Browsing by Author "TETA RIASIH"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam pencegahan anak putus sekolah di Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-06) Giri Pamungkas (1801009); TETA RIASIH; ARIBOWOABSTRAK YUKE NATHASYA, 19.03.013. Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam pencegahan anak putus sekolah di Desa Cingcin, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing: TETA RIASIH DAN ARIBOWO Salah satu program pengentasan kemiskinan di Indonesia adalah adanya Program Keluarga Harapan (PKH), merupakan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang berkaitan dengan persyaratan,salah satunya adalah dalam bidang pendidikan. Isu masalah yang ada di Desa Cingcin ditemukan bahwa adanya anak putus sekolah yang merupakan penerima bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) selain itu adanya isu penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) yang memanfaatkan dana bantuan dengan tidak semestinya uang yang diberikan tidak digunakan untuk membiayai keperluan pendidikan tapi justru digunakan untuk keperluan lain. Teori Implementasi dengan aspek yaitu: 1) Komunikasi, 2) Sumber Daya, 3) Struktur Birokrasi dan 4) Disposisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) Karakteristik Informan, 2) Komunikasi, 3) Sumber Daya, 4) Struktur Birokrasi, 5) Disposisi pada Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam pencegahan anak putus sekolah di Desa Cingcin, Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi serta pemilihan informan dilakukan dengan cara purposive sampling. Hasil penelitian tentang Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) dalam pencegahan anak putus sekolah di Desa Cingcin dari Aspek Disposisi, sikap pelaksana dapat dikatakan baik dengan menunjukan kepedulian kepada KPM hal ini didukung karena telah adanya insentif yang diberikan kepada pelaksana program. Aspek Struktur Birokrasi prosedur dan aturan yang berlaku tentang PKH sudah di ikuti oleh penerima maupun pelaksana program sesuai dengan pedoman pelaksanaan PKH. Namun pada aspek Sumber Daya dimana ditemukan adanya penggunaan dana bantuan yang seharusnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak justru digunakan untuk keperluan lainnya dan pada aspek Komunikasi ditemukan waktu pelaksanaan kegiatan P2K2 yang berubah-ubah dan kehadiran KPM dalam kegiatan belum konsisten. Dalam mengatasi permasalahan tersebut maka dibuat rencana program “Optimalisasi pendampingan dalam upaya pencegahan anak putus sekolah” yang bertujuan untuk dapat meningkatkan pendampingan yang dilakukan pelaksana program Program Keluarga Harapan (PKH) kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam upaya pencegahan anak putus sekolah. Kata Kunci : Implementasi, Program Keluarga Harapan (PKH), anak putus sekolahItem Kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mengakses layanan pendidikan di Kelurahan Ciamis Kabupaten Ciamis.(Perpustakaan, 2024-09-17) ILHAM NUR DZIKRI N, NRM. 20.03.083.; TETA RIASIH; ROSILAWATIILHAM NUR DZIKRI N, NRM. 20.03.083. Independence of Beneficiary Families (KPM) of the Family Hope Program (PKH) in accessing educational services in Ciamis Village, Ciamis Regency. Supervisor: TETA RIASIH and ROSILAWATI. Poverty is one of the problems in Indonesia, PKH social assistance is one of the efforts to eradicate poverty in Indonesia with one of the goals of PKH being to change behavior and increase family independence in accessing education services, Ciamis Regency is one of the areas that received the award for the best PKH implementer in 2020 in West Java, but in 2024 there are still 58 KPM PKH in 2011 who are still KPM PKH in Ciamis Regency. Independence refers to the psychosocial abilities possessed by a person or individual, This research aims to provide an overview covering the Implementation of PKH in Ciamis Village, responsibility, autonomy, initiative, and self-control of KPM PKH in accessing education services. This study uses a descriptive qualitative method by utilizing primary and secondary data, purposive sampling technique is applied to select six (6) informants consisting of KPM PKH, PKH Companions in Ciamis Village, UPPKH Coordinators in Ciamis Regency, and Teachers. Data collection was conducted through in-depth interviews, observations, and documentation studies. The results of the study showed that: 1) Responsibility which includes the ability to assume responsibility, the ability to complete a task, being able to be accountable for the results of their work, the ability to explain new roles, having principles regarding what is right and wrong in thinking and acting has been done well, 2) Autonomy of KPM PKH which includes actions taken of one's own will, not depending on others, having self-confidence, and the ability to take care of oneself has not been done well because there are several shortcomings. 3) Initiative of KPM PKH includes the ability to think and creative actions that have been done well. 4) Self-control which includes controlling actions and emotions, being able to overcome problems, and the ability to see other people's perspectives has been done well. Based on the results of this study, the researcher proposes the Mandiri Sejahtera Program which includes: 1) Entrepreneurial skills training and development of UMKM KPM PKH in Ciamis Village, and 2) Mentorship and assistance for KPM PKH Keywords: Independence, Beneficiary Families (KPM) of the Family Hope Program (PKH), Access to Education Services. ABSTRAK ILHAM NUR DZIKRI N, NRM. 20.03.083. Kemandirian Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dalam mengakses layanan pendidikan di Kelurahan Ciamis Kabupaten Ciamis. Dosen Pembimbing: TETA RIASIH dan Rosilawati. Kemiskinan menjadi salah satu permasalahan di Indonesia, bantuan sosial PKH menjadi salah satu upaya untuk mengentaskan kemiskinan di Indionesia dengan salah satu tujuan PKH adalah untuk merubah prilaku dan meningkatkan kemandirian keluarga dalam mengakses layanan pendidikan, kabupaten Ciamis menjadi salah satu daerah yang mendapatkan penghargaan pelaksana PKH terbaik tahun 2020 di jawa barat, namun pada tahun 2024 masih terdapat 58 KPM PKH tahun 2011 yang masih menjadi KPM PKH di kabupaten Ciamis. Kemandirian menunjukan pada kemampuan psikososial yang dimiliki seseorang atau individu, Penelitian ini bertujuan untuk memberi gambaran mencakup Pelaksanaan PKH di Kelurahan Ciamis, tanggung jawab, otonomi, insiatif, dan kontorl diri KPM PKH dalam mengakses layanan pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan memanfaatkan data primer dan sekunder, teknik purposive sampling diterapkan untuk memilih enam (6) informan yang terdiri dari KPM PKH, Pendamping PKH Kelurahan Ciamis, Koordinator UPPKH Kabupaten Ciamis, dan Guru. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa:1) Tanggung jawab yang meliputi kemampuan memikul tanggung jawab, kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas, mampu mempertanggung jawabkan hasil kerjanya, kemampuan menjelaskan peranan baru, memiliki prinsip mengenai apa yang benar dan salah dalam berfikir dan bertindak telah dilakukan dengan baik, 2) Otonomi KPM PKH yang meliputi tindakan yang dilakukan atas kehendak sendiri, tidak bergantung pada orang lain, memiliki rasa percaya diri, dan kemampuan mengurus diri sendiri belum dilakukan dengan baik karena terdapat beberapa kekurangan. 3) Inisiatif KPM PKH meliputi kemampuan berfikir dan tindakan kreatif yang telah dilakukan dengan baik. 4) Kontrol diri yang meliputi pengendalian tindakan dan emosi, mampu mengatasi masalah, dan kemampuan melihat sudut pandang orang lain telah dilakukan dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengusulkan Program Mandiri Sejahtera yang meliputi: 1) Pelatihan keterampilan berwirusaha dan pengembangan UMKM KPM PKH di Kelurahan Ciamis, dan 2) Mentorship dan pendamping KPM PKH Kata Kunci: Kemandirian, Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH), Akses Layanan pendidikanItem Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage.(Perpustakaan, 2024-09-17) RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP. 20.03.038; TETA RIASIH; ROSILAWATIRAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP. 20.03.038 (Community Preparedness for Earthquake Disasters in Gedebage District) Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI Preparedness activities are essential in reducing losses, whether material, non-material, or immaterial, from the occurrence of a disaster. Preparedness is one of the activities in the disaster management process, where the entire community can recognize the threats around them and have a plan to face disasters. Based on the 2021 Disaster Risk Assessment (KRB) of Bandung City, Gedebage District is identified as a high-risk area for significant earthquake threats compared to other areas. However, to date, the community in Gedebage District has not shown signs of preparedness for an earthquake disaster. The research design used is quantitative, with descriptive statistical analysis techniques to describe the level of community preparedness in facing an earthquake disaster in Gedebage District. The aspects measured are (a) knowledge about earthquake disasters; (b) preparedness policies and guidelines; (c) emergency response plans; (d) earthquake disaster warning systems; (e) resource mobilization. The population and sample were selected using simple random sampling, with a total of 99 respondents out of 12,217 households in Gedebage District. Data collection techniques included distributing questionnaires, observation, and documentation studies. Research results indicate that overall, the preparedness of the Gedebage District community falls into the "Almost Ready" category. This condition shows that disaster management in the Gedebage District is not yet optimal. The proposed program is "Community Preparedness Program of Gedebage District in Facing Earthquake Disasters (KEMAS HEPI) The activities of this program include: (a) Audience and Coordination Forum; (b) Policy and Guideline Formulation; (c) Creation of Pocket Books, Posters, and Educational Videos; (d) Outreach and Simulation Activities." Keywords: Community Preparedness, Earthquake, Disaster Management ABSTRAK RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP. 20.03.038 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Kegiatan kesiapsiagaan menjadi hal yang penting dalam mengurangi kerugian baik secara materi, nonmateri, dan immateriil dari terjadinya suatu bencana. Kesiapsiagaan adalah salah satu kegiatan dalam proses manajemen bencana, di mana suatu kondisi seluruh masyarakat dapat mengenali ancaman yang ada disekitarnya dan memiliki rencana untuk menghadapi bencana. Berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Kota Bandung tahun 2021, menunjukkan bahwa Kecamatan Gedebage menjadi wilayah yang berisiko terjadi ancaman bencana gempa bumi yang besar dibandingkan wilayah lainnya. Sampai saat ini masyarakat di Kecamatan Gedebage belum menunjukkan tanda – tanda kesiapan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu menggambarkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di Kecamatan Gedebage. Adapun aspek yang diukur yaitu (a) pengetahuan tentang bencana gempa bumi; (b) kebijakan dan panduan kesiapsiagaan; (c) rencana tanggap darurat; (d) sistem peringatan bencana gempa bumi; (e) mobilisasi sumber daya. Populasi dan sampel menggunakan simple random sampling berjumlah 99 responden dari 12.217 kepala keluarga di Kecamatan Gedebage. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner, oberservasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Gedebage masuk pada kategori “Hampir siap” Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen bencana di Kecamatan Gedebage belum maksimal. Adapun program yang diusulkan yaitu “Program Kesiapan Masyarakat Kecamatan Gedebage dalam Menghadapi bencana Gempa Bumi (KEMAS HEPI) bentuk kegiatan dari program ini yaitu (a) Forum Audiensi dan Koordinasi; (b) Pembentukan Kebijakan dan Panduan; (c) Pembuatan Buku saku, Poster, dan Video Edukasi; (d) Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi, ” Kata kunci: Kesiapsiagaan Masyarakat, Gempa Bumi, Penanggulangan BencanaItem Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage.(Perpustakaan, 2024-10-10) RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP.20.03.038; TETA RIASIH; ROSILAWATIRAJENDRA PANGGITA VASTHU NRP.20.03.038 (Community Preparedness for Earthquake Disasters in Gedebage District) Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI Preparedness activities are essential in reducing losses, whether material, non-material, or immaterial, from the occurrence of a disaster. Preparedness is one of the activities in the disaster management process, where the entire community can recognize the threats around them and have a plan to face disasters. Based on the 2021 Disaster Risk Assessment (KRB) of Bandung City, Gedebage District is identified as a high-risk area for significant earthquake threats compared to other areas. However, to date, the community in Gedebage District has not shown signs of preparedness for an earthquake disaster. The research design used is quantitative, with descriptive statistical analysis techniques to describe the level of community preparedness in facing an earthquake disaster in Gedebage District. The aspects measured are (a) knowledge about earthquake disasters; (b) preparedness policies and guidelines; (c) emergency response plans; (d) earthquake disaster warning systems; (e) resource mobilization. The population and sample were selected using simple random sampling, with a total of 99 respondents out of 12,217 households in Gedebage District. Data collection techniques included distributing questionnaires, observation, and documentation studies. Research results indicate that overall, the preparedness of the Gedebage District community falls into the "Almost Ready" category. This condition shows that disaster management in the Gedebage District is not yet optimal. The proposed program is "Community Preparedness Program of Gedebage District in Facing Earthquake Disasters (KEMAS HEPI) The activities of this program include: (a) Audience and Coordination Forum; (b) Policy and Guideline Formulation; (c) Creation of Pocket Books, Posters, and Educational Videos; (d) Outreach and Simulation Activities." Keywords: Community Preparedness, Earthquake, Disaster Management ABSTRAK RAJENDRA PANGGITA VASTHU, NRP.20.03.038 Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Gedebage. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Kegiatan kesiapsiagaan menjadi hal yang penting dalam mengurangi kerugian baik secara materi, nonmateri, dan immateriil dari terjadinya suatu bencana. Kesiapsiagaan adalah salah satu kegiatan dalam proses manajemen bencana, di mana suatu kondisi seluruh masyarakat dapat mengenali ancaman yang ada disekitarnya dan memiliki rencana untuk menghadapi bencana. Berdasarkan Kajian Risiko Bencana (KRB) Kota Bandung tahun 2021, menunjukkan bahwa Kecamatan Gedebage menjadi wilayah yang berisiko terjadi ancaman bencana gempa bumi yang besar dibandingkan wilayah lainnya. Sampai saat ini masyarakat di Kecamatan Gedebage belum menunjukkan tanda – tanda kesiapan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif yaitu menggambarkan tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gempa bumi di Kecamatan Gedebage. Adapun aspek yang diukur yaitu (a) pengetahuan tentang bencana gempa bumi; (b) kebijakan dan panduan kesiapsiagaan; (c) rencana tanggap darurat; (d) sistem peringatan bencana gempa bumi; (e) mobilisasi sumber daya. Populasi dan sampel menggunakan simple random sampling berjumlah 99 responden dari 12.217 kepala keluarga di Kecamatan Gedebage. Teknik pengumpulan data menggunakan penyebaran kuesioner, oberservasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan kesiapsiagaan masyarakat Kecamatan Gedebage masuk pada kategori “Hampir siap” Kondisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen bencana di Kecamatan Gedebage belum maksimal. Adapun program yang diusulkan yaitu “Program Kesiapan Masyarakat Kecamatan Gedebage dalam Menghadapi bencana Gempa Bumi (KEMAS HEPI) bentuk kegiatan dari program ini yaitu (a) Forum Audiensi dan Koordinasi; (b) Pembentukan Kebijakan dan Panduan; (c) Pembuatan Buku saku, Poster, dan Video Edukasi; (d) Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi, ” Kata kunci: Kesiapsiagaan Masyarakat, Gempa Bumi, Penanggulangan BencanaItem Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Kawasan Pengembangan Kentang di Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-02-01) HAFIDZHA AL-FAISA MANDHAPUTRI, 19.03.031.; ARIBOWO; TETA RIASIHABSTRAK HAFIDZHA AL-FAISA MANDHAPUTRI, 19.03.031. Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Kawasan Pengembangan Kentang di Desa Karamatwangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing: ARIBOWO dan TETA RIASIH Desa Karamatwangi merupakan salah satu desa yang menerapkan pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada pelaksanaan pengembangan ekonomi lokal melalui Kawasan Pengembangan Kentang terdapat permasalahan belum luasnya kerja sama yang dijalin yang berdampak pada pendapatan buruh tani, hal ini menyebabkan buruh tani terlilit hutang karena melakukan peminjaman uang kepada bank emok. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: (1) kemitraan, (2) kesempatan kerja, dan (3) peningkatan aktivitas ekonomi untuk mengetahui bagaimana Kawasan Pengembangan Kentang dapat bermanfaat bagi peningkatan pendapatan buruh tani Desa Karamatwangi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang menggunakan teknik purposive saampling untuk menentukan tujuh informan yang terdiri dari Pemerintah Desa Karamatwangi, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), pelaku dunia usaha, dan buruh tani. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) kegiatan Kawasan Pengembangan Kentang telah melibatkan pastisipasi aktif masyarakat Desa Karamatwangi, (2) adanya peluang kerja yang dibuka oleh Kawasan Pengembangan Kentang, (3) adanya peningkatan keterampilan yang didapatkan buruh tani dari adanya Kawasan Pengembangan Kentang. Pada pelaksanaan Kawasan Pengembangan Kentang terdapat hambatan terkait belum dirasakannya peningkatan pendapatan bagi buruh tani. Hal ini dikarenakan belum adanya peningkatan kualitas maupun kuantitas kentang yang dihasilkan, serta penjualan kentang masih tergantung kepada tengkulak yang dimana perluasan kerja sama yang dilakukan Kawasan Pengembangan Kentang belum terbuka secara luas. Kurangnya perluasan kerja sama berdampak kepada peningkatan pendapatan buruh tani yang saat ini buruh tani Desa Karamatwangi masih mengalami kesulitan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan menyebabkan beberapa buruh tani terlilit hutang kepada jasa peminjaman uang yaitu bank emok. Program Masyarakat Mandiri Terampil Sejahtera (MARITERA) dirancang sebagai upaya pemberdayaan buruh tani agar dapat meningkatkan pendapatan sehari-hari dan branding Kawasan Pengembangan Kentang agar terciptanya perluasan kerja sama yang terjalin pada calon mitra. Kata Kunci: Pengembangan Ekonomi Lokal, Pemberdayaan Masyarakat, Peningkatan PendapatanItem Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.(Perpustakaan, 2024-10-10) ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024.; TETA RIASIH; ROSILAWATIALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. The Role of Family Hope Program (PKH) Companions in the Nusantara Economic Heroes Program (PENA) in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Supervised by TETA RIASIH and ROSILAWATI The role of companions is a fundamental factor in the success of the PENA program in enhancing the independent graduation of PKH beneficiary families. Banjar Regency, South Kalimantan Province, is one of the regions implementing the PENA Program at BBPPKS Banjarmasin, targeting 152 beneficiary families (KPM) from the Nusantara Economic Heroes Program (PENA). Field facts indicate that the role of PENA program companions has not been optimally carried out. This research aims to provide a comprehensive description of the role of PKH companions in the PENA Program in Banjar Regency, South Kalimantan Province, based on the aspects of the companion's role as facilitator, broker, and mediator. This research uses a qualitative design with a descriptive method, and informants are determined through purposive sampling techniques. The informants in this study include PENA Companions, PENA KPM, and BBPPKS Banjarmasin. Data collection techniques were conducted through in-depth interviews, observation, and documentation studies. The research results show that the role of the companion as a facilitator is not optimal due to the distance between the companion's residence and the KPM as well as a lack of motivation provided to the KPM. The role of the companion as a broker is also hindered by the companion's limited knowledge of assistance application mechanisms and bureaucracy, thus slowing down the aid process. Moreover, the role of the companion as a mediator is constrained by the companion's limited problem-solving abilities in resolving KPM issues. Based on these issues, the researcher proposes the "KIAT PENA" program to enhance the capacity of PENA KPM companions in the accompaniment process of PENA KPM in Banjar Regency, South Kalimantan Province. Keywords: Role of Companions, PENA Program, Beneficiary Families (KPM) ABSTRAK ALDA OVELLIA NADILA, 20.03.024. Peran Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dalam Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) Di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh TETA RIASIH dan ROSILAWATI Peran pendamping merupakan suatu hal yang menjadi dasar kesuksesan suatu program PENA dalam meningkatkan graduasi mandiri KPM PKH. Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan merupakan salah satu wilayah yang melaksanakan Program PENA di BBPPKS Banjarmasin dengan target sasaran sebanyak 152 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang berasal dari Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA). Fakta di lapangan menyatakan bahwa peran pendamping program PENA ini belum optimal dilaksanakan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif terkait peran pendamping PKH dalam Program PENA di Kabupatan Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan aspek peran pendamping sebagai fasilitator, broker, dan mediator. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan metode deskriptif, dan informan ditentukan melalui teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini meliputi Pendamping PENA, KPM PENA, dan BBPPKS Banjarmasin. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping sebagai fasilitator belum optimal dikarenakan keterbatasan jarak tempat tinggal pendamping dengan KPM serta kurangnya pemberian motivasi kepada KPM. Peran pendamping sebagai broker juga terkendala dengan keterbatasan pengetahuan pendamping dalam mekanisme pengajuan bantuan dan birokrasi sehingga memperlambat proses pertolongan. Selain itu, peran pendamping sebagai mediator juga terkendala dengan keterbatasan kemampuan problem solving pendamping dalam menyelesaikan permasalahan KPM. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program “KIAT PENA” dengan tujuan meningkatkan kapasitas pendamping KPM PENA dalam proses pendampingan KPM PENA di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Kata Kunci: Peran Pendamping, Program PENA, Keluarga Penerima Manfaat (KPM)Item Strategi Fundraising Organisasi Pelayanan Sosial di Karawang Peduli Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang.(perpustakaan, 2024-01-08) INTAN WIDIYANINGRUM, 19.03.063.; ARIBOWO; TETA RIASIHABSTRAK INTAN WIDIYANINGRUM, 19.03.063. Strategi Fundraising Organisasi Pelayanan Sosial di Karawang Peduli Kecamatan Telukjambe Barat Kabupaten Karawang. Dosen Pembimbing : ARIBOWO dan TETA RIASIH Pendanaan adalah salah satu faktor utama terhadap keseimbangan dan keberlangsungan organisasi pelayanan sosial melakukan proses pelayanan juga mencapai tujuan yang mana hal tersebut dapat tercapai dengan aktivitas fundraising. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara mendalam strategi fundraising yang dilakukan oleh Karawang Peduli. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni wawancara mendalam, observasi partisipatif serta studi dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan Hasil penelitian ini menumakan bahwa strategi fundraising yang dilakukan Karawang Peduli adalah dengan menerapkan strategi dialogue fundraising menggunakan cara visit, galang donasi di jalan, open stand serta kencleng. Strategi multichannel fundraising memanfaatkan beberapa saluran seperti website dan media sosial yang dilakukan dengan cara online fundraising, crowdfunding serta community fundraising. Dan terakhir Karawang Peduli menerapkan strategi retention and development donor berlandaskan aspek kepercayaan dan komitmen serta kualitas pelayanan yang diimplementasikan dengan cara memberikan laporan rutin, melakukuan evaluasi, peleyanan informasi, kemudahan pembayaran, pemberian ucapan atau apresiasi dan peminjaman inventaris yang dimiliki oleh Karawang Peduli. Namun dalam pelaksanaan strategi fundraising masih memiliki hambatan yaitu terkait dengan kurangnya kompetensi staff fundraising sehingga menyebabkan Karawang Peduli belum melakukan strategi corporate fundraising dengan perusahaan serta masih belum optimalnya penerapan strategi multichannel fundraising terlebih untuk mode crowdfunding. Dengan demikian peneliti menyarankan program pelatiahan kompetensi staff fundraising Karawang Peduli guna memaksimalkan aktivitas fundraising yang nantinya dilakukan. Kata Kunci : Strategi Fundraising, Organisasi Pelayanan Sosial, Karawang Peduli ABSTRACT INTAN WIDIYANINGRUM, 19.03.063. Fundraising Strategy forSocial Service Organizations in Karawang Peduli, West Telukjambe District, Karawang Regency. Supervisor : ARIBOWO and TETA RIASIH Funding is one of the main factors for the balance and sustainability of social service organizations carrying out service processes as well as achieving goals that can be achieved by fundraising activities. The purpose of this study is to describe in depth the fundraising strategy carried out by Karawang Peduli. This study used a qualitative descriptive method. Data collection techniques used are in-depth interviews, participatory observations, and documentation studies. Data analysis is carried out by data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this study suggest that the fundraising strategy carried out by Karawang Peduli is to implement a dialogue fundraising strategy using visits, raising donations on the street, open stands, and kencleng. The multichannel fundraising strategy utilizes several channels such as websites and social media which are carried out using online fundraising, crowdfunding, and community fundraising. And finally, Karawang Peduli implements a donor retention and development strategy based on aspects of trust and commitment as well as service quality which is implemented by providing routine reports, conducting evaluations, information collection, ease of payment, giving remarks or appreciation and borrowing inventory owned by Karawang Peduli. However, the implementation of the fundraising strategy still has obstacles, namely related to the lack of competence of fundraising staff, causing Karawang Peduli to not carry out a corporate fundraising strategy with the company and still not the optimal implementation of the multichannel fundraising strategy, especially for crowdfunding mode. Thus, the researcher suggested a competency training program for Karawang Peduli fundraising staff to maximize the fundraising activities that will be carried out. Keywords: Fundraising Strategy, Social Service Organization, Karawang Peduli