Browsing by Author "ROSILAWATI"
Now showing 1 - 8 of 8
Results Per Page
Sort Options
Item Implementasi Program Dana Stimulan Karang Taruna Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta.(Perpustakaan, 2024-02-06) IKAGAMI PUTRI, 19.03.065.; SUHARMA; ROSILAWATIABSTRAK IKAGAMI PUTRI, 19.03.065. Implementasi Program Dana Stimulan Karang Taruna Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta. Pembimbing: SUHARMA dan ROSILAWATI Karang Taruna sebagai wadah generasi muda untuk mengembangkan potensi diri yang bertujuan untuk mendukung dalam menciptakan kesejahteraan sosial di masyarakat sehingga diperlukan dukungan dalam berperan di masyarakat dengan upaya pemberdayaan organisasi Karang Taruna, salah satu program pemberdayaan yang dikeluarkan melalui Program Dana Stimulan Karang Taruna. Tujuan umum penelitian ini untuk memperoleh gambaran implementasi Program Dana Stimulan Karang Taruna Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta, secara khusus tujuan penelitian meliputi empat aspek implementasi kebijakan yaitu pelaksanaan komunikasi program, sumber daya program, perilaku pelaksana program dan struktur birokrasi program. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan responden menggunakan prinsip probability sampling dengan teknik multistage area random sampling. Analisa data penelitian menggunakan teknik statistik deskriptif dengan media statistical product and service solution (SPPS) sebagai alat hitung dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian implementasi Program Dana Stimulan Karang Taruna Kelurahan di Provinsi DKI Jakarta menunjukkan berdasarkan empat aspek penelitian bahwa pelaksanaan Program Dana Stimulan sudah berjalan dengan baik, namun pada dimensi pelaksanaan komunikasi program dirasa perlu untuk ditingkatkan dalam mencapai keberhasilan implementasi kebijakan. Hal ini mempengaruhi pentingnya proses penyampaian informasi Program Dana Stimulan yang diterima oleh Karang Taruna kelurahan sebagai kelompok sasaran kebijakan dan pertimbangan pemahaman Karang Taruna dalam menjalankan kewajibannya pada Program Dana Stimulan. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program optimalisasi penyebaran informasi Program Dana Stimulasi Karang Taruna di Provinsi DKI Jakarta dengan bentuk kegiatan program yaitu peningkatan kapasitas tentang Penyebaran Informasi yang ditujukan kepada para pelaksana kebijakan Program Dana Stimulan di Provinsi DKI Jakarta. Kata Kunci:Item Implementasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) As-Syifa Dinas Sosial Kota Solok.(Perpustakaan, 2024-09-17) TEUKU MOHAMMAD RIFAAT SAUQI, NRM. 20.03.117.; TETARI ASIH; ROSILAWATITEUKU MOHAMMAD RIFAAT SAUQI, NRM. 20.03.117. Implementasi Sistem Layanan Rujukan Terpadu (SLRT) As-Syifa Dinas Sosial Kota Solok. Dibimbing oleh TETARI ASIH dan ROSILAWATI Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi program Sistem Layanan dan Rujukan Terpadu (SLRT) As-Syifa oleh Dinas Sosial di Kota Solok, yang bertujuan untuk mengatasi masalah kemiskinan. Fokus utama dari penelitian ini adalah menilai efektivitas dan efisiensi program SLRT dalam memberikan layanan kepada masyarakat miskin dan rentan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi untuk memperoleh data kualitatif yang relevan. Penelitian ini meggunakan teori George Edward III yaitu terdapat 4 faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi program, antara lain yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun program SLRT As-Syifa telah memberikan dampak positif dalam meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan sosial, terdapat beberapa tantangan yang perlu diatasi, termasuk dalam hal koordinasi antar lembaga, sosialisasi program kepada masyarakat, dan pemanfaatan teknologi informasi. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kinerja SLRT As-Syifa, termasuk peningkatan pelatihan bagi petugas lapangan, penguatan kerjasama dengan pihak terkait, dan optimalisasi penggunaan media sosial sebagai alat komunikasi dan sosialisasi.Dalam rancangan program peneliti menggunakan metode Perencana Sosial (Social Planner) dengan teknik penyuluhansosial, FocusGroup Discussion(FGD)dankolaborasi. Dengan demikian, diharapkan program SLRT As-Syifa dapat lebih efektif dalam mendukung penanganankemiskinandiKotaSolok. Kata kunci: Implementasi, Sistem Layanan Rujukan Terpadu, Layanan Sosial ABSTRACT TEUKU MOHAMMAD RIFAAT SAUQI, NRM. 20.03.117. Implementation of the Integrated Referral Service System (SLRT) As-Syifa of the Social Service of Solok City. Supervised by TETARI ASIH and ROSILAWATI. This research aims to evaluate the implementation of the As-Syifa Integrated Service and Referral System (SLRT) program by the Social Service Office in Solok City, which is designed to address poverty issues. The primary focus of this research istoassess theeffectiveness and efficiency of theSLRTprogram inprovidingservices to the poor and vulnerable populations. The methodology used in this research includes in-depth interviews, observations, and document studies to obtain relevant qualitative data. This research applies George Edward III's theory, which identifies four factors that influence the success or failure of program implementation, namely communication, resources, disposition, and bureaucratic structure. The findings indicate that although the As-Syifa SLRT program has positively impacted the accessibility and quality of social services, there are several challenges that need to be addressed, including coordination among institutions, program outreach to the community, and the utilization of information technology. The research provides recommendations to improve the performance of the As-Syifa SLRT, including enhancing training for field officers, strengthening collaboration with relevant stakeholders, and optimizing the use of social media as a communication and outreach tool. In the program design, the researcher employs the Social Planner method with techniques such as social counseling, Focus Group Discussions (FGD), and collaboration. Thus, it is hoped that the As-Syifa SLRT program can be more effective in supporting poverty alleviation in Solok City.. Keywords: Implementation,IntegratedReferralServiceSystem,SocialServicesItem Kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mengakses layanan pendidikan di Kelurahan Ciamis Kabupaten Ciamis.(Perpustakaan, 2024-09-17) ILHAM NUR DZIKRI N, NRM. 20.03.083.; TETA RIASIH; ROSILAWATIILHAM NUR DZIKRI N, NRM. 20.03.083. Independence of Beneficiary Families (KPM) of the Family Hope Program (PKH) in accessing educational services in Ciamis Village, Ciamis Regency. Supervisor: TETA RIASIH and ROSILAWATI. Poverty is one of the problems in Indonesia, PKH social assistance is one of the efforts to eradicate poverty in Indonesia with one of the goals of PKH being to change behavior and increase family independence in accessing education services, Ciamis Regency is one of the areas that received the award for the best PKH implementer in 2020 in West Java, but in 2024 there are still 58 KPM PKH in 2011 who are still KPM PKH in Ciamis Regency. Independence refers to the psychosocial abilities possessed by a person or individual, This research aims to provide an overview covering the Implementation of PKH in Ciamis Village, responsibility, autonomy, initiative, and self-control of KPM PKH in accessing education services. This study uses a descriptive qualitative method by utilizing primary and secondary data, purposive sampling technique is applied to select six (6) informants consisting of KPM PKH, PKH Companions in Ciamis Village, UPPKH Coordinators in Ciamis Regency, and Teachers. Data collection was conducted through in-depth interviews, observations, and documentation studies. The results of the study showed that: 1) Responsibility which includes the ability to assume responsibility, the ability to complete a task, being able to be accountable for the results of their work, the ability to explain new roles, having principles regarding what is right and wrong in thinking and acting has been done well, 2) Autonomy of KPM PKH which includes actions taken of one's own will, not depending on others, having self-confidence, and the ability to take care of oneself has not been done well because there are several shortcomings. 3) Initiative of KPM PKH includes the ability to think and creative actions that have been done well. 4) Self-control which includes controlling actions and emotions, being able to overcome problems, and the ability to see other people's perspectives has been done well. Based on the results of this study, the researcher proposes the Mandiri Sejahtera Program which includes: 1) Entrepreneurial skills training and development of UMKM KPM PKH in Ciamis Village, and 2) Mentorship and assistance for KPM PKH Keywords: Independence, Beneficiary Families (KPM) of the Family Hope Program (PKH), Access to Education Services. ABSTRAK ILHAM NUR DZIKRI N, NRM. 20.03.083. Kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mengakses layanan pendidikan di Kelurahan Ciamis Kabupaten Ciamis. Dosen Pembimbing: TETA RIASIH dan Rosilawati. Kemiskinan menjadi salah satu permasalahan di Indonesia, bantuan sosial PKH menjadi salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan di Indionesia dengan salah satu tujuan PKH adalah untuk merubah prilaku dan meningkatkan kemandirian keluarga dalam mengakses layanan pendidikan, kabupaten Ciamis menjadi salah satu daerah yang mendapatkan penghargaan pelaksana PKH terbaik tahun 2020 di jawa barat, namun pada tahun 2024 masih terdapat 58 KPM PKH tahun 2011 yang masih menjadi KPM PKH di kabupaten Ciamis. Kemandirian menunjukan pada kemampuan psikososial yang dimiliki seseorang atau individu, Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mencakup Pelaksanaan PKH di Kelurahan Ciamis, tanggung jawab, otonomi, insiatif, dan kontorl diri KPM PKH dalam mengakses layanan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan data primer dan sekunder, teknik purposive sampling diterapkan untuk memilih enam (6) informan yang terdiri dari KPM PKH, Pendamping PKH Kelurahan Ciamis, Koordinator UPPKH Kabupaten Ciamis, dan Guru. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa:1) Tanggung jawab yang meliputi kemampuan memikul tanggung jawab, kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas, mampu mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, kemampuan menjelaskan peranan baru, memiliki prinsip mengenai apa yang benar dan salah dalam berfikir dan bertindak telah dilakukan dengan baik, 2) Otonomi KPM PKH yang meliputi tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri, tidak bergantung pada orang lain, memiliki rasa percaya diri, dan kemampuan mengurus diri sendiri belum dilakukan dengan baik karena terdapat beberapa kekurangan. 3) Inisiatif KPM PKH meliputi kemampuan berfikir dan tindakan kreatif yang telah dilakukan dengan baik. 4) Kontrol diri yang meliputi pengendalian tindakan dan emosi, mampu mengatasi masalah, dan kemampuan melihat sudut pandang orang lain telah dilakukan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengusulkan Program Mandiri Sejahtera yang meliputi: 1) Pelatihan keterampilan berwirusaha dan pengembangan UMKM KPM PKH di Kelurahan Ciamis, dan 2) Mentorship dan pendamping KPM PKH Kata Kunci: Kemandirian, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), Akses Layanan pendidikanItem Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage.(Perpustakaan, 2024-09-17) RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP. 20.03.038; TETA RIASIH; ROSILAWATIRAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP. 20.03.038 (Community Preparedness for Earthquake Disasters in Gedebage District) Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI Preparedness activities are essential in reducing losses, whether material, non-material, or immaterial, from the occurrence of a disaster. Preparedness is one of the activities in the disaster management process, where the entire community can recognize the threats around them and have a plan to face disasters. Based on the 2021 Disaster Risk Assessment (KRB) of Bandung City, Gedebage District is identified as a high-risk area for significant earthquake threats compared to other areas. However, to date, the community in Gedebage District has not shown signs of preparedness for an earthquake disaster. The research design used is quantitative, with descriptive statistical analysis techniques to describe the level of community preparedness in facing an earthquake disaster in Gedebage District. The aspects measured are (a) knowledge about earthquake disasters; (b) preparedness policies and guidelines; (c) emergency response plans; (d) earthquake disaster warning systems; (e) resource mobilization. The population and sample were selected using simple random sampling, with a total of 99 respondents out of 12,217 households in Gedebage District. Data collection techniques included distributing questionnaires, observation, and documentation studies. Research results indicate that overall, the preparedness of the Gedebage District community falls into the "Almost Ready" category. This condition shows that disaster management in the Gedebage District is not yet optimal. The proposed program is "Community Preparedness Program of Gedebage District in Facing Earthquake Disasters (KEMAS HEPI) The activities of this program include: (a) Audience and Coordination Forum; (b) Policy and Guideline Formulation; (c) Creation of Pocket Books, Posters, and Educational Videos; (d) Outreach and Simulation Activities." Keywords: Community Preparedness, Earthquake, Disaster Management ABSTRAK RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP. 20.03.038 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Kegiatan kesiapsiagaan menjadi hal yang penting dalam mengurangi kerugian baik secara materi, nonmateri, dan immateriil dari terjadinya suatu bencana. Kesiapsiagaan adalah salah satu kegiatan dalam proses manajemen bencana, di mana suatu kondisi seluruh masyarakat dapat mengenali ancaman yang ada disekitarnya dan memiliki rencana untuk menghadapi bencana. Berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Kota Bandung tahun 2021, menunjukkan bahwa Kecamatan Gedebage menjadi wilayah yang berisiko terjadi ancaman bencana gempa bumi yang besar dibandingkan wilayah lainnya. Sampai saat ini masyarakat di Kecamatan Gedebage belum menunjukkan tanda – tanda kesiapan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu menggambarkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di Kecamatan Gedebage. Adapun aspek yang diukur yaitu (a) pengetahuan tentang bencana gempa bumi; (b) kebijakan dan panduan kesiapsiagaan; (c) rencana tanggap darurat; (d) sistem peringatan bencana gempa bumi; (e) mobilisasi sumber daya. Populasi dan sampel menggunakan simple random sampling berjumlah 99 responden dari 12.217 kepala keluarga di Kecamatan Gedebage. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner, oberservasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Gedebage masuk pada kategori “Hampir siap” Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen bencana di Kecamatan Gedebage belum maksimal. Adapun program yang diusulkan yaitu “Program Kesiapan Masyarakat Kecamatan Gedebage dalam Menghadapi bencana Gempa Bumi (KEMAS HEPI) bentuk kegiatan dari program ini yaitu (a) Forum Audiensi dan Koordinasi; (b) Pembentukan Kebijakan dan Panduan; (c) Pembuatan Buku saku, Poster, dan Video Edukasi; (d) Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi, ” Kata kunci: Kesiapsiagaan Masyarakat, Gempa Bumi, Penanggulangan BencanaItem Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage.(Perpustakaan, 2024-10-10) RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP.20.03.038; TETA RIASIH; ROSILAWATIRAJENDRA PANGGITA VASTHU NRP.20.03.038 (Community Preparedness for Earthquake Disasters in Gedebage District) Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI Preparedness activities are essential in reducing losses, whether material, non-material, or immaterial, from the occurrence of a disaster. Preparedness is one of the activities in the disaster management process, where the entire community can recognize the threats around them and have a plan to face disasters. Based on the 2021 Disaster Risk Assessment (KRB) of Bandung City, Gedebage District is identified as a high-risk area for significant earthquake threats compared to other areas. However, to date, the community in Gedebage District has not shown signs of preparedness for an earthquake disaster. The research design used is quantitative, with descriptive statistical analysis techniques to describe the level of community preparedness in facing an earthquake disaster in Gedebage District. The aspects measured are (a) knowledge about earthquake disasters; (b) preparedness policies and guidelines; (c) emergency response plans; (d) earthquake disaster warning systems; (e) resource mobilization. The population and sample were selected using simple random sampling, with a total of 99 respondents out of 12,217 households in Gedebage District. Data collection techniques included distributing questionnaires, observation, and documentation studies. Research results indicate that overall, the preparedness of the Gedebage District community falls into the "Almost Ready" category. This condition shows that disaster management in the Gedebage District is not yet optimal. The proposed program is "Community Preparedness Program of Gedebage District in Facing Earthquake Disasters (KEMAS HEPI) The activities of this program include: (a) Audience and Coordination Forum; (b) Policy and Guideline Formulation; (c) Creation of Pocket Books, Posters, and Educational Videos; (d) Outreach and Simulation Activities." Keywords: Community Preparedness, Earthquake, Disaster Management ABSTRAK RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP.20.03.038 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Kegiatan kesiapsiagaan menjadi hal yang penting dalam mengurangi kerugian baik secara materi, nonmateri, dan immateriil dari terjadinya suatu bencana. Kesiapsiagaan adalah salah satu kegiatan dalam proses manajemen bencana, di mana suatu kondisi seluruh masyarakat dapat mengenali ancaman yang ada disekitarnya dan memiliki rencana untuk menghadapi bencana. Berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Kota Bandung tahun 2021, menunjukkan bahwa Kecamatan Gedebage menjadi wilayah yang berisiko terjadi ancaman bencana gempa bumi yang besar dibandingkan wilayah lainnya. Sampai saat ini masyarakat di Kecamatan Gedebage belum menunjukkan tanda – tanda kesiapan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu menggambarkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di Kecamatan Gedebage. Adapun aspek yang diukur yaitu (a) pengetahuan tentang bencana gempa bumi; (b) kebijakan dan panduan kesiapsiagaan; (c) rencana tanggap darurat; (d) sistem peringatan bencana gempa bumi; (e) mobilisasi sumber daya. Populasi dan sampel menggunakan simple random sampling berjumlah 99 responden dari 12.217 kepala keluarga di Kecamatan Gedebage. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner, oberservasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Gedebage masuk pada kategori “Hampir siap” Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen bencana di Kecamatan Gedebage belum maksimal. Adapun program yang diusulkan yaitu “Program Kesiapan Masyarakat Kecamatan Gedebage dalam Menghadapi bencana Gempa Bumi (KEMAS HEPI) bentuk kegiatan dari program ini yaitu (a) Forum Audiensi dan Koordinasi; (b) Pembentukan Kebijakan dan Panduan; (c) Pembuatan Buku saku, Poster, dan Video Edukasi; (d) Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi, ” Kata kunci: Kesiapsiagaan Masyarakat, Gempa Bumi, Penanggulangan BencanaItem Pemberdayaan Penyandang Disabilitas melalui Kewirausahaan Sosial di Kafe Kartini Sentra Terpadu Kartini Kabupaten Temanggung(Perpustakaan, 2024-08-13) METIARA CAHYA NINGRUM, 20.03.063; TETA RIASIH; ROSILAWATIMETIARA CAHYA NINGRUM, 20.03.063. Pemberdayaan Penyandang Disabilitas melalui Kewirausahaan Sosial di Kafe Kartini Sentra Terpadu Kartini Kabupaten Temanggung. Dosen Pembimbing: TETA RIASIH dan ROSILAWATI Pemberdayaan penyandang disabilitas melalui kewirausahaan sosial merupakan upaya memberikan sumber daya, kesempatan, pengetahuan, dan keterampilan melalui aktivitas kewirausahaan sosial agar penyandang disabilitas dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri dan tidak bergantung pada orang lain. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses pemberdayaan yang ditujukan kepada penyandang disabilitas melalui Kewirausahaan Sosial di Kafe Kartini Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Secara khusus penelitian ini meliputi empat aspek pemberdayaan, yaitu pemberian sumber daya, pemberian kesempatan, pemberian pengetahuan, dan pemberian keterampilan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan pemeriksaan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemberdayaan yang dilakukan telah dilaksanakan dengan baik, akan tetapi terdapat beberapa kendala yang dialami dalam proses pelaksanaan pemberdayaan berupa penyandang disabilitas belum memiliki rasa percaya diri dalam menyampaikan ide atau gagasan, kurangnya inovasi untuk pengembangan kewirausahaan, dan terbatasnya informasi pelatihan keterampilan dari luar Kafe Kartini Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti membuat usulan program yaitu “Peningkatan Inovasi dan Kreativitas Kewirausahaan bagi Penyandang Disabilitas”. Kata Kunci: Pemberdayaan, Penyandang Disabilitas, Kewirausahaan SosialItem Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.(Perpustakaan, 2024-10-10) ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024.; TETA RIASIH; ROSILAWATIALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. The Role of Family Hope Program (PKH) Companions in the Nusantara Economic Heroes Program (PENA) in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI The role of companions is a fundamental factor in the success of the PENA program in enhancing the independent graduation of PKH beneficiary families. Banjar Regency, South Kalimantan Province, is one of the regions implementing the PENA Program at BBPPKS Banjarmasin, targeting 152 beneficiary families (KPM) from the Nusantara Economic Heroes Program (PENA). Field facts indicate that the role of PENA program companions has not been optimally carried out. This research aims to provide a comprehensive description of the role of PKH companions in the PENA Program in Banjar Regency, South Kalimantan Province, based on the aspects of the companion's role as facilitator, broker, and mediator. This research uses a qualitative design with a descriptive method, and informants are determined through purposive sampling techniques. The informants in this study include PENA Companions, PENA KPM, and BBPPKS Banjarmasin. Data collection techniques were conducted through in-depth interviews, observation, and documentation studies. The research results show that the role of the companion as a facilitator is not optimal due to the distance between the companion's residence and the KPM as well as a lack of motivation provided to the KPM. The role of the companion as a broker is also hindered by the companion's limited knowledge of assistance application mechanisms and bureaucracy, thus slowing down the aid process. Moreover, the role of the companion as a mediator is constrained by the companion's limited problem-solving abilities in resolving KPM issues. Based on these issues, the researcher proposes the "KIAT PENA" program to enhance the capacity of PENA KPM companions in the accompaniment process of PENA KPM in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Keywords: Role of Companions, PENA Program, Beneficiary Families (KPM) ABSTRAK ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Peran pendamping merupakan suatu hal yang menjadi dasar kesuksesan suatu program PENA dalam meningkatkan graduasi mandiri KPM PKH. Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang melaksanakan Program PENA di BBPPKS Banjarmasin dengan target sasaran sebanyak 152 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berasal dari Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Fakta di lapangan menyatakan bahwa peran pendamping program PENA ini belum optimal dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif terkait peran pendamping PKH dalam Program PENA di Kabupatan Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan aspek peran pendamping sebagai fasilitator, broker, dan mediator. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi Pendamping PENA, KPM PENA, dan BBPPKS Banjarmasin. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping sebagai fasilitator belum optimal dikarenakan keterbatasan jarak tempat tinggal pendamping dengan KPM serta kurangnya pemberian motivasi kepada KPM. Peran pendamping sebagai broker juga terkendala dengan keterbatasan pengetahuan pendamping dalam mekanisme pengajuan bantuan dan birokrasi sehingga memperlambat proses pertolongan. Selain itu, peran pendamping sebagai mediator juga terkendala dengan keterbatasan kemampuan problem solving pendamping dalam menyelesaikan permasalahan KPM. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “KIAT PENA” dengan tujuan meningkatkan kapasitas pendamping KPM PENA dalam proses pendampingan KPM PENA di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Kata Kunci: Peran Pendamping, Program PENA, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)Item Peran Tokoh Masyarakat dalam Mencegah Judi Online di Kalangan Generasi Muda di Kalurahan Purwomartani Kapanewon Kalasan Kabupaten Sleman.(Perpustakaan, 2024-03-08) MUHAMMAD ICHSAN QOMARI ADITYAWAN, 19.03.030.; SUHARMA; ROSILAWATIABSTRAK MUHAMMAD ICHSAN QOMARI ADITYAWAN, 19.03.030. Peran Tokoh Masyarakat dalam Mencegah Judi Online di Kalangan Generasi Muda di Kalurahan Purwomartani Kapanewon Kalasan Kabupaten Sleman. Dosen pembimbing: SUHARMA dan ROSILAWATI Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran tokoh masyarakat dalam mencegah judi online di kalangan generasi muda. Peran tokoh masyarakat penting dalam mencegah judi online, tokoh masyarakat memiliki kedudukan dan status yang harus dijalankan dalam mencegah judi online. Secara khusus penelitian ini meliputi peran tokoh masyarakat sebagai motivator, fasilitator dan mobilisator. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan studi dokumentasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas dengan triangulasi sumber dan teknik. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan peran tokoh masyarakat dalam mencegah judi online di kalangan generasi muda belum dilaksanakn optimal. Hal ini ditunjukkan dengan dikarenakan ketiga aspek peran tokoh masyarakat tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga belum adanya bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh tokoh masyarakat dalam pencegahan judi online. Selain itu belum adanya sosialisasi yang dilakukan oleh tokoh masyarakat tentang dampak negatif judi online. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa parisipasi sosial masyarakat dalam mencegah judi online masih rendah. Usulan program Peningkatan Kapasitas Tokoh Masyarakat dalam Mencegah Judi Online di Kalangan Generasi Muda layak untuk dilaksanakan dalam mencegah judi n di kalangan generasi muda. Kata Kunci: Peran, Tokoh Masyarakat, Judi Online ABSTRACK MUHAMMAD ICHSAN QOMARI ADITYAWAN, 19.03.030. The Role of Community Figures in Preventing Online Gambling Among the Young Generation in the Purwomartani Village, Kalasan District, Sleman Regency. Supervisor: SUHARMA and ROSILAWATI This study aims to describe the role of community leaders in preventing online gambling among the younger generation. The role of community leaders is important in preventing online gambling, community leaders have a position and status that must be carried out in preventing online gambling. In particular, this research covers the role of community leaders as motivators, facilitators and mobilizers. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The data sources used are primary and secondary data sources using techniques purposive sampling. Data collection techniques using in-depth interviews and documentation studies. Checking the validity of the data uses a credibility test with triangulation of sources and techniques. Data analysis techniques include data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that the implementation of the role of community leaders in preventing online gambling among the younger generation has not been implemented optimally. This is shown because the three aspects of the role of community leaders are not running as they should, so there is no form of activity carried out by community leaders in preventing online gambling. In addition, there has been no outreach by community leaders about the negative effects of online gambling. The results of the study also show that people's social participation in preventing online gambling is still low. The proposed program for Increasing the Capacity of Community Leaders in Preventing Online Gambling Among the Younger Generation is feasible to be implemented in preventing online gambling among the younger generation. Keywords: Role, Role of Community Figures, Gambling Online