Social Worker Master Student
Permanent URI for this collection
Browse
Browsing Social Worker Master Student by Author "Aribowo"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Asesmen Partisipatif Motivasional pada Program Pemberdayaan Masyarakat di Yayasan Usaha Mulia Cianjur Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-10-15) Haitami. 22.01.005.; Aribowo; Harapan Lumban GaolHaitami. 22.01.005. Asesmen Partisipatif Motivasional pada Program Pemberdayaan Masyarakat di Yayasan Usaha Mulia Cianjur Jawa Barat. Pembimbing: Aribowo dan Harapan Lumban Gaol. Penelitian ini berfokus pada upaya rekayasa teknologi asesmen pekerjaan sosial dengan kemiskinan pada profil pengubahan komunitas. yaitu Methodology for Participatory Assessment (MPA) yang digunakan untuk menemukenali masalah, kebutuhan dan potensi masyarakat secara partisipatif. Keterbatsan teknologi yang menjadi latar belakang dari rekyasa teknologi ini adalah kegagalan MPA dalam menyentuh aspek motivasi partisipan sehingga berdampak pada tingkat keberhasilan yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi desain awal teknologi asesmen partisipatif, menganilisa kebutuhan dan menyusun rencana pengembangan teknologi, dan mengimplementasikan hasil rekayasa teknologi kemudian melakukan evaluasi terhadap teknologi yang dihasilkan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan Participatory Action Research (PAR). Penelitian ini melibatkan pekerja sosial, karyawan serta penerima manfaat Yayasan Usaha Mulia (YUM) dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, diskusi kelompok terfokus dan studi dokumentasi. Penelitian diawali dengan identifikasi terhadap model awal, kemudian merumuskan kebutuhan perbaikan model dan merancangan model sesuai dengan kebutuhan lokus penelitian. Setelah model terbentuk maka dilakukan implementasi rancangan model pada lokus penelitian dan diakhiri dengan kegiatan evaluasi untuk mendapatkan rekomendasi model yang lebih baik. Penelitian ini mengkombinasikan metode MPA dengan motivasional interview (MI) menjadi asesmen partisipatif motivasional yang dapat dijadikan alternatif dalam melakukan asesmen pada program pemberdayaan masyarakat. Hasil implementasi model rekayasa teknologi ini mampu mengoptimalkan proses asemen melalui metode penggalian data yang digunakan untuk menemukenali masalah dan potensi serta mampu meningkatan motivasi penerima manfaat sehingga terbangun kesadaran menuju perubahan yang berkelanjutan. Kata Kunci: Metode Asesmen Partisipatif, Wawancara Motivasional, Asesmen Partisipatif Motivasional ABSTRACT Haitami. 22.01.005. Motivational Participatory Assessment in the Community Empowerment Program at Yayasan Usaha Mulia, West Java. Supervisor: Aribowo and Harapan Lumban Gaol This research focuses on the development of a technology assessment for social work in poverty alleviation within community change profiles, specifically using the Methodology for Participatory Assessment (MPA). MPA is utilized to identify problems, needs, and potentials of communities participatively. The limitation addressed by this technological development is MPA’s failure to engage participant motivation, leading to low success rates. The objectives of this study are to identify the initial design of participatory assessment technology, analyze needs, develop a technology development plan, implementating the development technology, and evaluate the resulting technology. The research employs a qualitative method with a Participatory Action Research (PAR) approach. It involves social workers, employees, and beneficiaries of the Yayasan Usaha Mulia (YUM) using data collection techniques such as in-depth interviews, observations, focus group discussions, and document studies. The study begins with identifying the initial model, formulating the necessary improvements, and designing the model based on the research locus needs. After the model is established, it is implemented at the research site and concluded with an evaluation to obtain recommendations for a better model. This research combines MPA with Motivational Interviewing (MI) into a motivational participatory assessment, which can serve as an alternative for assessments in community empowerment programs. The results of the technological development model implementation successfully optimized the assessment process through the data extraction methods used to identify problems and potentials and increased beneficiary motivation, there by fostering awareness towards sustainable change. Keywords: Methodology for Participatory Assessment, Motivational Interviewing, Motivational Participatory AssessmentItem Pengembangan Community-based Co-Sponsorhsip Scheme (C2S2) dalam Mendorong Integrasi Komunitas Tuan Rumah dan Komunitas Pengungsi di Kalideres Jakarta Barat.(Perpustakaan, 2024-10-21) ANGGITA SUWANDANI 2101030; Aribowo; PribowoANGGITA SUWANDANI. Pengembangan Community-based Co-Sponsorhsip Scheme (C2S2) dalam Mendorong Integrasi Komunitas Tuan Rumah dan Komunitas Pengungsi di Kalideres Jakarta Barat. Dibimbing oleh: Aribowo dan Pribowo. Pengungsi harus membangun kembali jaringan sosial dan sistem pendukung di negara baru tempat mereka berada untuk mencapai kehidupan yang berarti. Lebih dari 12.000 pengungsi di Indonesia menghadapi tantangan integrasi komunitas yang sebenarnya merupakan solusi sementara atas masa transit yang berkepanjangan. Kebutuhan akan adanya teknologi khusus untuk mendorong integrasi antara dua komunitas yang berbeda menjadi penting untuk dapat menjawab tantangan penanganan krisis pengungsi di Indonesia. Community-based Co-Sponsorhsip Scheme (C2S2) dikembangkan untuk menjawab tantangan yang ada. C2S2 adalah skema sponsorship berbasis komunitas untuk mendorong integrasi dari dua sisi, yaitu komunitas pengungsi dan komunitas tuan rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan C2S2 sebagai teknologi pendorong integrasi komunitas tuan rumah dan komunitas pengungsi di Kalideres. Penelitian ini menggunakan pendekatan Participatory Action Research (PAR) dengan metode kualitatif. Informan terdiri dari representatif dari kedua komunitas, dengan Kalideres sebagai lokus penelitian. Tahapan penelitian dimulai dari mengidentifikasi kondisi desain awal, mengembangkan desain awal, implementasi desain, melakukan refleksi, dan penyempurnaan desain. Hasil identifikasi kebutuhan menunjukkan bahwa desain awal C2S2 perlu untuk 1) menambahkan pengelola sebagai pihak yang bertanggungjawab; 2) mengganti istilah sponsor menjadi community; 3) menambahkan dua cara memperoleh sponsor; dan 4) megubah bentuk layanan sponsorship menjadi beragam. Selanjutnya, implementasi desain dilakukan untuk melihat apakah C2S2 mampu mendorong integrasi antara komunitas tuan rumah dan komunitas pengungsi di Kalideres. Berdasarkan hasil implementasi desain, terjadi tanda-tanda integrasi antara kedua komunitas, baik secara sosial, fisiki, dan psikologis. Kata Kunci: Pengungsi Luar Negeri, Komunitas Tuan Rumah, Integrasi Komunitas, Sponsor KomunitasItem Sosialisasi Integratif dalam Penannganan Anak Terlantar di Kota Bekasi.(Perpustakaan, 2024-10-10) BENEDIKTA ORIDESTA ROSSA WAU.; Aribowo; Milly MildawatiABSTRAK BENEDIKTA ORIDESTA ROSSA WAU. Sosialisasi Integratif dalam Penannganan Anak Terlantar di Kota Bekasi. Dibimbing oleh: Aribowo dan Milly Mildawati Anak-anak merupakan aset berharga dalam pembangunan bangsa. Namun, anak terlantar di Kota Bekasi menjadi tantangan serius yang memerlukan penanganan segera. Konvensi Hak Anak Tahun 1989 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 menjadi landasan hukum untuk perlindungan anak. Pemerintah Kota Bekasi memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan dan pengasuhan kepada anak-anak terlantar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode Participatory Action Research (PAR) untuk mengembangkan desain teknologi "Sosialisasi Integratif" dalam penanganan anak terlantar di Kota Bekasi. Partisipasi aktif dari semua stakeholder menjadi kunci utama dalam menghasilkan solusi yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; 1. Desain ini menyoroti pentingnya manajemen perdebatan, pemilihan lokasi yang inklusif, dan keseimbangan peran narasumber dengan partisipasi peserta untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis.; 2. Melibatkan lembaga dari tingkat kelurahan hingga kota, dengan fokus pada reintegrasi sosial anak terlantar melalui edukasi dan perlindungan yang terpadu; 3. Implementasi Model Dinas Sosial dan lembaga terkait mengkoordinasikan kegiatan peduli anak, serta memberikan fasilitas dan pendampingan bagi anak-anak terlantar; 4. Menyediakan platform evaluasi dan kolaborasi yang memungkinkan berbagai sektor untuk memperbaiki dan mengintegrasikan solusi dalam perlindungan dan pemulihan anak terlantar; 5. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat: Faktor seperti komitmen pemerintah, kolaborasi multi-sektor, transparansi, pendidikan, dan partisipasi masyarakat mendukung implementasi model, sementara keterbatasan sumber daya, ketergantungan, tantangan administratif, stigma sosial, dan ketidakpastian ekonomi menjadi penghambat yang perlu diatasi. Model "Sosialisasi Integratif" dalam penanganan anak terlantar di Kota Bekasi merupakan pendekatan holistik yang melibatkan kolaborasi aktif dari semua pihak terkait. Dengan memanfaatkan partisipasi, evaluasi berkelanjutan, dan penyesuaian strategis, diharapkan model ini dapat meningkatkan efektivitas perlindungan anak terlantar dan mengarah pada integrasi sosial yang lebih baik dalam masyarakat. Kata Kunci: Sosialisasi Integratif; Anak Terlantar ABSTRACT BENEDIKTA ORIDESTA ROSSA WAU. Integrative Socialization in Handling Neglected Children in Bekasi City. Supervised by: Aribowo and Milly Mildawati Children are a valuable asset in nation building. However, neglected children in Bekasi City are a serious challenge that requires immediate treatment. The 1989 Convention on the Rights of the Child and Law Number 23 of 2002 are the legal basis for child protection. The Bekasi City Government has the responsibility to provide protection and care for abandoned children. This research uses a qualitative approach and the Participatory Action Research (PAR) method to develop an "Integrative Socialization" technology design in handling neglected children in Bekasi City. Active participation from all stakeholders is the main key in producing effective solutions. The results of this research show that; 1. This design highlights the importance of management, inclusive location selection, and balancing the role of resources with participant participation to create a dynamic learning environment; 2. Involve institutions from sub-district to city levels, with a focus on the social reintegration of neglected children through integrated education and protection; 3. Implementation Model: Social Services and related institutions coordinate child care activities, as well as provide facilities and assistance for neglected children; 4. Provide an evaluation and collaboration platform that enables various sectors to improve and integrate solutions in the protection and recovery of neglected children; 5. Analysis of Supporting and Inhibiting Factors: Factors such as government commitment, multi-sector collaboration, transparency, education, and community participation support the implementation model, while limited resources, dependency, administrative challenges, social stigma, and economic threats are obstacles that needs to be addressed. The "Integrative Socialization" model in handling abandoned children in Bekasi City is a holistic approach that involves active collaboration from all related parties. By utilizing participation strategies, continuous evaluation and adjustment, it is hoped that this model can increase the effectiveness of protecting neglected children and lead to better social integration in society. Keywords: Integrative Socialization; Abandoned ChildrenItem Sosialisasi Integratif dalam Penannganan Anak Terlantar di Kota Bekasi.(Perpustakaan, 2024-10-10) BENEDIKTA ORIDESTA ROSSA WAU. NRP.20.01.006; Aribowo; Milly MildawatiBENEDIKTA ORIDESTA ROSSA WAU. NRP.20.01.006 Sosialisasi Integratif dalam Penannganan Anak Terlantar di Kota Bekasi. Dibimbing oleh: Aribowo dan Milly Mildawati Anak-anak merupakan aset berharga dalam pembangunan bangsa. Namun, anak terlantar di Kota Bekasi menjadi tantangan serius yang memerlukan penanganan segera. Konvensi Hak Anak Tahun 1989 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 menjadi landasan hukum untuk perlindungan anak. Pemerintah Kota Bekasi memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan dan pengasuhan kepada anak-anak terlantar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode Participatory Action Research (PAR) untuk mengembangkan desain teknologi "Sosialisasi Integratif" dalam penanganan anak terlantar di Kota Bekasi. Partisipasi aktif dari semua stakeholder menjadi kunci utama dalam menghasilkan solusi yang efektif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa; 1. Desain ini menyoroti pentingnya manajemen perdebatan, pemilihan lokasi yang inklusif, dan keseimbangan peran narasumber dengan partisipasi peserta untuk menciptakan lingkungan belajar yang dinamis.; 2. Melibatkan lembaga dari tingkat kelurahan hingga kota, dengan fokus pada reintegrasi sosial anak terlantar melalui edukasi dan perlindungan yang terpadu; 3. Implementasi Model Dinas Sosial dan lembaga terkait mengkoordinasikan kegiatan peduli anak, serta memberikan fasilitas dan pendampingan bagi anak-anak terlantar; 4. Menyediakan platform evaluasi dan kolaborasi yang memungkinkan berbagai sektor untuk memperbaiki dan mengintegrasikan solusi dalam perlindungan dan pemulihan anak terlantar; 5. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat: Faktor seperti komitmen pemerintah, kolaborasi multi-sektor, transparansi, pendidikan, dan partisipasi masyarakat mendukung implementasi model, sementara keterbatasan sumber daya, ketergantungan, tantangan administratif, stigma sosial, dan ketidakpastian ekonomi menjadi penghambat yang perlu diatasi. Model "Sosialisasi Integratif" dalam penanganan anak terlantar di Kota Bekasi merupakan pendekatan holistik yang melibatkan kolaborasi aktif dari semua pihak terkait. Dengan memanfaatkan partisipasi, evaluasi berkelanjutan, dan penyesuaian strategis, diharapkan model ini dapat meningkatkan efektivitas perlindungan anak terlantar dan mengarah pada integrasi sosial yang lebih baik dalam masyarakat. Kata Kunci: Sosialisasi Integratif; Anak Terlantar ABSTRACT BENEDIKTA ORIDESTA ROSSA WAU. NRP.20.01.006 Integrative Socialization in Handling Neglected Children in Bekasi City. Supervised by: Aribowo and Milly Mildawati Children are a valuable asset in nation building. However, neglected children in Bekasi City are a serious challenge that requires immediate treatment. The 1989 Convention on the Rights of the Child and Law Number 23 of 2002 are the legal basis for child protection. The Bekasi City Government has the responsibility to provide protection and care for abandoned children. This research uses a qualitative approach and the Participatory Action Research (PAR) method to develop an "Integrative Socialization" technology design in handling neglected children in Bekasi City. Active participation from all stakeholders is the main key in producing effective solutions. The results of this research show that; 1. This design highlights the importance of management, inclusive location selection, and balancing the role of resources with participant participation to create a dynamic learning environment; 2. Involve institutions from sub-district to city levels, with a focus on the social reintegration of neglected children through integrated education and protection; 3. Implementation Model: Social Services and related institutions coordinate child care activities, as well as provide facilities and assistance for neglected children; 4. Provide an evaluation and collaboration platform that enables various sectors to improve and integrate solutions in the protection and recovery of neglected children; 5. Analysis of Supporting and Inhibiting Factors: Factors such as government commitment, multi-sector collaboration, transparency, education, and community participation support the implementation model, while limited resources, dependency, administrative challenges, social stigma, and economic threats are obstacles that needs to be addressed. The "Integrative Socialization" model in handling abandoned children in Bekasi City is a holistic approach that involves active collaboration from all related parties. By utilizing participation strategies, continuous evaluation and adjustment, it is hoped that this model can increase the effectiveness of protecting neglected children and lead to better social integration in society. Keywords: Integrative Socialization; Abandoned Children