Browsing by Author "Kanya Eka Santi"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item HardinessLanjut Usia yang Hidup Sendiri di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-12) SHELLI NUR SALAM, 20.04.256; Kanya Eka Santi; DianaSHELLI NUR SALAM, 20.04.256. HardinessLanjut Usia yang Hidup Sendiri di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana. Hardiness adalah kepribadian yang memiliki fungsi baik bagi individu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Terdapat 3 aspek untuk mengukur tingkat hardiness yaitu komitmen, kontrol, dan tantangan. Lanjut usia yang hidup sendiri seringkali menghadapi situasi sulit dan berbagai masalah, namun terdapat kemungkinan lansia dapat mengembangkan sikap hardiness.Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran empiris secara umum mengenai: 1) Bagaimana karakteristik lanjut usia yang hidup sendiri,2) Bagaimana komitmen lanjut usia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, 3) Bagaimana kontrol diri lanjut usia, 4) Bagaimana pemaknaan tantangan hidup oleh lanjut usia. Metode yang digunakan kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu sensus/sampling berjumlah 34 orang. Alat ukur menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukan pada aspek komitmen berada di kategori sedang dengan skor 708 dari skor total 1.088, aspek kontrol berada di kategori tinggi dengan skor 1.022 dari skor total 1.360, terakhir pada aspek tantangan berada di kategori sedang dengan skor 732 dari skor total 1.088. Program yang direkomendasikan adalah “Penguatan Dukungan Sosial untuk Lanjut Usia yang Hidup Sendiri” di Kelurahan Dago. Analisis kelayakan program menggunakan teknik SWOT. Tujuan pelaksanaan program untuk menjaga kesejahteraan lanjut usia yang hidup sendiri dengan menjaga tingkat hardiness yang mereka miliki melalui pendekatan keluarga dan masyarakat sebagai pemberi dukungan sosial. Kata Kunci : Hardiness, Lanjut usia yang hidup sendiri, Kelurahan DagoItem Kepedulian Sosial Masyarakat Terhadap Lansia Yang Hidup Sendiri Di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-15) Kresna Bayu Haromaen, 20.04.026.; Kanya Eka Santi; DianaKresna Bayu Haromaen, 20.04.026. Kepedulian Sosial Masyarakat Terhadap Lansia Yang Hidup Sendiri Di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana Kepedulian merupakan salah suatu bentuk tindakan nyata yang dilakukan oleh masyarakat dalam merespon suatu permasalahan Kepedulian Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kepedulian sosial yang telah dilakukan oleh masyarakat dengan rumusan masalah : 1) Bagaimana pandangan masyarakat tentang lansia yang hidup sendiri, 2) Bagaimana empati masyarakat terhadap lansia yang hidup sendiri, 3) Bagaimana Motivasi Masyarakat Terhadap Kepedulian Sosial, 4) Apa upaya dan tindakan masyarakat untuk lanjut usia yang hidup sendiri, 5) Apa harapan lansia yang hidup sendiri. Rumusan tersebut sekaligus menjadi tujuan dari penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kepedulian sosial sudah berjalan sesuai dengan aspek-aspek Crandall dalam Primastuti (2019) dari kelima aspek kepedulian sosial terdapat satu fokus permasalahan yaitu, aspek upaya dan tindakan masyarakat untuk lansia yang hidup sendiri. Berdasarkan tersebut, permasalahan ini berkaitan dengan keberlanjutan kepedulian sosial guna mencapai kesejahteraan utamanya pada peningkatan kepedulian sosial masyarakat. Program tersebut diberi nama Peningkatan Kepedulian Sosial Masyarakat Terhadap Lansia yang Hidup Sendiri. Program ini disasarkan kepada lansia yang hidup sendiri. Dengan tujuan untuk mewujudkan program peningkatan kepedulian sosial masyarakat dengan melaksanakan sosialisasi sebagai upaya peningkatan kepedulian sosial. Kata kunci : Kepedulian Sosial Masyarakat, Lanjut Usia ABSTRACT Kresna Bayu Haromaen, 20.04.026. Community Social Care for the Elderly Who Live Alone in Pangadegan Village, Rancakalong District, Sumedang Regency. Supervisor: Kanya Eka Santi and Diana Caring is a form of real action taken by the community in responding to a Social Concern problem. This study was conducted to obtain an overview of the social concern that has been carried out by the community with the formulation of the problem: 1) What is the community's view of the elderly who live alone, 2) How is the community's empathy for the elderly who live alone, 3) How is the Community's Motivation for Social Concern, 4) What are the efforts and actions of the community for the elderly who live alone, 5) What are the hopes of the elderly who live alone. This formulation is also the purpose of this study. The approach used in this study is qualitative with a descriptive method. The data collection techniques used are interviews, observations, and documentation studies. The results of the study explain that social concern has been running in accordance with the aspects of Crandall in Primastuti (2019) from the five aspects of social concern there is one focus of the problem, namely, the aspect of community efforts and actions for the elderly who live alone. Based on this, this problem is related to the sustainability of social concern in order to achieve welfare, especially in increasing community social concern. The program is called Increasing Community Social Concern for the Elderly Who Live Alone. This program is targeted at the elderly who live alone. With the aim of realizing a program to increase community social awareness by implementing socialization as an effort to increase social awareness. Keywords: Social Care Public, ElderlyItem Keterampilan Sosial Anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal(Perpustakaan, 2024-08-12) TRIYAS HIDAYADIN. 20.04.140; Kanya Eka Santi; DianaTRIYAS HIDAYADIN. 20.04.140 Keterampilan Sosial Anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk berkomunikasi, berinteraksi, bekerjasama dengan individu lainnya dan lingkungannya untuk mencapai tujuan kolektif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan sosial anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal yang mencakup aspek komunikasi efektif, interaksi sosial, kerja sama, dan motivasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Responden dalam penelitian ini merupakan anak yang tinggal atau penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal, dengan jumlah 90 anak. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan penyebaran angket (kuesioner), observasi, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian dari aspek komunikasi efektif mendapatkan kategori tinggi dengan skor total 4.567 (84,57 persen). Hasil penelitian dari aspek interaksi sosial mendapatkan kategori tinggi dengan skor total 4.672 (86,52 persen). Hasil penelitian dari aspek kerja sama mendapatkan kategori tinggi dengan skor total 4.511 (91,13 persen). Hasil penelitian dari aspek motivasi mendapatkan kategori sedang dengan skor total 4.409 (69,98 persen). Secara keseluruhan keterampilan sosial yang meliputi aspek komunikasi efektif, interaksi sosial, kerja sama, dan motivasi anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal berada pada pada kategori tinggi dengan total skor 17.743 (80,47 persen). Berdasarkan hasil analisis masalah, motivasi anak di PPSA Suko Mulyo Kota Tegal perlu ditingkatkan agar keterampilan sosial yang dimiliki anak dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu, peneliti merancang usulan program yang sesuai dengan analisis masalah. Program yang peneliti usulkan adalah “Peningkatan Motivasi Anak di PPSA Kota Tegal melalui Recreation Educational Group (REG)” merupakan program yang dirancang peneliti untuk membangun generasi anak-anak di PPSA Suko Mulyo Kota Tegal yang memiliki motivasi tinggi, percaya diri, dan memiliki keterampilan hidup yang mumpuni untuk masa depan yang gemilang. Kata Kunci: Keterampilan Sosial, Anak, Panti Pelyanan Sosial AnakItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI INTERVENSI UNTUK MENINGKATKAN KONDISI SPIRITUAL LANSIA (KLIEN IR) DI SENTRA TERPADU PANGUDI LUHUR DI BEKASI(Perpustakaan, 2024-10-28) Hany Afriani Octavia NRP 2104265; Kanya Eka SantiItem Penerimaan Diri Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Kabupaten Purworejo.(Perpustakaan, 2024-09-10) AZZAHRA DEVA INFINITI, 20.04.332; Kanya Eka Santi; DianaAZZAHRA DEVA INFINITI, 20.04.332 Penerimaan Diri Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Kabupaten Purworejo. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana. Penerimaan diri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh anak korban tindak kekerasan seksual untuk dapat dengan baik menerima keberadaan dirinya terhadap fisik, psikis, dan sosialnya serta memahami dan merespon identitas mereka setelah melalui pengalaman kekerasan seksual, penerimaan ini memerlukan dukungan sosial dari orangorang sekitar yaitu keluarga, sekolah, dan komunitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam penerimaan diri anak korban tindak kekerasan seksual di Kabupaten Purworejo melalui pertanyaan penelitian: (1) karakteristik anak korban tindak kekerasan seksual di Kabupaten Purworejo, (2) pengalaman anak korban tindak kekerasan seksual terhadap kondisi fisik, psikis, dan sosial, (3) memahami dan merespon identitas anak korban tindak kekerasan seksual, (4) faktor yang memengaruhi penerimaan diri, (5) harapan anak korban tindak kekerasan seksual terhadap keluarga, sekolah, dan komunitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik menentukan sumber data menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga informan dapat menerima diri setelah pengalaman tindak kekerasan seksual yang dialaminya. (1) Anak korban tindak kekerasan seksual merawat tubuhnya sehingga memandang cantik dan sehat. Anak korban tindak kekerasan seksual juga memiliki perasaan inferioritas dan memiliki hubungan yang bervariasi dengan keluarga, teman di rumah, guru, dan teman di sekolah. (2) Dalam memahami dan merespon identitas anak korban tindak kekerasan seksual adalah keterbukaan, keaktifan, pemahaman tentang penerimaan diri, menjalankan peran sebagai anak, menjalankan peran sebagai pelajar, menikmati masa muda, serta merespon atas penolakan dan kritikan. (3) Faktor yang memengaruhi penerimaan diri adalah semangat, motivasi, tidak mengalami gangguan emosional yang berat, dan sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan. (4) Anak korban tindak kekerasan seksual memiliki harapan terhadap keluarga, sekolah, dan komunitasnya. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapat gambaran terkait adanya kesenjangan pada perasaan inferioritas dan interaksi anak korban tindak kekerasan seksual dengan keluarga. Oleh sebab itu peneliti mengusulkan program yaitu Program Peningkatan Resiliensi Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Kabupaten Purworejo. Kata Kunci: Penerimaan Diri, Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual, Kabupaten PurworejoItem Peran Pendamping Sosial Dalam Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kabupaten Bandung(Perpustakaan, 2024-08-06) ANISA AULIA WARDANI, 20.04.080.; Diana; Kanya Eka SantiANISA AULIA WARDANI, 20.04.080. Peran Pendamping Sosial Dalam Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Kanya Eka Santi dan Diana Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang Peran Pendamping Sosial Dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2 ) Program Keluarga Harapan (PKH ) Di Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris secara umum tentang : (1) Karakteristik Informan; (2) Peran Fasilitatif; (3) Peran Edukatif; (4) Peran Teknis; (5) Peran Representatif; dan (6) Faktor Pendukung dan penghambat Peran Pendamping Sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu tiga ratus sepuluh pendamping sosial sedangkan responden penelitian ini sebanyak tujuh puluh lima orang yang ditentukan dengan cara Probability Sampling atau Simple Random Sampling. Teknik pengempulan data yaitu angket/kuesioner dan studi dokumentasi. Alat ukur penelitian digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner dengan menggunakan Skala Identitas Peran Pendamping (Caregiver role identity scale). Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping sosial dalam kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2) di Kabupaten Bandung terlaksana dengan baik yang terdiri dari peran fasilitatif, peran edukatif, peran teknis, dan peran representatif pendamping sosial. Namun terdapat permasalahan pada 2 aspek peran yang dihadapi pendamping sosial antara lain: 1) Aspek peran teknis, yaitu pendamping sosial belum melakukan pemutakhiran data di aplikasi SIKS-NG secara berkala serta kegiatan homevisit yang belum optimal. 2) Aspek peran representatif, yaitu kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam melakukan pendampngan dan menangani keluhan KPM bagi ibu dan anak, lansia, dan disabilitas. Sehingga diperlukannya upaya dalam peningkatan kemampuan pendamping sosial dalam melakukan pendampingan kepada KPM pada kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) di Kabupaten Bandung. Kata Kunci : Peran Pendamping Sosial, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dan Program Keluarga Harapan (PKH). ANISA AULIA WARDANI 20.04.080. The Role Of Social Assistence In Group Of Family Capacity Building (P2K2) Famili’s Hope Programs (PKH), Distric Bandung, Province Of West Java. Supervised by Kanya Eka Santi and Diana This study aims to obtain an empirical picture of the Role of Social Assistence in Family Capacity Building Meetings (P2K2) of the Family Hope Program (PKH) in Bandung Regency. This study aims to obtain an empirical picture of: (1) Informant Characteristics; (2) Facilitative Role; (3) Educational Role; (4) Technical Role; (5) Representative Role; and (6) Supporting and inhibiting factors of the Role of Social Assistants. This study uses a quantitative approach using descriptive statistical analysis techniques. The total population in this study is three hundred and ten social assistence while the respondents in this study are seventy-five people who are determined by Probability Sampling or Simple Random Sampling. Data collection techniques are questionnaires/questionnaires and documentation studies. The research measurement tool used in the study was a questionnaire using the Caregiver Role Identity Scale. The test tools used in this study are the Validity Test and the reliability test. The results of the study show that the role of social assistence in family capacity building meetings (P2K2) in Bandung Regency is well implemented consisting of facilitative roles, educational roles, technical roles, and representative roles of social assistence. However, there are problems in 2 aspects of the role faced by social assistants, including: 1) Technical role aspects, namely social assistants have not updated data in the SIKS-NG application regularly and homevisit activities that are not optimal. 2) Aspects of representative roles, namely lack of understanding and skills in assisting and handling KPM complaints for mothers and children, the elderly, and disability. So that efforts are needed to improve the ability of social assistants in providing assistance to KPM at the Family Capacity Improvement Meeting (P2K2) in Bandung Regency. Keywords: The Role of Social Assistants, Family Capacity Building Meetings (P2K2) and Family’s Hope Programs (PKH)Item Perkawinan Anak di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-08-06) ALYA TSAMARAH NISAUL HANAN. 2004011.; Diana; Kanya Eka SantiALYA TSAMARAH NISAUL HANAN. 2004011. Perkawinan Anak di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Ibu Kanya Eka Santi, dan Ibu Diana. Perkawinan anak adalah pernikahan yang dilangsungkan dimana salah satu mempelai atau kedua mempelai masih berusia di bawah 19 tahun. Perkawinan anak mencakup faktor yang melatarbelakangi pada aspek (internal, ekonomi, orang tua, dan masyarakat), dampak perkawinan, dan upaya pencegahan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai : 1) Karakteristik responden; 2) Faktor yang melatarbelakangi; 3) Dampak perkawinan anak; 4) Upaya pencegahan perkawinan anak yang ditunjukkan kepada psangan perkawinan anak di Desa Pangadegan, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik penarikan sampel menggunakan Teknik Sensus. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi. Perkawinan anak diukur menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan Validity Content. Kuesioner ini terdiri dari 68 item pernyataan yang mencakup aspek faktor yang melatarbelakangi, dampak, dan upaya pencegahan. Uji realibilitas menggunakan Cronbach Alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendpatkan nilai a =0,83 pada aspek faktor yang melatarbelakangi, nilai a= 0,677 pada aspek dampak perkawinan anak untuk suami, nilai a=0,7 pada spek dampak perkawinan anak untuk istri, nilai a=0,93 pada aspek upaya pencegahan. Hasil penelitian terhadap 54 responden menunjukkan bahwa pada aspek faktor yang melatarbelakangi pada aspek internal berada pada kategori sedang dengan skor aktual 1568, aspek ekonomi berada pada kategori sedang dengan skor aktual 829, aspek orang tua berada pada kategori sedang dengan skor aktual704, aspek masyarakat berada pada kategori sedang dengan skor aktual 684. Selanjutnya, pada aspek dampak perkawinan anak untuk suami berada pada kategori sedang dengan skor aktual 938, dampak perkawinan anak untuk istri berada pada kategori sedang dengan skor aktual 970. Pada aspek upaya pencegahan berada pada kategori sedang dengan skor aktual 1832. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program Ayo Cegah Perkawinan Anak Desa Pangadegan, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang dengan menggunakan metode COCD (pekerja sosial dengan masyarakat) dengan teknik kolaborasi dan kampanye. Kata Kunci : Perkawinan anak