Undergraduate Theses
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Undergraduate Theses by Issue Date
Now showing 1 - 20 of 714
Results Per Page
Sort Options
Item Penyesuaian Diri Orang Dengan Hiv Dan Aids (Odha) Di Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung(2016-09-15) Ramadhan, AkbarPenelitian ini menggambarkan bagaimana penyesuaian diri ODHA di Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung yang mencakup aspek penyesuaian diri terhadap lingkungan alamiah, penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial dan penyesuaian diri terhadap dirinya sendiri. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kebon Pisang. Penelitian ini berbentuk deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Responden dalam penelitian ini adalah ODHA yang tinggal di Kelurahan Kebon Pisang berjumlah 32 responden. Penentuan sampel peneliti menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket (kuisioner), observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan dari ketiga aspek tersebut maka penyesuaian diri ODHA di Kelurahan Kebon Pisang berada pada kategori cukup dengan total skor 2.777 atau skor mean 85,48. Aspek penyesuaian diri ODHA terhadap lingkungan alamiah berada pada kategori mampu dengan total skor 1011 dan nilai mean skor sebesar 30,32 sedangkan untuk aspek penyesuaian diri ODHA terhadap lingkungan sosial dengan total skor 863 dan nilai mean skor sebesar 26,97 dan penyesuaian diri ODHA terhadap dirinya sendiri berada pada kategori cukup dengan total skor 903 dan nilai mean skor sebesar 28,19. Berdasarkan hasil penelitian maka rencana program pemecahan masalah yang dilakukan adalah Program Peningkatan Penyesuain Diri ODHA Melalui Kelompok Bantu Diri (Self Help Group). Program tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik SWOT yaitu melihat kekuatan, kelemahan, kesempatan, serta ancaman program. Keberhasilan program dapat dilihat dari pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Penelitian Penyesuaian Diri ODHA di Kelurahan Kebon Pisang Kecamatan Sumur Bandung ini semoga dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam bidang akademik khususnya lembaga kampus Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial Bandung dan juga bagi Pemerintah Kota BandungItem Kualitas Hidup Bekas Warga Binaan Lembaga Permasyarakatan (Bwblp) Di Kelurahan Sukabungah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung(2016-12-07) Andi Annisa Tenri Angka Asrul SuyutiTujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang kualitas hidup Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) di Kelurahan Sukabungah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP), Keluarga, Kerabat dan Tokoh Masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam (indepth interview), observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan kualitas hidup yang dimiliki oleh Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) kurang dari cukup. Hal ini disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan BWBLP dari aspek-aspek kehidupan dan standar kualitas hidup. Kualitas hidup seseorang pada dasarnya semua berbeda-beda, sesuai dengan cara individu memenuhi kebutuhan mereka dari segala aspek kehidupan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti menawarkan program berjudul “ Program Pengubahan Perilaku melalui Self Help Group (Kelompok Bantu Diri) di Kelurahan Sukabungah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung”. Program ini bertujuan untuk memecahkan masalah dalam meningkatnya kemampuan dan kepercayaan diri Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (BWBLP) untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya di Kelurahan Sukabungah Kecamatan Sukajadi Kota Bandung.Item Kondisi Psikososial Lansia Yang Tinggal Sendiri Di Desa Sridadi Ngampo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah(2016-12-12) Achmad Alif Lutfian FahmiPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi psikososial lansia yang tinggal sendiri yang diantaranya meliputi karakteristik informan, kondisi fisik informan, kondisi psikologi informan, dan kondisi sosial informan di Desa Sridadi Ngampo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi kepada 5 informan utama dan 2 informan pendukung. Saat melakukan proses wawancara, peneliti berpedoman pada pertanyaan yang telah dibuat berdasarkan aspek-aspek dari teori psikososial dan pertanyaan berkembang di lapangan sesuai hasil penelitian yang dilakukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa lansia yang tinggal sendiri tidak memiliki masalah terkait dengan kondisi fisik, kondisi psikologis, dan kondisi sosial. Lansia dalam penelitian ini memiliki kondisi yang sehat. Lansia masih dapat melakukan kegiatan sehari – sehari dengan sendiri tanpa bantuan orang lain. kondisi psikologis lansia cukup baik, lansia juga tidak mempunyai rasa iri kepada lansia lain yang tinggal dengan keluarganya. Lansia juga tidak mempunyai keinginan untuk tinggal bersama keluarganya, karena mereka untuk tinggal sendiri adalah keinginan dari diri sendiri. Kondisi sosial lansia dengan masyarakat maupun dengan keluarga baik, lansia masih sering berhubungan dengan tetangga dan sering mengikuti kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat. Melihat hasil penelitian yang tidak di temukan masalah, peneliti mengambil tingkat potensi yang ada di dalam lasia. Peneliti bermaksud untuk mengoptimalkan potensi lansia dengan activite aging dan peneliti mengusulkan program untuk mengembangkan potensi lansia yakni “Program Lansia Mandiri dalam Peningkatan Kondisi Psikososial Lansia yang Tinggal Sendiri di Desa Sridadi Ngampo Kecmatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah” tujuan program ini adalah untuk mengembangkan potensi lansia agar tetap bersemangat untuk berkarya.Item Pandangan Masyarakat Mengenai Resiliensi Terhadap Bencana Kekeringan Di Desa Joho Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri(2016-12-12) Aditya Tri CahyoPenelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran empiris tentang pandangan masyarakat mengenai resiliensi terhadap bencana kekeringan di Desa Joho Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran empiris tentang pandangan masyarakat mengenai resiliensi terhadap bencana kekeringan yang meliputi aspek tata pemerintahan, pengkajian resiko bencana, pengetahuan dan pendidikan, manajemen resiko dan pengurangan kerentanan, kesiapsiagaan dan tanggap bencana. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif survey deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Joho. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah proportional area random sampling sehingga diperoleh responden sebanyak 94 kk. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi dokumentasi, angket dan observasi. Selanjutnya, hasil penelitian ini dianalisis menggunakan analisis data statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pandangan masyarakat mengenai resiliensi terhadap bencana kekeringan dilihat dari aspek tata pemerintahan mempunyai kategori kurang dengan jumlah skor 943. Apek pengkajian resiko bencana mempunyai kategori cukup dengan jumlah skor 193. Aspek pengetahuan dan pendidikan mempunyai kategori cukup dengan jumlah skor 2.050. Aspek manajemen resiko dan pengurangan kerentanan mempunyai kategori baik dengan jumlah skor 2.078. Aspek kesiapsiagaan dan tanggap bencana mempunyai kategori cukup dengan jumlah skor 1.486. Hasil penelitian bahwa pandangan masyarakat mengenai resiliensi terhadap bencana kekeringan di Desa Joho Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri masih kurang. Oleh karena itu, ditawarkan Program “Penguatan Kapasitas Masyarakat dalam pengkajian risiko bencana di Desa Joho Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri”.Item Kreativitas Pendamping Program Keluarga Harapan di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung(2016-12-24) Anggita SarvidaPenelitian ini mengenai Kreativitas Pendamping PKH di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang karakteristik responden, kreativitas pendamping PKH dalam melaksanakan tugas pokok, kreativitas pendamping PKH dalam melaksanakan tugas pengembangan, kreativitas pendamping PKH dalam melaksanakan tugas penunjang, serta harapan responden terhadap kreativitas pendamping PKH. Penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan pendekatan kuantitatif, dengan populasi 66 ibu keluarga miskin sebagai peserta PKH, yang selanjutnya dijadikan sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian menggunakan angket, observasi dan studi dokumentasi dengan menggunakan validitas muka. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis dengan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas pendamping PKH di Kelurahan Pasir Impun Kecamatan Mandalajati Kota Bandung berada dalam kategori kreatif. Hal tersebut berdasarkan jawaban dari 66 responden dengan perolehan skor pada aspek kreativitas dalam melaksanakan tugas pokok sebesar 3.990 (42,50%), kreativitas dalam melaksanakan tugas pengembangan tugas pengembangan sebesar 2.522 (26,86%), dan kreativitas dalam melaksanakan tugas penunjang sebesar 2.876 (30,63%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut, program yang direkomendasikan untuk mengembangkan kreativitas pendamping PKH yaitu “Advokasi Sosial dalam Pengembangan Kreativitas Pendamping PKH di Kecamatan Mandalajati”.Item PERAWATAN SOSIAL LANJUT USIA OLEH KELUARGA DI DESA KEMLOKOLEGI(2022-08-26) Mohammad Iqba; Tukino; Ella NurlelaThis study aims to obtain an overview of the process of caring for the elderly by families in Kemlokolegi Village. Social care for the elderly is a series of processes of care activities aimed at the elderly, including assessment activities by taking into account the needs of biological, psychological, and spiritual aspects. This research consists of three aspects, namely activity of daily living (ADL), occupational and vocational. This research method is a descriptive method with a qualitative approach. This data collection is through in-depth interviews, observation, and documentation. Techniques in data collection using data triangulation. The sample in this study was 10 elderly people in Kemlokolegi Village. The results of this study indicate that the majority of families are not ready to provide social care for the elderly because there is no clear understanding of how the process of social care for the elderly should work. In an effort to increase family understanding and awareness in social care for the elderly, the researchers designed a program proposal, namely "Socialization of elderly social care by families through education and role modeling in Kemlokolegi Village." The existence of this proposed program design is expected to increase the understanding of elderly families in the effort to provide social care in Kemlokolegi Village. Keywords: Social Care, Elderly, FamilyItem Modal Sosial Wanita Pedagang Dalam Mengatasi Kemiskinan Pada Masa Pandemi Covid 19 Di Taman Wisata Alam (Twa) Gunung Tangkuban Perahu(2022-09-08) Aulina Sabila Rosada; Ellya Susilowati, M.Si.,Ph.D; Versanudin Hekmatyar, S.KPm, M.KesosModal sosial merupakan bagian dari kehidupan sosial yang terdiri dari jaringan (networks), norma (norms), dan rasa saling percaya (trust), dimana aspek-aspek tersebut akan mendorong partisipan dalam bertindak bersama secara efektif untuk mencapai tujuan-tujuan bersama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang 1) karakteristik informan, 2) rasa saling percaya wanita pedagang dalam berjualan di TWA Gunung Tangkuban Perahu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya pada masa pandemi Covid-19, 3) norma-norma dalam berdagang di TWA Gunung Tangkuban Perahu pada masa pandemi Covid-19, 4) jejaring sosial wanita pedagang di TWA Gunung Tangkuban Perahu pada masa pandemi Covid-19 dalam memenuhi kebutuhan dasar. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Wawancara Mendalam, 2) Observasi, dan 3) Studi Dokumentasi. Adapun pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunkan uji kredibilitas data (credibility) dengan melakukan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita pedagang TWA Gunung Tangkuban Perahu telah memiliki modal sosial baik bonding social capital maupun bridging social capital. Bonding social capitan yang dimiliki oleh wanita pedagang sudah sangat baik, dimana modal sosial tersebut wanita pedagang manfaatkan dalam memperoleh bantuan atau pinjaman untuk memenuhi kebutuhan dasarnya selama masa pandemic Covid-19, kuatnya bonding social capital yang dimiliki wanita pedagang terbukti dapat meningkatkan produktivitas para wanita pedagang dalam berjualan. Namun bridging social capital yang dimiliki wanita pedagang masih lemah, terutama dalam aspek jejaring sosial (networks) di antara wanita pedagang dengan PT. Graha Rani Putra Persada. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program penguatan jejaring sosial wanita pedagang di TWA Gunung Tangkuban Perahu, yang mana melalui program ini diharapkan dapat menguatkan jejaring sosial antara wanita pedagang dengan PT. Graha Rani Putra Persada.Item Pemenuhan Kebutuhan Afeksi Anak oleh Pengasuh di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal(Perpustakaan, 2023-07-06) Adelia Yuliani 1904203ABSTRAK ADELIA YULIANI, NRP.19.04.203, Pemenuhan Kebutuhan Afeksi Anak oleh Pengasuh di PPSA Suko Mulyo Kota Tegal. Dosen Pembimbing: Dwi Yuliani dan Ayi Haryani Kebutuhan afeksi adalah kebutuhan cinta kasih yang didalamnya terdapat komponen pengetahuan, tanggung jawab, rasa hormat dan perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran lebih mendalam terkait pemenuhan kebutuhan afeksi anak yang diberikan oleh pengasuh di PPSA Suko Mulyo Kota Tegal meliputi karakteristik pengasuh dan anak, pengetahuan pengasuh, tanggung jawab pengasuh, rasa hormat pengasuh kepada anak dan perhatian pengasuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan dengan menggunakan purposive sampling berjumlah 11 informan yang terdiri dari empat informan pengasuh, satu informan kepala panti, satu informan penyuluh sosial dan lima informan anak. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian yaitu pengetahuan pengasuh terkait kebutuhan afeksi adalah pengasuh mengetahui, memahami dan mengaplikasikan kebutuhan afeksi anak. Tanggungjawab pengasuh dalam memenuhi kebutuhan afeksi anak sesuai tugas dan kewajibannya serta pengasuh mampu menjalankan tanggungjawabnya dilihat dari penjelasan pengasuh dalam menggambarkan tanggung jawab yang dilaksanakannya. Rasa hormat pengasuh kepada anak, pengasuh mampu menerima pendapat dan pemikiran anak yang berbeda akan tetapi pengasuh kurang dapat menghormati dan menghargai anak seperti kurang memahami kondisi anak dan kurang memberikan penghargaan. Perhatian pengasuh kepada anak dengan memberikan perhatian secara fisik dengan sentuhan, memberikan semangat dan motivasi serta melaksanakan pendidikan formal dan informal, perhatian yang diberikan secara spontan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka peneliti mengsulkan program peningkatan kapasitas terhadap semua unsur di panti anak terkait pemenuhan kebutuhan afeksi anak. Kata Kunci: Kebutuhan Afeksi, Pengasuh, Anak ABSTRACT ADELIA YULIANI, NRP.19.04.203, Pemenuhan Kebutuhan Afeksi Anak oleh Pengasuh di PPSA Suko Mulyo Kota Tegal. Dosen Pembimbing: Dwi Yuliani dan Ayi Haryani The need for affection is the need for love in which there are components of knowledge, responsibility, respect and attention. This study aims to find out a more in-depth description regarding the fulfillment of the needs of children's affection provided by caregivers at PPSA Suko Mulyo Tegal City including the characteristics of caregivers and children, caregiver knowledge, caregiver responsibilities, caregiver respect for children and caregiver attention. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Determination of informants using purposive sampling totaled 11 informants consisting of four caregiver informants, one orphanage head informant, one social extension informant and five child informants.The data collection techniques used were interviews, observation, and documentation studies. The result of the research is that the caregiver's knowledge related to the need for affection is that the caregiver knows, understands and applies the needs of the child's affection. The responsibility of caregivers in meeting the affection needs of children according to their duties and obligations and caregivers being able to carry out their responsibilities can be seen from the caregiver's explanations in describing the responsibilities they carry out. Caregivers respect for children, caregivers are able to accept different opinions and thoughts of children but caregivers are less able to respect and appreciate children such as not understanding the child's condition and not giving enough appreciation. Caregivers pay attention to children by giving physical attention to touch, providing enthusiasm and motivation and carrying out formal and informal education, attention given spontaneously.Based on these problems, the researchers proposed a program to increase the capacity of all elements in the orphanage and the wider community related to childcare, namely related to the needs of children's affection. Keywords: Affection Needs, Caregivers, ChildrenItem KEWIRAUSAHAAN SOSIAL PADA PENYANDANG DISABILITAS INTELEKTUAL DI SENTRA TERPADU KARTINI TEMANGGUNG(2023-07-27) MUHAMMAD ANWAR RIDHO NRP. 19.04.150ABSTRAK MUHAMMAD ANWAR RIDHO: Kewirausahaan Sosial pada Penyandang Disabilitas Intelektual di Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Dosen Pembimbing: Raden Enkeu Agiati dan Suhendar. Kewirausahaan sosial adalah konsep kewirausahaan yang mengedepankan pada kegiatan ekonomi dan bertujuan untuk mengatasi permasalahan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) kemandirian, 3) ketekunan, 4) kemampuan, 5) kreativitas, dan 6) komitmen responden pada kewirausahaan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan statistik deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Responden penelitian berjumlah 21 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan rating scale. Uji validitas instrumen penelitian menggunakan validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kewirausahaan sosial berkategori tinggi yang dibuktikan dengan responden memiliki kemandirian, ketekunan, kemampuan, dan komitmen. Namun demikian, kreativitas responden pada kewirausahaan sosial tergolong rendah. Oleh karena itu, diusulkan program “Penguatan Kapasitas Melalui Bimbingan Teknis Penyandang Disabilitas Intelektual tentang Kewirausahaan Sosial” di Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Kata Kunci: Kewirausahaan Sosial, Penyandang Disabilitas Intelektual, Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Pelayanan Sosial, dan Penguatan Kapasitas. ABSTRACT MUHAMMAD ANWAR RIDHO: Social Entrepreneurship for People with Intellectual Disabilities at the Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Advisor: Raden Enkeu Agiati and Suhendar. Social entrepreneurship is an entrepreneurial concept that prioritizes economic activities and aims to overcome social problems. This study aims to obtain an empirical description of 1) characteristics of respondents, 2) independence, 3) perseverance, 4) ability, 5) creativity, and 6) commitment of respondents to social entrepreneurship. The research method used is a quantitative method with descriptive statistics. The data sources in this study are primary and secondary. The number of research respondents was 21 people. The sampling technique uses a census technique. The data collection techniques used were: 1) questionnaire, 2) observation, and 3) documentation study. The research instrument uses a rating scale. Test the validity of the research instrument using face validity and reliability test using Alpha Cronbach. The results of the research show that social entrepreneurship is in the high category as evidenced by respondents having independence, perseverance, ability, and commitment. However, the creativity of respondents in social entrepreneurship is low. Therefore, a program was proposed "Capacity Building Through Technical Guidance for Persons with Intellectual Disabilities on Social Entrepreneurship" at the Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Keywords: Social Entrepreneurship, Intellectual Disabilities, Sentra Terpadu Kartini Temangung, Social Services, and Capacity Building.Item PERLAKUAN KELUARGA TERHADAP ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA DI DESA KERSAMANAH KECAMATAN KERSAMANAH KABUPATEN GARUT(Perpustakaan, 2023-08-01) CHRISTINA ANGELLA DIAN KARTIKA PRASETYA NRP. 19.04.025; R. Enkeu Agiati; SuhendarABSTRACT CHRISTINA ANGELLA: Family Treatment of People with Mental Disorders in Kersamanah Village, Kersamanah District, Garut Regency, West Java. Advisor: R. Enkeu Agiati and Suhendar. The family's treatment of people with mental disorders is an action taken by the family towards ODGJ in meeting their needs, giving medicine, taking them to the doctor and introducing the social environment. This study aims to obtain an empirical description of: 1) the characteristics of the respondents, 2) family’s treatment in fulfilling needs, 3 family’s treatment in giving medicine, 4) the family’s treatment in bringing to the doctor, 5) family’s treatment in introducing the social environment, and 6 ) constraints of respondents. The research method used is a quantitative method with a descriptive survey. The data sources used are primary and secondary data sources. Respondents in this research were ODGJ’s family. The data collection techniques used were: 1) questionnaire, 2) observation, and 3) documentation study. This research instrument used a rating scale. To test the validity of this researchused the face validity test and test the reliability of measuring instruments used Alpha Crobach. The results showed that, the family's treatment of people with mental disorders was low. Therefore, a "Technical Guidance for ODGJ’s Family" program was proposed in Kersamanah Village, Kersamanah District, Garut Regency. Keywords: Family Treatment in Fulfilling Needs, Giving Medicine, checking witih a doctor,introducing the social environment and people withe Mental Disorders ABSTRAK CHRISTINA ANGELLA: Perlakuan Keluarga Terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa Di Desa Kersamanah Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut, Jawa Barat. Dosen Pembimbing: R. Enkeu Agiati dan Suhendar. Perlakuan keluarga terhadap orang dengan gangguan jiwa merupakan perbuatan yang dilakukan keluarga terhadap ODGJ dalam memenuhi kebutuhan, memberi obat, membawa ke dokter dan mengenalkan lingkungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) perlakuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan, 3) perlakuan keluarga dalam memberi obat, 4) perlakuan keluarga dalam membawa ke dokter, 5) perlakuan keluarga dalam mengenalkan lingkungan sosial, dan 6) kendala responden. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan survei deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Responden dalam penelitian ini adalah keluarga ODGJ. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan rating scale. Uji validitas penelitian ini menggunakan uji validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas alat ukur menggunakan alpha crobach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan keluarga terhadap orang dengan gangguan jiwa rendah. Oleh karena itu, diusulkan program “Bimbingan Teknis bagi Keluarga ODGJ” di Desa Kersamanah Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut. Kata Kunci: Perlakuan Keluarga Memenuhi Kebutuhan, Memberi Obat, Membawa Ke Dokter, Mengenalkan Lingkungan Sosial Dan Orang Dengan Gangguan JiwaItem BRIDGING SOCIAL CAPITAL PADA ORGANISASIKEPEMUDAAN KINGKILABAN DALAM MENINGKATKANPEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA BALEWANGI,KECAMATAN CISURUPAN, KABUPATEN GARUT(Perpustakaan, 2023-08-01) Sekar Tresna Hendraningsih; Ariwibowo; Teta RiasihABSTRACT SEKAR TRESNA HENDRANINGSIH, 19.03.056. Bridging Social Capital of Kingkilaban Youth Organization in Improving The Community’s Economy in Balewangi Village, Cisurupan District, Garut Regency TETA RIASIH and ARIBOWO Bridging social capital is a type of social capital that created vertical relationships that involve differences in status and position as well as horizontal relationships that involve the exchange of values, principles and culture through relationships and networks that become a bridge between one party and another so that a transfer of resources occured. Bridging social capital in the relationship between Kingkilaban youth organization and the Balewangi Village government and community leaders is an opportunity for youth to improve the social welfare by creating jobs and economic activities. This study desribes: 1) Relations on structural aspects which include vertical and horizontal relationships bridging social capital and 2) Relations on the cognitive aspect of mutual trust between the Kingkilaban youth organization and the Balewangi Village government and community leaders to be able to find out how to use bridging social capital in improving the economy of the people of Balewangi Village. The research was conducted using several techniques, including: 1) In-depth interviews, 2) Observations, and 3) Venn diagrams. The research that has been done shows that bridging social capital can established well if there are six factors, namely: 1) Value of usefulness, 2) Similarity of goals, visions and expectations; 3) Existence of initiative and validation of existence, 4) Distribution of roles according to ability, 5) Resources exchange, and 6) Active participation of each party. These six factors have been fulfilled in the relationship between the Kingkilaban organization and community leaders, but in the relationship with the Balewangi Village government there are still two factors need to be developed,those are the expected role that has not been fulfilled and the participation of the village party that has not been fully felt so that these two things need to be repaired to improvethe relationship. The Pemuda Bergerak Pemuda Berdaya Program was designed to strengthen relations through collaboration between the Kingkilaban youth organization and the Balewangi Village government. Keywords: Bridging Social Capital, Relation, Structural Aspect, Cognitive Aspect ABSTRAK SEKAR TRESNA HENDRANINGSIH, 19.03.056. Bridging Social Capital pada Organisasi Kepemudaan Kingkilaban dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat di Desa Balewangi, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut TETA RIASIH dan ARIBOWO Bridging social capital merupakan jenis modal sosial yang memungkinkan terciptanya hubungan secara vertikal yang melibatkan perbedaan status dan kedudukan serta hubungan horizontal yang melibatkan pertukaran nilai, prinsip, serta budaya melalui relasi dan jejaring yang menjadi jembatan antara pihak satu dan lainnya sehingga dapat terjadi transfer sumber daya. Bridging social capital pada hubungan antara para pemuda dalam organisasi kepemudaan Kingkilaban dan pemerintah Desa Balewangi serta tokoh masyarakat merupakan peluang bagi para pemuda untuk dapat mewujudkan cita-cita meningkatkan kesejahteraan dengan menciptakan lapangan kerja dan kegiatan ekonomi secara mandiri di Desa Balewangi. Penelitian ini mengkaji tentang: 1) Relasi pada aspek struktural yang mencakup hubungan secara vertikal dan horizontal bridging social capital dan 2) Relasi pada aspek kognitif pada rasa saling percaya (trust) antara organisasi kepemudaan Kingkilaban dengan pemerintah Desa Balewangi dan para tokoh masyarakat untuk dapat mengetahui bagaimana pemanfaatan bridging social capital dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Balewangi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik, antara lain: 1) In-depth interview, 2) Observasi, dan 3) Diagram venn. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bridging social capital dapat terjalin dengan baik apabila terdapat enam faktor, yaitu: 1) Nilai kebermanfaatan, 2) Kesamaan tujuan, visi, dan harapan; 3) Adanya inisiatif dan validasi eksistensi, 4) Pembagian peran sesuai kemampuan, 5) Pertukaran sumber daya, serta 6) Partisipasi aktif dari masing-masing pihak. Keenam faktor tersebut telah terpenuhi pada relasi antara organisasi Kingkilaban dengan tokoh masyarakat, namun pada relasi dengan pemerintah Desa Balewangi masih terdapat dua faktor, yaitu adanya peran yang diharapkan (expected role) belum terpenuhi serta partisipasi pihak desa yang belum sepenuhnya dirasakan sehingga dua hal tersebut perlu diperbaiki untuk meningkatkan relasi antara organisasi Kingkilaban dan pemerintah Desa Balewangi. Program Pemuda Bergerak Desa Berdaya dirancang sebagai sarana untuk memperkuat relasi melalui kerja sama antara organisasi kepemudaan Kingkilaban dan pemerintah Desa Balewangi. Kata Kunci: Modal Sosial Bridging, Relasi, Aspek Struktural, Aspek KognitifItem KESIAPAN KELUARGA PENERIMA MANFAAT PROGRAM KELUARGA HARAPAN TERHADAP GRADUASI MANDIRI DI DESA BANGBAYANG KECAMATAN GEKBRONG KABUPATEN CIANJUR(Perpustakaan, 2023-08-04) Audry Melodia NRP. 19.04.274; Wawan Heryana; Nike VonikaABSTRAK AUDRY MELODIA, 19.04.274. Kesiapan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan terhadap Graduasi Mandiri di Desa Bangbayang Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing : Wawan Heryana dan Nike Vonika. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai Kesiapan keluarga penerima manfaat bantuan PKH terhadap graduasi mandiri di Desa Bangbayang Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan angket atau kuesioner, studi dokumentasi, dan observasi. Penelitian ini menggunakan teknik sensus dengan menjadikan seluruh populasi yang berjumlah 30 KPM sebagai responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kesiapan KPM bantuan PKH terhadap Graduasi Mandiri di Desa Bangbayang berada pada kategori “tinggi”. Hal ini dijelaskan melalui perolehan skor pada 5 aspek diantaranya 1) Kesiapan pada aspek fisik memiliki persentase 80,66%, 2) Kesiapan pada aspek psikologis memiliki persentase 75,58%, 3) Kesiapan pada aspek kebutuhan memiliki persentase 87,41%, 4) Kesiapan pada aspek pengetahuan memiliki persentase 76%, dan 5) Kesiapan pada aspek keterampilan memiliki persentase 68,58%. Hasil penelitian menemukan bahwa aspek keterampilan merupakan aspek dengan skor paling terendah diantara aspek lainnya dengan masalah berupa kurangnya keterampilan yang dapat dimanfaatkan untuk menambah pendapatan ataupun mencari pekerjaan tambahan. Dalam upaya penanganan masalah tersebut dibutuhkan sebuah program dalam kerangka pelaksanaan Program Keluarga Harapan untuk mempersiapkan KPM PKH khususnya dalam hal keterampilan sebelum menghadapi graduasi, hal ini agar mencegah terjadinya kerentanan kembali terhadap keluarga penerima manfaat yang telah melakukan graduasi. Kata Kunci : Kesiapan, Keluarga Penerima Manfaat, Graduasi, Program Graduasi Mandiri, Program Keluarga Harapan. ABSTRACT AUDRY MELODIA, 19.04.274. Readiness of Beneficiary Families of the Hope Family Program for Independent Graduation in Bangbayang Village, Gekbrong District, Cianjur Regency. Supervisors: Wawan Heryana and Nike Vonika. This study aims to obtain an empirical description of the Readiness of PKH beneficiary families for independent graduation in Bangbayang Village, Gekbrong District, Cianjur Regency. This research uses a quantitative approach with descriptive methods. Data collection techniques were carried out using questionnaires, documentation studies, and observation. This study uses a census technique by making the entire population of 30 KPM as respondents. The results of this study indicate that the Readiness of KPM assisted by PKH for Independent Graduation in Bangbayang Village is in the "high" category. This is explained through the acquisition of scores on 5 aspects including 1) Readiness on the physical aspect has a percentage of 80.66%, 2) Readiness on the psychological aspect has a percentage of 75.58%, 3) Readiness on the needs aspect has a percentage of 87.41%, 4 ) Readiness on the knowledge aspect has a percentage of 76%, and 5) Readiness on the skills aspect has a percentage of 68.58%. The results of the study found that the skill aspect is the aspect with the lowest score among other aspects with problems in the form of a lack of skills that can be used to increase income or find additional work. In an effort to deal with this problem, a program is needed within the framework of the implementation of the Hope Family Program to prepare KPM PKH, especially in terms of skills before facing graduation, this is to prevent the re-vulnerability of beneficiary families who have graduated. Keywords : Readiness, PKH Beneficiary Families, Graduation, Independent Graduation Programme, Hope Family Program (PKH).Item KEMANDIRIAN WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA TARUNA JAYA 1 JAKARTA SELATAN(Perpustakaan, 2023-08-04) SONIA BAKARA 19.04.256ABSTRAK SONIA BAKARA, 19.04.256. Kemandirian Warga Binaan Sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya 1 Jakarta Selatan, Dosen Pembimbing Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti. Kemandirian merupakan suatu perilaku yang harus ada dan dikembangkan oleh setiap individu, terkhusus bagi individu yang mengalami pengasuhan di luar keluarga (panti asuhan). Kemandirian akan membantu individu untuk dapat berfungsi sosial baik di dalam maupun di luar panti. Penelitian ini sendiri bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris terkait kemandirian warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1. Aspek kemandirian yang diteliti yakni emosi, tingkah laku, dan nilai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Populasi berjumlah 67 orang dan seluruhnya dijadikan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket dan studi dokumentasi. Alat ukur yang digunakan yakni rating scale. Uji validitas menggunakan face validity dan construct validity. Uji reabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian warga binaan sosial sudah berada dalam kategori baik yakni mandiri. Mandiri secara emosi ditunjukkan dengan kematangan emosi dan kemampuan untuk mengelola emosi mereka dengan baik. Secara tingkah laku ditunjukkan dengan kemampuan melaksanakan aktivitas keseharian mereka secara bertanggung jawab dengan inisiatif sendiri. Secara nilai ditunjukkan dengan prinsip dan keyakinan yang berkaitan dengan keagamaan dan nilai yang mereka percaya. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan adanya peningkatan kemandirian bagi warga binaan sosial agar mencapai tingkat kemandirian yang optimal. Program yang disusun yaitu “Program MANTAB (Mandiri, Terampil dan Beradab)”. Kata Kunci: Kemandirian, Warga Binaan Sosial, Panti Sosial Bina Remaja, Remaja ABSTRACT SONIA BAKARA, 19.04.256. Independence of Social Assisted Residents in Panti Sosial Bina Remaja (PSBR) Taruna Jaya 1 Jakarta Selatan, Lectured by Tuti Kartika and Arini Dwi Deswanti. Independence is a behavior that must exist and be developed by every individual, especially for individuals who experience care outside the family (orphanage). Independence will help individuals to be able to function socially both inside and outside the orphanage. This research itself aims to obtain an empirical picture regarding the independence of socially assisted residents at the Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1 Jakarta Selatan. The aspects of independence studied are emotions, behavior, and values. The research method used is a quantitative method. The population is 67 people and all of them are used as samples. Data collection techniques using questionnaires and documentation studies. The measuring instrument used is the rating scale. Validity test using face validity and construct validity. Reliability test using Alpha Cronbach. The results of the study show that the independence of the socially assisted members is already in the good category, namely independent. Emotionally independent is shown by emotional maturity and the ability to manage their emotions well. In behavior it is shown by the ability to carry out their daily activities responsibly with theirItem PELAKSANAAN PILAR SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS PADA PROGRAM ECODEV CSR PT TIRTA INVESTAMA SUBANG DI DESA PASANGGRAHAN KECAMATAN KASOMALANG SUBANG(Perpustakaan, 2023-08-04) Setiaji Rizkianto 19.04.112; THERESIA MARTINA MARWANTI; CATUR HERY WIBAWAABSTRACT SETIAJI RIZKIANTO, Implementation of Sustainable Development Goals Pillar in ECODEV CSR PROGRAM PT. Tirta Investama Subang in Pasanggrahan Village, Kasomalang District, Subang. Supervisors : TM. Marwanti and Catur Hery Wibawa. Sustainable Development Goals (SDGs) is a new global development agenda whose implementation focuses on three dimensions of development which include social pillars, economic pillars and environmental pillars that are integrated with each other which in its implementation is the responsibility of all stakeholders including companies through environmental accountability r esponsibility. One of the companies that implements corporate social responsibility in carrying out the sustainable development goals agenda is PT Tirta Investama Subang. This study aims to obtain an empirical picture of: 1) informant characteristics, 2) pillars of social development, 3) pillars of economic development, and 4) pillars of environmental development in PT Tirta Investama Subang CSR program in Pasanggrahan Village. The research method used in this study is qualitative method with descriptive design. The data sources used are primary and secondary data sources. The informants in this study are parties directly involved in CSR programs consisting of CSR coordinators, field facilitators and beneficiaries. The data collection techniques used are: 1) interviews, 2) observations, and 3) documentation studies. The results showed that the company in carrying out CSR programs has been oriented to the pillar of sustainable development goals in its implementation, but there are several problems and needs that occur. Therefore, the RUMAH HATI (Empowered, Prosperous and Inclusive Community Space) program was proposed. Keywords: SDGs, CSR, Social Pillar, Economic Pillar, and Environmental Pillar. ABSTRAK SETIAJI RIZKIANTO, Pelaksanaan Pilar Sustainable Development Goals Pada Program ECODEV CSR PT. Tirta Investama Subang di Desa Pasanggrahan Kecamatan Kasomalang Subang. Dosen Pembimbing : TM. Marwanti dan Catur Hery Wibawa. Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda pembangunan global baru yang pelaksanaannya berfokus pada tiga dimensi pembangunan yang meliputi pilar sosial,pilar ekonomi dan pilar lingkungan yang saling terintegrasi antara satu sama lain yang dalam pelaksanaannya menjadi tanggungjawab oleh seluruh pemangku kepentingan termasuk perusahaan melalui corporate social responsibility. Salah satu perusahaan yang melaksanakan corporate social responsibility dalam menjalankan agenda sustainable development goals adalah PT Tirta Investama Subang.Penelitian ini bertujuan untuk memperolah gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik informan, 2) pilar pembangunan sosial, 3) pilar pembangunan ekonomi, dan 4) pilar pembangunan lingkungan pada program CSR PT Tirta Investama Subang di Desa Pasanggrahan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan desain deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang terlibat langsung dalam program CSR yang terdiri koordinator CSR, fasilitator lapangan dan penerima manfaat. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) wawancara, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dalam menjalankan program CSR telah berorientasi pada pilar sustainable development goals dalam pelaksanaannya, namun terdapat beberapa masalah dan kebutuhan yang terjadi. Oleh karena itu, diusulkan program RUMAH BERHATI (Ruang Masyarakat Berdaya, Sejahtera dan Inklusif). Kata Kunci : SDGs, CSR, Pilar Sosial, Pilar Ekonomi, dan Pilar LingkunganItem PERAN PEKERJA SOSIAL DALAM PENDAMPINGAN ANAK YANG BERHADAPAN DENGAN HUKUM DI LEMBAGA KONSULTASI KESEJAHTERAAN KELUARGA (LK3) KOTA TASIKMALAYA(Perpustakaan, 2023-08-05) NAJIB MINHAJU THOLIBIN 1804092; Denti Kardeti; Eri SusantoABSTRAK NAJIB MINHAJU THOLIBIN, 18.04.092. Peran Pekerja Sosial dalam Pendampingan Anak yang Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Kota Tasikmalaya, Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Eri Susanto. Kasus permasalahan anak di Indonesia dikategorikan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS). Di dalam permasalahan anak tersebut, terdapat kategori Anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Anak yang berhadapan dengan hukum merupakan seorang anak yang sedang terlibat dengan masalah hukum atau sebagai pelaku tindak pidana. Dimata hukum, anak belum dianggap mampu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, karena usianya yang belum dewasa dan sedang bertumbuh berkembang, sehingga berhak untuk dilindungi sesuai dengan undang-undang. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (UUSPPA) menyebutkan bahwa dalam menangani permasalahan anak perlu adanya pendamping bagi anak. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan mendalam terkait implementasi peran pekerja sosial dalam pendampingan anak yang berhadapan dengan hukum di Kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sasaran penelitian ini merupakan pekerja sosial yang ada di Kota Tasikmalaya dan Ketua Lembaga Konsultasi Kesejahteraan sosial Keluarga (LK3) Kota Tasikmalaya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja sosial telah melaksanakan peran fasilitator, broker, mediator, pembela, dan pelindung dengan sangat baik. Namun pada pelaksanaan setiap perannya belum optimal dikarenakan jumlah pekerja sosial yang bertugas di LK3 Kota Tasikmalaya hanya dua orang. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti merekomendasikan program “Sosialisasi Peran Pekerja Sosial dan Pembentukan Tim Kerabat Keluarga”. Usulan program pada penelitian ini terdiri dari dua kegiatan utama yaitu Sosialisasi mengenai profesi pekerja sosial dan pelatihan bagi tim Kerabat Keluarga. Kata kunci : Pekerja Sosial, Anak yang Berhadapan dengan Hukum, Pendampingan, Advokasi Sosial ABSTRACT NAJIB MINHAJU THOLIBIN, 18.04.092. The Role of Social Workers in Assisting Children in Conflict with the law in Tasikmalaya City Family Social Welfare Consultation Institute, be guided by Denti Kardeti dan Eri Susanto. Cases of child problems in Indonesia are categorized as Persons with Social Welfare Problems Based on the Regulation of the Minister of Social Affairs Number 8 of 2012 concerning Guidelines for Data Collection of PMKS and PSKS. In children's problems, one of them is the category of Children in Conflict with the law. A child who conflict the law is a child who is involved with legal problems or as a criminal offender. In the eyes of the law, children are not considered capable of being held accountable for their actions, because they are immature and growing up, so they have the right to be protected in accordance with the law. Law Number 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System states that in dealing with children's problems, it is necessary to have a Assistance for children. The purpose of the study is to obtain a clear and in-depth description of implementation of the role of social worker in assistance for children in conflict with the law in Tasikmalaya City. The method used in this research is a descriptive method with qualitative approach. The targets of this study were social workers in Tasikmalaya City and heads of the Tasikmalaya City Family Social Welfare Consultation Institute (LK3). The results of this research show that social workers have performed the role of facilitators, brokers, mediators, advocate, and protectors very well. However, the implementation of each role has not been optimal because the number of social workers on duty at LK3 Tasikmalaya City is only two people. Based on these problems, the researcher recommended the program "Socialization of the Role of Social Workers and the Formation of Family Relatives Team". The program proposed in this study consists of two main activities, namely socialization of the social worker profession and training for the Family Relatives team Keywords : Social Workers, Children in Conflict with the Law, Assistance, Social AdvocacyItem RESILIENSI ANAK ASUH DI PANTI MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PUTRA 1(Perpustakaan, 2023-08-05) DANANG WAHYU BROTO; DIDIET WIDIOWATI; ABAS BASUNIABSTRACT DANANG WAHYU BROTO, 19.04.004. Resilience of Foster Children at Muhammadiyah Purwokerto Putra 1 Orphanage, Supervised by: Didiet Widiowati and Abas Basuni Resilience is the human ability to survive and adapt and the human capacity to face and solve problems after experiencing adversity. Children in orphanages must have good resilience in order to survive and adapt. This study aims to describe in depth about: 1) informant characteristics, 2) control of foster children's emotions, 3) control of foster children's urges, 4) causal analysis of foster children, 5) optimism of foster children 6) empathy of foster children, 7) self-efficacy of foster children, 8) achievement of foster children. This research design uses a qualitative approach with descriptive methods. The data sources used are primary and secondary data sources. Determination of data sources in this study using purposive. The data collection techniques used are: 1) in-depth interviews, 2) observation, and 3) documentation studies. The results of this study illustrate that there are problems in the lack of ability to control emotions and lack of confidence in children in children at Muhammadiyah Purwokerto Putra Orphanage 1. Based on these findings, the researcher proposed a program "Increasing the Resilience of Foster Children at Muhammadiyah Purwokerto Orphanage 1 through Socialization Group". Keywords: Resilience, Foster Children, Orphanage ABSTRAK DANANG WAHYU BROTO, 19.04.004. Resiliensi Anak Asuh Di Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto Putra 1, Dibimbing oleh: Didiet Widiowati dan Abas Basuni Resiliensi merupakan kemampuan manusia untuk bertahan dan beradaptasi serta kapasitas manusia untuk menghadapi dan memecahkan masalah setelah mengalami kesengsaraan. Anak di panti asuhan harus memiliki resiliensi yang baik agar dapat bertahan dan beradaptasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara mendalam tentang: 1) karakteristik informan, 2) pengendalian emosi anak asuh, 3) pengendalian dorongan anak asuh, 4) analisis kausal anak asuh, 5) optimisme anak asuh 6) empati anak asuh, 7) efikasi diri anak asuh, 8) pencapaian anak asuh. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara mendalam, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menggambarkan terdapat masalah pada kurangnya kemampuan mengontrol emosi dan kurangnya kepercayaan diri pada anak di anak di Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto Putra 1. Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti mengusulkan program “Peningkatan Resiliensi Anak Asuh di Panti Asuhan Muhammadiyah Purwokerto 1 melalui Socialization Group” Kata Kunci: Resiliensi, Anak Asuh, Panti AsuhanItem PERAN PENGURUS POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) DALAM KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi di Posdaya Plamboyan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)(Perpustakaan, 2023-08-05) FARID NUR ROHMAN SETIADI NRP. 19.04.049; DENTI KARDETI; WIWIT WIDIANSYAHABSTRAK FARID NUR ROHMAN SETIADI, 19.04.049. Peran Pengurus Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Dalam Kesejahteraan Keluarga (Studi di Posdaya Plamboyan Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat). Dibimbing oleh Denti Kardeti dan Wiwit Widiansyah. Posdaya merupakan forum komunikasi, silaturahmi, advokasi dan wadah kegiatan penguatan secara terpadu fungsi-fungsi keluarga. Pelaksanaan kegiatan posdaya tidak lepas dari peran pengurus dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Salah satu posdaya yang menjadi rujukan nasional adalah Posdaya Plamboyan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang peran pengurus Posdaya Plamboyan dalam kesejahteraan keluarga di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang mencakup aspek: 1) karakteristik informan, 2) peran fasilitatif 3) peran edukatif dan 4) peran representatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji credibility, confirmability, dependability dan transferability. Informan dalam penelitian ini sebanyak delapan orang yang terdiri dari pengurus Posdaya Plamboyan, anggota Posdaya Plamboyan, dan kepala Desa Kayuambon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran fasilitatif dilakukan melalui mediasi dan negosiasi, pemberian dukungan, fasilitasi kelompok dan memanfaatkan keterampilan dan sumber daya namun belum dilaksanakan secara optimal. Peran edukatif sudah dilaksanakan secara optimal melalui membangkitkan kesadaran masyarakat, pemberian informasi dan pelatihan. Peran representatif dilakukan dengan memperoleh berbagai sumber daya, advokasi, hubungan masyarakat dan jaringan kerja namun belum dilaksanakan secara opimal. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta ketersediaan sistem sumber, maka peneliti merekomendasikan program “Pengembangan Kapasitas Pengurus Posdaya Plamboyan di Desa Kayuambon Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.” Kata Kunci: Kesejahteraan Keluarga, Peran, Pengurus Posdaya ABSTRACT FARID NUR ROHMAN SETIADI. 19.04.049. The Roles of Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Administrators in Family Welfare (Study at Posdaya Plamboyan Kayuambon Village Lembang District West Bandung Regency). Supervisor: Denti Kardeti, Wiwit Widiansyah Posdaya is a forum for friendship, advocacy communication and a forum for activities to strengthen family functions in an integrated manner. The implementation of posdaya activities cannot be separated from the role of administrators in improving family welfare One of the Posdaya that has become a national reference is Posdaya Plamboyan. This research aims to obtain an empirical description of the role of Posdaya Plamboyan administrators in family welfare in Kayuambon Village, Lembang District, West Bandung Regency which includes aspects of: 1) informant characteristics, 2) facilitative role 3) educative role and 4) representative role. This research uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques in this research were in-depth interviews, observation and documentation studies. Checking the validity of the data using credibility, confirmability, dependability and transferability. Informants in this study were eight people consisting of Posdaya Plamboyan administrators, Posdaya Plamboyan members, and the village head of Kayuambon. The results of the study indicate that the facilitative role is carried out through mediation and negotiation, support, group facilitation and utilizing of skills and resources but has not been implemented optimally. The educational role has been carried out optimally through consciousness raising, informing and training. The representative role is carried out by obtaining resources, advocacy, public relations and networking but has not been implemented optimally. Based on the results of the research and analysis as well as the availability of the resource system, the researchers recommend the program "Capacity Building of Posdaya Plamboyan Administrators in Kayuambon Village, Lembang District, West Bandung Regency." Keyword: Role, Posdaya Administrators, Family WelfareItem DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP WARGA BINAAN SOSIAL DI RUMAH TAHANAN KELAS IIB TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR(Perpustakaan, 2023-08-05) IMPRON FAKHRUDDIN NRP. 19.04.184; R. ENKEU AGIATI; SuhendarABSTRAK IMPRON FAKHRUDDIN : Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Warga Binaan Sosial Di Rumah Tahanan Kelas IIB Trenggalek Provinsi Jawa Timur. Dosen Pembimbing: R. Enkeu Agiati dan Suhendar. Dukungan sosial keluarga merujuk pada pemberian bantuan berupa fisik maupun psikis dalam bentuk dukungan material, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dan dukungan informasional yang berasal dari keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang 1) karakteristik responden. 2) dukungan material keluarga terhadap responden, 3) dukungan emosional keluarga terhadap responden, 4) dukungan penghargaan keluarga terhadap responden, dan 5) dukungan informasional keluarga terhadap responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Responden dalam penelitian ini yaitu 59 warga binaan sosial di Rumah Tahanan Kelas IIB Trenggalek. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), serta uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dukungan sosial keluarga terhadap warga binaan dilakukan secara optimal. Namun, dukungan material keluarga masih perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, diusulkan program “Pelatihan Keterampilan berbasis Kewirausahaan bagi Warga Binaan Sosial” di Rumah Tahanan Kelas IIB Trenggalek Provinsi Jawa Timur . Kata Kunci : Dukungan sosial keluarga, Warga binaan sosial, dan Penguatan dukungan sosial. ABSTRACT IMPRON FAKHRUDDIN : Family Social Support for Social Assisted Residents in Trenggalek Class IIB Detention Center East Java Province. Advisor : R. Enkeu Agiati and Suhendar. Family social support refers to the provision of assistance in the form of physical and psychological such as family material support, family emotional support, family appreciation support, and family informational support from the family. This study aims to obtain an empirical description of 1) the characteristics of the respondents. 2) family material support for respondents, 3) family emotional support for respondents, 4) family appreciation support for respondents, and 5) family informational support for respondents. The method used in this research is quantitative descriptive. The data sources used are primary and secondary data sources. Respondents in this study were 59 socially assisted members of the Trenggalek Class IIB Detention Center. The sampling technique in this study was simple random sampling. Data collection techniques used are 1) questionnaire, 2) observation, and 3) documentation study. This research instrument uses a rating scale. The validity test used is the face validity test, as well as the reliability test using Alpha Cronbach. The results of the study show that the provision of family social support to socially assisted residents is carried out optimally. However, family material support still needs to be improved. Therefore, it is proposed a program "Training of Entrepreneurship-based Skills for Social Assisted Residents" in Trenggalek Class IIB Detention Center East Java Province. Keywords : Family social support, Social assisted residents, and Strengthening social support.Item Implementasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Berbasis Residensial Bagi Penyandang Disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung(Perpustakaan, 2023-08-09) AKMAL ROSADI SUHELI, 19.02.053; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ELIN HERLINAABSTRAK AKMAL ROSADI SUHELI, 19.02.053. Implementasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Berbasis Residensial Bagi Penyandang Disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung. Pembimbing RINI HARTINI RINDA ANDAYANI, M.Pd, Ph.D dan ELIN HERLINA, M.Ps.Sp. Program ATENSI merupakan program rehabilitasi sosial untuk memulihkan dan mengembangkan keberfungsian sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji implementasi aspek-aspek program ATENSI dengan mengkaji lebih dalam tentang 1) karakteristik penyandang disabilitas; 2) proses pelaksanaan dukungan pemenuhan kebutuhan hidup layak; 3) proses pelaksanaan perawatan sosial; 4) proses pelaksanaan dukungan keluarga; 5) proses pelaksanaan terapi; 6) proses pelaksanaan keterampilan vokasional; 7) proses pelaksanaan bantuan sosial dan asistensi sosial; 8) proses pelaksanaan dukungan aksesibilitas; 9) faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan ATENSI berbasis residensial bagi penyandang disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data 1) wawancara mendalam; 2) studi dokumentasi; dan 3) observasi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder dengan enam orang informan yang terdiri dari pegawai dan penyandang disabilitas. Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program ATENSI berbasis residensial bagi penyandang disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung dilaksanakan sesuai dengan Permensos No. 7 Tahun 2022 tentang Asistensi Rehabilitasi Sosial. Proses implementasi menggunakan pendekatan manajemen kasus, yang dimulai dari tahap identifikasi masalah hingga monitoring dan evaluasi. Temuan penelitian bahwa kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak merata dalam penanganan dan pelayanan ragam disabilitas di Sentra Wyata Guna Bandung. Keadaan tersebut berdampak pada tidak maksimalnya pelaksanaan ATENSI berbasis residensial untuk memberikan pelayanan rehabilitasi yang optimal bagi seluruh ragam disabilitas. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diusulkan program yaitu “Peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pegawai dalam penanganan ragam penyandang disabilitas di Sentra Wyata guna Bandung”. Kata Kunci: Implementasi, ATENSI Berbasis Residensial, Penyandang Disabilitas ABSTRACK Akmal Rosadi Suheli, 19.02.053. Implementation of Residential-Based Social Rehabilitation Assistance Program (ATENSI) for Persons with Disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung. Advisors RINI HARTINI RINDA ANDAYANI, M.Pd, Ph.D and ELIN HERLINA, M.Ps.Sp. ATENSI program is a social rehabilitation program to restore and develop social functioning. This study aims to examine the implementation of aspects of the ATENSI program by examining more deeply the 1) characteristics of persons with disabilities; 2) the process of implementing support for meeting the needs of a decent life; 3) the process of implementing social care; 4) the process of implementing family support; 5) the process of implementing therapy; 6) the process of implementing vocational skills; 7) the process of implementing social assistance and social assistance; 8) the process of implementing accessibility support; 9) supporting and inhibiting factors for the implementation of residential- based ATENSI for persons with disabilities at the Sentra Wyata Guna in Bandung. This study uses a descriptive qualitative approach with data collection techniques 1) in-depth interviews; 2) documentation studies; and 3) observation. The data sources used are primary and secondary data sources with six informants consisting of employees and persons with disabilities. The research data were then analyzed using qualitative data analysis techniques. The results of the study show that the implementation of the residential-based ATENSI program for persons with disabilities at the Sentra Wyata Guna Bandung is carried out in accordance with Permensos No. 7 of 2022 concerning Social Rehabilitation Assistance. The implementation process uses a case management approach, which starts from the problem identification stage to monitoring and evaluation. The research findings are that the competence of Human Resources (HR) is not evenly distributed in the handling and service of various disabilities at the Sentra Wyata Guna in Bandung. This situation has an impact on the implementation of residential-based ATENSI that is not optimal to provide optimal rehabilitation services for all types of disabilities. In this regard, a program is proposed, namely "Increasing the competency of human resources (HR) of employees in handling various types of persons with disabilities at the Sentra Wyata Guna Bandung". Keywords: Implementation, Residential-Based ATENSI, Persons with DisabilitiesItem Manajemen Emosi Anak Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung(Perpustakaan, 2023-08-09) MARDHATILLA BENING BANYU SEGARA RATU GEMILANG; Enung Huripah; Sabar RiyadiABSTRAK MARDHATILLA BENING BANYU SEGARA RATU GEMILANG, Kemampuan Manajemen Emosi Anak Berhadapan dengan Hukum di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kota Bandung, dibimbing oleh Enung Huripah dan Sabar Riyadi Manajemen emosi merupakan kemampuan individu untuk mengenali, memahami, mengatur dan mengungkapkan emosi dengan cara yang tepat dan juga produktif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kemampuan manajemen emosi pada anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kota Bandung. Aspek-aspek yang diteliti pada penelitian ini meliputi aspek katarsis atau pelepasan emosi negatif, mengambil tindakan langsung, mencari dukungan, menyembunyikan perasaan dan menafsirkan ulang situasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 53 orang responden yang terdiri dari anak-anak yang sedang menjalani masa pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Kota Bandung yang berusia 14-18 tahun. Teknik penarikan sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan angket (kuesioner) dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan manajemen emosi ABH di LPKA Kelas II Kota Bandung berada dalam kategori sedang dengan skor 4.527. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, menunjukkan bahwa kemampuan manajemen emosi ABH di LPKA Kelas II Kota Bandung masih belum optimal. Maka dari itu, peneliti membuat rencana program untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan manjemen emosi ABH yaitu “Pelatihan Peningkatan Kemampuan Manajemen Emosi ABH melalui Emotional Freedom Technique di LPKA Kelas II Kota Bandung.” Kata kunci: Kemampuan Manajemen Emosi, Anak Berhadapan dengan Hukum, Lembaga Pembinaan Khusus Anak ABSTRACT MARDHATILLA BENING BANYU SEGARA RATU GEMILANG, Emotion Management Ability of Children Against the Law in Special Development Institution for Children (LPKA) Class II Bandung City, supervised by Enung Huripah and Sabar Riyadi Emotion management is an individual's ability to recognize, understand, regulate and express emotions in an appropriate and productive way. This study aims to obtain an overview of the ability of emotional management in children dealing with the law (ABH) at the Class II Special Development Institute for Children in Bandung City. The aspects examined in this study include aspects of catharsis or release of negative emotions, taking direct action, seeking support, hiding feelings and reinterpreting situation. This research uses a quantitative approach with descriptive methods. Respondents in this study amounted to 53 respondents consisting of children who were undergoing a period of coaching at the Bandung City Class II Special Development Institution for Children aged 14-18 years. Sampling technique using the formula from Slovin. The data collection technique used was a questionnaire and documentation study. The results showed that ABH's emotion management skills at LPKA Class II Bandung City were in the moderate category with a score of 4,527. Based on the results of this study, it shows that the emotional management skills of ABH in LPKA Class II Bandung City are still not optimal. Therefore, researchers made a program plan to overcome problems related to ABH's emotion management skills, namely "Training to Improve ABH's Emotion Management Skills through Emotional Freedom Technique at LPKA Class II Bandung City." Keywords: Emotion Management Ability, Children Against the Law, Child Special Development Institution