Undergraduate Theses
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Undergraduate Theses by Subject "ABH"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Dampak Musik Terhadap Pemulihan Anak Berhadapan dengan Hukum di UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi(Perpustakaan, 2024-08-06) AMAR ABDILLAH PASYA, 20.04.091; IRNIYATI SAMOSIR; AMI MARYAMIAMAR ABDILLAH PASYA, 20.04.091. Dampak Musik Terhadap Pemulihan Anak Berhadapan dengan Hukum di UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi, Dosen Pembimbing: AMI MARYAMI dan IRNIYATI SAMOSIR Musik memiliki bebarapa kelebihan, karena musik bersifat membuat rileks, nyaman, dan damai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, mengevaluasi, menilai kontribusi, serta mengeksplorasi dampak musik terhadap pemulihan anak berhadapan dengan hukum (ABH) di UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi dalam menciptakan rasa rileks, nyaman, dan damai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi dengan jumlah informan sebanyak empat orang. Teknik pemeriksaan keabsahan data hasil penelitian menggunakan uji ketekunan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa musik memiliki peran penting dalam proses rehabilitasi anak ABH. Berdasarkan hasil penelitian, musik mampu menciptakan suasana rileks, menciptakan rasa aman, dan menciptakan suasana nyaman bagi ABH. Musik mampu meningkatkan suasana hati, mengurangi tingkat stres, dan memfasilitasi interaksi sosial yang positif. Selain itu, musik juga membantu ABH dalam mengembangkan keterampilan emosional dan sosial yang sangat penting untuk proses pemulihan mereka. ABH yang terlibat dalam program musik menunjukkan peningkatan dalam keterampilan komunikasi, kerja sama, dan kepercayaan diri. Integrasi musik dalam program rehabilitasi di UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi disarankan untuk meningkatkan efektivitas program pemulihan anak ABH dengan menggunakan musik sebagai alat terapi ataupun intergrasi dalam kegiatan vokasional, diharapkan ABH dapat lebih mudah mengekspresikan emosi mereka dan membangun hubungan yang lebih baik dengan orang lain terutama sesama ABH dan juga petugas di sana. Penulis mengusulkan program “Penguatan Kapasitas Pendamping Anak di UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi terkait Integrasi Musik dalam Kegiatan Vokasional” dengan menggunakan metode social group work dengan tipe kelompok educational group dengan sasaran pendamping anak yang ada di UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi. Kata kunci: Musik, ABH, Pemulihan viii AMAR ABDILLAH PASYA, 20.04.091. The Impact of Music on the Rehabilitation of Children in Conflict with the Law at UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi, Supervisors: AMI MARYAMI and IRNIYATI SAMOSIR Music has several advantages, because music is relaxing, comfortable, and peaceful. This study aims to analyze, evaluate, assess the contribution, and explore the impact of music on the recovery of children dealing with the law (ABH) at UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi in creating a sense of relaxation, comfort, and peace. This research uses a qualitative approach. Data were collected through indepth interviews, observations, and documentation studies with a total of four informants. The technique of checking the validity of the research data using persistence, transferability, dependability, and certainty tests. The results showed that music has an important role in the rehabilitation process of ABH children. Based on the results of the study, music is able to create a relaxed atmosphere, create a sense of security, and create a comfortable atmosphere for ABH. Music can improve mood, reduce stress levels, and facilitate positive social interactions. In addition, music also helps ABH to develop emotional and social skills that are critical to their recovery process. ABH involved in the music program showed improvements in communication skills, cooperation and self-confidence. The integration of music in the rehabilitation program at UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi is recommended to increase the effectiveness of the ABH child recovery program by using music as a therapeutic tool or integration in vocational activities, it is hoped that ABH can more easily express their emotions and build better relationships with others, especially fellow ABH and also the officers there. The author proposes a program “Strengthening the Capacity of Child Companions at UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi related to Music Integration in Vocational Activities” using the social group work method with the type of educational group targeting child companions at UPTD Griya Bina Karsa Cileungsi. Keywords: Music, ABH, RehabilitationItem Kesiapan Keluarga Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Pada Tahap Reintegrasi Sosial di Sentra Antasena Magelang.(Perpustakaan, 2023-12-22) RENNO PRABUGANDHA, 1902037.; Yuti Sri Ismudiati; Silvia Fatmah NurusshobahABSTRAK RENNO PRABUGANDHA, 1902037. Kesiapan Keluarga Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) Pada Tahap Reintegrasi Sosial di Sentra Antasena Magelang. Doses Pembimbing: Yuti Sri Ismudiati Dan Silvia Fatmah Nurusshobah. Kesiapan merujuk pada keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: 1) karakteristik informan, 2) kondisi fisik,mental, dan emosional, 3) kebutuhan, motif, dan tujuan, 4) keterampilan dan pengetahuan, tekait kesiapan keluarga ABH pada tahap reintegrasi sosial di Sentra Antasena Magelang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ditentukan dengan penentuan sumber data purposive sample. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara medalam, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan uji kredibilitas data, transferabilitas, konfirmabilitas, dan dependabilitas. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesiapan keluarga ABH masih terdapat permasalah yaitu masih ada stigma dari masyarakat, belum terpenuhinya kebutuhan dasar bagi ABH, kurangnya keterampilan yang dimiliki terkait dengan pola pengasuhan, dan pengetahuan reintegrasi sosial yang kurang dipahami oleh keluarga ABH. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi keluarga ABH tersebut diperlukan adanya upaya untuk membantu penyelesaian masalah. Program kegiatan yang diusulkan adalah “Peningkatan Kapasitas Keterampilan Sosial bagi Keluarga ABH”. Kata kunci: Kesiapan, Keluarga, ABH, Reintegrasi sosialItem Kontrol Sosial Anak Berkonflik dengan Hukum Saat Berinteraksi Sosial dengan Sesama Penerima Manfaat di Sentra Antasena Magelang Jawa Tengah(Perpustakaan, 2024-02-05) SHAFA GHINA KAMILA, 19.04.055.; Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco; Ade Subarkah.ABSTRAK SHAFA GHINA KAMILA, 19.04.055. Kontrol Sosial Anak Berkonflik dengan Hukum Saat Berinteraksi Sosial dengan Sesama Penerima Manfaat di Sentra Antasena Magelang Jawa Tengah, Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Kontrol sosial Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) saat berinteraksi sosial merujuk pada hubungan timbal balik antara ABH dengan sesama Penerima Manfaat (PM) dalan konteks lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci mengenai: 1) Karakteristik informan, 2) Profil Sentra Antasena, 3) Kontrol sosial anak berkonflik dengan hukum saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat di asrama, 4) Kontrol sosial anak berkonflik dengan hukum saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat di ruang belajar, 5) Kontrol sosial anak berkonflik dengan hukum saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat di ruang makan, 6) Kontrol sosial anak berkonflik dengan hukum saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat di ruang keterampilan, 7) Faktor pendukung dan penghambat kontrol sosial, 8) Harapan anak berkonflik dengan hukum. Selanjutnya, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian terdiri dari tujuh orang, yaitu empat anak berkonflik dengan hukum, satu pekerja sosial, satu pengasuh asrama, dan satu instruktur keterampilan. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi partisipasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data yaitu dilakukan menggunakan peningkatan ketekunan serta triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam semua lingkungan sosial ABH di Sentra Antasena, kontrol sosial ABH saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat masih rendah. Komponen yang terlihat sudah baik yaitu pada bentuk pengawasan dan peraturan yang ada. Terdapat program yang dirumuskan sebagai upaya untuk meningkatkan kontrol sosial anak berkonflik dengan hukum saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat di Sentra Antasena. Program tersebut yaitu “Peningkatan Kontrol Sosial Anak Berkonflik dengan Hukum di Sentra Antasena.” Kata Kunci: Kontrol Sosial, ABH, Interaksi SosialItem Manajemen Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum di Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Kabupaten Tulungagung.(Perpustakaan, 2024-09-12) Ingrid Ardelia Fiddina, 20.02.079.; Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI; DAYNE TRIKORA WARDHANI.Ingrid Ardelia Fiddina, 20.02.079. Case Management of Children in Conflict with the Law at the Integrated Child Social Protection Service Units in Tulungagung Regency. Supervised by YUTI SRI ISMUDIYATI and DAYNE TRIKORA WARDHANI. Case management is a procedure for coordinating, planning, seeking monitoring services, resources animproved support to iimprove client well-being and achieve their goals. Research on Case Management of Children in Conflict with the Law at the Integrated Child Social Protection Service Units in Tulungagung Regency aims to obtain an overview of: 1) Characteristics of informant; 2) Client assessment function; 4) Intervention plan function; 5) Relationship and service coordination function; 6) Follow-up and monitoring function; 7) The function of supporting clients; 8) Supporting and inhibiting factors in the implementation of case management. This research uses a qualitative descriptive method. Data collection techniques used in-depth interviews, observation, and documentation studies. The result showed that social workers have carried out the six basic functions of case management well. The problems are; 1) Lack of client participation and family support due to the lack of education and information related to the role of social workers and ULT PSAI Tulungagung regency; 2) Social workers is not proportional to the number of cases received, causing high workload and case overload; and 3) Miscommunication due to lack of coordination with network partners. The proposed program is “Development of Activity Program Management at ULT PSAI Tulungagung Regency” aims to optimize services for ABH at ULT PSAI Tulungagung Regency. Keywords: Case Management, ABH, ULT PSAI Tulungagung Regency ABSTRAK Ingrid Ardelia Fiddina, 20.02.079. Manajemen Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum di Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Kabupaten Tulungagung. Dibimbing oleh YUTI SRI ISMUDIYATI dan DAYNE TRIKORA WARDHANI. Manajemen kasus merupakan suatu prosedur untuk mengkoordinasikan, merencakan, mencari dan memantau suatu layanan, sumber daya dan dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan klien dan mencapai tujuannya. Penelitian tentang Manajemen Kasus Anak Berhadapan dengan Hukum di Unit Layanan Terpadu (ULT PSAI) Kabupaten Tulungagung bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: 1) Karakteristik informan; 2) Fungsi identifikasi klien; 3) Fungsi asesmen klien; 4) Fungsi rencana intervensi; 5) Fungsi koordinasi hubungan dan pelayanan; 6) Fungsi tindak lanjut dan monitoring; 7) Fungsi mendukung klien; 8) Faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan manajemen kasus. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualititatif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawacara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial telah menjalankan keenam fungsi dasar manajemen kasus dengan baik. Permasalahan yang dihadapi oleh pekerja sosial dalam melaksanakan fungsi manajemen kasus adalah (1) Kurangnya partisipasi klien dan dukungan keluarga karena minimnya edukasi dan informasi berkaitan peran pekerja sosial dan ULT PSAI Kabupaten Tulungagung; (2) Jumlah pekerja sosial yang tidak sebanding dengan jumlah kasus yang diterima sehingga menyebabkan beban kerja yang tinggi dan overload kasus; serta (3) Masih adanya miskomunikasi karena kurangnya koordinasi dengan mitra jejaring. Program yang diusulkan yaitu “Pengembangan Pengelolaan Program Kegiatan di ULT PSAI Kabupaten Tulungagung” yang bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan ABH di ULT PSAI Kabupaten Tulungagung. Kata Kunci : Manajemen Kasus, ABH, ULT PSAI Kabupaten Tulungagung