahan kemiskinan yang masih menjadi permasalahan cukup besar bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Pemerintahan indonesia melalui Kementrian Sosial membentuk sebuah institusi yang memiliki peran penting dalam upaya penanganan masalah kesejahteraan sosial yaitu Pusat Kesejahteraan Soial (PUSKESOS) sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan berbagai layanan sosial khususnya bagi masyarakat rentan dan membutuhkan. Tentunya dalam melaksanakan pelayanan terpadu puskesos tidak berdiri sendiri, melainkan menjalin hubungan dan kerja sama dengan berbagai macam sektor. Melalui penelitian ini, peneliti mengkaji terkait bagaimana hubungan Kerjasama, Kemitraan, Kolaborasi dan jaringan yang dilakukan oleh Puskesos. Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif. Adapun teknik yang digunakan yaitu melakukan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Puskesos Desa Tanjunghurip bekerja sama dengan BPJS, Baznas, dan PMI untuk menyalurkan bantuan yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, Puskesos bermitra dengan Dinas Sosial sejak sebelum terbentuknya Puskesos dan intensif setelah terbentuk, memberikan banyak bantuan melalui program Dinas Sosial. Puskesos juga berkolaborasi dengan masyarakat untuk menangani permasalahan sosial melalui open donasi. Selain itu, Puskesos memiliki jaringan dengan TKSK dan Babinsa Desa Tanjunghurip. TKSK menyediakan informasi untuk pengajuan bantuan, dan Babinsa bekerja sama dalam memberikan pelayanan dan informasi bantuan sosial, yang telah menghasilkan program bantuan dari Mabes TNI untuk empat KPM di Desa Tanjunghurip. Namun, dalam prosesnya masih terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi diantaranya 1) Peningkatan kapasitas bagi pengurus puskesos dan 2) Sosialisasi puskesos kepada masyarakat. Sehubung dengan hal tersebut maka ditawarkan program “Peningkatan Kapasitas Pengurus Puskesos”. Kata kunci : Pusat Kesejahteraan Sosial, Pelayanan Sosial, Kerja sama, RelasiItem Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Inner Child Positif pada Anak di Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang(Perpustakaan, 2024-02-15) ALMIRAH NUR SHAFIRA AZ-ZAHRA, 19.04.172.; DWI YULIANI; AYI HARYANIABSTRACT ALMIRAH NUR SHAFIRA AZ-ZAHRA, 19.04.172. Parenting Patterns in Forming a Positive Inner Child for Children in Tulusrejo Village, Lowokwaru District, Malang City. Dwi Yuliani and Ayi Haryani. Violence against children that arises because of parents' mistakes makes children traumatized and grow into individuals with negative characters because of their parents' mistakes. This study aims to determine the application of aspects of control, punishment and reward, communication, and parental discipline to their children. This study uses a descriptive method with a quantitative approach. Determination of the number of sample respondents from the population of parents who have children aged two to six years using probability sampling was then determined by cluster random sampling. Three clusters were selected with a total of 64 respondents. The data collection technique uses a questionnaire and documentation study. The results of the study show that the control and discipline aspects are in a positive tending category. Meanwhile, the aspects of punishment and reward and communication are in the positive category. Overall the total score of respondents is in the positive category with a percentage of 51.56 respondents. This means that the majority of respondents have provided positive and democratic parenting. Thus the majority of respondents have provided care that can form a positive inner child in their children. However, there are still many respondents who have not fully positively implemented parenting referring to democratic parenting, meaning that there are still permissive and authoritarian parenting styles given. Thus the program proposed is the program "Increasing the Capacity of Parents in Forming a Positive Inner Child for Children" the program there are several activity sessions. Keywords: Parenting, Parents, Inner Child ABSTRAK ALMIRAH NUR SHAFIRA AZ-ZAHRA, 19.04.172. Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Inner Child Positif pada Anak di Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. DWI YULIANI dan AYI HARYANI Kekerasan pada anak yang muncul karena kesalahan pengasuhan orang tua membuat anak trauma dan tumbuh menjadi individu berkarakter negatif karena kesalahan pengasuhan orang tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan aspek kontrol, punishment and reward, komunikasi, dan disiplin orang tua kepada anaknya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penentuan jumlah sampel responden dari populasi orang tua yang memiliki anak usia 2 6 tahun menggunakan probability sampling kemudian ditentukan secara cluster random sampling. Tiga cluster terpilih dengan total responden 64 orang. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan aspek kontrol dan disiplin berada pada kategori cenderung positif. Sedangkan pada aspek punishment and reward dan komunikasi berada pada kategori positif. Secara keseluruhan skor total responden berada pada kategori positif dengan persentase 51,56 responden. Artinya mayoritas responden telah memberikan pola asuh yang positif serta demokratis. Dengan demikian mayoritas responden telah memberikan pengasuhan yang dapat membentuk inner child positif pada anaknya. Namun masih banyak responden yang belum sepenuhnya menerapkan pola asuh secara positif merujuk pada pola asuh demokratis artinya masih ada pola asuh permisif dan otoriter yang diberikan. Dengan demikian program yang diusulkan yaitu program “Peningkatan Kapasitas Orang Tua dalam Membentuk Inner Child Positif pada Anak” dalam program tersebut terdapat beberapa sesi kegiatan. Kata Kunci: ABSTRACT ALMIRAH NUR SHAFIRA AZ-ZAHRA, 19.04.172. Parenting Patterns in Forming a Positive Inner Child for Children in Tulusrejo Village, Lowokwaru District, Malang City. Dwi Yuliani and Ayi Haryani. Violence against children that arises because of parents' mistakes makes children traumatized and grow into individuals with negative characters because of their parents' mistakes. This study aims to determine the application of aspects of control, punishment and reward, communication, and parental discipline to their children. This study uses a descriptive method with a quantitative approach. Determination of the number of sample respondents from the population of parents who have children aged two to six years using probability sampling was then determined by cluster random sampling. Three clusters were selected with a total of 64 respondents. The data collection technique uses a questionnaire and documentation study. The results of the study show that the control and discipline aspects are in a positive tending category. Meanwhile, the aspects of punishment and reward and communication are in the positive category. Overall the total score of respondents is in the positive category with a percentage of 51.56 respondents. This means that the majority of respondents have provided positive and democratic parenting. Thus the majority of respondents have provided care that can form a positive inner child in their children. However, there are still many respondents who have not fully positively implemented parenting referring to democratic parenting, meaning that there are still permissive and authoritarian parenting styles given. Thus the program proposed is the program "Increasing the Capacity of Parents in Forming a Positive Inner Child for Children" the program there are several activity sessions. Keywords: Parenting, Parents, Inner Child ABSTRAK ALMIRAH NUR SHAFIRA AZ-ZAHRA, 19.04.172. Pola Asuh Orang Tua dalam Membentuk Inner Child Positif pada Anak di Kelurahan Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. DWI YULIANI dan AYI HARYANI Kekerasan pada anak yang muncul karena kesalahan pengasuhan orang tua membuat anak trauma dan tumbuh menjadi individu berkarakter negatif karena kesalahan pengasuhan orang tuanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan aspek kontrol, punishment and reward, komunikasi, dan disiplin orang tua kepada anaknya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penentuan jumlah sampel responden dari populasi orang tua yang memiliki anak usia 2 6 tahun menggunakan probability sampling kemudian ditentukan secara cluster random sampling. Tiga cluster terpilih dengan total responden 64 orang. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan aspek kontrol dan disiplin berada pada kategori cenderung positif. Sedangkan pada aspek punishment and reward dan komunikasi berada pada kategori positif. Secara keseluruhan skor total responden berada pada kategori positif dengan persentase 51,56 responden. Artinya mayoritas responden telah memberikan pola asuh yang positif serta demokratis. Dengan demikian mayoritas responden telah memberikan pengasuhan yang dapat membentuk inner child positif pada anaknya. Namun masih banyak responden yang belum sepenuhnya menerapkan pola asuh secara positif merujuk pada pola asuh demokratis artinya masih ada pola asuh permisif dan otoriter yang diberikan. Dengan demikian program yang diusulkan yaitu program “Peningkatan Kapasitas Orang Tua dalam Membentuk Inner Child Positif pada Anak” dalam program tersebut terdapat beberapa sesi kegiatan. Kata Kunci: Pola Asuh, Orang Tua, Inner ChildItem Sikap Masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap.(Perpustakaan, 2024-10-23) RAIHAN SYA’BANUR RASYID. 18.04.164.; DWI YULIANI; AYI HARYANIABSTRAK RAIHAN SYA’BANUR RASYID. 18.04.164. Sikap Masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kelurahan Karangtalun, Kecamatan Cilacap Utara, Kabupaten Cilacap. Dibimbing oleh DWI YULIANI dan AYI HARYANI Penyakit HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh penderitanya. Berbeda dari penyakit medis lainnya, HIV/AIDS juga dianggap sebagai penyakit sosial, dikarenakan penyakit tersebut lekat dengan cap negatif atau stigma serta perilaku diskriminatif dari masyarakat kepada penderitanya. Hal ini lah yang menjadi cerminan dari Sikap yang dimiliki masyarakat terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Sikap yang dimiliki masyarakat Kelurahan Karangtalun terhadap ODHA, yang di dalamnya mencakup: karakteristik responden, pengetahuan (Kognitif), perasaan (Afektif), dan perilaku (Konatif). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survey deskriptif. Populasi di dalam penelitian ini merupakan masyarakat Kelurahan Karangtalun sebanyak 8.184 orang dengan kriteria usia 18-56 tahun dan ditentukan menggunakan sampel sebanyak 100 orang dengan teknik cluster sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket/kuisioner dan studi dokumentasi. Alat pengukuran yang digunakan adalah skala Likert dengan menggunakan uji validitas isi dan uji reliablitas Alpha Cronbach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sikap yang dimiliki masyarakat Kelurahan Karangtalun berada pada kategori atau tingkatan Tinggi dengan Skor Hasil 11.528. Jumlah tersebut diperoleh dari penjumlahan Skor Hasil dari masing-masing aspek Sikap, meliputi: aspek Kognitif dengan skor 5.098 yang berada pada kategori Tinggi, aspek Afektif dengan skor 3.252 yang berada pada kategori Sedang, dan aspek Konatif dengan skor 3.178. Hasil tersebut menujukkan bahwa masyarakat Kelurahan Karangtalun memiliki potensi untuk menghasilkan Sikap yang positif terhadap ODHA. Tetapi bila dilihat dari hasil perolehan skor pada masing-masing aspek Sikap, aspek Afektif berada pada kategori Sedang dibandingkan dengan 2 aspek lainnya yang berada pada kategori Tinggi. Sehingga dengan adanya hal tersebut, peneliti mengusulkan program yang bernamakan “Peningkatan Afek melalui MAPAHA (Masyarakat Pahami HIV/AIDS)” dengan tujuan untuk meningkatkan afek atau perasaan melalui kegiatan penyuluhan sosial dan penyebaran informasi. Kata Kunci: Sikap, Masyarakat, Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ABSTRACT RAIHAN SYA’BANUR RASYID. 18.04.164. Attitude of the Community Residents Towards People Living with HIV/AIDS (PLWHA) in Karangtalun Sub-District, North Cilacap District, Cilacap Regency. Under the direction of DWI YULIANI and AYI HARYANI HIV/AIDS is disease that significantly compromise the immnune system of those who have been affected by it. Unlike other medical illnesses, HIV/AIDS is considered as social issue due to negative stigma and discriminative behaviors that community oftenly directs towards those who living with HIV/AIDS. These conditions reflect the overall attitude of the community towards People Living with HIV/AIDS (PLWHA) which also known as Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) in Indonesia. Due to the conditions, the researcher initiates to conduct a research in order to illustrate the community’s attitude who lives as residents in Karangtalun Sub-District towards PLWHA, which focusing on various dimensions, such as: respondent characteristics, knowledge (Cognitive), emotional feelings (Affective), and behavioral responses (Conative). This research is conducted by utilizing quantitative approach and descriptive survey design. The target population consists of 8.184 individuals aged between 18 and 56 years old who live in Karangtalun Sub-District as local residents. Among them, the researcher selected 100 individuals through cluster sampling technique. In this research, the researcher gained data, gathered via questionnaries and documentation studies by utilizing: Likert scale as its measurement tool, content validity as its validity test, and Alpha Cronbach as its reliability test. Based on data, findings indicate that the community’s attitude in Karangtalun Village falls within a High category, with a total score of 11.528. This score comprises of several aspects, such as: Cognitive (5.098, High), Affective (3.252, Moderate), and Conative (3.178). These suggest that the Karangtalun residents significantly possess a huge possibilty to foster positive attitude towards PLWHA. Despite of huge positive possibility, however, the results show that Affective aspect is at Moderate level. The researcher initiates to propose a program in order to improve emotional response through social outreach and information dissemination publicly onto Karangtalun residents. This program is purposely named “Affects Enhancement through MAPAHA”. Keywords: Attitude, Community, People Living with HIV/AIDS (PLWHA)