Undergraduate Theses
Permanent URI for this community
Browse
Browsing Undergraduate Theses by Author "Aam Muharam"
Now showing 1 - 7 of 7
Results Per Page
Sort Options
Item Dukungan Sosial Keluarga terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Yayasan Victory Plus Yogyakarta(Perpustakaan, 2024-08-13) SITI CHAERUNNISA. 2002051; Aam Muharam; Sabar RiyadiSITI CHAERUNNISA. 2002051. Family Social Support for People with HIV/AIDS (PLWHA) at the Victory Plus Yogyakarta Foundation Supervisors: Aam Muharam and Sabar Riyadi Research on Family Social Support for People with HIV/AIDS (PLWHA) at the Victory Plus Yogyakarta Foundation aims to obtain an overview of emotional support, appreciation support, instrumental support and family information support for PLWHA. This research uses quantitative methods using a descriptive approach. Respondents were collected using a purposive sampling technique with the criteria of being female, aged 19 to 50 years, within the working area of Sleman Regency, Yogyakarta Special Region Province, namely, Tukangan, Plemburan, Umbulharjo, Mrican, and Tegal Panggung, and were recorded at the Victory Plus Yogyakarta Foundation. Data collection techniques use questionnaires and documentation studies. The validity test in this research used construct validity and the instrument reliability test used Cronbach's Alpha. Data analysis uses descriptive statistics, namely by tabulating data, grouping data, editing data, calculating data, and concluding. The results of this research show that in general (76.43%) respondents received social support provided by their families. The percentage of respondents based on the emotional support aspect was 79.25%, the support aspect provided was 78.00%, the instrumental support aspect was 73.75%, and the information support aspect was 74.75%. Instrumental support and information support are in the medium category, so this condition requires increased family social support for PLWHA. The proposed program plan is "Program for Increasing OHIDHA Social Support for PLWHA. This program uses case work and group work methods with case work techniques namely small talk, ventilation, support, and providing advice and counseling. The type of group used in the group work method is an educational group. Keywords: Social Support, Family, People with HIV/AIDS, Victory Plus Yogyakarta Foundation SITI CHAERUNNISA. 2002051. Dukungan Sosial Keluarga terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Yayasan Victory Plus Yogyakarta Dosen Pembimbing: Aam Muharam dan Sabar Riyadi Penelitian tentang Dukungan Sosial Keluarga terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Yayasan Victory Plus Yogyakarta bertujuan untuk memperoleh Gambaran mengenai dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dan dukungan informasi keluarga terhadap ODHA. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan responden menggunakan teknik pusposive sampling dengan kriteria berjenis kelamin Perempuan, berusia 19 sampai dengan 50 tahun, berada dalam cakupan wilayah kerja Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu Tukangan, Plemburan, Umbulharjo, Mrican, dan Tegal Panggung, dan terdata di Yayasan Victory Plus Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket dan studi dokumentasi. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas konstrak dan uji reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach. Analisis data menggunakan statistic deskriptif yaitu dengan melakukan tabulasi data, pengelompokkan data, mengedit data, menghitung data, dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada umumnya (76,43%) responden mendapatkan dukungan sosial yang diberikan keluarga. Persentase responden berdasarkan aspek dukungan emosional sebesar 79,25%, aspek dukungan penghargaan sebesar 78,00%, aspek dukungan instrumental 73,75%, dan aspek dukungan informasi 74,75%. Dukungan instrumental dan dukungan informasi berada pada ketegori sedang, sehingga kondisi tersebut membutuhkan peningkatan dukungan sosial keluarga terhadap ODHA. Rencana program yang diusulkan adalah “Program Peningkatan Dukungan Sosial OHIDHA terhadap ODHA. Program ini menggunakan metode case work dan group work dengan teknik case work adalah small talk, ventilation, support, dan advice giving and counseling. Jenis kelompok yang digunakan dalam metode group work adalah educational group. Kata kunci: Dukungan Sosial, Keluarga, Orang dengan HIV/AIDS, Yayasan Victory Plus YogyakartaItem Penerimaan Diri Lanjut Usia Di Pusat Pelayanan Sosial Griya Lanjut Usia Ciparay Kabupaten Bandung(Perpustakaan, 2024-08-14) FIDINNIYAH ROFANI, 1902004,; Ella Nurlella; Aam MuharamFIDINNIYAH ROFANI, 1902004, Penerimaan Diri Lanjut Usia Di Pusat Pelayanan Sosial Griya Lanjut Usia Ciparay Kabupaten Bandung, Dibimbing oleh Ella Nurlella dan Aam Muharam Penerimaan diri merupakan upaya individu dalam menerima dan memahami secara menyeluruh dari segala aspek dirinya. Penerimaan dalam penelitian ini mengukur sejauh mana lanjut usia meningkatkan penerimaan diri dari berbagai aspek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara umum mengenai penerimaan diri lanjut usia di Pusat Pelayanan Sosial Griya Lanjut Usia Ciparay yang mencakup aspek keterbukaan diri, penerimaan terhadap orang lain dan kesehatan psikologis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum penerimaan diri lanjut usia di Pusat Pelayanan Sosial Griya Lanjut Usia dapat dinilai baik, tetapi masih membutuhkan peningkatan dalam aspek keterbukaan diri. Berdasarkan analisis permasalahan yang ditemukan, peneliti merumuskan program untuk menangani permasalahan tersebut, yaitu program “Ramah Lansia di Pusat Pelayanan Sosial Griya Lanjut Usia Ciparay Kabupaten Bandung”. Kata Kunci : Penerimaan Diri, Lanjut Usia ABSTRACT FIDINNIYAH ROFANI, 1902004, Elderly Self-Acceptance at the Griya Elderly Social Service Center Ciparay Bandung District, supervised by Ella Nurlela and Aam Muharam. Self-acceptance is an individual's effort to accept and understand thoroughly all aspects of himself. Acceptance in this study measures the extent to which the elderly increase self-acceptance from various aspects. This study aims to obtain an overview of elderly self-acceptance at the Griya Lanjut Usia Ciparay Social Service Center which includes aspects of self-openness, acceptance of others and psychological health. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Informants in this study amounted to 6 people. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. The results showed that in general, the self-acceptance of the elderly at the Griya Lanjut Usia Social Service Center can be considered good, but still requires improvement in the aspect of self-openness. Based on the analysis of the problems found, researchers formulated a program to deal with these problems, namely the "Elderly Friendly at Griya Lanjut Usia Ciparay Social Service Center, Bandung Regency" program. Keywords : Self-acceptance, elderlyItem Penerimaan Diri Narapidana Residivis Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sumedang, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juni 2024.(Perpustakaan, 2024-08-14) KARIN ZAHRA’AH QODARYAH 2002060,; Uke Hani Rasalwati; Aam MuharamKARIN ZAHRA’AH QODARYAH 2002060, Penerimaan Diri Narapidana Residivis Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sumedang, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juni 2024. Dosen pembimbing : Uke Hani Rasalwati dan Aam Muharam اLembaga اdi اresidivis اnarapidana اdiri اpenerimaan اmengkaji اini اPenelitian Pemasyarakatanا Kelasا IIا Bا Sumedang. Penerimaanا diriا merupakanا sikapا yangا اdalam اada اyang اkekurangan اdan اkelebihan اmemahami اuntuk اseseorang اdimiliki اtujuhاTerdapatا.sendiriاdirinyaاterhadapاpositifاpandanganاmemberikanاsertaاdirinya ا,diri اkemampuan اpercaya ا,sederajat اperasaan اyaitu اdiri اpenerimaan اaspek اmenyadari ا,teguh اberpendirian ا,diri اkeluar اorientasi ا,jawab اbertanggung اadalahاiniاpenelitianاadanyaاdariاTujuanا.kemanusiaanاsifatاmenerimaا,keterbatasan untuk mengetahuiا tingkatا penerimaanا diriا narapidanaا residivisا diا Lembagaا Pemasyarakatanا Kelasا IIا Bا Sumedang. Penelitianا iniا menggunakanا pendekatanا kuantitatifا denganا metodeا deskriptif.ا Teknik samplingا yangا digunakanا yaituا nonprobability sampling. Denganا menggunakanا sampelا jenuh,ا yaituا 58ا orangا اangketاdariاdiadaptasiاdanاdikutipاiniاpenelitianاdalamاAngketا.residivisاnarapidana yangاtelahاdigunakanاolehاpenelitiاterdahulu.Hasilاpenelitianاmenunjukkanاbahwa اB اII اKelas اPemasyarakatan اLembaga اresidivis اnarapidana اdiri اpenerimaan اanalisaاdanاmasalahاanalisaاBerdasarkanا.sedangاkategoriاpadaاberadaاSumedang اyaitu اprogram اrancangan اmengusulkan اpeneliti ا,penelitian اhasil اpada اkebutuhan Peningkatanا Penerimaanا Diriا Narapidanaا Residivis denganا tujuan membantuا narapidanaاresidivisاmemahamiاdanاmeningkatkanاpenerimaanاdiriاyangاlebihاbaik. Kata kunci : Penerimaan Diri, Narapidana Residivis, Lembaga Pemasyarakatan ABSTRACT KARIN ZAHRA’AH QODARYAH 2002060, Prisoner Recidivist Self Acceptance Recidivism in Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Sumedang, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, June 2024. Supervisor : Uke Hani Rasalwati and Aam Muharam Thisاresearchاexaminesاtheاself-acceptanceاofاrecidivistاcompensationاatاtheاClassا IIا Bا Sumedang Penitentiary.ا Self-acceptanceا isا anا attitudeا thatا aا personا hasا toا اof اview اpositive اa اprovide اand اweaknesses اand اstrengths اtheir اunderstand themselves.اThereاareاsevenاaspectsاofاself-acceptance,اnamelyاfeelingsاofاequality,ا confidenceا inا one'sا abilities,ا responsibility,ا self-organization,ا firmا opinion,ا اof اpurpose اThe ا.nature اhuman اof اacceptance اand ا,limitations اof اawareness conductingاthisا researchاisاtoاdetermineاtheاlevelاofاself-acceptanceاofا recidivistا اresearch اThisا.Institution اCorrectionalاSumedangاBاII اClassاtheاatاcompensation اtechnique اsampling اTheا.methods اdescriptive اwith اapproach اquantitative اa اuses ا58 اnamely ا,sample اsaturated اa اusing اare اTheyا.sampling اnonprobability اis اused اaاfromاadaptedاandاquotedاwasاstudyاthisاinاquestionnaireاTheا.prisonersاrecidivist اresearchاtheاofاresultsاTheا.researchersاpreviousاbyاusedاbeenاhadاthatاquestionnaire showedا thatا theا self-acceptanceا ofا compensationا forا recidivistsا atا Classا IIا Bا اanalysisاproblemاtheاonاBasedا.categoryاmediumاtheاinاwasاPenitentiaryاSumedang اprogram اa اproposed اresearcher اthe ا,results اresearch اthe اof اanalysis اneeds اand design,اnamelyاIncreasingاSelf-AcceptanceاofاRecidivistاPrisonersاwithاtheاaimاofا helpingاrecidivistاrecipientsاunderstandاandاincreaseاbetterاself-acceptance. Keywords: Self-Acceptance, Recidivist Prisoners, Correctional InstitutionsItem Peran Pekerja Sosial Dalam Respon Kasus di Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor(Perpustakaan, 2024-10-15) MUHAMMAD DAFFA RIZQI SAIFULLAH, 20.02.111.; Aam Muharam; Sabar RiyadiABSTRACT MUHAMMAD DAFFA RIZQI SAIFULLAH, 20.02.111. The Role of Social Workers in Case Response at the Inten Soeweno Integrated Center Bogor, Supervised by Aam Muharam dan Sabar Riyadi. This study aims to obtain an empirical picture of the role of social workers in case response at the Inten Soeweno Bogor Integrated Center which includes: (1) informant characteristics; (2) the role of social workers as advocates in case response; (3) the role of social workers as liaisons in case response; (4) the role of social workers as coordinators in case response; (5) the role of social workers as consultants in case response; (6) the role of social workers as counselors in case response; (7) the role of social workers as planners in case response; (8) the role of social workers as problem solvers in case response; (9) the role of social workers as case record holders in case response. This research used a qualitative approach with descriptive methods. The informants in this study amounted to 6 informants including 2 intermediate expert social workers in the case response working group, 1 social worker coordinator, 1 case response area coordinator and 2 PPKS with the technique of determining informants using purposive sampling. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. The results showed that the role of social workers in carrying out case response at the Inten Soeweno Bogor Integrated Center was quite good, but there was still one aspect that needed to be improved, namely the aspect of record holders in case response. Social workers have never received training and development related to the implementation of case response, which social workers really want to learn because the cases faced in the field are contemporary or recent cases. Based on this, the researcher proposes a program, namely “Training on Digitization in Recording and Reporting”. Keywords: Role of Social Workers, Case Response, Inten Soeweno Bogor Social Rehabilitation Center ABSTRAK MUHAMMAD DAFFA RIZQI SAIFULLAH, 20.02.111. Peran Pekerja Sosial Dalam Respon Kasus di Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor, Dibimbing Oleh Aam Muharam dan Sabar Riyadi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang peran pekerja sosial dalam respon kasus di Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor yang mencakup: (1) karakteristik informan; (2) peran pekerja sosial sebagai advokat dalam respon kasus; (3) peran pekerja sosial sebagai penghubung dalam respon kasus; (4) peran pekerja sosial sebagai kordinator dalam respon kasus; (5) peran pekerja sosial sebagai konsultan dalam respon kasus; (6) peran pekerja sosial sebagai konselor dalam respon kasus; (7) peran pekerja sosial sebagai perencana dalam respon kasus; (8) peran pekerja sosial sebagai pemecah masalah dalam respon kasus; (9) peran pekerja sosial sebagai pemegang catatan kasus dalam respon kasus. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang informan yang meliputi 2 pekerja sosial ahli madya kelompok kerja respon kasus, 1 koordinator pekerja sosial, 1 koordinator wilayah respon kasus dan 2 orang PPKS dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam peran pekerja sosial dalam melaksanakan respon kasus di Sentra Terpadu Inten Soeweno Bogor sudah cukup baik, namun masih terdapat satu aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pada aspek pemegang catatan dalam respon kasus. Pekerja sosial belum pernah mendapatkan pelatihan dan pengembangan terkait pelaksanaan respon kasus, hal tersebut sangat ingin dipelajari oleh pekerja sosial karena kasus yang dihadapi di lapangan yaitu kasus kontemporer atau terbaru. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu “Pelatihan Digitalisasi dalam Pencatatan dan Pelaporan”. Kata Kunci: Peran Pekerja Sosial, Respon Kasus, Sentra Terpadu Inten Soeweno BogorItem Program Pelatihan Vokasional Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di Sentra Satria Baturraden.(Perpustakaan, 2024-03-06) HANISMARA IMANDANI TSAQIF, 19.02.046.; Ella Nurlela; Aam MuharamABSTRAK HANISMARA IMANDANI TSAQIF, 19.02.046. Program Pelatihan Vokasional Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di Sentra Satria Baturraden. Dosen Pembimbing: Ella Nurlela dan Aam Muharam. Pelatihan vokasional merupakan suatu sistem pelayanan yang tersedia didalam Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) maupun Sentra yang memegang peranan penting dalam peningkatan kapastitas diri individu seperti aspek kemandirian, minat dan bakat, dan keterampilan. Bagi korban penyalahgunaan napza. Disisi lain, pelatihan vokasional menjadi sarana bagi korban penyalahgunaan napza yang berada di dalam LKS maupun Sentra untuk belajar tentang keterampilan sosial dalam bermasyarakat.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode wawancara dan teknik purposive sampling. Tujuan dari penlitian ini adalah untuk mengetahui program pelatihan vokasional terhadap aspek kemandirian, minat dan bakat, dan keterampilan korban penyalahgunaan napza yang berada di Sentra Satria Baturraden. Pelatihan vokasional yang dilaksanakan bagi korban penyalahgunaan napza menunjukkan hasil yang cukup baik. Aspek kemandirian, minat dan bakat, dan keterampilan didalam diri korban penyalahgunaan napza terasah dengan baik. Namun, aspek minat dan bakat masih perlu dimaksimalkan kembali, agar korban penyalahgunaan napza dapat pulih dan menjalani kehidupan seperti sediakala. Oleh karena itu, peneliti mengusulkan program guna memaksimalkan minat dan bakat penerima manfaat yaitu Pengembangan Program Keterampilan Aspek Minat dan Bakat Melalui Mitra Pelayanan Sentra Satria Baturraden di Sentra Satria Baturraden dengan tujuan menambah peluang usaha dan bekerja serta memberikan penguatan untuk menahan diri atau absteinence dengan perilaku asertif serta memaksimalkan minat dan bakat. Kata kunci: Program, Korban Penyalahgunaan Napza, Pelatihan Vokasional. ABSTRACT HANISMARA IMANDANI TSAQIF, 19.02.046. Program Pelatihan Vokasional Bagi Korban Penyalahgunaan Napza Di Sentra Satria Baturraden. Dosen Pembimbing: Ella Nurlela dan Aam Muharam. Vocational training is a service system available in Social Welfare Institutions (LKS) and Centers that play an important role in increasing individual capabilities such as aspects of independence, interests and talents, and skills. For victims of drug abuse. On the other hand, vocational training is a means for victims of drug abuse who are in LKS and Sentra to learn about social skills in society.This research uses a qualitative approach with interview methods and purposive sampling techniques. The purpose of this research is to find out the vocational training program on aspects of independence, interests and talents, and skills of victims of drug abuse who are in Sentra Satria Baturraden. Vocational training for victims of drug abuse showed good results. The aspects of independence, interests and talents, and skills in victims of drug abuse are well honed. However, the interest and talent aspects still need to be maximized, so that victims of drug abuse can recover and live their lives as before. Therefore, the program in the proposed research to maximize the interests and talents of beneficiaries is Development of Skills Program for Interest and Talent Aspects through Service Partners of Sentra Satria Baturraden with the aim of increasing business and employment opportunities and providing reinforcement for self-restraint or abstinence with assertive behavior and maximizing interests and talents. Keywords: Program, Victims of Drug Abuse, Vocational Training.Item Self Disclosure Anak dengan Pengasuh di Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah Lengkong Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-01) DHIA AFINA SAFIRA, 2002064.; Uke Hani Rasalwati; Aam MuharamDHIA AFINA SAFIRA, 2002064. Self Disclosure Anak dengan Pengasuh di Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah Lengkong Kota Bandung. Dibimbing oleh Uke Hani Rasalwati dan Aam Muharam. Penelitian ini meneliti tentang Self Disclosure Anak dengan Pengasuh di Panti Sosial Asuhan Anak Taman Harapan Muhammadiyah Lengkong Kota Bandung. Pengungkapan diri (self disclosure) merupakan hal yang penting karena mempengaruhi proses perkembangan dan pertumbuhan anak dalam berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengungkapan diri (self disclosure) anak-anak asuh dengan pengasuh di Panti Sosial Asuhan Anak Taman Harapan. Aspek-aspek yang diteliti dalam penelitian ini ada lima, yaitu Tujuan (Intent Factor), Jumlah (Amount Factor), Positif-negatif (Positive-Negative Factor), Kejujuran dan Ketepatan (Honesty and Accuracy Factor), Kedalaman (Depth Factor). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Responden dalam penelitian ini merupakan anak-anak asuh yang berjumlah 52 orang baik laki-laki atau perempuan dengan usia berkisar 13-17 tahun. Adapun Uji Validitas alat ukur yang digunakan adalah face validity Teknik pengumpulan data dilakukan melalui angket (quesioner) dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa self disclosure anak dengan pengasuh di Panti Sosial Asuhan Anak Taman Harapan Muhammadiyah termasuk dalam kategori “Sedang”. Pada Aspek Tujuan (Intent Factor) memiliki nilai 1225 (sedang), pada aspek Jumlah (Amount Factor) memiliki nilai 1130 (sedang), pada aspek Positif negatif (Positive-Negative Factor) memiliki nilai 1187 (sedang), pada aspek Kejujuran dan Ketepatan (Honesty and Accuracy Factor) memiliki nilai 1299 (sedang), pada aspek Kedalaman (Depth Factor) memiliki nilai 1138 (sedang). Permasalahan yang ditemukan dalam penelitian ini yaitu anak asuh masih kurang terbuka mengenai hal-hal yang sifatnya pribadi dan anak asuh masih memerlukan waktu yang cukup panjang untuk bercerita lebih terbuka tentang dirinya kepada pengasuh dalam mengungkapkan perasaan dan permasalahan yang dialami. Hal ini memerlukan adanya peningkatan self disclosure anak dengan pengasuh pada aspek Tujuan (Intent Factor), Jumlah (Amount Factor), Positif-negatif (Positive-Negative Factor), Kejujuran dan Ketepatan (Honesty and Accuracy Factor), Kedalaman (Depth Factor). Peneliti mengusulkan program “Peningkatan Self Disclosure pada Anak Asuh” yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak asuh dalam pengungkapan diri. Kata kunci : Self Disclosure, Anak dengan Pengasuh, Panti Asuhan ABSTRACT DHIA AFINA SAFIRA, 2002064. Self Disclosure of Children with Ceregivers at Taman Harapan Muhammadiyah Orphanage Lengkong Bandung City. Supervised by Uke Hani Rasalwati and Aam Muharam. This study examines the Self Disclosure of Children with Caregivers at Taman Harapan Muhammadiyah Lengkong Children's Home in Bandung City. Self disclosure is important because it affects the process of development and growth of children in communicating with the surrounding environment. The purpose of this research is to find out how self-disclosure of foster children with caregivers at Taman Harapan Children's Home. There are five aspects examined in this study, namely Intent Factor, Amount Factor, Positive-Negative Factor, Honesty and Accuracy Factor, Depth Factor. The approach used in this research is quantitative with descriptive methods. Respondents in this study were foster children totaling 52 people, either male or female with ages ranging from 13-17 years. The validity test of the measuring instrument used is face validity. Data collection techniques are carried out through questionnaires and documentation studies. The results showed that children's self-disclosure with caregivers at Taman Harapan Muhammadiyah Children's Home is included in the "Medium" category. The Intent Factor has a value of 1225 (medium), the Amount Factor has a value of 1130 (medium), the Positive-Negative Factor has a value of 1187 (medium), the Honesty and Accuracy Factor has a value of 1299 (medium), the Depth Factor has a value of 1138 (medium). The problems found in this study are that foster children are still not open about personal matters and foster children still need a long time to tell more openly about themselves to caregivers in expressing their feelings and problems experienced. This requires an increase in children's self-disclosure with caregivers in the aspects of Intent Factor, Amount Factor, Positive-Negative Factor, Honesty and Accuracy Factor, Depth Factor. The researcher proposed a program "Improving Self Disclosure in Foster Children" which aims to improve the ability of foster children in self-disclosure. Keywords: Self Disclosure, Children with Caregivers, OrphanagesItem Self-efficacy Remaja Di Panti Asuhan Muhammadiyah Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-10-05) DIAN CHOIRUNISA, NRP. 20.02.074.; Uke Hani Rasalwati; Aam MuharamDIAN CHOIRUNISA, NRP. 20.02.074. Self-efficacy Remaja Di Panti Asuhan Muhammadiyah Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Dosen Pembimbing: Uke Hani Rasalwati dan Aam Muharam Self-efficacy merupakan keyakinan individu terhadap kemampuan dirinya untuk mengatur dan melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat self-efficacy pada remaja di Panti Asuhan Muhammadiyah Kabupaten Purworejo Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain survei deskriptif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain survei deskriptif. Sampel penelitian terdiri dari 56 anak asuh yang tinggal di panti tersebut. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang mengukur empat aspek self-efficacy, yaitu: (1) Kepercayaan Diri Ketika Dihadapkan dalam Situasi Tidak Menentu, (2) Keyakinan dan Kemampuan dalam Mengatasi Masalah atau Tantangan yang Muncul, (3) Keyakinan atau Kemampuan dalam Mencapai Target yang Telah Ditetapkan, dan (4) Keyakinan Akan Kemampuan untuk Menumbuhkan Motivasi, Kemampuan Kognitif, dan Melakukan Tindakan yang Diperlukan untuk Mencapai Suatu Hasil. Selain itu, dilakukan pula studi dokumentasi untuk memperoleh data pendukung. Hasil analisis data menunjukkan bahwa secara umum, tingkat self-efficacy remaja di panti asuhan ini berada pada kategori tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas remaja memiliki keyakinan yang cukup kuat terhadap kemampuan diri mereka. Namun, hasil penelitian juga mengungkapkan adanya variasi pada masing-masing aspek self-efficacy. Beberapa remaja menunjukkan tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam menghadapi tantangan tertentu, sementara yang lainnya mungkin merasa kurang yakin dalam aspek yang berbeda. Berdasarkan hasil ini, disarankan program "Social Skill Group Therapy" untuk memperkuat self-efficacy remaja, terutama pada aspek yang masih perlu ditingkatkan. Program ini diharapkan dapat memberikan remaja keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengatasi masalah, dan mencapai tujuan mereka. Selain itu, program ini juga dapat memfasilitasi pembentukan hubungan interpersonal yang positif serta memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan oleh remaja. Kata Kunci: Self-efficacy, Remaja, Panti Asuhan ABSTRACT DIAN CHOIRUNISA, NRP. 20.02.074. Self-efficacy of adolescents in Muhammadiyah Orphanage, Purworejo Regency, Central Java Province. Supervisors: Uke Hani Rasalwati and Aam Muharam Self-efficacy is an individual's belief in his or her ability to regulate and carry out the actions necessary to achieve certain results. This study aims to measure the level of selfefficacy in adolescents in Muhammadiyah Orphanage, Purworejo Regency, Central Java Province. This study uses a quantitative method with a descriptive survey design. This study uses a quantitative approach with a descriptive survey design. The research sample consisted of 56 foster children living in the orphanage. Data collection was carried out through a questionnaire that measured four aspects of self-efficacy, namely: (1) Confidence When Faced with Uncertain Situations, (2) Confidence and Ability to Overcome Problems or Challenges that Arise, (3) Confidence or Ability to Achieve Predetermined Targets, and (4) Confidence in the Ability to Grow Motivation, Cognitive Ability, and Perform Actions Necessary to Achieve a Result. In addition, a documentation study was also carried out to obtain supporting data. The results of data analysis show that in general, the level of selfefficacy of adolescents in this orphanage is in the high category. This indicates that the majority of teenagers have a strong belief in their abilities. However, the results of the study also revealed variations in each aspect of self-efficacy. Some teens show a higher level of confidence in facing certain challenges, while others may feel less confident in different aspects. Based on these results, it is recommended that the program " Social Skill Group Therapy" is recommended to strengthen adolescent self-efficacy, especially in aspects that still need to be improved. The program is expected to provide teens with the skills and knowledge necessary to boost their confidence, overcome problems, and achieve their goals. In addition, this program can also facilitate the formation of positive interpersonal relationships and provide the emotional support needed by adolescents. Keywords: Self-efficacy, Adolescents, Orphanages