Browsing by Author "Diana"
Now showing 1 - 13 of 13
Results Per Page
Sort Options
Item Efektivitas Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang,(Perpustakaan, 2024-10-05) Rian Setiadi Gunawan, NRP.17.04.256.; Ramli; DianaRian Setiadi Gunawan, NRP. 17.04.256. Efectiveness of Family Development Session Conditional Cash Transfer at Situ Village North Sumedang District Sumedang Regency, Supervised by Ramli and Diana This research aimed to to describe in general efectiveness of Family Development Session at Situ Village Noth Sumedang District Sumedang City which include respondent characteristics, target accuracy, socialization accuracy, goal accuracy and monitoring accuracy. This research used qauntitative approach and descriptive method. Total respondent in this research was 81 respondent. Measurement tool in this research was Likert measurement. Data collection techniques included questionnaires and documentary studies. The validity of the measurement tool was tested through face validity, and reliability was examined using the Cronbach's Alpha with the assistance of the Statistical Product and Services Solution (SPSS) application. Quantitative data analysis techniques are applied. The research results indicated that the overall total score from all respondents. Result of total score in this research from all respodent was 5148 which means effevtiveness of Family Development Session in at a very effective level reviewed by target accuracy with total score was 1384, socialization accuracy with total score was 1164 with statement that has lowest score 168 in a socialization provide by assistant conditional cash transfer and village official and public health official, goal accuracy with total score was 1274 and monitoring accucary with total score was 1365. Based on the analysis of needs and resources, a program is proposed, titled "Enhancement of knowledge and skill beneficiary families Conditional Cash Transfer about elderly people, disability and child protection in Situ village ". It is hoped that this program can assist beneficiary families undesrtanding and apply the knowledge of elderyly welfare, disability and child protection in daily life. Keywords : Efectiveness, Family Development Session, Situ village ABSTRAK Rian Setiadi Gunawan, NRP.17.04.256. Efektivitas Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga Program Keluarga Harapan Di Kelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang, Dibimbing oleh Ramli dan Diana. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara umum efektivitas Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga di Kelurahan Situ Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang meliputi karakteristik responden, ketepatan sasaran, ketepatan tujuan program, ketepatan sosialisasi program dan ketepatan pemantauan program. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 81 responden, alat ukur yang digunakan menggunakan skala Likert. Teknik pengumpulan data dengan angket dan studi dokumentasi. Uji validitas alat ukur menggunakan validitas muka dan uji realiabilitas menggunakan Alpha Cronbach dengan bantuan aplikasi Statistical Product and Services Solution (SPSS).Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor total keseluruhan dari jawaban responden adalah 5187 yang artinya pelaksanaan P2K2 ditinjau dari keefektifannya termasuk dalam kategori sangat efektif yang ditinjau dari aspek Ketepatan Sasaran Program dengan jumlah skor 1384, Ketepatan Sosialiasasi Program dengan jumlah skor 1164 berada dalam kategori efektif dengan skor pernyataan paling rendah yaitu 168 pada pernyataan sosialiasi dilakukan oleh pendamping dan pihak kelurahan dan puskesmas, Ketepatan Tujuan dengan jumlah skor 1274 dan Ketepatan Pemantauan program dengan jumlah skor 1365.Berdasarkan analisis masalah kebutuhan dan sumber maka diusulkan program "Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Keluarga Penerima Manfaat Program Keluarga Harapan tentang kesejahtaeraan bagi lansia, penyandang disabilitas dan perlindungan anak di Kelurahan Situ”. Diharapkan program ini dapat membantu Keluarga yang menerima bantuan PKH dalam memahami dan menerapkan pengetahuan mengenai kesejahteraan lansia, penyandang disabilitas dan perlindungan anak dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci : Efektivitas, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga, Kelurahan SituItem HardinessLanjut Usia yang Hidup Sendiri di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung(Perpustakaan, 2024-08-12) SHELLI NUR SALAM, 20.04.256; Kanya Eka Santi; DianaSHELLI NUR SALAM, 20.04.256. HardinessLanjut Usia yang Hidup Sendiri di Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana. Hardiness adalah kepribadian yang memiliki fungsi baik bagi individu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Terdapat 3 aspek untuk mengukur tingkat hardiness yaitu komitmen, kontrol, dan tantangan. Lanjut usia yang hidup sendiri seringkali menghadapi situasi sulit dan berbagai masalah, namun terdapat kemungkinan lansia dapat mengembangkan sikap hardiness.Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran empiris secara umum mengenai: 1) Bagaimana karakteristik lanjut usia yang hidup sendiri,2) Bagaimana komitmen lanjut usia dalam menjalani kehidupan sehari-hari, 3) Bagaimana kontrol diri lanjut usia, 4) Bagaimana pemaknaan tantangan hidup oleh lanjut usia. Metode yang digunakan kuantitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel yaitu sensus/sampling berjumlah 34 orang. Alat ukur menggunakan skala likert. Hasil penelitian menunjukan pada aspek komitmen berada di kategori sedang dengan skor 708 dari skor total 1.088, aspek kontrol berada di kategori tinggi dengan skor 1.022 dari skor total 1.360, terakhir pada aspek tantangan berada di kategori sedang dengan skor 732 dari skor total 1.088. Program yang direkomendasikan adalah “Penguatan Dukungan Sosial untuk Lanjut Usia yang Hidup Sendiri” di Kelurahan Dago. Analisis kelayakan program menggunakan teknik SWOT. Tujuan pelaksanaan program untuk menjaga kesejahteraan lanjut usia yang hidup sendiri dengan menjaga tingkat hardiness yang mereka miliki melalui pendekatan keluarga dan masyarakat sebagai pemberi dukungan sosial. Kata Kunci : Hardiness, Lanjut usia yang hidup sendiri, Kelurahan DagoItem Kepedulian Sosial Masyarakat Terhadap Lansia Yang Hidup Sendiri Di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-10-15) Kresna Bayu Haromaen, 20.04.026.; Kanya Eka Santi; DianaKresna Bayu Haromaen, 20.04.026. Kepedulian Sosial Masyarakat Terhadap Lansia Yang Hidup Sendiri Di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana Kepedulian merupakan salah suatu bentuk tindakan nyata yang dilakukan oleh masyarakat dalam merespon suatu permasalahan Kepedulian Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang kepedulian sosial yang telah dilakukan oleh masyarakat dengan rumusan masalah : 1) Bagaimana pandangan masyarakat tentang lansia yang hidup sendiri, 2) Bagaimana empati masyarakat terhadap lansia yang hidup sendiri, 3) Bagaimana Motivasi Masyarakat Terhadap Kepedulian Sosial, 4) Apa upaya dan tindakan masyarakat untuk lanjut usia yang hidup sendiri, 5) Apa harapan lansia yang hidup sendiri. Rumusan tersebut sekaligus menjadi tujuan dari penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menjelaskan bahwa kepedulian sosial sudah berjalan sesuai dengan aspek-aspek Crandall dalam Primastuti (2019) dari kelima aspek kepedulian sosial terdapat satu fokus permasalahan yaitu, aspek upaya dan tindakan masyarakat untuk lansia yang hidup sendiri. Berdasarkan tersebut, permasalahan ini berkaitan dengan keberlanjutan kepedulian sosial guna mencapai kesejahteraan utamanya pada peningkatan kepedulian sosial masyarakat. Program tersebut diberi nama Peningkatan Kepedulian Sosial Masyarakat Terhadap Lansia yang Hidup Sendiri. Program ini disasarkan kepada lansia yang hidup sendiri. Dengan tujuan untuk mewujudkan program peningkatan kepedulian sosial masyarakat dengan melaksanakan sosialisasi sebagai upaya peningkatan kepedulian sosial. Kata kunci : Kepedulian Sosial Masyarakat, Lanjut Usia ABSTRACT Kresna Bayu Haromaen, 20.04.026. Community Social Care for the Elderly Who Live Alone in Pangadegan Village, Rancakalong District, Sumedang Regency. Supervisor: Kanya Eka Santi and Diana Caring is a form of real action taken by the community in responding to a Social Concern problem. This study was conducted to obtain an overview of the social concern that has been carried out by the community with the formulation of the problem: 1) What is the community's view of the elderly who live alone, 2) How is the community's empathy for the elderly who live alone, 3) How is the Community's Motivation for Social Concern, 4) What are the efforts and actions of the community for the elderly who live alone, 5) What are the hopes of the elderly who live alone. This formulation is also the purpose of this study. The approach used in this study is qualitative with a descriptive method. The data collection techniques used are interviews, observations, and documentation studies. The results of the study explain that social concern has been running in accordance with the aspects of Crandall in Primastuti (2019) from the five aspects of social concern there is one focus of the problem, namely, the aspect of community efforts and actions for the elderly who live alone. Based on this, this problem is related to the sustainability of social concern in order to achieve welfare, especially in increasing community social concern. The program is called Increasing Community Social Concern for the Elderly Who Live Alone. This program is targeted at the elderly who live alone. With the aim of realizing a program to increase community social awareness by implementing socialization as an effort to increase social awareness. Keywords: Social Care Public, ElderlyItem Keterampilan Sosial Anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal(Perpustakaan, 2024-08-12) TRIYAS HIDAYADIN. 20.04.140; Kanya Eka Santi; DianaTRIYAS HIDAYADIN. 20.04.140 Keterampilan Sosial Anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana Keterampilan sosial merupakan kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk berkomunikasi, berinteraksi, bekerjasama dengan individu lainnya dan lingkungannya untuk mencapai tujuan kolektif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai keterampilan sosial anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal yang mencakup aspek komunikasi efektif, interaksi sosial, kerja sama, dan motivasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif. Responden dalam penelitian ini merupakan anak yang tinggal atau penerima manfaat di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal, dengan jumlah 90 anak. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan sensus. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan penyebaran angket (kuesioner), observasi, serta studi dokumentasi. Hasil penelitian dari aspek komunikasi efektif mendapatkan kategori tinggi dengan skor total 4.567 (84,57 persen). Hasil penelitian dari aspek interaksi sosial mendapatkan kategori tinggi dengan skor total 4.672 (86,52 persen). Hasil penelitian dari aspek kerja sama mendapatkan kategori tinggi dengan skor total 4.511 (91,13 persen). Hasil penelitian dari aspek motivasi mendapatkan kategori sedang dengan skor total 4.409 (69,98 persen). Secara keseluruhan keterampilan sosial yang meliputi aspek komunikasi efektif, interaksi sosial, kerja sama, dan motivasi anak di Panti Pelayanan Sosial Anak Suko Mulyo Kota Tegal berada pada pada kategori tinggi dengan total skor 17.743 (80,47 persen). Berdasarkan hasil analisis masalah, motivasi anak di PPSA Suko Mulyo Kota Tegal perlu ditingkatkan agar keterampilan sosial yang dimiliki anak dapat menjadi lebih baik. Oleh karena itu, peneliti merancang usulan program yang sesuai dengan analisis masalah. Program yang peneliti usulkan adalah “Peningkatan Motivasi Anak di PPSA Kota Tegal melalui Recreation Educational Group (REG)” merupakan program yang dirancang peneliti untuk membangun generasi anak-anak di PPSA Suko Mulyo Kota Tegal yang memiliki motivasi tinggi, percaya diri, dan memiliki keterampilan hidup yang mumpuni untuk masa depan yang gemilang. Kata Kunci: Keterampilan Sosial, Anak, Panti Pelyanan Sosial AnakItem Pandangan Remaja Terhadap Perkawinan Anak di Desa Girijaya Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023,(perpustakaan, 2024-01-08) ANDRE GEON BARDIN 1904183,; Susilawati; DianaABSTRAK ANDRE GEON BARDIN 1904183, Pandangan Remaja Terhadap Perkawinan Anak di Desa Girijaya Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan angka perkawinan anak tertinggi se-ASEAN dan peringkat ke-8 sedunia. (UNICEF, 2021) Perkawinan anak berkaitan dengan pandangan mereka tentang perkawinan, karena pandangan mempengaruhi perilaku seseorang (Hanurawan, 2015). Penelitian ini untuk mengetahui gambaran umum pandangan remaja terhadap perkawinan anak di Desa Girijaya kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut sehingga dapat menjadi dasar untuk peningkatan pencegahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metoda survey deskriptif terhadap 87 orang sampel remaja usia 14-18 tahun yang dipilih melalui teknik quota sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan instrumen pengukuran pandangan terhadap perkawinan anak yang telah diuji validitasnya dengan pengujian validitas isi (Content validity) dan diuji reliabilitasnya dengan Cronbach alpha. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang menganalisis rentang dan modus pada kategori pandangan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pandangan remaja terhadap perkawinan anak merentang dari positif hingga sangat negatif. Sebagian besar responden (80.46%) memiliki pandangan negatif sampai sangat negatif yang berarti menolak perkawinan anak. Hasil pandangan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki – laki (75%) dan perempuan (86%), usia yaitu remaja awal (78%) dan remaja akhir (81.81%), dan tingkat pendidikan yaitu SMP/sederajat (80%) dan SMA/sederajat (80.06%) tidak memunculkan perbedaan yang cukup jauh dimana mayoritas menolak perkawinan anak. Meskipun masih ditemukan cukup banyak responden (19.54%) yang berpandangan positif artinya cenderung menyetujui. Hasil ini menujukkan kerentanan terhadap kemungkinan masih muncul perkawinan anak. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan program pencegahan perkawinan anak. Berdasarkan penelitian ini diusulkan program “Desa Keluarga Matang Usia Bangun Generasi Emas (KMU GEMAS)” yang bertujuan menguatkan pandangan yang menolak perkawinan, dan meningkatkan kepedulian terhadap pencegahan perkawinan anak. Kegiatan yang dilakukan berupa edukasi tentang perkawinan anak seta peran remaja, orangtua, dan masyarakat dalam pencegahan perkawinan anak. . Kata Kunci: Pandangan, Remaja, Perkawinan Anak ABSTRACT ANDRE GEON BARDIN 1904183, A Teenager's View of Marriage Children in Girijaya Village, Kersamanah District, Garut Regency, Bandung Social Welfare Polytechnic, July 2023, Supervisors: Susilawati and Diana Indonesia is ranked second in the country with the highest rate of child marriage in ASEAN and 8th in the world. (UNICEF, 2021) Child marriage is related to their views on marriage, because views influence a person's behavior (Hanurawan, 2015). This study is to determine the general picture of adolescents' views on child marriage in Girijaya Village, Kersamanah District, Garut Regency so that it can be the basis for improving prevention. This study used a quantitative approach with a descriptive survey method of 87 adolescents aged 14-18 years selected through quota sampling techniques. Data collection using questionnaires with instruments measuring views on child marriage that have been tested for validity by testing content validity (Content validity) and tested reliability with Cronbach alpha. The data was analyzed using descriptive statistics that analyzed the ranges and modes in which categories of views. The results showed that adolescents' views on child marriage ranged from positive to very negative. Most respondents (80.46%) have a negative to very negative view which means rejecting child marriage. Although there are still quite a lot of respondents (19.54%) who have a positive view, it means they tend to approve. The results of views based on gender, namely men (75%) and women (86%), age namely early adolescence (78%) and late adolescence (81.81%), and education levels namely junior high school / equivalent (80%) and high school / equivalent (80.06%) did not make a difference far enough where the majority rejected child marriage. These results show vulnerability to the possibility of child marriage still appearing. Therefore, efforts are needed to increase child marriage prevention programs. Based on this research, the "Desa Keluarga Matang Masa Bangun Generasi Emas (KMU GEMAS)" program was proposed which aims to strengthen views that reject marriage, and increase awareness of child marriage prevention. The activities carried out are in the form of education about child marriage and the role of adolescents, parents, and the community in preventing child marriage. Keywords: outlook, youth, child marriageItem Pemberdayaan Petani melalui Kelompok Tani Kopi Ciojar di Desa Pangadegan, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang(Perpustakaan, 2024-08-08) ANGGRAENI OKTA NURCAHYANTI, 20.04.076; Diana; Kanya Eka SantiANGGRAENI OKTA NURCAHYANTI, 20.04.076. Pemberdayaan Petani melalui Kelompok Tani Kopi Ciojar di Desa Pangadegan, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana Pemberdayaan merupakan upaya individu dalam membentuk keputusan yang mempengaruhi kehidupannya. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara mendalam tentang proses pemberdayaan yang telah dilaksanakan oleh Kelompok Tani Kopi Ciojar dengan rumusan masalah : 1) Bagaimana karakteristik informan petani, 2) Bagaimana tahapan pemberdayaan yang dilakukan Kelompok Tani Kopi Ciojar, 3) Bagaimana hasil pemberdayaan, 4) Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan. Rumusan sekaligustujuan dari penelitian ini. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi yang didapatkan di lapangan. Berdasarkan rumusan masalah didapatkan dari pengumpulan data kepada enam informan memperoleh hasil penelitian yang menjelaskan bahwa proses pemberdayaan sudah berjalan sesuai dengan tahapan Mulender and Ward (1991) dari kelima tahapan pemberdayaan terdapat dua fokus permasalahan yaitu, tahap pelaksanaan tindakan terkait hasil panen kurang mencapai target dan tahap kelompok mengambil alih tentang kurangnya inovasi dalam mengembangkan usaha. Uraian permasalahan ini berkaitan dengan keberlanjutan pemberdayaan guna mencapai kesejahteraan utamanya pada peningkatan ekonomi petani kopi. Peneliti mengusulkan sebuah program untuk meningkatkan perekonomian petani kopi. Program tersebut diberi nama Penguatan Kapasitas anggota Kelompok Tani Kopi Ciojar dalam Meningkatkan Hasil Panen dan Inovasi Usaha. Program ini ditujukan kepada 30 orang anggota Kelompok Tani Ciojar, dengan tujuan mewujudkan program peningkatan ekonomi anggota kelompok dengan melaksanakan pemberdayaan sebagai upaya penanggulangan kemiskinan. Kata kunci : Pemberdayaan, Kemiskinan, Peningkatan Ekonomi, dan KesejahteraanItem Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Bina Remaja Jombang.(Perpustakaan, 2024-08-13) ADELIA HANA FAUZIAH, 20.04.342.; Kanya Eka; DianaADELIA HANA FAUZIAH, 20.04.342. Pemberdayaan Remaja Putus Sekolah di Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Bina Remaja Jombang. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana Pemberdayaan menurut Judith Lee (2001: 31) adalah metode dalam praktik pekerjaan sosial yang didorong oleh kesatuan pembangunan dan komitmen untuk mengembangkan potensi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai rumusan masalah yaitu sebagai berikut: (1) karakteristik remaja putus sekolah binaan UPT PSBR Jombang, (2) aspek positif dan potensi diri remaja putus sekolah binaan UPT PSBR Jombang, (3) pengetahuan dan kapasitas remaja putus sekolah binaan UPT PSBR Jombang untuk memahami realitas sosial di lingkungannya, (4) strategi pengembangan kompetensi dalam pencapaian tujuan remaja putus sekolah binaan UPT PSBR Jombang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner, observasi, dan studi dokumentasi. Responden penelitian ini merupakan penerima manfaat di UPT PSBR Jombang sejumlah 50 responden. Permasalahan yang ditemukan yaitu kurangnya keterampilan dalam berwirausaha dan rendahnya motivasi untuk mengikuti program paket kesetaraan. Oleh karena itu dibutuhkan penguatan bimbingan kewirausahaan dan penguatan motivasi untuk mengikuti program paket kesetaraan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program yaitu Program Penguatan Bimbingan Sosial dan Kewirausahaan di UPT Pelayanan Sosial Bina Remaja Jombang. Kata kunci: Pemberdayaan, Remaja Putus Sekolah, Aspek Positif, Pengetahuan dan Kapasitas, Strategi PengembanganItem Penanganan Anak Stunting di Desa Cipicung Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, tahun 2023.(Perpustakaan, 2024-03-18) MUHAMAD ZAELANI 19.04.027,; Susilawati; DianaMUHAMAD ZAELANI 19.04.027, Penanganan Anak Stunting di Desa Cipicung Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, tahun 2023. Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana Pencegahan dan penanganan stunting merupakan program prioritas yang dilaksanakan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang harus digalakan di desa-desa/ kelurahan-kelurahan sebagai ujung tombak pelaksanaan pembangunan. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran yang memperkaya informasi tentang pelaksanaan intervensi tersebut dalam merespon kasus stunting. Khususnya di desa yang memiliki angka stunting yang tinggi, dalam hal ini di Desa Cipicung. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode studi kasus jamak dengan kategori empat kasus stunting dari anak yang sangat pendek dan pendek, dan asal keluarga dengan kemampuan ekonomi rendah dan menengah. Sumber data terdiri dari tujuh informan yaitu bidan desa, dua kader posyandu, dan empat orangtua anak stunting yang dipilih secara purposive sampling. Data diperoleh melalui teknik wawancara secara mendalam, observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi dan diuji keabsahannya. Hasil penelitian menunjukkan intervensi gizi spesifik dilaksanakan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT), suplementasi gizi, dan pelayanan kesehatan anak. PMT yang diberikan berupa susu formula dan biskuit, dengan pemberian yang tidak terjadwalkan. Intervensi gizi sensitif melalui pemberian informasi dan edukasi bagi orangtua anak yang bersifat spontan, tidak terencana, dan tidak terjadwalkan. Setelah mendapatkan intervensi, pengetahuan orangtua anak stunting dan penanganannya masih rendah, pola pemberian makannya masih belum memenuhi gizi seimbang, serta belum meningkatkan pola perilaku hidup bersih dan sehat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa intervensi yang dilakukan belum optimal. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan perbaikan penanganan melalui program “Hanting Gemas” yaitu pencegahan dan penanganan stunting demi generasi emas dengan kegiatan-kegiatan yang lebih besar pengaruhnya dalam meminimalkan resiko yang dikelola secara terencana dan terjadwal. Kata Kunci: Stunting, intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitifItem Penerimaan Diri Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Kabupaten Purworejo.(Perpustakaan, 2024-09-10) AZZAHRA DEVA INFINITI, 20.04.332; Kanya Eka Santi; DianaAZZAHRA DEVA INFINITI, 20.04.332 Penerimaan Diri Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Kabupaten Purworejo. Dosen Pembimbing: Kanya Eka Santi dan Diana. Penerimaan diri merupakan kemampuan yang dimiliki oleh anak korban tindak kekerasan seksual untuk dapat dengan baik menerima keberadaan dirinya terhadap fisik, psikis, dan sosialnya serta memahami dan merespon identitas mereka setelah melalui pengalaman kekerasan seksual, penerimaan ini memerlukan dukungan sosial dari orangorang sekitar yaitu keluarga, sekolah, dan komunitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara mendalam penerimaan diri anak korban tindak kekerasan seksual di Kabupaten Purworejo melalui pertanyaan penelitian: (1) karakteristik anak korban tindak kekerasan seksual di Kabupaten Purworejo, (2) pengalaman anak korban tindak kekerasan seksual terhadap kondisi fisik, psikis, dan sosial, (3) memahami dan merespon identitas anak korban tindak kekerasan seksual, (4) faktor yang memengaruhi penerimaan diri, (5) harapan anak korban tindak kekerasan seksual terhadap keluarga, sekolah, dan komunitas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik menentukan sumber data menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiga informan dapat menerima diri setelah pengalaman tindak kekerasan seksual yang dialaminya. (1) Anak korban tindak kekerasan seksual merawat tubuhnya sehingga memandang cantik dan sehat. Anak korban tindak kekerasan seksual juga memiliki perasaan inferioritas dan memiliki hubungan yang bervariasi dengan keluarga, teman di rumah, guru, dan teman di sekolah. (2) Dalam memahami dan merespon identitas anak korban tindak kekerasan seksual adalah keterbukaan, keaktifan, pemahaman tentang penerimaan diri, menjalankan peran sebagai anak, menjalankan peran sebagai pelajar, menikmati masa muda, serta merespon atas penolakan dan kritikan. (3) Faktor yang memengaruhi penerimaan diri adalah semangat, motivasi, tidak mengalami gangguan emosional yang berat, dan sikap-sikap anggota masyarakat yang menyenangkan. (4) Anak korban tindak kekerasan seksual memiliki harapan terhadap keluarga, sekolah, dan komunitasnya. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mendapat gambaran terkait adanya kesenjangan pada perasaan inferioritas dan interaksi anak korban tindak kekerasan seksual dengan keluarga. Oleh sebab itu peneliti mengusulkan program yaitu Program Peningkatan Resiliensi Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual di Kabupaten Purworejo. Kata Kunci: Penerimaan Diri, Anak Korban Tindak Kekerasan Seksual, Kabupaten PurworejoItem Peran Kader Pembedayaan Kesejahteraan Keluarga dalam Pencegahan Perkawinan Anak di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023,(Perpustakaan, 2024-02-23) GIA NURULLIA AZIZA 1904058,; Susilawati; DianaABSTRAK GIA NURULLIA AZIZA 1904058, Peran Kader Pembedayaan Kesejahteraan Keluarga dalam Pencegahan Perkawinan Anak di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati, dan Diana Angka perkawinan anak di Indonesia masih tinggi, bukan hanya di pedesaan tetapi juga di perkotaan. Peran kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sangat stategis dalam percepatan penurunan perkawinan anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menggambarkan peran Kader PKK dalam pencegahan perkawinan anak sehingga dapat menjadi dasar untuk peningkatan pencegahannya. Penelitian ini dilakukan di perkotaan, tepatnya di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus tunggal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisis data diawali dengan pengujian kredibilitas, pengujian keabsahan data yang meliputi kriteria credibility, transfermability, dapenability dan confirmability. Hasil penelitian menunjukkan kader PKK sudah berperan sebagai pendidik penguatan kapasitas orang tua dalam pengasuhan dan perlindungan anak dari perkawinan melalui penyuluhan, pelatihan, dan konsultasi. Kader PKK juga sudah berperan sebagai pendidik dalam meningkatkan kapasitas anak untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarga pada usia dewasa melalui penyuluhan. Meskipun demikian, peran edukasi tersebut belum optimal karena masih ada pandangan-pandangan yang membolehkan perkawinan anak. Kader PKK juga belum berperan dalam menguatkan kapasitas organisasi masyarakat lainnya dalam mencegah perkawinan anak. Dengan demikian perlu pengembangan program yang dapat meningkatkan pencegahan perkawinan anak. Berdasarkan penelitian ini, diusulkan peningkatan pencegahan melalui program “Mesra Topan” yang merupakan akronim dari Masyarakat Sejahtera Tolak Perkawinan Anak” yang menguatkan edukasi pencegahan perkawinan anak berbasis kolaborasi organisasi lokal. Kata Kunci: Peran kader masyarakat, Penguatan Kapasitas Keluarga, Penguatan Kapasitas Remaja, Organisasi Sosial Lokal, Pencegahan Perkawinan anak ABSTRACT GIA NURULLIA AZIZA 1904058, The Role of Welfare Empowerment Cadres Families in the Prevention of Child Marriage in Pajajaran Village, Cicendo District, Bandung City, Bandung Social Welfare Polytechnic, July 2023, Supervisors: Susilawati, and Diana The rate of child marriage in Indonesia is still high, not only in rural areas but also in urban areas. The role of Family Welfare Empowerment (PKK) cadres is very strategic in accelerating the decline in child marriage. Therefore, this study aims to describe the role of PKK cadres in the prevention of child marriage so that it can be the basis for improving its prevention. This research was conducted in urban areas, precisely in Pajajaran Village, Cicendo District. This research is a descriptive research that uses a qualitative approach with a single case study method. Data collection techniques are carried out by interviews, observation and documentation studies. Data analysis begins with credibility testing, testing the validity of data which includes credibility criteria, transfermability, dapenability and confirmability. The results showed that PKK cadres have played a role as educators to strengthen the capacity of parents in the care and protection of children from marriage through counseling, training, and consultation. PKK cadres have also played a role as educators in increasing children's capacity to prepare for family life in adulthood through counseling. However, the role of education is not optimal because there are still views that allow child marriage. PKK cadres have also not played a role in strengthening the capacity of other community organizations to prevent child marriage. Thus, it is necessary to develop programs that can improve the prevention of child marriage. Based on this research, it is proposed to increase prevention through the "Mesra Topan" program which is an acronym for "Masyarakat Sejahtera Tolak Nikah Anak" which strengthens education on child marriage prevention based on the collaboration of local organizations. Keywords: Role of community cadres, Family Capacity Strengthening, Youth Capacity Strengthening, Local Social Organization, Child Marriage PreventionItem Peran Pendamping Sosial Dalam Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kabupaten Bandung(Perpustakaan, 2024-08-06) ANISA AULIA WARDANI, 20.04.080.; Diana; Kanya Eka SantiANISA AULIA WARDANI, 20.04.080. Peran Pendamping Sosial Dalam Kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) Di Kabupaten Bandung. Dibimbing oleh Kanya Eka Santi dan Diana Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris tentang Peran Pendamping Sosial Dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2 ) Program Keluarga Harapan (PKH ) Di Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran empiris secara umum tentang : (1) Karakteristik Informan; (2) Peran Fasilitatif; (3) Peran Edukatif; (4) Peran Teknis; (5) Peran Representatif; dan (6) Faktor Pendukung dan penghambat Peran Pendamping Sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. Jumlah populasi dalam penelitian ini yaitu tiga ratus sepuluh pendamping sosial sedangkan responden penelitian ini sebanyak tujuh puluh lima orang yang ditentukan dengan cara Probability Sampling atau Simple Random Sampling. Teknik pengempulan data yaitu angket/kuesioner dan studi dokumentasi. Alat ukur penelitian digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner dengan menggunakan Skala Identitas Peran Pendamping (Caregiver role identity scale). Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Uji Validitas dan uji reliabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pendamping sosial dalam kegiatan pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2) di Kabupaten Bandung terlaksana dengan baik yang terdiri dari peran fasilitatif, peran edukatif, peran teknis, dan peran representatif pendamping sosial. Namun terdapat permasalahan pada 2 aspek peran yang dihadapi pendamping sosial antara lain: 1) Aspek peran teknis, yaitu pendamping sosial belum melakukan pemutakhiran data di aplikasi SIKS-NG secara berkala serta kegiatan homevisit yang belum optimal. 2) Aspek peran representatif, yaitu kurangnya pemahaman dan keterampilan dalam melakukan pendampngan dan menangani keluhan KPM bagi ibu dan anak, lansia, dan disabilitas. Sehingga diperlukannya upaya dalam peningkatan kemampuan pendamping sosial dalam melakukan pendampingan kepada KPM pada kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) di Kabupaten Bandung. Kata Kunci : Peran Pendamping Sosial, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) dan Program Keluarga Harapan (PKH). ANISA AULIA WARDANI 20.04.080. The Role Of Social Assistence In Group Of Family Capacity Building (P2K2) Famili’s Hope Programs (PKH), Distric Bandung, Province Of West Java. Supervised by Kanya Eka Santi and Diana This study aims to obtain an empirical picture of the Role of Social Assistence in Family Capacity Building Meetings (P2K2) of the Family Hope Program (PKH) in Bandung Regency. This study aims to obtain an empirical picture of: (1) Informant Characteristics; (2) Facilitative Role; (3) Educational Role; (4) Technical Role; (5) Representative Role; and (6) Supporting and inhibiting factors of the Role of Social Assistants. This study uses a quantitative approach using descriptive statistical analysis techniques. The total population in this study is three hundred and ten social assistence while the respondents in this study are seventy-five people who are determined by Probability Sampling or Simple Random Sampling. Data collection techniques are questionnaires/questionnaires and documentation studies. The research measurement tool used in the study was a questionnaire using the Caregiver Role Identity Scale. The test tools used in this study are the Validity Test and the reliability test. The results of the study show that the role of social assistence in family capacity building meetings (P2K2) in Bandung Regency is well implemented consisting of facilitative roles, educational roles, technical roles, and representative roles of social assistence. However, there are problems in 2 aspects of the role faced by social assistants, including: 1) Technical role aspects, namely social assistants have not updated data in the SIKS-NG application regularly and homevisit activities that are not optimal. 2) Aspects of representative roles, namely lack of understanding and skills in assisting and handling KPM complaints for mothers and children, the elderly, and disability. So that efforts are needed to improve the ability of social assistants in providing assistance to KPM at the Family Capacity Improvement Meeting (P2K2) in Bandung Regency. Keywords: The Role of Social Assistants, Family Capacity Building Meetings (P2K2) and Family’s Hope Programs (PKH)Item Perkawinan Anak di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.(Perpustakaan, 2024-08-06) ALYA TSAMARAH NISAUL HANAN. 2004011.; Diana; Kanya Eka SantiALYA TSAMARAH NISAUL HANAN. 2004011. Perkawinan Anak di Desa Pangadegan Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Ibu Kanya Eka Santi, dan Ibu Diana. Perkawinan anak adalah pernikahan yang dilangsungkan dimana salah satu mempelai atau kedua mempelai masih berusia di bawah 19 tahun. Perkawinan anak mencakup faktor yang melatarbelakangi pada aspek (internal, ekonomi, orang tua, dan masyarakat), dampak perkawinan, dan upaya pencegahan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris mengenai : 1) Karakteristik responden; 2) Faktor yang melatarbelakangi; 3) Dampak perkawinan anak; 4) Upaya pencegahan perkawinan anak yang ditunjukkan kepada psangan perkawinan anak di Desa Pangadegan, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik penarikan sampel menggunakan Teknik Sensus. Pengumpulan data dilaksanakan menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi. Perkawinan anak diukur menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan Validity Content. Kuesioner ini terdiri dari 68 item pernyataan yang mencakup aspek faktor yang melatarbelakangi, dampak, dan upaya pencegahan. Uji realibilitas menggunakan Cronbach Alpha yang menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan mendpatkan nilai a =0,83 pada aspek faktor yang melatarbelakangi, nilai a= 0,677 pada aspek dampak perkawinan anak untuk suami, nilai a=0,7 pada spek dampak perkawinan anak untuk istri, nilai a=0,93 pada aspek upaya pencegahan. Hasil penelitian terhadap 54 responden menunjukkan bahwa pada aspek faktor yang melatarbelakangi pada aspek internal berada pada kategori sedang dengan skor aktual 1568, aspek ekonomi berada pada kategori sedang dengan skor aktual 829, aspek orang tua berada pada kategori sedang dengan skor aktual704, aspek masyarakat berada pada kategori sedang dengan skor aktual 684. Selanjutnya, pada aspek dampak perkawinan anak untuk suami berada pada kategori sedang dengan skor aktual 938, dampak perkawinan anak untuk istri berada pada kategori sedang dengan skor aktual 970. Pada aspek upaya pencegahan berada pada kategori sedang dengan skor aktual 1832. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan program Ayo Cegah Perkawinan Anak Desa Pangadegan, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang dengan menggunakan metode COCD (pekerja sosial dengan masyarakat) dengan teknik kolaborasi dan kampanye. Kata Kunci : Perkawinan anakItem Upaya Keluarga dalam Menangani Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Skripsi D-IV, Tahun 2023(Perpustakaan, 2024-02-20) DIAN SILVIANI, 19.04.270,; Susilawati; DianaABSTRAK DIAN SILVIANI, Upaya Keluarga dalam Menangani Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Skripsi D-IV, Tahun 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama Perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara Biologis, Psikologis, dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) membutuhkan penanganan dari berbagai pihak salah satunya adalah keluarga yang merupakan sistem sumber terdekat. Penelitian ini ditujukan untuk menggambarakan upaya keluarga dalam menangani perempuan korban KDRT di Kecamatan Tarogong Kidul Garut, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode studi kasus jamak dengan kategori empat kasus KDRT asal keluarga dengan kemampuan ekonomi rendah dan menengah. Sumber data terdiri dari delapan informan yaitu dua korban, empat keluarga korban, PSM, dan Pendamping korban yang dipilih secara purposive sampling. Data diperoleh melalui teknik wawancara kepada informan. Hasil penelitian menunjukan gambaran kekerasan yang dialami korban sangat beragam serta memiliki kekhasan disetiap kasusnya. Upaya keluarga dalam menangani korban dilakukan dengan cara sederhana, korban tidak terbuka kepada keluarga sehingga keluarga terlambat menentukan upaya yang harus dilakukan, serta keempat korban terdampak kondisi psikologisnya akibat kekerasan yang dialaminya. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan penyelesaian masalah yang ditemukan melalui program “Jaga Wanita Bersama Kita” dengan kegiatan-kegiatan yang dikelola secara terencana serta melibatkan profesional dalam penanganannya. Kata kunci: Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), Upaya keluarga. ABSTRACT DIAN SILVIANI, Family Efforts in Handling Women Victims of Domestic Violence (KDRT) in Tarogong Kidul District, Garut Regency, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Skripsi D-IV, Tahun 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana. Domestic Violence (KDRT) is any act against someone, especially a woman, which results in biological, psychological misery or suffering, and neglect of the household including threats to commit acts, coercion, or unlawful deprivation of liberty within the household sphere. Victims of domestic violence (KDRT) need treatment from various parties, one of which is the family, which is the closest source system. This research is aimed at describing the efforts of families in dealing with women victims of domestic violence in Tarogong Kidul Garut District. The data sources consisted of eight informants, namely two victims, four victims' families, PSM, and victims' assistants who were selected by purposive sampling. Data obtained through interview techniques with informants. The results of the study show that the description of violence experienced by victims is very diverse and has uniqueness in each case. The family's efforts to deal with the victim were carried out in a simple way, the victim was not open to the family so that the family was late in determining what to do, and the four victims were affected by their psychological condition due to the violence they experienced. Therefore, researchers recommend solving the problems found through the "Take Care of Women with Us" program with activities that are managed in a planned manner and involve professionals in handling them. Keywords: Domestic Violence (KDRT), Family efforts.