Browsing by Author "Ayi Haryani"
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Implementasi Therapeutic Community Pada Korban Penyalahguna Napza di Lapas Kelas I Madiun.(Perpustakaan, 2024-02-07) FAIRUZ ZAHIRA, 19.04.264; Dwi Yuliani; Ayi HaryaniABSTRACK FAIRUZ ZAHIRA, 19.04.264. Implementation of Therapeutic Community on victims of drug abuse at Madiun Prison. Dwi Yuliani and Ayi Haryani This study aims find out more about implementation of therapeutic community on victims of drug abuse at Madiun Prison which is includes the characteristics of addiction counselor, the assessment stage, the planning stage, and the four stage of therapeutic community, namely the induction stage, the primary stage, the re entry stage, and the after care stage. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The data sources in this study consisted of primary data sources and secondary data sources obtained by collecting data using purposive sampling techniques. Informants in this research amounted to six people. Data collection techniques used were in-depth interviews, observations, and documentation studies. The results of the study showed that all stages of therapeutic community have been implemented. Overall, in the implementation of therapeutic community, several problems were found, such as the assessment stage was not on target, because the number of inmates was determined to be limited even though there were still drug addiction were not given the opportunity to take part in the assessment, and the planning stage there is no discussion because the plan is given the same to the inmates and undifferentiated based on the problem and level of addiction. The researcher design a program to cope this problem by “Capacity Building of Addiction Counselors” Keywords: Implementation, Therapeutic Community, Addiction Counselor ABSTRAK FAIRUZ ZAHIRA, 19.04.264. Implementasi Therapeutic Community Pada Korban Penyalahguna Napza di Lapas Kelas I Madiun. Dwi Yuliani dan Ayi Haryani Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih dalam tentang implementasi therapeutic community pada korban penyalahguna napza di Lapas Kelas I Madiun yang meliputi karakteristik konselor adiksi, tahap asesmen, tahap rencana intervensi, serta pelaksanaan empat tahapan dalam therapeutic community, yaitu tahap induksi, tahap primary stage, tahap re entry, dan tahap after care. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder yang diperoleh dengan pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh tahapan proses menuju implementasi therapeutic community dilaksanakan di Lapas Kelas I Madiun. Namun secara keseluruhan, dalam implementasi therapeutic community ditemukan beberapa permasalahan seperti pada tahap asesmen dilakukan dengan tidak tepat sasaran, karena jumlah warga binaan sudah ditentukan terbatas oleh Lapas Kelas I Madiun sekalipun ada warga binaan yang masih ketergantungan tidak diberi kesempatan untuk mengikuti asesmen serta pada tahap rencana intervensi tidak ada diskusi rencana tindak lanjut karena rencana intervensi diberikan sama kepada warga binaan dan tidak dibedakan berdasarkan masalah dan tingkat kecanduannya. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan program yaitu, “Peningkatan Kapasitas Konselor Adiksi”. Kata Kunci: Implementasi, Therapeutic Community, Konselor AdiksiItem PENGARUH IMPLEMENTASI TERAPI REALITAS -TASK CENTERED (TIREC) DALAM MENURUNKAN IRRATIONAL BELIEFS KORBAN PENYALAHGUNAAN NAPZA DI YAYASAN GRAPIKS(Perpustakaan, 2023-12-14) RANDY WIGUNA SUDRAJAT 21.01.018; Admiral Nelson Aritonang; Ayi HaryaniABSTRACT RANDY WIGUNA SUDRAJAT. 21.01.018. The Effect of Implementation Reality Therapy – Task Centered (TIREC) in Reducing Irrational Beliefs of Victims of Drug Abuse at the Grapiks Foundation. Guided by: ADMIRAL NELSON ARITONANG dan AYI HARYANI Development of Reality therapy is designed by adding a task centered model as a result of engineering psychosocial therapy. This study aims to analyze the effect of the implementation of Reality Therapy – Task Centered (Tirec) in reducing irrational beliefs of victims of drug abuse at the Grapiks Foundation. The focus of intervention in this study is related to reducing irrational beliefs through the administration of reality therapy - task centered with cognitive aspects of want something to happen with absolute demands, hyperbolic, negatively evaluates himself when his desires are not fulfilled, and demanding of himself so he does not experience uncomfortabel conditions. The research method used is quantitative research using a single subject design (SSD). The research model used is A-B-A that occurs from three phases including: phase A1 (baseline), phase B (intervention), phase A2 (after intervention). The instruments used are the irrational beliefs and the recording sheet of behavioral observations.Data collection techniques used include observation, questionnaires, and documentation studies. The data obtained are analyzed using descriptive statistics and graphs of measurement results. The results of the study before the intervention and after the intervention there is a decrease in the frequency of irrational beliefs of victims of drug abuse. This is evidenced by the results of data analysis in conditions and between conditions that indicate an estimated decrease in direction trend, decreased data traces, decreased levels of change, and smaller overlap data. Then reinforced by the measurement results using a questionnaire that shows a significant decrease in scores. In the measurement of the baseline A1 phase, the scores of the three subjects is at a high level of irrational beliefs. Then in the baseline A2 phase or after the intervention, the scores shows the three subjects are at a low level of irrational beliefs. Based on the results of the study showed the implementation of the development of reality therapy - task centered effectively in reducing irrational beliefs of victims of drug abuse at the Grapiks Foundation, Bandung Regency. Keywords: Irrational beliefs, Victims of Drug Abuse, Tirec ABSTRAK RANDY WIGUNA SUDRAJAT. 21.01.018. Pengaruh Implementasi Terapi Realitas – Task Centered (TIREC) Dalam Menurunkan Irrational beliefs Korban Penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Grapiks. Dosen Pembimbing: ADMIRAL NELSON ARITONANG dan AYI HARYANI Pengembangan terapi Realitas didesain dengan menambahkan model task centered sebagai hasil rekayasa terapi psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh implementasi Terapi Realitas – Task Centered (Tirec) dalam menurunkan irrational beliefs korban penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Grapiks. Fokus intervensi dalam penelitian ini yaitu terkait penurunan irrational beliefs melalui pemberian terapi realitas – task centered dengan tolak ukur aspek kognitif menginginkan agar sesuatu terjadi dengan tuntutan yang absolut, hiperbolis, menilai negatif terhadap dirinya sendiri saat keinginannya tidak terpenuhi, dan menuntut terhadap dirinya sendiri agar dirinya tidak mengalami kondisi yang tidak nyaman. Pendekatan penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan Single Subject Design (SSD). Model penelitian yang digunakan yaitu A-B-A yang terjadi dari tiga fase antara lain: Fase A1 (baseline), Fase B (Intervensi), Fase A2 (setelah intervensi). Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner irrational beliefs dan lembaran pencatatan observasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain observasi, kuesioner, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dianalis menggunakan statistik deskriptif dan grafik hasil pengukuran. Hasil penelitian sebelum intervensi dan setelah intervensi terjadi penurunan tingkat irrational beliefs korban penyalahgunaan NAPZA. Hal tersebut dibuktikan oleh hasil analisis data dalam kondisi dan antar kondisi yang menunjukan estimasi kecenderungan arah yang menurun, jejak data yang menurun, level perubahan yang menurun, dan data overlap yang semakin kecil. Kemudian diperkuat dengan hasil pengukuran dengan menggunakan kuesioner yang menunjukan penurunan skor yang cukup signifkan. Pada pengukuran fase baseline A1, skor ketiga subjek berada pada tingkat irrational beliefs yang tinggi. kemudian pada fase baseline A2 atau setelah intervensi, skor menunjukan ketiga subjek berada pada tingkat irrational beliefs yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut menunjukkan implementasi pengembangan terapi realitas – task centered efektif dalam menurunkan irrational beliefs korban penyalahgunaan NAPZA di Yayasan Grapiks Kabupaten Bandung. Kata Kunci: Irrational beliefs, Korban Penyalagunaan NAPZA, TirecItem Peran Pekerja Sosial dalam Implementasi Program Griya Pesantren Lansia Juara di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Ciparay Kabupaten Bandung,(Perpustakaan, 2024-03-15) RATNA NURKHALIKA SUGIANSYAH, 19.04.040.; Dwi Yuliani; Ayi HaryaniABSTRAK RATNA NURKHALIKA SUGIANSYAH, 19.04.040. Peran Pekerja Sosial dalam Implementasi Program Griya Pesantren Lansia Juara di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Pelayanan Sosial Griya Lansia Ciparay Kabupaten Bandung, Dibimbing oleh Dwi Yuliani dan Ayi Haryani. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peran peksos dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual lansia, peran peksos dalam memberikan pendampingan untuk pengembangan spiritual lansia, dan peran peksos dalam memberikan layanan konsultasi sesuai dengan kebutuhan lansia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 orang yang terdiri dari 2 orang lansia, 6 orang peksos, dan 2 orang petugas. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa peran peksos dalam implementasi program pesantren lansia juara. Peran peksos dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan spiritual lansia yakni sebagai social planner, koordinator, dan fasilitator. Peran peksos dalam memberikan pendampingan untuk pengembangan spiritual lansia yakni sebagai borderer dan fasilitator. Peran peksos dalam memberikan layanan konsultasi sesuai dengan kebutuhan lansia yakni sebagai konselor dan motivator. Terdapat beberapa hambatan pada peran peksos dalam implementasi program pesantren lansia juara yakni peksos tidak konsisten dengan tupoksi yang semestinya, koordinasi antar profesi dalam implementasi program pesantren lansia juara kurang, dan peksos tidak melakukan pencatatan dalam implementasi program pesantren lansia juara. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mengusulkan program “Peksos Juara untuk Optimalisasi Implementasi Program Pesantren Lansia Juara” menggunakan metode pekerjaan sosial dengan kelompok dengan teknik diskusi. Kata Kunci: Peran Peksos, Lanjut Usia, Pesantren Lansia Juara