Browsing by Author "Dwi Heru Sukoco"
Now showing 1 - 16 of 16
Results Per Page
Sort Options
Item Efektivitas Program KUBE di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat.(Perpustakaan, 2024-09-10) Amellia Pricylia Paila Abrahams, NRP. 20.04.127.; Dwi Heru Sukoco; Nike Vonika; Wiwit WidiansyahAmellia Pricylia Paila Abrahams, NRP. 20.04.127. Efektivitas Program KUBE di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco, Nike Vonika, dan Wiwit Widiansyah. Program KUBE merupakan salah satu inisiatif pemerintah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi berbasis kelompok. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pelaksanaan Program KUBE di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat, meliputi aspek pemahaman program, ketepatan sasaran, ketepatatan waktu, ketercapaian tujuan, dan perubahan nyata. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dengan pengumpulan data melalui survei terhadap anggota KUBE dan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Program KUBE di Kecamatan Cisarua belum mencapai efektivitas yang diharapkan. Meskipun terdapat beberapa peningkatan dalam hal keterampilan usaha dan akses terhadap modal, dampak positif terhadap pendapatan dan kesejahteraan anggota KUBE masih terbatas. Analisis data mengungkapkan bahwa faktor-faktor yang menghambat efektivitas program meliputi kurangnya pendampingan berkelanjutan, akses pasar yang terbatas, dan koordinasi yang kurang efektif antara anggota kelompok dan pelaksana program. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Program KUBE di Kecamatan Cisarua memerlukan perbaikan signifikan dalam berbagai aspek untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Rekomendasi yang diusulkan mencakup peningkatan kualitas dan frekuensi pendampingan, penguatan jaringan pemasaran, serta peningkatan koordinasi dan kerjasama antara berbagai pihak terkait. Peneliti mengusulkan program “Program KUBE Terpadu” dengan metode Community Development . program ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas program KUBE lewat peningkatan kapasitas, pendamping, monitoring dan evaluasi berkala. KATA KUNCI: Program KUBE, Kemiskinan, Efektivitas, dan Kecamatan Cisarua ABSTRACT Amellia Pricylia Paula Abrahams, NRP. 20.04.126. Effectiveness of Joint Bussiness Groups Program di Kecamatan Cisarua, Kabupaten bandung, Provinsi Jawa Barat, Supervised by Dwi Heru Sukoco, Nike Vonika, and Wiwit Widiansyah. The KUBE Program is a government initiative aimed at reducing poverty and improving the welfare of poor families through a group-based economic empowerment approach. This study aims to evaluate the effectiveness of the KUBE Program implementation in Cisarua District, Sumedang Regency, West Java Province, encompassing aspects such as program understanding, target accuracy, timeliness, goal achievement, and tangible changes. The research method used is a quantitative approach, with data collected through surveys of KUBE members and descriptive statistical analysis. The results show that the KUBE Program in Cisarua District has not achieved the expected effectiveness. Although there have been some improvements in business skills and access to capital, the positive impact on the income and welfare of KUBE members remains limited. Data analysis reveals that factors hindering the program's effectiveness include a lack of continuous mentoring, limited market access, and ineffective coordination between group members and program implementers. The conclusion of this study is that the KUBE Program in Cisarua District requires significant improvements in various aspects to achieve the desired objectives. The proposed recommendations include enhancing the quality and frequency of mentoring, strengthening marketing networks, and improving coordination and cooperation among various stakeholders. The researcher suggests the "Integrated KUBE Program" with a Community Development method. This program aims to increase the effectiveness of the KUBE Program through capacity building, mentoring, and regular monitoring and evaluation. KEY WORD: KUBE Program, Poverty, Effectiveness, and Cisarua DistricItem Kesejahteraan Petani Kopi melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna Pascapanen di Desa Campakamulya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung,(Perpustakaan, 2024-03-14) ABIWARDHANI RAHMANSYAH, 19.04.006.; Dwi Heru Sukoco; Ade SubarkahSTRAK ABIWARDHANI RAHMANSYAH, 19.04.006. Kesejahteraan Petani Kopi melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna Pascapanen di Desa Campakamulya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi peningkatan kesejahteraan petani kopi melalui penerapan teknologi tepat guna di Desa Campakamulya, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung. Latar belakang penelitian ini adalah kondisi kesejahteraan petani yang terbatas oleh ketergantungan pada panen setahun sekali, sehingga diperlukan alternatif solusi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi atau mencari pendapatan tambahan di luar bercocok tanam kopi. Teknologi tepat guna menjadi opsi yang menjanjikan karena dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas kopi yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani di Desa Campakamulya. Penelitian ini meliputi analisis kondisi kesejahteraan petani sebelum dan setelah penerapan teknologi tepat guna, serta teknologi yang digunakan petani dalam proses pulping, green house, dan roasting. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Uji validitas alat ukur menggunakan uji kredibilitas, uji transferabilitas, uji konfirabilitas, dan uji kebergantungan data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa teknologi tepat guna mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam produksi kopi dalam satu periode panen. Tetapi terdapat kendala dalam penerapannya seperti mahalnya penerapan teknologi tepat guna bagi petani, kurang teredukasinya petani dalam penerapan teknologi tepat guna, dan ketika penggunaan teknologi tepat guna diterapkan dengan benar pun petani khawatir tidak mampu menjual hasil produksinya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengusulkan Program Energi dan Semangat Petani Kopi melalui Penerapan Teknologi Tepat Guna Pascapanen Kopi ( INOVASI KOPI) di Desa Campakamulya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan menggunakan metode Community Organization/Community Development (Organisasi Masyarakat/Pengembangan Masyarakat) dan teknik Focus Group Discussion, Technologi of Participation, dan Methode Participatory Assesment. Kata Kunci : Petani, Sejahtera, TeknologiItem Kolaborasi Hexahelix dalam Program Pengembangan Ekonomi Lokal di Desa Wangen Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.(Perpustakaan, 2024-09-10) LISA AULIA KUSUMASTUTI, NRP. 20.04.195.; Dwi Heru Sukoco; Nike VonikaLISA AULIA KUSUMASTUTI, NRP. 20.04.195. Hexahelix Collaboration for Local Economic Development: A Realization of PT Tirta Investama Klaten's Social Responsibility in Wangen Village, Polanharjo District, Klaten Regency. Supervisors: Dwi Heru Sukoco and Nike Vonika. Collaboration is a process where two or more professionals work together to serve a specific client (individual, family, group, community, or population). This research aims to provide an overview of the collaboration process in the Local Economic Development (LED) program developed by PT Tirta Investama in Wangen Village, Polanharjo District, Klaten Regency. It uses collaboration components that include personal commitment, communication skills, interaction processes, programs or services, and contextual suitability for all Hexahelix actors, including 1) Business actors; PT Tirta Investama Klaten, 2) MSME support actors; PERSEPSI and New Diamond, 3) Government actors; Department of Trade, Cooperatives, and MSMEs (DPKUKM) Klaten Regency, 4) Academic actors; Students of Poltekesos Bandung, 5) Media actors; KR Jogja media, and 6) Community actors; MSME practitioners in Wangen Village. This study uses a qualitative descriptive method. The data sources are representatives of Hexahelix actors selected using a purposive sampling technique. Data collection techniques include in-depth interviews, observation, and document studies. The research findings indicate that the components of the collaboration's success have not yet been fully optimized. This is evidenced by the lack of personal commitment among actors in taking responsibility for the program, while their communication abilities are good, as shown by structured conflict resolution management. Each actor provides different programs or services within the PEL program. The interaction process among actors creates positive synergy through open and participative communication. The assistance provided by all actors aligns with the community's needs. Based on these findings, the researchers propose the program "Enhancing Personal Commitment of Hexahelix Actors in the PEL Program in Wangen Village." Keywords: Hexahelix Collaboration, Local Economic Development. ABSTRAK LISA AULIA KUSUMASTUTI, NRP. 20.04.195. Kolaborasi Hexahelix dalam Program Pengembangan Ekonomi Lokal di Desa Wangen Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten. Dosen Pembimbing: Dwi Heru Sukoco dan Nike Vonika. Kolaborasi merupakan sebuah proses dua atau lebih profesional bekerja sama untuk melayani klien tertentu (individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau populasi). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran proses pelaksanaan kolaborasi dalam program Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) yang dikembangkan oleh PT Tirta Investama di Desa Wangen, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten dengan menggunakan komponen kolaborasi yang meliputi komitmen personal, kemampuan berkomunikasi, proses interaksi, program atau pelayanan, dan kesesuaian konteks kepada seluruh aktor Hexahelix diantaranya 1) Aktor dunia usaha; PT Tirta Investama Klaten, 2) Aktor pendamping UMKM; PERSEPSI dan New Diamond, 3) Aktor pemerintah; Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM (DPKUKM) Kabupaten Klaten, 4) Aktor Mahasiswa; Mahasiswa Poltekesos Bandung, 5) Aktor media; media KR Jogja, dan 6) Aktor masyarakat; pelaku UMKM Desa Wangen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data merupakan perwakilan aktor Hexahelix yang ditentukan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa komponen keberhasilan kolaborasi yang dilakukan belum sepenuhnya optimal. Hal ini terbukti dari komitmen personal antaraktor yang masih kurang dalam bertanggung jawab terhadap program, kemampuan komunikasi antaraktor yang bak dengan dibuktikan manajemen penyelesaian konflik yang terstruktur. Setiap aktor memberikan program atau layanan yang berbeda dalam program PEL. Proses interaksi antaraktor menciptakan sinergi positif melalui komunikasi yang terbuka dan partisipatif. Pendampingan yang diberikan oleh seluruh aktor sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Berdasarkan temuan tersebut, peneliti mengusulkan program Peningkatan Komitmen Personal Aktor Hexahelix Program PEL Desa Wangen. Kata Kunci: Kolaborasi Hexahelix, Pengembangan Ekonomi LokalItem Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongan(Poltekesos. Press, 2021) Dwi Heru SukocoBuku ini menggambarkan bagaimana Pekerjaan Sosial dan Proses PertolonganItem Pemenuhan Kebutuhan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Insan Harapan Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.(Perpustakaan, 2023-10-01) SILMI SAUMI RESTU PUTRI, 18.04.011; Dwi Heru Sukoco; Irniyati Samosir.ABSTRAK SILMI SAUMI RESTU PUTRI, 18.04.011. Pemenuhan Kebutuhan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Insan Harapan Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung. Dosen Pembimbing: Dwi Heru Sukoco dan Irniyati Samosir. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) profil Panti Sosial Asuhan Anak Insan Harapan; 2) karakteristik informan; 3) pemenuhan kebutuhan fisik; 4) pemenuhan kebutuhan pendidikan; 5) pemenuhan kebutuhan perkembangan emosi dan perilaku anak; 6) pemenuhan kebutuhan hubungan keluarga dan sosial; 7) pemenuhan kebutuhan merawat diri; 8) harapan anak asuh; dan 9) harapan pengasuh dalam upaya pemenuhan kebutuhan anak asuh. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Informan pada penelitian ini berjumlah 4 orang yang terdiri dari 3 orang anak asuh panti dan 1 orang pengasuh di panti dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas (credibility), uji transferbilitas (transferability), uji ketergantungan (dependability), dan uji objektivitas (confirmability). Proses analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemenuhan kebutuhan anak asuh di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Insan Harapan Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung belum terpenuhi sepenuhnya karena belum optimal dalam pemenenuhan kebutuhan fisik, kebutuhan perkembangan emosi dan perilaku anak serta kebutuhan hubungan keluarga dan sosial. Program yang diajukan oleh peneliti yaitu “Peningkatan Pemenuhan Kebutuhan Anak Asuh di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Insan Harapan Kelurahan Babakan Surabaya Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung.” Kata Kunci: Anak, Pemenenuhan Kebutuhan Anak, Panti Sosial Asuhan AnakItem Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Keberhasilan Mengikuti Program Kejar Paket C di PKBM Ngudi Ilmu Desa Harjosari Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.(Perpustakaan, 2024-09-07) DWINDA AJENG NUR AINI, NRP. 20.04.339; Dwi Heru Sukoco; Nike VonikaDWINDA AJENG NUR AINI, 20.04.339 The Influence of Peer Social Support on the succes of completing the Paket C in PKBM Ngudi Ilmu Harjosari Village, Karangpandan District, Karanganyar Regency. Supervised by Dwi Heru Sukoco and Nike Vonika. This study investigates the influence of peer social support on the success of completing the Paket C program at PKBM Ngudi Ilmu, Harjosari Village, Karangpandan District, Karanganyar Regency. The objectives are to determine the empirical relationship between peer social support and success in completing the Paket C program. The research employed a mixed-methods approach, utilizing both quantitative and qualitative methods. A saturated sample of 29 Paket C program participants was selected. Data collection methods included a questionnaire measuring peer social support and a review of program records to assess participants' success. The findings revealed a significant positive influence of peer social support on success in completing the Paket C program, accounting for approximately 55.1% of the variance in program completion rates. Both peer social support and success in completing the Paket C program were categorized as moderate. Based on these findings, the researcher recommends implementing a program to strengthen peer social support. The proposed program, titled "Bersama Kita Sukses," would involve group activities designed to enhance peer interaction, collaboration, and mutual support. Keywords: Peer Social Support, Learning Achievement, Paket C Program. ABSTRAK DWINDA AJENG NUR AINI, NRP. 20.04.339 Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Keberhasilan Mengikuti Program Kejar Paket C di PKBM Ngudi Ilmu Desa Harjosari Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco dan Nike Vonika. Penelitian tentang Pengaruh Dukungan Sosial Teman Sebaya terhadap Keberhasilan Mengikuti Program Kejar Paket C di PKBM Ngudi Ilmu Desa Harjosari Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar bertujuan untuk mengetahui secara empiris mengenai pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap keberhasilan mengikuti Program Kejar Paket C. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif untuk mengetahui dukungan sosial teman sebaya dan keberhasilan mengikuti Program Kejar Paket C dan kuantitatif inferensial untuk menguji hipotesis pengaruh dukungan sosial teman sebaya terhadap keberhasilan mengikuti Program Kejar Paket C. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh atau sensus berjumlah 29 peserta Program Kejar Paket C. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan skala pengukuran Likert dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya memberikan pengaruh terhadap keberhasilan mengikuti Kejar Paket C sebesar 55,1%. Variabel dukungan sosial teman sebaya berada pada kategori sedang dan variabel keberhasilan mengikuti Program Kejar Paket C juga berada pada kategori sedang. Peneliti memberi usulan program guna meningkatkan dukungan sosial teman sebaya agar keberhasilan peserta dalam mengikuti Program Kejar Paket C meningkat. Program yang peneliti usulkan yaitu “Program Bersama Kita Sukses,” dengan kegiatan-kegiatan berkelompok supaya dapat meningkatkan dukungan sosial teman sebaya. Kata Kunci : Dukungan Sosial Teman Sebaya, Keberhasilan Belajar, Program Kejar Paket CItem Pengaruh Konseling Kelompok dengan Relaksasi Otot Progresif dalam Menurunkan Perubahan Suasana Hati (Mood Swing) pada Lanjut Usia di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Jakarta Timur.(Perpustakaan, 2024-10-15) MAWI SUSANTI NAHAMPUN. NRP.22.01.007; Dwi Heru Sukoco; TukinoMAWI SUSANTI NAHAMPUN. NRP.22.01.007 The Effect of Group Counseling with Progressive Muscle Relaxation in Reducing Mood Swings in the Elderly at the Bina Insan Bangun Daya 2 Social Home in East Jakarta. Supervised by: Dwi Heru Sukoco, and Tukino. Group Counseling with Progressive Muscle Relaxation is the result of psychosocial therapy technology engineering in the form of modifying group counseling therapy steps to be more effective with the involvement of progressive muscle relaxation, namely stretching the physical muscles of the elderly who experience mood swing problems at the Bina Insan Bangun Daya 2 Social Home in East Jakarta. Group Counseling with Progressive Muscle Relaxation is used to deal with the problems of the elderly who experience mood swings during group counseling. This study aims to explain the implementation of group counseling therapy with progressive muscle relaxation on reducing mood swings in the elderly. This study uses a Single Subject Design (SSD) type of A-B-A reversal. The subjects in this study were JN, AF, and SL. The target behavior observed in this study during group counseling activities was related to changes in mood (mood swings) in the elderly, namely excited conditions, feelings of fatigue, feelings of anger, and relaxed and calm conditions. The validity test of the reseacrch instrument used face validity and the reliability test used percent agreement. Then the data analysis used was visual data analysis consisting of analysis in conditions and between conditions. The results of the study indicate that Group Counseling Therapy with Progressive Muscle Relaxation has been proven to be able to reduce mood swings in the elderly, which means that Group Counseling Therapy with Progressive Muscle Relaxation has an effect on reducing mood swings in research subjects, which is known through data trend analysis with increasing and decreasing trends in the percentage of overlapping data in the analysis between conditions below 50% because the smaller the percentage of overlapping data, the stronger the influence of the intervention on changes in treatment. Keywords: Group Konseling, Progressive Muscle Relaxation, Mood Swing, Elderly, Single Subject Design ABSTRAK MAWI SUSANTI NAHAMPUN. NRP.22.01.007 Pengaruh Konseling Kelompok dengan Relaksasi Otot Progresif dalam Menurunkan Perubahan Suasana Hati (Mood Swing) pada Lanjut Usia di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Jakarta Timur. Dibimbing oleh: Dwi Heru Sukoco dan Tukino. Konseling Kelompok dengan Relaksasi Otot Progresif merupakan hasil rekayasa teknologi terapi psikososial berupa modifikasi langkah-langkah terapi konseling kelompok agar menjadi lebih efektif dengan adanya perlibatan relaksasi otot progresif yaitu peregangan otot fisik lansia yang mengalami permasalahan mood swing di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Jakarta Timur. Konseling Kelompok dengan Relaksasi Otot Progresif digunakan untuk menangani permasalahan lansia yang mengalami mood swing saat konseling kelompok. Penelitian ini bertujuan menjelaskan implementasi terapi konseling kelompok dengan relaksasi otot progresif terhadap penurunan mood swing lansia. Penelitian ini menggunakan Single Subject Design (SSD) jenis reversal A-B-A. Subjek dalam penelitian ini adalan JN, AF, dan SL. Perilaku sasaran yang di observasi dalam penelitian ini ketika kegiatan konseling kelompok yaitu terkait dengan perubahan suasana hati (mood swing) pada lansia yaitu kondisi bersemangat, perasaan mudah lelah, perasaan marah, dan kondisi rileks dan tenang. Uji validitas alat ukur menggunakan face validity (validitas muka) dan uji reliabilitas menggunakan percent agreement. Kemudian analisis data yang digunakan yaitu analisis data visual yang terdiri dari analisis dalam kondisi dan antar kondisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Terapi Konseling Kelompok dengan Relaksasi Otot Progresif telah teruji mempu menurunkan mood swing lansia yang artinya terapi Konseling Kelompok dengan Relaksasi Otot Progresif berpengaruh terhadap penurunan mood swing subjek penelitian yang diketahui melalui analisis kecenderungan data dengan trend meningkat dan menurun pada persentase data overlap pada analisis antar kondisi dibawah 50% karena semakin kecil persentase data overlap, semakin kuat pengaruh intervensi terhadap perubahan perlakuan. Kata Kunci: Konseling Kelompok, Relaksasi Otot Progresif, Mood Swing, Lansia, Single Subjek Design.Item Pengembangan Desain Pemberdayaan Lanjut Usia Potensial Melalui Market PROLAN (Produk Lansia) Di Yayasan Mandar Indonesia.(Perpustakaan, 2023-12-18) Novita Kartika 2001002; Dwi Heru Sukoco; Didiet WidiowatiABSTRAK Novita Kartika,2001002. Pengembangan Desain Pemberdayaan Lanjut Usia Potensial Melalui Market PROLAN (Produk Lansia) Di Yayasan Mandar Indonesia. Dosen pembimbing Dwi Heru Sukoco dan Didiet Widiowati Lanjut usia tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang menghadapinya. Salah satu masalah yang sering dihadapi lanjut usia adalah masalah ekonomi. Pemberdayaan lanjut usia potensial merupakan salah satu cara mengatasi masalah ekonomi pada lanjut usia potensial. Oleh karena itu proses pemberdayaan harus dilakukan secara optimal sehingga mampu menjadi solusi atas permasalahan lanjut usia. Salah satu upaya untuk membantu usaha lansia potensial adalah dengan pemberdayaan melalui Market PROLAN. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan desain akhir pemberdayaan lansia melalui Market PROLAN yang diharapkan mampu menjawab permasalahan lanjut usia. Tujuan penelitian ini adalah dihasilkannya desain pemberdayaan lansia potensial melalui Market PROLAN. Proses mengembangkan desain pemberdayaan lansia tersebut melalui beberapa tahapaan mulai dari asesmen kebutuhan lansia dalam pengembangan usaha, menyusun pengembangan desain awal permberdayaan lanjut usia potensial melalui Market PROLAN, mengimplementasikan pengembangan desain permberdayaan lanjut usia potensial melalui Market PROLAN, mengevaluasi dan menyempurnakan desain pemberdayaan lanjut usia potensial melalui Market PROLAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode participatory action research (PAR). Teknik pengumpulan dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, studi Dokumentasi dan FGD. Penelitian ini melibatkan informan lansia potensial, Pendamping dari pihak yayasan, pendamping dari keluarga lansia. Hasil penelitian ini menemukan desain akhir pengembangan desain pemberdayaan lansia melalui Market PROLAN. Hasil penelitian menunjukan bahwa kegiatan pemberdayaan yang selama ini dilakukan Yayasan Mandar Indonesia belum memberikan dampat yang signifikan terhadap peningkatan perekonomian lanjut usia. Sehingga hasil dari implementasi Market PROLAN mampu mengoptimalkan proses pemberdayaan ekonomi lanjut usia di Yayasan Mandar Indonesia. Kata Kunci: Pemberdayaan, Lansia Potensial, Pemasaran ABSTRACT Novita Kartika,2001002. Development of Potential Elderly Empowerment Designs through the PROLAN Market (Elderly Product Market) at the Mandar Indonesia Foundation. Supervisor: Mr. Dwi Heru Sukoco and Mrs. Didiet Widiowati The elderly cannot be separated from the various problems they face. One of the problems that are often faced by the elderly is economic problems. Empowerment of potential elderly is one way to overcome economic problems in potential elderly. Therefore, the empowerment process must be carried out optimally so that it can be a solution to the problems of the elderly. One of the efforts to help potential elderly businesses is through empowerment through Market PROLAN. This research was conducted with the aim of producing a final design for elderly empowerment through Market PROLAN which is expected to be able to answer the problems of the elderly. The purpose of this study is to produce a design for the empowerment of potential elderly people through the PROLAN Market. The process of developing the elderly empowerment design goes through several stages starting from assessing the needs of the elderly in business development, compiling the initial design development of potential elderly empowerment through the PROLAN Market, implementing the development of potential elderly empowerment designs through the PROLAN Market, evaluating and perfecting the potential elderly empowerment design through PROLAN market. This research is a qualitative research with participatory action research (PAR) method. The collection technique in this study used observation, interviews, Documentation studies and FGDs. This study involved potential elderly informants, assistants from the foundation, companions from elderly families. The results of this study found the final design for the development of the elderly empowerment design through the PROLAN Market. The results of the study show that the empowerment activities that have been carried out by the Mandar Indonesia Foundation have not had a significant impact on increasing the economy of the elderly. So that the results of the Market PROLAN implementation are able to optimize the process of economic empowerment of the elderly at the Mandar Indonesia Foundation. Keywords: Empowerment, Potential Elderly, MarketingItem Pengembangan Model Perencanaan Promosi Layanan Satu Pintu untuk Penglihatan Rendah (One Stop Service for Low Vision) di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung.(Perpustakaan, 2024-10-10) HANI ULFAH POHAN.; Dwi Heru Sukoco; SusilawatiABSTRACT HANI ULFAH POHAN. Development of a One Stop Service for Low Vision Promotion Planning Model at Cicendo Eye Hospital Bandung. Supervisors: Dwi Heru Sukoco and Susilawati Limited promotion does not adequately support increased community access to services. The limitations of promotion are related to promotional planning that is still not comprehensive and non-participatory. This research aims to develop a comprehensive and participatory service promotion planning model. This research used a qualitative approach with Participatory Action Research (PAR). It involved patients, families and communities, ophthalmologists, social workers, psychologists, health educators, optometrists, public relations staff and health promotion staff. The data were collected by observation, documentation study, in-depth interview and focus group discussion. Validity testing used credibility, transferability, dependability and confirmability techniques. Then it was analyzed by usingMile & Huberman model. The research findings show that this model produces a comprehensive service promotion system, and ensures the dissemination of information that is more accessible to service users thus improving service delivery. The model uses the concept of society 5.0 which includes the use of digital technology, emphasis on the balance between technology and people, continuous capacity building such as education and skills training, the use of integrated systems, data security and privacy. The model offers ease of implementation as it has five steps that are systematic and participatory. The pilot test of this model at Cicendo Eye Hospital has resulted in continuous dissemination of information utilizing audio-visual media technology and has resulted in an increase in the number of patients. The use of audiovisual media technology has proven to make it easier for people with visual disabilities to obtain information. Keywords: Model, Planning, Promotion, One Stop Service for Low Vision ABSTRAK HANI ULFAH POHAN. Pengembangan Model Perencanaan Promosi Layanan Satu Pintu untuk Penglihatan Rendah (One Stop Service for Low Vision) di Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung. Pembimbing: Dwi Heru Sukoco dan Susilawati Keterbatasan promosi tidak cukup mendukung peningkatan akses masyarakat terhadap layanan. Keterbatasan promosi berkaitan dengan perencanaan promosi yang masih belum menyeluruh dan non partisipatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model perencanaan promosi layanan yang menyeluruh dan partisipatif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan desain Participatory Action Research (PAR). Penelitian ini melibatkan pasien, keluarga dan masyarakat, dokter spesialis mata, pekerja sosial, psikolog, penyuluh kesehatan, refraksionis optisien, staf humas dan staf promosi kesehatan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, studi dokumentasi, wawancara mendalam dan focus group discussion. Keabsahan data diuji dengan menggunakan kriteria kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas. Analisis data menggunakan Model Mile & Huberman. Temuan penelitian menunjukkan bahwa model ini menghasilkan sistem promosi pelayanan yang menyeluruh, dan menjamin penyebarluasan informasi yang lebih mudah diakses oleh pemerlu pelayanan sehingga meningkatkan penyelenggaraan pelayanan. Model ini menggunakan konsep society 5.0 yang meliputi pemanfaatan teknologi digital, penekanan keseimbangan antara teknologi dan manusia, peningkatan kapasitas yang berkelanjutan seperti pendidikan dan pelatihan keterampilan, penggunaan sistem yang terintegrasi, keamanan dan privasi data. Model ini menawarkan kemudahan dalam penerapannya karena memiliki lima langkah yang sistematis dan partisipatif. Uji coba model ini di Rumah Sakit Mata Cicendo telah menghasilkan penyebarluasan informasi yang terus menerus yang memanfaatkan teknologi media audio visual dan berdampak pada peningkatan jumlah pasien. Penggunaan teknologi media audio visual telah terbukti memudahkan penyandang disabilitas netra dalam memperoleh informasi. Kata Kunci: Model, Perencanaan, Promosi, Layanan Satu Pintu untuk Penglihatan RendahItem Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Anak pada saat Pendampingan Sosial di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardi Utomo Boyolali.(Perpustakaan, 2024-03-14) ADE ANDRIYANI, 19.04.123.; Dwi Heru Sukoco; Ade SubarkahABSTRAK ADE ANDRIYANI, 19.04.123. Pengungkapan Diri (Self Disclosure) Anak pada saat Pendampingan Sosial di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardi Utomo Boyolali. Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi pengungkapan diri anak yang terjadi pada saat pendampingan sosial di Panti Pelayanan Sosial Anak Pamardi Utomo Boyolali yang mencakup tentang: 1) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan fisik, 2) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan mental, 3) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan sosial, 4) pengungkapan diri anak pada saat bimbingan belajar, 5) pengungkapan diri anak pada saat berinteraksi sosial dengan sesama penerima manfaat, dan 6) pengungkapan diri anak pada saat berinteraksi sosial dengan pekerja sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan sebanyak lima orang yang terdiri atas 3 (tiga) anak penerima manfaat dan 2 (dua) orang pendamping atau pengasuh. Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan uji kredibilitas, transferability, depandability, dan confirmability. Teknik analisis data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi pengungkapan diri anak pada saat pendampingan sosial di PPSA Pamardi Utomo Boyolali masih berada pada tingkatan basa-basi. Hasil penelitian: pengungkapan diri anak dapat diamati dalam bentuk nonverbal, tingkat pengungkapan diri anak masih sebatas basa-basi yang disebabkan dari kurangnya keterampilan mendengarkan yang efektif dan aktif, dan kurangnya dukungan pengungkapan diri. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merumuskan usulan program yang dapat disajikan sebagai pemecah masalah, yaitu “Pengembangan Kapasitas Pendampingan dan Pengasuhan dalam Membangun Komunikasi dan Relasi yang Efektif dengan Penerima Manfaat di PPSA Pamardi Utomo Boyolali.” Kata Kunci : Pengungkapan Diri, Anak, Pendampingan SosialItem Peran Pekerja Sosial dalam Melindungi Perempuan yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan di Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Bandung,(Perpustakaan, 2024-03-06) ELISA SALSABILA DEWI, 19.04.035.; Dwi Heru Sukoco; Ade Subarkah.ABSTRAK ELISA SALSABILA DEWI, 19.04.035. Peran Pekerja Sosial dalam Melindungi Perempuan yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan di Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Bandung, Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Skripsi ini meneliti tentang Peran Pekerja Sosial dalam Melindungi Perempuan Yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan di Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Bandung. Peran merujuk pada seperangkat tanggungjawab yang harus dijalankan oleh pekerja sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran secara empiris tentang: 1) karakteristik informan, 2) profil Yayasan Rumah Tumbuh Harapan, 3) peran pekerja sosial sebagai pemungkin (enabler), 4) peran pekerja sosial sebagai perantara (broker), 5) peran pekerja sosial sebagai perencana (planner), 6) peran pekerja sosial sebagai fasilitator, 7) faktor pendukung dan faktor penghambat. Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) wawancara, 2) observasi, dan 3) studi dokumentasi. Adapun teknik analisa data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pekerja sosial sebagai pemungkin (enabler), perantara (broker), perencana (planner), dan fasilitator sudah berjalan dengan baik namun belum optimal karena kurangnya kesadaran dari klien untuk melakukan perubahan yang menyebabkan klien kurang terbuka terhadap pekerja sosial, pekerja sosial belum percaya diri untuk memulai pembicaraan dengan klien yang menyebabkan tidak tersampaikannya informasi dari klien kepada pekerja sosial, terbatasnya sistem sumber yang tersedia di yayasan dan belum semua klien mengikuti kegiatan secara aktif. Hasil penelitian ditemukan peran baru yang dilakukan pekerja sosial yaitu sebagai motivator, pendamping proses melahirkan dan pembuat catatan sosial Program penanganan yang diusulkan peneliti untuk menghadapi permasalahan yang dihadapi pekerja sosial Yayasan Rumah Tumbuh Harapan adalah “Bimbingan Teknis Peran Pekerja Sosial dalam Melindungi Perempuan Yang Mengalami Kehamilan Tidak Diinginkan di Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Bandung.” Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pekerja sosial dalam melaksanakan perannya. Kata Kunci: Peran, Pekerja Sosial, Kehamilan Tidak Diinginkan. ABSTRACT ELISA SALSABILA DEWI, 19.04.035. The Role of Social Workers in Protecting Women Who Experience Unwanted Pregnancy at Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Bandung, Guided by Dwi Heru Sukoco and Ade Subarkah. This thesis examines the Role of Social Workers in Protecting Women Who Experience Unwanted Pregnancy at Yayasan Rumah Tumbuh Harapan Bandung. Role refers to the set of responsibilities that a social worker must perform. This study aims to obtain an empirical picture of: 1) informant characteristics, 2) the profile of Rumah Tumbuh Harapan Foundation, 3) the role of social workers as enablers, 4) the role of social workers as brokers, 5) the role of social workers as planners, 6) the role of social workers as facilitators, 7) supporting and inhibiting factors. The method used is qualitative research with a descriptive research design. The data collection techniques used were: 1) interviews, 2) observations, and 3) documentation studies. The data analysis techniques are through data reduction, data presentation, and conclusions. The results showed that the role of social workers as enablers, brokers, planners, and facilitators has been going well but not optimal due to lack of awareness from clients to make changes which causes clients to be less open to social workers , social workers are not confident to start conversations with clients which causes information not to be conveyed From clients to social workers, there is a limited system of resources available at the Foundation and not all clients actively participate in activities. The results of the study found a new role carried out by social workers, namely as motivators, companions of the childbirth process and social record makers The handling program proposed by researchers to deal with the problems faced by social workers of Rumah Tumbuh Harapan Foundation is "Technical Guidance on the Role of Social Workers in Protecting Women Who Experience Unwanted Pregnancy at Rumah Tumbuh Harapan Foundation Bandung." This program aims to optimize social workers in carrying out their roles. Keywords: role, social worker, unwanted pregnancy.Item Peran Pekerja Sosial dalam Meningkatkan Kemandirian Keterampilan Vokasional Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Mahatmiya Bali.(Perpustakaan, 2024-02-04) GUSTI AYU MADE DWI SAWITRI, 19.04.257.; Dwi Heru Sukoco; Ade SubarkahABSTRAK GUSTI AYU MADE DWI SAWITRI, 19.04.257. Peran Pekerja Sosial dalam Meningkatkan Kemandirian Keterampilan Vokasional Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Mahatmiya Bali. Pembimbing: Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Peran pekerja sosial dalam meningkatkan kemandirian keterampilan vokasional penyandang disabilitas sensorik netra di sini merujuk kepada perilaku yang diharapkan oleh Sentra Mahatmiya terhadap pekerja sosialnya. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran: 1) Peran sebagai pemungkin, 2) Peran sebagai pendidik, 3) Peran sebagai pemberdaya, 4) Peran sebagai group facilitator, dan 5) Peran sebagai penghubung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian sebanyak enam orang yaitu: empat orang pekerja sosial dan dua orang penerima manfaat. Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah: 1) Uji Kredibilitas Data, 2) Uji Keteralihan, 3) Uji Ketergantungan, dan 4) Uji Kepastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial sudah melaksanakan peran sebagai pemungkin, pendidik, pemberdaya, group facilitator, dan penghubung dalam meningkatkan kemandirian keterampilan vokasional penyandang disabilitas sensorik netra di Sentra Mahatmiya Bali. Namun peran-peran tesrebut belum dilakukan secara optimal karena terdapat kendala atau hambatan yang disebabkan oleh faktor internal dan faktor ekstenal. Oleh karena itu diusulkan program “Bimbingan Teknis Peningkatan Peran Pekerja Sosial dalam Meningkatkan Kemandirian Keterampilan Vokasional Penyandang Disabilitas Sensorik Netra di Sentra Mahatmiya Bali” dengan menggunakan metode community organization dan social group work. Kata Kunci: Peran Pekerja Sosial, Kemandirian, Vokasional, Disabilitas SensorikItem Peran Pekerja Sosial dalam Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Lanjut Usia di Satuan Pelayanan Griya Lansia Garut.(Perpustakaan, 2024-09-09) NOR AZIZAH AYU TRISNA, NRP. 20.04.203.; Dwi Heru Sukoco; Nike VonikaNOR AZIZAH AYU TRISNA, NRP. 20.04.203. The Role of Social Workers in Improving the Fulfillment of Elderly Needs in Satuan Pelayanan Griya Lansia Garut. Supervisors Dwi Heru Sukoco and Nike Vonika. The role of social workers refers to culturally determined pattern of behavior that is prescribed for an individual who occupies a specific social position or status as social workers in Satuan Pelayanan Griya Lansia Garut. The aim of this research are 1) Task of social workers in improving the fulfillment of elderly needs, 2) The role of social worker as enabler, 3) The role of social worker as broker, 4) The role of social worker as educator, 5) The role of social worker as initiator, 5) The role of social worker as empowerer. Method that used in this research is descriptive method with a qualitative approach. The research informants were seven people, they are four social workers, two elderly, and one coordinator. Determination of informants using purposive sampling techniques. Data collection techniques using indepth interview, observation, and documentation study. Checking the validity of the data used 1) Credibility Test, 2) Transferability Test, 3) Dependability Test, and 4) Confirmability Test. The results of research showed that social workers have carried out their role as enabler, broker, educator, initiator, and empowerer through services provided such as physical, social, mental, spiritual, art, and craft skill guidance. However, these roles have not been carried out optimally because there are obstacles caused by internal and external factors. Therefore, a program is proposed “Technical Guidance to Improve the Role of Social Workers.” This program aim to improving the role of social worker to fulfill the elderly need. Method that used in this program is social work administration and the technique using role play and partnership. Keywords: The Role of Social Worker, Need, Elderly. ABSTRAK NOR AZIZAH AYU TRISNA, NRP. 20.04.203. Peran Pekerja Sosial dalam Meningkatkan Pemenuhan Kebutuhan Lanjut Usia di Satuan Pelayanan Griya Lansia Garut. Dosen Pembimbing Dwi Heru Sukoco dan Nike Vonika. Peran pekerja sosial mengarah pada pola perilaku yang ditentukan secara budaya bagi individu yang menempati kedudukan atau status sebagai pekerja sosial di Satuan Pelayanan Griya Lansia Garut. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran tentang 1) Tugas pekerja sosial dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan lanjut usia, 2) Peran pekerja sosial sebagai pemungkin, 3) Peran pekerja sosial sebagai penghubung, 3) Peran pekerja sosial sebagai penghubung, 4) Peran pekerja sosial sebagai pendidik, 5) Peran pekerja sosial sebagai inisiator, dan 6) Peran pekerja sosial sebagai pemberdaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang meliputi empat pekerja sosial, dua lanjut usia, dan satu koordinator satpel. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan: 1) Uji Kredibilitas data, 2) Uji Keteralihan, 3) Uji Ketergantungan, dan 4) Uji Kepastian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja sosial di Satuan Pelayanan Griya Lansia Garut sudah melaksanakan peran-perannya sebagai pemungkin, penghubung, pendidik, inisiator, dan pemberdaya melalui pelayanan yang diberikan pada saat bimbingan fisik, sosial, mental, spiritual, kesenian, dan keterampilan. Namun, peran tersebut belum dilaksanakan secara optimal karena terdapat hambatan dari dalam maupun luar. Oleh karena itu, peneliti membuat usulan program yang bernama “Bimbingan Teknis Peningkatan Peran Pekerja Sosial.” Usulan program ini memiliki tujuan yaitu agar meningkatnya peran pekerja sosial dalam pemenuhan kebutuhan lanjut usia. Metode yang digunakan dalam program ini adalah administrasi pekerjaan sosial dan teknik bermain peran serta kerjasama (partnership). Kata kunci: Peran pekerja sosial, Kebutuhan, Lanjut usiaItem Peran Pekerja Sosial Medik dalam Melayani Pasien Gangguan Jiwa yang Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat(Perpustakaan, 2024-03-18) GHYANI AYU GHYFFARI, 18.04.239.; Dwi Heru Sukoco; Irniyati SamosirABSTRAK GHYANI AYU GHYFFARI, 18.04.239. Peran Pekerja Sosial Medik dalam Melayani Pasien Gangguan Jiwa yang Rawat Inap di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, Pembimbing Dwi Heru Sukoco dan Irniyati Samosir. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran permasalahan sosial yang dialami pasien gangguan jiwa yang menjalani rawat inap dan peran pekerja sosial medik dalam menangani masalah tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan desain studi kasus terhadap tiga orang pekerja sosial dan tiga orang pasien yang ditentukan dengan teknik purposive. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, serta triangulasi data. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerja sosial melaksanakan tugasnya untuk membantu memecahkan masalah yang dialami pasien, pekerja sosial melaksanakan asesmen masalah, kebutuhan, dan sistem sumber, pekerja sosial melakukan kegiatan advokasi, pekerja sosial membimbing pasien dalam masa rehabilitasi dan melakukan follow up kepada pasien maupun keluarga pasien saat pasien diizinkan pulang. Dalam melaksanakan tugasnya, pekerja sosial melaksanakan perannya sebagai konselor, perantara, pendidik, advokat, fasilitator, motivator, mediator, perencana sosial, dan peneliti. Pelaksanaan peran tersebut didukung oleh adanya dukungan dari berbagai pihak. Keterbatasan jumlah tenaga pekerja sosial serta keterbatasan kebijakan praktik pekerja sosial menghambat pelaksanaan peran tersebut. Peneliti merekomendasikan program “Peningkatan Pelaksanaan Peran Pekerja Sosial Medik di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat” yang meliputi beberapa kegiatan seperti lokakarya praktik pekerjaan sosial medik, perumusan SOP pelayanan kesehatan pasien rawat inap, dan perumusan kebijakan peran pekerja sosial dalam melayani pasien rawat inap. Kata Kunci: Peran Pekerja Sosial Medik; Pasien Gangguan Jiwa; Orang dengan Gangguan JiwaItem Peran Pendamping Keluarga dalam Penanganan Stunting di Kelurahan Kadipiro.(Perpustakaan, 2024-01-23) EKA YUNI SETYOWATI, 19.04.129.; Dwi Heru Sukoco; Ade SubarkahABSTRAK EKA YUNI SETYOWATI, 19.04.129. Peran Pendamping Keluarga dalam Penanganan Stunting di Kelurahan Kadipiro. Dibimbing oleh Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pendamping keluarga di Kelurahan Kadipiro yang mencakup tentang: 1) karakteristik informan, 2) pelaksanaan peran pendamping keluarga sebagai pendidik, 3) pelaksanaan peran pendamping keluarga sebagai penyuluh, 4) peran pendamping keluarga sebagai pemantau dalam penanganan stunting di Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Jumlah informan sebanyak empat orang yang terdiri atas keluarga anak stunting dan tiga (3) anggota pendamping keluarga. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder yang diperoleh dengan pengumpulan data dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Teknis analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa peran pendamping keluarga dalam penanganan stunting kurang maksimal. Permasalahan yang ditemukan: 1) Latar belakang pendidikan yang berbeda antar anggota pendamping keluarga menyebabkan kegiatan penyuluhan kurang maksimal, 2) Graduasi untuk anggota pendamping keluarga yang usianya sudah tidak lagi muda untuk mempermudah menginput data dari setiap kegiatan yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian peneliti merumuskan usulan program yang disajikan sebagai pemecah masalah yaitu, “ Bimbingan teknis peningkatan peran pendamping keluarg di Kelurahan Kadipiro Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.” Kata kunci: Peran, Pendamping keluarga, Penanganan Stunting ABSTRACT EKA YUNI SETYOWATI, 19.04.129. The Role of Family Facilitators in Handling Stunting in Kadipiro Village. Supervised by Dwi Heru Sukoco and Ade Subarkah. This study aims to determine the role of the family companion in the Kadipiro Village which includes: 1) the characteristics of the informant, 2) the implementation of the role of the family companion as an educator, 3) the implementation of the role of the family companion as extension agent, 4) the role of the family companion as a monitor in handling stunting in the Village Kadipiro, Banjarsari District, Surakarta City. This study uses a qualitative method. The number of informants was four people consisting of families of stunted children and three (3) family companion members. Sources of data in this study consisted of primary data sources and secondary data sources obtained by collecting data using purposive sampling. Data collection techniques used are interviews, observation, documentation studies. Checking the validity of the data using triangulation techniques. Technical data analysis is done by means of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of the study show that the role of the family companion in handling stunting is not optimal. Problems found: 1) Different educational background among family companion members causes counseling activities to be less than optimal, 2) Graduation for family companion members who are no longer young in age to make it easier to input data from each activity carried out. Based on the research results, the researchers formulated a program proposal that was presented as a problem solver, namely, "Technical guidance to increase the role of family companions in Kadipiro Village, Banjarsari District, Surakarta City." Keywords: Role, Family Companion, Handling StuntingItem Peran Pendamping Sosial dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.(perpustakaan, 2024-01-04) Rafi Nur Kurniawan, 19.04.089.; Dwi Heru Sukoco; Ade SubarkahABSTRAK Rafi Nur Kurniawan, NRP. 19.04.089. Peran Pendamping Sosial dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. Dosen Pembimbing: Dwi Heru Sukoco dan Ade Subarkah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam mengenai Peran Pendamping Sosial dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang. Penelitian ini mengguunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Informan dalam penelitian ini adalah pendamping sosial, KPM PKH, dan koordinator PKH. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan menggunakan teknik wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Penelitian ini meneliti mengenai peran pendamping sosial dalam kegiatan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) yang meliputi peran enabler, fasilitator, broker, mediator, advocate, dan edukator. Hasil penelitian menunjukan bahwa pendamping sosial tidak melaksanakan setiap peran dengan maksimal; pendamping sosial hanya melakukan emapat dari enam peran yang diteliti yaitu peran enabler, fasilitator, mediator, dan edukator. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merancang sebuah program, yaitu “Peningkatan Peran Pendamping Sosial dalam Kegiatan P2K2” yang merupakan program pengembangan kapasitas bagi pendamping sosial bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan pendamping sosial dalam meningkatkan pelaksanaan peran pada kegiatan P2K2 di Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. Kata Kunci: Peran, Pendamping Sosial, Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). ABSTRACT Rafi Nur Kurniawan, NRP. 19.04.089. The Role of Social Facilitators in the Family Capacity Building Group (P2K2) of the Family Hope Program (PKH) in Cisitu District, Sumedang Regency. Dosen Pembimbing: Dwi Heru Sukoco and Ade Subarkah. This study aims to examine more deeply the role of social assistants in Family Capacity Building Meetings (P2K2) for the Family Hope Program (PKH) in Cisitu District, Sumedang Regency. This study uses a descriptive research method with a qualitative approach. Informants in this study were social assistants, KPM PKH, and PKH coordinators. The data collection technique used by researchers is by using interview techniques, observation, and study documentation. This study examines the role of social assistants in Family Capacity Building Meetings (P2K2) activities which include the roles of enablers, facilitators, brokers, mediators, advocates, and educators. Research results show that social assistants do not carry out each role optimally; social assistants only perform four of the six roles studied, namely the roles of enabler, facilitator, mediator, and educator. Based on the research results, the researchers designed a program, namely "Enchament the Role of Social Assistants in P2K2 Activities" which is a capacity building program for social assistants aimed at developing the knowledge and skills of social assistants in improving the implementation of roles in P2K2 activities in Cisitu District, Sumedang Regency. Keywords: Role, Social Facilitator, Family Capacity Building Meeting (P2K2).