Undergraduate Theses
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Undergraduate Theses by Title
Now showing 1 - 20 of 1233
Results Per Page
Sort Options
Item ACTIVITY DAILY LIVING ANAK DISABILITAS FISIK CEREBRAL PALSY YANG MENDAPAT LAYANAN TERAPI OKUPASI DI SENTRA TERPADU KARTINI DI TEMANGGUNG(Perpustakaan, 2025-09-22) TIEFFANI HASTIN PRASASTI. NRP. 21.04.056; Dr. Denti Kardeti, M.Si; Dr. Yana Sundayani, M.PdTIEFFANI HASTIN PRASASTI. NRP. 21.04.056. Activity Daily Living Anak Disabilitas Fisik Cerebral Palsy yang Mendapat Layanan Terapi Okupasi di Sentra Terpadu Kartini di Temanggung, Dibimbing oleh DENTI KARDETI dan YANA SUNDAYANI Activity Daily Living merupakan keterampilan dasar dan tugas sehari-hari yang dijalankan oleh individu secara rutin seperti berjalan, makan, berpakaian, menggunakan toilet, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai activity daily living anak disabilitas fisik cerebral palsy yang mendapat layanan terapi okupasi di Sentra Terpadu Kartini di Temanggung yang mencakup aspek merawat diri, mobilitas, dan fungsi sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Penarikan sampel di dalam penelitian ini menggunakan teknik sensus kepada 30 orangtua yang memiliki anak cerebral palsy dan mendapat layanan terapi okupasi di Sentra Terpadu Kartini di Temanggung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan penyebaran kuesioner dan studi dokumentasi. Validitas alat ukur menggunakan teknik face validity dan uji reliabilitas menggunakan rumus Cronbach Alpha. Hasil penelitian dari aspek merawat diri mendapatkan kategori tidak mampu dengan skor total 129 (35,83%). Hasil penelitian dari aspek mobilitas mendapatkan kategori tidak mampu dengan skor total 161 (44,72%). Hasil penelitian dari aspek fungsi sosial mendapatkan kategori mampu dengan skor total 253 (70,28%). Secara keseluruhan activity daily living yang meliputi aspek merawat diri, mobilitas, dan fungsi sosial anak cerebral palsy yang mendapat layanan terapi okupasi di Sentra Terpadu Kartini di Temanggung berada pada kategori mampu dengan total skor 543 (50,28%). Berdasarkan hasil analisis masalah, kemampuan merawat diri dan mobilitas anak perlu ditingkatkan. Dari hasil penelitian masalah tersebut, ditemukan bahwa faktor masalah lainnya yang perlu dilakukan intervensi adalah mengenai kompetensi orangtua yang berkorelasi pada pendidikan dan lamanya anak mendapat terapi okupasi. Oleh karena itu, peneliti merancang usulan program yang sesuai dengan analisis masalah. Program yang peneliti usulkan adalah "Peningkatan Kapasitas Orangtua dalam Merawat Anak Cerebral Palsy (PEKA OMA CP)". Program ini menggunakan metode group work, tipe educational group, dan techniques for changing individual actions. Kata Kunci: Activity Daily Living, Anak Cerebral Palsy, Terapi OkupasiItem Activity of Daily Living (ADL) Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung(Perpustakaan, 2023-08-09) ROUDHOTUL JANNAH, 19.02.028 ; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ELIN HERLINA.ABSTRAK ROUDHOTUL JANNAH, 19.02.028. Activity of Daily Living (ADL) Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung. Pembimbing RINI HARTINI RINDA ANDAYANI dan ELIN HERLINA. Activity of Daily Living (ADL) merupakan aktivitas sehari-hari yang mendasar bagi seseorang seperti makan, minum, mandi, berpakaian, berhias diri, komunikasi, dan sosialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara spesifik tentang tingkatan kemampuan Activity of Daily Living (ADL) remaja autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak & Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia Kota Bandung pada aspek merawat diri, mengurus diri, menolong diri, komunikasi, dan sosialisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode deskriptif. Teknik penarikan sampel menggunakan teknik sensus dengan responden berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan angket, observasi, dan studi dokumentasi. Adapun uji validitas alat ukur menggunakan face validity dan uji realiabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Terdapat tiga dari lima aspek ADL dalam kategori kurang mampu yaitu aspek menolong diri, komunikasi, dan sosialisasi. Remaja autis masih mengalami hambatan dan membutuhkan lebih banyak pertolongan dari orang lain. Dari penemuan masalah tersebut dijadikan dasar untuk pengajuan program yaitu “Pelatihan Peningkatan Kemampuan Activity of Daily Living (ADL) bagi Remaja Autis di Pusat Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Berkebutuhan Khusus Our Dream Indonesia”. Kata Kunci: Activity of Daily Living (ADL), Remaja AutisItem Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia Di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-10-05) RISKA NABILA, NRP 20.04.286; Raden Enkeu Agiati; Bambang IndrakentjanaRISKA NABILA, NRP 20.04.286 Activity Of Daily Living For The Elderly In The Unit Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Services. Supervisors: Raden Enkeu Agiati and Bambang Indrakentjana. The Activity Of Daily Living for the elderly refers to the ability of the elderly to take care of themselves which includes cleaning themselves, doing bathing activities, dressing, and preparing food and drinks as supporting activities in meeting the needs of the elderly taking care of and caring for themselves. This study aims to obtain an empirical description of 1) respondent characteristics, 2) self-cleaning, 3) bathing activities, 4) dressing, 5) preparing food and drinks, and 6) obstacles faced by respondents. The method used in this study is a quantitative method with a descriptive survey. The data sources used are primary and secondary. The population in this study is 35 elderly people. The sampling technique uses a census. The data collection techniques used are: 1) questionnaire, 2) observation, and 3) documentation study. The research instrument uses a rating scale. The validity test used was a face validity test, and a reliability test using Alpha Cronbach. The results of the study showed that overall the Activity Of Daily Living of the elderly in the Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Service Unit got a percentage of 34%, therefore the Activity Of Daily Living in the elderly showed a high condition. In connection with this, for the Activity Of Daily Living in the elderly to remain at a high condition, the program "Strengthening Activity Of Daily Living In The Elderly" is proposed at the Garut Regency Griya Elderly Social Welfare Service Unit. Keywords: Elderly, Activity Of Daily Living, Caring, Taking Care Self, and Carrying Out Social Functions. ABSTRAK RISKA NABILA, NRP 20.04.286 Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia Di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut. Dosen Pembimbing: Raden Enkeu Agiati dan Bambang Indrakentjana. Activity Of Daily Living lanjut usia mengacu pada kemampuan lanjut usia untuk merawat dan mengurus diri yang meliputi membersihkan diri, melakukan aktivitas mandi, berpakaian, dan menyiapkan makanan dan minuman sebagai aktivitas penunjang dalam memenuhi kebutuhan hidup lanjut usia mengurus dan merawat dirinya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) membersihkan diri, 3) aktivitas mandi, 4) berpakaian, 5) menyiapkan makanan dan minuman, serta 6) kendala yang dihadapi responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan survei deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Populasi pada penelitian ini 35 orang lanjut usia. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan secara keseluruhan bahwa Activity Of Daily Living pada lanjut usia di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut mendapatkan persentase sebesar 34% maka dari itu Activity Of Daily Living pada lanjut usia menunjukkan kondisi yang tinggi. Sehubungan dengan hal ini, agar kondisi Activity Of Daily Living pada lanjut usia tetap pada kondisi yang tinggi maka diusulkan program “Penguatan Activity Of Daily Living Pada Lanjut Usia” di Satuan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Griya Lanjut Usia Kabupaten Garut. Kata Kunci: Lanjut Usia, Activity Of Daily Living, Merawat, Mengurus Diri, dan Melaksanakan Fungsi Sosial.Item Adaptasi Sosial Anak Papua Korban Konflik di Asrama Sekolah Anak Indonesia Bogor.(Perpustakaan, 2025-10-13) SELINA LOUISYA MARIA IMACULATA ANDI LOLO, NRP 21.03.017.; ELLYA SUSILOWATI; VERSANUDIN HEKMATYARABSTRAK SELINA LOUISYA MARIA IMACULATA ANDI LOLO, 21.03.017. Adaptasi Sosial Anak Papua Korban Konflik di Asrama Sekolah Anak Indonesia Bogor. Dosen Pembimbing: ELLYA SUSILOWATI dan VERSANUDIN HEKMATYAR Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena adaptasi sosial anak-anak Papua korban konflik yang tinggal di Asrama Sekolah Anak Indonesia (SAI) Bogor. Anak-anak tersebut menghadapi tantangan dalam menyesuaikan diri dengan peraturan, tradisi, dan pola kedisiplinan yang berlaku di lingkungan asrama. Hambatan adaptasi ini tercermin dari masih rendahnya kesadaran pribadi dalam mematuhi aturan, di mana kepatuhan lebih banyak didorong oleh pengingat maupun sanksi dari pembina, senior, atau teman sebaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami proses adaptasi sosial anak-anak Papua korban konflik dalam konteks kehidupan berasrama, khususnya pada aspek kepatuhan terhadap aturan, partisipasi dalam kegiatan, kemampuan menghormati hak orang lain, serta membangun hubungan sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, serta dokumentasi yang kemudian dianalisis secara tematik berdasarkan teori adaptasi sosial Schneider. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses adaptasi sosial anak berlangsung secara bertahap, dipengaruhi oleh faktor durasi tinggal, usia, serta dukungan sosial dari pembina dan teman sebaya. Anak anak yang lebih lama tinggal di asrama menunjukkan tingkat kedisiplinan dan kemandirian yang lebih tinggi. Namun, masih ditemukan perilaku yang menunjukkan lemahnya kesadaran diri, seperti keterlambatan, kebersihan yang kurang terjaga, dan ketidaktaatan pada jadwal kegiatan. Berdasarkan temuan ini, penelitian mengusulkan program intervensi “Living Commitment” yang dirancang melalui metode social group work dengan pendekatan edukatif dan reflektif. Program ini bertujuan untuk memperkuat disiplin, kemandirian, serta kesadaran kolektif anak dalam kehidupan berasrama secara berkelanjutan. Kata Kunci: Adaptasi Sosial, Anak Papua, Kepatuhan, KemandirianItem ADAPTASI SOSIAL ANAK ASUH DI RUMAH PANTI SOSIAL ANAK ASUH CIUMBULEUIT BANDUNG(Perpustakaan, 2025-10-26) Asad Mujadid, NRM. 21.03.030; Admiral Nelson Aritonang, Ph.D.; Dr. Harapan Lumban GaolAsad Mujadid, NRM. 21.03.030. Adaptasi Sosial Anak Asuh di Rumah Panti Sosial Anak Asuh Ciumbuleuit Bandung, dibimbing oleh Admiral Nelson Aritonang, Ph.D. dan Dr. Harapan Lumban Gaol. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai adaptasi sosial anak asuh di Rumah Panti Sosial Anak Asuh (RPSAA) Ciumbuleuit Bandung. Tujuan dari penitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang aspek penampilan nyata anak asuh, aspek penyesuaian diri anak asuh terhadap berbagai kelompok, aspek sikap sosial anak asuh, dan aspek kepuasan pribadi anak asuh. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap empat anak asuh (laki-laki dan perempuan tingkat SMP SMA), dua pekerja sosial, dan satu pengasuh di RPSAA Ciumbuleuit Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi sosial anak asuh ditemukan bahwa sebagian anak asuh sebagian besar anak asuh mampu menampilkan perilaku terbuka sesuai dengan norma kelompok, menjalin hubungan positif, serta memiliki gambaran diri dan kepercayaan diri yang baik. Namun, masih terdapat tantangan dalam adaptasi sosial dan keterbukaan emosional anak asuh. Faktor-faktor seperti latar belakang keluarga, pola asuh sebelumnya, pendekatan pekerja sosial, dan tidak adanya program adaptasi sosial turun memengaruhi keberhasilan adaptasi sosial anak asuh baik di panti maupun di lingkungan masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan pelayanan sosial anak, serta menjadi acuan bagi RPSAA Ciumbuleuit Bandung dalam merancang program yang lebih responsif terhadap kebutuhan adaptasi sosial anak asuh. Kata Kunci: Adaptasi Sosial, Anak Asuh, Panti Sosial.Item ADE ISNA SYAFITRI LESMANA: Evaluasi Program Dapur Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga “Dashat” Di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang.(Perpustakaan, 2025-08-18) ADE ISNA SYAFITRI LESMANA, NRP. 21.04.030; BAMBANG RUSTANTO; IRNIYATI SAMOSIRABSTRAK ADE ISNA SYAFITRI LESMANA, NRP. 21.04.030 Evaluasi Program Dapur Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga “Dashat” Di Kecamatan Ciledug Kota Tangerang. Dosen Pembimbing: BAMBANG RUSTANTO dan IRNIYATI SAMOSIR Evaluasi program merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja menggunakan data yang sesuai fakta untuk melihat tingkat keberhasilan program yang dilaksanakan ataupun program yang telah berlalu, dalam mengatur sebuah program, perlu langkah yang tepat untuk merumuskan suatu pelaksanaan yang efektif dan sesuai dengan tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat pelaksanaan program dalam menangani stunting pada anak balita melalui: aspek manajemen yaitu 1) perencanaan (planning), 2) pengorganisasian (organizing), 3) pelaksanaan (actuating), dan 4) pengawasan (controlling), dengan fokus utama pada kapasitas pengelola program. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dengan survei deskriptif. Sumber yang digunakan adalah sumber primer dan sekunder. Responden dalam penelitian ini yaitu 32 responden pengelola Dapur PKK “Dashat” di Kecamatan Ciledug. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampel jenuh. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu: 1) angket, dan 2) studi dokumentasi. Instrumen dalam penelitian menggunakan rating scale, dengan diuji validitas muka (face validity) dan Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat aspek manajemen berada pada kategori sedang, yaitu perencanaan (60,26%), pengorganisasian (64,39%), pelaksanaan (67.74%) dan pengawasan (66,18%), yang menandakan perlunya penguatan kapasitas pengelola agar program dapat berjalan lebih optimal. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program pelatihan yaitu “ProMapan: Program Manajerial Pengelola yang Berkelanjutan, sebagai upaya peningkatan kapasitas pengelola Dapur PKK “Dashat” dalam penanganan stunting di Kecamatan Ciledug. Kata Kunci: Evaluasi Program, POAC, Community Work, dan StuntingItem ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency.(Perpustakaan, 2024-02-15) ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047.; Didiet Widiowati; Abas BasuniABSTRACT ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Children's Independence through Social Services at the Child Welfare Institution at the New Hope House, Lembang District, West Bandung Regency. Supervised by Didiet Widiowati and Abas Basuni. This research was conducted to obtain an in-depth picture of children's independence through social services provided by the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency. Researchers aim to describe children's independence including: 1) emotional independence, 2) intellectual independence, 3) social independence, and 5) economic independence. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Determination of data sources in this study using a purposive sampling technique. The collection of data used in this research is in-depth interviews, observations, and documentation studies. Data analysis techniques were carried out by data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research show that the independence of adolescent foster children at the Rumah Pengharapan Baru Children's Social Welfare Institution, Lembang District, West Bandung Regency is classified in the medium category. This is because three of the four aspects of independence, namely intellectual, social and economic, show good results even though there are still several obstacles. While the emotional aspect shows inadequate results. This means that adolescent foster children already have intellectual independence, social independence and economic independence, but there is no visible development in emotional independence. The recommended program is the "Emotionally Independent Adolescent Program" which aims to increase the independence of adolescent foster children in the emotional aspect. Keywords: Independence, Children, Social Services ABSTRAK ADELA DWI ANTIKA, 19.04.047. Kemandirian Anak melalui Pelayanan Sosial di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dibimbing oleh Didiet Widiowati dan Abas Basuni. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai kemandirian anak melalui pelayanan sosial yang diberikan oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Peneliti bertujuan untuk menggambarkan tentang kemandirian anak meliputi: 1) kemandirian emosi, 2) kemandirian intelektual, 3) kemandirian sosial, dan 5) kemandirian ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemandirian anak asuh remaja di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Rumah Pengharapan Baru Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong dalam kategori sedang. Hal ini disebabkan oleh tiga dari empat aspek kemandirian yaitu intelektual, sosial, dan ekonomi menunjukkan hasil yang baik walaupun masih terdapat beberapa hambatan. Sementara pada aspek emosi menunjukkan hasil yang kurang memadai. Artinya, anak asuh remaja sudah memiliki kemandirian intelektual, kemandirian sosial, dan kemandirian ekonomi, namun belum terlihat perkembangan pada kemandirian emosi. Program yang direkomendasikan adalah “Program Remaja Mandiri dalam Emosi” yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian anak asuh remaja dalam aspek emosi. Kata Kunci: Kemandirian, Anak, Pelayanan SosialItem Adiksi Penggunaan Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Studi Rehabilitasi Sosial, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) Dendi Fajar Nugraha, 20.02.016; Dra. Ella Nurlela, M.Si; Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.SpDendi Fajar Nugraha, 20.02.016: Adiksi Penggunaan Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Studi Rehabilitasi Sosial, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Pembimbing: Dra. Ella Nurlela, M.Si dan Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.Sp. Adiksi Media Sosial Pada Generasi Z di Desa Ciwidey Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung menganalisis dampak adiksi media sosial terhadap Generasi Z. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Dampak Adiksi Media Sosial dalam Aspek 1) Salience, 2) Mood Modification, 3) Tolerance, 4) Withdrawal Symtoms, 5) Conflict, 6) Relapse. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif, Sumber data yang digunakan adalah primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner dan studi dokumentasi. Hasil Penelitian menunjukan perlu adanya edukasi tentang penggunaan media sosial yang sehat dan pencegahan adiksi. Sehubungan dengan itu peneliti mengusulkan program "Rise of Digital Wellness" diusulkan untuk mengedukasi remaja tentang penggunaan media sosial yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan digital. Kata kunci: Pekerja Sosial Adiksi, Adiksi Media Sosial, Generasi Z. ABSTARCT Dendi Fajar Nugraha, 20.02.016: Social Media Addiction Among Generation Z in Ciwidey Village, Ciwidey District, Bandung Regency, Thesis, Social Rehabilitation Study Program, Bandung Social Welfare Polytechnic. Supervisors: Dra. Ella Nurlela, M.Si and Sinta Yulianti Suyono, S.Sos.,MPS.Sp. This research analyzes the impact of social media addiction on Generation Z. The study aims to examine the effects of social media addiction in the aspects of 1) Salience, 2) Mood Modification, 3) Tolerance, 4) Withdrawal Symptoms, 5) Conflict, and 6) Relapse. The method used in this research is quantitative with a descriptive approach. The data sources are primary and secondary. Data collection techniques include questionnaires and document studies. The research results indicate the need for education on healthy social media use and addiction prevention. In connection with this, the researchers propose the "Rise of Digital Wellness" program to educate teenagers about healthy social media use and enhance digital well-being. Keywords: Social Worker Addiction, Social Media Addiction, Generation Z.Item Adopsi Inovasi Teknologi Pembaca Layar Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi.(Perpustakaan, 2025-09-08) SYAKIRA NURAPRILAFY, NRP. 21.03.067.; ELLYA SUSILOWATI; VERSANUDIN HEKMATYARSYAKIRA NURAPRILAFY, 21.03.067. Adopsi Inovasi Teknologi Pembaca Layar Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra Di Sentra Terpadu Pangudi Luhur Bekasi. Dosen Pembimbing ELLYA SUSILOWATI dan VERSANUDIN HEKMATYAR. Adopsi inovasi teknologi pembaca layar bagi penyandang disabilitas sensorik netra di STPL Bekasi merupakan salah satu upaya pemberdayaan yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan kemandirian para penyandang disabilitas sensorik netra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana proses adopsi dan inovasi teknologi, khususnya teknologi pembaca layar seperti NVDA dan JAWS, digunakan dalam kegiatan pelatihan keterampilan komputer bagi penyandang disabilitas sensorik netra. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada penerima manfaat dan fasilitator, serta studi dokumentasi sebagai pelengkap. Informan dipilih menggunakan teknik purposive sampling yang relevan dengan tujuan penelitian. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber dan teknik. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi pembaca layar di STPL Bekasi telah memberikan dampak positif terhadap kemampuan belajar dan akses informasi digital bagi peserta disabilitas netra. Namun, dalam implementasinya masih terdapat hambatan seperti keterbatasan alat bantu, mahalnya biaya upgrade software profesional, serta belum meratanya kemampuan peserta dalam mengoperasikan teknologi secara mandiri. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program “Peningkatan Kompatibilitas Teknologi Pembaca Layar di STPL Bekasi” sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil analisis masalah yang ditemukan. Program ini diharapkan dapat mengoptimalkan perangkat, meningkatkan pelatihan lanjutan, serta menciptakan sistem dukungan berkelanjutan yang dapat memperkuat proses pemberdayaan penyandang disabilitas netra secara teknologis dan sosial. Kata Kunci: Adopsi Inovasi, Disabilitas sensorik netra, Teknologi Pembaca layaItem Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-28) AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient Anak Korban Kekerasan Fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Adversity quotient merupakan kemampuan individu dalam merespon suatu masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) control atau kendali; 2) origin/ownership atau asal usul dan pengakuan; 3) reach atau jangkauan; 4) endurance atau daya tahan anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Adversity quotient diukur dengan menggunakan alat ukur bernama Adversity Response Profile yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Instrumen ini telah melalui uji validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.805. Hasil penelitian terhadap 37 responden menggambarkan bahwa tiga aspek adversity quotient yakni control, reach dan endurance berada pada klasifikasi tinggi garis kontinum, sedangkan aspek origin/ownership berada pada klasifikasi yang sedang pada garis kontinum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek origin/ownership berada pada posisi yang paling rendah apabila dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dengan perolehan skor sebesar 664 poin dari 925 poin skor ideal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun dan mengusulkan sebuah program yang bertujuan untuk memaksimalkan adversity quotient anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) tipe self-help group dan melaksanakan konseling kelompok dengan memanfaatkan model LEAD yang terdiri dari 1) listen atau dengarkan; 2) explore atau menjajaki; 3) analyze atau analisa; 4) do atau lakukan . Kata Kunci : Adversity Quotient, Anak, Korban Kekerasan Fisik. ABSTRACT AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Adversity quotient is an individual's ability to respond to a problem or difficulty they are facing. This study aims to empirically describe: 1) control; 2) origin/ownership; 3) reach; 4) endurance of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. The method used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. The sample was selected using purposive sampling. Data collection was done using questionnaires and documentation studies. Adversity quotient was measured using a measurement tool called the Adversity Response Profile, which has been adopted and modified. This instrument has undergone content validity and reliability testing using Cronbach's alpha, which showed that the questionnaire used obtained a value of a = 0.805. The research results on 37 respondents showed that three aspects of adversity quotient, namely control, reach, and endurance, were classified as high on the continuum, while the aspect of origin/ownership was classified as moderate on the continuum. The research results indicated that the aspect of origin/ownership was in the lowest position compared to the other three aspects, with a score of 664 points out of an ideal score of 925 points. Based on these research findings, the researchers developed and proposed a program aimed at maximizing the adversity quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung using the social group work method in the form of self-help groups and conducting group counseling using the LEAD mode that include 1) listen; 2) explore; 3) analyze; 4) do. Keywords: Adversity Quotient, Child, Physical Abuse VictimItem AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. Peran Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-09) AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274.; Abas Basuni; Sri Ratna NingrumAGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. Peran Kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam Percepatan Penurunan Stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang. Dibimbing oleh Abas Basuni dan Sri Ratna Ningrum. Stunting merupakan masalah tumbuh kembang anak yang menjadi perhatian utama di Indonesia, khususnya di Desa Jatimulya, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang peran kader Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dalam percepatan penurunan stunting di Desa Jatimulya Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang yang mencakup aspek 1) karakteristik informan, 2) peran fasilitatif, 3) peran edukatif, 4) peran teknis, dan 5) peran representatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak delapan orang yang terdiri dari lima orang kader PKK, dua orang tua yang memiliki anak stunting, dan kepala seksi kesejahteraan sosial Desa Jatimulya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kader PKK di Desa Jatimulya telah berupaya maksimal dalam menjalankan peran mereka. Peran fasilitatif dilakukan oleh kader PKK dengan aktif mengorganisir kegiatan dan mendukung keluarga dengan anak stunting, meskipun membutuhkan pelatihan lebih lanjut untuk meningkatkan efektivitas. Peran edukatif masih terkendala oleh keterbatasan pengetahuan kader tentang stunting, yang mengakibatkan kurang maksimalnya penyuluhan kepada masyarakat. Peran teknis mencakup pengumpulan dan pelaporan data stunting yang dilakukan saat kegiatan posyandu dan program Bina Keluarga Balita (BKB), namun terkendala oleh kurangnya partisipasi keluarga dan rusaknya alat pengukuran. Pada pelaksanaan peran representatif, kader PKK berperan sebagai penghubung antar pihak untuk memperjuangkan kebutuhan keluarga terdampak stunting, namun masih perlu meningkatkan kapasitas dalam membangun kemitraan dan kerjasama. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis serta ketersediaan sistem sumber, maka peneliti merekomendasikan program peningkatan kapasitas kader melalui pelatihan intensif, pendampingan, dan optimalisasi sumber daya dengan nama “Bersama Atasi Stunting”. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kader PKK dalam percepatan penurunan stunting, termasuk penyuluhan, pelatihan komunikasi, dan publikasi yang efektif, dengan kerjasama instansi terkait. Kata Kunci: Stunting, Peran, Kader PKK ABSTRACT AGUNG WIDIANA NUGRAHA. 2004274. The Role of Family Welfare Empowerment Cadres in Combating Stunting in Jatimulya Village, North Sumedang District, Sumedang Regency. Supervised by Abas Basuni and Sri Ratna Ningrum. Stunting is a significant child growth and development issue in Indonesia, particularly in Jatimulya Village, Sumedang Regency. This study aims to empirically describe the role of Family Welfare and Empowerment (PKK) cadres in accelerating the reduction of stunting in Jatimulya Village, North Sumedang District, Sumedang Regency, covering aspects of 1) informant characteristics, 2) facilitative roles, 3) educational roles, 4) technical roles, and 5) representative roles. This study uses a descriptive qualitative approach. Data collection techniques include in-depth interviews, observations, and document studies. The informants in this study consisted of eight people: five PKK cadres, two parents with stunted children, and the head of social welfare in Jatimulya Village. The results showed that PKK cadres in Jatimulya Village have made maximum efforts in performing their roles. The facilitative role involves PKK cadres actively organizing activities and supporting families with stunted children, although further training is needed to improve effectiveness. The educational role is still hindered by the cadres' limited knowledge about stunting, resulting in less effective community outreach. The technical role includes collecting and reporting stunting data during posyandu activities and the Bina Keluarga Balita (BKB) program, but it is hampered by a lack of family participation and damaged measurement tools. In the representative role, PKK cadres act as liaisons between parties to advocate for the needs of families affected by stunting, but there is a need to improve capacity in building partnerships and cooperation. Based on the research results, analysis, and availability of resource systems, the researchers recommend a capacity building program for cadres through intensive training, mentoring, and resource optimization named "Together Overcome Stunting." This program aims to enhance PKK cadres' understanding and skills in accelerating stunting reduction, including effective counseling, communication training, and publication, in collaboration with relevant agencies. . Keywords: Stunting, Role, PKK CadreItem Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Tempat Wisata Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-26) ANDI DEWANTI SARAH AQIILAH, 20.02.044.; RINI HARTINI RINDA ANDAYANI; ENUNG HURIPAHANDI DEWANTI SARAH AQIILAH, 20.02.044. Aksesibilitas Bagi Penyandang Disabilitas di Tempat Wisata Kota Bandung. Dosen PEMBIMBING: RINI HARTINI RINDA ANDAYANI DAN ENUNG HURIPAH. Penelitian ini penting untuk memahami aksesibilitas bagi penyandang disabilitas di tempat wisata. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan terdiri dari lima orang: tiga petugas tempat wisata dan dua pengunjung penyandang disabilitas. Pemilihan informan dilakukan secara sengaja (purposive). Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Keabsahan data diuji dengan: 1) Uji kredibilitas, 2) Uji keteralihan, 3) Uji ketergantungan, dan 4) Uji kepastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas di tempat wisata bervariasi, seperti guiding block, bidang miring, handrail, toilet ramah disabilitas, dan petunjuk arah. Namun, tidak semua tempat wisata memiliki fasilitas ini secara lengkap; biasanya hanya 2 atau 3 jenis aksesibilitas yang tersedia. Oleh karena itu, disarankan program “Peningkatan Aksesibilitas Wisata Ramah Disabilitas” dengan menggunakan metode Group Work dan teknik Focus Group Discussion (FGD). Kata Kunci: Aksesibilitas, Penyandang Disabilitas, Tempat Wisata. ABSTRACT ANDI DEWANTI SARAH AQIILAH, 20.02.044. Accessibility For Persons With Disabilities In Tourist Attractions In Bandung City. SUPERVISORS: RINI HARTINI RINDA ANDAYANI AND ENUNG HURIPAH. This research is important for understanding accessibility for people with disabilities at tourist sites. The study uses a descriptive method with a qualitative approach. The informants consist of five people: three tourism site staff and two visitors with disabilities. Informants were selected purposively. Data were collected through in-depth interviews, observation, and document studies. The validity of the data was tested using: 1) Credibility test, 2) Transferability test, 3) Dependability test, and 4) Confirmability test. The results show that accessibility at tourist sites varies, including guiding blocks, ramps, handrails, accessible toilets, and directional signs. However, not all tourist sites provide these facilities comprehensively; usually, only 2 or 3 types of accessibility are available. Therefore, the "Enhancing Accessible Tourism for People with Disabilities" program is recommended, using the Group Work method and Focus Group Discussion (FGD) technique. Keywords: Accessibility, People with Disabilities, Tourist AttractionsItem Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu di Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Kebumen. Skripsi. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung.(Perpustakaan, 2023-12-21) ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009; Rini Hartini Rinda Andayani; Elin HerlinaABSTRAK ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009, Aksesibilitas Informasi bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Rungu di Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia Kebumen. Skripsi. 2023. Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung. Pembimbing: Rini Hartini Rinda Andayani dan Elin Herlina. Akesibilitas Informasi merujuk pada informasi dalam berbagai bentuk seperti audio, video, gambar, dan teks yang memungkinkan semua penerimanya untuk dengan mudah memahami secara efektif isi informasi melalui perspektif yang berbeda sesuai dengan ragam disabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris untuk mengukur tingkat aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen yang meliputi karakteristik responden, aksesibilitas informasi berbentuk audio, video, gambar, dan teks. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik sensus dengan responden berjumlah 75 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner, studi dokumentasi, dan observasi. Alat ukur yang digunakan yaitu skala likert, adapun uji validitas yang digunakan adalah validitas konstrak dan pengujian reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan analisa statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen di semua aspeknya berada di kategori sedang, dengan artian bahwa sebagian informasi dalam berbagai bentuk seperti informasi audio, video, gambar, dan teks sudah dapat diakses oleh responden penelitian, tetapi terdapat beberapa hambatan dan kesulitan yang masih dihadapi ketika mengakses informasi. Oleh sebab itu, diusulkan program “Kampanye Desain Inklusif untuk Publikasi Konten Informasi” yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas informasi bagi penyandang disabilitas sensorik rungu di Gerkatin Kebumen dengan meningkatkan kesadaran kreator konten dan peran serta masyarakat untuk bijak membuat dan memublikasikan informasi yang inklusif, serta meningkatkan partisipasi pemerintah untuk membuat kebijakan tentang peraturan publikasi informasi yang inklusif. Kata Kunci: Aksesibilitas Informasi, Disabilitas Rungu, Desain Inklusif ABSTRACT ALYA HANISYA PUTRI, 19.02.009. Information Accessibility for People with Deaf Sensory Disabilities in the Movement for the Well-Being of Deaf Indonesians in Kebumen. Thesis. 2023. Bandung Polytechnic Social Welfare (Poltekesos). Supervised by Rini Hartini Rinda Andayani and Elin Herlina Information accessibility refers to information in various forms, such as audio, video, images, and text, that allows all its recipients to easily and effectively understand the content of the information through different perspectives according to their variety of disabilities. This study aims to obtain an empirical picture to measure the level of accessibility of information for people with sensory disabilities in Gerkatin Kebumen, which includes the characteristics of respondents and the accessibility of information in the form of audio, video, images, and text. The method used in this study is a descriptive method with a quantitative approach. The sampling technique in this study is a census technique with 75 respondents. Data collection techniques used are questionnaires, documentation studies, and observation. The measuring instrument used is a Likert scale, while the validity test used is construct validity and reliability testing using Cronbach's alpha formula. Furthermore, the results were analyzed using descriptive statistical analysis. The results showed that the level of accessibility of information for people with sensory disabilities in Gerkatin Kebumen in all aspects is in the medium category, meaning that some information in various forms such as audio, video, image, and text information can already be accessed by research respondents, but there are some obstacles and difficulties that are still encountered when accessing information. Therefore, the proposed program "Campaign on Inclusive Design for Information Publication," which aims to improve the accessibility of information for people with deaf sensory disabilities in Gerkatin Kebumen by increasing awareness of content creators and the role of the community to wisely create and publish inclusive information, and increase government participation in formulating policies related to inclusive information publication regulations. Keywords: Information Accessibility, Deaf Disability, Inclusive DesignItem Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pelayanan Sosial Di Desa Kuwaru Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juni 2024.(Perpustakaan, 2024-08-13) LAMBANG WISNU HARIANJI 2002032; Rini Hartini R.A; Enung HuripahLAMBANG WISNU HARIANJI 2002032, Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pelayanan Sosial Di Desa Kuwaru Kecamatan Kuwarasan Kabupaten Kebumen, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juni 2024. Dosen Pembimbing: Rini Hartini R.A, dan Enung Huripah Aksesibilitas adalah derajat kemudahan yang dicapai oleh seseorang terhadap objek, pelayanan atau lingkungan. Para keluarga miskin membutuhkan aksesibilitas yang terjangkau pada berbagai pelayanan sosial. Aksesibilitas mencakup 4 dimensi diantaranya, pemahaman responden mengenai hak dalam pelayanan, kompleksitas birokrasi, diskriminasi, dan jarak geografis. Subjek dalam penelitian ini yaitu keluarga miskin yang tinggal di wilayah Desa Kuwaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat aksesibilitas yang dirasakan oleh keluarga miskin di Desa Kuwaru terhadap pelayanan sosial khususnya kesehatan, pendidikan dan perorangan (N=157). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala likert. Analisis data menggunakan statistik deskriptif. Hasil analisis data menunjukkan skor 4974 atau 62,67% dari skor ideal. Angka ini menunjukkan bahwa aksesibilitas keluarga miskin terhadap pelayanan sosial di Desa Kuwaru dapat dikategorikan cukup baik. Maka dari itu, peneliti mengusulkan Program Gebyar APPAM. Kata Kunci : Aksesibilitas, Keluarga Miskin, Pelayanan SosialItem Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda.(Perpustakaan, 2024-10-15) ALDI MARANATA 20.04.089.; Tuti Kartika; Ahmad YeneriALDI MARANATA 20.04.089. Aksesibilitas Keluarga Miskin Terhadap Pusat Kesejahteraan Sosial Di Desa Baginda. Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Kemiskinan merupakan isu krusial yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Sumedang pada tahun 202, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Sumedang mengalami penurunan signifikan menjadi 0,53 persen atau sekitar 6.370 jiwa. Angka ini menurun drastis dibandingkan tahun 2022 yang tercatat sebesar 3,11 persen atau 36.820 jiwa. Penurunan ini merupakan hasil dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang, angka kemiskinan Kabupaten Sumedang pada tahun 2023 juga lebih rendah dibandingkan rata-rata Provinsi Jawa Barat yang mencapai 0,79 persen. Pemerintah Kabupaten Sumedang berkomitmen untuk terus menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai 0 persen pada tahun 2024. Penurunan signifikan sebesar 82,96 persen dari tahun 2022 ke 2023 menunjukkan keberhasilan berbagai program dan kebijakan yang diterapkan. Salah satu tantangan utama yang dihadapi sebelumnya adalah keterbatasan program penanggulangan kemiskinan yang secara langsung menyasar masyarakat miskin. Dengan kolaborasi dan integrasi berbagai program, diharapkan angka kemiskinan di Kabupaten Sumedang dapat terus ditekan, memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat miskin. Sebagai bagian dari upaya ini, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial membentuk Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos), sebuah institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan layanan sosial, khususnya bagi masyarakat rentan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aksesibilitas layanan yang disediakan oleh Puskesos bagi keluarga miskin di Desa Baginda. Menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa Puskesos Desa Baginda belum memberikan layanan secara optimal, disebabkan oleh keterbatasan akses dan minimnya informasi yang diketahui oleh keluarga miskin. Sebagai rekomendasi, peneliti mengusulkan program "Sosialisasi Layanan kepada Masyarakat di Desa Baginda" guna meningkatkan aksesibilitas dan pemahaman masyarakat terhadap layanan yang disediakan oleh Puskesos. Kata Kunci : Aksesibilitas, Keluarga Miskin, Pusat Kesejahteraan Sosial ABSTRACT ALDI MARANATA 20.04.089. Accessibility of Poor Families to Social Welfare Centers in Baginda Village. Supervisors: Tuti Kartika dan Ahmad Yeneri Poverty is a crucial issue faced by the Sumedang Regency Government in 2023. The extreme poverty rate in Sumedang Regency has significantly decreased to 0.53 percent, or approximately 6,370 people. This figure represents a drastic reduction from the 3.11 percent, or 36,820 people, recorded in 2022. This decrease is the result of various efforts by the Sumedang Regency Government. The extreme poverty rate in Sumedang Regency in 2023 is also lower than the West Java Province average of 0.79 percent. The Sumedang Regency Government is committed to further reducing extreme poverty to zero percent by 2024. The significant reduction of 82.96 percent from 2022 to 2023 indicates the success of various programs and policies implemented. One of the main challenges previously faced was the limited poverty alleviation programs that directly targeted the extremely poor. With the collaboration and integration of various programs, it is hoped that the extreme poverty rate in Sumedang Regency can continue to be reduced, providing optimal services to the extremely poor. As part of this effort, the Indonesian Government, through the Ministry of Social Affairs, established the Social Welfare Center (Puskesos), an institution responsible for providing social services, particularly to vulnerable populations. This study aims to examine the accessibility of services provided by Puskesos for poor families in Baginda Village. Using qualitative methods with in-depth interviews, observations, and document studies, the research findings indicate that Puskesos in Baginda Village has not yet provided optimal services due to limited access and minimal information available to poor families. As a recommendation, the researcher proposes a "Community Service Outreach Program in Baginda Village" to enhance accessibility and understanding of the services provided by Puskesos. Keywords: Accessibility, Poor Families, Social Welfare CentersItem Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar(Perpustakaan, 2024-08-13) ADISA FATIMAH AZ-ZAHRA. 20.03.044; Teta Riasih; RosilawatiADISA FATIMAH AZ-ZAHRA. 20.03.044. Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Sananwetan Kota Blitar: Teta Riasih dan Rosilawati. Aksesibilitas pelayanan kesehatan merujuk pada kesempatan untuk menjangkau dan mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai dalam situasi yang dirasakan membutuhkan layanan kesehatan. Penelitian ini untuk mengukur terkait aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi KPM PKH di Kelurahan Sananwetan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai 1) karakteristik responden, 2) kemudahan responden dalam mendekati pelayanan kesehatan, 3) penerimaan pelayanan kesehatan oleh responden, dan 4) kesesuaian pelayanan kesehatan yang didapatkan oleh responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Jumlah responden adalah 20 orang Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan yang termasuk dalam komponen kesehatan dengan memiliki anak usia dini (0-6 tahun) di Kelurahan Sananwetan. Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan skala likert. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), serta uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan responden dalam mendekati pelayanan kesehatan memperoleh persentase tertinggi yaitu 91,25% sedangkan penerimaan pelayanan kesehatan oleh responden mendapatkan nilai paling rendah dengan persentase 89,31%. Nilai profesional yang tidak maksimal dijalankan oleh bidan dan kader posyandu saat melakukan pelayanan kesehatan khususnya saat melakukan pemantauan kepada anak menjadi salah satu alasan aksesibilitas pelayanan kesehatan tidak berjalan maksimal. Oleh karena itu, diusulkan program “Posyandu Semangat, Hebat, Terampil, dan Inovatif (SEHATI)”, melalui kegiatan monitoring dan evaluasi, workshop, pelatihan, dan studi tiru. Dalam penelitian ini perlu adanya koordinasi dengan berbagai pihak sehingga hasil dari penelitian mampu digunakan untuk evaluasi program PKH dan program yang diusulkan dapat dijalankan untuk mencegah terjadinya permasalahan yang berkelanjutan. Kata Kunci : Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan, Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga HarapanItem AKSESIBILITAS PELAYANAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT DI DESA CIBATU KECAMATAN CIKARANG SELATAN KABUPATEN BEKASI(Perpustakaan, 2025-10-21) SILVIKA SEFANIA. NRM. 21.03.071; Prof Ellya Susilowati, Ph.D; Versanudin Hekmatyar, M.KesosSILVIKA SEFANIA. NRM. 21.03.071. Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat di Desa Cibatu Kecamatan Cikarang Selatan Kabupaten Bekasi: ELLYA SUSILOWATI dan VERSANUDIN HEKMATYAR. Aksesibilitas pelayanan kesehatan merupakan kemampuan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan tanpa menghadapi hambatan geografis, ekonomi, sosial, maupun administratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Desa Cibatu berdasarkan lima aspek teori Penchansky dan Thomas (1981), yaitu availability, accessibility, accommodation, affordability, dan acceptability. Metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan desain deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 100 responden yang dipilih menggunakan random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan skala likert, dan instrument penelitian diuji validitasnya menggunakan rumus pearson, sedangkan reliabilitas diuji menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek affordability mendapatkan nilai rata-rata yaitu 369 yang dikatergorikan terjangkau, menunjukkan masyarakat merasa cukup mudah menjangkau fasilitas kesehatan. Namun, aspek acceptability mendapatkan nilai rata-rata terendah yaitu 341, yang dikategorikan cukup dapat diterima menunjukkan masih terdapat tantangan dalam hal penerimaan sosial budaya terhadap pelayanan kesehatan. Hambatan seperti keterbatasan transportasi umum dan persepsi negatif terhadap pelayanan kesehatan masih ditemukan. Berdasarkan hasil tersebut, diusulkan program “Siaga Sehat Cibatu”, untuk mengatasi permasalahan keterbatasan aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat. enelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi untuk pengembangan kebijakan pelayanan kesehatan yang lebih inklusif di tingkat desa. Kata Kunci: Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan, Masyarakat, Desa CibatuItem Aksesibilitas Pemenuhan Tumbuh Kembang Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Di Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-11) AULYVIA ANGGRAENI, 20.04.167; Dwi Yuliani; Ayi HaryaniAULYVIA ANGGRAENI, 20.04.167 Aksesibilitas Pemenuhan Tumbuh Kembang Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Di Desa Tanjunghurip Kecamatan Ganeas Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Dwi Yuliani dan Ayi Haryani Aksesibilitas pemenuhan tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual yakni kemudahan dan kesamaan hak untuk dapat memenuhi kebutuhan dan layanan khusus untuk dapat mempercepat kemajuan pada kondisi anak. Aksesibilitas yang dimaksud yakni tersedianya sarana prasarana atau tempat layanan tumbuh kembang, jarak rumah dengan layanan tidak begitu jauh, waktu yang ditempuh singkat, serta kemampuan membayar biaya layanan. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: (1) karakteristik anak penyandang disabilitas intelektual, (2) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek fisik, (3) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek kognitif, (4) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek emosi, dan (5) aksesibilitas tumbuh kembang anak penyandang disabilitas intelektual dilihat dari aspek sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Sumber data yang menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan enam informan yang terdiri dari orangtua anak penyandang disabilitas intelektual, Kepala Seksi Kesejahteraan Desa Tanjunghurip, Kader Posyandu Desa Tanjunghurip, Kepala Sekolah Luar Biasa Bina Nusatara Sukawening, dan Pemilik Rumah Izzati Therapy Center Sumedang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Anak penyandang disabilitas di Desa Tanjunghurip berjumlah enam orang, dengan dua diantaranya mengalami development delay katagori disabilititas intelektual, (2) Pada aksesibilitas tumbuh kembang fisik anak diakseskan ke puskesmas, bidan, Rumah Izzati Therapy Center Sumedang, paraji (dukun bayi), (3) Pada aksesibilitas tumbuh kembang kognitif terdapat beberapa pilihan yakni PAUD Cibungur dan SLB Bina Nusantara Sukawening, (4) Pada aksesibilitas tumbuh kembang emosi, dianggap masih dapat diberikan oleh orang tua, (5) Aspek sosial anak mendapatkan kesempatan untuk dapat bermain dan berinteraksi dengan lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, Peneliti mengusulkan program yaitu Program Peningkatan Kapasitas Orang Tua dalam Mengakses Layanan Tumbuh Kembang. Kata Kunci:Item AKSESIBILITAS PENYANDANG DISABILITAS SENSORIK NETRA DALAM MEMANFAATKAN TRANSPORTASI UMUM (BISKITA) DI KECAMATAN SUKMAJAYA KOTA DEPOK(Perpustakaan, 2025-11-23) Nasuwa Ashila Dyna. NRM. 21.03.063; Admiral Nelson Aritonang, Ph.D.; Versanudin Hekmatyar, M. KesosNasuwa Ashila Dyna. NRM. 21.03.063. Aksesibilitas Penyandang Disabilitas Sensorik Netra dalam Memanfaatkan Transportasi Umum (BISKITA) di Kecamatan Sukmajaya Kota Depok: ADMIRAL NELSON ARITONANG dan VERSANUDIN HEKMATYAR Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aksesibilitas penyandang disabilitas sensorik netra dalam memanfaatkan transportasi umum BisKita di Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok. Penelitian ini menggunakan teori dari Sheth dan Sisodia (2012), yang memfokuskan pada dua indikator utama, yaitu ketersediaan dan kenyamanan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan dokumentasi. Jumlah responden sebanyak 39 orang dengan rentang usia 17–60 tahun. Instrumen penelitian diuji validitasnya menggunakan rumus Pearson Product Moment dan diuji reliabilitasnya menggunakan Alpha Cronbach yang menghasilkan nilai 0,964 (sangat tinggi). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek ketersediaan memperoleh skor rata-rata 109 yang dikategorikan cukup tersedia, sementara aspek kenyamanan memperoleh skor rata-rata 110 dengan kategori cukup nyaman. Hal ini menunjukkan bahwa penyandang disabilitas sensorik masih menghadapi kendala dalam menggunakan layanan transportasi BisKita, terutama pada akses fasilitas fisik dan informasi yang ramah disabilitas. Sebagai tindak lanjut, dirumuskan program "PEKA AKSES" untuk mengatasi permasalahan keterbatasan aksesibilitas transportasi umum bagi penyandang disabilitas sensorik netra Kata Kunci: Aksesibilitas, Ketersediaan, Kenyamanan, Disabilitas Sensorik Netra, Transportasi UmumItem AKSESIBILITAS PENYANDANG DISABILITAS FISIK TERHADAP PELAYANAN SOSIAL DI KECAMATAN CIKARANG BARAT KABUPATEN BEKASI(Perpustakaan, 2024-03-07) NABILLA SASHA ANJANI RISMELATI 19.04.273