Browsing by Author "Ayi Haryani."
Now showing 1 - 3 of 3
Results Per Page
Sort Options
Item Empowerment of Socio Economic Vulnerable Women in Sawahan Village, Ngemplak District, Boyolali Regency.(Perpustakaan, 2024-08-01) ENRIAWATI IKA DYAH SAPUTRI, 19.04.127.; Dwi Yuliani; Ayi Haryani.ENRIAWATI IKA DYAH SAPUTRI, 19.04.127. Empowerment of Socio Economic Vulnerable Women in Sawahan Village, Ngemplak District, Boyolali Regency. Dwi Yuliani and Ayi Haryani. This study aims to find out about the process of empowering socio-economically vulnerable women in Sawahan Village, Ngemplak District, Boyolali Regency which includes the characteristics of socio-economically vulnerable women in Sawahan Village and the implementation of the seven stages of empowerment, namely the preparation stage, the review stage, the planning stage, the plan formulation stage action, implementation stage, evaluation stage and termination stage. This research uses a descriptive method with a qualitative approach. The data sources in this study consisted of primary data sources and secondary data sources obtained by collecting data using purposive sampling techniques. Informants in this research amounted to fifteen people. Data collection techniques used were in-depth interviews, observation, documentation studies and focus group discussions. The results of the study showed that there were 39 socioeconomically vulnerable women who were members of empowerment and consisted of an age range of 33 to 54 years. The empowerment of socio-economically vulnerable women has carried out six of the seven stages of empowerment. The stage that is not implemented is the termination stage. In the implementation of empowerment, all socio-economically vulnerable women are involved in all processes according to their respective potentials. However, overall, in the implementation of empowerment, several problems were found, such as some members who were getting bored and often did not participate in activities and there was no further program development. Based on these problems, the researcher proposes a program to solve the problem is “Program Perempuan Bersedia” or “Program Perempuan Bergerak Siap Mandiri dan Sejahtera”. Keywords: Empowerment, Women Vulnerable to Socio-Economics, Perempuan Bersedia ABSTRAK ENRIAWATI IKA DYAH SAPUTRI, 19.04.127. Pemberdayaan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali. Dwi Yuliani dan Ayi Haryani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai proses pemberdayaan perempuan rawan sosial ekonomi di Desa Sawahan Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali yang meliputi karakteristik perempuan rawan sosial ekonomi Desa Sawahan serta pelaksanaan tujuh tahapan pemberdayaan, yaitu tahap persiapan, tahap pengkajian, tahap perencanaan, tahap formulasi rencana aksi, tahap implementasi, tahap evaluasi dan tahap terminasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder yang diperoleh dengan pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini berjumlah lima belas orang orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi, studi dokumentasi dan focus group discussion. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 39 perempuan rawan sosial ekonomi yang tergabung dalam pemberdayaan dengan rentang usia 33 hingga 54 tahun. Pemberdayaan perempuan rawan sosial ekonomi telah melaksanakan enam dari tujuh tahap pemberdayaan. Adapun tahap yang tidak dilaksanakan adalah tahap terminasi. Dalam pelaksanaan pemberdayaan, seluruh perempuan rawan sosial ekonomi dilibatkan dalam semua proses sesuai dengan potensi masing-masing. Namun secara keseluruhan, dalam pelaksanaan pemberdayaan ditemukan beberapa permasalahan seperti beberapa anggota yang mulai jenuh dan sering tidak mengikuti kegiatan dan belum ada pengembangan program lanjutan. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti mengusulkan program demi memecahkan masalah tersebut, yaitu “Program Perempuan Bersedia” atau “Program Perempuan Bergerak Siap Mandiri dan Sejahtera”. Kata Kunci: Pemberdayaan, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, Perempuan BersediaItem Penyesuaian Sosial Penerima Manfaat di Panti Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Barakat Cangkal Bacari Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.(Perpustakaan, 2024-02-06) MUHAMMAD REVYDO AIRLANGGA, 19.04.279.; Dwi Yuliani; Ayi Haryani.ABSTRACT MUHAMMAD REVYDO AIRLANGGA, 19.04.279. Social Adjustment of Beneficiaries at the Barakat Social Rehabilitation Center for the Socially Impaired, Cangkal Bacari, Banjarbaru City, South Kalimantan Province. Dwi Yuliani and Ayi Haryani. This study aims to find out how the social adjustment of beneficiaries at the Barakat Cangkal Bacari Social Rehabilitation Center for Social Disabilities, Banjarbaru City, South Kalimantan Province is seen based on aspects of respecting and accepting the rights of others (confirmity), involvement in relationships (participation), sympathy for others and showing interest in existing goals, hopes and aspirations (social approval), being humble, not selfish and helping each other (altruism) and respecting and obeying rules (conformity). This research uses a qualitative approach with descriptive methods. This study used a purposive sampling method in determining informants. The informants in this study were orphanage employees, namely Social Service Analysts and the beneficiaries themselves, when viewed from the Need for Social Welfare Services (PPKS) category, they were socioeconomically vulnerable women with a total of 8 informants. The data collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. The results of the study show that beneficiaries have made social adjustments by respecting and accepting the rights of others and there are no problems and violations related to rights, are able to involve themselves in relationships and create healthy and maintained social relations, are sensitive and able to sympathize with others and show a high interest in existing goals, hopes and aspirations, and are able to pay attention and care for others by being humble, not selfish and helping each other. The results of the study also found that the beneficiaries were less punctual in attending the first activities in the morning and lacked discipline regarding bedtime rules at night. Based on these problems, the researchers proposed a program to be able to solve these problems, namely the "Discipline and Time Management Training" program. Keywords: Social Adjustment, Beneficiaries, Social Rehabilitation Institutions for the Socially Impaired ABSTRAK MUHAMMAD REVYDO AIRLANGGA, 19.04.279. Penyesuaian Sosial Penerima Manfaat di Panti Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Barakat Cangkal Bacari Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan. Dwi Yuliani dan Ayi Haryani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penyesuaian sosial penerima manfaat di Panti Rehabilitasi Sosial Tuna Sosial Barakat Cangkal Bacari Kota Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan dilihat berdasarkan aspek menghormati dan menerima hak-hak orang lain (confirmity), pelibatan diri dalam berelasi (participation), simpati terhadap orang lain dan menunjukkan minat terhadap tujuan, harapan serta aspiarasi yang ada (social approval), bersifat rendah hati, tidak egois dan saling membantu (altruisme) dan menghroamti serta menaati aturan (conformitty). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam penentuan informan. Informan dalam penelitian ini adalah pegawai panti yaitu Analis Pelayanan Sosial serta penerima manfaat itu sendiri yang jika dilihat dari kategori Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) maka mereka adalah perempuan rawan sosial ekonomi dengan jumlah informan sebanyak 8 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerima manfaat telah melakukan penyesuaian sosial dengan saling menghormati dan menerima hak-hak orang lain dan tidak adanya permasalaahn dan pelanggaran berkaitan dengan hak, mampu melibatkan diri dalam berelasi dan terciptanya relasi sosial yang sehat dan terjaga, peka dan mampu bersimpati terhadap orang lain serta menunjukkan minat yang tinggi terhadap tujuan, harapan dan aspirasi yang ada, serta mampu memperhatikan dan mementingkan orang lain dengan bersikap rendah hati, tidak egois dan saling membantu. Hasil penelitian juga mendapati bahwa penerima manfaat kurang tepat waktu dalam menghadiri kegiatan pertama di pagi hari dan kurang disiplin terhadap aturan jam tidur malam. Berdasarkan permaslahan tersebut maka peneliti mengusulkan program agar dapat mememcahkan permasalahan tersebut yaitu program “Pelatihan Kedisiplnan dan Manajemen Waktu”. Kata Kunci: Penyesuaian Sosial, Penerima Manfaat, Panti Rehabilitasi Sosial Tuna SosialItem Peran Pekerja Sosial dalam Peningkatan Keterampilan Sosial di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Ciumbuleuit Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-07) MOCHAMAD RAFLI PERMANA, 19.04.079.; Dwi Yuliani; Ayi Haryani.ABSTRAK MOCHAMAD RAFLI PERMANA, 19.04.079. Peran Pekerja Sosial dalam Peningkatan Keterampilan Sosial di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Ciumbuleuit Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Dwi Yuliani dan Ayi Haryani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pekerja sosial dalam peningkatan keterampilan sosial anak asuh di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Kota Bandung dilihat berdasarkan aspek keterampilan berkomunikasi, keterampilan kerja sama, keterampilan berpartisipasi dan keterampilan beradaptasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan dalam penelitian ini 3 orang pekerja sosial yang bekerja di Satuan Pelayanan Griya Ramah Anak Kota Bandung serta informan lain 1 orang penyuluh sosial, 2 orang pengasuh dan 3 orang anak asuh. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara mendalam, observasi partisipasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pekerja sosial menunjukkan ada delapan peran yang dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak asuh yaitu sebagai educator, agen perubahan, fasilitator, penggerak, activis, motivator dan negotiator. Hambatan penelitian juga mendapati bahwa masih banyak anak asuh yang kurang dalam keterampilan berkomunikasi diantaranya yaitu anak asuh masih ragu dalam mengungkapkan pendapat dan cenderung pendiam. Serta pada keterampilan berpartisipasi anak asuh belum mampu berpartisipasi kurang bergerak serta cenderung merasa terasingkan. Pada keterampilan beradaptasi anak asuh sebagian besar masih minder. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan suatu program penanganan masalah. Sehubungan dengan hal ini maka peneliti mengusulkan program “meningkatkan keterampilan sosial anak asuh melalui kegiatan outbound” yang bertujuan untuk memotivasi anak asuh agar berani dalam mengungkapkan pendapatnya, memberikan kesempatan anak asuh untuk berinteraksi aktif dengan anak asuh yang lainnya serta memberikan penguatan anak asuh mampu menyelesaikan permasalahannya. Kata Kunci: Peran, Pekerja sosial, Keterampilan sosial, Anak