Browsing by Author "AAM MUHARAM"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
Item Coping Strategies Lanjut Usia Terhadap Kesepian Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Blitar Asrama Tulungagung.(Perpustakaan, 2024-01-02) RAMAEGA JATMIKO. 19.02.057.; AAM MUHARAM; ELLA NURLELA.ABSTRAK RAMAEGA JATMIKO. 19.02.057. Coping Strategies Lanjut Usia Terhadap Kesepian Di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Blitar Asrama Tulungagung. Dibimbing oleh AAM MUHARAM DAN ELLA NURLELA. Fenomena kesepian merupakan sebuah masalah sosial yang dialami oleh lanjut usia yang tinggal di panti karena faktor biologis, psikologis, dan sosial yang akan memunculkan implikasi masalah lain, sehingga penggunaan coping strategies sangat diperlukan dalam mengatasi masalah kesepian, Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam mengenai coping strategies lanjut usia terhadap kesepian di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung. Penelitian menggunakan teori Lazarus, Richard S. & Susan Folkman (1984) yang terdiri dari aspek Emotional focused coping dan Problem focused coping. Tujuan dari penelitian adalah memperoleh gambaran tentang: 1) karakteristik informan; 2) penggunaan Emotional focused coping dalam mengatasi kesepian; 3) penggunaan Problem focused coping dalam mengatasi kesepian; 4) harapan-harapan informan, di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data primer diperoleh dari tiga informan dengan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan mereduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian hasil penelitian menunjukan adanya penggunaan coping strategies lanjut usia yang tinggal di Unit pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung yang belum maksimal dalam mengatasi masalah kesepian. Berdasarkan hasil penelitian peneliti mengusulkan program pemecahan masalah yakni Program “Optimalisasi Aktivitas Lanjut Usia melalui ‘Lansia Aktif dan Guyub Rukun’ di UPT Pelayanan Sosial Tresna Werdha Blitar Asrama Tulungagung”., dengan kegiatan recreational group, physiotherapy, family gathering, dan siraman rohani. Program yang diajukan telah dianalisis kelayakannya menggunakan teknik SWOT yang terdiri dari Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan Threats (ancaman). Kata Kunci: Coping Strategies, Kesepian, Lanjut usiaItem Dukungan Teman Sebaya Terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di Komisi Penanggulangan Aids Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-09) BAMBANG ANDREYADI A., 20.02.062.; AAM MUHARAM; SABAR RIYADIABSTRAK BAMBANG ANDREYADI A., 20.02.062. Dukungan Teman Sebaya Terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Di Komisi Penanggulangan Aids Kota Bandung. Dibimbing oleh AAM MUHARAM dan SABAR RIYADI Teman sebaya dapat diartikan sebagai kawan, sahabat, atau orang yang sama-sama bekerja atau berbuat atau merupakan kelompok orang yang seumur dan mempunyai kelompok sosial yang sama. Dukungan teman sebaya merupakan suatu system pemberian dan penerimaan bantuan didasarkan pada prinsip-prinsip tertentu seperti tanggung jawab bersama, serta saling membantu diantara sesama teman. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang proses dukungan teman sebaya terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Komisi Penanggulangan Aids Kota Bandung yang mencapuk 1) Dukungan teman sebaya terkait emosional, 2) Dukungan teman sebaya terkait integrasi sosial, 3) Dukungan teman sebaya terkait pengakuan 4) Dukungan teman sebaya terkait ketergantungan yang dapat diandalkan, 5) Dukungan teman sebaya terkait bimbingan, dan 6) Dukungan teman sebaya terkait kesempatan untuk mengasuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kulitatif metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penentuan informan adalah Porposive Simple yaitu informan ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu peneliti. Informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang yang ditentukan berdasarkan gender yang meliputi 2 ODHA, 2 orang teman sebaya sesama ODHA, dan 2 orang teman sebaya bukan sesama ODHA yang ditentukan oleh 2 orang informan utama ODHA itu sendiri. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mencalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dukungan teman sebaya terhadap ODHA di Komisi Penanggulangan Aids Kota Bandung sudah ada, namun belum signifikan pada tiga aspek yaitu emosional, integrasi sosial, dan kesempatan untuk mengasuh. Kata Kunci: Dukungan teman sebaya, Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), Komisi Penanggulangan Aids ABSTRACT BAMBANG ANDREYADI A., 20.02.062. Peer Support for People with HIV/AIDS (PLWHA) at the Bandung City Aids Commission. Supervised by AAM MUHARAM and SABAR RIYADI Peers can be defined as friends, companions, or people who work or act together or are groups of people who are the same age and have the same social group. Peer support is a system of providing and receiving assistance based on certain principles such as shared responsibility, and mutual help among friends. This study aims to examine the process of peer support for people with HIV/AIDS (PLWHA) in the Bandung City Aids Commission which includes 1) Emotional peer support, 2) Peer support related to social integration, 3) Peer support related to recognition 4) Peer support related to reliable dependence, 5) Peer support related to guidance, and 6) Peer support related to opportunities to care. This research uses a descriptive method skinative approach. The technique used in determining informants is Porposive Simple, namely informants determined based on certain considerations of the researcher. Informants in this study amounted to 6 people who were determined based on gender, including 2 PLWHA, 2 peers of fellow PLWHA, and 2 peers not fellow PLWHA who were determined by 2 main informants of PLWHA themselves. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation, and documentation studies. The results showed that peer support for PLWHA at the Bandung City Aids Commission was already present, but not yet significant in three aspects, namely emotional, social integration, and opportunities for caregiving. Keywords: Peer support, People living with HIV/AIDS (PLWHA), Aids Commission.Item Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Mahasiswa Menggunakan Pinjaman Online di Kelurahan Dago Kota Bandung,(Perpustakaan, 2024-10-10) MUHAMMAD PANJI ERDIANSYAH, NRP.20.02.066.; AAM MUHARAM; SABAR RIYADIMUHAMMAD PANJI ERDIANSYAH, NRP.20.02.066. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Mahasiswa Menggunakan Pinjaman Online di Kelurahan Dago Kota Bandung, Dibimbing oleh AAM MUHARAM and SABAR RIYADI. Pinjaman online telah berkembang pesat sebagai solusi alternatif untuk kebutuhan finansial di era digital. Melalui platform berbasis internet, individu dan kelompok dapat mengakses dana dengan cepat dan efisien tanpa melalui prosedur konvensional yang rumit. Meskipun menawarkan kemudahan dan kecepatan, pinjaman online juga menimbulkan risiko terkait suku bunga yang tinggi, potensi penipuan, dan masalah perlindungan data pribadi. Studi ini mengeksplorasi dinamika pinjaman online, termasuk keuntungan, tantangan, dan dampaknya terhadap perekonomian. Dengan analisis terhadap berbagai platform pinjaman, kebijakan regulasi, dan perilaku konsumen, studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai perkembangan pinjaman online dan rekomendasi untuk pengelolaan risiko yang lebih baik. Pinjaman online adalah fasilitas pinjaman uang oleh penyedia jasa keuangan yang beroperasi secara online. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa di Kelurahan Dago, Kota Bandung, untuk menggunakan layanan pinjaman online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap sejumlah mahasiswa yang menjadi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan pinjaman online, di antaranya adalah kebutuhan mendesak akan dana, kemudahan akses dan proses yang cepat, serta minimnya pengetahuan mengenai risiko dan konsekuensi jangka panjang dari penggunaan pinjaman online. Pengaruh lingkungan sosial dan kurangnya kontrol keuangan juga menjadi faktor yang signifikan. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku finansial mahasiswa serta menjadi acuan dalam pengembangan kebijakan yang lebih bijaksana terkait layanan pinjaman online di kalangan mahasiswa. Kata Kunci: Pinjaman Online, Mahasiswa, Kota Bandung ABSTRACT MUHAMMAD PANJI ERDIANSYAH, NRP.20.02.066. Factor-Factor that cause students to use online loans in Dago Village, Bandung City, Supervised by AAM MUHARAM and SABAR RIYADI. Online loans have developed rapidly as an alternative solution for financial needs in the digital era. Through internet-based platforms, individuals and groups can access funds quickly and efficiently without going through complicated conventional procedures. Although they offer convenience and speed, online loans also pose risks related to high interest rates, potential fraud and personal data protection issues. This study explores the dynamics of online lending, including its benefits, challenges and impact on the economy. With analysis of various lending platforms, regulatory policies, and consumer behavior, this study aims to provide a comprehensive understanding of the online lending ecosystem and recommendations for better risk management. Online loan is a money lending facility by a financial service provider that operates online. This study aims to identify and analyze the factors that cause students in Dago Village, Bandung City, to use online loan services. The method used in this study is descriptive qualitative, with data collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentation studies of a number of student respondents. The results of the study indicate that there are several main factors that encourage students to use online loans, including urgent need for funds, easy access and fast processes, and minimal knowledge about the risks and long-term consequences of using online loans. In addition, the influence of the social environment and lack of financial control are also significant factors. These findings are expected to contribute to a deeper understanding of student financial behavior and become a reference in developing wiser policies related to online loan services among students. Keywords: Online Loan, Student, Bandung CityItem Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Mahasiswa Menggunakan Pinjaman Online di Kelurahan Dago Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-09) MUHAMMAD PANJI ERDIANSYAH, 20.02.066.; AAM MUHARAM; SABAR RIYADIABSTRAK MUHAMMAD PANJI ERDIANSYAH, 20.02.066. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Mahasiswa Menggunakan Pinjaman Online di Kelurahan Dago Kota Bandung, Dibimbing oleh AAM MUHARAM and SABAR RIYADI. Pinjaman online telah berkembang pesat sebagai solusi alternatif untuk kebutuhan finansial di era digital. Melalui platform berbasis internet, individu dan kelompok dapat mengakses dana dengan cepat dan efisien tanpa melalui prosedur konvensional yang rumit. Meskipun menawarkan kemudahan dan kecepatan, pinjaman online juga menimbulkan risiko terkait suku bunga yang tinggi, potensi penipuan, dan masalah perlindungan data pribadi. Studi ini mengeksplorasi dinamika pinjaman online, termasuk keuntungan, tantangan, dan dampaknya terhadap perekonomian. Dengan analisis terhadap berbagai platform pinjaman, kebijakan regulasi, dan perilaku konsumen, studi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai perkembangan pinjaman online dan rekomendasi untuk pengelolaan risiko yang lebih baik. Pinjaman online adalah fasilitas pinjaman uang oleh penyedia jasa keuangan yang beroperasi secara online. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan mahasiswa di Kelurahan Dago, Kota Bandung, untuk menggunakan layanan pinjaman online. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi terhadap sejumlah mahasiswa yang menjadi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor utama yang mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan pinjaman online, di antaranya adalah kebutuhan mendesak akan dana, kemudahan akses dan proses yang cepat, serta minimnya pengetahuan mengenai risiko dan konsekuensi jangka panjang dari penggunaan pinjaman online. Pengaruh lingkungan sosial dan kurangnya kontrol keuangan juga menjadi faktor yang signifikan. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pemahaman yang lebih mendalam mengenai perilaku finansial mahasiswa serta menjadi acuan dalam pengembangan kebijakan yang lebih bijaksana terkait layanan pinjaman online di kalangan mahasiswa. Kata Kunci: Pinjaman Online, Mahasiswa, Kota Bandung ABSTRACT MUHAMMAD PANJI ERDIANSYAH, 20.02.066. Factor-Factor that cause students to use online loans in Dago Village, Bandung City, Supervised by AAM MUHARAM and SABAR RIYADI. Online loans have developed rapidly as an alternative solution for financial needs in the digital era. Through internet-based platforms, individuals and groups can access funds quickly and efficiently without going through complicated conventional procedures. Although they offer convenience and speed, online loans also pose risks related to high interest rates, potential fraud and personal data protection issues. This study explores the dynamics of online lending, including its benefits, challenges and impact on the economy. With analysis of various lending platforms, regulatory policies, and consumer behavior, this study aims to provide a comprehensive understanding of the online lending ecosystem and recommendations for better risk management. Online loan is a money lending facility by a financial service provider that operates online. This study aims to identify and analyze the factors that cause students in Dago Village, Bandung City, to use online loan services. The method used in this study is descriptive qualitative, with data collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentation studies of a number of student respondents. The results of the study indicate that there are several main factors that encourage students to use online loans, including urgent need for funds, easy access and fast processes, and minimal knowledge about the risks and long-term consequences of using online loans. In addition, the influence of the social environment and lack of financial control are also significant factors. These findings are expected to contribute to a deeper understanding of student financial behavior and become a reference in developing wiser policies related to online loan services among students. Keywords: Online Loan, Student, Bandung CityItem Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja Kecanduan Game Online: Studi Kasus di MTs Negeri 1 Banyumas Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-10-05) SITI AISYAH AULIA. NRP.20.02.102.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMSITI AISYAH AULIA. NRP.20.02.102. Caused Factors of Adolescents to be Addicted to Online Games: A Case Study at MTs Negeri 1 Banyumas, Banyumas Regency, Central Java Province. Supervised by UKE HANI RASALWATI, AAM MUHARAM. This study examines the factors that cause adolescents addicted to online games conducted at MTs Negeri 1 Banyumas, Banyumas Regency, Central Java Province in terms of six factors, namely desire, boredom, self-control, environment, social relationships, and expectations. This research uses qualitative research methods with a case study approach. The data collection techniques used were interviews, observations, and documentation studies. The informants in this study were five main informants, namely adolescents who experienced online game addiction and four supporting informants, namely homeroom teachers and counseling guidance teachers. Determination of informants using purposive sampling technique. The results showed that the desire factor of adolescents to play online games is based on curiosity and invitations from friends to play them, the boredom factor is caused by the absence of activities so that adolescents decide to play online games, the selfcontrol factor is caused by the inability to limit themselves in playing online games and cause frequent shouting and abusive behavior, environmental factors are caused by the environmental conditions of adolescents who are also fond of online games, the factor of adolescent social relations is good, but there are still adolescents who rarely interact with others, and the expectation factor caused by high parental expectations for their children can cause adolescents to prefer to play online games. Based on these problems, the researcher proposes a solution to solve the problem with the program "Increasing Self-Control and Parental Supervision in Handling Adolescents Addicted to Online Games". Keywords: Causal Factors, Adolescents, Online Game Addiction ABSTRAK SITI AISYAH AULIA. NRP.20.02.102. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja Kecanduan Game Online: Studi Kasus di MTs Negeri 1 Banyumas Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Dibimbing oleh UKE HANI RASALWATI, AAM MUHARAM. Penelitian ini mengkaji tentang faktor penyebab remaja kecanduan game online yang dilakukan di MTs Negeri 1 Banyumas, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari enam faktor, yaitu keinginan, rasa bosan, kontrol diri, lingkungan, hubungan sosial, dan harapan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan pada penelitian ini berjumlah lima orang informan utama yaitu remaja yang mengalami kecanduan game online dan empat orang informan pendukung yaitu wali kelas dan guru bimbingan konseling. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keinginan remaja untuk bermain game online didasari atas rasa penasaran dan ajakan teman untuk memainkannya, faktor rasa bosan disebabkan karena tidak adanya aktivitas yang dilakukan sehingga remaja memutuskan untuk bermain game online, faktor kontrol diri disebabkan oleh ketidakmampuan membatasi diri dalam bermain game online serta menimbulkan perilaku sering berteriak dan berkata-kata kasar, faktor lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan remaja yang juga menggemari game online, faktor hubungan sosial remaja sudah baik, namun masih terdapat remaja yang jarang berinteraksi dengan orang lain, serta faktor harapan yang disebabkan oleh harapan orang tua yang tinggi kepada anaknya dapat menyebabkan remaja menjadi lebih memilih untuk bermain game online. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan solusi pemecahan masalah tersebut dengan program “Peningkatan Kontrol Diri dan Pengawasan Orang Tua dalam Menangani Remaja Kecanduan Game Online” Kata Kunci: Faktor Penyebab, Remaja, Kecanduan Game OnlineItem Hubungan Antara Keharmnisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2023-12-29) LULU LATIFAH 1902028.; AAM MUHARAM; ELLA NURLELAABSTRAK LULU LATIFAH: Hubungan Antara Keharmnisan Keluarga dengan Kenakalan Remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing: AAM MUHARAM dan ELLA NURLELA. Keharmonisan keluarga mengacu kepada enam aspek yaitu kehidupan beragama, kepemilikan waktu bersama, komunikasi, saling menghargai, keeratan dan kekuatan hubungan, serta kemampuan mengatasi krisis atau konflik dalam keluarga. Kenakalan remaja dapat dilihat dalam dua jenis yaitu kenakalan moral & sosial, serta melanggar hukum. Penelitian ini bertujuan untuk hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja di SMP Karya Pembangunan Margahayu, serta mendapatkan gambaran nilai dari keenam aspek keharmonisan keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasi deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan skunder. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa Kelas VIII SMP Karya Pembangunan Margahayu, dengan teknik penggambilan sampel simpe random sampling menggunakan rumus Yamane. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho ditolak, sehingga “Terdapat hubungan antara keharmonisan keluarga dengan kenakalan remaja pada siswa kelas VIII SMP Karya Pembangunan Margahayu” dengan nilai koefisien korelasi Spearman’s rho sebesar 0,371 dengan nilai signifikansi 0,000. “Tidak terdapat hubungan antara aspek kehidupan beragama dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,171 dengan nilai signifikansi 0,115>0,05.“Terdapat hubungan antara aspek kepemilikan waktu bersama dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,391 dan signifikansi 0,000<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek komunikasi dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,314 dan signifikansi 0,003<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek saling menghargai dalam keluarga dengan kenakalan remaja”, dengan nilai koefisien korelasi 0,252 dan signifikansi 0,019<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek keeratan dan kekuatan hubungan dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,343 dan signifikansi 0,001<0,05. “Terdapat hubungan antara aspek kemampuan mengatasi krisis atau konflik dalam keluarga dengan kenakalan remaja” dengan nilai koefisien korelasi 0,294 dan signifikansi 0,006<0,05. Program yang diusulkan yaitu “Pengembangan Kapasitas Bagi Kelompok Keluarga Sebagai Upaya Dalam Pencegahan Kenakalan Remaja”. Kata Kunci: Keharmonisan Keluarga, Kenakalan Remaja, SMP Karya Pembangunan Margahayu ABSTRACT LULU LATIFAH: The Relationship Between Family Harmony and Juvenile Delinquency at SMP Karya Pembangunan Margahayu, Bandung Regency. Supervisors: AAM MUHARAM and ELLA NURLELA. Family harmony refers to six aspects, namely religious life, ownership of time together, communication, mutual respect, closeness and strength of relationships, and the ability to overcome crises or conflicts in the family. Adolescent delinquency can be seen in two types, namely moral & social delinquency, and breaking the law. This study aims to find the relationship between family harmony and juvenile delinquency at Karya Pembangunan Margahayu Junior High School, as well as to get an overview of the value of the six aspects of family harmony. This research uses a quantitative approach with descriptive correlation method. The data sources used are primary and secondary data. The population in this study were 8th grade students of Karya Pembangunan Margahayu Junior High School, with a sampling technique of simpe random sampling using the Yamane formula. Data collection techniques in the form of questionnaires and documentation studies. The results showed that Ho was rejected, so "There is a significant relationship between family harmony and juvenile delinquency in class VIII students of Karya Pembangunan Margahayu Junior High School" with a Spearman's rho correlation coefficient value of 0.371 and a significance of 0.000. "There is no relationship between the aspect of religious life in the family with juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.171 with a significance value of 0.115>0.05. "There is a relationship between the aspect of having time together in the family with juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.391 and a significance of 0.000 <0.05. "There is a relationship between the aspect of communication in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.314 and a significance of 0.003 <0.05. "There is a relationship between the aspect of mutual respect in the family and juvenile delinquency", with a correlation coefficient of 0.252 and a significance of 0.019 <0.05. "There is a relationship between the aspects of the closeness and strength of relationships in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.343 and a significance of 0.001 <0.05. "There is a relationship between the ability to overcome crisis or conflict in the family and juvenile delinquency" with a correlation coefficient of 0.294 and a significance of 0.006 <0.05. The proposed program is "Capacity Building for Family Groups as an Effort in Preventing Juvenile Delinquency". Keywords: Family Harmony, Juvenile Delinquency, SMP Karya Pembangunan MargahayuItem Konseling Adiksi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial,(Perpustakaan, 2024-10-15) Fetrian Septiyani, 20.02.073.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMFetrian Septiyani, 20.02.073. Konseling Adiksi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM. Permasalahan Napza seakan tidak ada habisnya di Indonesia. Ada kecenderungan jumlah pemakai Napza mengalami peningkatan setiap tahun. Pemakaian Napza tidak hanya menyasar kelas sosial tertentu, tetapi sudah mencakup semua lapisan masyarakat. Saat ini, pemakaian Napza juga sudah merata hampir di semua profesi, tanpa terkecuali. Salah satu usaha untuk menanggulangi korban penyalahgunaan Napza ini dengan banyak didirikan pusat rehabilitasi untuk para korban penyalahgunaan Napza seperti sentra, yayasan, dan balai rehabilitasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini terdapat 5 orang informan utama yaitu konselor adiksi dan 2 orang informan pendukung yaitu penerima manfaat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah konselor yang melakukan konseling belum dapat dilakukan secara optimal, hal ini dikarenakan kendala waktu yang dimiliki oleh konselor, selain permasalahan tersebut diketahui pula kurangnya pengetahuan mengenai jenis Napza dan cara penanganan dengan berbagai jenis penggunaannya. Program yang diusulkan berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah “Pengembangan Kompetensi Konselor Adiksi Melalui Educational Group.” Kata kunci: Konseling Adiksi, Korban Penyalahgunaan Napza ABSTRACT Fetrian Septiyani, 20.02.073. Addiction Counseling for Victims of Drug Abuse at Sentra Galih Pakuan Bogor, Thesis, Applied Bachelor of Social Worker Education Program, UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM. The drug problem in Indonesia seems never-ending. The number of drug users tends to increase every year. Drug use is not limited to certain social classes, but has spread to all levels of society. At present, drug use is almost evenly distributed among all professions without exception. One of the efforts to overcome the victims of drug abuse is the establishment of many rehabilitation centres for victims of drug abuse, such as centres, foundations and rehabilitation centres. This research uses qualitative research methods with the type of case study research. In this research, there were 5 main informants especially addiction counsellors and 2 supporting informants including the beneficiaries. The data collection techniques used in this research are in-depth interviews, observation and case studies. The result of this study is that the counsellor has not been able to do the counselling optimally, this is due to the time constraints owned by the counsellor. Apart from these problems, it is also known that there is a lack of knowledge about the types of drugs and how to deal with different types of use. The proposed programme based on the results of this research is the "Development of Addiction Counsellor Competencies through Educational Group". Keywords: Addiction Counseling, Victims of Drug AbuseItem Motivasi Anggota Dalam Mengikuti Program Tarbiyah Studi Kasus Pada Komunitas “Exalt to Creativity” (XTC) Hijrah di Kabupaten Bandung. Dosen pembimbing(Perpustakaan, 2024-10-07) DHAIFINA BADZLIN; AAM MUHARAM; SABAR RIYADIDHAIFINA BADZLIN: Motivasi Anggota Dalam Mengikuti Program Tarbiyah Studi Kasus Pada Komunitas “Exalt to Creativity” (XTC) Hijrah di Kabupaten Bandung. Dosen pembimbing : AAM MUHARAM & SABAR RIYADI Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam mengenai motivasi setiap anggota yang mengikuti program tarbiyah pada komunitas “Exalt to Creativity” (XTC) Hijrah dengan menggunakan aspek motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode deskriptif dan studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder dengan pengambilan informan melalui teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan triangulasi serta kecukupan pengamatan dan referensial. Teknik analisis data meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat motivasi intrinsik dimana setiap anggota membutuhkan ilmu agama yang menenangkan hati, ingin dapat mengaplikasikan nilai ibadah di kehidupan sehari-hari secara konsisten, dan berminat terhadap ustadz yang memiliki pembawaan yang santai disertai tempat pelaksanaan tarbiyah yang nyaman. Kemudian, terdapat motivasi ekstrinsik dimana setiap anggota mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dan lingkungannya, serta dihargai saat mengikuti pelaksanaan tarbiyah. Namun, terdapat permasalahan yang berupa kecenderungan ketergantungan anggota terhadap ustadz tertentu yang membuat program tarbiyah sempat tertunda, dan terdapat beberapa peserta program yang belum konsisten dalam menjalankan nilai agama pada aktivitas sehari-hari. Berdasarkan masalah tersebut, dapat diidentifikasi kebutuhan mereka yang menjadi usulan program dari penelitian ini yakni Program Tarbiyah Bulanan yang dapat mengakomodasi kebutuhan setiap anggota dalam program tarbiyah tersebut. Kata kunci : Motivasi, Tarbiyah, XTC Hijrah ABSTRACT DHAIFINA BADZLIN: Motivation of Members in Participating in the Tarbiyah Program Case Study of the "Exalt to Creativity" (XTC) Hijrah Community in Bandung Regency. Supervisor: AAM MUHARAM & SABAR RIYADI This research aims to describe in depth the motivation of each member who takes part in the tarbiyah program in the "Exalt to Creativity" (XTC) Hijrah community by using aspects of intrinsic motivation and extrinsic motivation. The research was conducted using descriptive and case study methods with a qualitative approach. The data sources used are primary and secondary data sources by taking informants using purposive sampling techniques. Data was collected using in-depth interview techniques, observation and documentation studies. Checking the validity of the data was carried out by triangulation as well as the adequacy of observations and referentiality. Data analysis techniques include data reduction, data presentation and conclusion drawing. The research results obtained show that there is intrinsic motivation where each member needs religious knowledge that calms the heart, wants to be able to consistently apply the values of worship in daily life, and is interested in ustadz who have a relaxed demeanor accompanied by a comfortable place for conducting tarbiyah. Then, there is extrinsic motivation where each member gets full support from their family and environment, and is appreciated when attending tarbiyah. However, there are problems in the form of a tendency for members to become dependent on certain ustadz which causes the tarbiyah program to be delayed, and there are several program participants who are not consistent in implementing religious values in their daily activities. Based on these problems, their needs can be identified which is the proposed program of this research, namely the Monthly Tarbiyah Program which can accommodate the needs of each member in the tarbiyah program. Keywords : Motivation, Tarbiyah, XTC HijrahItem Peran Konselor Adiksi Pada Residen Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, 2024(Perpustakaan, 2024-09-26) Zalfa Noor Bangsawan, 20.02.006.; AAM MUHARAM; SABAR RIYADIZalfa Noor Bangsawan, 20.02.006. Peran Konselor Adiksi Pada Residen Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, 2024, AAM MUHARAM dan SABAR RIYADI. Penyalahgunaan Napza telah menjadi masalah global yang merambah ke berbagai wilayah di Indonesia. Dampak dari penyalahgunaan ini mencakup berbagai aspek dari biopsikososial yang berpotensi menyebabkan kerugian signifikan, bahkan hingga menyebabkan kematian. Penanganan penyalahgunaan diperlukannya sosok konsleor adiksi yang bertugas untuk memberikan konsultasi pada klien maupun keluarga klien membantu membentuk perilaku positif untuk mereduksi bahkan menghilangkan perilaku yang mendorong pada kecenderungan untuk kecanduan. Penelitian mengenai Peran Konselor Adiksi pada Residen Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: 1) peran konselor adiksi dalam melakukan asesmen, 2) peran konselor adiksi dalam melakukan monitoring, 3) peran konselor adiksi dalam melakukan home visit, 4) peran konselor adiksi dalam melakukan konseling, dan 5) hambatan yang dialami oleh konselor adiksi dalam melakukan perannya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi dengan 5 informan yang merupakan konselor adiksi yang bekerja di Sentra Galih Pakuan Bogor. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa peran konselor dalam melakukan asesmen telah dilaksanakan dengan baik, peran dalam melakukan monitoring telah dilaksanakan dengan baik, peran dalam melakukan home visit tidak dapat telaksana dikarenakan agenda home visit tidak dilaksanakan kepada klien residensial, peran dalam melakukan konseling sudah baik akan tetapi dalam melakukan konseling tidak terlaksana dengan baik dikarenakan kurangnya dukungan dari keluarga, serta hambatan yang dialami oleh konselor dalam menjalankan perannya adalah kurangnya waktu yang dimiliki oleh konselor dikarenakan konselor dituntut untuk mengikuti kegiatan respon kasus, tidak adanya kegiatan home visit, kurang optimalnya peran konselor dalam melakukan konseling, dan kurangnya dukungan dari keluarga terhadap penerima manfaat. Program yang diusulkan sesuai dengan hasil penelitian adalah “Peningkatan Kapasitas Konselor dalam Melaksanakan Konseling di Sentra Galih Pakuan Bogor.” Kata kunci: Peran Konselor Adiksi, Korban Penyalahgunaan Napza ABSTRACT Zalfa Noor Bangsawan, 20.02.006. The Role of Addiction Counselors in Residents Who Are Victims of Drug Abuse at Sentra Galih Pakuan Bogor, Thesis, Applied Bachelor of Social Work Education Program, 2024, AAM MUHARAM and SABAR RIYADI. Drug abuse has become a global issue that has spread to various regions in Indonesia. The impact of this abuse encompasses various biopsychosocial aspects that have the potential to cause significant harm, including death. Addressing drug abuse requires the presence of addiction counselors who provide consultations to clients and their families, helping to foster positive behaviors to reduce or even eliminate tendencies towards addiction. This study on the Role of Addiction Counselors in Residents Who Are Victims of Drug Abuse at Sentra Galih Pakuan Bogor aims to obtain an overview of: 1) the role of addiction counselors in conducting assessments, 2) the role of addiction counselors in monitoring, 3) the role of addiction counselors in conducting home visits, 4) the role of addiction counselors in counseling, and 5) the obstacles faced by addiction counselors in performing their roles. This research uses qualitative methods with data collection techniques including in-depth interviews, observations, and document studies with 5 informants who are addiction counselors working at Sentra Galih Pakuan Bogor. The results of the study show that the role of counselors in conducting assessments and monitoring has been well-executed, home visits are not performed for residential clients, and the role in counseling is well-implemented but family counseling is not well-executed due to a lack of family support. The obstacles faced by counselors in performing their roles include limited time due to the requirement to respond to cases, the absence of home visit activities, suboptimal counseling, and lack of family support for the beneficiaries. The program proposed based on the research findings is “Enhancing Counselor Capacity in Conducting Family Counseling at Sentra Galih Pakuan Bogor.” Keywords: Role of Addiction Counselors, Victims of Drug AbuseItem Peran Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Pendidikan Sarjan Terapan Pekerjaan Sosial, 2024,(Perpustakaan, 2024-10-07) ABSTRAK ILHAM HADI SETIAWAN, 20.02.122,; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMILHAM HADI SETIAWAN, 20.02.122, Peran Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Pendidikan Sarjan Terapan Pekerjaan Sosial, 2024, UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran konselor dalam pemulihan residen atau korban penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar. Penelitian ini difokuskan pada berbagai peran konselor, termasuk sebagai Konselor Keluarga, Konsultan, Manajer Kasus, Mediator, Administrator, Supervisor, Advokator, Fasilitator, Broker, Liaison, dan Conferee. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan melibatkan lima informan utama yaitu tiga orang konselor adiksi, satu orang program manajer, dan satu orang kepala panti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran konselor adiksi di Yayasan Sekar Mawar secara umum telah berjalan dengan baik. Namun, ditemukan adanya kendala dalam tiga peran konselor, yaitu sebagai konsultan, fasilitator, dan broker. Permasalahan ini berpotensi menghambat efektivitas program rehabilitasi yang dijalankan. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengusulkan program "Peningkatan Kapasitas Konselor Adiksi Dalam Pelayanan Rehabilitasi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar". Program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan efektivitas konselor dalam melaksanakan peran-peran penting mereka, sehingga layanan rehabilitasi yang diberikan dapat lebih optimal dan berkontribusi lebih signifikan dalam proses pemulihan residen. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh wawasan yang lebih mendalam mengenai peran konselor adiksi serta upaya peningkatan kapasitas konselor adiksi dalam konteks rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan Napza. Kata Kunci : Peran Konselor, Pemulihan Korban Penyalahgunaan NAPZA ILHAM HADI SETIAWAN, 20.02.122, The Role of Counselors in the Recovery of Drug Abuse Victims at Yayasan Sekar Mawar Lembang, Bandung Regency, Thesis, Applied Social Work Education Program, 2024, UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM. This study aims to explore the role of counselors in the recovery of residents or victims of drug abuse at Yayasan Sekar Mawar. The research focuses on various counselor roles, including Family Counselor, Consultant, Case Manager, Mediator, Administrator, Supervisor, Advocate, Facilitator, Broker, Liaison, and Conferee. The research method used is qualitative, involving five main informants: three addiction counselors, one program manager, and one shelter head. The results of the study indicate that the role of addiction counselors at Yayasan Sekar Mawar has generally been carried out well. However, challenges were identified in three counselor roles, namely as consultant, facilitator, and broker. These issues have the potential to hinder the effectiveness of the rehabilitation program being implemented. To address this, the researcher proposes the program "Enhancing the Capacity of Addiction Counselors in Rehabilitation Services for Drug Abuse Victims at Yayasan Sekar Mawar." This program is expected to improve the competence and effectiveness of counselors in carrying out their key roles, thereby optimizing the rehabilitation services provided and making a more significant contribution to the residents' recovery process. Through this research, it is hoped that deeper insights into the role of addiction counselors will be gained, as well as efforts to enhance their capacity within the context of rehabilitation for drug abuse victims. Keywords: Counselor Role, Recovery of Drug Abuse VictimsItem Program Rehabilitasi Sosial bagi WargaBinaan Pemasyarakatan Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang.(Perpustakaan, 2024-09-24) AILSA WIDYA INDRIYANI, 2002112.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMAILSA WIDYA INDRIYANI, 2002112. Program Rehabilitasi Sosial bagi WargaBinaan Pemasyarakatan Narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Pemuda Kelas IIA Tangerang. Pembimbing: UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM Lembaga Pemasyarakatan Pemuda memiliki 70 % penghuni Lapas Pemuda merupakan tindak pidana narkotika Dengan adanya pidana narkotika yang mendominasi Lapas Pemuda maka terdapat sebuah upaya dalam menangani masalah tersebut dengan adanya program pada Lapas Pemuda ini adalah program rehabilitasi sosial. namun jumlah kuota pada program rehabilitasi sosial hanya 130 orang. Peristiwa tersebut perlu ditelaah apakah terdapat permasalahan dalam pelaksanaan didalamnya terdapat beberapa tahapan seperti informasi awal, skrining, asesmen, dan pelayanan sosial, SDM yang belum sesuai dengan kriteria dalam pemberian pelayanan, atau dari diri wbp narkotika itu sendiri yang belum dapat menerima peristiwa saat ini.Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Studi kasus dan pengujian teori dilakukan setelah pengumpulan data, analisis, dan pembuktian teori dalam penelitian kualitatif ini. penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan menggunakan metodologi deskriptif. Karakteristik informan merupakan seseorang yang terjun langsung dalam kegiatan rehabilitasi sosial. Dalam pelaksanaan informasi awal belum seluruhnya warga binaan khususnya warga binaan narkotika mendapatkan informasi mengenai program rehabilitasi, Pelaksanaan informasi awal bukan dilakukan pada tahapan pertama, dan pemberian informasi awal hanya menggunakan pamphlet Pelaksanaan tahapan skrining dilakukan sebanyak 260 orang untuk mengidentifikasi jeniz zat dan Tingkat kategori pengguna zat dengan menggunakan ASSIST dengan wawancara oleh petugas. Asesmen merupakan pengumpulan data untuk mendapatkan gamabaran masalah secara mendalam mengenai wbp. Asesmen di bantu dengan ASI untuk mengukur Tingkat keparahan kecanduan narkotika penggunaan ASI dibantu oleh BNN. Asesmen di dalam Lapas Pemuda dilakukan sebanyak 3 kali yaitu asesmen awal, akhir, lanjutan Layanan pada program rehabilitasi ini terdapat program inti dengan menggunakan TC (Therapeutic Community). Didalam kegiatan inti dalam program rehabilitasi sosial terdapat kegiatan konseling, seminar Pendidikan, dinamika kelompok. Program rehabilitasi merupakan suatu proses kegiatan pemulihan baik secara fisik, mental, maupun sosial, agar seorang mantan pecandu narkotika dapat kembali melaksanakan fungsi sosial didalam kehidupan masyarakat. Dalam setiap tahapan dalam program rehabilitasi sosial terdapat informasi awal, skrining, asesmen, dan layana sosial ini memiliki permasalahan dan kendala masing-masing baik itu dari segi fasilitas, pemahaman pengetahuan dan keterampilan SDM, dan faktor-faktor lain yang terjadi selama pelaksanaan program rehabilitasi sosial Kata kunci : Rehabilitasi Sosial, Warga Binaan Narkotika, Lembaga Pemasyarakatan ABSTRACT AILSA WIDYA INDRIYANI, 2002112. Social Rehabilitation Program for Narcotics Correctional Residents at the Class IIA Tangerang Youth Correctional Institution. Supervisors: UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM Lembaga Pemasyarakatan Pemuda has 70% of inmates in the Youth Prison are narcotics crimes With the existence of narcotics crimes that dominate the Youth Prison, there is an effort to deal with this problem with the existence of a program in the Youth Prison which is a social rehabilitation program. However, the number of quotas in the social rehabilitation program is only 130 people. The incident needs to be examined whether there are problems in the implementation of which there are several stages such as initial information, screening, assessment, and social services, human resources that have not been in accordance with the criteria in providing services, or from the narcotics wbp itself who have not been able to accept the current events. The research methodology used in this study is qualitative. Case studies and theory testing are carried out after data collection, analysis, and proof of theory in this qualitative research. This study uses qualitative data using a descriptive methodology. The characteristic of an informant is someone who is directly involved in social rehabilitation activities. In the implementation of initial information, not all inmates, especially narcotics inmates, have received information about the rehabilitation program, the implementation of initial information is not carried out in the first stage, and the provision of initial information is only using pamphlets The implementation of the screening stage is carried out by 260 people to identify the type of substance and the level of the category of substance users using ASSIST with interviews by officers. Assessment is a collection of data to get an in-depth understanding of problems regarding WBP. Assessment assisted by breast milk to measure the severity of narcotic addiction to breast milk use assisted by BNN. Assessments in the Youth Prison are carried out 3 times, namely the initial, final, and follow-up assessments of services in this rehabilitation program, there is a core program using TC (Therapeutic Community). In the core activities in the social rehabilitation program, there are counseling activities, educational seminars, group dynamics. The rehabilitation program is a process of recovery activities both physically, mentally, and socially, so that a former narcotics addict can return to carry out social functions in community life. In each stage of the social rehabilitation program, there is initial information, screening, assessment, and social services have their own problems and obstacles, both in terms of facilities, understanding of human resource knowledge and skills, and other factors that occur during the implementation of the social rehabilitation program Keywords: Social Rehabilitation, Narcotics Inmates, Correctional Institution.Item Proses Reintegrasi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Antasena Magelang(Perpustakaan, 2024-09-23) RYAN FATURRACHMAN. 2002046.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMRYAN FATURRACHMAN. 2002046. Proses Reintegrasi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Antasena Magelang Dosen Pembimbing: UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM Penelitian tentang Proses Reintegrasi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Antasena Magelang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses reintegrasi ABH mulai dari penyiapan kondisi psikologis ABH, penyiapan keluarga atau keluarga pengganti ABH, pengembalian ABH kepada keluarga atau keluarga pengganti, pemantauan dan evaluasi ABH, dan terminasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan informan menggunakan teknik pusposive sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara secara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada umumnya proses reintegrasi berjalan dengan cukup baik berdasarkan 5 tahapan reintegrasi yaitu penyiapan kondisi psikologis ABH, penyiapan keluarga atau keluarga pengganti ABH, pengembalian ABH kepada keluarga atau keluarga pengganti, pemantauan dan evaluasi ABH, dan terminasi. Pada aspek penyiapan keluarga atau keluarga pengganti dan pengembalian ABH kepada keluarga pengganti ditemukan kendala yaitu kurangnya kondisi ekonomi keluarga yang menyebabkan adanya harapan yang tinggi untuk ABH bekerja, sehingga adanya hambatan pada aspek pengembalian ABH karena masalah penerimaan keluarga. Rencana program yang diusulkan adalah "Program Peningkatan Proses Reinterasi terhadap ABH di Sentra Antasena Magelang". Program ini menggunakan metode case work dan group work. Teknik yang digunakan dalam metode case work adalah konseling keluarga dengan teknik ventilation, support, dan advice giving and counseling. Sedangkan teknik dalam metode groupwork adalah mengubah kognitif, mengubah afektif, dan mengubah konasi dengan tipe kelompok educational group. Kata kunci: Proses Reintegrasi, Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Keluarga, Sentra Antasena Magelang ABSTRACT RYAN FATURRACHMAN. 2002046. Reintegration Process for Children in Conflict with the Law (ABH) at the Antasena Center Magelang Supervisor: UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM Research on the Reintegration Process of Children in Conflict with the Law (ABH) at the Antasena Magelang Center aims to obtain an overview of the ABH reintegration process starting from preparing the ABH's psychological condition, preparing the ABH's family or surrogate family, returning the ABH to the ABH's family or surrogate family, monitoring and evaluating the ABH, and termination. This research uses a qualitative method using a descriptive approach. Informants were collected using purposive sampling techniques and data collection techniques used in-depth interviews, observation and documentation studies. Test the validity of the data using triangulation, namely source triangulation, technique triangulation, and time triangulation. Data analysis uses data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this research show that in general the reintegration process is going quite well based on the 5 stages of reintegration, namely preparing the ABH's psychological condition, preparing the ABH's family or replacement family, returning the ABH to the ABH's family or replacement family, monitoring and evaluating the ABH, and termination. In the aspect of preparing a family or surrogate family and returning ABH to the surrogate family, obstacles were found, namely the lack of family economic conditions which led to high expectations for ABH to work, so that there were obstacles in the aspect of returning ABH due to problems with family acceptance. The proposed program plan is "Program for Improving the Reinteration Process for ABH at the Antasena Center, Magelang". This program uses case work and group work methods. The technique used in the case work method is family counseling using ventilation, support, and advice giving and counseling techniques. Meanwhile, the technique in the groupwork method is changing cognitive, changing affective, and changing conation with the educational group type. Keywords: Reintegration Process, Children in Conflict with the Law (ABH), Family, Antasena Center Magelang