Browsing by Author "Nurjanah"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
Item Criminal Thinking Warga Binaan Pemasyarakatan Kasus Penganiayaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta Kota Yogyakarta(Perpustakaan, 2024-02-15) ANNISA PUTRI BUHARI NASUTION. 19.04.222.; Nurjanah; Eni RahayuningsihABSTRAK ANNISA PUTRI BUHARI NASUTION. 19.04.222. Criminal Thinking Warga Binaan Pemasyarakatan Kasus Penganiayaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta Kota Yogyakarta: Nurjanah dan Eni Rahayuningsih. Criminal thinking merujuk pada kesalahan proses berpikir yang mendukung dan membenarkan seseorang untuk berperilaku kriminal dan anti sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) karakteristik responden, 2) criminal thinking responden dalam menuntut hak, 3) criminal thinking responden dalam justifikasi, 4) criminal thinking responden dalam tingkat agresivitas, 5) criminal thinking responden dalam sifat berdarah dingin, 6) criminal thinking responden dalam merasionalisasi kejahatan, dan 7) criminal thinking responden dalam pertanggungjawaban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Jumlah responden adalah 51 orang Warga Binaan Pemasyarakatan kasus penganiayaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), serta uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa criminal thinking responden dalam merasionalisasi kejahatan memperoleh skor tertinggi yaitu 1042. Pandangan negatif WBP terhadap para penegak hukum dan figur otoritas menjadi salah satu alasan dalam berbuat kejahatan. Oleh karena itu, diusulkan program “Restrukturisasi Pemikiran dan Perilaku Kriminal WBP Kasus Penganiayaan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta”, melalui Cognitive Behavioral Therapy. Kata Kunci : Criminal Thinking, Cognitive Behavioral Therapy. ABSTRACT ANNISA PUTRI BUHARI NASUTION. 19.04.222. Criminal Thinking Prisoners Assisted in Cases of Abuse in Class IIA Correctional Institutions in Yogyakarta City of Yogyakarta: Nurjanah and Eni Rahayuningsih. Criminal thinking refers to an error in the thought process that supports and justifies a person for criminal and anti-social behavior. This study aims to obtain an empirical description of 1) the characteristics of the respondents, 2) the criminal thinking of the respondents in demanding rights, 3) the criminal thinking of the respondents in the justification, 4) the criminal thinking of the respondents in the level of aggressiveness, 5) the criminal thinking of the respondents in the cold-blooded nature, 6) criminal thinking of respondents in rationalizing crime, and 7) criminal thinking of respondents in accountability. The method used in this research is descriptive quantitative research. The data sources in this study are primary and secondary data sources. The number of respondents was 51 people assisted by Correctional Facilitation cases in Yogyakarta Class IIA Penitentiary. Data collection techniques are by questionnaire and documentation study. This research instrument uses a rating scale. The validity test used is the face validity test, as well as the reliability test with Cronbach's Alpha. The results showed that the respondent's criminal thinking in rationalizing crime received the highest score, namely 1042. WBP's negative views of law enforcers and authority figures were one of the reasons for committing crimes. Therefore, a program "Restructuring Thinking and Criminal Behavior of WBP in Cases of Abuse in Yogyakarta Class IIA Correctional Institution" is proposed, through Cognitive Behavioral Therapy. Keywords: Criminal Thinking, Cognitive Behavioral Therapy.Item Kesadaran Remaja Terhadap Risiko Perkawinan anak di Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang(Perpustakaan, 2024-02-15) SRI FAUZI NURHASANAH. 19.04.214.; Nurjanah; Eni RahayuningsihABSTRAK SRI FAUZI NURHASANAH. 19.04.214. Kesadaran Remaja Terhadap Risiko Perkawinan anak di Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang: Nurjanah dan Eni Rahayuningsih. Kesadaran adalah keadaan seseorang yang mampu berpikir, mengetahui keadaan dirinya dan lingkungannya, serta dapat mengontrol kemudaian dituangkan dalam sikap dan perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara empiris tentang 1) Kesadaran remaja pada aspek pengetahuan tentang risiko perkawinan anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, 2) Kesadaran remaja pada aspek sikap terhadap risiko perkawinan anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, dan 3) Kesadaran remaja pada aspek perilaku terhadap risiko perkawinan anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode deskriptif. Peneliti mengambil sampel sebesar 30% dari populasi atau 43 responden remaja. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket) dan studi dokumentasi. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji validitas muka, serta uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian ini menggambarkan kesadaran remaja pada beberapa aspek, aspek yang memengaruhi kesadaran remaja terdapat pada aspek sikap dan perilaku. Sedangkan, aspek yang paling rendah adalah aspek pengetahuan dengan skor 1.108. Responden dalam penelitian ini diketahui bahwa remaja kurang pengetahuan dalam memahami konsep perkawinan anak, yang dimana perkawinan anak merupakan pernikahan yang dilakukan jika salah satu pasangan atau keduanya berusia dibawah 19 tahun. Lingkungan responden yang terdapat fenomena perkawinan anak, membuat mereka berpikir bahwa perkawinan anak bukanlah hal yang aneh. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan suatu program yaitu, “Gerakan Bersama Pencegahan Perkawinan Anak di Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang” menggunakan metode Social Group Work melalui kelompok pendidikan (Educational Group). Kata Kunci: Kesadaran, Remaja, Risiko Perkawinan anak. ABSTRACT SRI FAUZI NURHASANAH. 19.04.214. Adolescent Awareness of the Risk of Early Marriage in Paseh Kidul Village, Paseh District, Sumedang: Nurjanah and Eni Rahayuningsih. Consciousness is the state of a person who is able to think, know the state of himself and his environment, and can control the youth expressed in his attitude and behavior. This study aims to find a description the empirical picture of 1) Adolescent awareness on aspects of knowledge about the risk of early marriage in Paseh District, Sumedang, 2) Adolescent awareness on aspects of attitudes towards the risk of early marriage in Paseh District, Sumedang, and 3) Adolescent awareness on behavioral aspects of early marriage risks in Paseh District, Sumedang. The approach used in this study is quantitative with descriptive methods. Researchers took a sample of 30% of the population or 43 adolescent respondents. Data collection techniques were carried out using questionnaires (questionnaires) and documentation studies. The validity test used in this study was a face validity test, as well as a reliability test using Cronbach's Alpha. The results of this study describe adolescent awareness in several aspects, aspects that affect adolescent awareness are aspects of attitudes and behavior. Meanwhile, the lowest aspect is the knowledge aspect with a score of 1,108. Respondents in this study found that adolescents lack knowledge in understanding the concept of child marriage, where child marriage is a marriage carried out if one partner or both are under 19 years old. The respondents' environment, which has the phenomenon of child marriage, makes them think that child marriage is not unusual. Based on the results of the study, the researcher proposed a program, namely, "Joint Movement for the Prevention of Child Marriage in Paseh Kidul Village, Paseh District, Sumedang Regency" using the Social Group Work method through educational groups. Keywords: awareness, Adolescent, risk of early marriageItem Komunikasi Pekerjaan Sosial(Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung, 2018-11) Tukino; Herry Koswara; Nurani Kusnadi; Epi Supiadi; Nurjanah; Eni Rahayu NingsihItem Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Anak di Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang,(Perpustakaan, 2024-10-05) THIYA AURELIA, NRP.20.04.088.; Nurjanah; Irniyati SamosirTHIYA AURELIA, NRP.20.04.088. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada Anak di Pusat Pelayanan Sosial Griya Ramah Anak Kabupaten Subang, Dosen Pembimbing: Nurjanah dan Irniyati Samosir Pemenuhan Kebutuhan Dasar adalah kebutuhan manusia untuk memberikan kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial, cinta dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pemenuhan Kebutuhan Dasar pada anak dalam aspek kebutuhan fisiologis, aspek kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan sosial dan kasih sayang, dan aspek kebutuhan akan penghargaan. Penelitian ini bertujuan 1) Mengetahui kebutuhan dasar fisik pada anak di panti 2) Mengetahui kebutuhan rasa aman dan perlindungan 3) Mengetahui kebutuhan sosial & kasih sayang 4) Mengetahui kebutuhan penghargaan pada anak di Panti Rehabilitasi Sosial Membutuhkan Perlindungan Khusus Kabupaten Subang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive dengan jumlah informan sebanyak 5 orang yaitu 1 orang Pengasuh, 1 orang Pekerja Sosial dan 3 orang Anak. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mandalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan Kebutuhan Dasar pada anak di Panti Rehabilitasi Sosial Membutuhkan Perlindungan Khusus Kabupaten Subang pada setiap aspek cukup baik. Namun masih adanya kekurangan dalam aspek kasih sayang, rasa aman, dan penghargaan, dalam hal ini pengasuh dan pekerja sosial kurang memahami bagaimana Kebutuhan Dasar pada anak dan keterbatasan pengasuh dengan jumlah anak yang tidak sesuai dengan jumlah pengasuh. Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mengusulkan program peningkatan kapasitas pengasuh menggunakan metode social group work dengan tipe kelompok educational group. Kata Kunci: Pemenuhan kebutuhan, Dasar, Anak ABSTRACT THIYA AURELIA, NRP 20.04.088. Fulfillment of Basic Needs for Children at the Child-Friendly Griya Social Service Center, Subang Regency, Supervisors: Nurjanah and Irniyati Samosir Fulfillment of Basic Needs is the human need to provide physiological needs, security and protection needs, social needs, love and affection, esteem needs and self-actualization needs. The aim to be achieved in this research is to determine the fulfillment of basic needs in children in the aspect of physiological needs, aspects of security and protection needs, social and affection needs, and aspects of the need for esteem. This research aims to 1) Know the basic physical needs of children in orphanages 2) Know the need for security and protection 3) Know the social & affection needs 4) Know the need for respect for children in Social Rehabilitation Homes Requiring Special Protection in Subang Regency. The data sources used in this research are primary data sources and secondary data sources. This research uses qualitative research with descriptive methods. The determination of informants in this study used a purposive technique with a total of 5 informants, namely 1 caregiver, 1 social worker and 3 children. Data collection techniques in this research are in-depth interviews, observation, and documentation studies. Checking the validity of the data used is source triangulation, technical triangulation, and time triangulation. The results of the research show that fulfilling the Basic Needs of children in Social Rehabilitation Homes Requiring Special Protection in Subang Regency in every aspect is quite good. However, there are still deficiencies in the aspects of love, security and respect, in this case caregivers and social workers do not understand the basic needs of children and the limitations of caregivers with the number of children not matching the number of caregivers. In connection with this, the author proposes a program to increase the capacity of caregivers using the social group work method with an educational group type. Keywords: Fulfillment of needs, Basics, ChildrenItem Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Tahun 2023(Perpustakaan, 2024-01-26) ADYATNA ASYKUR RAMADHAN 19.04.013; Eni Rahayuningsih; NurjanahABSTRAK ADYATNA ASYKUR RAMADHAN 19.04.013, Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Tahun 2023, Dosen Pembimbing: Eni Rahayuningsih dan Nurjanah Pencegahan dan penanganan stunting merupakan program prioritas yang dilaksanakan secara konvergensi dari pusat ke daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran deksriptif dengan melakukan pendalaman informasi tentang pencegahan stunting pada ibu hamil di Desa Cikole. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualititatif menggunakan metode deskriptif. Sumber data terdiri dari 12 informan yang terdiri dari tiga ibu hamil, tiga orangtua ibu hamil, tiga suami ibu hamil, ketua PKK program kerja 4, kader Posyandu, dan Bidan klinik yang dipilih menggunakan purposive sampling. Data diperoleh menggunakan wawancara mendalam, observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi dilengkapi dengan uji keabsahannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga informan melaksanakan pencegahan stunting sesuai dengan arahan dari Kementerian Sosial. Dari keempat aspek yang diteliti, permasalahan yang menjadi urgensi di dalam pelaksanaan pencegahan stunting pada ibu hamil adalah layanan ibu hamil yang kurang dan informasi yang diakses tidak kredibel sehingga memicu terjadinya kesalahan di dalam penalaran suatu informasi. Melalui fakta tersebut peneliti merekomendasikan perbaikan melalui “Bimbingan Teknis Pintar Cegah Stunting” yang selanjutnya disingkat “Bimtek Penting”, program “Bimtek Penting” berfokus terhadap pemecahan masalah layanan yang kurang dan akses informasi yang tidak kredibel melalui bimbingan teknis penguatan pengetahuan ibu hamil, peningkatan kemampuan perawatan sehari hari ibu hamil, peningkatan kemampuan pemberian stimulasi kepada janin, dan cara menyeleksi mitos dan fakta. Kata Kunci: Pencegahan stunting, Ibu hamil, Kesehatan ibu hamil ABSTRACT ADYATNA ASYKUR RAMADHAN 19.04.013, Stunting Prevention Pregnant Woman in Cikole Village, Subdistrict Lembang, West Bandung District, Polytechnic of Social Welfare Bandung, 2023, Supervisor: Eni Rahayuningsih and Nurjanah Stunting prevention and management is a priority program implemented in convergence from the center government to regional goverment. This research aims to obtain a descriptive by deepening information about stunting prevention of pregnant women in Cikole Village. This research was conducted with a qualitative approach using descriptive methods. The data source consisted of 12 informants consisting of three pregnant women, three parents of pregnant women, three husbands of pregnant women, the head of the PKK 4 work program, Posyandu cadres, and clinic midwives who were selected using purposive sampling. Data was obtained through in-depth interviews, non-participatory observation, and documentation studies with validity tests. The results of this research show that the third informant implements stunting prevention in accordance with directions from the Ministry of Social Affairs. From the fourth aspect, the problem that need urgent implementing stunting prevention of pregnant women is lackness of services for pregnant women and the information accessed is not credible, that will trigger errors in reasoning about information. Through this, researchers recommend improvements through "Bimbingan Teknis Pintar Cegah Stunting" hereinafter abbreviated as "Bimtek Penting", the "Bimtek Penting" program focuses on solving problems of inadequate services and access to information that is not credible through technical guidance, strengthening knowledge of pregnant women, increasing abilities daily care for pregnant women, increasing the ability to provide stimulation to the fetus, and increasing ability to select myths and facts. Keyword: Stunting prevention, Pregnant women, Health of pregnan womenItem Penerimaan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, Provinsi Jawa barat.(Perpustakaan, 2024-03-18) ZULIA SRI MULYANI, 19.04.145.; Nurjanah; Eni RahayuningsihZULIA SRI MULYANI, 19.04.145. Penerimaan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, Provinsi Jawa barat. Dosen Pembimbing : Nurjanah dan Eni Rahayuningsih Penerimaan Keluarga merupakan bagian dari suatu efek psikologis dan bagaimana perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarganya melalui kepedulian, dukungan dan pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai: 1) Karakteristik Informan, 2) Kepedulian Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas, 3) Perawatan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas, dan 4) Dukungan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas. Informan pada penelitian ini berjumlah lima orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerimaan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi masih kurang. Karena kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kepedulian terhadap anak penyandang disabilitas yaitu kedekatan keluarga dengan anak penyandang disabilitas dan perawatan keluarga terhadap anak penyandang disabilitas. Berdasarkan analisis masalah dan kebutuhan, maka peneliti mengusulkan program “Keluarga Peduli Anak Penyandang Disabilitas” di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi melalui Educational Group. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, perhatian, penerimaan dan kesadaran keluarga terhadap anak penyandang disabilitas. Kata Kunci: Penerimaan, Keluarga, Anak Penyandang DisabilitasItem Pengelolaan Stres Pada Lanjut Usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Weleri Kendal.(Perpustakaan, 2024-09-09) DELSYA NURFADHILAH SHAFIRA, NRP. 20.04.021.; Nurjanah; SuhendarDELSYA NURFADHILAH SHAFIRA, NRP. 20.04.021. Pengelolaan Stres Pada Lanjut Usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Weleri Kendal. Dosen Pembimbing : Nurjanah dan Suhendar. Penelitian pengelolaan stres pada lanjut usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Weleri Kendal merujuk pada upaya pengelolaan stres lanjut usia berdasarkan aspek-aspek stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang: 1) karakteristik informan, 2) pengelolaan stres berdasarkan aspek biologis, 3) pengelolaan stres berdasarkan aspek kognitif, 4) pengelolaan stres berdasarkan aspek emosi, dan 5) pengelolaan stres berdasarkan aspek perilaku sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan menggunakan bahan referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan stres pada aspek emosi telah cukup baik, namun pada aspek biologis, aspek kognitif, dan aspek perilaku sosial masih ditemukan masalah dalam upayanya. Pada aspek kognitif yang lebih urgensi sehingga perlu ditingkatkan. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis mengusulkan adanya program peningkatan keterampilan pada lanjut usia melalui pelatihan vokasional menggunakan metode pekerjaan sosial dengan kelompok (social groupwork) melalui tipe kelompok rekreasi keterampilan (recreation skill group). Kata Kunci : Lanjut usia, stres, peningkatan keterampilan. ABSTRACT DELSYA NURFADHILAH SHAFIRA, NRP. 20.04.021. Stress Management in Elderly at the Elderly Social Service Home Weleri Kendal. Advisors : Nurjanah and Suhendar. Research on stress management in elderly at the Elderly Social Services Home Weleri Kendal refers to efforts to manage the stress of elderly based on aspects of stress. This study aims to examine more deeply about: 1) informant characteristics, 2) stress management based on biological aspects, 3) stress management based on cognitive aspects, 4) stress management based on emotional aspects, and 5) stress management based on social behavior aspects. The method used in this research is descriptive research method with a qualitative approach. The data sources used in this research are primary data sources and secondary data sources. The data collection techniques used in this research are in-depth interviews, observation, and documentation studies. The data validity checking technique used in this research is source triangulation and using reference materials. The results showed that stress management in the emotional aspect has been quite good, but in the biological aspect, cognitive aspect, and social behavior aspect there are still problems in its efforts. The cognitive aspect is more urgent so it needs to be improved. In connection with this, the author proposes a skill improvement program for elderly people through vocational training using the method social groupwork through the type of recreation skill group. Keywords: Elderly, stress, skill building.Item Penyesuaian Diri Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-13) DHANIS NUGRAHA FATHURACHMAN, 19.04.277.; Nurjanah; Eni RahayuningsihDHANIS NUGRAHA FATHURACHMAN, 19.04.277. Penyesuaian Diri Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung. Dosen Pembimbing: Nurjanah dan Eni Rahayuningsih Penyandang disabilitas di Indonesia mengalami hambatan penyesuaian diri terhadap beberapa kebijakan yang ada di negara sendiri seperti hambatan penyesuaian terhadap akses pendidikan, akses kesehatan, dan akses umum, dengan adanya kebijakan baru juga pada seluruh Sentra yang ada di Indonesia untuk setiap Sentra bisa menampung berbagai PPKS yang ada (multi layanan). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penyesuaian diri penyandang disabilitas sensorik netra, yang terdiri dari beberapa aspek yaitu gambaran mengenai karakteristik informan, penyesuaian diri terhadap lingkungan alamiah, penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial, dan penyesuaian diri pada dirinya sendiri. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jumlah informan penelitian sebanyak lima orang, yang terdiri dari tiga orang penyandang disabilitas sensorik netra, satu orang pekerja sosial dan satu orang pendamping asrama penyandang disabilitas sensorik netra di Sentra Wyata Guna Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri penyandang disabilitas sensorik netra di Sentra Wyata Guna Bandung ini masih belum optimal. Permasalahan yang ditemukan adalah hubungan antara penyandang disabilitas sensorik netra dengan pekerja sosial, pendamping asrama dan teman sebaya yang tidak berjalan dengan baik dikarenakan penyandang disabilitas sensorik netra belum bisa bersikap terbuka kepada pekerja sosial, pendamping asrama dan teman sebayanya serta komunikasi antara penyandang disabilitas sensorik netra dengan pekerja sosial, pendamping asrama dan teman sebayanya masih sangat terbatas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diusulkan program “Peningkatan Penyesuaian Diri Penyandang Disabilitas Sensorik Netra melalui Tipe Kelompok Recreation Skill Group terhadap Lingkungan Sosial di Sentra Wyata Guna Bandung” Program tersebut diusulkan agar dapat meningkatkan penyesuaian diri penyandang disabilitas sensorik netra terhadap lingkungan sosial di Sentra Wyata Guna Bandung. Kata Kunci: Penyesuaian Diri, Penyandang Disabilitas Sensorik Netra. ABSTRACT DHANIS NUGRAHA FATHURACHMAN, 19.04.277. Self-Adjustment of People with Blind Sensory Disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung. Supervisors: Nurjanah and Eni Rahayuningsih Persons with disabilities in Indonesia experience difficulties in adapting to several existing policies in their own country, such as barriers to adjustment to access to education, health access, and general access. With the existence of a new policy, all centers in Indonesia can accommodate various PPKS. This study aims to obtain an overview of the adjustment of people with visual sensory disabilities, which consists of several aspects, namely an overview of the characteristics of informants, adjustment to the natural environment, adjustment to the social environment, and adjustment to themselves. The method used is descriptive with a qualitative approach. The number of research informants was five people, consisting of three people with visual sensory disabilities, one social worker and one dormitory companion for people with visual sensory disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung. The data collection techniques used were in-depth interviews, observations, and documentation studies. The results showed that the adjustment of people with visual sensory disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung was still not optimal. The problem found is that the relationship between people with visual sensory disabilities and social workers, dormitory assistants and peers is not going well because people with visual sensory disabilities have not been able to be open to social workers, dormitory assistants and their peers and communication between blind sensory disabilities and social workers, dormitory assistants and their peers is still very limited. To overcome these problems, the program "Improving the Self Adjustment of Persons with Visual Sensory Disabilities through Types of Recreation Skill Group Groups to the Social Environment at the Wyata Guna Center in Bandung" was proposed to improve the adjustment of people with visual sensory disabilities to the social environment at Sentra Wyata Guna Bandung. Keywords: self-adjustment, people with visual sensory disabilitiesItem PERAN PEKERJA SOSIAL PADA PROSES PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL DI SENTRA “NIPOTOWE” PALU.(Perpustakaan, 2024-10-16) ANISA HILDA ROSANIA, 2004129.; Suhendar; NurjanahABSTRAK ANISA HILDA ROSANIA, 2004129. PERAN PEKERJA SOSIAL PADA PROSES PENGEMBANGAN KEMANDIRIAN PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL DI SENTRA “NIPOTOWE” PALU. Pembimbing: Suhendar dan Nurjanah. Peran pekerja sosial pada proses pengembangan kemandirian penyandang disabilitas intelektual di Sentra “Nipotowe” Palu ditentukan oleh perilaku yang diharapkan oleh Sentra “Nipotowe” Palu terhadap pekerja sosialnya. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran: 1) Peran pekerja sosial sebagai pemungkin, 2) Peran pekerja sosial sebagai pendidik, 3) Peran pekerja sosial sebagai Pemberdaya, 4) Peran pekerja sosial sebagai group facilitator, dan 5) Peran pekerja sosial sebagai penghubung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian sebanyak lima orang yaitu: dua orang pekerja sosial, dua orang penerima manfaat,dan satu orang pengasuh. Penentuan informan menggunakan teknik Purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksa keabsahan data yang digunakan adalah: 1) Uji kredibilitas, 2) Uji Ketergantungan, 3) Uji Kepastian. Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerja sosial sudah melaksanakan peran sebagai pendidik, pemungkin, pemberdaya, group facilitator, dan penghubung pada proses pengembangan kemandirian penyandang disabilitas intelektual di Sentra “Nipotowe” Palu. Namun terdapat hambatan dan kendala dari peran pekerja sosial pendidik dan pemungkin. Oleh karena itu diusulkan program “Pengembangan metode pembelajaran efektif terhadap pekerja sosial di Sentra “Nipotowe” Palu” dengan menggunakan metode social group work dengan tipe kelompok educational group. Kata kunci: Peran pekerja sosial, Kemandirian, Disabilitas Intelektual ABSTRACT ANISA HILDA ROSANIA, 2004129. THE ROLE OF SOCIAL WORKERS IN THE PROCESS OF DEVELOPING INDEPENDENCE OF PERSONS WITH INTELLECTUAL DISABILITIES IN THE "NIPOTOWE" CENTER, PALU. Supervisors: Suhendar and Nurjanah. The role of social workers in the process of developing independence for people with intellectual disabilities at the Palu "Nipotowe" Center is determined by the behavior that the Palu "Nipotowe" Center expects of its social workers. The aim of the research is to obtain an overview of: 1) The role of social workers as enablers, 2) The role of social workers as educators, 3) The role of social workers as empowerers, 4) The role of social workers as group facilitators, and 5) The role of social workers as liaisons. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. There were five research informants, namely: two social workers, two beneficiaries and one caregiver. Determining informants using purposive techniques. Data collection techniques use in-depth interviews, observation and documentation studies. The data validity checks used are: 1) Credibility test, 2) Dependability test, 3) Confirmation test. The research results show that social workers have carried out their roles as educators, enablers, empowerers, group facilitators and liaisons in the process of developing independence for people with intellectual disabilities at the "Nipotowe" Center in Palu. However, there are obstacles and obstacles to the role of educational and enabling social workers. Therefore, the program "Development of effective learning methods for social workers at the "Nipotowe" Center in Palu" is proposed using the social group work method with an educational group type. Keywords: Role of social workers, independence, intellectual disabilityItem Peran Pengasuh dalam Menangani Lanjut Usia yang Memiliki Perilaku Superioritas di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran(Perpustakaan, 2024-09-07) RAHMA DWI NINGTYAS. 2004142; Nurjanah; SuhendarRAHMA DWI NINGTYAS. 2004142. Peran Pengasuh dalam Menangani Lanjut Usia yang Memiliki Perilaku Superioritas di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran. Pembimbing Nurjanah dan Suhendar Peran merupakan suatu fungsi yang dilakukan oleh seseorang ketika sedang menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu. Peran pengasuh pada lanjut usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran merujuk tentang bagaimana kepedulian fisik, kepedulian sosial, kepedulian emosional dan kepedulian perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai 1) karakteristik informan, 2) kepedulian fisik pengasuh pada lanjut usia, 3) kepedulian sosial pengasuh pada lanjut usia, 4) kepedulian emosional pengasuh pada lanjut usia, dan 5) kepedulian perawatan pengasuh pada lanjut usia. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi serta studi dokumentasi. Teknik pengabsahan data yang digunakan yaitu dengan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Jumlah informan pada penelitian ini yaitu 8 orang yang terdiri dari 2 Pekerja sosial, 4 pengasuh, dan 2 penerima manfaat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan peran pengasuh terhadap kepedulian fisik dan kepedulian emosional cukup baik, sedangkan kepedulian sosial dan kepedulian perawatan pengasuh pada lanjut usia kurang optimal dilakukan sehingga perlunya untuk peningkatan. Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis mengusulkan program peningkatan kapasitas pengasuh terhadap kepedulian perawatan sosial pada lanjut usia dengan menggunakan metode social group work dengan teknik educational group. Kata Kunci: Peran Pengasuh, Lanjut Usia Superioritas, Peningkatan Kapasitas RAHMA DWI NINGTYAS. 2004142. The Role of Caregivers in Handling Elderly People Who Have Superiority Behavior at the Wening Wardoyo Ungaran Elderly Social Services Home. Nurjanah and Suhendar's supervisors A role is a function carried out by a person when occupying a position in a certain social structure. The role of caregivers for the elderly at the Wening Wardoyo Ungaran Social Services Home refers to physical care, social care, emotional care and care. This study aims to examine in more depth 1) the characteristics of the informants, 2) the physical concern of caregivers for the elderly, 3) the social concern of caregivers for the elderly, 4) the emotional concern of caregivers for the elderly, and 5) the caring concern of caregivers for the elderly. The approach method used in this research is descriptive qualitative. The data sources used are primary and secondary data sources. The data collection techniques used were indepth interviews, observation and documentation studies. The data validation technique used is triangulation of sources, techniques and time. The number of informants in this study was 8 people consisting of 2 social workers, 4 caregivers and 2 beneficiaries. The results of the research show that the implementation of the role of caregivers regarding physical care and emotional care is quite good, while social care and caring for caregivers for the elderly are less than optimal, so there is a need for improvement. In this regard, the author proposes a program to increase the capacity of caregivers regarding social care for the elderly using the social group work method with educational group techniques. Keywords: Role of Caregivers, Elderly Superiority, Capacity BuildingItem Peran Pengasuh dalam Menangani Lanjut Usia yang Memiliki Perilaku Superioritas di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran.(Perpustakaan, 2024-09-09) RAHMA DWI NINGTYAS. NRP. 2004142.; Nurjanah; SuhendarRAHMA DWI NINGTYAS. NRP. 2004142. Peran Pengasuh dalam Menangani Lanjut Usia yang Memiliki Perilaku Superioritas di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran. Pembimbing Nurjanah dan Suhendar Peran merupakan suatu fungsi yang dilakukan oleh seseorang ketika sedang menduduki suatu posisi dalam struktur sosial tertentu. Peran pengasuh pada lanjut usia di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wening Wardoyo Ungaran merujuk tentang bagaimana kepedulian fisik, kepedulian sosial, kepedulian emosional dan kepedulian perawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai 1) karakteristik informan, 2) kepedulian fisik pengasuh pada lanjut usia, 3) kepedulian sosial pengasuh pada lanjut usia, 4) kepedulian emosional pengasuh pada lanjut usia, dan 5) kepedulian perawatan pengasuh pada lanjut usia. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi serta studi dokumentasi. Teknik pengabsahan data yang digunakan yaitu dengan triangulasi sumber, teknik dan waktu. Jumlah informan pada penelitian ini yaitu 8 orang yang terdiri dari 2 Pekerja sosial, 4 pengasuh, dan 2 penerima manfaat. Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelaksanaan peran pengasuh terhadap kepedulian fisik dan kepedulian emosional cukup baik, sedangkan kepedulian sosial dan kepedulian perawatan pengasuh pada lanjut usia kurang optimal dilakukan sehingga perlunya untuk peningkatan. Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis mengusulkan program peningkatan kapasitas pengasuh terhadap kepedulian perawatan sosial pada lanjut usia dengan menggunakan metode social group work dengan teknik educational group. Kata Kunci: Peran Pengasuh, Lanjut Usia Superioritas, Peningkatan Kapasitas ABSTRACT RAHMA DWI NINGTYAS. NRP. 2004142. The Role of Caregivers in Handling Elderly People Who Have Superiority Behavior at the Wening Wardoyo Ungaran Elderly Social Services Home. Nurjanah and Suhendar's supervisors A role is a function carried out by a person when occupying a position in a certain social structure. The role of caregivers for the elderly at the Wening Wardoyo Ungaran Social Services Home refers to physical care, social care, emotional care and care. This study aims to examine in more depth 1) the characteristics of the informants, 2) the physical concern of caregivers for the elderly, 3) the social concern of caregivers for the elderly, 4) the emotional concern of caregivers for the elderly, and 5) the caring concern of caregivers for the elderly. The approach method used in this research is descriptive qualitative. The data sources used are primary and secondary data sources. The data collection techniques used were indepth interviews, observation and documentation studies. The data validation technique used is triangulation of sources, techniques and time. The number of informants in this study was 8 people consisting of 2 social workers, 4 caregivers and 2 beneficiaries. The results of the research show that the implementation of the role of caregivers regarding physical care and emotional care is quite good, while social care and caring for caregivers for the elderly are less than optimal, so there is a need for improvement. In this regard, the author proposes a program to increase the capacity of caregivers regarding social care for the elderly using the social group work method with educational group techniques. Keywords: Role of Caregivers, Elderly Superiority, Capacity BuildingItem Peran Tokoh Masyarakat dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Murtirejo Kecamatan Kebumen Jawa Tengah(Perpustakaan, 2024-08-13) MOKHAMAD FADLlLLAH, 20.04.098.; Nurjanah; SuhendarMOKHAMAD FADLlLLAH, 20.04.098. Peran Tokoh Masyarakat dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Desa Murtirejo Kecamatan Kebumen Jawa Tengah, Dibimbing oleh Nurjanah dan Suhendar. Tokoh masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba di lingkungan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) peran tokoh masyarakat sebagai teladan di Desa Murtirejo, 3) peran tokoh masyarakat sebagai fasilitator di Desa Murtirejo, 4) peran tokoh masyarakat sebagai motivator di Desa Murtirejo, dan 5) peran tokoh masyarakat sebagai katalisator di Desa Murtirejo. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei deskriptif. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) kuesioner dan studi dokumentasi. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka (face validity). Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data statistik deskriptif. Hasil penelitian terhadap 30 tokoh masyarakat menunjukkan bahwa peran tokoh masyarakat sebagai teladan, fasilitator, dan motivator termasuk dalam kategori baik. Namun, peran tokoh masyarakat sebagai katalisator di Desa Murtirejo dalam menanggulangi penyalahgunaan narkoba termasuk dalam kategori buruk. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan Program Pakat (Peningkatan Kapasitas Tokoh Masyarakat) pada tokoh masyarakat di Desa Murtirejo dengan metode Community Development (Pengembangan Komunitas) dan teknik Capacity Building (Peningkatan Kapasitas). Kata Kunci: Peran, Tokoh Masyarakat, Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba, Desa Murtirejo, ABSTRACT MOKHAMAD FADLlLLAH, 20.04.098. The Role of Community Figures in Overcoming Drug Abuse in Murtirejo Village Kebumen District Central Java, Supervised by Nurjanah dan Suhendar. Community figures have a very important role in tackling drug abuse in society. This research aims to obtain an empirical picture of: 1) characteristics of respondents, 2) the role of community leaders as role models in Murtirejo Village, 3) the role of community leaders as facilitators in Murtirejo Village, 4) the role of community leaders as motivators in Murtirejo Village, and 5) the role of community leaders as catalysts in Murtirejo Village. The approach used in this research is quantitative with a descriptive survey method. The sampling technique used was cluster random sampling. The data collection techniques used were 1) questionnaires and documentation studies. Test the validity of the measuring instrument using face validity. The research results were analyzed using descriptive statistical data analysis. The results of research on 30 community leaders show that the role of community leaders as role models, facilitators and motivators is included in the good category. However, the role of community leaders as catalysts in Murtirejo Village in tackling drug abuse is in the bad category. Based on these findings, the researcher proposed the Pakat Program (Increasing the Capacity of Community Figures) for community leaders in Murtirejo Village using the Community Development method and Capacity Building techniques. Keywords: Role, Public Figure, Dealing with Drug, Abuse, Murtirejo VillageItem Regulasi Diri Warga Binaan Pemasyarakatan yang Mengikuti Program Pendidikan Kesetaraan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.(Perpustakaan, 2024-08-06) ANNISA RAHMAWATI; Irniyati Samosir; NurjanahANNISA RAHMAWATI, Self-Regulation of Correctional Assisted Citizens Participating in the Equality Education Program in Correctional Institutions Class IIA Yogyakarta. Lecturer Supervisors: Nurjanah and Irniyati Samosir. Self-regulation refers to efforts to control thoughts, feelings and behaviors in order to achieve a goal in the Correctional Institution or after release. The Yogyakarta Class IIA Correctional Institution organizes equality education services, one of the goals of which is to improve their personality. The equality education in Class IIA Yogyakarta Correctional Institution is equality in pursuing package A, package B, and package C, and lectures. Self-regulation is an aspect of personality. This study aims to obtain an empirical overview of: 1) WBP self-regulation in the aspect of setting standards and goals, 2) WBP self-regulation in the aspect of self-observation, 3) WBP self-regulation in the aspect of self-evaluation, 4) WBP self-regulation in the aspect of self-reaction, 5) WBP self-regulation in the aspect of self-reflection (self-reflection). This research method uses a quantitative method with a deprecative quantitative type. The data source used is the primary data source, namely the correctional assisted residents and the secondary data source, namely the prison profile document. The population in this study is 30 respondents who participate in the equality education and lecture program. The sampling technique uses a census because the population is less than 100 people. The results of the study show that the self-regulation of the inmates is in a high category, as evidenced by the acquisition of a total self-regulation score of 5,771 from an ideal score of 7,560 with a percentage of 76.34%. Of the five aspects of selfregulation formulated in the formulation of the research problem, the aspect of selfreflection showed the lowest result, which was in the medium category with a total score of 1,241 out of an ideal score of 1,680 with a percentage of 73.87%, this was due to several factors such as WBP wanting to freely regulate themselves solely according to their own wishes, WBP was easily provoked by others, WBP always has the feeling of wanting to win on its own, and WBP does anything according to his mood. Therefore, a program to Improve Social Skills and Self-Control for Correctional Assisted Citizens in Class IIA Yogyakarta Correctional Institution was proposed. Keywords: Self-regulation, Equality Education, Assisted Citizens Correctional ANNISA RAHMAWATI, Regulasi Diri Warga Binaan Pemasyarakatan yang Mengikuti Program Pendidikan Kesetaraan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta. Dosen Pembimbing: Nurjanah dan Irniyati Samosir. Regulasi diri merujuk pada upaya untuk mengendalikan pikiran, perasaan dan perilaku dalam rangka mencapai suatu tujuannya di Lembaga Pemasyarakatan maupun setelah bebas. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta menyelenggarakan layanan pendidikan kesetaraan salah satu tujuannya adalah memperbaiki kepribadiannya. Pendidikan kesetaraan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta adalah kesetaraan kejar paket A, paket B, dan paket C, dan perkuliahan.Regulasi diri merupakan aspek dalam kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) Regulasi diri WBP dalam aspek mengatur standar dan tujuan (setting standard and goals),2) Regulasi diri WBP dalam aspek observasi diri (self-observation), 3) Regulasi diri WBP dalam aspek evaluasi diri (selfevaluation), 4) Regulasi diri WBP dalam aspek reaksi diri (self-reaction), 5) Regulasi diri WBP dalam aspek refleksi diri (self-reflection). Metode penelitian ini penggunakan metode kuantitatif dengan jenis kuantitatif despriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer yaitu warga binaan pemasyarakatan dan sumber data sekunder yaitu dokumen profil Lapas. Populasi dalam penelitian ini adalah warga binaan pemasyarakatan yang mengikuti program pendidikan kesetaraan dan perkuliahan sejumlah 30 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus karena populasi kurang dari 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi diri warga binaan pemasyrakatan berada pada kathegori tinggi, hal itu dibuktikan dengan perolehan skor total regulasi diri yang memperoleh skor aktual 5.771 dari skor ideal 7.560 dengan persentase 76,34%. Dari ke lima aspek regulasi diri yang dirumuskan dalam perumusan masalah penelitian, aspek fefleksi diri (self-reflection) m enunjukkan hasil paling rendah yaitu berada pada kategori sedang dengan perolehan skor total 1.241 dari skor ideal 1.680 dengan persentase 73,87% hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor seperti WBP ingin bebas mengatur diri sendiri semata-mata sesuai keinginan sendiri, WBP mudah terprovokasi dengan orang lain, WBP selalu memiliki perasaan ingin menang sendiri, dan WBP melakukan hal apapun sesuai dengan moodnya saja. Oleh karena itu, diusulkan program Peningkatan Keterampilan Sosial dan Pengendalian Diri bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta. Kata Kunci: Regulasi Diri, Pendidikan Kesetaraan, Warga Binaan Pemasyarakatan