Browsing by Author "Arini Dwi Deswanti"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
Item Dampak Bullying di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Pertama ‘X’ Kabupaten Simalungun.(Perpustakaan, 2024-03-13) YANINA ZACHRANI PURBA, NRP. 19.04.283.; Tuti Kartika; Arini Dwi DeswantiABSTRAK YANINA ZACHRANI PURBA, NRP. 19.04.283. Dampak Bullying di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Pertama ‘X’ Kabupaten Simalungun. Dosen Pembimbing: Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti Jumlah kasus bullying meningkat setiap tahun. Sejak tahun 2011 hingga 2019, ada 574 anak laki-laki yang menjadi korban bullying dan 425 anak perempuan menjadi korban bullying di sekolah. Sebagai pelaku bullying di sekolah sebanyak 440 anak laki-laki dan anak perempuan sebanyak 326 anak. Selanjutnya, data KPAI tahun 2022 terdapat 226 kasus kekerasan fisik, psikis termasuk bullying. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai Dampak bullying di kalangan siswa Sekolah Menengah Pertama ‘X’ Kabupaten Simalungun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah korban bullying, saksi bullying, dan guru BK. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview), observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini meneliti mengenai dampak bullying secara fisik, dampak bullying secara psikis, dan dampak bullying secara sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak bullying secara fisik yang diterima oleh korban bullying adalah terluka, memar, dan berdarah; dampak bullying secara psikis yang dirasakan oleh korban adalah sakit hati, rendah diri, dan marah; serta dampak bullying secara sosial berupa rasa malas sekolah, konsentrasi terganggu, takut, tidak nyaman, tertutup, dan dijauhi teman. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merancang sebuah program, yaitu “Say No to Bully! (Sally)” yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan meningkatkan kemampuan siswa dan pihak sekolah untuk mengatasi masalah perilaku bullying yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama ‘X’ Kabupaten Simalungun. Kata Kunci: Dampak Bullying, Siswa Sekolah Menengah Pertama, Pekerja Sosial Sektor PendidikanItem Dukungan Sosial Teman Sebaya dalam Membangun Kepercayaan Diri Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Duren Sawit Kota Jakarta Timur,(Perpustakaan, 2024-10-05) DALILAH FADIYAH, NRP. 20.04.016.; Susilawati; Arini Dwi DeswantiDALILAH FADIYAH, NRP. 20.04.016. Dukungan Sosial Teman Sebaya dalam Membangun Kepercayaan Diri Anak di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Duren Sawit Kota Jakarta Timur, Dibimbing oleh Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Dukungan sosial teman sebaya bagi anak sangat penting karena dapat digunakan untuk memahami interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya sehingga panti dapat memfasilitasi dan memperkuat perkembangan kepercayaan diri anak melalui lingkungan anak yang positif. Dukungan teman sebaya dalam membangun kepercayaan diri mencakup 1) dukungan penilaian, 2) dukungan nyata, 3) dukungan penghargaan diri dan 4) dukungan emosional. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan survei deskriptif yang dilakukan kepada 39 orang sampel dari 64 populasi anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3. Sampel dipilih dengan cara stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dukungan sosial teman yang diadaptasi dari Instrumen Intepersonal Support Evaluation List (ISEL) Cohen dan Hobberman (1983). Selain itu dilakukan pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi untuk mendapatkan data pendukung terkait data anak asuh dan profil Panti. Uji validitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan validitas muka. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian terhadap 39 responden menunjukkan bahwa aspek dukungan penilaian sebanyak 28 oralng (67,24%) terma l suk da l lalm ka l tegori seda l ng daln seba l nyalk 11 oralng (32,76%) terma l suk dalla l m kaltegori tinggi. Pada aspek dukungan nyata memperoleh sebanyak 1 oralng (1,71%) terma l suk keda l lalm ka l tegori renda l h, 23 oralng (53,73%) termalsuk kedalla l m ka l tegori sedalng daln 15 ora l ng (44,56%) terma l suk keda l lalm ka l tegori tinggi. Aspek dukungan penghargaan diri menunjukkan sebanyak 1 ora l ng (1,71%) beralda l palda l kaltegori renda l h, lallu 17 oralng (53,73%) termalsuk kaltegori sedalng daln 21 oralng (44,56%) bera l dal pa l dal ka l tegori tinggi. Aspek dukungan emosional menunjukkan sebanyak 29 oralng (70,03%) termalsuk kaltegori sedalng daln 10 oralng 29,97% beralda l palda l kaltegori tinggi. Aspek-aspek dukungan berdasarkan usia responden menunjukkan kategori sedang, namun aspek yang memiliki skor sedang tertinggi pada usia 15-17 tahun dalam aspek dukungan penghargaan diri. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan program Sahabat untuk Anak (SANAK) dengan menggunakan metode Social Group Work dengan teknik Educational Group (Kelompok Pendidikan). Kata Kunci: Dukungan Sosial Teman Sebaya, Anak, Kepercayaan Diri, Panti Sosial Asuhan ABSTRACT DALILAH FADIYAH, NRP. 20.04.016. Peer Social Support in Building Children's Self-Confidence at Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 3 Duren Sawit, East Jakarta, Supervised by Susilawati and Arini Dwi Deswanti. Peer social support for children is very important because it can be used to understand children's interactions with the surrounding environment so that parlors can facilitate and strengthen the development of children's self-confidence through a positive child environment. Peer support in building self-confidence includes 1) assessment support, 2) real support, 3) self-esteem support and 4) emotional support. The method used was quantitative research with a descriptive survey conducted on 39 samples from a population of 64 foster children at the Putra Utama 3 Social Orphanage. The sample was selected by stratified random sampling. Data collection used a friend's social support questionnaire adapted from Cohen and Hobberman's (1983) Intepersonal Support Evaluation List (ISEL) instrument. In addition, data collection was carried out using documentation studies to obtain supporting data related to foster child data and the Orphanage profile. The validity test used in the study used face validity. Data were analyzed using descriptive statistical analysis. The results of the study of 39 respondents showed that the assessment support aspect as many as 28 oralsng (67.24%) were included in the moderate category and 11 oralsng (32.76%) were included in the high category. In the aspect of real support, 1 person (1.71%) was categorized as low, 23 people (53.73%) were categorized as moderate and 15 people (44.56%) were categorized as high. The aspect of self-esteem support showed that 1 person (1.71%) was in the low category, then 17 people (53.73%) were in the medium category and 21 people (44.56%) were in the high category. The emotional support aspect showed that 29 patients (70.03%) were categorized as moderate and 10 patients (29.97%) were categorized as high. The aspects of support based on the age of the respondents showed a moderate category, but the aspect that had the highest moderate score at the age of 15-17 years in the aspect of self-esteem support. Based on the results of the study, the researcher proposed the Sahabat untuk Anak (SANAK) program using the Social Group Work method with the Educational Group technique. Keywords: Peer Social Support, Children, Self-Confidence, Social OrphanageItem Implementasi Program Bantuan Permakanan Bagi Lanjut Usia Terlantar di Desa Awilega, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-09-10) ANJELITA TALENTA DAELI, NRP. 20.04.264.; Susilawati; Arini Dwi DeswantiANJELITA TALENTA DAELI, NRP. 20.04.264. Implementasi Program Bantuan Permakanan Bagi Lanjut Usia Terlantar di Desa Awilega, Kecamatan Tanjungkerta, Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Susilawati dan Arini Dwi Deswanti. Implementasi meliputi proses pelaksanaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang penerapan program permakanan di Desa Awilega Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif,selain itu peneliti menggunakan teknik purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dari sumber data dengan pertimbangan tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti memiliki tujuan yang konstan terhadap individu yang menjadi fokus dari penelitian dan Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi dengan informan yang terdiri dari penerima manfaat program sejumlah 3 orang, pengurus program makanan di Desa Awilega sejumlah 3 orang, dan pihak terkait lainnya yaitu pengurus program kecamatan yang terdiri dari 1 orang Aspek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu aspek 1) Penetepan penerima manfaat dan pengurus program 2) Penyediaan makanan 3) Pengiriman makanan 4) Bentuk pertanggungjawaban 5) Monitoring dan Evaluasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program ini telah memberikan dampak positif bagi para lansia terlantar, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar berupa makanan. Namun, terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan program, seperti kurangnya koordinasi antar pengurus dan terbatasnya sumber daya yang dimiliki. Rekomendasi dari penelitian ini adalah peningkatan koordinasi antar pengurus, penambahan sumber daya, serta evaluasi berkala untuk memastikan program berjalan sesuai tujuan. Berdasarkan hasil penelitian ini Peneliti mengajukan Program Penguatan kapasitas Peran Pengurus dalam Menjalankan Program Bantuan bagi Lanjut Usia dengan menggunakan social group work dengan teknik edukasi dan kelompok pemecah masalah dan pengambilan keputusan Kata Kunci: Implementasi, Bantuan Permakanan, Lanjut Usia Terlantar, Desa Awilega ABSTRACT ANJELITA TALENTA DAELI, NRP. 20.04.264. Implementation of the Basic Food Assistance Program for Neglected Elderly in Awilega Village, Tanjungkerta District, Sumedang Regency. Supervisors: Susilawati and Arini Dwi Deswanti. Implementation involves the process of carrying out activities to achieve the goals that have been set within a program. This study aims to provide an overview of the implementation of the food assistance program in Desa Awilega. The research method used is a qualitative descriptive method, and the researcher employed purposive sampling, a technique for selecting samples from data sources with specific considerations. In relation to this, the researcher has a consistent focus on individuals who are the subject of the study. Data were collected through in-depth interviews, observations, and documentation with informants consisting of 3 program beneficiaries, 3 program managers in Desa Awilega, and other related parties, including 1 program manager at the subdistrict level. The aspects studied in this research include: 1) Selection of beneficiaries and program managers, 2) Food provision, 3) Food delivery, 4) Accountability, and 5) Monitoring and evaluation. The results of the research show that this program has had a positive impact on neglected elderly individuals, especially in fulfilling basic needs such as food. However, there are several challenges in the program's implementation, such as a lack of coordination among managers and limited resources. The recommendations from this study include improving coordination among managers, increasing resources, and conducting regular evaluations to ensure the program runs according to its goals. Based on the findings of this research, the researcher proposes a Program for Strengthening the Role of Managers in Implementing Assistance Programs for the Elderly. Keywords: Implementation, Food Assistance, Neglected Elderly, Desa AwilegaItem LAPORAN PRAKTIKUM INSTITUSI PERUBAHAN PERILAKU USIL KLIEN “A” TERHADAP TEMAN-TEMANYA DI SENTRA ANTASENA MAGELANG(Perpustakaan, 2024-11-06) Zesida Panata Ghama NRP.2104288; Arini Dwi DeswantiItem Pemanfaatan Tongkat Penuntun Adaptif (TPA) bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung.(Perpustakaan, 2024-03-07) DHEA IRYANTI TAMHER, 1904054.; Tuti Kartika; Arini Dwi DeswantiABSTRAK DHEA IRYANTI TAMHER, 1904054. Pemanfaatan Tongkat Penuntun Adaptif (TPA) bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung. Dosen Pembimbing : Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti Pemanfaatan alat bantu disabilitas sangat penting bagi penyandang disabilitas sensorik netra untuk melakukan aktifitas sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai Pemanfaatan Tongkat Penuntun Adaptif (TPA) bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian adalah 6 orang yang telah mendapatkan tongkat penuntun adaptif dari Sentra Wyata Guna Bandung. Hasil penelitian menunjukan bahwa tongkat penuntun adaptif yang diberikan oleh Sentra tersebut belum memberikan dan merasakan manfaat bagi informan. Hal tersebut ditunjukkan bahwa informan belum merasakan manfaat dari tongkat penuntun adaptif dalam indikator keselamatan dan kemudahan dalam penggunaan. Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dari penelitian ini antara lain, perlu diadakannya sosialisasi tentang cara penggunaan tongkat penuntun adaptif dan perlu dipertimbangkannya kembali desain modul pada tongkat agar lebih ramah digunakan bagi penyandang disabilitas sensorik netra. Usulan program dari penelitian ini adalah Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan dalam Pemanfaatan Tongkat Penuntun Adaptif (TPA) bagi Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Wyata Guna Bandung melalui kelompok. Program ini memiliki tujuan untuk memperoleh pemahaman tentang keterampilan pemanfaatan tongkat yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Program ini dilaksanakan dan diajukan kepada pihak Sentra Wyata Guna Bandung guna memberikan solusi alternatif dalam menangani suatu permasalahan yang berhubungan dengan pemanfaatan tongkat penuntun adaptif bagi penyandang disabilitas sensorik netra. Kata Kunci : Pemanfaatan, Alat Bantu Disabilitas, Tongkat Penuntun Adaptif, Disabilitas Sensorik NetraItem Pemenuhan Hak Dasar Anak Pekerja Migran Oleh Wali di Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung 2024.(Perpustakaan, 2024-10-05) ZIFAN ARDIANSYAH, NRP. 20.04.149.; Susilawati; Arini Dwi DeswantiZIFAN ARDIANSYAH, NRP. 20.04.149. Pemenuhan Hak Dasar Anak Pekerja Migran Oleh Wali di Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung 2024. Pembimbing : Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gamabaran secara empirik mengenai karakteristik informan, Pemenuhan hak sipil dan Kebebasan, Hak atas Lingkungan Keluarga, Hak atas Kesehatan Dasar, Hak atas Pendidikan dan Rekreasi, Hak Memperoleh Perlindungan dari Eksploitasi Anak Pekerja Migran oleh Wali di Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 orang yang terdiri dari 2 anak pekerja migran dan 2 orang wali anak pekerja migran. Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Adapun pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan uji kredibilitas (Credibility), keteralihan (dependability), kebergantungan (Transferability) dan kepastian (Comformability). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemenuhan hak dsar anak di Kelurahan Mekarjaya Kecamatan Rancasari belum sepenuhnya terpenuhi karena ada aspek yang belum terpenuhi, dibuktikan dengan penemuan hasil wawancara dimana wali anak belum bisa membantu anak untuk mendapatkan fasilitas kesehatan secara maksimal dan pemenuhan gizi anak yang masih belum tercukupi oleh wali. Maka dari itu, peneliti mengusulkan program “Program Pengembangan Kompetensi Orangtua untuk Pemenuhan Hak Anak di Kelurahan Mekarjaya, Kecamatan Rancasari, Kota Bandung” yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas orangtua atau wali dalam memenuhi hakhak anak serta memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran orangtua dalam pemenuhan hak-hak anak. Kata kunci: Hak, Anak, Pekerja migran ABSTRACT ZIFAN ARDIANSYAH, NRP. 20.04.149. Fulfillment of the Rights of Migrant Workers' Children in Mekarjaya Village, Rancasari District, Bandung City. Bandung Polytechnic of Social Welfare 2024. Advisors: Susilawati and Arini Dwi Deswanti. This research aims to obtain an empirical picture regarding the characteristics of informants, fulfillment of civil rights and freedoms, rights to a family environment, basic health rights, education and recreation rights, and protection from exploitation for migrant worker children by guardians in Mekarjaya Village, Rancasari District, Bandung City. This research uses a qualitative method with a descriptive approach. The informants in this study are four people, consisting of two migrant worker children and two guardians of migrant worker children. The selection of informants was done using purposive sampling technique. Data collection techniques included observation, interviews, and documentation studies. The validity of the data in this study was checked using tests for credibility, transferability, dependability, and confirmability. The data analysis techniques used in this research involved data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this study indicate that the fulfillment of basic rights for children in Mekarjaya Village, Rancasari District has not been fully met, as some aspects have not been fulfilled. This is evidenced by the findings from interviews where the guardians have not been able to provide children with optimal health facilities and sufficient nutrition. Therefore, the researcher proposes the program "Parent Competence Development Program for Fulfillment of Children's Rights in Mekarjaya Village, Rancasari District, Bandung City" which aims to enhance the capacity of parents or guardians in fulfilling children's rights and to provide a deeper understanding of the role of parents in the fulfillment of children's rights. Key word: Rights, Children, Migrant WorkersItem Penerimaan Keluarga Terhadap Pemulangan Klien Orang dengan Gangguan Jiwa di Panti Sosial Pamardi Raharjo Kabupaten Banjarnegara(Perpustakaan, 2024-08-19) NINDITA SRI HAPSARI, 19.04.024.; Tuti Kartika; Arini Dwi DeswantiNINDITA SRI HAPSARI, 19.04.024. Penerimaan Keluarga Terhadap Pemulangan Klien Orang dengan Gangguan Jiwa di Panti Sosial Pamardi Raharjo Kabupaten Banjarnegara Dosen Pembimbing Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti Penerimaan keluarga merupakan sikap menerima orang lain tanpa adanya persyaratan ataupun penilaian secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris terkait dengan tingkat penerimaan keluarga terhadap pemulangan klien dengan gangguan jiwa di Panti Sosial Pamardi Raharjo Kabupaten Banjarnegara. Aspek Penerimaan keluarga yang diteliti yakni, aspek menghargai, menilai, mengenal kebutuhan-kebutuhan, dan mencintai. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi yang diteliti berjumlah 30 orang responden. Alat ukur yang digunakan yakni Bogardus Social Scale. Uji validitas menggunakan face validity dan construct validity. Uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan keluarga klien orang dengan gangguan jiwa menunjukkan tingkat yang rendah yakni sebanyak 17 responden atau setara dengan 56,67%. Dalam aspek menghargai menujukan angka yang tinggi tetapi pada tiga aspek lainnya yakni menilai, mengenal kebutuhan, dan mencintai masih menunjukkan angka penerimaan yang rendah. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan adanya peningkatan penerimaan keluarga bagi keluarga klien orang dengan gangguan jiwa yang optimal. Program yang disusun yaitu “Program Tali Asih Bagi Keluarga Klien Orang dengan Gangguan Jiwa di Panti Sosial Pamardi Raharjo Kabupaten Banjarnegara” Kata Kunci: Penerimaan Keluarga, Pemulangan, Orang dengan Gangguan Jiwa ABSTRACT NINDITA SRI HAPSARI, 19.04.024. Family Acceptance of Repatriation of Clients of People with Mental Disorders at Panti Sosial Pamardi Raharjo Kabupaten Banjarnegara Lectured by Tuti Kartika and Arini Dwi Deswanti Family acceptance is an attitude of accepting others without any requirements or overall judgment. This study aims to obtain an empirical picture related to the level of family acceptance of the repatriation of clients with mental disorders at the Pamardi Raharjo Social Institution, Banjarnegara Regency. The aspects of family acceptance studied are aspects of appreciating, judging, recognizing needs, and loving. The research method used is quantitative research method. The population studied amounted to 30 respondents. The measuring instrument used is the Bogardus Social Scale. Test validity using face validity and construct validity. Reliability test using Cronbach Alpha. The results showed that the family acceptance of clients with mental disorders showed a low level, as many as 17 respondents or equivalent to 56.67%. In the aspect of appreciating points to a high number but in the other three aspects namely judging, recognizing needs, and loving still shows a low acceptance rate. Based on these conditions, it is necessary to increase family acceptance for the families of clients of people with optimal mental disorders. The program prepared is "Tali Asih Program for Families of Clients of People with Mental Disorders at Pamardi Raharjo Social Institution, Banjarnegara Regency" Keywords: Family Acceptance, Repatriation, People with Mental DisordersItem Pengaruh Pengalaman Bullying Terhadap tingkat Kepercayaan Diri Siswa di Salah Satu Sekolah Swasta Kab.Bandung Barat.(Perpustakaan, 2024-10-16) PUTRI ZAHRAH SALSABILA, 20.04.323.; susilawati; Arini Dwi DeswantiABSTRACT PUTRI ZAHRAH SALSABILA, 20.04.323 The Influence of Bullying Experiences on Students Self-Confidence Levels in One of the Private Schools in West Bandung Regency, Supervised by Susilawati and Arini Dwi Deswanti Bullying is an act of using power to harm a person or group of people, whether verbally, physically or psychologically, which is intentionally carried out by a person or group of people repeatedly and from time to time against a victim. Bullying can affect students' self-confidence to become low. This research aims to obtain an empirical picture of: 1) Knowing the level of bullying experienced by victims in one of the private schools in West Bandung district, 2) Knowing the level of self-confidence in victims in one of the private schools in West Bandung district, 3) Knowing the influence of the level of bullying on the self-confidence of victims in one of the private schools in West Bandung district. The research method used is quantitative descriptive census. This research uses the entire research population or census. This research uses the entire research population or census. The data collection techniques used were: 1) questionnaires and 2) interviews. Test the validity of the measuring instrument using content validity. The research results were analyzed using normality test, linearity test, X and Y correlation coefficient, simple linear regression test, coefficient of determination. The results of research on 30 bullying victims showed that the experience of bullying had an influence on the students' level of self-confidence. Bullying that occurs at this school is in the medium category in the physical, verbal and relational aspects and self-confidence is in the medium category in the aspects of believing in one's abilities, optimistic, responsible and rational and realistic, while in the objective aspect it is in the low category. Based on this research, the researcher designed a proposed training and education program related to bullying behavior in the school using the social group work method with Education, Interpretation, Collaboration techniques. Keywords: Bullying, Self-Confidence, Teenangers ABSTRAK PUTRI ZAHRAH SALSABILA, 20.04.323. Pengaruh Pengalaman Bullying Terhadap tingkat Kepercayaan Diri Siswa di Salah Satu Sekolah Swasta Kab.Bandung Barat, Dibimbing oleh susilawati dan Arini Dwi Deswanti Bullying merupakan salah satu tindakan penggunaan kekuasaan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok orang baik secara verbal, fisik maupun relasional yang disengaja dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang secara berulang-ulang dan dari waktu ke waktu terhadap seorang korban. Bullying dapat memengaruhi kepercayaan diri siswa menjadi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang : 1) Mengetahui tingkatan Bullying yang dialami korban di salah satu sekolah swasta kabupaten Bandung Barat, 2) Mengetahui tingkatan kepercayaan diri pada korban di salah satu sekolah swasta kabupaten Bandung Barat, 3) Mengetahui seberapa pengaruh tingkatan bullying terhadap kepercayaan diri korban di salah satu sekolah swasta kabupaten Bandung Barat. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif secara sensus. Penelitian ini menggunakan seluruh populasi penelitian atau sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) kuesioner dan 2) wawancara. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas isi (content validity). Hasil penelitian dianalisis dengan uji normalitas, uji linieritas, koefisien korelasi X dan Y, Uji regresi linier sederhana, koefisien determinasi. Hasil penelitian terhadap 30 korban bullying menunjukkan bahwa adanya pengaruh pengalaman bullying terhadap tingkat kepercayaan diri siswa tersebut. Bullying yang terjadi pada sekolah tersebut berada kategori sedang pada aspek fisik, verbal dan relasional serta kepercayaan diri dikategori sedang pada aspek percaya akan kemampuan diri sendiri, optimis, bertanggung jawab dan rasional dan realitis sedangkan pada aspek objektif dikategori rendah. Berdasarakan penelitian tersebut, peneliti merancang usulan program pelatihan dan edukasi terkait dengan perilaku bullying di sekolah tersebut dengan menggunakan Metode social group work dengan teknik Edukasi, Interpretasi, Kolaborasi. Kata Kunci : Bullying, Kepercayaan Diri, RemajaItem Pengasuhan Anak oleh Orang Tua Pengganti di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru Lembang Kabupaten Bandung Barat(Perpustakaan, 2023-10-29) SAFINNA DYAH PUSPITASARI, NRP. 19.04.065. Dosen Pembimbing: Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti; Tuti Kartika; Arini Dwi DeswantiSAFINNA DYAH PUSPITASARI, NRP. 19.04.065. Pengasuhan Anak oleh Orang Tua Pengganti di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dosen Pembimbing: Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti Pengasuhan di lembaga merupakan intervensi yang paling sulit dan kompleks dalam kehidupan anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Di satu sisi, lembaga menjadi alternatif bagi pengasuhan anak-anak korban perang, bencana alam, dan kemiskinan dari keluarga mereka. Selain itu, anak-anak dan remaja yang diasuh di lembaga mengalami penganiayaan fisik, seksual, emosional di tangan pengasuh dan remaja lainnya. Pemerintah dan masyarakat kemudian melakukan banyak hal untuk mengatasi masalah anak dengan membentuk organisasi atau lembaga khusus salah satunya yaitu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Hal inilah yang membuat peneliti tertarik dalam mengambil judul terkait dengan pengasuhan anak di sebuah lembaga sosial, yakni Pengasuhan Anak oleh Orang Tua Pengganti di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah ketua LKSA, pengasuh, dan anak asuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini meneliti mengenai pengasuhan berdasarkan aspek kontrol, pengasuhan berdasarkan aspek komunikasi, dan pengasuhan berdasarkan aspek kasih sayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan berdasarkan aspek kontrol dapat dilakukan dengan penerapan peraturan, pemberian sanksi / konsekuensi, dan pemberian hadiah; pengasuhan berdasarkan aspek komunikasi dapat dilakukan dengan melakukan diskusi, menjadi pendengar yang baik, bertanya kepada anak, menghampiri anak, melakukan kontak mata, mengelus dan memeluk anak, memberikan senyuman, berjabat tangan, dan merangkul anak; serta pengasuhan berdasarkan aspek kasih sayang dapat dilakukan dengan membelikan makanan, menemani bermain dan mengerjakan tugas, mengajak anak berkumpul, dan memberikan nasihat. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merancang sebuah program, yaitu “Peningkatan Kapasitas Pengasuh melalui Good Parenting (Peka Penting)” yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengasuh dalam memberikan pengasuhan yang baik di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru. Kata Kunci: Pengasuhan, Orang Tua Pengganti, Lembaga Kesejahteraan Sosial AnakItem Pengasuhan Anak oleh Orang Tua Pengganti di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru Lembang Kabupaten Bandung Barat.(Perpustakaan, 2023-10-30) SAFINNA DYAH PUSPITASARI, NRP. 19.04.065.; Tuti Kartika; Arini Dwi DeswantiSAFINNA DYAH PUSPITASARI, NRP. 19.04.065. Pengasuhan Anak oleh Orang Tua Pengganti di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dosen Pembimbing: Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti Pengasuhan di lembaga merupakan intervensi yang paling sulit dan kompleks dalam kehidupan anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Di satu sisi, lembaga menjadi alternatif bagi pengasuhan anak-anak korban perang, bencana alam, dan kemiskinan dari keluarga mereka. Selain itu, anak-anak dan remaja yang diasuh di lembaga mengalami penganiayaan fisik, seksual, emosional di tangan pengasuh dan remaja lainnya. Pemerintah dan masyarakat kemudian melakukan banyak hal untuk mengatasi masalah anak dengan membentuk organisasi atau lembaga khusus salah satunya yaitu Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA). Hal inilah yang membuat peneliti tertarik dalam mengambil judul terkait dengan pengasuhan anak di sebuah lembaga sosial, yakni Pengasuhan Anak oleh Orang Tua Pengganti di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah ketua LKSA, pengasuh, dan anak asuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini meneliti mengenai pengasuhan berdasarkan aspek kontrol, pengasuhan berdasarkan aspek komunikasi, dan pengasuhan berdasarkan aspek kasih sayang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengasuhan berdasarkan aspek kontrol dapat dilakukan dengan penerapan peraturan, pemberian sanksi / konsekuensi, dan pemberian hadiah; pengasuhan berdasarkan aspek komunikasi dapat dilakukan dengan melakukan diskusi, menjadi pendengar yang baik, bertanya kepada anak, menghampiri anak, melakukan kontak mata, mengelus dan memeluk anak, memberikan senyuman, berjabat tangan, dan merangkul anak; serta pengasuhan berdasarkan aspek kasih sayang dapat dilakukan dengan membelikan makanan, menemani bermain dan mengerjakan tugas, mengajak anak berkumpul, dan memberikan nasihat. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merancang sebuah program, yaitu “Peningkatan Kapasitas Pengasuh melalui Good Parenting (Peka Penting)” yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengasuh dalam memberikan pengasuhan yang baik di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Rumah Pengharapan Baru. Kata Kunci: Pengasuhan, Orang Tua Pengganti, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak ABSTRACT SAFINNA DYAH PUSPITASARI, NRP. 19.04.065. Child Care by Substitute Parents at the Child Social Welfare Instituon Rumah Pengharapan Baru Lembang West Bandung Regency. Supervisor: Tuti Kartika and Arini Dwi Deswanti Institutional care is one of the most difficult and complex interventions in the lives of children and adolescents worldwide. On the one hand, institutions are an alternative for caring for children who are victims of war, natural disasters and poverty from their families. In addition, children and youth who are cared for in institutions experience physical, sexual, emotional abuse at the hands of caregivers and other youth. The government and society have then done many things to address children's problems by forming special organizations or institutions, one of which is the Child Welfare Institution. This is what made the researcher interested in taking a title related to childcare in a social institution, namely Child Care by Substitute Parents at the Child Welfare Institution Rumah Harapan Baru Lembang, West Bandung Regency. This research is a descriptive research with a qualitative approach. The informants in this study were leaders, caregivers, and foster children. Data collection techniques used by researchers are in-depth interviews, observation, and documentation studies. This study examines parenting based on control aspects, parenting based on communication aspects, and parenting based on affection aspects. The results of the study show that parenting based on control aspects can be carried out by applying rules, imposing sanctions/consequences, and giving gifts; parenting based on the communication aspect can be carried out by having discussions, being a good listener, asking questions of the child, approaching the child, making eye contact, stroking and hugging the child, giving a smile, shaking hands, and embracing the child; and care based on aspects of affection can be done by buying food, accompanying them to play and do chores, inviting children to hang out, and giving advice. Based on the results of the research, the researchers designed a program, namely "Increasing the Capacity of Caregivers through Good Parenting (Peka Important)" which aims to increase the knowledge and skills of caregivers in providing good care at the Child Welfare Institution Rumah Harapan Baru. Keywords: Caregiving, Surrogate Parent, Child Welfare InstitutionsItem Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Orang dengan HIV terhadap Lingkungan Sosial di Kuldesak Kota Depok(Perpustakaan, 2024-02-19) YULFA NURMASARI, 19.04.113.; Tuti Kartika; Arini Dwi DeswantiABSTRAK YULFA NURMASARI, 19.04.113. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Orang dengan HIV terhadap Lingkungan Sosial di Kuldesak Kota Depok, Pembimbing: Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti. Pengungkapan diri didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi tentang diri sendiri kepada orang lain. Kasus HIV-AIDS berkembang sangat cepat di seluruh dunia, terlihat dari besarnya jumlah orang yang telah terinfeksi oleh virus tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara rinci tentang pengungkapan diri dengan dimensi: 1) Niat, 2) Frekuensi, 3) Positif-Negatif, 4) Kedalaman, dan 5) Kejujuran. Metode yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini menggunakan purposive. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan kredibilitas (ketekunan, triangulasi, dan bahan referensi), dependabilitas, dan uji konfirmabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4 informan hanya 1 informan yang sudah mengungkapkan diri secara menyeluruh ke lingkungan sosial, yaitu keluarga, teman pergaulan, dan masyarakat. Salah satu faktor informan tersebut mengungkapkan kelingkungan sosialnya karena informan merupakan aktivis yang bergerak dibidang HIV, sehingga informan merasa memiliki tanggungjawab untuk mengungkapkan diri kepada lingkunggan sosialnya. Sementara, 3 informan lainnya mengungkapkan diri hanya kepada teman sebaya dan kelompok dukungan. Hal tersebut dikarenakan ketiga informan merasa khawatir jika mengungkapkan diri akan mendapatkan diskriminasi dari lingkungan sosialnya. Berdasarkan hasil tersebut, maka diusulkan program yang diberi nama Pelatihan keterampilan ODHIV dalam mengungkapkan diri kepada lingkungan sosialnya di Kuldesak Kota Depok. Tujuan dalam program ini yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada ODHIV, sehingga ODHIV dapat menyampaikan informasi mengenai status positifnya kepada lingkungan sosial. Adapun, rekomendasi terkait penelitian selanjutnya untuk menunjang penelitian berikutnya yaitu agar dapat menggali lebih dalam tentang pengungkapan status ODHIV terhadap lingkungan sosial dengan menggunakan dimensi selain yang telah peneliti lakukan. Kata Kunci: HIV, Pengungkapan Diri, Lingkungan Sosial ABSTRACT YULFA NURMASARI, 19.04.113. Self Disclosure people with HIV to the social environment at Kuldesak Depok City, Supervisor: Tuti Kartika dan Arini Dwi Deswanti. Self-disclosure is defined as a person's ability to disclose information about oneself to others. HIV-AIDS cases are growing very fast around the world, as seen from the large number of people who have been infected by the virus. This study aims to obtain a detailed description of self-disclosure with the dimensions of: 1) Intention, 2) Frequency, 3) Positive-Negative, 4) Depth, and 5) Honesty. The method used is a qualitative method with a descriptive research type. Data collection techniques used were in-depth interviews, observation, and documentation studies. Informant selection techniques in this study using purposive. Checking the validity of the data uses credibility (persistence, triangulation, and reference materials), dependability, and confirmability tests. The results showed that out of 4 informants, only 1 informant had fully disclosed himself to the social environment, namely family, social friends, and the community. One of the informant factors revealed their social environment because the informant was an activist working in the field of HIV, so the informant felt he had a responsibility to disclose himself to his social environment. Meanwhile, 3 other informants revealed themselves only to peers and support groups. This was because the three informants were worried that if they revealed themselves they would be discriminated against by their social environment. Based on these results, a program was proposed which was named Training on skills for PLHIV in expressing themselves to their social environment in Kuldesak, Depok City. The aim of this program is to provide knowledge and skills to PLHIV, so that PLHIV can convey information about their positive status to the social environment. Meanwhile, recommendations related to further research to support future research, namely in order to be able to dig deeper about disclosing the status of PLHIV to the social environment by using dimensions other than what the researchers have done. Keywords: HIV, self-disclosure, social environmentItem Peran Pendamping Keluarga dalam Pencegahan Stunting di Kelurahan Babakan Ciparay Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Tahun 2024,(Perpustakaan, 2024-09-06) DESTY FITRIYANA 20.04.229; Susilawati; Arini Dwi DeswantiDESTY FITRIYANA 20.04.229, The Role of Family Companions in Stunting Prevention at Babakan Ciparay Village, Babakan Ciparay District, Bandung City, Polytechnic of Social Welfare Bandung, 2024, Supervisors: Susilawati and Arini Dwi Deswanti Stunting is a chronic malnutrition problem caused by insufficient nutritional intake for a long time due to the lackness of nutritional needs. This study aims to obtain an overview of the role of family companions in preventing stunting in Babakan Ciparay Village. This study was conducted with a qualitative approach using a descriptive research. The data sources consisted of seven informants consisting of one midwife, one Family Welfare Empowerment Cadre (PKK), one Family Planning Cadres (KB), two pregnant women, and two breastfeeding mothers that selected by using purposive sampling. Data were obtained through in-depth interviews, participatory observations, and documentation studies. The results of this study indicate that family companions participate by entering records of stunting risk factors, carrying out counseling, facilitating health services and referrals, facilitating the receipt of social assistance, and other services to provide prevention to families that have highly risk of giving birth stunted children. Based on the results of the study from the five roles, the problems that need attention in implementing the role of family companions in preventing stunting are the lackness capacity of family companions in accessing the resource system, lackness cooperation with Non-Governmental Organizations (NGOs), and the lackness capacity of family companions in empowering the family economy. That can happen because the lackness capacity of the role family companions. Therefore, researchers recommend strengthening the capacity of family companions through "Technical Guidance for Increasing the Capacity of Family Companions" which is hereinafter abbreviated as "Bimtek Pekan Keluarga", the " Bimtek Pekan Keluarga "program focuses on solving problems to strengthen the capacity of family companions in accessing resource systems, assisting with Non-Governmental Organizations, and strengthening the capacity of family companions in empowering the family economy. Keywords: Role, Family Companion, Stunting Prevention. ABSTRAK DESTY FITRIYANA 20.04.229, Peran Pendamping Keluarga dalam Pencegahan Stunting di Kelurahan Babakan Ciparay Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Tahun 2024, Dosen Pembimbing: Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang peran pendamping keluarga dalam pencegahan stunting di Kelurahan Babakan Ciparay. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sumber data terdiri dari tujuh informan yang terdiri satu orang Bidan, satu orang Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), satu orang Kader Keluarga Berencana (KB), dua orang ibu hamil, dan dua orang ibu menyusui yang dipilih menggunakan purposive sampling. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendamping keluarga menjalankan perannya dengan melaksanakan identifikasi faktor risiko stunting, melaksanakan penyuluhan, memfasilitasi pelayanan kesehatan dan rujukan, memfasilitasi penerimaan bantuan sosial, dan pelayanan lainnya untuk melakukan pencegahan kepada keluarga dengan risiko melahirkan anak-anak stunting. Berdasarkan hasil penelitian dari kelima peran tersebut, permasalahan yang perlu menjadi perhatian di dalam pelaksanaan peran pendamping keluarga dalam pencegahan stunting adalah masih kurangnya kapasitas pendamping keluarga dalam akses sistem sumber, kurangnya kerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan kurangnya kapasitas pendamping keluarga dalam pemberdayaan ekonomi keluarga. Hal tersebut dapat terjadi karena masih kurangnya kapasitas peran pendamping keluarga. Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan untuk penguatan kapasitas pendamping keluarga melalui “Bimbingan Teknis Peningkatan Kapasitas Pendamping Keluarga” yang selanjutnya disingkat “Bimtek Pekan Keluarga”, program “Bimtek Pekan Keluarga” berfokus terhadap pemecahan masalah untuk penguatan kapasitas pendamping keluarga dalam akses sistem sumber, bekerjasama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat, dan penguatan kapasitas pendamping keluarga dalam pemberdayaan ekonomi keluarga. Kata Kunci: Peran, Pendamping Keluarga, Pencegahan Stunting.Item Peran Pendamping Kemasyarakatan Dalam Proses Reintegrasi Sosial Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iib Sumedang. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung 2024.(Perpustakaan, 2024-10-15) ARHAN FISABILILLAH AKBAR HAKIM, 20.04.193.; Susilawati; Arini Dwi DeswantiFARHAN FISABILILLAH AKBAR HAKIM, 20.04.193. Peran Pendamping Kemasyarakatan Dalam Proses Reintegrasi Sosial Warga Binaan Pemasyarakatan Di Lembaga Pemasyarakatan Kelas Iib Sumedang. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung 2024. Pembimbing: Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empirik mengenai karakteristik informan, peran Pendamping Kemasyarakatan sebagai Konselor, peran Pendamping Kemasyarakatan sebagai Motivator, peran Pendamping Kemasyarakatan sebagai Terapis, peran Pendamping kemasyarakatan sebagai Expert, peran pendamping kemasyarakatan sebagai Broker, peran Pendamping Kemasyarakatan sebagai Mediator di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah sebanyak 4 orang yang terdiri dari 3 WBP dan 1 Pekerja Sosial. Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Adapun pemeriksaan keabsahan data pada penelitian ini menggunakan uji kredibilitas (Credibility), keteralihan (dependability), kebergantungan (Transferability) dan kepastian (Comformability). Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah mereduksi data, menyajikan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran pendamping kemasyarakatan di Lembaga pemasayarakan kelas IIB sumedang belum semua berjalan dengan semestinya karena peran pendamping kemasyarakatan sebagai broker belum berjalan dengan sebagaimana mestinya, dibuktikan dengan penemuan hasil wawancara dimana WBP belum mendapatkan akses layanan pelatihan pekerjaan karena kurangnya pengetahuan dari pekerja sosial dan kurangnya bantuan dana dari pihak Lembaga permasyarakatan Kelas IIB Sumedang. Maka dari itu, peneliti mengusulkan program “Peningkatan Peran pendamping kemasyarakatan sebagai Broker dalam Proses Reintegrasi Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Sumedang” yang bertujuan untuk meningkatkan peran pendamping kemasyarakatan sebagai broker yang belum berjalan dengan semestinya. Dimana pekerja sosial akan diberikan penguatan untuk bekerja sama dengan pihak yang dapat memberikan pelatihan keterampilan bagi warga binaan permasyarakatan. Kata Kunci: Peran Pendamping Kemasyarakatan, Proses Reintegrasi, Lembaga Pemasyarakatan. Kata Kunci: Peran pendamping kemasyarakatan, Proses Reintegrasi, Lembaga Pemasyarakatan. ABSTRACT FARHAN FISABILILLAH AKBAR HAKIM, 20.04.193. The Role of Social Workers in the Process of Social Reintegration of Inmates at Class IIb Sumedang Penitentiary. Bandung Social Welfare Polytechnic 2024. Supervisors: Susilawati M.Sc., Ph.D and Arini Dwi Deswanti M. Kesos. This research aims to provide an empirical overview of the characteristics of informants, the role of Social Workers as Counselors, the role of Social Workers as Motivators, the role of Social Workers as Therapists, the role of Social Workers as Experts, the role of Social Workers as Brokers, and the role of Social Workers as Mediators at the Class IIB Correctional Institution in Sumedang. This study employs a qualitative method with a descriptive approach. The informants in this research consist of 4 people, including 3 inmates and 1 Social Worker. The selection of informants was done using purposive sampling techniques. Data collection methods included observation, interviews, and documentation studies. The validity of the data in this research was tested using credibility, transferability, dependability, and confirmability tests. The data analysis techniques used in this study involve data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the research indicate that the role of social workers at the Class IIB Correctional Institution in Sumedang has not fully functioned as intended. Specifically, the role of social workers as brokers has not been adequately implemented, as evidenced by interview findings showing that inmates have not received access to job training services due to the social workers' lack of knowledge and insufficient funding from the Class IIB Correctional Institution in Sumedang. Therefore, the researcher proposes the program "Enhancing the Role of Social Workers as Brokers in the Reintegration Process of Inmates at the Class IIB Correctional Institution in Sumedang," which aims to improve the role of social workers as brokers that has not been properly executed. In this program, social workers will be empowered to collaborate with parties capable of providing skill training for inmates. Keywords: Role of Social Workers, Reintegration Process, Correctional Institutions.Item Perilaku Agresi Verbal Anak Asuh Di Yayasan Bening Nurani (YABNI) Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-08-23) DIAN AKBARINI SUKMA. 20.04.152; Susilawati; Arini Dwi DeswantiDIAN AKBARINI SUKMA. 20.04.152. Perilaku Agresi Verbal Anak Asuh Di Yayasan Bening Nurani (YABNI) Kabupaten Sumedang. Pembimbing : Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Agresi verbal merupakan perilaku negatif yang berdampak tidak hanya pada pelaku, melainkan juga pada psikologis korban. Pelaku merasakan dampak negatif berupa label diri sebagai anak yang tidak sopan, menularnya perilaku buruk agresi kepada anak lain, kurangnya kontrol diri terhadap emosi marah, dan terganggunya perkembangan kepribadian yang sehat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku agresi verbal yang dilakukan oleh anak asuh di Yayasan Bening Nurani sebagai kontinum pengasuhan lain selain keluarga yang membentuk pribadi anak. Agresi verbal merupakan bentuk perilaku agresif yang ditunjukkan melalui menyerang karakter, menyerang kompetensi, kata-kata kasar, ejekan, atau hinaan yang bertujuan untuk menyakiti perasaan individu lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan dijelaskan secara deskriptif, di mana data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh 48 anak asuh berusia 10- 17 tahun di Yayasan Bening Nurani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek agresi paling tinggi yakni mengutuk individu dengan jumlah anak di kategori sangat agresi sebanyak 32 anak atau 67%. Aspek dengan skor agresi terendah yakni aspek menyerang karakter dengan jumlah anak dalam kategori agresi sebanyak 25 anak atau 52%. Mayoritas kategori anak asuh pada aspek lain yakni menyerang kompetensi berada pada tingkat agresi, menghina dan mempermainkan individu dengan menertawakan kekurangannya pada tingkat agresi, mengolok-olok individu pada tingkat agresi, dan berkata kasar pada tingkat sangat agresi. Hasil pengukuran terhadap keseluruhan aspek menunjukkan bahwa anak asuh berada di dalam kategori agresi dengan jumlah jawaban responden yang berada pada kategori agresi sebanyak 126. Untuk mengatasi permasalahaan agresi verbal yang terjadi di Yayasan Bening Nurani, diberikan rekomendasi program untuk menghentikan perilaku agresi anak yakni “Sikap Kontrol Diri dan Pengurangan Agresi Verbal” Kata kunci: agresi verbal, anak asuh, teman sebayaItem Tingkat Kecemasan Anak Asuh Dari Keluarga Broken Home Di Panti Asuh Muhammadiyah Sumur Bandung(Perpustakaan, 2024-09-06) Muhammad Ariezal Al Fariz, 20.04.184; Susilawati; Arini Dwi DeswantiMuhammad Ariezal Al Fariz, 20.04.184. Tingkat Kecemasan Anak Asuh Dari Keluarga Broken Home Di Panti Asuh Muhammadiyah Sumur Bandung. Dosen Pembimbing : Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Kecemasan adalah kondisi emosional yang ditandai dengan munculnya ketidaknyamanan dalam diri seseorang khususnya korban broken home yang dapat berdampak serius pada perkembangan anak baik itu di aspek fisik, tingkah laku, dan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengambarkan tingkat kecemasan anak asuh dari keluarga broken home di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumur Bandung. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini terdiri 22 anak asuh yang berasal dari keluarga broken home di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumur Bandung. Data dikumpulkan melalui kuisioner yang diisi oleh 22 anak asuh, serta hasil studi dokumentasi sebagai data pendukung. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik uji validitas yang digunakan adalah korelasi pearson dan face validity (validitas muka). Teknik uji reliabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach. Instrumen penelitian ini melihat tingkat kecemasan berdasarkan aspek fisik, tingkah laku, dan kognitif. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kecemasan pada aspek fisik yang termasuk dalam kategori sedang sejumlah 11 responden atau 50%, tinggi sejumlah 10 responden atau 45,45%, dan sangat tinggi sejumlah 1 responden atau 4,55% . Pada aspek tingkah laku yang termasuk dalam kategori sedang sejumlah 7 responden atau 31,82%, dan tinggi sejumlah 15 responden atau 68,18. Pada aspek kognitif yang termasuk dalam kategori rendah sejumlah 4 responden atau 18,18% sedang sejumlah 7 responden atau 31,82%, tinggi sejumlah 10 responden atau 45,45%, dan sangat tinggi sejumlah 1 responden atau 4,55%. Secara keseluruhan aspek, yang termasuk dalam kategori rendah sejumlah 1 responden atau 4,55%, sedang sejumlah 9 responden atau 40,91%, dan tinggi sejumlah 12 responden atau 54,44%. Sebagai tindak lanjut hasil penelitian, diusulkan program ”penurunan kecemasan melalui terapi EFT (Emocional Freedom Therapy)” dengan tujuan untuk mengurangi kecemasan dengan memberikan peningkatan kebutuhan emosional serta menggunakan metode pekerjaan sosial dengan kelompok (social groupwork). Kata Kunci : Kecemasan, broken home, penurunan kecemasan ABSTRACT Muhammad Ariezal Al Fariz, 20.04.184. Anxiety Level of Foster Children from Broken Home Families at Muhammadiyah Sumur Bandung Foster Home. Supervisor: Susilawati dan Arini Dwi Deswanti Anxiety is an emotional condition characterized by the emergence of discomfort in a person, especially victims of broken homes, which can have a serious impact on the development of children both in physical, behavioral, and cognitive aspects. This study aims to describe the anxiety level of foster children from broken home families at the Muhammadiyah Sumur Bandung Orphanage. Researchers used a quantitative research approach with descriptive research. The population of this study consisted of 22 foster children who came from broken home families at the Muhammadiyah Sumur Orphanage in Bandung. Data were collected through questionnaires filled out by 22 foster children, as well as the results of documentation studies as supporting data. The data sources used in this study were primary and secondary data sources. The validity test technique used is Pearson correlation and face validity. The reliability test technique used was Cronbach's Alpha. This research instrument looks at the level of anxiety based on physical, behavioral, and cognitive aspects. The results showed that the level of anxiety in the physical aspect which was included in the moderate category was 11 respondents or 50%, high was 10 respondents or 45.45%, and very high was 1 respondent or 4.55%. In the behavioral aspect, which is included in the moderate category, there are 7 respondents or 31.82%, and 15 respondents or 68.18. In the cognitive aspect, which is included in the low category, there are 4 respondents or 18.18%, 7 respondents or 31.82%, 10 respondents or 45.45%, and a very high number of 1 respondent or 4.55%. Overall aspects, which are included in the low category are 1 respondent or 4.55%, medium are 9 respondents or 40.91%, and high are 12 respondents or 54.44%. As a follow-up to the research results, a program “reducing anxiety through EFT therapy (Emotional Freedom Therapy)” is proposed with the aim of reducing anxiety by providing increased emotional needs and using social groupwork methods. Keywords: Anxiety, broken home, anxiety reduction.Item Tingkat Kedisiplinan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumur Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-15) RAFI RABBANI, 20.04.324.; Susilawati; Arini Dwi DeswantiRAFI RABBANI, 20.04.324. Tingkat Kedisiplinan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumur Bandung. Dibimbing oleh Susilawati dan Arini Dwi Deswanti. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris mengenai tingkat Kedisiplinan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak Muhammadiyah Sumur Bandung mencakup 1) ketertiban, 2) kemampuan pengendalian diri dan 3) kemampuan berkonsentrasi. Metode yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selain itu menggunakan observasi dan studi dokumentasi untuk mendapatkan data pendukung yaitu data anak asuh dan profil lembaga. Teknik penarikan sampel menggunakan sampel jenuh. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif terhadap 39 responden menunjukkan bahwa pada aspek ketertiban yaitu sebanyak 24 (61,5%) anak asuh memiliki tingkat ketertiban yang tinggi, dan sebanyak 15 (38,5%) memiliki tingkat ketertiban yang sedang, pada penyataan no 7 dengan pernyataan tidur tepat waktu sebelum pukul 22.00 WIB merupakan nilai paling rendah pada aspek ketertiban yaitu sebesar 77. Pada aspek kemampuan pengendalian diri yaitu sebanyak 17 (43,6%) responden memiliki tingkat yang tinggi, lalu sebanyak 21 (53,8%) memiliki tingkat yang sedang, dan sebanyak 1 (2,6%) memiliki tingkat kemampuan pengendalian diri yang rendah, pada penyataan no 1 dengan pernyataan menyelesaikan tugas sekola h terlebih dahulu sebelum bermain merupakan nilai paling rendah pada aspek kemampuan pengendalian diri yaitu sebesar 79. Pada aspek kemampuan berkonsentrasi sebanyak 20 (51,2%) responden memiliki tingkat yang tinggi, dan sebanyak 16 (41%) memiliki tingkat yang sedang, dan sebanyak 3 (7,8%) memiliki tingkat kemampuan berkonsentrasi yang rendah, pada penyataan no 3 dengan pernyataan fokus saat memimpin do’a merupakan nilai paling rendah pada aspek kemampuan berkonsentrasi yaitu sebesar 83. Hasil tersebut menunjukkan bahwa anak asuh membutuhkan motivasi dan diberikan peringatan terhadap aturan yang berlaku. Berdasarkan hasil temuan tersebut, peneliti mengusulkan Program Peningkatan Kedisiplinan dengan Token Ekonomi menggunakan metode modifikasi tingkah laku dan reward and punishment menggunakan teknik token ekonomi. Kata Kunci: Kedisiplinan, Anak Asuh, Panti Asuhan ABSTRACT RAFI RABBANI, 20.04.324. The Level of Discipline of Foster Children at the Muhammadiyah Sumur Children's Home in Bandung. Supervised by Susilawati and Arini Dwi Deswanti. This study aims to obtain an empirical picture of the level of Discipline of Foster Children at the Muhammadiyah Sumur Bandung Children's Home includes 1) order, 2) self-control ability and 3) ability to concentrate. The method used is descriptive quantitative. The data collection technique used a questionnaire. In addition, it uses observation and documentation studies to obtain supporting data, namely data on foster children and institutional profiles. The sampling technique used saturated samples. The validity test of the measuring instrument uses face validity. Data analyzed using descriptive statistics on 39 respondents showed that in the aspect of order, namely as many as 24 (61.5%) foster children have a high level of order, and as many as 15 (38.5%) have a moderate level of order, on statement no. 7 with the statement sleeping on time before 22.00 WIB is the lowest value in the aspect of order, which is 77. In the aspect of self-control ability, 17 (43.6%) respondents have a high level, then 21 (53.8%) have a moderate level, and as many as 1 (2.6%) have a low level of self-control ability, in statement no. 1 with the statement completing school assignments first before playing is the lowest value in the aspect of self-control ability which is 79. In the aspect of the ability to concentrate as many as 20 (51.2%) respondents have a high level, and as many as 16 (41%) have a moderate level, and as many as 3 (7.8%) have a low level of ability to concentrate, on statement no. 3 with a statement of focus when leading prayers is the lowest value in the aspect of the ability to concentrate which is 83. These results indicate that foster children need motivation and are given warnings about the rules that apply. Based on these findings, the researcher proposes a Discipline Improvement Program with Economic Tokens using behavior modification methods and reward and punishment using token economy techniques. Keywords: Discipline, Foster Child, Orphanage