Repository logo
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
Repository logo
  • Communities & Collections
  • All of DSpace
  • English
  • Català
  • Čeština
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Gàidhlig
  • Italiano
  • Latviešu
  • Magyar
  • Nederlands
  • Polski
  • Português
  • Português do Brasil
  • Srpski (lat)
  • Suomi
  • Svenska
  • Türkçe
  • Tiếng Việt
  • Қазақ
  • বাংলা
  • हिंदी
  • Ελληνικά
  • Српски
  • Yкраї́нська
  • Log In
    New user? Click here to register. Have you forgotten your password?
  1. Home
  2. Browse by Author

Browsing by Author "TUTI KARTIKA"

Now showing 1 - 6 of 6
Results Per Page
Sort Options
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Implementasi Peran Pekerja Sosial Di Sekolah Dalam Menangani Masalah Siswa Di SMKN 15 Kota Bandung.
    (Perpustakaan, 2024-09-07) ZAKIA AULIA ZAHRA, 20.04.034.; TUTI KARTIKA; AHMAD YANERI
    ZAKIA AULIA ZAHRA, 20.04.034. Implementasi Peran Pekerja Sosial Di Sekolah Dalam Menangani Masalah Siswa Di SMKN 15 Kota Bandung. Dosen Pembimbing TUTI KARTIKA dan AHMAD YANERI Remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa sehingga hak-hak harus terpenuhi seperti identitas, pendidikan, jaminan kesehatan dan hak-hak lainnya. Pendidikan adalah hak yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan remaja dan diperoleh agar seseorang mampu mengembangkan potensi, meningkatkan ilmu pengetahuan serta membentuk karakter. Remaja banyak mengalami permasalahan seperti masalah perilaku yang dialami siswa di sekolah yaitu masalah perilaku eksternal, masalah perilaku internal dan masalah sosial. Permasalahan tersebut menjadi perhatian, terutama untuk orang tua dan pihak sekolah. Pihak sekolah perlu memfasilitasi profesi-profesi yang dapat membantu seperti pekerja sosial, psikolog, guru bk dan profesi lainnya. Disini pekerja sosial ikut berperan untuk menangani siswa yang memiliki permasalahan di sekolah yang dapat menghambat dan mengganggu aktivitas pembelajaran. SMKN 15 Kota Bandung merupakan salah satu sekolah yang memiliki pekerja sosial untuk membantu menangani permasalahan yang dialami siswa. Peneliti berharap penelitian ini dapat menambah sumbangsih bagi ilmu pengetahuan khususnya untuk pekerjaan sosial bidang pendidikan dan ilmu kesejahteraan sosial dan kepada masyarakat luas. Penelitian ini memfokuskan mengenai implementasi peran pekerja sosial di sekolah dalam menangani masalah siswa di SMKN 15 Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai : (1) implementasi peran pekerja sosial sebagai konselor (2) implementasi peran pekerja sosial sebagai pendidik dan (3) implementasi peran pekerja sosial sebagai penghubung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah pekerja sosial dan siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses implementasi peran pekerja sosial sebagai konselor, pendidik dan penghubung berjalan dengan cukup lancar, meski demikian terdapat beberapa hambatan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa pekerja sosial memerlukan peningkatan kapasitas untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya. Peningkatan kapasitas bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pekerja sosial dalam menangani siswa. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti dalam membuat usulan program mengenai peningkatan kapasitas pekerja sosial. Kata Kunci : Peran, Pekerja Sosial Sekolah, Siswa ABSTRACT ZAKIA AULIA ZAHRA, 20.04.034. Implementation The Role of School Social Worker in Handling Student Problems in SMKN 15 Bandung. Supervisors TUTI KARTIKA and AHMAD YANERI Teenager is a transition period from children to adults so rights must be fulfilled such as identity, education, health insurance and other rights. Education is a very important right in the growth and development of adolescents and is obtained so that a person is able to develop potential, increase knowledge and form character. Teenagers experience many problems such as behavioral problems experienced by students at school, namely external behavioral problems, internal behavioral problems and social problems. This problem is a concern, especially for parents and school officials. Schools need to facilitate professions that can help, such as social workers, psychologists, guidance counselors and other professions. Here, social workers play a role in dealing with students who have problems at school that can hinder and disrupt learning activities. SMKN 15 Bandung City is one of the schools that has social workers to help deal with problems experienced by students. Researchers hope that this research can add contributions to science, especially to social work in the fields of education and social welfare science and to the wider community. This research focuses on implementing the role of social workers in schools in dealing with student problems at SMKN 15 Bandung City. This research aims to obtain an overview of: (1) implementation of the role of social workers as counselors (2) implementation of the role of social workers as educators and (3) implementation of the role of social workers as liaisons. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The informants in this research were social workers and students. The data collection techniques used were interviews, observation and documentation studies. The research results showed that the process of implementing the role of social workers as counselors, educators and liaisons went quite smoothly, although there were several obstacles. Based on the research results, researchers concluded that social workers need capacity building to develop their knowledge and skills. Capacity building aims to develop the knowledge and skills of social workers in dealing with students. This is the background for researchers in making program proposals regarding increasing the capacity of social workers. Keywords : Role, School Social Worker, Student
  • No Thumbnail Available
    Item
    LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI TEKNIK KONSELING DAN POSITIVE REINFORCEMENT DALAM PENINGKATAN KEPERCAYAAN DIRI KLIEN “R” DI SENTRA ANTASENA MAGELANG
    (Perpustakaan, 2024-10-25) Finska Helen Aisyahnty Putri NRP. 2104003; TUTI KARTIKA
    abstract
  • No Thumbnail Available
    Item
    LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI TEKNIK POSITIF REINFORCEMENT DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL KLIEN “AD” DI SENTRA “ANTASENA” MAGELANG
    (Perpustakaan, 2024-10-25) Rista Nanda Sari NRP. 2104216; TUTI KARTIKA
    abstract
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Penerapan Terapi Realitas WDEPC+M untuk Meningkatkan Motivasi Klien Penyalahgunaan NAPZA dalam Menjalankan Kegiatan di Sentra “Satria” Baturaden Jawa Tengah.
    (Perpustakaan, 2023-12-15) SABILLA CITRA AYU 20.01.031; TUTI KARTIKA; JUMAYAR MARBUN
    ABSTRACT SABILLA CITRA AYU. 20.01.031. Application of WDEPC+M Reality Therapy to Increase the Motivation of Clients of Drug Abuse in Carrying Out Activities at the Sentra “Satria” Baturaden Central Java. Supervisors: TUTI KARTIKA and JUMAYAR MARBUN. Wants, Doing, Evaluation, Planning, Commitment+Monitoring (WDEPC+M) Reality Therapy is a development of WDEPC Reality Therapy which is psychosocial therapy. WDEPC+M Reality Therapy aims to increase the motivation of clients who abuse drugs in carrying out rehabilitation activities. The purpose of this study was to obtain an empirical description of the application of WDEPC+M reality therapy in increasing the motivation of clients who abuse drugs at the Baturaden "Satria" Sentra Central Java. In particular, this study aims to identify, describe, study, and analyze the level of motivation of clients who abuse drugs in carrying out activities before, during, and after implementing WDEPC+M reality therapy. The method used in this study is a quantitative method of experimental models using the revelsal Single Subject Design (SSD) A-B-A. Data collection techniques using observation, interviews, and documentation studies. The data analysis technique used is visual analysis, namely analysis within conditions and between conditions. The target behavior observed in this study is the behavior of being present on time in carrying out activities, carrying out activities to completion, and being active in carrying out activities. The results showed that there was an effect of the WDEPC+M reality therapy modification intervention to increase the motivation of clients who abuse drugs in carrying out activities on MZ and IL subjects. The effect of the intervention on changes in the subject's behavior based on the results of visual analysis is indicated by the trend of increasing graphs. This is also evidenced by an increase in the target behavior of the two research subjects in carrying out activities at the Satria Baturaden Center Central Java. WDEPC+M Reality Therapy can be a reference and contribute to the development of a model of reality therapy in social work practice with drugs. Keywords: Reality Therapy, WDEPC+M, Motivation, Drug Abuse Clients ABSTRAK SABILLA CITRA AYU. 20.01.031. Penerapan Terapi Realitas WDEPC+M untuk Meningkatkan Motivasi Klien Penyalahgunaan NAPZA dalam Menjalankan Kegiatan di Sentra “Satria” Baturaden Jawa Tengah. Dosen Pembimbing: TUTI KARTIKA dan JUMAYAR MARBUN. Terapi Realitas Wants, Doing, Evaluation, Planning, Commitment+Monitoring (WDEPC+M) merupakan sebuah pengembangan dari Terapi Realitas WDEPC yang merupakan terapi psikososial. Terapi Realitas WDEPC+M bertujuan untuk meningkatkan motivasi klien penyalahgunaan NAPZA dalam menjalankan kegiatan rehabilitasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empirik tentang penerapan terapi realitas WDEPC+M dalam meningkatkan motivasi Klien Penyalahgunaan NAPZA di Sentra “Satria” Baturaden Jawa Tengah. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan, mengkaji, dan menganalisa tingkat motivasi klien penyalahgunaan NAPZA dalam menjalankan kegiatan saat sebelum, selama, dan sesudah penerapan terapi realitas WDEPC+M. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif model eksperimen dengan menggunakan desain Single Subject Desain (SSD) revelsal A-B-A. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis visual yaitu analisis dalam kondisi dan antar kondisi. Perilaku sasaran yang di observasi dalam penelitian ini yaitu perilaku hadir tepat waktu dalam menjalankan kegiatan, menjalankan kegiatan hingga selesai, dan aktif dalam menjalankan kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh dari intervensi modifikasi terapi realitas WDEPC+M untuk meningkatkan motivasi klien penyalahgunaan NAPZA dalam menjalankan kegiatan pada subjek MZ dan IL. Adanya pengaruh dari intervensi terhadap perubahan perilaku subjek berdasarkan hasil analisis visual yang ditunjukkan dengan kecenderungan peningkatan grafik. Hal tersebut juga dibuktikan dengan peningkatan perilaku sasaran dari kedua subjek penelitian dalam menjalankan kegiatan di Sentra Satria Baturaden Jawa Tengah. Terapi Realitas WDEPC+M dapat menjadi salah satu referensi dan memberikan kontribusi dalam pengembangan model terapi realitas pada praktik pekerjaan sosial dengan NAPZA. Kata kunci: Terapi Realitas, WDEPC+M, Motivasi, Klien Penyalahgunaan NAPZA
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Penerimaan Diri Remaja dengan Human Immunodeficiency Virus/ Aquired Immunideficiency Syndrome di Kota Bandung,
    (Perpustakaan, 2024-09-10) BERLIANA DWI NUR GEONANDA, NRP. 20.04.331.; TUTI KARTIKA; AHMAD YANERI
    BERLIANA DWI NUR GEONANDA, NRP. 20.04.331. Self-Acceptance of Adolescents with Human Immunodeficiency Virus/ Aquired Immunideficiency Syndromein the City of Bandung, Supervisors: TUTI KARTIKA and AHMAD YANERI Self-acceptance is a form of a person's satisfaction with himself which is characterized by understanding himself, being able to overcome his circumstances, being able to show a positive attitude within himself, and being able to continue to develop with existing circumstances through realistic expectations. The cumulative number of HIV cases in Bandung City is increasing over time, originating from various groups, including teenagers. This research was conducted to determine the description of adolescents self-acceptance regarding their HIV positive status through: 1) Self-Understanding, 2) How to Cope with Situations, 3) Positive Attitudes, and 4) Realistic Expectations. This research is descriptive qualitative research with a phenomological approach. The informants in this study were 6 (six) people selected using purposive sampling techniques, with details of 4 (four) HIV positive teenagers aged between 15-24 yearsand2(two) peoplearound the teenagersas supporting informants. Thedata collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. The research results show that adolescents' selfacceptance of their HIV positive status has not been realized optimally. This is because teenagers' understanding of HIV/AIDS is still not optimal, there is a lack of intensity in meeting teenagers with peer support groups (KDS), and there is still stigma and discrimination so that teenagers do not fully accept their positive status. Based on the existing problems, researchers propose a program to increase adolescents' self-acceptance through increasing adolescents' understandingofHIV/AIDS, increasingthe intensityofadolescents' meetings with KDS,andincreasing support fromfellowadolescentsaspeers. Keywords: Self-Acceptance, Adolescents,HIV/ AIDS ABSTRAK BERLIANA DWI NUR GEONANDA, NRP. 20.04.331. Penerimaan Diri Remaja dengan Human Immunodeficiency Virus/ Aquired Immunideficiency Syndrome di Kota Bandung, Dosen Pembimbing: TUTI KARTIKA dan AHMAD YANERI. Penerimaan diri adalah suatu bentuk kepuasan seseorang terhadap dirinya sendiri yang ditandai dengan pemahaman akan diri sendiri, dapat mengatasi keadaannya, dapat menunjukkan sikap positif dalam dirinya, dan dapat terus berkembang dengan keadaan yang ada melalui harapan yang realistis. Jumlah kasus kumulatif HIV di Kota Bandung semakin lama semakin meningkat dari berbagai golongan termasuk remaja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penerimaandiriremajaterhadapstatuspositifHIVmelalui:1)PemahamanDiri,2) CaraMengatasiKeadaan, 3)SikapPositif, dan4)Harapan Realistis.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomologis. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, dengan rincian 4 (empat) remaja dengan status positif HIV berusia antara 15-24 tahun dan 2 (dua) orang di sekitar remaja sebagai informan pendukung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri remaja terhadap status positif HIV yang dimilikinya belum terealisasi dengan maksimal. Hal ini dikarenakan pemahaman remaja akan HIV/AIDS masih belum optimal, kurangnya intensitas pertemuan remaja dengan kelompok dukungan sebaya (KDS), serta masih terdapat stigma dan diskriminasi sehingga membuat remaja belum sepenuhnya menerima status positif dalam diri mereka. Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti mengusulkan suatu program untuk meningkatkan penerimaan diri remaja melalui peningkatan pemahaman remaja terkait HIV/AIDS, penambahan intensitas pertemuan remaja dengan KDS, serta peningkatan dukungan sesama remaja sebagaitemansebaya. Kata Kunci: Penerimaan Diri, Remaja, HIV/ AIDS
  • Loading...
    Thumbnail Image
    Item
    Peran Pendamping dalam Menangani Perempuan yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru.
    (Perpustakaan, 2024-08-13) DAMARA AZALIA NADYA RAMADHANI, 19.04.108.; TUTI KARTIKA; ARINI DWI DESWANTI
    DAMARA AZALIA NADYA RAMADHANI, 19.04.108. Peran Pendamping dalam Menangani Perempuan yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru. Dibimbing oleh TUTI KARTIKA dan ARINI DWI DESWANTI Peran Pendamping dalam penanganan kasus perempuan yang mengalami kehamilan tidak diinginkan sangat penting dilakukan guna memberikan perlindungan dan dukungan kepada klien. Salah satunya Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru yang menangani kasus perempuan mengalami kehamilan tidak diinginkan yang mengalami kekerasan dan diskriminasi di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran peran pendampingan dalam memberikan dukungan kepada perempuan yang sedang mengalami kehamilan tak diinginkan di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara serta observasi terhadap perempuan yang mengalami kehamilan tak diinginkan beserta pendampingnya di LKSA. Informan penelitian meliputi pekerja sosial dan perempuan korban KDT di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru. Hasil penelitian menunjukkan peran pendampingan bagi perempuan korban KDT di LKSA Rumah Pengharapan Baru belum optimal dikarenakan pendamping di LKSA mendapatkan edukasi terkait strategi pendampingan bagi perempuan korban KDT di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru. Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti mengusulkan program Pendampingan Holistik untuk perempuan dengan KDT di LKSA Rumah Pengharapan Baru dengan tujuan peningkatan kapasitas bagi pendamping untuk membantu perempuan dengan kehamilan tidak diinginkan (KTD) dalam membangun keluarga yang bahagia dan sehat. Kata Kunci: Peran Pendamping, Perempuan dengan KDT, Lembaga, Kesejahteraan Sosial Anak ABSTRACT DAMARA AZALIA NADYA RAMADHANI, 19.04.108. The Role of Companions in Handling Women Experiencing Unwanted Pregnancy at the Rumah Pengharapan Baru Child Social Welfare Institution (LKSA). Supervised by TUTI KARTIKA and ARINI DWI DESWANTI. The role of companions in handling cases of women experiencing unwanted pregnancies is crucial for providing protection and support to clients. One such institution is the Rumah Pengharapan Baru Child Social Welfare Institution (LKSA), which handles cases of women with unwanted pregnancies who experience violence and discrimination in their environments. This study aims to describe the role of companions in providing support to women experiencing unwanted pregnancies at LKSA Rumah Pengharapan Baru. The research method used is a descriptive qualitative approach, with data collection techniques including interviews and observations of women experiencing unwanted pregnancies and their companions at LKSA. The research informants include social workers and women victims of unwanted pregnancies at LKSA Rumah Pengharapan Baru. The results show that the role of companionship for women victims of unwanted pregnancies at LKSA Rumah Pengharapan Baru is not yet optimal due to the lack of education for companions on effective strategies. Based on these issues, the researcher proposes a Holistic Companionship program for women with unwanted pregnancies at LKSA Rumah Pengharapan Baru, aiming to enhance the capacity of companions to help women with unwanted pregnancies build happy and healthy families. Keywords: The Role of Companions, Women with Unwanted Pregnancies, Child Social Welfare Institution.

DSpace software copyright © 2002-2025 LYRASIS

  • Cookie settings
  • Privacy policy
  • End User Agreement
  • Send Feedback