Browsing by Author "UKE HANI RASALWATI"
Now showing 1 - 9 of 9
Results Per Page
Sort Options
Item Dukungan Sosial Keluarga Pada Masa Pemulihan Penyalahguna Napza Di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat(Perpustakaan, 2024-09-23) HILMI ERYAN HIDAYAT, 20.02.106.; UKE HANI RASALWATI; SABAR RIYADIHILMI ERYAN HIDAYAT, 20.02.106. Dukungan Sosial Keluarga Pada Masa Pemulihan Penyalahguna Napza Di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat Dosen Pembimbing: UKE HANI RASALWATI dan SABAR RIYADI Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang dukungan sosial keluarga pada masa pemulihan penyalahguna napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat yang mencakup: (1) karakteristik informan; (2) dukungan emosional pada penyalahgunaan napza; (3) dukungan informasi pada penyalahgunaan napza; (4) dukungan instrumental pada penyalahgunaan napza; (5) dukungan penghargaan pada penyalahgunaan napza. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Metode yang digunakan adalah Group Work. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dukungan sosial keluarga pada masa pemulihan penyalahguna napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat sudah cukup baik, namun masih terdapat salah satu aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pada dukungan informasi. Sebagian residen mengalami kekurangan dukungan informasi yang krusial dari keluarga dan pihak Yayasan. Kurangnya dukungan informasi ini dapat menghambat pemulihan yang mana menyebabkan kurangnya kemampuan residen untuk membuat keputusan yang bijak terkait proses penyembuhan mereka. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam komunikasi dan penyampaian informasi yang relevan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu Pelatihan Dukungan informasi keluarga melalui Group Work, dengan tujuan Meningkatkan keterlibatan keluarga pada kegiatan FSG dan FA guna memenuhi dukungan informasi pada masa pemulihan penyalahguna NAPZA. KATA KUNCI : Dukungan Sosial, NAPZA, Pekerja Sosial ABSTRACT HILMI ERYAN HIDAYAT, 20.02.106. Family Social Support During the Recovery Period of Drug Abusers at the Sekar Mawar Lembang Foundation, West Bandung Regency, West Java Province Supervisors: UKE HANI RASALWATI and SABAR RIYADI This study aims to obtain an empirical description of family social support during the recovery period of drug abusers at the Sekar Mawar Lembang Foundation, West Bandung Regency, West Java Province which includes: (1) characteristics of informants; (2) emotional support for drug abuse; (3) information support on drug abuse; (4) instrumental support for drug abuse; (5) support for appreciation of drug abuse. The method used in this study is a qualitative approach with a descriptive method. The number of informants in this study is 5 people with the technique of determining informants using purposive sampling. The method used is Group Work. The results of the study show that in the social support of families during the recovery period of drug abusers at the Sekar Mawar Lembang Foundation, West Bandung Regency, West Java Province, it is quite good, but there is still one aspect that needs to be improved, namely information support. Some residents experience a lack of crucial information support from their families and the Foundation. This lack of information support can hinder recovery, leading to a lack of residents' ability to make informed decisions regarding their healing process. This shows that there is a gap in communication and delivery of relevant information. Based on these problems, the researcher proposed a program, namely Family Information Support Training through Group Work, with the aim of increasing family involvement in FSG and FA activities to fulfill information support during the recovery period of drug abusers. KEYWORDS : Social Support, NARCOTICS, Social WorkersItem Dukungan Sosial Keluarga Pada Masa Pemulihan Penyalahguna Napza Di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat Dosen(Perpustakaan, 2024-09-24) HILMI ERYAN HIDAYAT, 20.02.106; UKE HANI RASALWATI; SABAR RIYADIHILMI ERYAN HIDAYAT, 20.02.106. Dukungan Sosial Keluarga Pada Masa Pemulihan Penyalahguna Napza Di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat Dosen Pembimbing: UKE HANI RASALWATI dan SABAR RIYADI. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang dukungan sosial keluarga pada masa pemulihan penyalahguna napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat yang mencakup: (1) karakteristik informan; (2) dukungan emosional pada penyalahgunaan napza; (3) dukungan informasi pada penyalahgunaan napza; (4) dukungan instrumental pada penyalahgunaan napza; (5) dukungan penghargaan pada penyalahgunaan napza. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Jumlah informan dalam penelitian ini berjumlah 5 orang dengan teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Metode yang digunakan adalah Group Work. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam dukungan sosial keluarga pada masa pemulihan penyalahguna napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat sudah cukup baik, namun masih terdapat salah satu aspek yang perlu ditingkatkan yaitu pada dukungan informasi. Sebagian residen mengalami kekurangan dukungan informasi yang krusial dari keluarga dan pihak Yayasan. Kurangnya dukungan informasi ini dapat menghambat pemulihan yang mana menyebabkan kurangnya kemampuan residen untuk membuat keputusan yang bijak terkait proses penyembuhan mereka. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan dalam komunikasi dan penyampaian informasi yang relevan. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu Pelatihan Dukungan informasi keluarga melalui Group Work, dengan tujuan Meningkatkan keterlibatan keluarga pada kegiatan FSG dan FA guna memenuhi dukungan informasi pada masa pemulihan penyalahguna NAPZA. KATA KUNCI : Dukungan Sosial, NAPZA, Pekerja Sosial ABSTRACT HILMI ERYAN HIDAYAT, 20.02.106. Family Social Support During the Recovery Period of Drug Abusers at the Sekar Mawar Lembang Foundation, West Bandung Regency, West Java Province Supervisors: UKE HANI RASALWATI and SABAR RIYADI This study aims to obtain an empirical description of family social support during the recovery period of drug abusers at the Sekar Mawar Lembang Foundation, West Bandung Regency, West Java Province which includes: (1) characteristics of informants; (2) emotional support for drug abuse; (3) information support on drug abuse; (4) instrumental support for drug abuse; (5) support for appreciation of drug abuse. The method used in this study is a qualitative approach with a descriptive method. The number of informants in this study is 5 people with the technique of determining informants using purposive sampling. The method used is Group Work. The results of the study show that in the social support of families during the recovery period of drug abusers at the Sekar Mawar Lembang Foundation, West Bandung Regency, West Java Province, it is quite good, but there is still one aspect that needs to be improved, namely information support. Some residents experience a lack of crucial information support from their families and the Foundation. This lack of information support can hinder recovery, leading to a lack of residents' ability to make informed decisions regarding their healing process. This shows that there is a gap in communication and delivery of relevant information. Based on these problems, the researcher proposed a program, namely Family Information Support Training through Group Work, with the aim of increasing family involvement in FSG and FA activities to fulfill information support during the recovery period of drug abusers. KEYWORDS : Social Support, NARCOTICS, Social WorkersItem Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja Kecanduan Game Online: Studi Kasus di MTs Negeri 1 Banyumas Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah.(Perpustakaan, 2024-10-05) SITI AISYAH AULIA. NRP.20.02.102.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMSITI AISYAH AULIA. NRP.20.02.102. Caused Factors of Adolescents to be Addicted to Online Games: A Case Study at MTs Negeri 1 Banyumas, Banyumas Regency, Central Java Province. Supervised by UKE HANI RASALWATI, AAM MUHARAM. This study examines the factors that cause adolescents addicted to online games conducted at MTs Negeri 1 Banyumas, Banyumas Regency, Central Java Province in terms of six factors, namely desire, boredom, self-control, environment, social relationships, and expectations. This research uses qualitative research methods with a case study approach. The data collection techniques used were interviews, observations, and documentation studies. The informants in this study were five main informants, namely adolescents who experienced online game addiction and four supporting informants, namely homeroom teachers and counseling guidance teachers. Determination of informants using purposive sampling technique. The results showed that the desire factor of adolescents to play online games is based on curiosity and invitations from friends to play them, the boredom factor is caused by the absence of activities so that adolescents decide to play online games, the selfcontrol factor is caused by the inability to limit themselves in playing online games and cause frequent shouting and abusive behavior, environmental factors are caused by the environmental conditions of adolescents who are also fond of online games, the factor of adolescent social relations is good, but there are still adolescents who rarely interact with others, and the expectation factor caused by high parental expectations for their children can cause adolescents to prefer to play online games. Based on these problems, the researcher proposes a solution to solve the problem with the program "Increasing Self-Control and Parental Supervision in Handling Adolescents Addicted to Online Games". Keywords: Causal Factors, Adolescents, Online Game Addiction ABSTRAK SITI AISYAH AULIA. NRP.20.02.102. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Remaja Kecanduan Game Online: Studi Kasus di MTs Negeri 1 Banyumas Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Dibimbing oleh UKE HANI RASALWATI, AAM MUHARAM. Penelitian ini mengkaji tentang faktor penyebab remaja kecanduan game online yang dilakukan di MTs Negeri 1 Banyumas, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah ditinjau dari enam faktor, yaitu keinginan, rasa bosan, kontrol diri, lingkungan, hubungan sosial, dan harapan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Informan pada penelitian ini berjumlah lima orang informan utama yaitu remaja yang mengalami kecanduan game online dan empat orang informan pendukung yaitu wali kelas dan guru bimbingan konseling. Penentuan informan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keinginan remaja untuk bermain game online didasari atas rasa penasaran dan ajakan teman untuk memainkannya, faktor rasa bosan disebabkan karena tidak adanya aktivitas yang dilakukan sehingga remaja memutuskan untuk bermain game online, faktor kontrol diri disebabkan oleh ketidakmampuan membatasi diri dalam bermain game online serta menimbulkan perilaku sering berteriak dan berkata-kata kasar, faktor lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan remaja yang juga menggemari game online, faktor hubungan sosial remaja sudah baik, namun masih terdapat remaja yang jarang berinteraksi dengan orang lain, serta faktor harapan yang disebabkan oleh harapan orang tua yang tinggi kepada anaknya dapat menyebabkan remaja menjadi lebih memilih untuk bermain game online. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti mengusulkan solusi pemecahan masalah tersebut dengan program “Peningkatan Kontrol Diri dan Pengawasan Orang Tua dalam Menangani Remaja Kecanduan Game Online” Kata Kunci: Faktor Penyebab, Remaja, Kecanduan Game OnlineItem Keterbukaan Diri Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Upaya Rehabilitasi Sosial di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang(Perpustakaan, 2023-12-21) AHMAD FHANI; TUKINO; UKE HANI RASALWATIABSTRAK AHMAD FHANI: Keterbukaan Diri Korban Penyalahgunaan NAPZA dalam Upaya Rehabilitasi Sosial di Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang, Dosen Pembimbing: TUKINO dan UKE HANI RASALWATI Ketidakterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA di IPWL Bumi Kaheman masih ditemukan dalam upaya rehabilitasi sosial yang menjadi salah satu penyebab kekambuhan pada korban penyalahgunaan NAPZA. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai keterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA dalam upaya rehabilitasi sosial di IPWL Bumi Kaheman Soreang. Penelitian ini menggunakan 5 aspek keterbukaan diri diantaranya: 1) Karakteristik Informan, 2) Ukuran/jumlah keterbukaan diri, 3) Valensi dalam keterbukaan diri, 4) Kejujuran dan kecermatan dalam keterbukaan diri, 5) Maksud dan tujuan dalam keterbukaan diri, 6) Keakraban dalam keterbukaan diri. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Penentuan informan dilakukan menggunakan purposive sampling berjumlah 7 informan yaitu 4 korban penyalahgunaan NAPZA diantaranya 2 korban penyalahgunaan NAPZA rawat jalan dan 2 informan korban penyalahgunaan NAPZA rawat inap, 1 pekerja sosial, 1 konselor adiksi dan 1 perawat. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan dan triangulasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa keterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA rawat jalan dan rawat inap sudah dilakukan dalam upaya rehabilitasi sosial ditinjau dari 5 aspek keterbukaan diri. Namun, hasil penelitian menunjukan permasalahan yang dialami oleh informan korban penyalahgunaan NAPZA yaitu keterbatasan korban penyalahgunaan NAPZA dalam melakukan keterbukaan diri dari segi frekuensi, durasi hingga sasaran. Permasalahan tersebut menjadi penting karena keseluruhan informan melakukan keterbukaan diri negatif terkait permasalahannya dan membutuhkan solusi/masukan dari orang lain. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti mengusulkan program peningkatan keterbukaan diri korban penyalahgunaan NAPZA melalui kelompok bantu diri (self help group) dan melalui konseling individu. Kata Kunci: Keterbukaan Diri, Rehabilitasi Sosial, Korban Penyalahgunaan NAPZA ABSTRACT AHMAD FHANI: Self-Disclosure Victim of Drug Abuse in Social Rehabilitation at Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang, Supervisor: TUKINO and UKE HANI RASALWATI Self-disclosure of victim of drug abuse in IPWL Bumi Kaheman is still found in social rehabilitation efforts which is one of rhe causes of relapse in victim of drug abuse. This study aims to get an overview of self-disclosure of victims of drug abuse in social rehabilitation at Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bumi Kaheman Soreang. This study uses 5 aspects self-disclosure including: 1) Characteristics of Informants, 2) Dimension/amount of self -disclosure, 3) Valence in self-disclosure, 4) Honesty and accuracy in self-disclosure, 5) Purpose and objectives in self-disclosure, 6) Intimacy in self-disclosure. The method used in this research is descriptive research method using a qualitative approach. The data sources used are primary and secondary data sources. Data collection techniques used were in-depth interviews, observation and documentation studies. Determination of informants was carried out using purposive sampling, totaling 7 informant that is 4 victims of drug abuse consisting of 2 outpatient drug abuse victim informants and 2 inpatient drug abuse victim informants, 1 social worker, 1 addiction counselor and 1 nurse. Checking the validity of the data used is extending observations, increasing persistence and triangulation. The results of the study show that outpatient and inpatient drug abuse victims' self-disclosure has been carried out in social rehabilitation efforts in terms of 5 aspects of self-disclosure. However, the results of the study indicate that the problem experienced by informants who are victims of drug abuse is the limitations of drug abuse victims in self-disclosure both in terms of frequency, duration and targets. This problem is important because all informants are negative about their problems and need solutions/input from others. Based on the results of this study, the researchers proposed a program to increase the self-disclosure of victims of drug abuse through self-help group and through individual counseling. Keyword: Self-Disclosure, Social Rehabilitation, Victims of Drug AbuseItem Konseling Adiksi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial,(Perpustakaan, 2024-10-15) Fetrian Septiyani, 20.02.073.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMFetrian Septiyani, 20.02.073. Konseling Adiksi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Sentra Galih Pakuan Bogor, Skripsi, Program Pendidikan Sarjana Terapan Pekerjaan Sosial, UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM. Permasalahan Napza seakan tidak ada habisnya di Indonesia. Ada kecenderungan jumlah pemakai Napza mengalami peningkatan setiap tahun. Pemakaian Napza tidak hanya menyasar kelas sosial tertentu, tetapi sudah mencakup semua lapisan masyarakat. Saat ini, pemakaian Napza juga sudah merata hampir di semua profesi, tanpa terkecuali. Salah satu usaha untuk menanggulangi korban penyalahgunaan Napza ini dengan banyak didirikan pusat rehabilitasi untuk para korban penyalahgunaan Napza seperti sentra, yayasan, dan balai rehabilitasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini terdapat 5 orang informan utama yaitu konselor adiksi dan 2 orang informan pendukung yaitu penerima manfaat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi kasus. Hasil dari penelitian ini adalah konselor yang melakukan konseling belum dapat dilakukan secara optimal, hal ini dikarenakan kendala waktu yang dimiliki oleh konselor, selain permasalahan tersebut diketahui pula kurangnya pengetahuan mengenai jenis Napza dan cara penanganan dengan berbagai jenis penggunaannya. Program yang diusulkan berdasarkan hasil penelitian tersebut adalah “Pengembangan Kompetensi Konselor Adiksi Melalui Educational Group.” Kata kunci: Konseling Adiksi, Korban Penyalahgunaan Napza ABSTRACT Fetrian Septiyani, 20.02.073. Addiction Counseling for Victims of Drug Abuse at Sentra Galih Pakuan Bogor, Thesis, Applied Bachelor of Social Worker Education Program, UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM. The drug problem in Indonesia seems never-ending. The number of drug users tends to increase every year. Drug use is not limited to certain social classes, but has spread to all levels of society. At present, drug use is almost evenly distributed among all professions without exception. One of the efforts to overcome the victims of drug abuse is the establishment of many rehabilitation centres for victims of drug abuse, such as centres, foundations and rehabilitation centres. This research uses qualitative research methods with the type of case study research. In this research, there were 5 main informants especially addiction counsellors and 2 supporting informants including the beneficiaries. The data collection techniques used in this research are in-depth interviews, observation and case studies. The result of this study is that the counsellor has not been able to do the counselling optimally, this is due to the time constraints owned by the counsellor. Apart from these problems, it is also known that there is a lack of knowledge about the types of drugs and how to deal with different types of use. The proposed programme based on the results of this research is the "Development of Addiction Counsellor Competencies through Educational Group". Keywords: Addiction Counseling, Victims of Drug AbuseItem Manajemen Emosi Pada Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bina Insani Utama Garut.(Perpustakaan, 2024-08-20) Tasya Arsita Rismayanti. 20.02.089.; UKE HANI RASALWATI; SABAR RIYADITasya Arsita Rismayanti.20.02.089. Manajemen Emosi Pada Anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Bina Insani Utama Garut. Dibimbing oleh UKE HANI RASALWATI dan SABAR RIYADI Anak-anak yang berada di lembaga kesejahteraan sosial anak mempunyai latar belakang yang berbeda-beda seperti penelantaran oleh orang tua, kasus kekerasan, ataupun ditinggal meningal dunia oleh kedua orang tuanya. Hal ini menyebabkan perkembangan emosi anak terhambat, terlebih bagi anak yang berada di usia menuju remaja. Usia remaja merupakan tahapan untuk mengenal jati diri, sehingga anak kadang tidak bisa mengontrol emosi yang mereka rasakan. Akibat dari kurangnya manajemen emosi, sering kali anak terjerumus pada pergaulan yang salah. Kemampuan manajemen emosi anak dinilai dengan lima aspek yang terdapat pada manajemen emosi seperti : 1) Kemampuan kesadardan diri, 2) Kemampuan pengaturan diri, 3) Kemampuan motivasi diri, 4) Kemampuan empati, dan 5) Kemampuan keterampilan sosial. Metode yang dilakukan adalah metode kuantitatif deskriptif dengan responden sebanyak 40 orang. Dengan sampel yang diambil adalah keseluruhan populasi, menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan data dengan menggunakan alat ukur skala likert. Hasil dari penelitian ini adalah manajamen emosi anak-anak di lembaga kesejahteraan sosial anak masih kurang terutama pada aspek kesadaran diri dan empati dengan skor keseluruhan sebesar 6.344. Solusi untuk memecahkan masalah ini adalah dengan program WISE (Well being and Emotional Intellegence for Orphanage Childern). Kata Kunci: Lembaga kesejahteraan sosial anak, manajemen emosi, metode kuantitatif. ABSTRACT Tasya Arsita Rismayanti.20.02.089. Emotion Management in Children at Bina Insani Utama Children's Social Welfare Institution Garut. Supervised by UKE HANI RASALWATI and SABAR RIYADI Children who are in children's social welfare institutions have different backgrounds such as neglect by parents, cases of violence, or death by both parents. This causes children's emotional development to be hampered, especially for children who are at the age of adolescence. Adolescence is a stage of self-discovery, so children sometimes cannot control the emotions they feel. As a result of the lack of emotion management, children often fall into the wrong association. Children's emotional management skills are assessed by five aspects contained in emotional management such as: 1) Self-awareness ability, 2) Self-regulation ability, 3) Self-motivation ability, 4) Empathy ability, and 5) Social skills ability. The method used is descriptive quantitative method with 40 respondents. With the sample taken is the entire population, using a questionnaire as a data collection tool using a Likert scale measuring instrument. The results of this study are that the emotional management of children in children's social welfare institutions is still lacking, especially in the aspects of self-awareness and empathy with an overall score of 6,344. The solution to solve this problem is the WISE (Well-being and Emotional Intelligence for Orphanage Children) program. Keywords: Child social welfare institution, emotion management, quantitative method.Item Peran Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Pendidikan Sarjan Terapan Pekerjaan Sosial, 2024,(Perpustakaan, 2024-10-07) ABSTRAK ILHAM HADI SETIAWAN, 20.02.122,; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMILHAM HADI SETIAWAN, 20.02.122, Peran Konselor Dalam Pemulihan Korban Penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar Lembang Kabupaten Bandung, Skripsi, Program Pendidikan Sarjan Terapan Pekerjaan Sosial, 2024, UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran konselor dalam pemulihan residen atau korban penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar. Penelitian ini difokuskan pada berbagai peran konselor, termasuk sebagai Konselor Keluarga, Konsultan, Manajer Kasus, Mediator, Administrator, Supervisor, Advokator, Fasilitator, Broker, Liaison, dan Conferee. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan melibatkan lima informan utama yaitu tiga orang konselor adiksi, satu orang program manajer, dan satu orang kepala panti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran konselor adiksi di Yayasan Sekar Mawar secara umum telah berjalan dengan baik. Namun, ditemukan adanya kendala dalam tiga peran konselor, yaitu sebagai konsultan, fasilitator, dan broker. Permasalahan ini berpotensi menghambat efektivitas program rehabilitasi yang dijalankan. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengusulkan program "Peningkatan Kapasitas Konselor Adiksi Dalam Pelayanan Rehabilitasi Bagi Korban Penyalahgunaan Napza di Yayasan Sekar Mawar". Program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan efektivitas konselor dalam melaksanakan peran-peran penting mereka, sehingga layanan rehabilitasi yang diberikan dapat lebih optimal dan berkontribusi lebih signifikan dalam proses pemulihan residen. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh wawasan yang lebih mendalam mengenai peran konselor adiksi serta upaya peningkatan kapasitas konselor adiksi dalam konteks rehabilitasi bagi korban penyalahgunaan Napza. Kata Kunci : Peran Konselor, Pemulihan Korban Penyalahgunaan NAPZA ILHAM HADI SETIAWAN, 20.02.122, The Role of Counselors in the Recovery of Drug Abuse Victims at Yayasan Sekar Mawar Lembang, Bandung Regency, Thesis, Applied Social Work Education Program, 2024, UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM. This study aims to explore the role of counselors in the recovery of residents or victims of drug abuse at Yayasan Sekar Mawar. The research focuses on various counselor roles, including Family Counselor, Consultant, Case Manager, Mediator, Administrator, Supervisor, Advocate, Facilitator, Broker, Liaison, and Conferee. The research method used is qualitative, involving five main informants: three addiction counselors, one program manager, and one shelter head. The results of the study indicate that the role of addiction counselors at Yayasan Sekar Mawar has generally been carried out well. However, challenges were identified in three counselor roles, namely as consultant, facilitator, and broker. These issues have the potential to hinder the effectiveness of the rehabilitation program being implemented. To address this, the researcher proposes the program "Enhancing the Capacity of Addiction Counselors in Rehabilitation Services for Drug Abuse Victims at Yayasan Sekar Mawar." This program is expected to improve the competence and effectiveness of counselors in carrying out their key roles, thereby optimizing the rehabilitation services provided and making a more significant contribution to the residents' recovery process. Through this research, it is hoped that deeper insights into the role of addiction counselors will be gained, as well as efforts to enhance their capacity within the context of rehabilitation for drug abuse victims. Keywords: Counselor Role, Recovery of Drug Abuse VictimsItem Proses Reintegrasi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Antasena Magelang(Perpustakaan, 2024-09-23) RYAN FATURRACHMAN. 2002046.; UKE HANI RASALWATI; AAM MUHARAMRYAN FATURRACHMAN. 2002046. Proses Reintegrasi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Antasena Magelang Dosen Pembimbing: UKE HANI RASALWATI dan AAM MUHARAM Penelitian tentang Proses Reintegrasi Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Sentra Antasena Magelang bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai proses reintegrasi ABH mulai dari penyiapan kondisi psikologis ABH, penyiapan keluarga atau keluarga pengganti ABH, pengembalian ABH kepada keluarga atau keluarga pengganti, pemantauan dan evaluasi ABH, dan terminasi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Pengumpulan informan menggunakan teknik pusposive sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara secara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan pada umumnya proses reintegrasi berjalan dengan cukup baik berdasarkan 5 tahapan reintegrasi yaitu penyiapan kondisi psikologis ABH, penyiapan keluarga atau keluarga pengganti ABH, pengembalian ABH kepada keluarga atau keluarga pengganti, pemantauan dan evaluasi ABH, dan terminasi. Pada aspek penyiapan keluarga atau keluarga pengganti dan pengembalian ABH kepada keluarga pengganti ditemukan kendala yaitu kurangnya kondisi ekonomi keluarga yang menyebabkan adanya harapan yang tinggi untuk ABH bekerja, sehingga adanya hambatan pada aspek pengembalian ABH karena masalah penerimaan keluarga. Rencana program yang diusulkan adalah "Program Peningkatan Proses Reinterasi terhadap ABH di Sentra Antasena Magelang". Program ini menggunakan metode case work dan group work. Teknik yang digunakan dalam metode case work adalah konseling keluarga dengan teknik ventilation, support, dan advice giving and counseling. Sedangkan teknik dalam metode groupwork adalah mengubah kognitif, mengubah afektif, dan mengubah konasi dengan tipe kelompok educational group. Kata kunci: Proses Reintegrasi, Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH), Keluarga, Sentra Antasena Magelang ABSTRACT RYAN FATURRACHMAN. 2002046. Reintegration Process for Children in Conflict with the Law (ABH) at the Antasena Center Magelang Supervisor: UKE HANI RASALWATI and AAM MUHARAM Research on the Reintegration Process of Children in Conflict with the Law (ABH) at the Antasena Magelang Center aims to obtain an overview of the ABH reintegration process starting from preparing the ABH's psychological condition, preparing the ABH's family or surrogate family, returning the ABH to the ABH's family or surrogate family, monitoring and evaluating the ABH, and termination. This research uses a qualitative method using a descriptive approach. Informants were collected using purposive sampling techniques and data collection techniques used in-depth interviews, observation and documentation studies. Test the validity of the data using triangulation, namely source triangulation, technique triangulation, and time triangulation. Data analysis uses data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this research show that in general the reintegration process is going quite well based on the 5 stages of reintegration, namely preparing the ABH's psychological condition, preparing the ABH's family or replacement family, returning the ABH to the ABH's family or replacement family, monitoring and evaluating the ABH, and termination. In the aspect of preparing a family or surrogate family and returning ABH to the surrogate family, obstacles were found, namely the lack of family economic conditions which led to high expectations for ABH to work, so that there were obstacles in the aspect of returning ABH due to problems with family acceptance. The proposed program plan is "Program for Improving the Reinteration Process for ABH at the Antasena Center, Magelang". This program uses case work and group work methods. The technique used in the case work method is family counseling using ventilation, support, and advice giving and counseling techniques. Meanwhile, the technique in the groupwork method is changing cognitive, changing affective, and changing conation with the educational group type. Keywords: Reintegration Process, Children in Conflict with the Law (ABH), Family, Antasena Center MagelangItem The Effect of Implementation of CBT Technique “ABC+PC” in Reducing the Tendency of Relapse of Victims of Drug Abuse in Sentra Galih Pakuan Bogor.(Perpustakaan, 2024-10-14) ASTI MUSTIKAATI, 21.01.008.; UKE HANI RASALWATI; EPI SUPIADIABSTRACT ASTI MUSTIKAATI, 21.01.008. The Effect of Implementation of CBT Technique “ABC+PC” in Reducing the Tendency of Relapse of Victims of Drug Abuse in Sentra Galih Pakuan Bogor. Supervisor: UKE HANI RASALWATI dan EPI SUPIADI. Substance abuse is a complex issue where victims do not fully recover or permanently escape from their addictive behaviors. One of the biggest challenges is the high likelihood of relapse. This study aims to assess the implementation of the Cognitive Behavioral Therapy (CBT) "ABC+PC" technique in reducing relapse tendencies among clients undergoing rehabilitation at Sentra Galih Pakuan Bogor. The research adopts a quantitative approach with a Single Subject Design method, specifically using the A-B-A reversal design with 2 subjects. Data were collected using questionnaires and event recording as research instruments. Instrument validity was tested through face and construct validity, while reliability was assessed through direct observation by the researcher and addiction counselors, as well as by calculating the percent agreement. The results showed that the implementation of the CBT "ABC+PC" technique had a positive effect on reducing relapse tendencies in both research subjects. This positive impact is evidenced by a low percentage of overlap, indicating the effectiveness of this technique in preventing relapse. In conclusion, the CBT "ABC+PC" technique can be considered an effective intervention to reduce relapse tendencies in substance abuse victims. Keywords : CBT, Relapse, Victims of Drug Abuse ABSTRAK ASTI MUSTIKAATI, 21.01.008. Pengaruh Implementasi Teknik CBT “ABC+PC” terhadap Penurunan Kecenderungan Relapse Korban Penyalahgunaan Napza Di Sentra Galih Pakuan Bogor. Dosen Pembimbing: UKE HANI RASALWATI dan EPI SUPIADI. Penyalahgunaan NAPZA merupakan isu masalah, di mana korban penyalahguna tidak sepenuhnya dapat sembuh atau terbebas dari perilaku adiksinya secara permanen. Salah satu tantangan terbesar adalah tingginya kemungkinan terjadinya relapse atau kekambuhan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengkaji implementasi teknik Cognitive Behavioral Therapy (CBT) "ABC+PC" dalam mengurangi kecenderungan relapse pada klien yang sedang menjalani rehabilitasi di Sentra Galih Pakuan Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian Single Subject Design, khususnya menggunakan desain reversal A-B-A terhadap 2 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan pencatatan kejadian sebagai instrumen penelitian. Uji validitas instrumen dilakukan melalui validitas muka dan konstruksi, sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan pengamatan langsung oleh peneliti dan konselor adiksi serta menghitung persentase kesepakatan (percent agreement). Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi teknik CBT "ABC+PC" memberikan pengaruh positif terhadap penurunan kecenderungan relapse pada kedua subjek penelitian. Pengaruh positif ini ditunjukkan melalui persentase overlap yang rendah, yang mengindikasikan efektivitas teknik ini dalam mencegah kekambuhan. Kesimpulannya adalah teknik CBT "ABC+PC" dapat dijadikan salah satu intervensi yang efektif terhadap penurunan kecenderungan relapse pada korban penyalahgunaan NAPZA. Kata Kunci : CBT, Relapse, Korban Penyalahgunaan NAPZA