Browsing by Author "Diana"
Now showing 1 - 4 of 4
Results Per Page
Sort Options
Item Pandangan Remaja Terhadap Perkawinan Anak di Desa Girijaya Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023,(perpustakaan, 2024-01-08) ANDRE GEON BARDIN 1904183,; Susilawati; DianaABSTRAK ANDRE GEON BARDIN 1904183, Pandangan Remaja Terhadap Perkawinan Anak di Desa Girijaya Kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana Indonesia menduduki peringkat kedua negara dengan angka perkawinan anak tertinggi se-ASEAN dan peringkat ke-8 sedunia. (UNICEF, 2021) Perkawinan anak berkaitan dengan pandangan mereka tentang perkawinan, karena pandangan mempengaruhi perilaku seseorang (Hanurawan, 2015). Penelitian ini untuk mengetahui gambaran umum pandangan remaja terhadap perkawinan anak di Desa Girijaya kecamatan Kersamanah Kabupaten Garut sehingga dapat menjadi dasar untuk peningkatan pencegahannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metoda survey deskriptif terhadap 87 orang sampel remaja usia 14-18 tahun yang dipilih melalui teknik quota sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dengan instrumen pengukuran pandangan terhadap perkawinan anak yang telah diuji validitasnya dengan pengujian validitas isi (Content validity) dan diuji reliabilitasnya dengan Cronbach alpha. Data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang menganalisis rentang dan modus pada kategori pandangan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pandangan remaja terhadap perkawinan anak merentang dari positif hingga sangat negatif. Sebagian besar responden (80.46%) memiliki pandangan negatif sampai sangat negatif yang berarti menolak perkawinan anak. Hasil pandangan berdasarkan jenis kelamin yaitu laki – laki (75%) dan perempuan (86%), usia yaitu remaja awal (78%) dan remaja akhir (81.81%), dan tingkat pendidikan yaitu SMP/sederajat (80%) dan SMA/sederajat (80.06%) tidak memunculkan perbedaan yang cukup jauh dimana mayoritas menolak perkawinan anak. Meskipun masih ditemukan cukup banyak responden (19.54%) yang berpandangan positif artinya cenderung menyetujui. Hasil ini menujukkan kerentanan terhadap kemungkinan masih muncul perkawinan anak. Oleh karena itu perlu upaya peningkatan program pencegahan perkawinan anak. Berdasarkan penelitian ini diusulkan program “Desa Keluarga Matang Usia Bangun Generasi Emas (KMU GEMAS)” yang bertujuan menguatkan pandangan yang menolak perkawinan, dan meningkatkan kepedulian terhadap pencegahan perkawinan anak. Kegiatan yang dilakukan berupa edukasi tentang perkawinan anak seta peran remaja, orangtua, dan masyarakat dalam pencegahan perkawinan anak. . Kata Kunci: Pandangan, Remaja, Perkawinan Anak ABSTRACT ANDRE GEON BARDIN 1904183, A Teenager's View of Marriage Children in Girijaya Village, Kersamanah District, Garut Regency, Bandung Social Welfare Polytechnic, July 2023, Supervisors: Susilawati and Diana Indonesia is ranked second in the country with the highest rate of child marriage in ASEAN and 8th in the world. (UNICEF, 2021) Child marriage is related to their views on marriage, because views influence a person's behavior (Hanurawan, 2015). This study is to determine the general picture of adolescents' views on child marriage in Girijaya Village, Kersamanah District, Garut Regency so that it can be the basis for improving prevention. This study used a quantitative approach with a descriptive survey method of 87 adolescents aged 14-18 years selected through quota sampling techniques. Data collection using questionnaires with instruments measuring views on child marriage that have been tested for validity by testing content validity (Content validity) and tested reliability with Cronbach alpha. The data was analyzed using descriptive statistics that analyzed the ranges and modes in which categories of views. The results showed that adolescents' views on child marriage ranged from positive to very negative. Most respondents (80.46%) have a negative to very negative view which means rejecting child marriage. Although there are still quite a lot of respondents (19.54%) who have a positive view, it means they tend to approve. The results of views based on gender, namely men (75%) and women (86%), age namely early adolescence (78%) and late adolescence (81.81%), and education levels namely junior high school / equivalent (80%) and high school / equivalent (80.06%) did not make a difference far enough where the majority rejected child marriage. These results show vulnerability to the possibility of child marriage still appearing. Therefore, efforts are needed to increase child marriage prevention programs. Based on this research, the "Desa Keluarga Matang Masa Bangun Generasi Emas (KMU GEMAS)" program was proposed which aims to strengthen views that reject marriage, and increase awareness of child marriage prevention. The activities carried out are in the form of education about child marriage and the role of adolescents, parents, and the community in preventing child marriage. Keywords: outlook, youth, child marriageItem Penanganan Anak Stunting di Desa Cipicung Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, tahun 2023.(Perpustakaan, 2024-03-18) MUHAMAD ZAELANI 19.04.027,; Susilawati; DianaMUHAMAD ZAELANI 19.04.027, Penanganan Anak Stunting di Desa Cipicung Kecamatan Sukatani Kabupaten Purwakarta, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, tahun 2023. Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana Pencegahan dan penanganan stunting merupakan program prioritas yang dilaksanakan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang harus digalakan di desa-desa/ kelurahan-kelurahan sebagai ujung tombak pelaksanaan pembangunan. Penelitian ini ditujukan untuk memperoleh gambaran yang memperkaya informasi tentang pelaksanaan intervensi tersebut dalam merespon kasus stunting. Khususnya di desa yang memiliki angka stunting yang tinggi, dalam hal ini di Desa Cipicung. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode studi kasus jamak dengan kategori empat kasus stunting dari anak yang sangat pendek dan pendek, dan asal keluarga dengan kemampuan ekonomi rendah dan menengah. Sumber data terdiri dari tujuh informan yaitu bidan desa, dua kader posyandu, dan empat orangtua anak stunting yang dipilih secara purposive sampling. Data diperoleh melalui teknik wawancara secara mendalam, observasi non partisipatif, dan studi dokumentasi dan diuji keabsahannya. Hasil penelitian menunjukkan intervensi gizi spesifik dilaksanakan melalui Pemberian Makanan Tambahan (PMT), suplementasi gizi, dan pelayanan kesehatan anak. PMT yang diberikan berupa susu formula dan biskuit, dengan pemberian yang tidak terjadwalkan. Intervensi gizi sensitif melalui pemberian informasi dan edukasi bagi orangtua anak yang bersifat spontan, tidak terencana, dan tidak terjadwalkan. Setelah mendapatkan intervensi, pengetahuan orangtua anak stunting dan penanganannya masih rendah, pola pemberian makannya masih belum memenuhi gizi seimbang, serta belum meningkatkan pola perilaku hidup bersih dan sehat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa intervensi yang dilakukan belum optimal. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan perbaikan penanganan melalui program “Hanting Gemas” yaitu pencegahan dan penanganan stunting demi generasi emas dengan kegiatan-kegiatan yang lebih besar pengaruhnya dalam meminimalkan resiko yang dikelola secara terencana dan terjadwal. Kata Kunci: Stunting, intervensi gizi spesifik, intervensi gizi sensitifItem Peran Kader Pembedayaan Kesejahteraan Keluarga dalam Pencegahan Perkawinan Anak di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023,(Perpustakaan, 2024-02-23) GIA NURULLIA AZIZA 1904058,; Susilawati; DianaABSTRAK GIA NURULLIA AZIZA 1904058, Peran Kader Pembedayaan Kesejahteraan Keluarga dalam Pencegahan Perkawinan Anak di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Juli 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati, dan Diana Angka perkawinan anak di Indonesia masih tinggi, bukan hanya di pedesaan tetapi juga di perkotaan. Peran kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) sangat stategis dalam percepatan penurunan perkawinan anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menggambarkan peran Kader PKK dalam pencegahan perkawinan anak sehingga dapat menjadi dasar untuk peningkatan pencegahannya. Penelitian ini dilakukan di perkotaan, tepatnya di Kelurahan Pajajaran Kecamatan Cicendo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus tunggal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisis data diawali dengan pengujian kredibilitas, pengujian keabsahan data yang meliputi kriteria credibility, transfermability, dapenability dan confirmability. Hasil penelitian menunjukkan kader PKK sudah berperan sebagai pendidik penguatan kapasitas orang tua dalam pengasuhan dan perlindungan anak dari perkawinan melalui penyuluhan, pelatihan, dan konsultasi. Kader PKK juga sudah berperan sebagai pendidik dalam meningkatkan kapasitas anak untuk mempersiapkan kehidupan berkeluarga pada usia dewasa melalui penyuluhan. Meskipun demikian, peran edukasi tersebut belum optimal karena masih ada pandangan-pandangan yang membolehkan perkawinan anak. Kader PKK juga belum berperan dalam menguatkan kapasitas organisasi masyarakat lainnya dalam mencegah perkawinan anak. Dengan demikian perlu pengembangan program yang dapat meningkatkan pencegahan perkawinan anak. Berdasarkan penelitian ini, diusulkan peningkatan pencegahan melalui program “Mesra Topan” yang merupakan akronim dari Masyarakat Sejahtera Tolak Perkawinan Anak” yang menguatkan edukasi pencegahan perkawinan anak berbasis kolaborasi organisasi lokal. Kata Kunci: Peran kader masyarakat, Penguatan Kapasitas Keluarga, Penguatan Kapasitas Remaja, Organisasi Sosial Lokal, Pencegahan Perkawinan anak ABSTRACT GIA NURULLIA AZIZA 1904058, The Role of Welfare Empowerment Cadres Families in the Prevention of Child Marriage in Pajajaran Village, Cicendo District, Bandung City, Bandung Social Welfare Polytechnic, July 2023, Supervisors: Susilawati, and Diana The rate of child marriage in Indonesia is still high, not only in rural areas but also in urban areas. The role of Family Welfare Empowerment (PKK) cadres is very strategic in accelerating the decline in child marriage. Therefore, this study aims to describe the role of PKK cadres in the prevention of child marriage so that it can be the basis for improving its prevention. This research was conducted in urban areas, precisely in Pajajaran Village, Cicendo District. This research is a descriptive research that uses a qualitative approach with a single case study method. Data collection techniques are carried out by interviews, observation and documentation studies. Data analysis begins with credibility testing, testing the validity of data which includes credibility criteria, transfermability, dapenability and confirmability. The results showed that PKK cadres have played a role as educators to strengthen the capacity of parents in the care and protection of children from marriage through counseling, training, and consultation. PKK cadres have also played a role as educators in increasing children's capacity to prepare for family life in adulthood through counseling. However, the role of education is not optimal because there are still views that allow child marriage. PKK cadres have also not played a role in strengthening the capacity of other community organizations to prevent child marriage. Thus, it is necessary to develop programs that can improve the prevention of child marriage. Based on this research, it is proposed to increase prevention through the "Mesra Topan" program which is an acronym for "Masyarakat Sejahtera Tolak Nikah Anak" which strengthens education on child marriage prevention based on the collaboration of local organizations. Keywords: Role of community cadres, Family Capacity Strengthening, Youth Capacity Strengthening, Local Social Organization, Child Marriage PreventionItem Upaya Keluarga dalam Menangani Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Skripsi D-IV, Tahun 2023(Perpustakaan, 2024-02-20) DIAN SILVIANI, 19.04.270,; Susilawati; DianaABSTRAK DIAN SILVIANI, Upaya Keluarga dalam Menangani Perempuan Korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Skripsi D-IV, Tahun 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana. Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama Perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara Biologis, Psikologis, dan penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga. Korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) membutuhkan penanganan dari berbagai pihak salah satunya adalah keluarga yang merupakan sistem sumber terdekat. Penelitian ini ditujukan untuk menggambarakan upaya keluarga dalam menangani perempuan korban KDRT di Kecamatan Tarogong Kidul Garut, penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif menggunakan metode studi kasus jamak dengan kategori empat kasus KDRT asal keluarga dengan kemampuan ekonomi rendah dan menengah. Sumber data terdiri dari delapan informan yaitu dua korban, empat keluarga korban, PSM, dan Pendamping korban yang dipilih secara purposive sampling. Data diperoleh melalui teknik wawancara kepada informan. Hasil penelitian menunjukan gambaran kekerasan yang dialami korban sangat beragam serta memiliki kekhasan disetiap kasusnya. Upaya keluarga dalam menangani korban dilakukan dengan cara sederhana, korban tidak terbuka kepada keluarga sehingga keluarga terlambat menentukan upaya yang harus dilakukan, serta keempat korban terdampak kondisi psikologisnya akibat kekerasan yang dialaminya. Oleh karena itu peneliti merekomendasikan penyelesaian masalah yang ditemukan melalui program “Jaga Wanita Bersama Kita” dengan kegiatan-kegiatan yang dikelola secara terencana serta melibatkan profesional dalam penanganannya. Kata kunci: Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), Upaya keluarga. ABSTRACT DIAN SILVIANI, Family Efforts in Handling Women Victims of Domestic Violence (KDRT) in Tarogong Kidul District, Garut Regency, Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung, Skripsi D-IV, Tahun 2023, Dosen Pembimbing: Susilawati dan Diana. Domestic Violence (KDRT) is any act against someone, especially a woman, which results in biological, psychological misery or suffering, and neglect of the household including threats to commit acts, coercion, or unlawful deprivation of liberty within the household sphere. Victims of domestic violence (KDRT) need treatment from various parties, one of which is the family, which is the closest source system. This research is aimed at describing the efforts of families in dealing with women victims of domestic violence in Tarogong Kidul Garut District. The data sources consisted of eight informants, namely two victims, four victims' families, PSM, and victims' assistants who were selected by purposive sampling. Data obtained through interview techniques with informants. The results of the study show that the description of violence experienced by victims is very diverse and has uniqueness in each case. The family's efforts to deal with the victim were carried out in a simple way, the victim was not open to the family so that the family was late in determining what to do, and the four victims were affected by their psychological condition due to the violence they experienced. Therefore, researchers recommend solving the problems found through the "Take Care of Women with Us" program with activities that are managed in a planned manner and involve professionals in handling them. Keywords: Domestic Violence (KDRT), Family efforts.