Browsing by Author "MEITI SUBARDHINI"
Now showing 1 - 10 of 10
Results Per Page
Sort Options
Item Dukungan Sosial Dalam Proses Penyembuhan Orang Dengan Gangguan Jiwa Di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri(Perpustakaan, 2024-08-13) RAHMA HABSARI MAISUN 20.02.065; MEITI SUBARDHINI; ELIN HERLINARAHMA HABSARI MAISUN 20.02.065. Dukungan Sosial Dalam Proses Penyembuhan Orang Dengan Gangguan Jiwa Di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri. Dosen Pembimbing MEITI SUBARDHINI dan ELIN HERLINA Penelitian tentang Dukungan Sosial Dalam Proses Penyembuhan Orang Dengan Gangguan Jiwa bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan dukungan kelompok di UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : (1) wawancara; (2) observasi; (3) studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui : (1) uji kepercayaan; (2) uji keteralihan; (3) uji kebergantungan; dan (4) uji kepastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial yang diberikan oleh UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri sudah cukup baik, namun masih terdapat satu aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pada aspek dukungan informasional, pemberian dukungan ini masih belum diberikan secara maksimal dan efektif oleh pekerja sosial. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu Sahabat Dengar melalui Recreation Group, dengan tujuan membantu mengurangi stress, meningkatkan mood pada klien, meningkatkan kesejahteraan mental klien melalui interaksi sosial yang positif, meningkatkan keterampilan sosial, membangun rasa percaya diri, dan memberikan pengalaman positif dalam lingkungan yang mendukung. Metode yang digunakan adalah Group Work dengan tipe kelompok Recreation Group. Kata Kunci : Dukungan Sosial, Proses Penyembuhan, Orang Dengan Gangguan JiwaItem Implementasi Program Layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Melalui Respon Kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung(Perpustakaan, 2023-08-10) SALSA LAURENSA, 19.02.039; MEITI SUBARDHINI; SULISTYARY ARDIYANTIKAABSTRAK SALSA LAURENSA, 19.02.039. Implementasi Program Layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Melalui Respon Kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung. Dosen Pembimbing: MEITI SUBARDHINI dan SULISTYARY ARDIYANTIKA Perubahan paradigma layanan yang saat ini beralih menjadi multifungsi layanan telah membawa tantangan tersendiri bagi pelaksanaan program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI). Tak hanya itu, layanan melalui respon kasus rupanya juga mengalami penyesuaian dalam merespon ragam masalah sosial yang membutuhkan penanganan segera dan mendesak untuk dilayani.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji: 1) proses pelaksanaan; 2) jenis program layanan; 3) faktor pendukung; dan 4) faktor penghambat program layanan ATENSI melalui respon kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung. Pada penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupawawancara mendalam, studi dokumentasi, dan observasi.Data hasil penelitian kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program layanan ATENSI melalui respon kasus di Sentra “Wyata Guna” Bandung telah merujuk pada tahapan-tahapan pekerjaan sosial dan model manajemen kasus mulai dari penerimaan laporan, koordinasi, kontak awal dan identifikasi masalah, asesmen, perencanaan layanan, pemberian layanan, monitoring dan evaluasi, hingga terminasi. Namun demikian, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa strategi untuk mempersiapkan SDM dalam merespon ragam masalah sosial melalui respon kasus dinilai belum sesuai dengan kebutuhan pelayanan. Pekerja sosial sebagai pelaksana respon kasus belum memiliki keterampilan dalam merespon ragam masalah sosial. Hal tersebut berdampak pada ketidakseimbangan antara kebutuhan pelayanan dengan kapasitas yang dimiliki oleh pekerja sosial dalam merespon ragam masalah sosial. Kompleksnya permasalahan pada klaster anak diiringi dengan tingginya kasus yang ditangani melalui respon kasus menuntut pekerja sosial harus memiliki kemampuan secara khusus dalam menangani dan memberikan pertolongan pada klaster anak. Maka dari itu diusulkan program “Plesiran: Pelatihan Maksimalkan Peran” yang merupakan rangkaian kegiatan pelatihan manajemen kasus bagi pekerja sosial di Sentra “Wyata Guna” bandung dalam memberikan layanan melalui respon kasus pada klaster anak. Kata Kunci: Implementasi, Layanan ATENSI, Respon Kasus ABSTRACT SALSA LAURENSA, 19.02.039.Implementation of the Social Rehabilitation Assistance Service Program (ATENSI) Through Case Response at Sentra “Wyata Guna” Bandung. Supervisor: MEITI SUBARDHINI and SULISTYARY ARDIYANTIKA The change in service paradigm which is currently turning into multifunctional services has brought its own challenges to the implementation of the Social Rehabilitation Assistance (ATENSI) program. Not only that, services through case response seem to have also experienced adjustments in responding to a variety of social problems that require immediate and urgent handling to be served. This study aims to examine: 1) the implementation process; 2) type of service program; 3) supporting factors; and 4) inhibiting factors for the ATENSI service program through case responses at Sentra “Wyata Guna” Bandung. In this study used a descriptive qualitative approach with data collection techniques in the form of in-depth interviews, documentation studies, and observation. The research data were then analyzed using qualitative data analysis techniques. The results showed that the implementation of the ATENSI service program through case response at Sentra “Wyata Guna” Bandung has referred to the stages of social work and case management models starting from receiving reports, coordination, initial contact and problem identification, assessment, service planning, service delivery, monitoring and evaluation, to termination. However, the research findings indicate that the strategy to prepare human resources to respond to various social problems through case responses is considered not to be in accordance with service needs. Social workers as executors of case response do not yet have the skills to respond to various social problems. This has an impact on the imbalance between service needs and the capacity possessed by social workers in responding to various social problems. The complexity of the problems in the child cluster, coupled with the high number of cases handled through a case response, requires social workers to have special skills in handling and providing assistance to the child cluster. Therefore, the “Plesiran: Training Maximizes Role” program is proposed which is a series of case management training activities for social workers at Sentra “Wyata Guna” Bandung in providing services through case response to child clusters. Keywords: Implementation, Social Rehabilitation Assistance Service Program (ATENSI), Case ResponseItem Implementasi Strategi Kampanye Program STOP KABUR untuk Mencegah Pernikahan Dini di Kabupaten Garut.(Perpustakaan, 2024-03-07) PRIMADITA PUTRI, 19.02.055.; MEITI SUBARDHINI; SULISTYARY ARDIYANTIKAABSTRAK PRIMADITA PUTRI, 19.02.055. Implementasi Strategi Kampanye Program STOP KABUR untuk Mencegah Pernikahan Dini di Kabupaten Garut. MEITI SUBARDHINI dan SULISTYARY ARDIYANTIKA. Penelitian ini memiliki tujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang implementasi strategi kampanye program STOP KABUR dalam rangka mencegah pernikahan dini di Kabupaten Garut. Penelitian ini melibatkan tiga aspek, yaitu kesadaran (awareness), sikap (attitude), dan perilaku (action). Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah tiga pegawai dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak yang telah terlibat dalam kegiatan STOP KABUR. Selain itu, juga digunakan juga sumber data sekunder yang terdiri dari dua orang anak yang pernah mengikuti Kampanye STOP KABUR. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Untuk menguji keabsahan data, dilakukan uji kredibilitas (credibility), uji keteralihan (transferability), uji kebergantungan (dependability), serta uji kepastian (conformability). Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi kampanye yang digunakan saat ini belum efektif. Pencapaian dalam tiga aspek yang menjadi fokus masih belum optimal. Hal ini menunjukkan perlunya adanya kampanye yang lebih komprehensif dan pengemasan materi yang lebih kreatif dan inovatif dengan tujuan agar pesan-pesan yang disampaikan dalam kampanye dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kesadaran, sikap, dan perilaku target kampanye. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti merekomendasikan program "Sistem Informasi Masyarakat Peduli Pernikahan Dini (SIMPAN)" sebagai alternatif strategi kampanye. Program ini diusulkan agar dapat mencapai audiens yang lebih luas dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada masyarakat tentang pernikahan dini. Kata kunci: Kampanye, Pernikahan Dini, STOP KABUR ABSTRACT PRIMADITA PUTRI, 19.02.055. Implementation of STOP KABUR Program Campaign Strategy to Prevent Early Marriage in Garut Regency. MEITI SUBARDHINI and SULISTYARY ARDIYANTIKA. This study aims to empirically understand the implementation of campaign strategy STOP KABUR program in preventing early marriage in Garut Regency. The study focuses on three aspects: awareness, attitude, and action. A descriptive qualitative research method was employed. The primary data sources consisted of three employees from the Department of Population Control, Family Planning, Women Empowerment, and Child Protection who were involved in the STOP KABUR activities. Additionally, secondary data sources included two children who had participated in the STOP KABUR Campaign. Data collection methods included in-depth interviews, observation, and document analysis. To ensure data validity, credibility, transferability, dependability, and conformability tests were conducted. The results showed that the campaign strategy used today has not been effective. Achievements in the three aspects that are the focus are still not optimal. This shows the need for a more comprehensive campaign and more creative and innovative material packaging with the aim that the messages conveyed in the campaign can have a significant impact on the awareness, attitudes, and behavior of campaign targets. Based on these findings, researchers recommend the "Community Information System Concerned with Early Marriage (SIMPAN)" program as an alternative campaign strategy. This program is proposed in order to reach a wider audience and provide a deeper understanding to the community about early marriage. Keywords: Campaign, Early Marriage, STOP KABURItem KEMANDIRIAN ANAK PENERIMA MANFAAT DI SENTRA SATRIA BATURRADEN.(Perpustakaan, 2024-10-05) WARDAH HABIBAH, NRP.20.02.031.; MEITI SUBARDHINI; ELIN HERLINAWARDAH HABIBAH, NRP.20.02.031. KEMANDIRIAN ANAK PENERIMA MANFAAT DI SENTRA SATRIA BATURRADEN. DOSEN PEMBIMBING: MEITI SUBARDHINI DAN ELIN HERLINA. Penelitian ini mengkaji tentang kemandirian anak penerima manfaat di Sentra Satria Baturraden. Kemandirian adalah suatu kondisi biologis dimana anak dapat bertindak secara percaya diri dan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya dengan tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian juga berkaitan dengan aspek emosi, aspek intelektual dan aspek. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian deskriptif, dengan teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan pada makna dibandingkan generalisasi. Berdasarkan data hasil wawancara, observasi langsung, dan dokumentasi terhadap 8 (delapan) orang informan yang terdiri atas 2 (dua) orang anak penerima manfaat dan 6 (enam) orang pegawai, ditemukan hasil penelitian bahwa secara umum anak penerima manfaat di Sentra Satria Baturraden telah mempunyai kemandirian yang cukup baik. Dibalik keterbatasannya telah dapat dikatakan mandiri secara emosi, biologis, intelektual dan sosial. Namun tentunya anak masih memerlukan memerlukan dampingan dan keberadaan orang dewasa untuk membimbing mereka khususnya dalam mengelola luapan emosinya, mengingat luapan emosi ini cukup menghambat anak dalam meningkatkan kondisi intelektualnya yang memang masih kurang dan berada di bawah anak seusianya serta mengganggu hubungan interpersonalnya. Atas dasar hasil tersebut, peneliti memutuskan untuk mengusulkan sebuah program “Bimbingan Mental Anak Penerima Manfaat di Sentra Satria Baturraden” dengan sasaran seluruh anak penerima manfaat di Sentra Satria Baturraden untuk menciptakan dan meningkatkan keberfungsian psikologis anak penerima manfaat di Sentra Satria Baturraden. Kata Kunci: Kemandirian, Anak Penerima Manfaat, Sentra Satria Baturraden ABSTRACT WARDAH HABIBAH, NRP.20.02.031. INDEPENDENCE OF BENEFICIARY CHILDREN AT THE SENTRA SATRIA BATURRADEN. SUPERVISORS: MEITI SUBARDHINI AND ELIN HERLINA. This study examines the independence of beneficiary children at the Sentra Satria Baturraden. Independence is a biological condition where children can act confidently and are able to solve problems they face without relying on others. Independence is also related to emotional aspects, intellectual aspects and aspects. This study uses a qualitative approach with a descriptive research method, with data collection techniques carried out through triangulation (combination), inductive data analysis, and research results emphasize more on meaning than generalization. Based on data from interviews, direct observation, and documentation of 8 (eight) informants consisting of 2 (two) beneficiary children and 6 (six) employees, the results of the study found that in general, beneficiary children at the Sentra Satria Baturraden have had quite good independence. Behind its limitations, it can be said that it is emotionally, biologically, intellectually and socially independent. However, of course children still need assistance and the presence of adults to guide them, especially in managing their emotional outbursts, considering that these emotional outbursts hinder children from improving their intellectual condition which is still lacking and below children of the same age and interferes with their interpersonal relationships. Based on these results, the researcher decided to propose a program called “Mental Guidance for Beneficiary Children at the Sentra Satria Baturraden” targeting all beneficiary children at the Sentra Satria Baturraden to create and improve the psychological functioning of beneficiary children at the Sentra Satria Baturraden. Keywords: Independence, Beneficiary Children, Sentra Satria BaturradenItem Pengubahan Perilaku Merokok pada Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Nugraha Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-09-30) PRIMA REGITA CAHYA LAILA SALSABILA, 20.02.015; MEITI SUBARDHINI; ELIN HERLINAPRIMA REGITA CAHYA LAILA SALSABILA, 20.02.015 Pengubahan Perilaku Merokok pada Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Nugraha Kota Bandung, Dibimbing oleh MEITI SUBARDHINI and ELIN HERLINA. Skripsi ini meneliti tentang Pengubahan Perilaku Merokok pada Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Nugraha Kota Bandung. Pengubahan perilaku pada dasarnya adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja, terencana, dan secara sistematis dengan menggunakan metode dan teknik tertentu untuk mengubah perilaku individu yang kurang atau tidak sesuai dengan nilai, norma, dan harapan lingkungan sekitarnya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif serta mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari anak-anak, pekerja sosial, dan pengasuh. Keabsahan data diperiksa menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan perilaku merokok pada anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Nugraha Kota Bandung hanya bersifat sementara. Hal ini ditunjukkan melalui empat aspek dalam penelitian: frekuensi merokok informan terbagi menjadi dua kategori, yaitu perokok ringan dengan dua informan dan perokok sedang dengan satu informan per hari. Penyebab utama merokok di kalangan informan adalah pertemanan, rasa bosan, dan upaya mengatasi masalah. Upaya informan untuk berhenti merokok meliputi pengurangan intensitas merokok per hari, meskipun mereka belum dapat berhenti sepenuhnya. Harapan informan untuk berhenti merokok berkaitan dengan alasan kesehatan, penghematan uang, dan pencapaian cita-cita. Berdasarkan masalah dari semua aspek tersebut, program yang diusulkan adalah "Gerakan Hidup Positif Bebas Rokok," yang bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku merokok yang positif pada anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Nugraha Kota Bandung melalui kegiatan edukasi dan konseling. Kata kunci: Pengubahan Perilaku, Merokok, AnakItem Program Pelatihan Vokasional Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Intelektual di Sentra Terpadu Kartini di Temanggung(Perpustakaan, 2024-08-08) TARISKA OKTAFIANI, 2002042; ELIN ERLINA; MEITI SUBARDHINITARISKA OKTAFIANI, 2002042. Program Pelatihan Vokasional Terhadap Kemandirian Penyandang Disabilitas Intelektual di Sentra Terpadu Kartini di Temanggung. Dibimbing oleh MEITI SUBARDHINI dan ELIN ERLINA. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pelatihan vokasional yang dilaksanakan yang menunjang kemandirian penerima manfaat di Sentra belum dilakukan secara maksimal dan masih dikarenakan banyak penerima manfaat yang mengerjakan tugas pelatihan vokasional milik penerima manfaat lain yang mana menghambat kemandirian penerima manfaat Pelatihan vokasional diberikan untuk menunjang kemandirian dari penyandang disabilitas intelektual sendiri. Kemandirian penyandang disabilitas adalah mandiri dari sisi ADL (activity daily living) hingga mampu memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bergantung dengan orang lain. Oleh sebab itu pelatihan vokasional sangat berperan penting untuk proses kemandirian penyandang disabilitas inetelektual. Lembaga yang melaksanakan pelatihan vokasional untuk menunjang kemandirian penerima manfaat adalah Sentra Terpadu Kartini di Temanggung. Maka dari itu, tujuan adanya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana Sentra Terpadu Kartini dalam melakukan program pelatihan vokasional untuk menunjang kemandirian penyandang disabilitas intelektual.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi non partisipatif dan studi dokumentasi. Adapun aspek-aspek dalam kemandirian adalah kontrol diri, pertanggung jawaban, otonomi diri dan inisiatif diri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelatihan vokasional terhadap kemandirian untuk aspek otonomi diri dan inisiatif diri dari penerima manfaat kurang maksimal. Berdasarkan hasil analisa masalah dan analisa kebutuhan pada hasil penelitian, peneliti mengusulkan program yang bernama “Pengembangan Kelas Edukasi untuk penyandang disabilitas intelektual di Sentra Terpadu Kartini di Temanggung dengan tujuan agar meningkatkan aspek otonomi diri dan inisiatif diri penerima manfaat dalam proses menuju kemandirian dari penerima manfaat yang mana penyandang disabilitas intelektual. Kata Kunci: Kemandirian, Penyandang Disabilitas Intelektual, Program Pelatihan VokasionalItem Proses Pelayanan Pelatihan Vokasional Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual di Sentra Terpadu Kartini Temanggung(Perpustakaan, 2024-08-08) MUHAMMAD HAFIZH, 20.02.085.; ELIN HERLINA; MEITI SUBARDHINIMUHAMMAD HAFIZH, 20.02.085. Proses Pelayanan Pelatihan Vokasional Bagi Penyandang Disabilitas Intelektual di Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Dibimbing oleh MEITI SUBARDHINI dan ELIN HERLINA. Proses pelayanan pelatihan vokasional merupakan suatu proses atau usaha dalam memberikan tindakan yang diberikan oleh seorang ahli untuk mengembangkan potensi terhadap minat bakat dalam diri klien supaya bisa mampu menyalurkan potensinya ketika selesai mendapatkan pelayanan pelatihan vokasional di Sentra Terpadu Kartini Temanggung. Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang proses pelayanan pelatihan vokasional bagi penyandang disabilitas intelektual di Sentra Terpadu Kartini Temanggung yang mencakup 1) Karakteristik informan, 2) Tahap awal dalam pelayanan pelatihan vokasional bagi penyandang disabilitas intelektual, 3) Tahap inti dalam pelayanan pelatihan vokasional bagi penyandang disabilitas intelektual, 4) Tahap akhir dalam pelayanan pelatihan vokasional bagi penyandang disabilitas intelektual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik yang digunakan dalam penentuan informan adalah Purposive yaitu informan ditentukan berdasarkan pertimbangan tertentu peneliti. Informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang informan yang meliputi tiga orang pekerja sosial yang sudah mengalami proses pelayanan pelatihan vokasional dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, tiga orang instruktur pelatihan vokasional yang sudah mengalami proses pelayanan pelatihan vokasional dari tahap awal sampai dengan tahap akhir dan tiga orang klien yang sudah menerima pelayanan pelatihan vokasional lebih dari satu bulan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pelayanan pelatihan vokasional di Sentra Terpadu Kartini Temanggung sudah dilaksanakan dengan cukup baik, akan tetapi pada pemberian keterampilan vokasional masih kurang maksimal dikarenakan masih terdapat beberapa klien yang mendapatkan pelayanan keterampilan vokasional tidak sesuai dengan hasil asesmen. Adanya beberapa hambatan seperti kemauan orang tua yang berbeda dengan potensi yang dimiliki oleh klien menjadi masalah yang menghambat pemberian keterampilan vokasional kepada klien. Berdasarkan hal tersebut, peneliti mengusulkan program “Optimalisasi Peran Orang Tua dalam Pelatihan Vokasional Penyandang Disabilitas Intelektual di Sentra Terpadu Kartini Temanggung”. Kata Kunci: Pelatihan Vokasional, Penyandang Disabilitas Intelektual, Sentra Terpadu Kartini TemanggungItem Rehabilitasi Sosial Anak Korban Kekerasan Seksual di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Bandung.(Perpustakaan, 2024-08-14) ADELA PUTRI. 20.02.116.; MEITI SUBARDHINI; ELIN HERLINAADELA PUTRI. 20.02.116. Rehabilitasi Sosial Anak Korban Kekerasan Seksual di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Bandung. Dosen Pembimbing MEITI SUBARDHINI dan ELIN HERLINA Penelitian tentang Rehabilitasi Sosial Anak Korban Kekerasan Seksual bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai tahap pendekatan awal, tahap asesmen, tahap rencana intervensi, tahap intervensi, resosialisasi, terminasi dan bimbingan lanjut di Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kota Bandung terhadap Anak Korban Kekerasan Seksual. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Jumlah infoman dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah : (1) wawancara; (2) observasi; (3) studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui : (1) uji kepercayaan; (2) uji keteralihan; (3) uji kebergantungan; dan (4) uji kepastian. Hasil penelitian menunjukan bahwa rehabilitasi sosial yang diberikan UPTD PPA Kota Bandung sudah cukup baik, namun masih terdapat satu aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pada aspek tahap intervensi, dalam tahap intervensi masih belum diberikan secara maksimal dan efektif oleh pekerja sosial yaitu pekerja sosial kurang terlibat dalam pemberian intervensi dan banyak dilakukan oleh psikolog yaitu pekerja sosial hanya terlibat dalam penjadwalannya saja padahal pekerja sosial juga memiliki kewenangan untuk melakukan intervensi pada aspek psikososial klien. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu Peningkatan Keterampilan dan Kolaborasi Intervensi Pekerja Sosial dalam Pelaksanaan Rehabilitasi Sosial melalui Educational Group dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kolaborasi pekerja sosial dengan tenaga ahli lainnya dalam proses rehabilitasi sosial kepada anak korban kekerasan seksual. Metode yang digunakan adalah Group Work dengan tipe kelompok Educational Group. Kata Kunci : Rehabilitasi Sosial, Anak Korban Kekerasan Seksual ABSTRACT ADELA PUTRI. 20.02.116. Social Rehabilitation of Children Victims of Sexual Violence at the Bandung City Regional Technical Implementation Unit for the Protection of Women and Children. Supervisors MEITI SUBARDHINI and ELIN HERLINA Research on Social Rehabilitation of Children Victims of Sexual Violence aims to obtain an overview of the initial approach stage, assessment stage, intervention plan stage, intervention stage, resocialization, termination and further guidance at the Bandung City Women and Children Protection Regional Technical Implementation Unit for Children Victims of Sexual Violence. This research uses qualitative research methods with a descriptive approach. The number of informants in this study amounted to 5 people with the technique of determining informants using purposive sampling. The data collection techniques used are: (1) interview; (2) observation; (3) documentation study. Data validity checks were carried out through: (1) trust test; (2) transferability test; (3) dependability test; and (4) certainty test. The results showed that the social rehabilitation provided by UPTD PPA Bandung City was quite good, but there was still one aspect that needed to be improved, namely the aspect of the intervention stage, in the intervention stage it was still not provided optimally and effectively by social workers, namely social workers were less involved in providing interventions and were mostly carried out by psychologists, namely social workers were only involved in scheduling even though social workers also had the authority to intervene in the psychosocial aspects of clients. Based on these problems, the researcher proposes a program, namely Improving Social Worker Intervention Skills and Collaboration in the Implementation of Social Rehabilitation through Educational Groups with the aim of improving the skills and collaboration of social workers with other experts in the process of social rehabilitation for child victims of sexual violence. The method used is Group Work with the Educational Group type. Keywords: Social Rehabilitation, Child Victims of Sexual ViolenceItem REHABILITASI SOSIAL TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS MENTAL DI YAYASAN PENUAI INDONESIA KABUPATEN CIANJUR(Perpustakaan, 2024-09-24) ALDI RENALDI. 20.02.119; MEITI SUBARDHINI; ELIN HERLINAALDI RENALDI.REHABILITASI SOSIAL TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS MENTAL DI YAYASAN PENUAI INDONESIA KABUPATEN CIANJUR, Dosen Pembimbing: MEITI SUBARDHINI dan ELIN HERLINA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang 1) karakteristik informan, 2) pendekatan awal, 3) asesmen, 4) penyusunan rencana intervensi, 5) intervensi, 6) evaluasi, dan 7) terminasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) wawancara mendalam, 2) observasi, 3) studi dokumen. Teknik analisis data dalam penelitian ini analisis model Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini adalah 1) karakteristik informan terdiri dari pekerja sosial, perawat dan penyandang disabilitas mental, berusia 28 s.d 54 tahun, memeluk agama Islam dan Kristen serta berasal dari Cianjur dan Jakarta, 2) pendekatan awal diawali dengan pemberian perhatian dan empati, bertujuan untuk membangun kepercayaan, dan pendekatan yang dilakukan berbeda-beda disesuaikan dengan kondisi klien, 3) Assesmen dilakukan melalui wawancara dan observasi, bertujuan untuk menggali permasalahan yang dialami oleh klien, dan dilakukan ketika klien masuk yayasan, 4) Penyusunan rencana intervensi dilakukan berdasarkan hasil asesmen, disesuaikan dengan kebutuhan klien dan terhadap hambatan yaitu ketidak terbukaannya keluarga terhadap masalah klien, 5) Intervensi dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan kemandirian klien, bentuk intervensinya disesuaikan dengan hasil asesmen dan rencana intervensi serta jangka waktu rehabilitasi sosial untuk setiap klien adalah berbeda-beda, 6) Evaluasi dilakukan secara bertahap dengan periode waktu mingguan dan bulanan, dilakukan untuk melihat perkembangan dari klien, dan 7) Terminasi dilakukan ketika klien sudah menunjukkan perubahan, karena klien harus kembali ke rumah serta jangka waktu rehabilitasi sosial untuk setiap klien bervariasi dan tidak terikat pada waktu tertentu. Masalah yang teridentifikasi adalah kurang produktifnya penyandang disabilitas mental dan kurang adanya kegiatan yang berfokus pada interaksi sosial dan kebugaran jasmani, maka program yang direkomendasikan adalah Penuai Berpose; Bersama Produktif dan Sehat. Kata Kunci: Rehabilitasi Sosial, Penyandang Disabilitas Mental, Tahapan Pelayanan Pekerjaan Sosial ABSTRACT ALDI RENALDI. SOCIAL REHABILITATION OF PEOPLE WITH MENTAL DISABILITIES AT YAYASAN PENUAI INDONESIA, CIANJUR. Supervisors: MEITI SUBARDHINI dan ELIN HERLINA. This study aims to find out about 1) informant characteristics, 2) initial approach, 3) assessment, 4) preparation of intervention plans, 5) intervention, 6) evaluation, and 7) termination. The method used in this study is qualitative. Data collection techniques used are 1) in-depth interviews, 2) observation, 3) document studies. Data analysis techniques in this study are Miles and Huberman model analysis. The results of this study are 1) the characteristics of informants consist of social workers, nurses and people with mental disabilities, aged 28 to 54 years, embracing Islam and Christianity and coming from Cianjur and Jakarta, 2) the initial approach begins with giving attention and empathy, aims to build trust, and the approach taken varies according to the client's condition, 3) Assessment is carried out through interviews and observations, aims to explore the problems experienced by the client, and is carried out when the client enters the foundation, 4) Preparation of intervention plans is carried out based on the results of the assessment, adjusted to the client's needs and to the obstacles, namely the family's lack of openness to the client's problems, 5) Interventions are carried out to improve the client's skills and independence, the form of intervention is adjusted to the results of the assessment and intervention plan and the period of social rehabilitation for each client is different, 6) Evaluation is carried out in stages with weekly and monthly time periods, carried out to see the progress of the client, and 7) Termination is carried out when the client has shown changes, because the client must return home and the period of social rehabilitation for each client varies and is not tied to a certain time. The identified problems are the lack of productivity of people with mental disabilities and the lack of activities that focus on social interaction and physical fitness, so the recommended program is Penuai Berpose; Bersama Produktif dan Sehat. Keywords: Social Rehabilitation, People with Mental Disabilities, Stages of Social Work ServicesItem Resiliensi Remaja Dalam Mengatasi Toxic Relationship yang Mendapatkan Konseling Pelayanan di Yayasan Jaringan Relawan Independen (JaRI) Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-13) NABILA NURANI KURNELIS, 20.020.45; MEITI SUBARDHINI; ELIN HERLINA.NABILA NURANI KURNELIS, 20.020.45. Resiliensi Remaja Dalam Mengatasi Toxic Relationship yang Mendapatkan Konseling Pelayanan di Yayasan Jaringan Relawan Independen (JaRI) Kota Bandung, Dibimbing oleh MEITI SUBARDHINI dan ELIN HERLINA. Pada masa remaja, minat terhadap lawan jenis sering diekspresikan melalui pacaran. Namun, sering kali remaja mengalami Toxic Relationship, di mana mereka merasa tidak nyaman dan terbebani. Data dari Simfoni PPA 2024 mencatat 2.910 kasus kekerasan terhadap perempuan, termasuk 2.166 korban usia 6-24 tahun, serta 517 kasus kekerasan dalam hubungan pacar. Penelitian ini menggunakan teori resiliensi individu oleh Grotberg (1999), yang mengidentifikasi tiga sumber resiliensi: I have, I am, dan I can. Tujuannya adalah memperdalam pemahaman tentang bagaimana remaja mengatasi resiliensi dalam Toxic Relationship. Hasilnya diharapkan dapat memberikan panduan bagi lingkungan sosial remaja yang mengalami kekerasan dalam pacaran, untuk mendukung proses keluar dari Toxic Relationship. Studi ini menerapkan pendekatan kualitatif deskriptif, menunjukkan bahwa remaja yang mendapatkan pelayanan di Yayasan Relawan Jaringan Independen (JaRI) telah menunjukkan resiliensi yang cukup baik. Namun, diperlukan penguatan lebih lanjut untuk memastikan bahwa mereka benar-benar resilien dalam menghadapi toxic relationship. maka dari itu diusulkan program “Peningkatan Resilensi Remaja dalam Menghadapi Toxic Relationship di Yayasan Jaringan Relawan Independen (JaRI) Kota Bandung.” yang diharapkan dapat meningkatkan resiliensi dan memberikan kontribusi yang berarti dalam upaya perlindungan dan rehabilitasi sosial bagi remaja yang mengalami toxic relationship. Kata Kunci : Resiliensi, Remaja, Toxic Relationship