Browsing by Author "Eni Rahayuningsih"
Now showing 1 - 14 of 14
Results Per Page
Sort Options
Item Criminal Thinking Warga Binaan Pemasyarakatan Kasus Penganiayaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta Kota Yogyakarta(Perpustakaan, 2024-02-15) ANNISA PUTRI BUHARI NASUTION. 19.04.222.; Nurjanah; Eni RahayuningsihABSTRAK ANNISA PUTRI BUHARI NASUTION. 19.04.222. Criminal Thinking Warga Binaan Pemasyarakatan Kasus Penganiayaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta Kota Yogyakarta: Nurjanah dan Eni Rahayuningsih. Criminal thinking merujuk pada kesalahan proses berpikir yang mendukung dan membenarkan seseorang untuk berperilaku kriminal dan anti sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai 1) karakteristik responden, 2) criminal thinking responden dalam menuntut hak, 3) criminal thinking responden dalam justifikasi, 4) criminal thinking responden dalam tingkat agresivitas, 5) criminal thinking responden dalam sifat berdarah dingin, 6) criminal thinking responden dalam merasionalisasi kejahatan, dan 7) criminal thinking responden dalam pertanggungjawaban. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Jumlah responden adalah 51 orang Warga Binaan Pemasyarakatan kasus penganiayaan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Yogyakarta. Teknik pengumpulan data yaitu dengan kuesioner dan studi dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan rating scale. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas muka (face validity), serta uji reliabilitas dengan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa criminal thinking responden dalam merasionalisasi kejahatan memperoleh skor tertinggi yaitu 1042. Pandangan negatif WBP terhadap para penegak hukum dan figur otoritas menjadi salah satu alasan dalam berbuat kejahatan. Oleh karena itu, diusulkan program “Restrukturisasi Pemikiran dan Perilaku Kriminal WBP Kasus Penganiayaan di Lapas Kelas IIA Yogyakarta”, melalui Cognitive Behavioral Therapy. Kata Kunci : Criminal Thinking, Cognitive Behavioral Therapy. ABSTRACT ANNISA PUTRI BUHARI NASUTION. 19.04.222. Criminal Thinking Prisoners Assisted in Cases of Abuse in Class IIA Correctional Institutions in Yogyakarta City of Yogyakarta: Nurjanah and Eni Rahayuningsih. Criminal thinking refers to an error in the thought process that supports and justifies a person for criminal and anti-social behavior. This study aims to obtain an empirical description of 1) the characteristics of the respondents, 2) the criminal thinking of the respondents in demanding rights, 3) the criminal thinking of the respondents in the justification, 4) the criminal thinking of the respondents in the level of aggressiveness, 5) the criminal thinking of the respondents in the cold-blooded nature, 6) criminal thinking of respondents in rationalizing crime, and 7) criminal thinking of respondents in accountability. The method used in this research is descriptive quantitative research. The data sources in this study are primary and secondary data sources. The number of respondents was 51 people assisted by Correctional Facilitation cases in Yogyakarta Class IIA Penitentiary. Data collection techniques are by questionnaire and documentation study. This research instrument uses a rating scale. The validity test used is the face validity test, as well as the reliability test with Cronbach's Alpha. The results showed that the respondent's criminal thinking in rationalizing crime received the highest score, namely 1042. WBP's negative views of law enforcers and authority figures were one of the reasons for committing crimes. Therefore, a program "Restructuring Thinking and Criminal Behavior of WBP in Cases of Abuse in Yogyakarta Class IIA Correctional Institution" is proposed, through Cognitive Behavioral Therapy. Keywords: Criminal Thinking, Cognitive Behavioral Therapy.Item Dampak Media Sosial Terhadap Interaksi Sosial Siswa di SMAN 19 Bandung Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-08) ALYA JASMIEN D, 20.04.077; Ramli; Eni RahayuningsihALYA JASMIEN D, 04.20.077. The Impact of Social Media on Students' Social Interaction at SMAN 19 Bandung, Bandung City, Preceptor by Mr. Ramli and Mrs. Eni Rahayuningsih. This research aims to obtain an empirical picture description and information regarding the impact of social media on the social interactions of students using social media at SMAN 19 Bandung, with the scope of the research including respondent characteristics, social contacts, joint activities, and social relationships in social interactions between students. The approach used in this research is descriptive quantitative. The research population consisted of class Testing the validity of the instrument was through face validity, while the reliability test of the research instrument used Cronbach's Alpha and was tested on 20 students who had similar characteristics and were not included in the specified sample. Data was obtained through the data collection technique of distributing a rating scale research instrument, respondents chose four answer options "Very Often", "Often", "Sometimes", and "Never". Other supporting data was obtained through interviews and documentation studies. The data analysis technique used is descriptive statistics. The research results are based on the frequency distribution table of the majority of students in the aspects of social contact (90.67%), joint activities (87.05%), and social relationships (63.21%) in their social interaction. The intensity of social interaction tends to be moderate, while some small of the accumulation of these three aspects (38.43%) the intensity of social interaction tends to be low. Even though social media has positive impacts such as making group coordination easier, the negative impacts tend to be more influential, making the process of direct social interaction less than optimal or of moderate to low intensity and triggering the emergence of dissociative social interactions. Based on the analysis of problems, needs and resources, a program is recommended that can increase social interaction for students who use social media, the program is "Increasing Student Social Interaction and Wise Use of Social Media through Recreation Skill Groups at SMAN 19 Bandung". Keywords: Impact of Social Media, Social Interaction, Students ALYA JASMIEN D, 20.04.077. Dampak Media Sosial Terhadap Interaksi Sosial Siswa di SMAN 19 Bandung Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan informasi secara empiris mengenai dampak media sosial terhadap interaksi sosial siswa pengguna media sosial di SMAN 19 Bandung, dengan cakupan penelitian meliputi karakteristik responden, kontak sosial, aktivitas bersama, dan hubungan sosial dalam interaksi sosial antar siswa. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian terdiri dari siswa kelas X dan kelas XI dengan total jumlah 672 siswa pengguna media sosial, yang kemudian ditarik sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling sebanyak 193 siswa di SMAN 19 Bandung. Pengujian validitas instrumen melalui face validity sedangkan uji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan Alpha Cronbach dan telah diuji pada 20 siswa yang memiliki persamaan karakteristik serta tidak termasuk dalam sampel yang telah ditentukan. Data diperoleh melalui teknik pengumpulan data penyebaran instrumen penelitian skala penilaian (Rating Scale), responden memilih empat pilihan jawaban “Sangat Sering”, “Sering”, “Kadang-kadang”, dan “Tidak Pernah”. Data pendukung lainnya diperoleh melalui wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif. Hasil penelitian berdasarkan Tabel distribusi frekuensi mayoritas siswa pada aspek kontak sosial (90,67%), aktivitas bersama (87,05%), dan hubungan sosial (63,21%) dalam interaksi sosial mereka memiliki intensitas interaksi sosial cenderung Sedang, sedangkan sebagian kecil dari akumulasi ketiga aspek tersebut (38,43%) intensitas interaksi sosialnya cenderung Rendah. Meskipun media sosial menghadirkan dampak positif seperti mempermudah koordinasi kelompok, namun dampak negatifnya cenderung lebih mempengaruhi sehingga membuat proses interaksi sosial secara langsung yang tidak optimal atau intensitasnya yang Sedang sampai Rendah dan memicu timbulnya interaksi sosial disosiatif. Berdasarkan analisis masalah, kebutuhan, dan sumber daya disarankan program yang dapat meningkatkan interaksi sosial bagi siswa pengguna media sosial, program tersebut “Peningkatan Interaksi Sosial Siswa dan Penggunaan Media Sosial Secara Bijak melalui Recreation Skill Group di SMAN 19 Bandung”. Kata Kunci : Dampak Media Sosial, Interaksi Sosial, SiswaItem Faktor Penyebab Pernikahan Anak di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.(Perpustakaan, 2024-09-07) SHOOFIIHANA ALYANI, 20.04.035.; Ramli; Eni RahayuningsihSHOOFIIHANA ALYANI, 20.04.035. Faktor Penyebab Pernikahan Anak di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Pernikahan anak menjadi salah satu masalah krusial di Indonesia yang sampai sekarang masih dilakukan upaya pencegahannya dengan mempertimbangkan faktor penyebab pernikahan anak di masing-masing daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor penyebab pernikahan anak di Kecamatan Martapura Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan yaitu: 1) Faktor Pendidikan, 2) Faktor Ekonomi, 3) Faktor Orang Tua dan Keluarga, 4) Faktor Media Massa, 5) Faktor Adat Istiadat, dan 6) Faktor Pergaulan Bebas. Desain penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis univariat dan statistik deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 21 orang, sehingga penelitian ini dilakukan secara sensus, yang mana seluruh populasi dijadikan responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang di sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan validitas konstruk (construct validity) dengan rumus pearson product moment dan uji reliabilitas menggunakan rumus alpha cronbach’s pada SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa distribusi frekuensi dari keseluruhan faktor penyebab pernikahan anak di Kecamatan Martapura berada pada kelas sedang. Namun, faktor orang tua dan keluarga memiliki jumlah distribusi frekuensi pada kelas tinggi lebih banyak daripada faktor lain yaitu sebanyak (42,86%) atau 9 orang responden, sehingga faktor ini menjadi penyebab utama pernikahan anak di Kecamatan Martapura. Guna mencegah pernikahan anak di Kecamatan Martapura berdasarkan faktor penyebab utama tersebut, diusulkan program “Workshop dan Sosialisasi tentang Tanggung Jawab Keluarga, Upaya Mewujudkan Kedewasaan dan Kemandirian Anak, serta Upaya Menghindari Kemaksiatan dan Dosa Zina bagi Anak untuk Meningkatkan Pengetahuan, Kesadaran, dan Sikap Orang Tua dan Anak dalam Mencegah Pernikahan Anak di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan”. Kata Kunci: Faktor Penyebab, Pernikahan Anak ABSTRACT SHOOFIIHANA ALYANI, 20.04.035. Factors Causing Child Marriage in Martapura Sub-district, Banjar Regency, South Kalimantan Province. Supervised by Ramli and Eni Rahayuningsih. Child marriage is one of the crucial problems in Indonesia which is still being prevented by considering the factors that cause child marriage in each region. This research aims to find out how the factors that cause child marriage in Martapura Sub-district, Banjar Regency, South Kalimantan Province, namely: 1) Educational Factors, 2) Economic Factors, 3) Parents and Family Factors, 4) Mass Media Factors, 5) Customs Factors, and 6) Promiscuity Factors. The research design used a quantitative method with univariate analysis techniques and descriptive statistics. The population in this study was 21 people, so this research was carried out by census, where the entire population was used as respondents. Data collection was carried out with a questionnaire that had been tested for validity and reliability. The validity test was carried out using construct validity with the pearson product moment formula and the reliability test using Cronbach's alpha formula on SPSS 23. The results of this study indicate that the frequency distribution of all factors causing child marriage in Martapura Sub-district is in the medium class. However, the parents and family factor have a greater number of frequency distributions in the high class than other factors, namely as many as (42.86%) or 9 respondents, so this factor is the main cause of child marriage in Martapura Sub-district. In order to prevent child marriage in Martapura Sub-district based on these main causal factors, a program "Workshop and Socialization of the Family Responsibilities, Efforts to Achieve Matoruty and Independence in Children, and Efforts to Avoid the Sin of Adultery in Children to Increase Knowledge, Awareness, and Attitudes of Parents and Children in Preventing Child Marriage in Martapura Sub-district, Banjar Regency, South Kalimantan Province". Keyword: Causative Factors, Child MarriageItem Kesadaran Remaja Terhadap Risiko Perkawinan anak di Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang(Perpustakaan, 2024-02-15) SRI FAUZI NURHASANAH. 19.04.214.; Nurjanah; Eni RahayuningsihABSTRAK SRI FAUZI NURHASANAH. 19.04.214. Kesadaran Remaja Terhadap Risiko Perkawinan anak di Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang: Nurjanah dan Eni Rahayuningsih. Kesadaran adalah keadaan seseorang yang mampu berpikir, mengetahui keadaan dirinya dan lingkungannya, serta dapat mengontrol kemudaian dituangkan dalam sikap dan perilakunya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran secara empiris tentang 1) Kesadaran remaja pada aspek pengetahuan tentang risiko perkawinan anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, 2) Kesadaran remaja pada aspek sikap terhadap risiko perkawinan anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang, dan 3) Kesadaran remaja pada aspek perilaku terhadap risiko perkawinan anak di Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode deskriptif. Peneliti mengambil sampel sebesar 30% dari populasi atau 43 responden remaja. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner (angket) dan studi dokumentasi. Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji validitas muka, serta uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha. Hasil penelitian ini menggambarkan kesadaran remaja pada beberapa aspek, aspek yang memengaruhi kesadaran remaja terdapat pada aspek sikap dan perilaku. Sedangkan, aspek yang paling rendah adalah aspek pengetahuan dengan skor 1.108. Responden dalam penelitian ini diketahui bahwa remaja kurang pengetahuan dalam memahami konsep perkawinan anak, yang dimana perkawinan anak merupakan pernikahan yang dilakukan jika salah satu pasangan atau keduanya berusia dibawah 19 tahun. Lingkungan responden yang terdapat fenomena perkawinan anak, membuat mereka berpikir bahwa perkawinan anak bukanlah hal yang aneh. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan suatu program yaitu, “Gerakan Bersama Pencegahan Perkawinan Anak di Desa Paseh Kidul Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang” menggunakan metode Social Group Work melalui kelompok pendidikan (Educational Group). Kata Kunci: Kesadaran, Remaja, Risiko Perkawinan anak. ABSTRACT SRI FAUZI NURHASANAH. 19.04.214. Adolescent Awareness of the Risk of Early Marriage in Paseh Kidul Village, Paseh District, Sumedang: Nurjanah and Eni Rahayuningsih. Consciousness is the state of a person who is able to think, know the state of himself and his environment, and can control the youth expressed in his attitude and behavior. This study aims to find a description the empirical picture of 1) Adolescent awareness on aspects of knowledge about the risk of early marriage in Paseh District, Sumedang, 2) Adolescent awareness on aspects of attitudes towards the risk of early marriage in Paseh District, Sumedang, and 3) Adolescent awareness on behavioral aspects of early marriage risks in Paseh District, Sumedang. The approach used in this study is quantitative with descriptive methods. Researchers took a sample of 30% of the population or 43 adolescent respondents. Data collection techniques were carried out using questionnaires (questionnaires) and documentation studies. The validity test used in this study was a face validity test, as well as a reliability test using Cronbach's Alpha. The results of this study describe adolescent awareness in several aspects, aspects that affect adolescent awareness are aspects of attitudes and behavior. Meanwhile, the lowest aspect is the knowledge aspect with a score of 1,108. Respondents in this study found that adolescents lack knowledge in understanding the concept of child marriage, where child marriage is a marriage carried out if one partner or both are under 19 years old. The respondents' environment, which has the phenomenon of child marriage, makes them think that child marriage is not unusual. Based on the results of the study, the researcher proposed a program, namely, "Joint Movement for the Prevention of Child Marriage in Paseh Kidul Village, Paseh District, Sumedang Regency" using the Social Group Work method through educational groups. Keywords: awareness, Adolescent, risk of early marriageItem Kondisi Psikososial Lanjut Usia Penerima Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-09) ANISA SAFIRA DARMA, NRP. 20.04.247.; Ramli; Eni RahayuningsihANISA SAFIRA DARMA, NRP. 20.04.247. Kondisi Psikososial Lanjut Usia Penerima Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Kondisi Psikososial menurut Erik Erikson yaitu hasil dari interaksi antara aspek biologis, psikologis, dan sosial. Hal ini mengacu pada hubungan antara kesehatan mental, pemikiran, dan perilaku individu dengan kebutuhan atau tuntutan yang ada dalam masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi psikososial lanjut usia penerima Program Keluarga Harapan (PKH) di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Sumber data penelitian ini meliputi data primer yang diperoleh langsung dari informan, yaitu lanjut usia penerima PKH, keluarga lanjut usia, dan pendamping PKH. Aspek yang diteliti mencakup kondisi biologis, psikologis, dan sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lansia penerima PKH di Kelurahan Cibaduyut Kidul mengalami berbagai masalah psikososial. Kondisi biologis Lansia menunjukkan banyak yang mengalami penurunan kesehatan, seperti penyakit degeneratif dan penurunan mobilitas, yang menghambat aktivitas sehari-hari mereka. Secara psikologis, Lansia mengalami cemas ketika mengetahui kondisi ekonomi anak. Dalam aspek sosial, Lansia penerima PKH tetap memiliki keterlibatan yang baik dalam kegiatan sosial komunitas, meskipun mengalami ketergantungan terhadap pelayanan keluarga. Mereka masih aktif dalam kegiatan lingkungan dan mendapatkan dukungan dari tetangga serta masyarakat sekitar. Analisis permasalahan mengidentifikasi bahwa nutrisi yang tidak memadai dapat memperburuk kondisi kesehatan Lansia. Usulan program pemecahan masalah yang sedang dihadapi yaitu dengan adanya edukasi tentang nutrisi yang tepat, penyuluhan tentang cara memilih makanan sehat, demo memasak serta menyediakan akses ke layanan konsultasi gizi. Program tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan psikososial Lansia di Kelurahan Cibaduyut Kidul. Dengan penerapan program yang tepat, diharapkan dapat memastikan bahwa Lansia penerima Program PKH menerima gizi yang tepat untuk menjaga kesejahteraan mereka sehingga mereka dapat menjalani hidup yang lebih bermakna dan produktif. Kata Kunci : Psikososial, Lanjut usia, Program Keluarga Harapan (PKH), Keluarga Lansia. ABSTRACT ANISA SAFIRA DARMA, NRP. 20.04.247. Kondisi Psikososial Lanjut Usia Penerima Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Cibaduyut Kidul Kecamatan Bojongloa Kidul Kota Bandung, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. According to Erik Erikson, psychosocial conditions are the result of interactions between biological, psychological and social aspects. This refers to the relationship between an individual's mental health, thinking and behavior and the needs or demands that exist in society. This research aims to examine the psychosocial conditions of elderly recipients of the Family Hope Program (PKH) in Cibaduyut Kidul Village. The research method used is a descriptive qualitative approach with data collection techniques through in-depth interviews, observation and documentation studies. The data sources for this research include primary data obtained directly from informants, namely elderly PKH recipients, elderly families, and PKH companions. The aspects studied include biological, psychological and social conditions. The research results show that elderly PKH recipients in Cibaduyut Kidul Village experience various psychosocial problems. The physical condition of the elderly shows that many are experiencing declining health, such as degenerative diseases and decreased mobility, which hinder their daily activities. Psychologically, elderly people experience anxiety when they find out about their children's economic conditions. In the social aspect, elderly PKH recipients still have good involvement in community social activities, even though they experience dependence on family services. They are still active in environmental activities and receive support from neighbors and the surrounding community. Problem analysis identified that inadequate nutrition can worsen the health conditions of the elderly. The proposed program to solve the problem currently being faced is by providing education about proper nutrition, counseling about how to choose healthy food, cooking demonstrations and providing access to nutritional consultation services. It is hoped that this program can help improve the quality of life and psychosocial welfare of the elderly in Cibaduyut Kidul Village. By implementing the right program, it is hoped that it can ensure that elderly recipients of the PKH Program receive the right nutrition to maintain their well-being so that they can live more meaningful and productive lives. Keywords : Psychosocial, Elderly, Family Hope Program (PKH), Elderly Families.Item Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-09-10) Tedy Rustandi, NRP. 20.04.211,; Ramli; Eni RahayuningsihTedy Rustandi, NRP. 20.04.211, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA yang meliputi: 1) Karakteristik informan 2) Aspek Pencegahan Primer 3) Aspek Pencegahan Sekunder 4) Aspek Pencegahan Tersier. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penentuan informan dengan teknik purposive sampling sehingga informan dalam penelitian ini berjumlah enam dengan kriteria yang sudah ditentukan. Teknik pengumpula data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa pada pencegahan primer bentuk kegiatan dilakukan dengan sosialisasi secara formal dan informal yang dilakukan tidak terjadwal, dilakukan di Balai Desa Ciburial dan di pos satpam. Pada pencegahan Sekunder, bentuk pencegahan Sekunder berupa deteksi sejak dini dan bimbingan sosial melalui kunjungan rumah dengan pelaksanaan yang tidak terjadwal, dilakukan di rumah korban dan kantor Desa. Pada pencegahan tersier, bentuk pencegahan yaitu bimbingan sosial dan pengawasan sosial bagi korban NAPZA yang dilakukan ketika ada laporan dari masyarakat dan keluarga bersangkutan. Namun dari ketiga aspek tersebut, masih terdapat permasalahan yang ada yaitu kurangnya pengetahuan dan ketrampilan aparat pemerintah Desa Ciburial dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA dan tidak adanya jadwal yang menentu dalam melakukan pencegahan. Oleh karena itu peneliti membuat program untuk pemecahan masalah, program yang direkomendasi adalah “Program Peningkatan Kapasitas Aparat Pemerintah Desa Ciburial dan Tokoh Masyarakat dalam melakukan Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA” dengan menggunakan Metode Community Organization/Community Development (CO/CD) model locality development dengan menggunakan teknik Capacity Building yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aparat pemerintah Desa Ciburial dan tokoh masyarakat dalam melakukan pencegahan penyalahgunaan NAPZA di Desa Ciburial. Kata Kunci : Pencegahan penyalahgunaan NAPZA, Pemerintah Desa ABSTRACT Tedy Rustandi, NRP. 20.04.211, Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA Di Desa Ciburial Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Dosen Pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih This research aims to examine the Prevention of NAPZA Abuse, which includes: 1) Informant Characteristics, 2) Primary Prevention Aspects, 3) Secondary Prevention Aspects, and 4) Tertiary Prevention Aspects. The method used in this study adopts a qualitative approach with a descriptive method. Informants were selected using purposive sampling, resulting in six informants with predetermined criteria. Data collection techniques were carried out through in-depth interviews, observation, and document study. The research findings indicate that in primary prevention, activities were conducted through formal and informal socialization, which was unscheduled, and took place at the Ciburial Village Hall and the security post. In secondary prevention, early detection and social guidance were implemented through home visits, also unscheduled, conducted at the victim's home and the village office. In tertiary prevention, social guidance and social supervision for NAPZA victims were carried out when reports were received from the community and the victim's family. However, across these three aspects, there are still existing issues, including the lack of knowledge and skills among the Ciburial Village government officials in preventing NAPZA abuse, and the absence of a definite schedule for prevention activities. Therefore, the researcher developed a program to address these issues. The recommended program is the "Capacity Building Program for Ciburial Village Government Officials and Community Leaders in Preventing NAPZA Abuse," using the Community Organization/Community Development (CO/CD) locality development model and the Capacity Building technique. This program aims to enhance the capacity of Ciburial Village government officials and community leaders in preventing NAPZA abuse in the village. Keywords: Prevention of drug abuse, Village GovernmentItem Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Tahun 2023(Perpustakaan, 2024-01-26) ADYATNA ASYKUR RAMADHAN 19.04.013; Eni Rahayuningsih; NurjanahABSTRAK ADYATNA ASYKUR RAMADHAN 19.04.013, Pencegahan Stunting pada Ibu Hamil di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Tahun 2023, Dosen Pembimbing: Eni Rahayuningsih dan Nurjanah Pencegahan dan penanganan stunting merupakan program prioritas yang dilaksanakan secara konvergensi dari pusat ke daerah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran deksriptif dengan melakukan pendalaman informasi tentang pencegahan stunting pada ibu hamil di Desa Cikole. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualititatif menggunakan metode deskriptif. Sumber data terdiri dari 12 informan yang terdiri dari tiga ibu hamil, tiga orangtua ibu hamil, tiga suami ibu hamil, ketua PKK program kerja 4, kader Posyandu, dan Bidan klinik yang dipilih menggunakan purposive sampling. Data diperoleh menggunakan wawancara mendalam, observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi dilengkapi dengan uji keabsahannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketiga informan melaksanakan pencegahan stunting sesuai dengan arahan dari Kementerian Sosial. Dari keempat aspek yang diteliti, permasalahan yang menjadi urgensi di dalam pelaksanaan pencegahan stunting pada ibu hamil adalah layanan ibu hamil yang kurang dan informasi yang diakses tidak kredibel sehingga memicu terjadinya kesalahan di dalam penalaran suatu informasi. Melalui fakta tersebut peneliti merekomendasikan perbaikan melalui “Bimbingan Teknis Pintar Cegah Stunting” yang selanjutnya disingkat “Bimtek Penting”, program “Bimtek Penting” berfokus terhadap pemecahan masalah layanan yang kurang dan akses informasi yang tidak kredibel melalui bimbingan teknis penguatan pengetahuan ibu hamil, peningkatan kemampuan perawatan sehari hari ibu hamil, peningkatan kemampuan pemberian stimulasi kepada janin, dan cara menyeleksi mitos dan fakta. Kata Kunci: Pencegahan stunting, Ibu hamil, Kesehatan ibu hamil ABSTRACT ADYATNA ASYKUR RAMADHAN 19.04.013, Stunting Prevention Pregnant Woman in Cikole Village, Subdistrict Lembang, West Bandung District, Polytechnic of Social Welfare Bandung, 2023, Supervisor: Eni Rahayuningsih and Nurjanah Stunting prevention and management is a priority program implemented in convergence from the center government to regional goverment. This research aims to obtain a descriptive by deepening information about stunting prevention of pregnant women in Cikole Village. This research was conducted with a qualitative approach using descriptive methods. The data source consisted of 12 informants consisting of three pregnant women, three parents of pregnant women, three husbands of pregnant women, the head of the PKK 4 work program, Posyandu cadres, and clinic midwives who were selected using purposive sampling. Data was obtained through in-depth interviews, non-participatory observation, and documentation studies with validity tests. The results of this research show that the third informant implements stunting prevention in accordance with directions from the Ministry of Social Affairs. From the fourth aspect, the problem that need urgent implementing stunting prevention of pregnant women is lackness of services for pregnant women and the information accessed is not credible, that will trigger errors in reasoning about information. Through this, researchers recommend improvements through "Bimbingan Teknis Pintar Cegah Stunting" hereinafter abbreviated as "Bimtek Penting", the "Bimtek Penting" program focuses on solving problems of inadequate services and access to information that is not credible through technical guidance, strengthening knowledge of pregnant women, increasing abilities daily care for pregnant women, increasing the ability to provide stimulation to the fetus, and increasing ability to select myths and facts. Keyword: Stunting prevention, Pregnant women, Health of pregnan womenItem Penerimaan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, Provinsi Jawa barat.(Perpustakaan, 2024-03-18) ZULIA SRI MULYANI, 19.04.145.; Nurjanah; Eni RahayuningsihZULIA SRI MULYANI, 19.04.145. Penerimaan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi, Provinsi Jawa barat. Dosen Pembimbing : Nurjanah dan Eni Rahayuningsih Penerimaan Keluarga merupakan bagian dari suatu efek psikologis dan bagaimana perilaku keluarga dalam merawat anggota keluarganya melalui kepedulian, dukungan dan pengasuhan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai: 1) Karakteristik Informan, 2) Kepedulian Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas, 3) Perawatan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas, dan 4) Dukungan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas. Informan pada penelitian ini berjumlah lima orang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik dan triangulasi waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerimaan Keluarga Terhadap Anak Penyandang Disabilitas Di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi masih kurang. Karena kurangnya pengetahuan keluarga mengenai kepedulian terhadap anak penyandang disabilitas yaitu kedekatan keluarga dengan anak penyandang disabilitas dan perawatan keluarga terhadap anak penyandang disabilitas. Berdasarkan analisis masalah dan kebutuhan, maka peneliti mengusulkan program “Keluarga Peduli Anak Penyandang Disabilitas” di Kelurahan Setiamanah Kecamatan Cimahi Tengah Kota Cimahi melalui Educational Group. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, perhatian, penerimaan dan kesadaran keluarga terhadap anak penyandang disabilitas. Kata Kunci: Penerimaan, Keluarga, Anak Penyandang DisabilitasItem Pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-09-09) MAULANA DWI ARI WIBOWO, NRP. 20.04.135; Ramli; Eni RahayuningsihMAULANA DWI ARI WIBOWO, NRP. 20.04.135. Pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah. Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Pengasuhan merujuk pada kegiatan yang dilakukan orangtua atau wali terhadap anak dengan tujuan agar anak dapat bertanggungjawab dan memiliki moral yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah melalui :1) Karakteristik informan, 2) Penerapan aspek respon pengasuhan, 3) Penerapan aspek tuntutan pengasuhan, dan 4) Harapan informan terkait pengasuhan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi yang melibatkan sebanyak enam informan untuk memperoleh informasi sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti juga melakukan observasi langsung di lapangan serta studi dokumentasi melalui dokumen-dokumen yang ada di panti asuhan anak. Hasil penelitian terhadap enam informan dan data pendukung melalui observasi dan studi dokumentasi ditemukan bahwa penerapan aspek respon pengasuhan dan aspek tuntutan pengasuhan pada Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah sudah dilaksanakan namun belum secara maksimal. Pengasuh tekah berusaha sebaik mungkin dalam pengasuhan sesuai aspek respon pengasuhan dengan sub aspek kehangatan, kebutuhan, didengarkan, kelekatan, dan keterlibatan serta aspek tuntutan pengasuhan dengan sub aspek kontak langsung, pengawasan, disiplin, menjalankan aturan dan memberikan nasihat namun, terdapat dari masing-masing sub aspek yang masih jarang dilakukan oleh pengasuh dikarenakan pengasuh masih belum menguasi metode dan teknik pada kedua aspek pengasuhan dan jumlah pengasuh pun mempengaruhi pengasuhan di panti. Sehingga peneliti mengusulkan Program Peningkatan Kapasitas Pengasuhan di Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Jawa Tengah pada pengasuh dan melibatkan anak asuh senior dengan metode Social Group Work dengan tipe kelompok Educational Group. Kata Kunci : Pengasuhan, Anak Asuh, Aspek Respon dan Aspek Tuntutan ABSTRACT MAULANA DWI ARI WIBOWO, 20.04.135. Caregiving at Mandhani Siwi Orphange PKU Muhammadiyah Purbalingga Central Java, Supervised by Ramli and Eni Rahayuningsih. Parenting refers to the activities carried out by parents or guardians towards children with the aim of making them responsible and having good morals. This research aims to understand the implementation of parenting at the Mandhani Siwi Orphanage, PKU Muhammadiyah, Purbalingga, Central Java through: 1) Characteristics of the informants, 2) Application of the parental responsiveness aspect, 3) Application of the parental demandingness aspect, and 4) Informants' expectations regarding parenting. The method used in this research is descriptive qualitative with data collection techniques through in-depth interviews, observations, and documentation studies involving six informants to obtain information relevant to the research focus. The researcher also conducted direct field observations and documentation studies through the existing documents at the orphanage. The results of the research on six informants and supporting data through observations and documentation studies found that the application of the parental responsiveness aspect and the parental demandingness aspect at the Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Central Java has been implemented but not maximized. Caregivers have made their best efforts in parenting according to the responsive parenting aspects with sub-aspects of warmth, needs, being listened to, attachment, and involvement, as well as the demanding parenting aspects with sub-aspects of direct contact, supervision, discipline, following rules, and providing advice. However, each sub-aspect is still rarely practiced by the caregivers due to their lack of mastery in methods and techniques for both parenting aspects, and the number of caregivers also affects the parenting at the orphanage. Therefore, the researcher proposes a Parenting Capacity Building Program at the Panti Asuhan Mandhani Siwi PKU Muhammadiyah Purbalingga Central Java for caregivers involving senior foster children with the Social Group Work method and the Educational Group type. Kerwords : Caregiving, Foster Children, Parental Responsiveness and Parental DemandingnessItem Penyesuaian Diri Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-13) DHANIS NUGRAHA FATHURACHMAN, 19.04.277.; Nurjanah; Eni RahayuningsihDHANIS NUGRAHA FATHURACHMAN, 19.04.277. Penyesuaian Diri Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung. Dosen Pembimbing: Nurjanah dan Eni Rahayuningsih Penyandang disabilitas di Indonesia mengalami hambatan penyesuaian diri terhadap beberapa kebijakan yang ada di negara sendiri seperti hambatan penyesuaian terhadap akses pendidikan, akses kesehatan, dan akses umum, dengan adanya kebijakan baru juga pada seluruh Sentra yang ada di Indonesia untuk setiap Sentra bisa menampung berbagai PPKS yang ada (multi layanan). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penyesuaian diri penyandang disabilitas sensorik netra, yang terdiri dari beberapa aspek yaitu gambaran mengenai karakteristik informan, penyesuaian diri terhadap lingkungan alamiah, penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial, dan penyesuaian diri pada dirinya sendiri. Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Jumlah informan penelitian sebanyak lima orang, yang terdiri dari tiga orang penyandang disabilitas sensorik netra, satu orang pekerja sosial dan satu orang pendamping asrama penyandang disabilitas sensorik netra di Sentra Wyata Guna Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri penyandang disabilitas sensorik netra di Sentra Wyata Guna Bandung ini masih belum optimal. Permasalahan yang ditemukan adalah hubungan antara penyandang disabilitas sensorik netra dengan pekerja sosial, pendamping asrama dan teman sebaya yang tidak berjalan dengan baik dikarenakan penyandang disabilitas sensorik netra belum bisa bersikap terbuka kepada pekerja sosial, pendamping asrama dan teman sebayanya serta komunikasi antara penyandang disabilitas sensorik netra dengan pekerja sosial, pendamping asrama dan teman sebayanya masih sangat terbatas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diusulkan program “Peningkatan Penyesuaian Diri Penyandang Disabilitas Sensorik Netra melalui Tipe Kelompok Recreation Skill Group terhadap Lingkungan Sosial di Sentra Wyata Guna Bandung” Program tersebut diusulkan agar dapat meningkatkan penyesuaian diri penyandang disabilitas sensorik netra terhadap lingkungan sosial di Sentra Wyata Guna Bandung. Kata Kunci: Penyesuaian Diri, Penyandang Disabilitas Sensorik Netra. ABSTRACT DHANIS NUGRAHA FATHURACHMAN, 19.04.277. Self-Adjustment of People with Blind Sensory Disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung. Supervisors: Nurjanah and Eni Rahayuningsih Persons with disabilities in Indonesia experience difficulties in adapting to several existing policies in their own country, such as barriers to adjustment to access to education, health access, and general access. With the existence of a new policy, all centers in Indonesia can accommodate various PPKS. This study aims to obtain an overview of the adjustment of people with visual sensory disabilities, which consists of several aspects, namely an overview of the characteristics of informants, adjustment to the natural environment, adjustment to the social environment, and adjustment to themselves. The method used is descriptive with a qualitative approach. The number of research informants was five people, consisting of three people with visual sensory disabilities, one social worker and one dormitory companion for people with visual sensory disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung. The data collection techniques used were in-depth interviews, observations, and documentation studies. The results showed that the adjustment of people with visual sensory disabilities at Sentra Wyata Guna Bandung was still not optimal. The problem found is that the relationship between people with visual sensory disabilities and social workers, dormitory assistants and peers is not going well because people with visual sensory disabilities have not been able to be open to social workers, dormitory assistants and their peers and communication between blind sensory disabilities and social workers, dormitory assistants and their peers is still very limited. To overcome these problems, the program "Improving the Self Adjustment of Persons with Visual Sensory Disabilities through Types of Recreation Skill Group Groups to the Social Environment at the Wyata Guna Center in Bandung" was proposed to improve the adjustment of people with visual sensory disabilities to the social environment at Sentra Wyata Guna Bandung. Keywords: self-adjustment, people with visual sensory disabilitiesItem Program Masa Pengenalan Lingkungan Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Banceuy Kota Bandung Selama Pandemi Covid-19.(Perpustakaan, 2024-09-07) MUHAMMAD RIDWAN, NRP. 18.04.314; Eni Rahayuningsih; Ayi HaryaniMUHAMMAD RIDWAN, 18.04.314, Environmental Introduction Period Program for Residents of Bandung City Banceuy Prison during the Covid-19 Pandemic. Supervised by Eni Rahayuningsih dan Ayi Haryani. The environmental familiarization period is the initial program in conducting background research related to correctional inmates, including observing the attitudes and behavior of correctional inmates, providing environmental introductions related to the facilities and infrastructure within the scope of correctional institutions, as well as providing direction regarding rights and obligations of correctional inmates. Apart from that, the environmental introduction period is a period of adaptation for inmates to sustainability in the correctional institution environment as well as an introduction to the regulations contained in correctional institutions for correctional inmates with the aim of understanding the conditions of correctional institutions. This research aims to find out the program for the environmental introduction period for correctional inmates. is in the Banceuy correctional institution in Bandung City. This research is descriptive research with a qualitative approach. The informants in this research were correctional inmates and also correctional institution officers who served as community guidance and care staff. The data collection techniques used by researchers are in-depth interviews, observation and documentation studies. Researchers have researched the understanding of correctional inmates regarding the environmental familiarization program that takes place at the Banceuy correctional institution, and also the stages of the environmental familiarization period at the Banceuy Correctional Institution. The results obtained from this research are that the understanding of correctional inmates regarding the environmental familiarization period program is inaccurate. Based on the inaccurate understanding of correctional inmates regarding the environmental familiarization program, the researcher proposes a program entitled socialization of the environmental familiarization program to inmates at the Banceuy correctional institution to develop the insight and knowledge of correctional inmates in undergoing the environmental familiarization program. Keywoeds : Environmental familiarization period, Correctional Inmates, Correctional Institution ABSTRAK MUHAMMAD RIDWAN, 18.04.314, Program Masa Pengenalan Lingkungan Bagi Warga Binaan Pemasyarakatan Lapas Banceuy Kota Bandung Selama Pandemi Covid-19. Dibimbing oleh Eni Rahayuningsih dan Ayi Haryani. Masa pengenalan lingkungan adalah program awal dalam melakukan penelitian terhadap latar belakang yang berkaitan dengan warga binaan pemasyarakatan, antara lain melakukan pengamatan terhadap sikap dan prilaku warga binaan pemasyaraktan, memberikan pengenalana lingkungan terkait dengan sarana dan prasarana yang ada dalam lingkup lembaga pemasyarakatan, serta memberikan arahan mengenai hak dan kewajiban warga binaan pemasyarakatan. Selain itu masa pengenalan lingkungan merupakan masa adaptasi bagi warga binaan terhadap keberlangsungan di lingkungan lembaga pemasyarakatan serta pengenalan peraturan yang terdapat di lembaga pemasyaraktan bagi warga binaan pemasyarakatan yang bertujuan untuk memahami kondisi lembaga pemasyarakatan Penelitian ini betujuan untuk mengetahui Program masa pengenalan lingkungan bagi warga binaan pemasyarakatan yang berada di lembaga pemasyarakatan Banceuy Kota Bandung. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah warga binaan pemasyarakatan dan juga petugas lembaga pemasyarakatan yang menjabat sebagai staf bimbingan kemasyaraktan dan perawatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu mengunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Peneliti telah meneliti menggenai pemahaman warga binaan pemasyarakatan terhadap program masa pengenalan lingkungan yang berlangsung di lembaga pemasyarakatan Banceuy, dan juga tahapan masa pengenalan lingkungan yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Banceuy. Hasil yang di peroleh dari penelitian ini adalah pemahaman warga binaan pemasyarakatan terhadap program masa pengenalan lingkungan kurang tepat. Berdasarkan pemahaman warga binaan pemasyarakatan yang kurang tepat terhadap program masa pengenalan lingkungan peneliti mengusulkan sebuah program yang berjudul sosialisasi program masa pengenaln lingkungan kepada warga binaan di lembaga pemasyarakatan Banceuy untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan warga binaan pemasyarakatan dalam menjalani program masa pengenalan lingkungan. Kata Kunci : Masa Pengenalan Lingkungan, Warga Binaan Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan.Item Strategi Komunikasi Komisi Penanggulangan Aids dalam Mengurangi Stigma dan Diskriminasi ODHA di Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-05) ZHAFIRAH SAJIDAH, NRP 20.04.075; Ramli; Eni RahayuningsihZHAFIRAH SAJIDAH, NRP 20.04.075 Communication Strategies of the AIDS Prevention Commission in Reducing Stigma and Discrimination Against People Living with HIV/AIDS in Bandung City. Supervisors: Ramli and Eni Rahayuningsih. Communication strategy is a combination of comprehensive communication planning to achieve certain goals. the number of cumulative HIV cases in Bandung City is increasing with less public knowledge about HIV / AIDS making the higher stigma and discrimination that occurs in people with HIV AIDS. This study was conducted to determine the description of the communication strategy of the Bandung City AIDS Commission through: 1) Advocacy, 2) Socialization, and 3) Counseling. This research is a descriptive qualitative research with a phenomenological approach. The informants in this study amounted to 7 (seven) people with data collection techniques used were in-depth interviews, observation, and documentation studies. The results showed that the AIDS Commission was appropriate. In the implementation of advocacy, the Bandung City AIDS Commission focuses on two main levels: city government and territorial. At the city level, the KPA secretariat intensively discussed with leaders and policy makers to gain proactive support for HIV/AIDS response. At the territorial level, advocacy focuses on explaining the importance of the P2HIV program to sub-district heads, village heads, and communities, and ensuring the active involvement of territorial officials in supporting the implementation of the program. Socialization does not only focus on delivering basic information about HIV/AIDS but also provides a correct and comprehensive understanding so as to change community perceptions that are still influenced by myths and misconceptions, so as to encourage more inclusive acceptance of PLWHA. Meanwhile, counseling is conducted to increase public awareness and knowledge about HIV/AIDS. KPA not only provides basic education, but also in-depth information on prevention and treatment, especially for at-risk groups, with the hope of changing their behavior and reducing the risk of HIV transmission. The communication strategy has been carried out accordingly but there are still problems in the socialization aspect, which is a strategy to disseminate information and provide education to the community. One of the factors is because the AIDS Care Citizens, one of whose duties is to conduct socialization, are still inactive, so for this reason the researcher made a program proposal to overcome these problems. The researcher proposed a program to increase the capacity of cadres of Citizens Caring for AIDS in Bandung City using the method of Community Organization and Community Development with Collaboration and Campaign techniques. Keywords: communication Strategies, Stigma and Discrimination, HIV/AIDS ABSTRAK ZHAFIRAH SAJIDAH, NRP 20.04.075 Strategi Komunikasi Komisi Penanggulangan Aids dalam Mengurangi Stigma dan Diskriminasi ODHA di Kota Bandung. Dosen Pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih Strategi komunikasi adalah kombinasi dari perencanaan komunikasi yang menyeluruh untuk mencapai tujuan tertentu. jumlah kasus kumulatif HIV di Kota Bandung semakin lama semakin meningkat dengan pengetahuan masyarakat yang kurang tentang HIV/AIDS membuat semakin tingginya stigma dan diskriminasi yang terjadi pada Orang Dengan HIV AIDS. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran strategi komunikasi Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung melalui : 1) Advokasi, 2) Sosialisasi, dan 3) Penyuluhan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomologis. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Komisi Penanggulangan AIDS sudah sesuai. Dalam pelaksanaan advokasi, Komisi Penanggulangan AIDS Kota Bandung berfokus pada dua tingkatan utama: pemerintahan kota dan kewilayahan. Di tingkat kota, sekretariat KPA intensif berdiskusi dengan pimpinan dan pembuat kebijakan untuk mendapatkan dukungan proaktif terhadap penanggulangan HIV/AIDS. Di tingkat kewilayahan, advokasi berfokus pada menjelaskan pentingnya program P2HIV kepada camat, lurah, dan masyarakat, serta memastikan keterlibatan aktif dari perangkat kewilayahan dalam mendukung pelaksanaan program tersebut. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya berfokus pada penyampaian informasi dasar mengenai HIV/AIDS tetapi juga memberikan pemahaman yang benar dan menyeluruh sehingga dapat mengubah persepsi masyarakat yang masih dipengaruhi oleh mitos dan kesalahpahaman, sehingga dapat mendorong penerimaan yang lebih inklusif terhadap ODHA. Sedangkan penyuluhan dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS. KPA tidak hanya memberikan edukasi dasar, tetapi juga informasi mendalam mengenai pencegahan dan pengobatan, khususnya bagi kelompok berisiko, dengan harapan dapat mengubah perilaku mereka dan mengurangi risiko penularan HIV. Strategi komunikasi telah dilakukan dengan sesuai namun masih terdapat permasalahan pada aspek sosialisasi yang merupakan strategi untuk menyebarkan informasi dan pemberian edukasi kepada masyarakat. Salah satu faktornya dikarenakan Warga Peduli AIDS yang salah satu tugasnya adalah melakukan sosialisasi banyak yang masih tidak aktif, sehingga untuk itu peneliti membuat usulan program untuk mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti mengusulkan progam Peningkatan Kapasitas Kader Warga Peduli AIDS Kota Bandung dengan metode Community Organization and Community Development dengan teknik Kolaborasi dan Kampanye. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Stigma dan Diskriminasi, HIV/AIDSItem Strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa Tenjolaya Kabupaten Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) SITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128; Ramli; Eni RahayuningsihSITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128 Strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga di Desa Tenjolaya Kabupaten Bandung. Dosen pembimbing : Ramli dan Eni Rahayuningsih. Strategi dalam konteks penelitian ini berfokus pada aspek ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam memenuhi kebutuhan keluarga menggunakan aspek yang meliputi: 1) strategi aktif, 2) strategi pasif, 3) strategi jaringan. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi menerapkan ketiga aspek tersebut yaitu strategi aktif, dengan melakukan mencari alternatif sumber pendapatan sebagai buruh herbal, buruh cuci gosok, membuka usaha warung dan asisten rumah tangga. Strategi pasif yang dilakukan adalah melakukan penghematan dengan mengurangi pengeluaran seperti biaya sandang, pangan dan papan. Sedangkan strategi jaringan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu seperti meminjam uang kepada tetangga dan memanfaatkan bantuan sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kualitatif metode deskriptif. Teknik dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Kriteria informan penelitian adalah 5 Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dan 1 Fasilitator Desa Tenjolaya. Dalam sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permasalahan yang muncul adalah terkait dengan kesulitan para Perempuan Rawan Sosial Ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan Perempuan Rawan Sosial Ekonomi kurang memaksimalkan potensi diri karena keterbatasan modal, sehingga untuk itu peneliti membuat usulan program untuk . mengatasi permasalahan tersebut. Peneliti mengusulkan program Meningkatkan Kapasitas Berwirausaha Perempuan Rawan Sosial Ekonomi melalui Pelatihan Keterampilan Kuliner di Desa Tenjolaya dengan metode Community Organization dan Community Development dengan Teknik kolaborasi dan kampanye. Kata Kunci : Strategi, Perempuan Rawan Sosial Ekonomi, Kebutuhan, Keluarga ABSTRACT SITI SAPNA PUTRI WIJAYA, NRP.20.04.128 Strategies of Socio-Economically Vulnerable Women in Meeting Family Needs in Tenjolaya Village, Bandung Regency. Supervising lecturers: Ramli and Eni Rahayuningsih. The strategy in the context of this research focuses on economic aspects. This research aims to understand the strategies of socio-economically vulnerable women in meeting their family's needs using aspects that include: 1) active strategies, 2) passive strategies, 3) network strategies. Socio-economically vulnerable women implement all three aspects, namely active strategies, by seeking alternative sources of income as herbal laborers, laundry workers, opening small businesses, and working as domestic helpers. The passive strategy employed is to save by reducing expenses such as clothing, food, and housing costs. Meanwhile, the networking strategy used in this research involves borrowing money from neighbors and utilizing social assistance. The method used in this research is a qualitative approach with a descriptive method. The techniques used in this research include interviews, observations, and document studies. The criteria for research informants are 5 women at risk of socio-economic issues and 1 facilitator from Tenjolaya village. The data sources used are primary data sources and secondary data sources. The research findings indicate that the issues arising are related to the difficulties faced by socio-economically vulnerable women in meeting their daily needs, and that these women are not fully maximizing their potential due to limited capital. Therefore, the researcher has proposed a program to address these problems. Researchers propose a program to Enhance the Entrepreneurial Capacity of Socio-Economically Vulnerable Women through Culinary Skills Training in Tenjolaya Village using Community Organization and Community Development methods with collaboration techniques and campaigns. Keywords: Strategy, Socio-Economically Vulnerable Women, Needs, FamilyItem Tanggapan Penerima Manfaat Terhadap Pelayanan Program Kartu Indonesia Sehat Di Dusun Kebondalem Desa Sukorejo Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo.(Perpustakaan, 2024-09-07) DIKA AKMAL MAULANA, 20.04.225.; Ramli; Eni RahayuningsihDIKA AKMAL MAULANA, 20.04.225. Tanggapan Penerima Manfaat Terhadap Pelayanan Program Kartu Indonesia Sehat Di Dusun Kebondalem Desa Sukorejo Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. According to Rakhmat (2007), a response is a response or reaction given by an individual or group to a stimulus or information received, which in the context of this research, the response refers to the beneficiaries of the Healthy Indonesia Card Program (KIS) in Kebondalem Hamlet, Sukorejo Village, District Mojotengah, Wonosobo Regency. The aim of this research is to examine in more depth the responses of beneficiaries to the benefits, implementation and impact of the KIS program. This research uses descriptive qualitative methods, with data collection techniques including in-depth interviews, observation and documentation studies. The main data sources for this research are the beneficiaries of the KIS program, the Head of the Community Health Center, and the Sukorejo Village apparatus. The aspects studied include the benefits of KIS program services, implementation of KIS program services, and the influence or impact of the KIS program on beneficiaries. The results of the research show that: the benefits of the KIS program are felt to be quite significant in providing access to basic health services for the poor, the implementation of the KIS program still faces several obstacles, including limited facilities and infrastructure as well as community understanding of service procedures, and the impact of the KIS program on public health shows that there are improvement, although there are still challenges in implementation. Problem analysis shows that although the KIS program provides real benefits, program implementation still needs to be improved, especially in the aspects of communication and outreach to the community. As a proposed problem solving program, it is recommended that there be increased outreach and education to beneficiaries regarding KIS service rights and procedures, as well as increased facilities and resources that support program implementation at the local level. It is hoped that by implementing this proposed program, existing obstacles can be minimized and the quality of health services can be more optimal. Keywords : Healthy Indonesia Card (KIS), Benefits, Responses, Services, Implementation ABSTRAK DIKA AKMAL MAULANA, 20.04.225. Tanggapan Penerima Manfaat Terhadap Pelayanan Program Kartu Indonesia Sehat Di Dusun Kebondalem Desa Sukorejo Kecamatan Mojotengah Kabupaten Wonosobo, Dibimbing oleh Ramli dan Eni Rahayuningsih. Tanggapan menurut Rakhmat (2007) adalah respon atau reaksi yang diberikan oleh individu atau kelompok terhadap suatu stimulus atau informasi yang diterima, yang dalam konteks penelitian ini, tanggapan merujuk pada penerima manfaat Program Kartu Indonesia Sehat (KIS) di Dusun Kebondalem, Desa Sukorejo, Kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji lebih dalam tentang tanggapan penerima manfaat terhadap manfaat, implementasi, dan dampak dari program KIS. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, dengan teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Sumber data utama penelitian ini adalah para penerima manfaat program KIS, Kepala Puskesmas, dan aparatur Kelurahan Sukorejo. Aspek yang diteliti meliputi Manfaat pelayanan program KIS, Implementasi pelayanan program KIS, dan Pengaruh atau dampak dari program KIS terhadap penerima manfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: manfaat program KIS dirasakan cukup signifikan dalam memberikan akses layanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin, Implementasi program KIS masih menghadapi beberapa kendala, termasuk keterbatasan sarana dan prasarana serta pemahaman masyarakat terhadap prosedur layanan, dan Dampak program KIS terhadap kesehatan masyarakat menunjukkan adanya peningkatan, meskipun masih ada tantangan dalam pelaksanaannya. Analisis permasalahan menunjukkan bahwa meskipun program KIS memberikan manfaat yang nyata, pelaksanaan program masih perlu ditingkatkan, terutama dalam aspek komunikasi dan penyuluhan kepada masyarakat. Sebagai usulan program pemecahan masalah, direkomendasikan adanya peningkatan sosialisasi dan edukasi kepada penerima manfaat mengenai hak dan prosedur layanan KIS, serta peningkatan fasilitas dan sumber daya yang mendukung implementasi program di tingkat lokal. Diharapkan, dengan implementasi usulan program ini, kendala yang ada dapat diminimalkan dan kualitas pelayanan kesehatan dapat lebih optimal. Kata Kunci : Kartu Indonesia Sehat (KIS), Manfaat, Tanggapan, Pelayanan, Implementasi