Browsing by Author "MOCH. ZAENAL HAKIM"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Kondisi Psikososial Remaja yang Mengalami Tindak Kekerasan dalam Hubungan Pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung(Perpustakaan, 2023-08-10) RAMADHANY PRIYANKA CHANDRADEWI, 19.02.033; MOCH. ZAENAL HAKIM; SINTA YULIANTI SUYONOABSTRAK RAMADHANY PRIYANKA CHANDRADEWI, 19.02.033. Kondisi Psikososial Remaja yang Mengalami Tindak Kekerasan dalam Hubungan Pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung. Dibimbing oleh MOCH. ZAENAL HAKIM, Ph.D., dan SINTA YULIANTI SUYONO, S.Sos., MPS.Sp Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang kondisi psikososial remaja yang mengalami tindak kekerasan dalam hubungan pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandung yang meliputi: 1) karakteristik informan, 2) kondisi biologis, 3) kondisi psikologis, 4) kondisi sosial. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik penentuan informan menggunakan purposivesampling dan diperoleh empat orang informan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kondisi psikososial remaja yang mengalami tindak kekerasan dalam hubungan pacaran di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Bandungmemiliki masalah dalam aspek kondisi biologis dan kondisi sosial. Hal tersebut ditunjukkan dengan kurangnya aktivitas biologis dan peran remaja di lingkungan sosialnya. Berdasarkan masalah tersebut, peneliti mengusulkan program “Kekasih Anak Bandung” dengan menggunakan metode case work dan teknik advice giving and counseling. Kata Kunci : Kondisi Psikososial, Remaja, Tindak Kekerasan, Pacaran ABSTRACT RAMADHANY PRIYANKA CHANDRADEWI, 19.02.033. Psychosocial Conditions of Adolescents Experiencing Acts of Violence at Regional Technical Implementation Unit for Women's Empowerment and Child Protection in Bandung City. Supervised by MOCH. ZAENAL HAKIM, Ph.D., and SINTA YULIANTI SUYONO, S.Sos., MPS.Sp This study aims to obtain an empirical description of the psychosocial condition of adolescents who experience acts of violence in the Regional Technical Implementation Unit for Women's Empowerment and Child Protection in Bandung City which includes: 1) informant characteristics, 2) biological conditions, 3) psychological conditions, 4) social conditions. This study uses qualitative research methods. Sources of data in this study were obtained from primary data sources and secondary data sources. The technique of buying informants used purposive sampling and obtained four informants according to the established criteria. Data collection techniques with in-depth interviews, observation, and documentation studies.The results showed that the psychosocial condition of adolescents who experienced acts of violence at Regional Technical Implementation Unit for Women's Empowerment and Child Protection in Bandung City had problems in terms of biological conditions and social conditions. This is indicated by the lack of biological activity and the role of adolescents in their social environment. Based on these problems, the researchers proposed a program "Kekasih Anak Bandung" using the case work method and advice giving and counseling. Keywords: Psychosocial Conditions, Adolescents, Acts of Violence, DatingItem Peran Pekerja Sosial dalam memberikan layanan Konseling kepada Penerima Manfaat di Sentra Mulya Jaya(Perpustakaan, 2024-08-13) GIDEON MATHEO OMARATAN. NRP. 20.02.012; MOCH. ZAENAL HAKIM; SILVIA FATMAH NURUSSHOBAHGIDEON MATHEO OMARATAN. NRP. 20.02.012 Peran Pekerja Sosial dalam memberikan layanan Konseling kepada Penerima Manfaat di Sentra Mulya Jaya. Dibimbing oleh: MOCH. ZAENAL HAKIM dan SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH. Penelitian ini berfokus pada peran pekerja sosial dalam memberikan layanan konseling di Sentra Mulya Jaya Jakarta sebagai salah satu unit pelayanan terpadu rehabilitasi sosial bagi orang-orang yang mengalami permasalahan sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pekerja sosial dalam memberikan layanan konseling individu, keluarga dan kelompok kepada penerima manfaat di Sentra Mulya Jaya Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggali peran pekerja sosial dalam layanan konseling di Sentra Mulya Jaya. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan teknik triangulasi. Informan penelitian terdiri dari pekerja sosial, penerima manfaat, koordinator pekerja sosial dan psikolog. Hasil penelitian dari penelitian ini menunjukan bahwa konseling yang dilakukan oleh pekerja sosial tidak dilakukan secara konsisten dan terjadwal sehingga dapat mengurangi efektivitas kualitas pelayanan yang diberikan oleh pekerja sosial bagi penerima manfaat selama direhabilitasi di Sentra Mulya Jaya Jakarta. Oleh karena itu, pekerja sosial di Sentra Mulya Jaya Jakarta perlu untuk mendalami kembali terkait dengan konsep layanan konseling yang diberikan oleh pekerja sosial di Sentra Mulya Jaya Jakarta. Peneliti mengusulkan sebuah program bernama ReKon-MJ yang merupakan singkatan dari Revitalisasi Konseling Sentra Mulya Jaya dimana dalam program ini akan terdapat pelatihan dan workshop, supervisi dan mentoring, penyusunan jadwal konseling yang dilakukan pekerja sosial serta evaluasi berkala yang dilakukan. Kata kunci: Kesejahteraan sosial, ATENSI, pekerja sosial, konselingItem Peran Pekerja Sosial Dalam Program Rehabilitasi Terpadu Return to Duty Bagi Personel TNI Penyandang Disabilitas di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan RI.(Perpustakaan, 2024-08-08) YORDAN FITRAH KOMARA, 20.02.038.; MOCH. ZAENAL HAKIM; SILVIA FATMAH NURUSSHOBAHYORDAN FITRAH KOMARA, 20.02.038. Peran Pekerja Sosial Dalam Program Rehabilitasi Terpadu Return to Duty Bagi Personel TNI Penyandang Disabilitas di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan RI. Dibimbing oleh MOCH. ZAENAL HAKIM dan SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH. Personel TNI yang mengalami kondisi kedisabilitasan akibat kecelakaan kerja yang dialami ketika bertugas seringkali mengalami permasalahan dari berbagai aspek kehidupannya. Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan RI hadir untuk membantu para personel TNI penyandang disabilitas agar bisa memulihkan rasa percaya diri dan mampu melaksanakan fungsi sosialnya kembali. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran pekerja sosial dalam program rehabilitasi terpadu return to duty bagi personel TNI penyandang disabilitas di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive, dan mendapatkan hasil berjumlah tujuh informan terdiri dari tiga pekerja sosial, satu supervisor pekerja sosial, satu instruktur vokasional musik dan dua klien peserta rehabilitasi. Pemeriksa keabsahan data menggunakan kredibilitas melalui perpanjangan pengamatan, triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu, serta melakukan pengecekan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja sosial menerapkan peran-peran sesuai dengan teori atau konsep yang ada, namun masih terdapat hambatan dan permasalahan berupa pelaksanaan tahapan perencanaan oleh pekerja sosial yang belum optimal dan keterbatasan sumber daya manusia pekerja sosial yang ada di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan RI. Program yang diusulkan yaituِ “Pengembangan Kapasitas Pekerja Sosial”.ِ Programِ iniِ bertujuanِ untukِ meningkatkan efektivitas dan efisiensi program rehabilitasi terpadu Return to Duty di Pusat Rehabilitasi Kementerian Pertahanan RI melalui optimalisasi proses pelaksanaan rehabilitasi terpadu oleh pekerja sosial dan peningkatan kapasitas serta efisiensi pekerja sosial. Kata Kunci: Rehabilitasi, Peran Pekerja Sosial, Penyandang Disabilitas ABSTRACT YORDAN FITRAH KOMARA, 20.02.038. The Role of Social Workers in the Return to Duty Integrated Rehabilitation Program for TNI Personnel with Disabilities at the Indonesian Ministry of Defence Rehabilitation Centre. Supervised by MOCH. ZAENAL HAKIM and SILVIA FATMAH NURUSSHOBAH. TNI personnel who experience disabilities due to work accidents experienced while on duty often experience problems from various aspects of their lives. The Rehabilitation Centre of the Indonesian Ministry of Defence is present to assist TNI personnel with disabilities in order to restore self-confidence and be able to carry out their social functions again. The purpose of this study was to determine the role of social workers in the return to duty integrated rehabilitation programme for TNI personnel with disabilities at the Ministry of Defence Rehabilitation Centre. The method used is a qualitative approach in descriptive form and the data collection techniques used are in-depth interviews, observation and documentation studies. The data sources used are primary and secondary data sources. Determination of data sources in this study used purposive, and obtained the results of seven informants consisting of three social workers, one social worker supervisor, one vocational music instructor and two rehabilitation participant clients. Checking the validity of data using credibility through extended observation, source triangulation, technical triangulation, time triangulation, and checking data. The results showed that social workers apply roles in accordance with existing theories or concepts, but there are still obstacles and problems in the form of the implementation of the planning stages by social workers that are not optimal and the limited human resources of social workers at the Ministry of Defence Rehabilitation Centre. The proposed programme is "Social Worker Capacity Building". This programme aims to increase the effectiveness and efficiency of the Return to Duty integrated rehabilitation programme at the Ministry of Defence Rehabilitation Centre through optimising the process of implementing integrated rehabilitation by social workers and increasing the capacity and efficiency of social workers. Keywords: Rehabilitation, Role of Social Workers, Persons with Disabilities.Item The effectiveness of religious-imaginal exposure therapy to the intensity of post-traumatic stress disorder in children's sexual abuse.(Perpustakaan, 2023-12-12) JULI KRISWANTO JHONPRA VOLTA DUHA,; SUSILAWATI; MOCH. ZAENAL HAKIM1ABSTRACT JULI KRISWANTO JHONPRA VOLTA DUHA, SUSILAWATI, MOCH. ZAENAL HAKIM, The effectiveness of religious-imaginal exposure therapy to the intensity of post-traumatic stress disorder in children's sexual abuse. Imaginal exposure practices with a Cognitive Behavior Therapy (CBT) base of theory often combined with a spiritual-religious approach can create ambiguity because of differences in perceived aspects, and lead to ineffective therapy. It is overcome by the engineering process of social work technology and helps provide the design religious-imaginal exposure (RIE). The study was made to test the design's effectiveness in reducing the intensity of posttraumatic stress disorder (PTSD) in children affected by sexual abuse. The study was conducted with quantitative. A quantitative approach with a single subject design is used to measure changes in the intensity of PTSD before and during the implementation of RIE. Data collected with interview techniques, questionnaires, and self-reports. The validity of RIE's design was tested through an expert validity test. Internal validity is guaranteed through the use of multiple baseline design; External validity is guaranteed through application of therapies on four subjects, and data reliability is guaranteed by remeasurement on the subject. An analysis of both conditions before (baseline) and during implementation (intervention) on all four subjects suggests that RIE therapy effectively lowers the intensity of PTSD in sexually abused children demonstrated with a change in positive levels on each subject (overlap 0%). The subject has a rational alternative of mind not to spook and avoid memories of traumatic events. The study suggests that RIE's design can be modified for use on the whole religion/trust and retested for further studies on a broader subject scale, as well as for an addition to the techniques in-vivo exposure and follow-up in the design of RIE therapy. Key words: religious, imaginal exposure, posttraumatic stress disorder, child of sexual abuse 2ABSTRAK JULI KRISWANTO JHONPRA VOLTA DUHA, SUSILAWATI, MOCH. ZAENAL HAKIM, Efektivitas Terapi Religious-Imaginal Exposure Terhadap Intensitas Post-Traumatic Stress Disorder Pada Anak Korban Kekerasan Seksual Praktik imaginal exposure dengan basis teori Cognitive Behavior Therapy (CBT) yang sering digabungkan dengan pendekatan spiritual-religius dapat menimbulkan ambiguitas karena perbedaan aspek belief, dan menyebabkan terapi tidak efektif. Hal tersebut diatasi melalui proses rekayasa teknologi pekerjaan sosial dan menghasilkan desain Religious-Imaginal Exposure (RIE). Penelitian ini dilakukan untuk menguji efektivitas desain tersebut dalam mengurangi intensitas Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) pada anak korban kekerasan seksual. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dengan single subject design digunakan untuk mengukur perubahan tingkat intensitas PTSD sebelum dan selama implementasi teknik RIE, Data dikumpulkan dengan teknik wawancara, kuisioner, dan self-report. Validitas desain RIE diuji melalui uji validitas ahli. Validitas internal dijamin melalui penggunaan desain multiple baseline; validitas eksternal dijamin melalui penerapan terapi pada empat subjek, dan reliabilitas data dijamin melalui pengukuran berulang terhadap subjek. Hasil analisis antar kondisi sebelum (baseline) dan selama implementasi (intervensi) pada keempat subjek menunjukkan bahwa terapi RIE efektif menurunkan intensitas PTSD pada anak korban kekerasan seksual yang ditunjukkan dengan perubahan level positif pada masing-masing subjek (overlap 0%). Subjek memiliki alternatif pikiran rasional untuk tidak menakuti dan menghindari ingatan peristiwa traumatis. Penelitian ini menyarankan agar desain RIE dapat dimodifikasi untuk digunakan pada seluruh agama/kepercayaan dan diuji kembali pada penelitian selanjutnya dalam skala subjek yang lebih luas, serta perlunya penambahan teknik in-vivo exposure dan follow-up di dalam desain terapi RIE. Kata Kunci: Religious, Imaginal Exposure, Posttraumatic Stress Disorder, Anak Korban Kekerasan Seksual