Browsing by Author "Ahmad Yaneri"
Now showing 1 - 12 of 12
Results Per Page
Sort Options
Item Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-02-28) AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient Anak Korban Kekerasan Fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Adversity quotient merupakan kemampuan individu dalam merespon suatu masalah atau kesulitan yang sedang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) control atau kendali; 2) origin/ownership atau asal usul dan pengakuan; 3) reach atau jangkauan; 4) endurance atau daya tahan anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Adversity quotient diukur dengan menggunakan alat ukur bernama Adversity Response Profile yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Instrumen ini telah melalui uji validitas isi dan uji reliabilitas menggunakan cronbach alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.805. Hasil penelitian terhadap 37 responden menggambarkan bahwa tiga aspek adversity quotient yakni control, reach dan endurance berada pada klasifikasi tinggi garis kontinum, sedangkan aspek origin/ownership berada pada klasifikasi yang sedang pada garis kontinum. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek origin/ownership berada pada posisi yang paling rendah apabila dibandingkan dengan ketiga aspek lainnya dengan perolehan skor sebesar 664 poin dari 925 poin skor ideal. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyusun dan mengusulkan sebuah program yang bertujuan untuk memaksimalkan adversity quotient anak korban kekerasan fisik di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) tipe self-help group dan melaksanakan konseling kelompok dengan memanfaatkan model LEAD yang terdiri dari 1) listen atau dengarkan; 2) explore atau menjajaki; 3) analyze atau analisa; 4) do atau lakukan . Kata Kunci : Adversity Quotient, Anak, Korban Kekerasan Fisik. ABSTRACT AJI PUTRA WAHYU, 19.04.016. Adversity Quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Bandung. Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Adversity quotient is an individual's ability to respond to a problem or difficulty they are facing. This study aims to empirically describe: 1) control; 2) origin/ownership; 3) reach; 4) endurance of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung. The method used in this research is a descriptive method with a quantitative approach. The sample was selected using purposive sampling. Data collection was done using questionnaires and documentation studies. Adversity quotient was measured using a measurement tool called the Adversity Response Profile, which has been adopted and modified. This instrument has undergone content validity and reliability testing using Cronbach's alpha, which showed that the questionnaire used obtained a value of a = 0.805. The research results on 37 respondents showed that three aspects of adversity quotient, namely control, reach, and endurance, were classified as high on the continuum, while the aspect of origin/ownership was classified as moderate on the continuum. The research results indicated that the aspect of origin/ownership was in the lowest position compared to the other three aspects, with a score of 664 points out of an ideal score of 925 points. Based on these research findings, the researchers developed and proposed a program aimed at maximizing the adversity quotient of children who are victims of physical abuse in the Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Bandung using the social group work method in the form of self-help groups and conducting group counseling using the LEAD mode that include 1) listen; 2) explore; 3) analyze; 4) do. Keywords: Adversity Quotient, Child, Physical Abuse VictimItem Deteksi Dini Keluarga Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-18) Samsinar, 19.04.166.; Epi Supiadi; Ahmad YaneriSamsinar, 19.04.166. Deteksi Dini Keluarga Anak Penyandang Disabilitas Intelektual Kelurahan Sadang Serang Kecamatan Coblong Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Deteksi dini merujuk pada satu usaha dengan cara yang spesifik untuk mengamati tumbuh kembang anak secara fisik/psikis dalam rangka membantu anak agar dapat perlakuan yang sesuai dengan kondisi subjek. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) Deteksi dini Fungsi Intelektual Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, 2) Deteksi dini Fungsi Perilaku Adaptif Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, 3) Deteksi dini Keterampilan Praktis Anak Penyandang Disabilitas Intelektual. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Penentuan sumber data dalam penelitian ini menggunakan purposive. Informan penelitian berjumlah 6 orang, Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah: 1) wawancara mendalam, 2) observasi, 3) studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan uji kredibilitas data, dan transferabilitas. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa deteksi dini keluarga anak penyandang disabilitas intelektual cukup bagus. Namun tidak dapat dipungkiri bahwasanya anak penyandang disabilitas intelektual masih belum begitu optimal dan efektif dalam kemampuan fungsi intelektual, perilaku adaptif dan keterampilan praktis serta keluarga dalam hal ini orang tua anak penyandang disabilitas intelektual belum begitu optimal dalam melakukan proses deteksi dini. Sehubungkan dengan hal tersebut maka diusulkan program “Pemberdayaan Orang Tua dalam Pengasuhan Anak Disabilitas Berbasis Online” bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam pola pengasuhan tumbuh kembang anak sehingga orang tua dan calon orang tua dapat memiliki bekal parenting. Kata kunci: Deteksi dini, Penyandang disabilitas intelektualItem Grieving pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur.(Perpustakaan, 2024-03-18) CLARA ANNISA ONESIA, 1904128; Epi Supiadi; Ahmad YaneriCLARA ANNISA ONESIA, Grieving pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Penelitian ini menggambarkan bagaimana tugas mengatasi grieving pada anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Penelitian ini dilakukan 5 bulan pasca bencana gempa bumi dalam kondisi peralihan masa darurat ke pemulihan bencana yang menunjukkan bahwa anak-anak masih mengalami kondisi grieving yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik responden, 2) menerima kenyataan atas kehilangan, 3) mengatasi rasa sakit dan kesedihan, 4) beradaptasi pada lingkungan baru, dan 5) mempertahankan hubungan dengan almarhum selagi tetap menjalani kehidupan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur dengan total sampel berjumlah 30 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling atau dengan pertimbangan dan kriteria tertentu terhadap anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: 1) angket, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Instrumen penelitian menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity) dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil 0.814 atau nilai reliabilitasnya tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat grieving pada anak yang kehilangan orangtua akibat bencana gempa bumi di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur tinggi dengan skor aktual sebanyak 2.286 dari skor ideal kelas interval tinggi yaitu 2.201 – 3.000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak masih belum menyadari, memahami, dan menerima diri apa adanya; belum sepenuhnya bisa mengatasi rasa sakit, baik fisik maupun batin; merasa kesulitan berinteraksi dan memberikan kesadaran terhadap dirinya; dan mempertahankan kedekatan dengan orangtua secara berlebihan. Oleh karena itu, diusulkan “Program Pemulihan Grieving Melalui Konseling dan Terapi pada Anak yang Kehilangan Orangtua Akibat Bencana Gempa Bumi” di Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur. Kata kunci: Grieving, Anak, Kehilangan Orangtua, BencanaItem Implementasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial bagi Keluarga Miskin melalui Warung Makan Indomie di Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-09) FAHDINA AJMALA SOBRI, NRP. 20.04.349.; Tuti Kartika; Ahmad YaneriFAHDINA AJMALA SOBRI, NRP. 20.04.349. Implementasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial bagi Keluarga Miskin melalui Warung Makan Indomie di Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yaneri Atensi adalah salah satu program rehabilitasi sosial dengan layanan langsung yang menggunakan pendekatan berbasis keluarga, komunitas, dan atau residensial. Penelitian ini memfokuskan mengenai implementasi program Atensi bagi keluarga miskin melalui Warmindo di Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai: 1) Penyaluran bantuan program Warmindo 2) Manfaat yang dirasakan oleh penerima manfaat program, dan 3) perubahan kondisi dari aspek ekonomi, sosial, fisik, dan psikologis. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini adalah pelaksana program warmindo, KPM program Warmindo, dan significant other dari para KPM tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan triangulasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan 1) uji Credibility, 2) uji keteralihan, dan 3) uji kebergantungan. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penyaluran bantuan program Atensi Warmindo sendiri berjalan dengan cukup lancar, meski demikian, terdapat beberapa kali terjadi perubahan kebijakan karena adanya arahan dari kementrian pusat. KPM sendiri setelah menerima bantuan tersebut mengalami berbagai perubahan kondisi yang cukup bervariasi, baik dari aspek ekonomi, sosial, fisik, dan psikologis. Perubahan kondisi yang dialami para KPM pun tidak selamanya positif, tetapi terkadang terdapat juga perubahan negatif yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa para KPM memerlukan peningkatan kapasitas untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Peningkatan kapasitas ini bertujuan untuk mengembangkan kewirausahaan warmindo yang dimiliki KPM supaya dapat lebih berkembang dan beradaptasi dengan zaman. Hal tersebut melatarbelakangi peneliti untuk membuat rekomendasi program mengenai peningkatan kapasitas para KPM, inovasi produk olahan, dan kemampuan pemecahan masalah, sehingga dapat mendapatkan dampak positif bagi kesejahteraan KPM. Kata Kunci: Implementasi, Program Atensi, Keluarga Miskin, Program Warmindo ABSTRACT FAHDINA AJMALA SOBRI, NRP. 20.04.349. Implementation of The Asistensi Rehabilitasi Sosial Program for Poor Families through Warung Makan Indomie in Bandung City. Supervisors Tuti Kartika and Ahmad Yaneri “Atensi” is one of the social rehabilitation programs that provides direct services using a family-based, community-based, or residential approach. This research focuses on the implementation of the Atensi program for poor families through Warmindo in Bandung City. The study aims to gain insights into the following aspects:1) Distribution of Warmindo assistance program 2) Benefits perceived by program beneficiaries 3) Changes in conditions related to economic, social, physical, and psychological aspects. The research employs a descriptive method with a qualitative approach. Key informants include Warmindo program implementers, Warmindo program beneficiaries (KPM), and significant others associated with the KPM. Data collection techniques involve interviews, observations, documentary studies, and triangulation. Data validity is assessed through credibility testing, transferability testing, and dependability testing. Data analysis techniques include data reduction, presentation, drawing conclusions, and verification. The research findings indicate that the process of distributing assistance through the Atensi Warmindo program runs relatively smoothly. However, there have been policy changes due to directives from the central ministry. KPMs themselves experience diverse changes in their conditions, spanning economic, social, physical, and psychological aspects. These changes are not always positive; sometimes, significant negative changes occur. Based on the study results, the researcher concludes that KPMs require capacity-building to enhance their knowledge and skills. This capacity-building aims to develop the entrepreneurial aspects of Warmindo so that KPMs can thrive and adapt to changing times. Consequently, the researcher recommends programs focused on enhancing KPMs’ capacity, product innovation, and problem-solving abilities to positively impact their well-being. Keywords: Implementation, Atensi Program, Poor Families, Warmindo ProgramItem Kepercayaan Diri Anak Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-09-07) ASTRID MIAC HELMYNA SUSILOWATI, 20.04.212; Tuti Kartika; Ahmad YaneriASTRID MIAC HELMYNA SUSILOWATI, 20.04.212. Kepercayaan Diri Anak Panti Asuhan Taman Harapan Muhammadiyah Kota Bandung. Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yaneri. Kepercayaan diri merupakan hal yang diperlukan dalam masa pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Rendahnya kepercayaan diri merupakan kenyataan yang dialami oleh sebagian besar anak yang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris terkait dengan kepercayaan diri anak panti asuhan di lingkungan sosialnya yaitu lingkungan panti asuhan, sekolah, dan keluarga dengan meneliti berdasarkan aspek kepercayaan diri dari Lauster yaitu keyakinan kemampuan diri, optimis, objektif, bertanggungjawab, realistis dan rasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik sensus sampling menghasilkan 52 responden. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan diukur dengan rating scale serta menggunakan studi dokumentasi. Uji validitas menggunakan face validity dan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan SPSS versi 26. Hasil penelitian menunjukan mayoritas memiliki kepercayaan diri anak panti asuhan di lingkungan sosialnya sebanyak 38 responden (73,08%) berada pada kategori “sedang”. Berdasarkan hasil penelitian maka diusulkannya suatu program “Langkah Percaya Diri Bersama” yang bertujuan untuk meningkatkan sikap optimis dalam diri anak-anak panti asuhan agar lebih percaya diri. Kata Kunci: Kepercayaan Diri, Lingkungan Sosial, Anak, Panti Asuhan ABSTRACT ASTRID MIAC HELMYNA SUSILOWATI, 20.04.212. Self-Confidence of Orphanage Children at Taman Harapan Muhammadiyah, Bandung City. Supervisors: Tuti Kartika and Ahmad Yaneri. Self-confidence is essential during the growth and development of children. Low self-confidence is a reality experienced by most children living in orphanages. This study aims to obtain an empirical overview of the self-confidence of orphanage children in their social environment, which includes the orphanage, school, and family environments. The study examines the aspects of self-confidence from Lauster, namely self-assurance, optimism, objectivity, responsibility, realism, and rationality. This research uses a quantitative approach with a descriptive survey method. The sampling technique, using census sampling, resulted in 52 respondents. Data collection techniques included questionnaires measured with a rating scale and documentation studies. Validity testing used face validity, and reliability testing used Cronbach's Alpha with the assistance of SPSS version 26. The results showed that the majority of orphanage children had moderate selfconfidence in their social environment, with 38 respondents (73.08%) falling into the "moderate" category. Based on the research results, a program called “Langkah Percaya Diri Bersama” is proposed, aiming to foster a more optimistic attitude in orphanage children to enhance their self-confidence. Keywords: Self Confidence, Children, OrphanageItem Kualitas Hidup Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS Di Organisasi Female Plus Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-02-20) NISRINA NAFILAH MANAF, 19.04.034; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK NISRINA NAFILAH MANAF, 19.04.034. Kualitas Hidup Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS Di Organisasi Female Plus Kota Bandung, Dibimbing oleh Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri. Kualitas hidup merupakan persepsi individu dilihat dari posisi kehidupan individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup memiliki tujuan, harapan, standarisasi dan rasa kekhawatiran. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai: 1) kesehatan fisik; 2) psikologis; 3) hubungan sosial; 4) hubungan dengan lingkungan fisik Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS di Organisasi Female Plus Kota Bandung. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel menggunakan simple random sampling. Pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. Kualitas Hidup diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu WHOQoL-HIV BREF yang telah diadopsi dan dimodifikasi. Kuesioner ini telsh melalui pengujian validitas muka dan pengujian reliabilitas menggunakan Cranbach Alpha menunjukan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.978. Hasil penelitian terhadap 42 responden menunjukan bahwa keempat aspek pada kualitas hidup yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, hubungan dengan lingkungan fisik menunjukan hasil yang cenderung sama yaitu keempatnya berada pada kategori sedang pada garis kontinum. Namun demikian pada aspek psikologis menunjukan skor yang sedikit lebih tinggi dari yang lainnya dengan skor 1065 dari skor ideal 1470. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Mempertahankan Kualitas Hidup Ibu Rumah Tangga Dengan HIV-AIDS di Organisasi Female Plus Kota Bandung dengan menggunakan metode social group work (pekerja sosial dengan kelompok) dan social case work (pekerja sosial dengan individu) dengan teknik dinamika kelompok, educational group work (kelompok pendidikan), recreation skill group (kelompok keahlian rekreasi), konseling individu. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Ibu Rumah Tangga, HIV-AIDS. ABSTRACT NISRINA NAFILAH MANAF, 19.04.034. Quality of Life of Housewives with HIV-AIDS in the Female Plus Organization, Bandung City, Supervised by Epi Supiadi and Ahmad Yaneri. Quality of life is the individual’s perception of their life position within the cultural context and value system in which they live, encompassing goals, hopes, standards, and concerns. This research aims to empirically describe: 1) physical health; 2) psychological well-being; 3) social relationships; 4) relationship with the physical environment of Housewives with HIV-AIDS in the Female Plus Organization, Bandung City. The method used in this research is descriptive with a quantitative approach. The sample was drawn using simple random sampling. Data collection was done using questionnaires and documentary studies. Quality of Life was measured using the WHOQoL-HIV BREF instrument, which has been adapted and modified into Indonesian. The validity of the measurement tool was assessed using content validity. Reliability was tested using Cranbach Alpha, yielding a value of a = 0.978 for the questionnaire. The research results from 42 respondents indicated that all four aspects of quality of life, namely physical health, psychological wellbeing, social relationships, and relationship with the physical environment, showed relatively similar results, all falling into the moderate category on the continuum. However, the psychological aspect showed a slightly higher score compared to the others, with a score of 1065 out of the ideal score of 1470. Based on the research findings, the researcher proposes a Quality of Life Maintenance Program for Housewives with HIV-AIDS in the Female Plus Organization, Bandung City, utilizing social group work and social case work methods with group dynamics, educational group work, recreation skill group, and individual counseling techniques. Keywords: Quality of life, Housewives, HIV-AIDS. Kata Kunci: Kualitas Hidup, Ibu Rumah Tangga, HIV-AIDS.Item Pelaksanan Tugas Fasiliator Pusat Kesejahteraan Sosial terhadap Peningkatan Keluarga Miskin di Desa Sukagalih.(Perpustakaan, 2024-09-09) DYAH ANGGIT RUNDING MELATI, NRP.20.04.346.; Tuti Kartika; Ahmad YaneriDYAH ANGGIT RUNDING MELATI, NRP.20.04.346. Pelaksanan Tugas Fasiliator Pusat Kesejahteraan Sosial terhadap Peningkatan Keluarga Miskin di Desa Sukagalih. Dosen Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yaneri Kemiskinan tetap menjadi tantangan signifikan di Indonesia, yang memengaruhi akses terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan sumber daya ekonomi. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai program, termasuk pembentukan Puskesos, untuk menangani masalah ini di tingkat desa. Puskesos dirancang untuk menyediakan layanan sosial terpadu dan bertindak sebagai sistem rujukan bagi penduduk miskin dan rentan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan tugas fasilitator Pusat Kesejahteraan Sosial (Puskesos) dalam meningkatkan layanan bagi keluarga miskin di Desa Sukagalih, Kecamatan Sumedang Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan penelitian lapangan langsung di Desa Sukagalih. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan kunci dalam penelitian ini adalah fasilitator Puskesos dan penerima layanan sosial. Penelitian ini menyimpulkan bahwa fasilitator Puskesos memainkan peran penting dalam meningkatkan layanan sosial bagi keluarga miskin di Desa Sukagalih. Upaya yang dilakukan petugas fasilitator dalam penjangkauan, verifikasi data, dokumentasi, dan kolaborasi memberikan kontribusi signifikan terhadap efektivitas program kesejahteraan sosial. Namun, tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan masalah manajemen data perlu diatasi melalui Program “Sosialisasi Kriteria Penerima Manfaat dan Pelatihan Validasi Data Administrasi Penduduk oleh Pemerintah Desa Sukagalih” untuk meningkatkan dampak layanan ini. Kata Kunci: Pusat Kesejahteraan Sosial, Fasilitator, keluarga miskin, layanan sosial, program, Desa Sukagalih. ABSTRACT DYAH ANGGIT RUNDING MELATI, NRP.20.04.346, The Implementation of Social Welfare Center Facilitator Duties in Improving Services for Poor Families in Sukagalih Village. Supervisors: Tuti Kartika and Ahmad Yaneri Poverty remains a significant challenge in Indonesia, affecting access to basic services such as healthcare, education, and economic resources. The Indonesian government has implemented various programs, including the establishment of Puskesos, to address this issue at the village level. Puskesos is designed to provide integrated social services and act as a referral system for the poor and vulnerable populations. This study aims to analyze and describe the implementation of the tasks of the Social Welfare Center (Puskesos) facilitators in improving services for poor families in Sukagalih Village, South Sumedang District. The research employs a qualitative descriptive method by conducting field studies directly in Sukagalih Village. Data collection techniques include interviews, observations, and documentation studies. Key informants in this study were Puskesos facilitators and social service recipients. The study concludes that Puskesos facilitators play a crucial role in enhancing social services for poor families in Sukagalih Village. The efforts made by the facilitators in outreach, data verification, documentation, and collaboration significantly contribute to the effectiveness of social welfare programs. However, challenges such as resource limitations and data management issues need to be addressed through the "Socialization of Beneficiary Criteria and Training for Population Data Validation by the Sukagalih Village Government" program to enhance the impact of these services. Keywords: Social Welfare Center, Facilitator, poor families, social services, program, Sukagalih VillageItem Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Rumah Maggot di Kelurahan Cipadung Kulon Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-09-07) RADITYO HADI UTOMO, NRP. 20.04.009; Tuti Kartika; Ahmad YaneriRADITYO HADI UTOMO, NRP. 20.04.009. Pemberdayaan Masyarakat melalui Program Rumah Maggot di Kelurahan Cipadung Kulon Kota Bandung Dosen Pembimbing: Tuti Kartika dan Ahmad Yaneri Masalah sampah merupakan tantangan global yang mempengaruhi lingkungan dan kesehatan manusia. Pengelolaan sampah di Indonesia masih belum optimal, dengan peringkat ke-164 dari 180 negara menurut Environment Performance Index (EPI) 2022. Kelurahan Cipadung Kulon di Kota Bandung menghadapi volume sampah yang tinggi, sehingga program Rumah Maggot diinisiasi sebagai solusi inovatif untuk mengelola limbah organik dan memberdayakan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pemberdayaan masyarakat melalui program Rumah Maggot di Kelurahan Cipadung Kulon dengan fokus pada proses persiapan, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi dan monitoring oleh Pemerintah Kota Bandung.Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, memaparkan situasi dan peristiwa berdasarkan data deskriptif dari kondisi alami. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk menggambarkan fakta secara sistematis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program Rumah Maggot berjalan cukup baik dengan berbagai aspek pemberdayaan yang diperhatikan. Proses persiapan melibatkan pembentukan petugas dan survei sarana prasarana. Pengkajian meliputi asesmen kebutuhan dan potensi wilayah. Perencanaan dilakukan melalui forum, perumusan tujuan, dan penyusunan RAB. Pelaksanaan mencakup sosialisasi, bimtek, praktik, dan penyusunan rencana kerja. Monitoring dan evaluasi dilakukan melalui pendampingan dan pelaporan. Namun, terdapat beberapa permasalahan seperti konflik dengan masyarakat setempat dan polusi bau dari sampah yang tidak dipilah dengan baik. Program Rumah Maggot di Kelurahan Cipadung Kulon berhasil memberdayakan masyarakat namun memerlukan peningkatan kapasitas untuk petugas maggot dan masyarakat terkait pengolahan sampah. Penelitian ini merekomendasikan program peningkatan kapasitas melalui metode Community Organization Community Development (COCD) dengan teknik Capacity Building dan strategi kolaborasi serta kampanye. Kata Kunci: Pemberdayaan masyarakat, pengelolaan sampah, budidaya maggot ABSTRACT RADITYO HADI UTOMO, NRP 20.04.009. Community Empowerment through the Rumah Maggot Program in Cipadung Kulon Village Supervisors Tuti Kartika and Ahmad Yaneri Waste management is a global challenge that affects both the environment and human health. Waste management in Indonesia remains suboptimal, ranking 164th out of 180 countries according to the 2022 Environment Performance Index (EPI). Cipadung Kulon Village in Bandung City faces high waste volumes, prompting the initiation of the Rumah Maggot program as an innovative solution to manage organic waste and empower the local community. This study aims to evaluate community empowerment through the Rumah Maggot program in Cipadung Kulon Village, focusing on the preparation, assessment, planning, implementation, and evaluation and monitoring processes by the Bandung City Government. This research employs a descriptive method with a qualitative approach, presenting situations and events based on descriptive data from natural conditions. Data were collected through observation, interviews, and documentation to systematically depict the facts. The findings indicate that the Rumah Maggot program operates quite well with various aspects of empowerment considered. The preparation process involves the formation of personnel and surveying of facilities and infrastructure. The assessment includes needs assessment and potential assessment of the area. Planning is conducted through forums, goal formulation, and budget planning (RAB). Implementation includes socialization, technical guidance, practice, and work plan development. Monitoring and evaluation are carried out through mentoring and reporting. However, several issues remain, such as conflicts with residents and odor pollution from improperly sorted waste. The Rumah Maggot program in Cipadung Kulon Village has successfully empowered the community but requires capacity building for maggot handlers and the community regarding waste management. This study recommends a capacity-building program through the Community Organization Community Development (COCD) method with capacity-building techniques and collaborative and campaign strategies. Keywords: Community empowerment, waste management, maggot cultivationItem Perilaku Anak yang Memiliki Orang Tua Gelandangan, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-13) LATIFATUR RO’FAH, NRP. 19.04.125.; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK LATIFATUR RO’FAH, NRP. 19.04.125. Perilaku Anak yang Memiliki Orang Tua Gelandangan, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung. Dosen Pembimbing: Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Perilaku merupakan respon yang diberikan seseorang terhadap suatu stimulus yang telah diterima. Sedangkan gelandangan merupakan orang yang tidak memiliki tempat tinggal dengan berbagai alasan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai; 1) perilaku anak gelandangan saat berinteraksi dengan orang tuanya, 2) perilaku bermain anak, 3) perilaku menjaga kebersihan diri anak, dan 4) presepsi anak gelandangan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian ini adalah anak gelandangan, orang tua gelandangan, dan significant others yang ditentukan dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan triangulasi. Pemeriksaan keabsahan data dengan 1) uji kredibilitas, 2) uji keteralihan, dan 3) uji kebergantungan. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi anak dan orang tua gelandangan belum efektif, anak tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan dengan maksimal karena harus bekerja, anak tidak bermain dengan optimal, tidak menjaga kebersihan diri dengan baik, dan perlu pembenahan terkait presepsi yang dimiliki anak tentang hidupnya. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyimpulkan bahwa anak gelandangan memerlukan tempat bermain ramah anak dan teman bermain, serta membutuhkan pola pengasuhan yang baik dan benar dari orang tua untuk menangani permasalahan tersebut sehingga anak gelandangan diharapkan dapat berperilaku positif. Hal tersebut melatarbelakangi penulis untuk membuat program untuk meningkatkan kapasitas orang tua gelandangan, meningkatkan pengetahuan serta pemahaman anak gelandangan terkait tugas perkembangannya, dan mempererat hubungan anak dan orang tua gelandangan sehingga dapat memberikan dapak positif bagi perkembangan anak. Kata Kunci: Perilaku, Anak, dan GelandanganItem Perilaku Sosial Siswa dai Keluarga Broken Home di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi.(Perpustakaan, 2024-03-15) SINTIA SETIAWATI; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK SINTIA SETIAWATI : Perilaku Sosial Siswa dai Keluarga Broken Home di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi. Dosen Pembimbing : Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Perilaku sosial adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu dalam kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan keluarga maupun kehidupan disekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang : 1) karakteritik informan, 2) kecenderungan perilaku peran, 3) kecenderungan perilaku hubungan sosial, dan 4) kecenderungan perilaku ekspresif. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Penentuan informan dengan menggunakan purposive sampling berjumlah 3 orang informan yang merupakan siswa yang mengalami broken home dan ada beberapa informan pendukung yang merupakan wali kelas dan teman dekat mereka. Adapun pemeriksaan keabsahan data yaitu menggunakan uji credibility (kredibilitas), uji transferability (keteralihan), dan uji depenability (audibility). Selanjutnya hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif yaitu pemrosesan satuan, kategorisasi dan penafsiran data. Hasil dari penelitian maka dapat diketahui bahwa permasalahan perilaku sosial siswa dari keluarga broken home adalah masalah akademik yang memuat tentang kurangnya motivasi belajar dan rendahnya penerimaan siswa dalam menerima pelajaran, masalah dengan lingkungan sosialnya memuat tentang emosional yang menyangkut tentang perilaku agresif yang ditampilkan siswa, dan maslah menutup diri memuat tentang perilaku informan menjadi mandiri yaitu menutup-nutupi permasalahannya. Rekomendasi program yang diperlukan sebagai alternatif pemecahan masalah adalah melalui kegiatan Young Development Camp untuk mendorong peningkatan potensi siswa sehingga mempunyai kemamapuan dalam memecahkan persoalan yang dihadapi di SMAN 4 Kota Sukabumi. Kata Kunci : Perilaku Sosial, Siswa, Broken HomeItem Reaksi Psikososial Lansia terhadap Bencana Gempa Bumi di Desa Cikancana Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur.(Perpustakaan, 2024-02-20) KHAALISHIL MUKHLIS. 19.04.271.; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRACT KHAALISHIL MUKHLIS. 19.04.271. Elderly Psychosocial Reactions to Earthquake in Cikancana Village, Gekbrong District, Cianjur Regency. Supervisors: Mr. Epi Supiadi, and Mr. Ahmad Yaneri. Psychosocial reactions are responses, answers, or responses that appear in individuals as a result of rejection or influence of certain symptoms, events, or phenomena that involve individual psychological and social aspects. Individual psychosocial conditions, which include psychological aspects (such as thoughts, emotions, and behavior) and social aspects (such as relationships with their social environment), can influence how individuals respond to and interact with their environment. This study aims to obtain an empirical description of: 1) Respondent characteristics; 2) Psychological reactions shown by the elderly towards the earthquake; 3) Social reactions shown by the elderly towards the earthquake in Cikancana Village, Gekbrong District, Cianjur Regency. The method used in this research is quantitative with a historical approach. The sampling technique uses purposive sampling. Data collection was carried out using a questionnaire and observation. Psychosocial reactions in the elderly were measured using a questionnaire that had been carried out by Face Validity. This questionnaire consists of 20 question items covering psychosocial reactions to psychological and social aspects. Test the validity of the measuring instrument using face validity. The reliability test using Cranbach Alpha showed that the questionnaire used obtained a value of a = 0.669 on the psychological aspect and a value of a = 0.742 on the social aspect. The results of the study of 63 respondents showed that the psychological aspect showed significant results, namely being in the high category with an actual score of 1851, while the social aspect was in the medium category with an actual score of 1451 which showed that there was no significant change. Based on the results of this study, the researchers proposed the Post-Earthquake Psychosocial Recovery Program for Elderly (PELAPAGEMI) in Cikancana Village, Gekbrong District, Cianjur Regency using the CO/CD method (social worker with the community) and social case work (social worker with individuals) with campaign techniques, collaboration, and individual counselling. Keywords: Psychosocial Reaction, Elderly, Earthquake Disaster ABSTRAK KHAALISHIL MUKHLIS. 19.04.271. Reaksi Psikososial Lansia terhadap Bencana Gempa Bumi di Desa Cikancana Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur. Dosen Pembimbing: Bapak Epi Supiadi, dan Bapak Ahmad Yaneri. Reaksi psikososial adalah respon, jawaban, atau tanggapan yang muncul pada individu sebagai hasil dari penolakan atau pengaruh terhadap suatu gejala, peristiwa, atau fenomena tertentu yang melibatkan aspek psikologis dan sosial individu. Kondisi psikososial individu, yang mencakup aspek psikologis (seperti pemikiran, emosi, dan perilaku) dan aspek sosial (seperti hubungan dengan lingkungan sosialnya), dapat mempengaruhi bagaimana individu merespons dan berinteraksi dengan lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai : 1) Karateristik Responden; 2) Reaksi Psikologis yang ditunjukan lansia terhadap bencana gempa; 3) Reaksi Sosial yang ditunjukan lansia terhadap bencana gempa di Desa Cikancana Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan historis. Teknik penarikan sampel menggunakan Purposive Sampling. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner dan observasi. Reaksi psikososial pada lansia di ukur menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan Face Validity. Kuesioner ini terdiri dari 20 item pertanyaan yang mencakup reaksi psikososial pada aspek psikologis dan aspek sosial. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka (face validity). Uji reliabilitas menggunakan Cranbach Alpha menunjukan bahwa kuesioner yang digunakan mendapatkan nilai a = 0.669 pada aspek psikologis dan nilai a = 0,742 pada aspek sosial. Hasil penelitian terhadap 63 responden menunjukan bahwa pada aspek psikologis menunujukan hasil yang signifikan yaitu berada pada kateogri tinggi dengan skor actual 1851, sedangkan pada aspek sosial berada pada kategori sedang dengan skor actual 1451 yang menunjukan bahwa tidak adanya perubahan yang signifikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Pemulihan Psikososial Lansia Pascabencana Gempa Bumi (PELAPAGEMI) di Desa Cikancana Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur dengan menggunakan metode CO/CD (pekerja sosial dengan masyarakat) dan social case work (pekerja sosial dengan individu) dengan teknik kampanye, kolaborasi, dan konseling individu. Kata Kunci : Reaksi Psikososial, Lansia, Bencana Gempa BumiItem Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan di Yayasan Bangun Bahagia Sejahtera (BAGEA) Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-15) REZKY RAMADANI, 1904164; Epi Supiadi; Ahmad YaneriABSTRAK REZKY RAMADANI, Strategi Bertahan Hidup Anak Jalanan di Yayasan Bangun Bahagia Sejahtera (BAGEA) Kota Bandung. Dosen Pembimbing : Epi Supiadi dan Ahmad Yaneri Strategi bertahan hidup merupakan rangkaian kegiatan yang dipilih oleh seseorang atau keluarga untuk bertahan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran secara empiris tentang karakteristik informan, strategi aktif bertahan hidup anak jalanan, strategi bertahan hidup pasif anak jalanan, strategi bertahan hidup jaringan anak jalanan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan menggunakan perpanjangan pengamatan, triangulasi data, dan pengujian dependablity (kebergantungan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam strategi aktif bertahan hidup terlihat masih ada beberapa dari anak jalanan yang belum memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya serta dalam strategi bertahan hidup pasif terlihat bahwa anak jalanan menjadi alat untuk strategi aktif orangtuanya dengan menyerahkan semua penghasilannya ke orangtuanya. Program yang diusulkan “Pemberdayaan Keluarga Anak Jalanan” program ini bertujuan untuk menarik anak jalanan dari jalanan dan menambah penghasilan orangtua anak jalanan, penyadaran bahwa kehidupan anak bekerja di jalanan tidak seharusnya dilakukan, meningkatkan potensi orangtua agar mampu untuk mengembangkan kewirausahaan. Kata Kunci : strategi, strategi bertahan hidup, anak jalanan