Undergraduate Theses
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Undergraduate Theses by Title
Now showing 1 - 20 of 838
Results Per Page
Sort Options
Item Activity of Daily Living (ADL) Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung(Perpustakaan, 2023-08-09) ROUDHOTUL JANNAH, 19.02.028 ; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ELIN HERLINA.ABSTRAK ROUDHOTUL JANNAH, 19.02.028. Activity of Daily Living (ADL) Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung. Pembimbing RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan ELIN HERLINA. Activity of Daily Living (ADL) merupakan aktivitas sehari-hari yang mendasar bagi seseorang seperti makan, minum, mandi, berpakaian, berhias diri, komunikasi, dan sosialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara spesifik tentang tingkatan kemampuan Activity of Daily Living (ADL) remaja autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung pada aspek merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, dan sosialisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik sensus dengan responden berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun uji validitas alat ukur menggunakan face validity dan uji realiabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Terdapat tiga dari lima aspek ADL dalam kategori kurang mampu yaitu aspek menolong diri, komunikasi, dan sosialisasi. Remaja autis masih mengalami hambatan dan membutuhkan lebih banyak pertolongan dari orang lain. Dari penemuan masalah tersebut dijadikan dasar untuk pengajuan program yaitu “Pelatihan Peningkatan Kemampuan Activity of Daily Living (ADL) bagi Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia”. Kata Kunci: Activity of Daily Living (ADL), Remaja AutisItem Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia Di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-10-05) RISKA NABILA, NRP 20.04.286; Raden Enkeu Agiati; Bambang IndrakentjanaRISKA NABILA, NRP 20.04.286 Activity Of Daily Living For The Elderly In The Unit Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Services. Supervisors: Raden Enkeu Agiati and Bambang Indrakentjana. The Activity Of Daily Living for the elderly refers to the ability of the elderly to take care of themselves which includes cleaning themselves, doing bathing activities, dressing, and preparing food and drinks as supporting activities in meeting the needs of the elderly taking care of and caring for themselves. This study aims to obtain an empirical description of 1) respondent characteristics, 2) self-cleaning, 3) bathing activities, 4) dressing, 5) preparing food and drinks, and 6) obstacles faced by respondents. The method used in this study is a quantitative method with a descriptive survey. The data sources used are primary and secondary. The population in this study is 35 elderly people. The sampling technique uses a census. The data collection techniques used are: 1) questionnaire, 2) observation, and 3) documentation study. The research instrument uses a rating scale. The validity test used was a face validity test, and a reliability test using Alpha Cronbach. The results of the study showed that overall the Activity Of Daily Living of the elderly in the Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Service Unit got a percentage of 34%, therefore the Activity Of Daily Living in the elderly showed a high condition. In connection with this, for the Activity Of Daily Living in the elderly to remain at a high condition, the program "Strengthening Activity Of Daily Living In The Elderly" is proposed at the Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Service Unit. Keywords: Elderly, Activity Of Daily Living, Caring, Taking Care Self, and Carrying Out Social Functions. ABSTRAK RISKA NABILA, NRP 20.04.286 Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia Di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing: Raden Enkeu Agiati dan Bambang Indrakentjana. Activity Of Daily Living lanjut usia mengacu pada kemampuan lanjut usia untuk merawat dan mengurus diri yang meliputi membersihkan diri, melakukan aktivitas mandi, berpakaian, dan menyiapkan makanan dan minuman sebagai aktivitas penunjang dalam memenuhi kebutuhan hidup lanjut usia mengurus dan merawat dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) membersihkan diri, 3) aktivitas mandi, 4) berpakaian, 5) menyiapkan makanan dan minuman, serta 6) kendala yang dihadapi responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan survei deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Populasi pada penelitian ini 35 orang lanjut usia. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan bahwa Activity Of Daily Living pada lanjut usia di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut mendapatkan persentase sebesar 34% maka dari itu Activity Of Daily Living pada lanjut usia menunjukkan kondisi yang tinggi. Sehubungan dengan hal ini, agar kondisi Activity Of Daily Living pada lanjut usia tetap pada kondisi yang tinggi maka diusulkan program “Penguatan Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia” di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut. Kata Kunci: Lanjut Usia, Activity Of Daily Living, Merawat, Mengurus Diri, dan Melaksanakan Fungsi Sosial.Item ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency.(Perpustakaan, 2024-02-15) ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRACT ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency. Supervised by Didiet Widiowati and Abas Basuni. This research was conducted to obtain an in-depth picture of children's independence through social services provided by the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency. Researchers aim to describe children's independence including: 1) emotional independence, 2) intellectual independence, 3) social independence, and 5) economic independence. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Determination of data sources in this study using a purposive sampling technique. The collection of data used in this research is in-depth interviews, observations, and documentation studies. Data analysis techniques were carried out by data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research show that the independence of adolescent foster children at the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency is classified in the medium category. This is because three of the four aspects of independence, namely intellectual, social and economic, show good results even though there are still several obstacles. While the emotional aspect shows inadequate results. This means that adolescent foster children already have intellectual independence, social independence and economic independence, but there is no visible development in emotional independence. The recommended program is the "Emotionally Independent Adolescent Program" which aims to increase the independence of adolescent foster children in the emotional aspect. Keywords: Independence, Children, Social Services ABSTRAK ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Kemandirian Anak melalui Pelayanan Sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Abas Basuni. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai kemandirian anak melalui pelayanan sosial yang diberikan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Peneliti bertujuan untuk menggambarkan tentang kemandirian anak meliputi: 1) kemandirian emosi, 2) kemandirian intelektual, 3) kemandirian sosial, dan 5) kemandirian ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian anak asuh remaja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh tiga dari empat aspek kemandirian yaitu intelektual, sosial, dan ekonomi menunjukkan hasil yang baik walaupun masih terdapat beberapa hambatan. Sementara pada aspek emosi menunjukkan hasil yang kurang memadai. Artinya, anak asuh remaja sudah memiliki kemandirian intelektual, kemandirian sosial, dan kemandirian ekonomi, namun belum terlihat perkembangan pada kemandirian emosi. Program yang direkomendasikan adalah “Program Remaja Mandiri dalam Emosi” yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak asuh remaja dalam aspek emosi. Kata Kunci: Kemandirian, Anak, Pelayanan SosialItem Adiksi Penggunaan Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Studi Rehabilitasi Sosial, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) Dendi Fajar Nugraha, 20.02.016; Dra. Ella Nurlela, M.Si; Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.SpDendi Fajar Nugraha, 20.02.016: Adiksi Penggunaan Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Studi Rehabilitasi Sosial, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Pembimbing: Dra. Ella Nurlela, M.Si dan Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.Sp. Adiksi Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung menganalisis dampak adiksi media sosial terhadap Generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Dampak Adiksi Media Sosial dalam Aspek 1) Salience, 2) Mood Modification, 3) Tolerance, 4) Withdrawal Symtoms, 5) Conflict, 6) Relapse. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif, Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukan perlu adanya edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat dan pencegahan adiksi. Sehubungan dengan itu peneliti mengusulkan program "Rise of Digital Wellness" diusulkan untuk mengedukasi remaja tentang penggunaan media sosial yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan digital. Kata kunci: Pekerja Sosial Adiksi, Adiksi Media Sosial, Generasi Z. ABSTARCT Dendi Fajar Nugraha, 20.02.016: Social Media Addiction Among Generation Z in Ciwidey Village, Ciwidey District, Bandung Regency, Thesis, Social Rehabilitation Study Program, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Dra. Ella Nurlela, M.Si and Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.Sp. This research analyzes the impact of social media addiction on Generation Z. The study aims to examine the effects of social media addiction in the aspects of 1) Salience, 2) Mood Modification, 3) Tolerance, 4) Withdrawal Symptoms, 5) Conflict, and 6) Relapse. The method used in this research is quantitative with a descriptive approach. The data sources are primary and secondary. Data collection techniques include questionnaires and document studies. The research results indicate the need for education on healthy social media use and addiction prevention. In connection with this, the researchers propose the "Rise of Digital Wellness" program to educate teenagers about healthy social media use and enhance digital well-being. Keywords: Social Worker Addiction, Social Media Addiction, Generation Z.Item Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-28) AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient Anak Korban Kekerasan Fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Adversity quotient merupakan kemampuan individu dalam merespon suatu masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) control atau kendali; 2) origin/ownership atau asal usul dan pengakuan; 3) reach atau jangkauan; 4) endurance atau daya tahan anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Adversity quotient diukur dengan menggunakan alat ukur bernama Adversity Response Profile yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Instrumen ini telah melalui uji validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.805. Hasil penelitian terhadap 37 responden menggambarkan bahwa tiga aspek adversity quotient yakni control, reach dan endurance berada pada klasifikasi tinggi garis kontinum, sedangkan aspek origin/ownership berada pada klasifikasi yang sedang pada garis kontinum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek origin/ownership berada pada posisi yang paling rendah apabila dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dengan perolehan skor sebesar 664 poin dari 925 poin skor ideal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun dan mengusulkan sebuah program yang bertujuan untuk memaksimalkan adversity quotient anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) tipe self-help group dan melaksanakan konseling kelompok dengan memanfaatkan model LEAD yang terdiri dari 1) listen atau dengarkan; 2) explore atau menjajaki; 3) analyze atau analisa; 4) do atau lakukan . Kata Kunci : Adversity Quotient, Anak, Korban Kekerasan Fisik. ABSTRACT AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Adversity quotient is an individual's ability to respond to a problem or difficulty they are facing. This study aims to empirically describe: 1) control; 2) origin/ownership; 3) reach; 4) endurance of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. The method used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. The sample was selected using purposive sampling. Data collection was done using questionnaires and documentation studies. Adversity quotient was measured using a measurement tool called the Adversity Response Profile, which has been adopted and modified. This instrument has undergone content validity and reliability testing using Cronbach's alpha, which showed that the questionnaire used obtained a value of a = 0.805. The research results on 37 respondents showed that three aspects of adversity quotient, namely control, reach, and endurance, were classified as high on the continuum, while the aspect of origin/ownership was classified as moderate on the continuum. The research results indicated that the aspect of origin/ownership was in the lowest position compared to the other three aspects, with a score of 664 points out of an ideal score of 925 points. Based on these research findings, the researchers developed and proposed a program aimed at maximizing the adversity quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung using the social group work method in the form of self-help groups and conducting group counseling using the LEAD mode that include 1) listen; 2) explore; 3) analyze; 4) do. Keywords: Adversity Quotient, Child, Physical Abuse VictimItem AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. Peran Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-09) AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274.; Abas Basuni; Sri Ratna NingrumAGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. Peran Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh Abas Basuni dan Sri Ratna Ningrum. Stunting merupakan masalah tumbuh kembang anak yang menjadi perhatian utama di Indonesia, khususnya di Desa Jatimulya, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang peran kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam percepatan penurunan stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang yang mencakup aspek 1) karakteristik informan, 2) peran fasilitatif, 3) peran edukatif, 4) peran teknis, dan 5) peran representatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak delapan orang yang terdiri dari lima orang kader PKK, dua orang tua yang memiliki anak stunting, dan kepala seksi kesejahteraan sosial Desa Jatimulya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader PKK di Desa Jatimulya telah berupaya maksimal dalam menjalankan peran mereka. Peran fasilitatif dilakukan oleh kader PKK dengan aktif mengorganisir kegiatan dan mendukung keluarga dengan anak stunting, meskipun membutuhkan pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas. Peran edukatif masih terkendala oleh keterbatasan pengetahuan kader tentang stunting, yang mengakibatkan kurang maksimalnya penyuluhan kepada masyarakat. Peran teknis mencakup pengumpulan dan pelaporan data stunting yang dilakukan saat kegiatan posyandu dan program Bina Keluarga Balita (BKB), namun terkendala oleh kurangnya partisipasi keluarga dan rusaknya alat pengukuran. Pada pelaksanaan peran representatif, kader PKK berperan sebagai penghubung antar pihak untuk memperjuangkan kebutuhan keluarga terdampak stunting, namun masih perlu meningkatkan kapasitas dalam membangun kemitraan dan kerjasama. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta ketersediaan sistem sumber, maka peneliti merekomendasikan program peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan intensif, pendampingan, dan optimalisasi sumber daya dengan nama “Bersama Atasi Stunting”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader PKK dalam percepatan penurunan stunting, termasuk penyuluhan, pelatihan komunikasi, dan publikasi yang efektif, dengan kerjasama instansi terkait. Kata Kunci: Stunting, Peran, Kader PKK ABSTRACT AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. The Role of Family Welfare Empowerment Cadres in Combating Stunting in Jatimulya Village, North Sumedang District, Sumedang Regency. Supervised by Abas Basuni and Sri Ratna Ningrum. Stunting is a significant child growth and development issue in Indonesia, particularly in Jatimulya Village, Sumedang Regency. This study aims to empirically describe the role of Family Welfare and Empowerment (PKK) cadres in accelerating the reduction of stunting in Jatimulya Village, North Sumedang District, Sumedang Regency, covering aspects of 1) informant characteristics, 2) facilitative roles, 3) educational roles, 4) technical roles, and 5) representative roles. This study uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques include in-depth interviews, observations, and document studies. The informants in this study consisted of eight people: five PKK cadres, two parents with stunted children, and the head of social welfare in Jatimulya Village. The results showed that PKK cadres in Jatimulya Village have made maximum efforts in performing their roles. The facilitative role involves PKK cadres actively organizing activities and supporting families with stunted children, although further training is needed to improve effectiveness. The educational role is still hindered by the cadres' limited knowledge about stunting, resulting in less effective community outreach. The technical role includes collecting and reporting stunting data during posyandu activities and the Bina Keluarga Balita (BKB) program, but it is hampered by a lack of family participation and damaged measurement tools. In the representative role, PKK cadres act as liaisons between parties to advocate for the needs of families affected by stunting, but there is a need to improve capacity in building partnerships and cooperation. Based on the research results, analysis, and availability of resource systems, the researchers recommend a capacity building program for cadres through intensive training, mentoring, and resource optimization named "Together Overcome Stunting." This program aims to enhance PKK cadres' understanding and skills in accelerating stunting reduction, including effective counseling, communication training, and publication, in collaboration with relevant agencies. . Keywords: Stunting, Role, PKK CadreItem Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Tempat Wisata Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-26) ANDI DEWANTI SARAH AQIILAH, 20.02.044.; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ENUNG HURIPAHANDI DEWANTI SARAH AQIILAH, 20.02.044. Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Tempat Wisata Kota Bandung. Dosen PEMBIMBING: RINI HARTINI RINDA ANDAYANI DAN ENUNG HURIPAH. Penelitian ini penting untuk memahami aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di tempat wisata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan terdiri dari lima orang: tiga petugas tempat wisata dan dua pengunjung penyandang disabilitas. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Keabsahan data diuji dengan: 1) Uji kredibilitas, 2) Uji keteralihan, 3) Uji ketergantungan, dan 4) Uji kepastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas di tempat wisata bervariasi, seperti guiding block, bidang miring, handrail, toilet ramah disabilitas, dan petunjuk arah. Namun, tidak semua tempat wisata memiliki fasilitas ini secara lengkap; biasanya hanya 2 atau 3 jenis aksesibilitas yang tersedia. Oleh karena itu, disarankan program “Peningkatan Aksesibilitas Wisata Ramah Disabilitas” dengan menggunakan metode Group Work dan teknik Focus Group Discussion (FGD). Kata Kunci: Aksesibilitas, Penyandang Disabilitas, Tempat Wisata. ABSTRACT ANDI DEWANTI SARAH AQIILAH, 20.02.044. Accessibility For Persons With Disabilities In Tourist Attractions In Bandung City. SUPERVISORS: RINI HARTINI RINDA ANDAYANI AND ENUNG HURIPAH. This research is important for understanding accessibility for people with disabilities at tourist sites. The study uses a descriptive method with a qualitative approach. The informants consist of five people: three tourism site staff and two visitors with disabilities. Informants were selected purposively. Data were collected through in-depth interviews, observation, and document studies. The validity of the data was tested using: 1) Credibility test, 2) Transferability test, 3) Dependability test, and 4) Confirmability test. The results show that accessibility at tourist sites varies, including guiding blocks, ramps, handrails, accessible toilets, and directional signs. However, not all tourist sites provide these facilities comprehensively; usually, only 2 or 3 types of accessibility are available. Therefore, the "Enhancing Accessible Tourism for People with Disabilities" program is recommended, using the Group Work method and Focus Group Discussion (FGD) technique. Keywords: Accessibility, People with Disabilities, Tourist AttractionsItem Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu di Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Kebumen. Skripsi. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung.(Perpustakaan, 2023-12-21) ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009; Rini Hartini Rinda Andayani; Elin HerlinaABSTRAK ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009, Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu di Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Kebumen. Skripsi. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung. Pembimbing: Rini Hartini Rinda Andayani dan Elin Herlina. Akesibilitas Informasi merujuk pada informasi dalam berbagai bentuk seperti audio, video, gambar, dan teks yang memungkinkan semua penerimanya untuk dengan mudah memahami secara efektif isi informasi melalui perspektif yang berbeda sesuai dengan ragam disabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris untuk mengukur tingkat aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen yang meliputi karakteristik responden, aksesibilitas informasi berbentuk audio, video, gambar, dan teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sensus dengan responden berjumlah 75 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, studi dokumentasi, dan observasi. Alat ukur yang digunakan yaitu skala likert, adapun uji validitas yang digunakan adalah validitas konstrak dan pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan analisa statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen di semua aspeknya berada di kategori sedang, dengan artian bahwa sebagian informasi dalam berbagai bentuk seperti informasi audio, video, gambar, dan teks sudah dapat diakses oleh responden penelitian, tetapi terdapat beberapa hambatan dan kesulitan yang masih dihadapi ketika mengakses informasi. Oleh sebab itu, diusulkan program “Kampanye Desain Inklusif untuk Publikasi Konten Informasi” yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen dengan meningkatkan kesadaran kreator konten dan peran serta masyarakat untuk bijak membuat dan memublikasikan informasi yang inklusif, serta meningkatkan partisipasi pemerintah untuk membuat kebijakan tentang peraturan publikasi informasi yang inklusif. Kata Kunci: Aksesibilitas Informasi, Disabilitas Rungu, Desain Inklusif ABSTRACT ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009. Information Accessibility for People with Deaf Sensory Disabilities in the Movement for the Well-Being of Deaf Indonesians in Kebumen. Thesis. 2023. Bandung Polytechnic Social Welfare (Poltekesos). Supervised by Rini Hartini Rinda Andayani and Elin Herlina Information accessibility refers to information in various forms, such as audio, video, images, and text, that allows all its recipients to easily and effectively understand the content of the information through different perspectives according to their variety of disabilities. This study aims to obtain an empirical picture to measure the level of accessibility of information for people with sensory disabilities in Gerkatin Kebumen, which includes the characteristics of respondents and the accessibility of information in the form of audio, video, images, and text. The method used in this study is a descriptive method with a quantitative approach. The sampling technique in this study is a census technique with 75 respondents. Data collection techniques used are questionnaires, documentation studies, and observation. The measuring instrument used is a Likert scale, while the validity test used is construct validity and reliability testing using Cronbach's alpha formula. Furthermore, the results were analyzed using descriptive statistical analysis. The results showed that the level of accessibility of information for people with sensory disabilities in Gerkatin Kebumen in all aspects is in the medium category, meaning that some information in various forms such as audio, video, image, and text information can already be accessed by research respondents, but there are some obstacles and difficulties that are still encountered when accessing information. Therefore, the proposed program "Campaign on Inclusive Design for Information Publication," which aims to improve the accessibility of information for people with deaf sensory disabilities in Gerkatin Kebumen by increasing awareness of content creators and the role of the community to wisely create and publish inclusive information, and increase government participation in formulating policies related to inclusive information publication regulations. Keywords: Information Accessibility, Deaf Disability, Inclusive DesignItem Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pelayanan Sosial Di Desa Kuwaru Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juni 2024.(Perpustakaan, 2024-08-13) LAMBANG WISNU HARIANJI 2002032; Rini Hartini R.A; Enung HuripahLAMBANG WISNU HARIANJI 2002032, Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pelayanan Sosial Di Desa Kuwaru Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juni 2024. Dosen Pembimbing: Rini Hartini R.A, dan Enung Huripah Aksesibilitas adalah derajat kemudahan yang dicapai oleh seseorang terhadap objek, pelayanan atau lingkungan. Para keluarga miskin membutuhkan aksesibilitas yang terjangkau pada berbagai pelayanan sosial. Aksesibilitas mencakup 4 dimensi diantaranya, pemahaman responden mengenai hak dalam pelayanan, kompleksitas birokrasi, diskriminasi, dan jarak geografis. Subjek dalam penelitian ini yaitu keluarga miskin yang tinggal di wilayah Desa Kuwaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat aksesibilitas yang dirasakan oleh keluarga miskin di Desa Kuwaru terhadap pelayanan sosial khususnya kesehatan, pendidikan dan perorangan (N=157). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan skor 4974 atau 62,67% dari skor ideal. Angka ini menunjukkan bahwa aksesibilitas keluarga miskin terhadap pelayanan sosial di Desa Kuwaru dapat dikategorikan cukup baik. Maka dari itu, peneliti mengusulkan Program Gebyar APPAM. Kata Kunci : Aksesibilitas, Keluarga Miskin, Pelayanan SosialItem Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda.(Perpustakaan, 2024-10-15) ALDI MARANATA 20.04.089.; Tuti Kartika; Ahmad YeneriALDI MARANATA 20.04.089. Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda. Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Kemiskinan merupakan isu krusial yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sumedang pada tahun 202, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan signifikan menjadi 0,53 persen atau sekitar 6.370 jiwa. Angka ini menurun drastis dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar 3,11 persen atau 36.820 jiwa. Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang, angka kemiskinan Kabupaten Sumedang pada tahun 2023 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Barat yang mencapai 0,79 persen. Pemerintah Kabupaten Sumedang berkomitmen untuk terus menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai 0 persen pada tahun 2024. Penurunan signifikan sebesar 82,96 persen dari tahun 2022 ke 2023 menunjukkan keberhasilan berbagai program dan kebijakan yang diterapkan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi sebelumnya adalah keterbatasan program penanggulangan kemiskinan yang secara langsung menyasar masyarakat miskin. Dengan kolaborasi dan integrasi berbagai program, diharapkan angka kemiskinan di Kabupaten Sumedang dapat terus ditekan, memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat miskin. Sebagai bagian dari upaya ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial membentuk Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), sebuah institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan layanan sosial, khususnya bagi masyarakat rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aksesibilitas layanan yang disediakan oleh Puskesos bagi keluarga miskin di Desa Baginda. Menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesos Desa Baginda belum memberikan layanan secara optimal, disebabkan oleh keterbatasan akses dan minimnya informasi yang diketahui oleh keluarga miskin. Sebagai rekomendasi, peneliti mengusulkan program "Sosialisasi Layanan kepada Masyarakat di Desa Baginda" guna meningkatkan aksesibilitas dan pemahaman masyarakat terhadap layanan yang disediakan oleh Puskesos. Kata Kunci : Aksesibilitas, Keluarga Miskin, Pusat Kesejahteraan Sosial ABSTRACT ALDI MARANATA 20.04.089. Accessibility of Poor Families to Social Welfare Centers in Baginda Village. Supervisors: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Poverty is a crucial issue faced by the Sumedang Regency Government in 2023. The extreme poverty rate in Sumedang Regency has significantly decreased to 0.53 percent, or approximately 6,370 people. This figure represents a drastic reduction from the 3.11 percent, or 36,820 people, recorded in 2022. This decrease is the result of various efforts by the Sumedang Regency Government. The extreme poverty rate in Sumedang Regency in 2023 is also lower than the West Java Province average of 0.79 percent. The Sumedang Regency Government is committed to further reducing extreme poverty to zero percent by 2024. The significant reduction of 82.96 percent from 2022 to 2023 indicates the success of various programs and policies implemented. One of the main challenges previously faced was the limited poverty alleviation programs that directly targeted the extremely poor. With the collaboration and integration of various programs, it is hoped that the extreme poverty rate in Sumedang Regency can continue to be reduced, providing optimal services to the extremely poor. As part of this effort, the Indonesian Government, through the Ministry of Social Affairs, established the Social Welfare Center (Puskesos), an institution responsible for providing social services, particularly to vulnerable populations. This study aims to examine the accessibility of services provided by Puskesos for poor families in Baginda Village. Using qualitative methods with in-depth interviews, observations, and document studies, the research findings indicate that Puskesos in Baginda Village has not yet provided optimal services due to limited access and minimal information available to poor families. As a recommendation, the researcher proposes a "Community Service Outreach Program in Baginda Village" to enhance accessibility and understanding of the services provided by Puskesos. Keywords: Accessibility, Poor Families, Social Welfare CentersItem Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar(Perpustakaan, 2024-08-13) ADISA FATIMAH AZ-ZAHRA. 20.03.044; Teta Riasih; RosilawatiADISA FATIMAH AZ-ZAHRA. 20.03.044. Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar: Teta Riasih dan Rosilawati. Aksesibilitas pelayanan kesehatan merujuk pada kesempatan untuk menjangkau dan mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai dalam situasi yang dirasakan membutuhkan layanan kesehatan. Penelitian ini untuk mengukur terkait aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi KPM PKH di Kelurahan Sananwetan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai 1) karakteristik responden, 2) kemudahan responden dalam mendekati pelayanan kesehatan, 3) penerimaan pelayanan kesehatan oleh responden, dan 4) kesesuaian pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Jumlah responden adalah 20 orang Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan yang termasuk dalam komponen kesehatan dengan memiliki anak usia dini (0-6 tahun) di Kelurahan Sananwetan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan skala likert. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), serta uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan responden dalam mendekati pelayanan kesehatan memperoleh persentase tertinggi yaitu 91,25% sedangkan penerimaan pelayanan kesehatan oleh responden mendapatkan nilai paling rendah dengan persentase 89,31%. Nilai profesional yang tidak maksimal dijalankan oleh bidan dan kader posyandu saat melakukan pelayanan kesehatan khususnya saat melakukan pemantauan kepada anak menjadi salah satu alasan aksesibilitas pelayanan kesehatan tidak berjalan maksimal. Oleh karena itu, diusulkan program “Posyandu Semangat, Hebat, Terampil, dan Inovatif (SEHATI)”, melalui kegiatan monitoring dan evaluasi, workshop, pelatihan, dan studi tiru. Dalam penelitian ini perlu adanya koordinasi dengan berbagai pihak sehingga hasil dari penelitian mampu digunakan untuk evaluasi program PKH dan program yang diusulkan dapat dijalankan untuk mencegah terjadinya permasalahan yang berkelanjutan. Kata Kunci : Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan, Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga HarapanItem Aksesibilitas Pemenuhan Tumbuh Kembang Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Di Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-11) AULYVIA ANGGRAENI, 20.04.167; Dwi Yuliani; Ayi HaryaniAULYVIA ANGGRAENI, 20.04.167 Aksesibilitas Pemenuhan Tumbuh Kembang Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Di Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Dwi Yuliani dan Ayi Haryani Aksesibilitas pemenuhan tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual yakni kemudahan dan kesamaan hak untuk dapat memenuhi kebutuhan dan layanan khusus untuk dapat mempercepat kemajuan pada kondisi anak. Aksesibilitas yang dimaksud yakni tersedianya sarana prasarana atau tempat layanan tumbuh kembang, jarak rumah dengan layanan tidak begitu jauh, waktu yang ditempuh singkat, serta kemampuan membayar biaya layanan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1) karakteristik anak penyandang disabilitas intelektual, (2) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek fisik, (3) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek kognitif, (4) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek emosi, dan (5) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data yang menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan enam informan yang terdiri dari orangtua anak penyandang disabilitas intelektual, Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Tanjunghurip, Kader Posyandu Desa Tanjunghurip, Kepala Sekolah Luar Biasa Bina Nusatara Sukawening, dan Pemilik Rumah Izzati Therapy Center Sumedang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Anak penyandang disabilitas di Desa Tanjunghurip berjumlah enam orang, dengan dua diantaranya mengalami development delay katagori disabilititas intelektual, (2) Pada aksesibilitas tumbuh kembang fisik anak diakseskan ke puskesmas, bidan, Rumah Izzati Therapy Center Sumedang, paraji (dukun bayi), (3) Pada aksesibilitas tumbuh kembang kognitif terdapat beberapa pilihan yakni PAUD Cibungur dan SLB Bina Nusantara Sukawening, (4) Pada aksesibilitas tumbuh kembang emosi, dianggap masih dapat diberikan oleh orang tua, (5) Aspek sosial anak mendapatkan kesempatan untuk dapat bermain dan berinteraksi dengan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Peneliti mengusulkan program yaitu Program Peningkatan Kapasitas Orang Tua dalam Mengakses Layanan Tumbuh Kembang. Kata Kunci:Item AKSESIBILITAS PENYANDANG DISABILITAS FISIK TERHADAP PELAYANAN SOSIAL DI KECAMATAN CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI(Perpustakaan, 2024-03-07) NABILLA SASHA ANJANI RISMELATI 19.04.273Item Aktivitas Sosial Lanjut Usia di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-12) DESWITA FITRIANI, 20.04.122; Nurrohmi; Rahmat Syarif HidayatDESWITA FITRIANI, 20.04.122. Aktivitas Sosial Lanjut Usia di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung. Dibimbing oleh Nurrohmi dan Rahmat Syarif Hidayat. Aktivitas sosial pada lanjut usia menjadi salah satu permasalahan yang perlu diitingkatkan dan ditangani karena akan berdampak pada kemunduran fisik, psikis, dan sosial mereka. Salah satu cara menciptakan lingkungan lanjut usia yang aktif yaitu adanya aktivitas sosial yang diciptakan lingkungan untuk mereka dalam kegiatan sehari-hari. Salah satu wilayah yang dikaji oleh peneliti tentang aktivitas sosial yaitu di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Aspek aktivitas sosial yang diteliti meliputi: 1) karakteristik responden, 2) aspek pengetahuan lanjut usia mengenai aktivitas sosial, 3) aspek perilaku lanjut usia dalam aktivitas sosial di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Jumlah responden 53 orang yang ditentukan dengan teknik simple random sampling, dan juga menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 80% mayoritas responden berjenis kelamin perempuan. Kemudian, hasil dari aspek pengetahuan sebanyak 58% responden memiliki pemahaman terkait aktivitas sosial, aspek perilaku sebanyak 54% responden memiliki perilaku yang baik dan dekat dengan lingkungan masyarakat, dan aspek lingkungan sebanyak 54% responden tidak memiliki kedekatan dengan lingkungan. Hal tersebut dikarenakan pada setiap aspek memiliki nilai skor terendah. Masalah yang ada pada setiap aspek yaitu: 1) kurang menyadari akan pentingnya hubungan sosial satu sama lain, 2) lanjut usia yang hanya berdiam diri di rumah saja, dan 3) lanjut usia yang kurang memiliki ketertarikan untuk menjalin hubungan sosial dengan lingkungan. Sehingga program yang dirancang oleh peneliti untuk menangani masalah terserbut yaitu “Lanjut Usia Berdaya Bersama Untuk Sejahtera”. Kata Kunci: Aktivitas Sosial, Lanjut Usia.Item Analisis Lingkungan Kerja yang mendukung Capaian Kinerja Sumber Daya Manusia di Sentra Handayani Jakarta.(Perpustakaan, 2024-09-10) FRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028.; Didiet Widiowati; Ujang MuhyidinFRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028. Analisis Lingkungan Kerja yang mendukung Capaian Kinerja Sumber Daya Manusia di Sentra Handayani Jakarta. Dosen Pembimbing: Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin Lingkungan kerja merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam menghadapi tantangan bagi Sentra Handayani Jakarta yang mengalami transformasi dalam memberikan layanan rehabilitasi sosial. Dalam menghadapi perubahan perlu memperhatikan dua aspek yang dapat membantu dalam melakukan pembenahan agar dapat meningkatkan kinerja dari sumber daya manusia di Sentra Handayani Jakarta, yakni lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai: (1) karakteristik informan, (2) bangunan tempat kerja, (3) peralatan kerja yang meadai, (4) fasilitas, (5) perhatian dan dukungan pimpinan, (6) kerja sama antar kelompok, (7) kelancaran komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah teknik purposive untuk menentukan enam informan yang terdiri dari kepala sub bagian tata usaha, perwakilan koordinator kelompok kerja, dan instruktur vokasional di lingkungan kerja Sentra Handayani Jakarta. Dalam mengumpulkan data, digunakan teknik wawancara mandalam, observasi berperan serta, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kurangnya kesadaran akan pentingnya kolaborasi untuk mencapai pelayanan multifungsi serta tantangan dalam penyesuaian tugas dan tanggung jawab yang beragam. Penelitian ini mengungkapkan bahwa diperlukan peningkatan kolaborasi dan integrasi layanan di lingkungan kerja Sentra Handayani Jakarta agar dapat meningkatkan pengetahuan akan pentingnya pelayanan multifungsi yang berkualitas serta pemahaman akan pentingnya menentukan prioritas pekerjaan yang diberikan kepada sumber daya manusia di Sentra Handayani Jakarta, sehingga sumber daya manusia yang merupakan pelaksana tugas dapat meningkatkan kinerja serta mencapai tujuan dari Sentra Handayani Jakarta. Kata kunci: lingkungan kerja, sumber daya manusia, kinerja ABSTRAK FRANSISCO MARTIN, NRP. 20.04.028. An Analysis of the Working Environment Supporting Performance Achievements Human resources at Sentra Handayani Jakarta. Supervisor: Didiet Widiowati dan Ujang Muhyidin The work environment is an important thing that needs to be considered in facing challenges for Sentra Handayani Jakarta, which is undergoing a transformation in providing social rehabilitation services. In facing changes, it is necessary to pay attention to two aspects that can help in making improvements in order to improve the performance of human resources at Sentra Handayani Jakarta, namely the physical work environment and the non-physical work environment. This study aims to describe and analyze: (1) informant characteristics, (2) workplace buildings, (3) adequate work equipment, (4) facilities, (5) leadership attention and support, (6) cooperation between groups, (7) fluency of communication. The data source used was a purposive technique to determine six informants consisting of the head of the administrative subdivision, a representative of the work group coordinator, and vocational instructors in the Sentra Handayani Jakarta work environment. In collecting data, in-depth interviews, participant observation, and documentation studies were used. The results showed that there was a lack of awareness of the importance of collaboration to achieve multifunctional services as well as challenges in adjusting to diverse tasks and responsibilities. This research reveals that it is necessary to increase collaboration and service integration in the Sentra Handayani Jakarta work environment in order to increase knowledge of the importance of quality multifunctional services and understanding of the importance of prioritizing the work given to human resources at Sentra Handayani Jakarta, so that human resources who are task executors can improve performance and achieve the goals of Sentra Handayani Jakarta. Keywords: work environment, human resources, performanceItem Aspirasi Hidup Anak Jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kecamatan Kuta Kabupaten Badung,(perpustakaan, 2024-01-05) IDA AYU GDE PRADNYAWIDARI DHARMIKA, 19.04.107; Bambang Sugeng; Benny Setia NugrahaABSTRAK IDA AYU GDE PRADNYAWIDARI DHARMIKA, 19.04.107. Aspirasi Hidup Anak Jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, Dosen Pembimbing: Bambang Sugeng dan Benny Setia Nugraha. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji lebih dalam mengenai aspirasi hidup yang dimiliki oleh anak jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta. Memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang karakteristik informan, aspek cita-cita, hasrat, dan ketetapan hati dari aspirasi hidup anak jalanan. Metode yang digunakan yaitu pendekatan kualitatif dalam bentuk deskriptif dan teknik yang digunakan menggunakan wawancara, observasi partisipasi pasif, dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini empat orang informan terdiri dari dua orang anak jalanan dan dua orang significant others. Pemeriksaan keabsahadn data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, triangulasi waktu, kecukupan referensi, dan uji transferabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak jalanan memiliki aspirasi hidup jangka panjang dan jangka pendek yang ingin dicapai, namun memiliki pemahaman yang rendah mengenai bagaimana mencapai jalur yang harus dipersiapkan untuk mencapai aspirasi hidupnya, serta memiliki keyakinan diri yang kurang akan aspirasi hidupnya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan program “Pendampingan Sosial Terhadap Anak Jalanan di Sekolah Bambu Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta” yang dirancang dengan metode social case work. Kata Kunci: aspirasi hidup, anak jalanan, pendampingan sosial ABSTRACT IDA AYU GDE PRADNYAWIDARI DHARMIKA, 19.04.107. Life Aspirations of Street Children at the Bamboo School of Yayasan Kasih Peduli Anak in the Kuta Subdistrict of Badung Regency, Supervisors: Bambang Sugeng and Benny Setia Nugraha. This research was conducted to delve deeper into the life aspirations held by street children at the Bamboo School of Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta. Its objective is to obtain a comprehensive understanding of the characteristics of the informants, their aspirations, desires, and determinations regarding their life aspirations. The method employed is a qualitative approach in the form of descriptive research, utilizing interview techniques, passive participant observation, and documentary studies. The data sources for this research consist of four informants, including two street children and two significant others. Data validity was ensured through source triangulation, technique triangulation, time triangulation, reference adequacy, and transferability tests. The results of this research indicate that street children have both short-term and long-term life aspirations they wish to achieve, although they possess a limited understanding of the necessary pathways to realize their life aspirations. Additionally, they exhibit a lack of self-confidence in their life aspirations. Based on these issues, the researcher proposes a program titled "Social Assistance for Street Children at the Bamboo School of Yayasan Kasih Peduli Anak Kuta," designed using the social case work method. Keywords: lif aspirations, street children, social assistanceItem Bantuan Sosial Terhadap Anak Dari Keluarga Miskin di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Pundi Rakyat Kelurahan Serdang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.(perpustakaan, 2024-01-05) GHINA AZZAHRA, 19.03.034.; Decky Irianti; Helly OcktiliaABSTRAK GHINA AZZAHRA, 19.03.034. Bantuan Sosial Terhadap Anak Dari Keluarga Miskin di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Yayasan Pundi Rakyat Kelurahan Serdang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat. Pembimbing : Decky Irianti dan Helly Ocktilia Bantuan sosial merupakan bantuan yang diberikan kepada individu, kelompok atau komunitas yang secara ekonomi lemah. Bantuan yang diberikan yaitu berupa bantuan dan pelayanan kesejahteraan sosial, bantuan dana berupa kupon makanan atau dana cash untuk biaya hidup, bantuan subsidi sementara untuk masyarakat yang mengalami kehilangan mata pencaharian karena bencana alam, dan bantuan kompensasi atas kebijakan pemerintah (subsidi BBM). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini yaitu wakil ketua LKS Yayasan Pundi Rakyat, divisi penghimpunan dan penggalangan dana, divisi penyaluran dan pemberdayaan, dan anak binaan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bantuan dan pelayanan kesejahteraan sosial di LKS Yayasan Pundi Rakyat sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan jadwal pelaksanaan kegiatan. Bantuan yang diberikan yaitu berupa bantuan uang, barang, dan makanan. Pelayanan yang diberikan yaitu dengan memberikan pengarahan, pembinaan, dan bimbingan kepada binaannya. LKS Yayasan Pundi Rakyat tidak memiliki bantuan subsidi sementara dan bantuan kompensasi atas kebijakan pemerintah. Hasil dari penelitian juga menunjukkan bahwa dalam proses penggalangan dana masih memiliki kendala yaitu jumlah donatur yang tidak tetap. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengusulkan program untuk menangani masalah dalam proses penggalangan dana yaitu Pengembangan Jejaring Kerjasama Stakeholder LKS Yayasan Pundi Rakyat. Kata Kunci : Bantuan Sosial, Anak, Keluarga Miskin, LKS ABSTRACT GHINA AZZAHRA, 19.03.034. Social Assistance for Children of Poor Families at the Pundi Rakyat Foundation, Serdang Village, Kemayoran District, Central Jakarta. Supervisors : Decky Irianti dan Helly Ocktilia. Social assistance is assistance provided to individuals, groups or communities that are economically weak. The assistance provided is in the form of social welfare assistance and services, financial assistance in the form of food stamps or cash funds for living expenses, temporary subsidy assistance for people who experience loss of livelihood due to natural disasters, and compensation assistance for government policies (fuel subsidies). The method used in this study is a descriptive method with a qualitative approach. The informants of this research were the vice chairman of LKS Yayasan Pundi Rakyat, the collection and fundraising division, the distribution and empowerment division, and fostered children. The data sources used are primary data sources and secondary data sources. Data collection techniques use interviews, observation, and documentation studies. The results showed that the provision of assistance and social welfare services at LKS Yayasan Pundi Rakyat has been carried out well in accordance with the schedule of activities. The assistance provided is in the form of money, goods, and food. The services provided are by providing direction, coaching, and guidance to their mentors. LKS Yayasan Pundi Rakyat does not have temporary subsidy assistance and compensation assistance at government policy. The results of the research indicate that the fundraising process still has obstacles. The obstacle is irregular number of donors. Based on this, the researcher proposed a program to deal with problems in the fundraising process, namely the Development of Stakeholder Cooperation Networks Pundi Rakyat Foundation. Keywords : Social Assistance, Children, Poor Families, LKSItem BHAKTI PERSADA. 18.04.295. Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam Di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan.(Perpustakaan, 2023-12-21) BHAKTI PERSADA. 18.04.295; Susilawati; RamliABSTRAK BHAKTI PERSADA. 18.04.295. Peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dalam Upaya Mitigasi Bencana Alam Di Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan. Dosen Pembimbing : Susilawati dan Ramli Kota Painan merupakan daerah yang rawan dengan berbagai macam bencana. Hal ini disebabkan oleh topografi yang berupa dataran hingga pegunungan dengan ketinggian berkisar 0-1000 M diatas permukaan laut. Karakteristik fisik dacrah yang memiliki topografi datar sering menjadi daerah sasaran banjir ketika musim hujan, dan erosi yang disebabkan oleh aktivitas laut, maupun terjadinya longsor di sekitar area perbukitan. Dimana kejadian bencana alam ini tentu saja menimbulkan kerugian bagi masyarakat, baik itu berupa hancurnya bangunan, kegagalan panen, kerusakan prasarana fisik, hingga adanya korban yang meninggal dunia. Walaupun demikian bencana alam dapat ditanggulangi salah satu cara untuk menanggulangi bencana adalah dengan cara mitigasi bencana yaitu serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun dengan cara penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi bencana. Dalam perihal penanggulangan bencana, pemerintah juga memiliki tanggung jawab yang besar, dimana hal ini dimuat dalam Undang-Undang no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Sehingga dengan adanya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Pesisir Selatan maka hal tersebut satu wujud tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam penanggulangan bencana di daerah Kabupaten Pesisir Selatan. Oleh karena itu penulis tertarik untuk membahas bagaimana peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam upaya mitigasi bencana alam di Kota Painan. Dan untuk mengetahui hal tersebut maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, yang bertujuan agar mampu menjelaskan secara rinci mengenai topik yang dibahas. Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik observasi dan juga melakukan wawancara dengan para informan. Dan pengecekan data agar mendapatkan keabsahan data maka menggunakan cara derajat kepercayaan (Credibility), keteralihan (Transferability), ketergantungan (Dependability), dan kepastian (Comfirmability). Setelah dilakukan penelitian, menunjukan hasil bahwa BPBD Kota Painan telah melakukan mitigasi bencana, yang dimana dapat dikelompokan menjadi 2 jenis, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi vii non struktural. Dalam mitigasi struktural BPBD Kota Painan melakukan pembangunan secara fisik, seperti, pembuatan tanggul banjir, pemasangan alat peringatan dini, pembuatan shelter dan jalur evakuasi. Sedangkan untuk mitigasi non struktural, BPBD Kota Painan sendiri melakukan penguatan kapasitas masyarakat dan melakukan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat, serta pembuatan Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bencana dan kebijakan lain tentang penanggulanan bencana alam. Kata Kunci: Mitigasi, Bencana Alam, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kota Painan ABSTRACT BHAKTI PERSADA. 18.04.295. The Role of the Regional Disaster Management Agency in Natural Disaster Mitigation Efforts in Painan City, Pesisir Selatan Regency. Supervisors : Susilawati and Ramli The city of Painan is a region prone to various disasters. This is due to its topography, which ranges from plains to mountains with elevations ranging from 0 to 1000 meters above sea level. The flat topography of the plains often makes them susceptible to flooding during the rainy season, while erosion is caused by maritime activities, and landslides occur in the hilly areas. These natural disasters have undoubtedly caused losses to the community, including the destruction of buildings, crop failures, physical infrastructure damage, and even loss of life. However, natural disasters can be mitigated, and one way to do so is through disaster mitigation, which involves a series of efforts to reduce disaster risks, either through physical development or through awareness and disaster response capacity-building. In disaster management, the government also bears significant responsibility, as outlined in Law No. 24 of 2007 concerning Disaster Management. Hence, with the existence of the Regional Disaster Management Agency (Badan Penanggulangan Bencana Daerah or BPBD) of South Pesisir Regency, it represents the South Pesisir Regency Government's commitment to disaster management in the region. Therefore, the author is interested in discussing the role of the Regional Disaster Management Agency (BPBD) in natural disaster mitigation efforts in Painan City. To investigate this, the researcher employs a qualitative approach and a descriptive method, aiming to viii provide a detailed explanation of the topic. To gather the necessary data, the researcher uses observation techniques and conducts interviews with various informants. Data validation is achieved through methods like credibility, transferability, dependability, and confirmability. After conducting the research, the results show that the BPBD of Painan City has engaged in disaster mitigation efforts, which can be categorized into two types: structural and non-structural mitigation. In structural mitigation, the BPBD of Painan City has undertaken physical development, such as constructing flood embankments, installing early warning systems, building shelters, and evacuation routes. On the other hand, for non-structural mitigation, the BPBD of Painan City has focused on strengthening the community's capacity, conducting public awareness campaigns and simulations, as well as drafting local regulations on disaster management and other policies related to natural disaster response. Keywords: Mitigation, Natural Disasters, BPBD, Painan cityItem Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-21) SERIFA TIFFANY, 19.04.253.; Nurrohmi; RamliABSTRAK SERIFA TIFFANY 1904253. Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung, Skripsi, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Nurrohmi dan Ramli Bimbingan sosial merupakan suatu layanan untuk membantu siswa mengenal dan dapat berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai Bimbingan Sosial bagi Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung yang mencakup bimbingan sosial dalam kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis, bimbingan sosial dalam kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat, bimbingan sosial dalam kemampuan kreatifitas dan produktifitas, dan bimbingan sosial dalam kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informasi didapatkan dari berbagai sumber melalui wawancara mendalam (in-depth interview), observasi (observation) dan studi dokumentasi. Informan dipilih dengan teknik purposive dan kriteria informan dengan jumlah informan sebanyak empat orang yang terdiri dari satu informan guru kelas SMALB C, satu orang guru kelas SMPLB C, satu orang anak penyandang disabilitas intelektual, dan satu orang orang tua dari anak penyandang disabilitas intelektual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual sudah berjalan, namun masih terdapat hambatan dalam pemberian bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual. Program yang diusulkan adalah “Peningkatan Kapasitas Guru dan Orang Tua melalui Educational Group di SLBN Sukapura Kota Bandung” yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas guru dan orang tua dalam pemberian bimbingan sosial bagi anak penyandang disabilitas intelektual di SLBN Sukapura Kota Bandung. Kata Kunci: Bimbingan Sosial, Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, Sekolah Luar Biasa (SLB) ABSTRACT SERIFA TIFFANY 1904253. Social Guidance for Children with Intellectual Disabilities at SLBN Sukapura Bandung City, Thesis, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Nurrohmi and Ramli Social guidance is a service to help students get to know and be able to relate to their social environment. This study aims to get an overview of Social Guidance for Children with Intellectual Disabilities at SLBN Sukapura Bandung City which includes social guidance in the ability to communicate orally and in writing, social guidance in the ability to receive and express opinions, social guidance in creativity and productivity abilities, and guidance social skills in behavior and social relations. The method used is descriptive method with a qualitative approach. Information was obtained from various sources through in-depth interviews, observation and documentation studies. Informants were selected using purposive techniques and informant criteria with a total of four informants consisting of one teacher informant for SMALB C class, one teacher for SMPLB C class, one child with intellectual disabilities, and one parent of a child with intellectual disabilities. The results of the study show that social guidance for children with intellectual disabilities has been running, but there are still obstacles in providing social guidance for children with intellectual disabilities. The proposed program is "Increasing the Capacity of Teachers and Parents through Educational Groups at SLBN Sukapura Bandung City" which aims to increase the capacity of teachers and parents in providing social guidance for children with intellectual disabilities at SLBN Sukapura Bandung City. Keywords: Social Guidance, Children with Intellectual Disabilities, Special Schools (SLB)Item Bimbingan Vokasional bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Trenggalek.(Perpustakaan, 2024-09-11) TARIZA TRI AZIZAH MUCHTAR. NRP. 20.04.354.; DENTI KARDETI; NIKE VONIKATARIZA TRI AZIZAH MUCHTAR. NRP. 20.04.354. Bimbingan Vokasional bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Kabupaten Trenggalek. Dosen Pembimbing: DENTI KARDETI dan NIKE VONIKA. Bimbingan vokasional merupakan salah satu bentuk pembinaan dalam bidang peningkatan skill dan pengetahuan seseorang. Rutan Trenggalek sebagai salah satu instansi pemerintahan telah melaksanakan bimbingan vokasional tersebut sebagai salah satu bentuk persiapan dari warga binaan pemasyarakatan agar mereka memiliki bekal sebelum kembali ke masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan vokasional yang ada di dalam Rutan Trenggalek dengan memperhatikan konsep bimbingan vokasional yang terdiri dari: 1) Peningkatan pengetahuan diri; 2) Pemberian informasi jenis pekerjaan dalam bimbingan; dan 3) Pencocokan diri dengan jenis pekerjaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dengan enam informan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan bimbingan vokasional yang ada di Rutan Trenggalek belum berjalan sepenuhnya secara konsisten. Beberapa jenis pekerjaan tidak terlaksana dengan baik karena beberapa faktor penghambat jalannya kegiatan. Bimbingan pembuatan reyeng menjadi salah satu pembinaan yang paling aktif berjalan hingga sekarang. Hasil dari penelitian ini kemudian dianalisis permasalahan dan kebutuhannya sehingga dirancangnya suatu program pembuatan modul pembelajaran untuk keberlanjutan pembimbingan dengan nama “Mahir Rugale.” Kata Kunci: Bimbingan Vokasional, Warga Binaan Pemasyarakatan, Modul Pembelajaran ABSTRACT TARIZA TRI AZIZAH MUCHTAR. NRP. 20.04.354. Vocational Guidance for Prisoners at the Class IIB State Detention Center, Trenggalek Regency. Supervisors: DENTI KARDETI dan NIKE VONIKA. Vocational guidance is a form of coaching in the field of improving a person's skills and knowledge. Trenggalek Prison, as a government agency, has implemented vocational guidance as a form of preparation for prisoners so that they have provisions before returning to society. This research aims to find out how vocational guidance is implemented in the Trenggalek Detention Center by paying attention to the concept of vocational guidance which consists of: 1) Increasing selfknowledge; 2) Providing information on types of work in guidance; and 3) Matching yourself to the type of job. This research uses a qualitative approach with descriptive methods with six informants. The results of the research show that the implementation of vocational guidance in the Trenggalek Detention Center has not been running completely consistently. Some types of work are not carried out well because of several factors that hinder the progress of activities. Guidance on making rayeng has become one of the most active forms of guidance to date. The results of this research were then analyzed for problems and needs so that a program for creating learning modules for sustainable mentoring with the name "Mahir Rugale" was designed. Keywords: Vocational Guidance, Prisoners, Learning Moduls