Regulasi Diri Warga Binaan Pemasyarakatan yang Mengikuti Program Pendidikan Kesetaraan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.
Loading...
Date
2024-08-06
Authors
Journal Title
Journal ISSN
Volume Title
Publisher
Perpustakaan
Abstract
ANNISA RAHMAWATI, Self-Regulation of Correctional Assisted Citizens
Participating in the Equality Education Program in Correctional
Institutions Class IIA Yogyakarta. Lecturer Supervisors: Nurjanah and
Irniyati Samosir.
Self-regulation refers to efforts to control thoughts, feelings and behaviors in order to
achieve a goal in the Correctional Institution or after release. The Yogyakarta Class
IIA Correctional Institution organizes equality education services, one of the goals of
which is to improve their personality. The equality education in Class IIA Yogyakarta
Correctional Institution is equality in pursuing package A, package B, and package C,
and lectures. Self-regulation is an aspect of personality. This study aims to obtain an
empirical overview of: 1) WBP self-regulation in the aspect of setting standards and
goals, 2) WBP self-regulation in the aspect of self-observation, 3) WBP self-regulation
in the aspect of self-evaluation, 4) WBP self-regulation in the aspect of self-reaction,
5) WBP self-regulation in the aspect of self-reflection (self-reflection). This research
method uses a quantitative method with a deprecative quantitative type. The data
source used is the primary data source, namely the correctional assisted residents and
the secondary data source, namely the prison profile document. The population in this
study is 30 respondents who participate in the equality education and lecture program.
The sampling technique uses a census because the population is less than 100 people.
The results of the study show that the self-regulation of the inmates is in a high
category, as evidenced by the acquisition of a total self-regulation score of 5,771 from
an ideal score of 7,560 with a percentage of 76.34%. Of the five aspects of selfregulation formulated in the formulation of the research problem, the aspect of selfreflection showed the lowest result, which was in the medium category with a total
score of 1,241 out of an ideal score of 1,680 with a percentage of 73.87%, this was due
to several factors such as WBP wanting to freely regulate themselves solely according
to their own wishes, WBP was easily provoked by others, WBP always has the feeling
of wanting to win on its own, and WBP does anything according to his mood.
Therefore, a program to Improve Social Skills and Self-Control for Correctional
Assisted Citizens in Class IIA Yogyakarta Correctional Institution was proposed.
Keywords: Self-regulation, Equality Education, Assisted Citizens Correctional
ANNISA RAHMAWATI, Regulasi Diri Warga Binaan Pemasyarakatan yang
Mengikuti Program Pendidikan Kesetaraan di Lembaga Pemasyarakatan
Kelas IIA Yogyakarta. Dosen Pembimbing: Nurjanah dan Irniyati
Samosir.
Regulasi diri merujuk pada upaya untuk mengendalikan pikiran, perasaan dan perilaku
dalam rangka mencapai suatu tujuannya di Lembaga Pemasyarakatan maupun setelah
bebas. Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta menyelenggarakan layanan
pendidikan kesetaraan salah satu tujuannya adalah memperbaiki kepribadiannya.
Pendidikan kesetaraan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta
adalah kesetaraan kejar paket A, paket B, dan paket C, dan perkuliahan.Regulasi diri
merupakan aspek dalam kepribadian. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
gambaran secara empiris tentang: 1) Regulasi diri WBP dalam aspek mengatur standar
dan tujuan (setting standard and goals),2) Regulasi diri WBP dalam aspek observasi
diri (self-observation), 3) Regulasi diri WBP dalam aspek evaluasi diri (selfevaluation), 4) Regulasi diri WBP dalam aspek reaksi diri (self-reaction), 5) Regulasi
diri WBP dalam aspek refleksi diri (self-reflection). Metode penelitian ini penggunakan
metode kuantitatif dengan jenis kuantitatif despriptif. Sumber data yang digunakan
adalah sumber data primer yaitu warga binaan pemasyarakatan dan sumber data
sekunder yaitu dokumen profil Lapas. Populasi dalam penelitian ini adalah warga
binaan pemasyarakatan yang mengikuti program pendidikan kesetaraan dan
perkuliahan sejumlah 30 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus
karena populasi kurang dari 100 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa regulasi
diri warga binaan pemasyrakatan berada pada kathegori tinggi, hal itu dibuktikan
dengan perolehan skor total regulasi diri yang memperoleh skor aktual 5.771 dari skor
ideal 7.560 dengan persentase 76,34%. Dari ke lima aspek regulasi diri yang
dirumuskan dalam perumusan masalah penelitian, aspek fefleksi diri (self-reflection)
m enunjukkan hasil paling rendah yaitu berada pada kategori sedang dengan perolehan
skor total 1.241 dari skor ideal 1.680 dengan persentase 73,87% hal tersebut
disebabkan karena beberapa faktor seperti WBP ingin bebas mengatur diri sendiri
semata-mata sesuai keinginan sendiri, WBP mudah terprovokasi dengan orang lain,
WBP selalu memiliki perasaan ingin menang sendiri, dan WBP melakukan hal apapun
sesuai dengan moodnya saja. Oleh karena itu, diusulkan program Peningkatan
Keterampilan Sosial dan Pengendalian Diri bagi Warga Binaan Pemasyarakatan di
Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta.
Kata Kunci: Regulasi Diri, Pendidikan Kesetaraan, Warga Binaan
Pemasyarakatan
Description
Keywords
Regulasi Diri, Pendidikan Kesetaraan, Warga Binaan Pemasyarakatan